• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dwi Ayu Himawati D1509025

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dwi Ayu Himawati D1509025"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS AKTIF

DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Sebutan

Vokation Ahli Madya (A. Md.) dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Oleh:

DWI AYU HIMAWATI D1509025

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv MOTTO

“Sedikit pengetahuan yang digunakan untuk berkarya, sungguh lebih berharga dari pada banyak pengetahuan disimpan saja” Kahlil Gibran

Jauh lebih baik e jadi sumur kering yang dilempari batu oleh setiap

orang yang melewatinya, dari pada menjadi sumber air kehidupan yang

tidak per ah terpakai Kahlil Gibra

Kesalaha terbersar laki-laki adalah ketika memilih pekerjaan, dan

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Kedua Orang tuaku yang selalu memberikan

dukungan dan doa

Kakakku yang selalu menyemangatiku

Teman-teman dan Sahabat-sahabatku

Seseorang yang selalu ada di hatiku

(6)

commit to user

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan rahmat dan karunia Nya bagi penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas akjir ini berjudul ”MANAJEMEN ARSIP DINAMIS AKTIF

DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA SURAKARTA”.

Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

persyaratan guna memperoleh Sebutan Profesi Ahli Madya Progam D III

Manajemen Administrasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Di dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat

kesuilitan. Namun berkat bantuan dan dukungan moral maupun material dari

berbagai pihak, akhitnya kesulitan tersebut bisa teratasi. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Kristina Setyowati, M.Si selaku Dosen Pembimbing utama

yang telah bersedia dan memberikan saran, bimbingan dan pengarahan

dalam penulisan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Drs. H. Sakur, M.S. selaku Ketua Program Diploma

Manajemen Administrasi dan Selaku Pembimbing Akademis yang

telah membimbing, memberi nasehat dan membantu penulis sehingga

dapat menempuh perkuliahan dengan baik.

3. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. M. Yuhri selaku ketua seksi bagian pengelolaan arsip di

Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Surakarta.

5. Bapak Sri Wahyudi, S.Sos dan Bapak Haryanto, S.Sos, selaku

pembimbing peserta magang di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

Kota Surakarta.

6. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang telah memberi dukungan

(8)

commit to user

viii

7. Seluruh teman-teman yang ada di D-III Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret, khususnya teman-teman D-III

manajemen administrasi angkatan 2007.

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan pengamatan dan

penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan banyak

kekurangannya, Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan

masukan dari pembaca demi meningkatkan pengetahuan penulis.

Harapan Penulis, Semoga penyusunan Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta,

(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Pengamatan ... 3

D. Manfaat Pengamatan ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN ... 5

A. Pengertian Manajemen Arsip ... 5

1. Pengertian Manajemen ... 5

2. Pengertian Arsip ... 11

3. Pengertian Manajemen Arsip ... 13

4. Fungsi Arsip ... 15

5. Jenis Arsip ... 15

(10)

commit to user

x

1. Penerimaan Arsip ... 16

2. Pencatatan Arsip ... 17

3. Penataan dan Penyimpanan Arsip ... 17

4. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip... 18

5. Penyusutan dan Pemindahan Arsip ... 21

6. Pemeliharaan dan Perawatan Arsip... 22

7. Kendala-kendala Dalam Pengelolaan Arsip ... 24

C. Metode Pengamatan ... 26

1. Jenis Pengamatan ... 26

2. Lokasi Pengamatan ... 26

3. Sumber Data ... 26

4. Teknik Pengamatan ... 27

5. Teknik Analisis Data ... 29

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI ... 30

A. Lokasi pengamatan ... 30

B. Sejarah Berdirinya Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ... 30

C. Visi dan Misi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ... 33

D. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ... 33

E. Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ... 34

F. Pegawai Seksi Pengelolaan Arsip ... 40

BAB IV PEMBAHASAN ... 36

A. Manajemen Arsip Dinamis Aktif di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ... 43

1. Tahap Penciptaan ... 45

(11)

commit to user

xi

3. Tahap Penyimpanan Aktif ... 52

4. Tahap Pemindahan Menjadi Penyimpanan Aktif ... 54

B. Analisa JumlahPengelolaan Arsip Dinamis Aktif Di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ... 55

C. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ... 58

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 62

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Pegawai Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota

Surakarta Pada Tahun 2010...……… 42

Tabel 4.1 Jumlah Arsip Dinamis Aktif Pada Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah Kota Surakarta………..……….……...… 56

Tabel 4.2 Jumlah Penerimaan Arsip Pada Kantor Arsip dan

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gb. 1. Tingkatan Manajemen………. 10

Gb. 2. Model Analisis Interaktif ………... 29 Gb. 3. Bagan Orgnisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

(14)

commit to user

xiv ABSTRAK

Dwi Ayu Himawati. D1509025. Manajemen Arsip Dinamis Aktif di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta. Program Diploma III Manajemen Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sebelas Maret Surakarta. 62 halaman

Manajemen arsip dinamis aktif merupakan kegiatan yang penting dilakukan pada setiap lembaga atau instansi. Seperti halnya di Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Surakarta. Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui manajemen arsip dinamis aktif di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta. Pengamatan ini merupakan jenis pengamatan deskripsi kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu informan yang dianggap mengetahui informasi secara mendalam dan dapat dipercaya, dan dokumen-dokumen serta pengamatan atau observasi langsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan informan atau studi dokumen serta observasi terhadap kejadian atau peristiwa yang terkait dengan proses manajemen arsip dinamis aktif. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, sajian data kemudian penarikan kesimpulan.

Manajemen arsip dinamis aktif di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi 4 tahap, yaitu tahap penciptaan, tahap penggunaan, tahap penyimpanan aktif dan tahap pemindahan menjadi penyimpanan inaktif. Pada tahap penggunaan terdapat penataan berkas yang dilakukan dengan system kartu kendali. Pada tahap penyimpanan meliputi penyimpanan arsip dan penemuan kembali arsip dengan system kartu kendali.

(15)

commit to user

xv ABSTRACT

CANDRA AGUSTA IFAN ISYA’I, D1507088, DYNAMIC MANAGEMENT

OF ARCHIVES IN OFFICE ON ARCHIVES AND LIBRARY CITY SURAKARTA, Final Study Program Administrative Management Diploma Program Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University Surakarta, 2010, 50 page

In a very important organization of documents or archives, for archives as the memory center and source of information in order to conduct planning activities, analysis and responsible. This observation aims to find out how active archives and records management in the Office of the City Library and Archive staff only.

This research is a qualitative descriptive, namely to describe a number of data obtained from the Office of Library and Archive Surakarta which is then processed and analyzed so that conclusions can be drawn from these observations. In the analysis data using of qualitative descriptive method in determining methods of data analysis, conducted by observation, interviews, documentation and set the standard and the position of elements with one another so that they can be analyzed and pull in the conclusion.

Results of analysis of observations made in the Office of Surakarta City Archives and Library, the author concludes that active management of archives and records at the Archives and Library of Surakarta in accordance with prescribed procedures, and conducted by personnel who are experts in the field. But the existence of barriers that cause the active management of archives and records at the Archives and Library of Surakarta less than optimal. This is due to inhibiting factors include: lack of human resources to manage archives in the Office of Library and Archive Surakarta, places or buildings for the structuring and management of the archive is still not adequate, supporting facilities such as computer archives, fan, air conditioning and phone has not been fulfilled properly. These things hinder the creation of archives and records management optimization is active in the Archives and Library of Surakarta.

(16)

commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pelaksanaan administrasi sehari- hari tidak lepas dari proses

penciptaan arsip, karena arsip merupakan catatan atau rekaman dari setiap

kegiatan pada lembaga atau instansi tersebut. Secara umum catatan tersebut

berupa naskah atau dokumen ataupun sesuatu informasi yang berupa

rekaman. Arsip mempunyai peranan yang sangat penting dalam perjalanan

hidup suatu organisasi, oleh karena itu untuk menjaga keawetan daur hidup

sebuah arsip dari tahap penciptaannya, penggunaan, pemeliharaan dan

pemindahan serta pemusnahannya, sangat diperlukan sebuah system yang

baik dan benar untuk menangani arsip. Kegiatan yang berhubungan dengan

penyimpanan warkat dan dokumen- dokumen inilah yang selanjutnya disebut

kerasipan.

Dijelaskan dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2009 pasal 1 ayat

2 tentang kearsipan memberikan rumusan bahwa arsip adalah rekaman

kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima

oleh lembaga Negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,

organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam

pelaksanaan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Arsip pada kantor

ataupun badan swasta merupakan bahan resmi dari suatu perencanaan ,

pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan

demikian arsip diperlukan untuk membantu dalam pengambilan keputusan

atau kebijakan oleh pemimpin instansi tersebut. Kearsipan adalah suatu

bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan dokumen- dokumen

secara sistimatis sehingga bilamana diperlukan lagi dokumen- dokumen

tersebut dapat cepat ditemukan. Sedangkan arsip adalah kumpulan warkat

yang dikumpulkan secara sistematis karena mempunyai kegunaan agar setiap

kali diperlukan dapat ditemukan dengan cepat.

(17)

commit to user

Menurut fungsinya arsip dibedakan menjadi 2, yaitu arsip dinamis dan

arsip statis. Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung

dalam perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan

pada umumnya atau digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

Administrasi Negara. Arsip dinamis ini berada pada lembaga pemerintah

ataupun lembaga swata karena arsip dinamis dipergunakan secara langsung

dalam perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan adminitrasi

sehari- hari.

Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta merupakan

sebuah instansi pemerintah yang salah satu lembaga teknis daerah kota

Surakarta yang mempunyai tugas pokok membantu dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah khususnya di bidang kerasipan. Dimana pelaksanaan tugas

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pengelolaan kersipan merupakan

tantangan bagi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta untuk

meningkatkan kinerja maupun kualitas manajemen arsip pemerintah kota

Surakarta.

Arsip disimpan karena mempunyai kepentingan bagi lembaga, instansi

atau organisasi baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Dari hari ke hari surat- surat yang masuk dan keluar pada Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah Kota Surakarta semakin banyak, surat- surat tersebut

sangat perlu dikelola sebaik mungkin karena masih diperlukan

keberadaannya. Karena yang dikelola bukan hanya arsip dari Kantor Arsip

dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, terkadang arsip aktif yang

dibutuhkan tidak cepat ditemukan, dikarenakan manajemen arsip aktif yang

belum baik dan benar. Sulitnya mencari surat atau informasi yang dubutuhkan

dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan oleh pimpinan.

Karena banyaknya surat yang keluar masuk serta intensitas penggunaan

arsip di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, dalam

pengurusan surat masuk atau keluar terkadang tidak sesuai dengan prosedur

yang seharusnya. Seperti tidak dicatatnya surat masuk pada agenda surat

(18)

commit to user

harusnya sudah dipindahkan ke inaktif tidak segera dipindahkan sehingga

terjadi penumpukan arsip. Akibat dari tidak sesuai prosedur atau ada

prosedur yang terlewat, pencatatan dan penyimpanan arsip aktif juga tidak

dapat dilakukan secara maksimal. Sehingga arsip aktif yang intensitas

penggunaannya masih tinggi tidak mudah ditemukan.

Demi mendukung kelancaran semua kegiatan yang menyangkut

administrasi kerasipan, peran arsip pada Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah Kota Surakarta sangat penting. Maka dari itu penulis mencoba untuk

meneliti bagaimana system pengelolaan arsip dinamis aktif yang baik dan

benar di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul sebagai berikut: “MANAJEMEN ARSIP DINAMIS AKTIF DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana manajemen arsip dinamis aktif pada Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah Kota Surakarta?

2. Kendala apa saja yang ada dalam manajemen arsip dinamis aktif pada

Kantor Arsip dan Perpustakaan daerah Kota Surakarta?

C. Tujuan Pengamatan 1. Tujuan Operasional:

 Untuk mengetahui manajemen arsip dinamis aktif pada Kantor Arsip

dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta.

 Untuk mengetahui kendala- kendala apa saja yang muncul dalam manajemen arsip dinamis aktif pada Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah Kota Surakarta.

2. Tujuan Fungsional: Dapat memberi masukan mengenai manajemen dan

cara mengatasi kendala yang muncul dalam manajemen arsip dinamis

(19)

commit to user

3. Tujuan Individual: Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutah

Ahli Madya pada Program Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan ILmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan

1. Memberi penjelasan mengenai manajemen arsip dinamis aktif pada

Kantor Arsip dan Perpustakaan daerah Kota Surakarta.

2. Sebagai media pembelajaran bagi semua pihak yang berkepentingan

(20)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN ARSIP 1. Pengertian Manajemen

Pembicaraan mengenai manajemen, selalu didahului dengan

organisasi. Kita hidup selalu berhubungan dengan organisasi. Apakah itu

organisasi kampong, desa, sekolah, politik, olah raga, pemerintah maupun

organisasi ekonomi. Semua organisasi mempunyai beberapa program atau

metode untuk mencapai sasaran, yaitu rencana. Tanpa rencana yang

rencana yang harus dikerjakan, kemungkinan besar tidak ada organisasi

yang bertindak efektif.

Ada tiga alasan penting untuk mempelajari organisasi dan praktik

manajemen, yaitu yang menyangkut masa lalu, masa kini dan masa depan.

Untuk menjalankan organisasi dengan segala permasalah tersebut

diperlukan manajemen yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus

secara berkesinambungan.

Manajemen berasal dari bahsa inggris yaitu management dengan

kata dasar to manage yang secara harfiah berarti mengelola. Sebagai kata

benda, manajemen dalam bahsa kita sering diartikan sebagai pimpinan,

yaitu sekelompok orang penting yang mengatur jalannya suatu organisasi

atau perusahaan. Sehingga manager dipakai untuk menyebut pejabat

organisasi atau perusahaan.

James A. F. Stoner (Sentot Imam Wahjono, 2008:5), menjelaskan

bahwa manajemen adalah :

“…proses merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan para anggota organisasi serta menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang telah ditetapkan”.

Sementara itu, Luther Gulick (Sentot Imam Wahjono, 2008:5), menjelaskan bahwa manajemen adalah :

(21)

commit to user

“…ilmu (science) yang memungkinkan manusia saling bekerja sama secara istematis sehingga bermanfaat bagi manusia”.

Kemudian Marry Parker Follet (Sentot Imam Wahjono, 2008:5),

menjelaskan bahwa manajemen adalah :

“ …seni (art) untuk melakukan pekerjaan melalui orang lain”.

Dari berbagai definisi manajemen diatas dapatlah dikatakan bahwa

manajemen adalah gabungan ilmu dan seni yang merupakan sekumpulan

proses tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pemimpinan, serta pengendalian atas penggunaan sumber-sumber daya

organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sehingga bermanfaat bagi manusia. Dikatakan ilmu karena manajemen

bisa dipelajari dari praktik-praktik di lapangan baik berupa kasus-kasus

yang berhasil maupun yang gagal sehingga didapatlah teori yang

menjelaskan tindakan tertentu (sebab akibat).

Sebagai ilmu yang dinamis, manajemen juga berkembang dari masa

ke masa yang mengarah ke perbaikan dan penajaman. Dikatakan sebagai

seni, karena dalam proses pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen ternyata

terdapat perbedaan hasil antara penanganan satu orang dengan yang lain

meskipun menggunakan teori yang sama.

2. Proses Manajemen

Sejak akhir abad ke- 19, para ilmuwan mendefinisikan manajemen

ke dalam empat fungsi pokok manajer, yaitu perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), dan

pengendalian (controlling).

James A.F. Stoner juga mendefinisikan manajemen ke dalam empat

fungsi pokok manajer. Untuk lebih jelasnya empat pokok fungsi manajer

(22)

commit to user

a). Perencanaan

Perencanaan (planning), mengandung arti bahwa manajer lebih

dahulu memikirkan dengan seksama sasaran dan tindakan berdasarkan

pada beberapa metode, rencana, atau logika dan bukan berdasarkan

perasaan. Jadi perencanaan adalah proses menetapkan sasaran dan

memilih cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Sentot

Imam Wahyono, 2008 : 55). Rencana mampu mengarahkan tujuan

organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya.

Disamping itu rencana merupakan pedoman untuk :

1). Organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang

diperlukan untuk mencapai tujuan;

2). Anggota organisasi melaksanakan kegiatan yang konsisten dengan

tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan;

3). Memantau dan mengukur kemajuan dalam mencapai tujuan,

sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak

memuaskan.

b). Pengorganisasian

Pengorganisasian (organizing) adalah proses mengatur dan

mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya ke sejumlah

anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran

organisasi. Sasaran yang berbeda memerlukan struktur yang berbeda

pula sehingga para manajer harus menyesuaikan struktur organisasi

dengan sasaran dan sumber dayanya, proses yang disebut desain

organisasi atau perancangan organisasi. Yang tidak kalah penting

setelah struktur organisasi dibentuk sesuai dengan kekhususan

organisasi, ialah mencari staf (staffing) yang cocok dengan jumlah dan

waktunya. Jadi pengorganisasian adalah penentuan struktur organisasi

yang paling cocok dengan tujuan dan strategi organisasi, sumber daya

yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya (Sentot Imam

(23)

commit to user

Kata kunci dalam mengorganisasi adalah koordinasi, antara lain

: menjamin pengalokasian semua pekerjaan sampai habis kepada

setiap orang di dalam organisasi, serta berjalan dengan baik tanpa

terjadinya ekses tumpang tindih (overlapping) yang tidak produktif.

Dalam batas tertentu tumpang tindih pekerjaan dengan tujuan efisiensi

dan optimalisasi peran sangat dianjurkan. Namun yang perlu dihindari

adalah akibat-akibatnya yang kontra produktif. Oleh karena itu

diperlukan upaya koordinasi.

c). Kepemimpinan

Kepemimpinan menurut House et. Al. adalah kemampuan

individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain

mampu memberikan kontribusinya demi efektifitas dan keberhasilan

organisasi (dalam Gary Yukl, 2005 : 4). Sedangkan menurut Rauch

dan Behling bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

aktivitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai sasaran (dalam

Gary Yukl, 2005 : 4). Jadi kepemimpinan (leadership) itu meliputi

mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk

melaksanakan tugas yang penting. Para manajer memimpin untuk

membujuk orang lain supaya mau bergabung dalam rangka mengejar

masa depan yang muncul dari langkah planning dan organizing.

Fungsi leadership merupakan fungsi paling kritis (paling menentukan

keberhasilan) dari keseluruhan fungsi manajemen. Banyak kasus yang

menjelaskan tentang kesuksesan organisasi dengan sumber daya

memadai, hanya karena sukses mengelola fungsi ini. Dalam banyak

organisasi di Indonesia, siapa yang memimpin menjadi titik sentral

pembahasan sukses.

Manajemen berarti getting things done through the other people

atau mencapai tujuan melalui orang lain, apabila tidak mau melakukan

sesuatu untuk organisasi, maka dilakukan motivasi oleh manajer

dengan menggunakan seninya untuk mempengaruhi orang lain dari

(24)

commit to user

d). Pengendalian

Pengendalian menurut R.J. Mockler adalah usaha yang

sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan

tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan

pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan

penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang

diperlukan agar sumber daya dapat dipergunakan secara efektif dan

efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan (dalam Ir. Abrar

Husen,MT, 2009 : 161). Jadi pengendalian (controlling) dapat

diartikan sebagai proses kegiatan untuk memastikan bahwa aktivitas

yang terjadi sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses ini

melibatkan berbagai elemen :

1). Menetapkan standar prestasi kerja;

2). Mengukur prestasi kerja saat ini;

3). Membandingkan prestasi kerja dengan standarnya;

4). Mengambil tindakan korektif bila ada penyimpanan.

Sekarang banyak organisasi menetapkan cara baru dengan

memasukkan mutu ke dalam fungsi pengendalian. Salah satu

pendekatan yang popular saat ini adalah Total Quality Management

(TPQ) yang mengharuskan manajemen berada dalam kondisi

perbaikan terus-menerus dalam semua operasi dan fungsi.

3. Tingkat Manajemen dan Keterampilan Manajemen a). Tingkat Manajemen

Tingkatan manajemen adalah tingkatan manajer di dalam mengelola

organisasi sesuai dengan tingkat kewenangan. Tingkatan manajemen

dibagi tiga level, yaitu :

1). Manajer Lini Pertama (first line manager) adalah tingkatan

terbawah dalam manajemen suatu organisasi. Memimpin dan

mengawasi langsung, serta bertanggung jawab terhadap kelancaran

(25)

commit to user

menjadi tumpuan harapan atas keberhasilan pencapaian tujuan, dan

diharapkan mampu mengartikan dan menterjemahkan sasaran dan

tujuan organisasi serta mampu membuat breakdown pekerjaan

yang rinci dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh

karyawan pelaksana.

2). Manajer Madya (middle manager) bertugas memimpin dan

mengawasi manajer lini pertama. Bertanggung jawab ke manajer

puncak, dan mengimplementasikan kebijakan serta mendapatkan

keselarasan antara tuntutan manajer puncak dengan kemampuan

bawahannya.

3). Manajer Puncak (top manager), bertanggung jawab atas

keseluruhan kegiatan organisasi. Tugasnya adalah menetapkan

kebijakan dan mengarahkan organisasi agar dapat beradaptasi

dengan lingkungan mikro dan makro perusahaan dan menjamin

tercapainya tujuan perusahaan.

GAMBAR 1.

TINGKATAN MANAJEMEN (MANAJEMEN LEVEL)

TOP

MIDDLE

FIRST LINE

KARYAWAN PELAKSANA

(NON- MANAJRIAL)

(26)

commit to user

b). Keterampilan Manajemen

Keterampilan manajemen adalah keterampilan yang dimiliki oleh manajer untuk menjalankan organisasi di dalam pencapaian suatu

tujuan. Perbedaan tingkat manajemen diikuti dengan perbedaan

keterampilan manajemen yang diperlukan. Keterampilan manajemen

ada tiga yaitu :

1). Keterampilan konseptual (conceptual skill) adalah kemampuan

mental untuk mengkoordinasi dan memadukan seluruh kepentingan

dan kegiatan organisasi (kemampuan manajer untuk melihat

organisasi secara keseluruhan dan memahami hubungan antar

elemen yang saling terkait dan saling tergantung;

2). Keterampilan kemanusiaan (interpersonal skill) adalah

kemampuan untuk bekerja sama dengan manusia lain (manajer

harus mempunyai kemampuan untuk memotivasi orang lain agar

tercipta partisipasi bersama dalam mencapai tujuan organisasi);

3). Keterampilan teknis (technical skill) adalah kemampuan dalam

menggunakan prosedur, teknik, dan pengetahuan di bidang-bidang

khusus, sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.

4. Pengertian Arsip

Ditinjau dari segi bahasa, istilah arsip dalam bahasa Belanda disebut

Archief, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Archieve, ksts inipun

berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Arche yang berarti ”permulaan”. Kemudian kata Arche ini berkembang menjadi kata Archia yang berarti ”catatan”. Selanjutnya dari kata Arche berubah menjadi kata Ar-cheion yang berarti ”gedung pemerintahan”. Sedangkan dalam bahasa latin disebut Archivum atau Archium, dan alkhirnya dari kata-kata ini dalam bahasa Indonesia dipakai istilah ”arsip” sampai saat ini.

Arsip juga dapat diartikan sebagai kumpulan warkat yang memiliki

(27)

commit to user

dengan cepat dan mudah (Sutarto, 1981: 200). Kata arsip meliputi 3

pengertian :

a. Kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan

b. Gedung (ruang) penyimpanan kumpulan naskah atau dokumen

c. Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan

naskah atau dokumen

Menurut fungsinya arsip dibedakan menjadi 2 macam yaitu arsip

dinamis dan arsip statis. Arsip dinamis adalah arsip-arsip yang

dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan,

penyeleggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan

secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara. Sedangkan

arsip statis adalah arsip-arsip yang tidak digunakan secara langsung untuk

perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya

maupun pada penyelenggaraan kehidupan sehari-hari administrasi. Dengan

demikian arsip statis tidak berada lagi di setiap organisasi pencipta arsip

tetapi berada di Arsip Nasional Republik Indonesia.

Arsip dinamis dibedakan menjadi dua, yaitu arsip dinamis aktif dan

arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis aktif adalah arsip dinamis yang masih

sering digunakan bagi kelangsungan pekerjaan di lingkungan suatu kerja

(unit pengolah) pada suatu organisasi. Arsip dinamis inaktif adalah arsip

dinamis yang frekuensi kegunaannya oleh unit pengolah sudah jarang dan

hanya digunakan sebagai referensi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa arsip adalah tulisan yang

dapat memberi keterangan tetang kejadian-kejadian dan pelaksanaan

organisasi yang berupa surat menyurat dan tata bahan yang dapat

memberikan keterangan yang jelas dan tepat. Data atau bahan tersebut dapat

berupa cetakan,buku catatan yang berisi korespondensi, hasil penelitian,

skripsi, dan latihan-latihan serta laporan mengenai suatu hal.

Arsip aktif digunakan secara langsung dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa pada umumnya dan

(28)

commit to user

demikian dapat disimpulkan bahwa arsip dinamis aktif yang secara langsung

dan terus menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan

administrasi. Sebagaimana terkandung dalam Peraturan Pemerintah Nomor

34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip.

5. Pengertian Manajemen Arsip

Manajemen arsip adalah kegiatan pengaturan informasi dan fisik

arsip dengan cara-cara tertentu untuk memudahkan kembali arsip yang

dibutuhkan kembali. Manajemen arsip dapat diartikan sebagai sistem

pengelolaan arsip yang melibatkan informasi, orang, peralatan, uang

sehingga arsip selalu siap ketika diperlukan dengan waktu yang cepat, tepat

dan untuk orang yang berhak. (ANRI, 2005:88).

Menurut Lundgren and Lundgren manajemen arsip dinamis meliputi

perencanaan, penempatan staff, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan terhadap arsip dan keseluruhan proses yang berkaitan dengan

arsip. Manajemen arsip pada dasarnya mengelola seluruh daur hidup arsip.

Dalam pengertian lain Robek, Brown dan Maedke menyatakan bahwa

manajemen arsip dinamis merupakan aplikasi kontrol yang sistematis dan

ilmiah terhadap informasi terekam yang dibutuhkan oleh prganisasi. Dari

dua pengertian ini, dapat disimpulkan bahawa manajemen arsip dinamis

adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di dalam rangka mengelola

keseluruhan daur hidup arsip. (ANRI, 2005:10)

Untuk mencapai tujuan manajemen arsip, maka perusahaan harus

mengetahui siklus hidup arsip. Menurut Ida Niraida, SE (2008:93) pada

umumnya setiap jenis arsip akan melewati siklus hidup, yaitu sebagai

berikut :

a. Tahap penciptaan

Pada tahap ini dokumen diciptakan/ dibuat, lalu digunakan

sebagai media penyampaian informasi atau dasar dalam

pengambilan keputusan. Pada tahap ini dokumen belum dapat

(29)

commit to user

b. Tahap penggunaan

Meskipun dokumen telah selesai digunakan, dokumen masih

diperlukan untuk waktu yang akan datang. Pada tahap ini

dokumen dapat dikategorikan sebagai arsip.

c. Tahap penyimpanan aktif

Arsip yang masih sering digunakan dalam berbagai kegiatan

perusahaan atau instansi disimpan di tempat penyimpanan dengan

status aktif.

d. Tahap pemindahan menjadi penyimpanan inaktif

Meskipun arsip sudah tidak diperlukan dalam kegiatan

perusahaan, tetapi masih perlu disimpan apabila sewaktu-waktu

ada kebutuhan yang relevan dengan kegiatan saat ini. Arsip

tersebut kemudian dipindahkan menjadi arsip inaktif.

e. Tahap pemusnahan atau pemindahan menjadi arsip historis

Arsip dimusnahkan apabila arsip tersebut sudah tidak berguna

lagi bagi perusahaan. Dengan pertimbangan dan alasan tertentu

arsip yang tidak terpakai tetap disimpan sebagai arsip kuno,

misalnya karena alasan historis.

Kelima tahapan ini hendaknya dilalui oleh setiap jenis arsip. Bila

salah astu atau beberapa tahap di atas kurang mendapat penanganan yang

serius/ tidak efektif, maka manajajemen kearsipan secara keseluruhan

menjadi tidak efektif pula.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen arsip dalam

pengertian luas tidak hanya menyangkut bagaimana cara menyimpan arsip

dengan baik tetapi juga mencakup hal-hal yang lebih signifikan mulai dari

penciptaan sampai pemusnahan arsip.

Pengelolaan arsip yang baik dan benar digunakan sebagai sarana

temu balik, penentuan nilai guna arsip, serta untuk pelaksanaan penemuan

(30)

commit to user

6. Fungsi Arsip

Peranan arsip sangatlah penting bagi sebuah organisasi, maka

keberadaan arsip perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga

keberadaan arsip tersebut benar-benar menunjukkan peran yang sesuai dan

dapat membantu dalam penyelesaian pekerjaan personil yang ada pada

organisasi gtersebut.

Arsip mempunyai 4 fungsi, yaitu :

a. Fungsi Informasi

Arsip yang disimpan merupakan bank data yang dapat dijadikan

rujukan pencarian informasi atau sumber ingatan apabila dibutuhkan.

b. Fungsi Yuridis

Arsip yang dimiliki suatu kantor atau organisasi memiliki fungsi

sebagai pendukung legalitas atau bukti-bukti apabila diperlukan.

c. Fungsi Sejarah

Arsip yang merekam informasi masa lalu dan menyediakan informasi

untuk masa yang akan datang.

d. Fungsi Ilmu Pengetahuan

Arsip juga sebagai bahan informasi untuk orang lain yang

membutuhkan sebagai penambahan pengetahuan.

Fungsi arsip tersebut diatas sangatlah membantu dalam

membedakan arsip, apakah arsip itu termasuk arsip aktif atau arsip inaktif.

Hal ini dilakukan karena tempat penyimpan yang berbeda antara arsip aktif

dengan arsip inaktif. Penyimpanan arsip secara teratur dapat membantu

dalam penemuan kembali arsip yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat.

7. Jenis Arsip

Menurut Suraja Yohannes (2006:35) dalam Tata Kearsipan Dengan

Memanfaatkan Teknologi Modern, jenis arsip dibedakan sebagai berikut :

a. Arsip Aktif (Dinamis Aktif)

Arsip yang masih dipergunakan terus-menerus bagi kelangsungan

pekerjaan dilingkungan unit pengolah dari suatu organisasi atau

(31)

commit to user

b. Arsip Inaktif (Dinamis Inaktif)

Arsip yang tidak lagi digunakan secara terus-menerus atau frekuensi

penggunaannya sudah jarang atau hanya digunakan sebagai referensi.

c. Arsip Dinamis

Arsip yang digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau

digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi

negara.

d. Arsip Statis

Arsip yang tidak digunakan secara langsung untuk perencanaan,

pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan kengasaan pada

umumnya maupun untuk penyelenggaraan administrasi sehari-hari.

Arsip statis ini merupakan pertanggungjawaban nasional bagi kegiatan

pemerintah dan nilai gunanya penting untuk generasi yang akan

datang.

B. PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS AKTIF 1. Penerimaan Arsip

Penerimaan arsip merupakan kegiatan paling utama yang dilakukan

dalam manajemen arsip dinamis aktif. Dalam kegiatan ini petugas arsip

menerima surat atau dokumen yang masuk baik dari dalam ataupun dari

luar organisasi.

Sebelum menyimpan surat atau dokumen yang masuk, petugas

terlebih dahulu memeriksa kebenaran alamat, hal dan tujuan dari surat atau

dokumen tersebut. Setelah dibaca kemudian diindeks dengan memberi

tanda atau klasifikasi tertentu pada masing-masing surat atau dokumen.

Tujuan dari pemberian klasifikasi tertentu pada surat atau dokumen adalah

untuk penataan arsip secara sistematis dan efektif sehingga dapat dengan

mudah ditemukan apabila dibutuhkan. Penyortiran surat atau dokumen

adalah memilih, memisahkan, dan membagi-bagi menurut keadaan surat

(32)

commit to user

2. Pencataan Arsip

Pencatatan adalah proses mendaftar arsip yang telah diterima

kedalam suatu catatan, guna lebih memudahkan dalam proses penerimaan.

Pencatatan ini penting karena dapat membantu dalam penemuan kembali

surat atau dokumen yang dibutuhkan. Melalui pencatatan ini dapat

diketahui jumlah surat atau dokumen yang masuk dan keluar dalam satu

waktu. Pencatatan surat atau dokumen yang masuk dan keluar dicatat

dalam buku agenda atau kartu kendali. (Ida Nuraida, SE 2008:76)

3. Penataan dan Penyimpanan Arsip

Penataan arsip artinya mengatur atau menyusun arsip-arsip dengan

kode klasifikasi yang telah dibuat menurut penyimpanan yang efektif dan

efisien. Pelaksanaan penataan arsip terdiri dari :

1. Arsip harus disortir terlebih dahulu.

2. Meneliti arsip apakah telah didisposisi/ belum.

3. Kemudian arsip yang saling berhubungan disatukan.

4. Pemberian kode klasifikasi diujung kanan atas.

5. Menentukan indeks.

Ada beberapa cara atau sistem dalam penataan dan penyimpanan

arsip. Menurut Sutarto (1981: 176-194) adalah:

1. Sistem Abjad

Yaitu sistem penyimpanan arsip yang didasarkan pada urutan abjad

mulai dari A – Z. Kode abjad diindeks dari nama orang, organisasi atau badan lain yang sejenis.

2. Sistem Pokok Soal (subyek)

Yaitu sistem penyimpanan arsip yang didasarkan atas perihal surat atau

pokok soail isi surat.

3. Sistem Tanggal (kronologis)

Yaitu sistem penyimpanan arsip yang didasarkan atas tanggal surat atau

(33)

commit to user

4. Sistem Nomor

Yang dimaksud dengan sistem penyimpanan arsip dengan nomor yaitu

arsip yang akan disimpan diberi nomor kode dengan angka-angka.

Nomor disini adalah nomor kode penyimpanan bukan nomor surat.

5. Sistem Wilayah

Yaitu penyimpanan arsip berdasarkan pengelompokan wilayah tertentu.

Sedangkan untuk pengorganisasian arsip aktif ada beberapa pilihan

yang sesuai dengan perusahaan atau organisasi yang bersangkutan,

yaitu:

a. Penyimpanan Arsip Secara Terpusat (Sentralisasi)

Yaitu penyimpanan semua arsip aktif, kecuali yang masih

dalam proses pekerjaan disimpan pada lokasi terpusat (satu lokasi).

b. Penyimpanan Arsip Secara Desentralisasi

Yaitu penyimpanan arsip aktif masing-masing unit kerja

disimpan oleh unit kerja yang bersangkutan. Faktor yang mendukung

dipilihnya model ini adalah memudahkan dalam mengontrol,

mempunyai akses yang sangat cepat.

c. Penyimpanan Desentralisasi Terkendali

Yaitu kombinasi antara sistem sentralisasi dan desentralisasi.

Masing-masing unit kerja mempunyai tanggung jawab menyimpan

dan memelihara arsip aktif yang diciptakannya, namum

pelaksanaannya tetap dalam pengawasan dari pusat oleh unit

kearsipan. Dengan begitu konsistensi, keseragaman, dan ketertiban

pelaksanaan penataan berkas dapat terjamin.

4. Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip

Peminjaman arsip adalah keluarnya arsip untuk sementara dari

tempat penyimpanan arsip karena dibutuhkan oleh pihak lain. Karena

arsip itu tidak ada pada tempatnya, sehingga diperlukan pencatatan oleh

petugas agar dapat diketahui dimana arsip tersebut berada, siapa yang

(34)

commit to user

Arsip dinamis aktif bersifat tertutup, oleh sebab itu perlu diatur/

ditentukan prosedur atau tata cara peminjamannya baik intuk keperluan

intern atupun ekstern organisasi/ perusahaan. Pencatatan tentang

peminjaman arsip dilakukan dengan menggunakan formulir khusus yang

disebut bon pinjam atau lembar peminjaman arsip.

Lembar peminjaman arsip diisi rangkap 3 yang memiliki fungsi

masing-masing, yaitu:

a. Lembar peminjaman arsip I berwarna putih. Disimpan oleh

penyimpan arsip berdasarkan tanggal pengembalian arsip, berfungsi

sebagai bukti peminjaman arsip.

b. Lembar peminjaman arsip II berwarna hijau. Oleh penyimpan arsip

diletakkan ditempat arsip yang dipinjam, berfungsi sebagai

pengganti arsip yang dipinjam.

c. Lembar peminjaman arsip III berwarna biru. Disertakan pada pihak

yang meminjam arsip.

Agar penemuan kembali arsip dapat dilakukan dengan cepat dan

tepat diperlukan suatu sistem atau tata cara. Oleh sebab itu penemuan

kembali arsip erat hubungannya dengan sistem penataan dan

penyimpanan arsip tanpa mengetahui sistem penataan dan penyimpanan

arsip, penemuan kembali arsip akan mengalami kesulitan.

Dalam penyimpanan arsip tidak boleh dilakukan dengan

sembarangan karena arsip itu sangat penting keberadaannya sehingga

diperlukan sistem yang baik dan benar dalam penyimpanan arsip

sehingga ketika dibutuhkan kembali dapat cepat ditemukan. Ada

beberapa syarat yang harus ditaati agar penemuan kembali arsip dapat

terlaksana dengan baik, yaitu:

a. Kebutuhan pemakai arsip atau surat diteliti dahulu dan sistemnya

harus mudah untuk diingat.

b. Harus didasarkan atas kegiatan nyata instansi yang bersangkutan,

(35)

commit to user

c. Sistem penemuan kembali arsip harus logis, konsisiten dan mudah

diingat.

d. Sistem penemuan harus didukung oleh peralatan dan perlengkapan

yang memadai.

e. Selanjutnya penemuaan kembali arsip harus didukung oleh personel

yang terlatih dalam bidang kearsipan dan harus mempunyai daya

tangkap yang tinggi, cepat, tekun, suka bekerja secara detail tentang

informasi.

Ada beberapa faktor penunjang yang perlu diperhatikan dalam

memudahkan penemuan kembali arsip, yaitu :

a. Melakukan kegiatan menghimpun, mengklasifikasi, menyususn,

menyimpan dan memelihara arsip berdasarkan sistem yang berlaku

baik arsip yang bersifat kedinasan atau pribadi pimpinan.

b. Dalam menciptakan sistem penyimpanan arsip yang baik dan benar

ada beberapa faktor penunjang yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Kesederhanaan

Sistem penyimpanan yang dipilih harus mudah, sehingga dapat

dimengerti tidak hanya satu orang saja tetapi juga pegawai yang

lain.

2. Ketetapan menyimpan arsip

Berdasarkan sistem yang digunakan, harus memungkinkan

penemuan kembali arsip dengan cepat dan tepat.

3. Memenuhi persyaratan ekonomis.

Dapat memanfaatkan ruangan, tempat dan peralatan yang ada

serta biaya yang tersedia.

4. Menjamin keamanan

Penyimpanan harus ditempat yang benar-benar aman. Arsip harus

terhindar dari kerusakan, pencurian/ kemusnahan dan harus aman

dari bahaya air, api, binatang, udara yang lembab dan lain- lain.

(36)

commit to user

Tempat penyimpanan arsip hendaknya pada tempat yang strategis

sehingga mudah dicapai oleh semua unit.

6. Sistem yang digunakan harus fleksibel

Harus memberikan kemungkinan adanya perubahan-perubahan

dalam rangka penyempurnaan pada efisiensi kerja.

7. Petugas arsip

Petugas arsip perlu memahami pengetahuan dibidang kearsipan.

c. Unit arsip perlu menyelenggarakan penggandaan dan melayani

peminjaman arsip dengan baik.

d. Mencatat dan menyimpan pidati atau peristiwa penting yang terjadi

setiap hari secara lengkap dengan tanggal kejadiannya agar dapat

menjadi alat bantu untuk menemukan atau mempertimbangkan

kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan.

e. Mengadakan pengontrolan arsip secara periodik agar dapat

memahami seluruh media informasi dan mengajukan saran dalam

penyusutan dan pemusnahan bila perlu.

5. Penyusutan dan Pemindahan Arsip

1. Penyusutan

Penyusustan arsip yang telah mencapai masa inaktif

merupakan bagian dari pengelolaan arsip aktif. Kegiatan penyusutan

yang dimaksud yaitu untuk mengurangi arsip yang tidak bernilai

guna dan memindahkan arsip yang telah masa inaktif ke pusat arsip

inaktif. Dalam penyusustan arsip ini terkandung kegiatan penilaian

untuk menetapkan arsip mana yang dapat dimusnahkan dan yang

layak dipindahkan.

Kelancaran dalam proses penyusutan arsip bergantung pada

ketertiban tata kearsipan dinamis secara menyeluruh. Arsip harus

sudah terorganisir secara logis dan sistematis sesuai dengan

(37)

commit to user

telah ditetapkan jangka simpannya yang dituangkan dalam jadwal

retensi arsip.

2. Pemindahan Arsip

Pemindahan arsip adalah kegiatan memindahkan arsip-arsip

aktif ke arsip inaktif karena sudah jarang sekali digunakan dalam

kegiatan administrasi sehari- hari. Pemindahan arsip juga dapat

diartikan sebagai kegiatan memindahkan arsip-arsip yang telah

mencapai jangka waktu tertentu ketempat lain. Sehingga filing

cabinet yang semula dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan kearsipan

sehari-hari dapat digunakan untuk menyimpan arsip-arsip baru.

6. Pemeliharaan dan Perawatan Arsip

1. Menurut ANRI (2005:7) pemeliharaan arsip harus dijaga

keamanannya, baik dari segi kualitas, kuantitas maupun dari segi

informalitas, pemeliharaan secara fisik dapat dilakukan dengan

cara :

a. Pengaturan Ruangan

Ruang penyimpanan hendaknya harus dijaga agar tetap kering,

terang, terdapat ventilasi, terhindar dari air, api atau

kemungkinan serangan serangga.

b. Pemeliharaan

Penyimpanan Arsip disimpan ditempat yang terbuka (rak-rak /

lemari arsip). Penyimpanan arsip dalam rak-rak atau lemari

arsip diatur secara renggang agar tetap ada udara diantara

berkas-berkas yang disimpan.

c. Tindakan Preventif

Merupakan tindakan menjaga dari terjadinya kerusakan arsip

dengan cara tindakan pencegahan, yaitu melarang petugas atau

siapapun membawa makanan atau minuman ke-ruang tempat

penyimpanan. Hal ini dikhawatirkan sisa-sisa makanan atau

minuman menyebabkan masuknya serangga/ hewan lain

(38)

commit to user

petugas atau siapapun tidak diperbolehkan merokok didalam

ruangan, selain asapnya dapat menyebabkan kerusakan kertas,

menyalakan api untuk menghidupkan rokok dapat

membahayakan arsip. Disamping tindakan tertentu untuk

mengamankan arsip dapat juga dipasang tabung pemadan

kebakaran.

d. Tempat arsip

Tempat arsip sebaiknya terbuat dari logam, kalau tempat arsip

dari kayu, maka harus dipilih kayu yang berkualitas (missal:

kayu jati). Jadi dengan tempat penyimpanan yang baik,

kerusakan arsip dapat dicegah sedini mungkin.

e. Kebersihan

Menjaga arsip agar tetap utuh dilakukan dengan cara menjaga

kebersihannya, missal dengan peralatan yang sederhana seperti

kemoceng.

2. Menurut Basir Barthos, (1990 : 50-56) perawatan arsip Secara fisik

semua arsip harus dirawat dari segi kerusakan. Kerusakan arsip

dapat terjadi karena faktor internal maupun eksternal.

a. Faktor Internal

1) Kertas

Berarti kertas yang digunakan dalam penciptaan arsip men

jadi penyebab pencepatan rusaknya arsip. Maka kertas Yang

digunakan harus dengan kertas yang berkualitas baik.

2) Tinta

Adalah alat tata usaha berupa cairan dalam berbagai warna

yang dipergunakan untuk membubuhkan tulisan (huruf,

angka) diatas kertas.

Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan tinta adalah

sebagai berikut :

a) pergunakanlah jenis tinta yang kualitas baik (tidak

(39)

commit to user

b) Ada beberapa jenis tinta, antara lain tinta karbon dan

tinta yang dibuat dari pohon oak.

3) Pasta atau lem

Dipergunakan sebagai perekat, bahan baku Yang

dipergunakan

lem ada beberapa macam yaitu :

a) Lem yang terbuat dari tepung (sagu, gandum, atau

beras).

b) Lem yang terkuat dari getah arab atau cellulose tape dan

sejenisnya

c) Perekat sintetis terutama polvem acecat

b. Faktor Eksternal kerusakan akibat serangan dari luar antara lain :

1) Kelembaban udara

2) Udara yang terlalu kering,

3) Sinar matahari.

4) Kekotoran udara.

5) Debu.

6) Jamur

7) Rayap

8) Ngengat

7. Kendala – Kendala Dalam Pengelolaan Arsip

Masalah yang timbul di dalam penyelenggaraan kearsipan

menurut Abu Bakar (1997 : 64) :

1. Pengertian dan kesadaran terhadap peranan arsip dalam kegiatan

adminitrasi perkantoran masih kurang atau belum sesuai record

management.

2. Bidang kearsipan belum atau kurang mendapat fasilitas yang

selayaknya, serta selalu kekurangan biaya untuk perkembangan.

3. Para petugas kearsipan kurang atau tidak mendapat pendidikan

(40)

commit to user

4. Syarat petugas kearsipan masih belum mendapat perhatian,

segingga keterampilan dibidang ini tidak tercapai dan akibatnya

bidang kearsipan kurang tertib atau tidak teratur.

Sedangkan menurut Ig Wursanto (1989 : 29) masalah-masalah

dibidang kearsipan dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip-arsip

apabila sewaktu-waktu diperlukan kembali, baik oleh pimpinan

organisasi yang bersangkutan maupun oleh organisasi lainnya.

2. Hilangnya arsip-arsip sebagai akibat dari sistem penyimpanan yang

kurang sistematis, sistem pemeliharaan dan pengamanan yang

kurang sempurna, serta peminjaman atau pemaaian arsip oleh

pimpinan atau oleh satuan organisasi lainnya, yang jangka

waktunya lama, sehingga arsip lupa dikembalikan kepada unit

kearsipan.

3. Bertambahnya terus - menerus arsi-arsip kedalam bagian kearsipan

tanpa di ikuti dengan penyingkiran dan penyusutan yang

mengakibatkan tempat penyimpanan arsip tidak mecukupi.

4. Tatakerja kearsipan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu

kearsipan modern karena pegawai kearsipan yang tidak cakap dan

kurang adanya bimbingan yang teratur dari pihak pimpinan dan

dari para ahli kearsipan.

5. Peralatan kearsipan yang tidak memadai, dan tidak mengikuti

perkembangan ilmu kearsipan yang modern, karena kurangnya

dana yang tersedia, serta karena para pegawai kearsipan yang

tidak cakap.

6. Kurang adanya kesadaran para pegawai terhadap peranan dan

pentingnya arsip-arsip bagi organisasi, sehingga sistem

penyimpanan, pemeliharaan dan perawatan arsip kurang mendapat

(41)

commit to user

C. Metode Pengamatan 1. Jenis Pengamatan

Pengamatan ini dimaksudkan untuk mendiskripsikan tentang

manajemen arsip dinamis aktif di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

Kota Surakarta. Bentuk pengamatan yang digunakan adalah pengamatan

diskriptif kualitatif, yaitu metode pengamatan yang memberikan gambaran

atau melukiskan keadaan obyek pengamatan berdasarkan fakta-fakta yang

tampak.

2. Lokasi Pengamatan

Sesuai dengan tempat dimana pengamatan melakukan magang maka

pengmatan ini mengambil lokasi di kantor Kantor Arsip dan Perpustakaan

Kota Surakarta. Pemilihan lokasi pengamatan didasarkan atas

pertimbangan-pertimbangan berikut ini :

a. Di lokasi pengamatan terdapat permasalahan yang akan dikaji

dalam pengamatan ini.

b. Di lokasi ini, penulis mendapat ijin untuk melaksanakan

pengamatan yang memungkinkan penulis mendapatkan data-data

yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang diamati.

3.Sumber Data

Menurut H.B Sutopo (2006 : 56) sumber data merupakan bagian yang

sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan

jenis sumber data akan sangat menentukan ketepatan dan kekayaan data

atau kedalaman informasi yang dapat diperoleh.

a. Narasumber (informan)

Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data yang berupa manusia

(narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki

informasinya. Peneliti dan narasumber disini memiliki posisi yang

sama, oleh sebab itu narasumber bukan hanya sekedar memberi

(42)

commit to user

arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Yang dapat

dijadikan narasumber dalam pengamatan ini adalah :

- Bagian Pengelola Arsip/ kersipan

- Bagian Tata Usaha/ pengolah

b. Sumber tertulis

Sumber tertulis biasanya merupakan bahan tertulis yang berhubungan

dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam pengamatan ini

yang dapat digunakan sebagai sumber data adalah :

- Dokumen atau bukti pengelolaan arsip dan informasi tentang

berbagai macam kegiatan di instansi terkait.

- Sumber buku : yaitu dengan cara mencari buku-buku yang berisi

tentang masalah yang dihadapi. Selain itu juga untuk mendukung

kelengkapan data yang dibutuhkan yang bersifat teoritis.

c. Peristiwa atau kejadian

Data atau informasi yang dikumpulkan dari peristiwa dan aktivitas

sebagai sumber data yang berkaitan dengan penelitiannya. Dari

pengamatan pada peristiwa tersebut, peneliti dapat mengetahui proses

bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena peneliti melihat

secara langsung. Penulis cenderung memilih informan yang dapat

dipercaya dan dianggap mengetahui serta memahami permasalahan

yang sedang diamati dengan jelas dan menangkap kelengkapan data.

4. Tehnik Pengamatan a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses melihat, mengamati untuk menggali

data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, lokasi,

benda, serta rekaman gambar. Dalam hal ini penulis melakukan

pengamatan langsung di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota

(43)

commit to user

b. Dokumentasi yaitu mendokumentasikan data-data yang diambil dan

diperoleh dibidang kearsipan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota

Surakarta.

c. Wawancara

Wawancara yaitu tehnik pengumpulan data untuk mendapatkan

keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi langsung dan

berhadapan langsung dengan responden yang dapat memberikan

keterangan. Dalam hal ini wawancara bersifat terbuka dan lentur serta

tidak ketat dalam suasana formal, bisa dilakukan berulang pada

informan yang sama.

5. Tehnik Analisis Data

Menurut H.B Sutopo (2006 : 115) Tehnik analisis data yang dipakai dalam

pengamatan ini adalah tehnik data deskripsi kualitatif yaitu secara khusus

kegiatannya pada dasarnya dilakukan secara induktif, interaktif dari setiap

unit datanya, yang bersamaan dengan proses pelaksanaan pengumpulan

data dan memproses akhir.

4 tahapan dalam analisis data, yaitu :

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan penulis sebelum pengamatan, ketika

melakukan pengamatan dan di akhir penulis melakukan pengamatan.

b. Reduksi data

Reduksi data adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam

catatan lapangan.

c. Sajian data

Sajian data adalah suatu organisasi informasi deskripsi dalam bentuk

narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan

pengamatan dapat dilakukan dan disusun berdasarkan poko-pokok

yang terdapat dalam reduksi data dan disajikan dengan menggunakan

kalimat bahasa yang sistematis.

(44)

commit to user

Kesimpulan merupakan tahap akhir, yaitu kesimpulan jawaban dari

pertanyaan pengamatan yang diajukan mengungkapkan ”what” dan

”how” dari pengamatan tersebut. Sedangkan verifikasi merupakan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data

kembali dengan cepat.

Keempat komponen tersebut saling berhubungan dan mendukung

sehingga membentuk interaksi dalam proses pengumpulan data sehingga

menjadi siklus penting dalam penulisan laporan. Agar analisa yang didapat

cukup memuaskan, keseluruhan proses tersebut dilakukan sepanjang

proses pengamatan dan dilakukan berulang kali.

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

Sumber : H.B Sutopo,2006:117

Pengumpulan data

Reduksi data Sajian data

Penarikan kesimpulan/ verifikasi

(1)

(2)

(45)

commit to user

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

A. Lokasi Pengamatan

Dalam melakukan pengamatan guna menyelesaikan Laporan Kuliah

Kerja Manajemen Administrasi, penulis mengambil lokasi di Kantor Arsip

dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang beralamat di Jalan Kepatihan

No. 3 Surakarta 57129 Telp. (0271) 643320. Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah Kota Surakarta yang sekarang ini sebelumnya bertempat di Jalan

Kolonel Sutarto No. 174 A yang sekarang ini digunakan sebagai depo (tempat

untuk menyimpan) arsip, karena ada perbaikan maka Kantor Arsip dan

Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dipindahkan tempat di Jalan Kepatihan

No. 3 Surakarta. Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor : 6 Tahun

2001, sebagai Lembaga Teknis Daerah dan merupakan unsur penunjang

Pemerintah Daerah di bidang kearsipan dan perpustakaan daerah dipimpin

oleh seorang kepala kantor yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

B. Sejarah Berdirinya Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta

Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2001. Sebelum dibentuk Kantor

Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta, penyelenggaraan urusan

pemerintahan di bidang kearsipan ditangani oleh Kantor Sekretaris Daerah

Pemerintah Kota Surakarta, khususnya di Bagian Umum. Namun setelah ada

keputusan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 1992, maka susunan

organsasi dan tata kerja Sekretaris Wilayah Daerah Pemerintah Kota

Surakarta menjadi pola maksimal.

(46)

commit to user

Adanya Surat Keputusan dari Menteri Dalam Negeri merupakan

jawaban atas Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal

28 September 1992 No. 061/29056. Surat Gubernur tersebut berisi usulan

tentang peningkatan pola organisasi Sekretariat Wilayah/Daerah Tingkat II

yang merupakan kelanjutan dari surat Walikota Madya Kepala Daerah

Tingkat II Surakarta tanggal 29 April 1992 yang berisi pengajuan

permohonan agar susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat

Wilayah/Daerah Kota Surakarta menjadi pola maksimal. Sebagai jawaban

atas surat tersebut, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan surat persetujuan

atas perubahan susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat Wilayah/Daerah

Kota Surakarta menjadi pola maksimal. Surat itu dikeluarkan pada tanggal 8

Oktober 1992 No. 061/2597/SJ.

Berdasarkan atas Surat Keputusan Menetri Dalam Negeri tersebutlah

disusun Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 1

Tahun 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Wilayah/Daerah dan Sekretariat DPRD Tingkat II Surakarta. Atas hal

tersebut, terbentuklah Paraturan Daerah No. 7 Tahun 1993 seri: D No. 6

tanggal 22 April 1993, yang disyahkan dengan keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 183.3/173/1993 tanggal 23 Maret 1993.

Selanjutnya Peraturan Daerah tersebut mengalami perubahan sebanyak

dua kali, perubahan pertama dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah

Tingakt II No. 2 Tahun 1996 Tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 1 Tahun 1993 Tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah/Daerah dan Sekretariat DPRD

Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. Kemudian Peraturan Daerah dirubah

lagi dengan Pertauran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 17

Tahun 1999 Tentang Perubahan Kedua Pertauran Daerah Kotamadya Daerah

Tingkat II Surakarta No. 1 Tahun 1993 Tentang Susunan Organisasi dan Tata

(47)

commit to user

Surakarta. Perubahan kedua Peraturan Daerah ini termuat dalam Lembaran

Daerah Kotamadya Surakarta Tahun 1999 No. 31 Seri: D No. 12.

Dengan adanya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Surakarta Tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II

Surakarta No. 1 Tahun 1993 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Wilayah/Daerah dan Sekretariat DPRD Tingkat II Surakarta

tersebut, maka penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang kearsipan masih

ditangani oleh Bagian Umum di bawah Sekretariat Wilayah/Daerah Kota

Surakarta.

Kemudian, dengan adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah yang menganut prinsip penyelenggaraan otonomi

daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab, maka demi kelancaran

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Surakarta perlu adanya penataan

kembali perangkat Pemerintah Daerah Kota Surakarta sesuai dengan

Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi

Perangkat Daerah. Untuk itu, diterbitkanlah Peraturan Daerah Kota Surakarta

No. 6 Tahun 2001 yang termuat dalam Lembaran Daerah Kota Surakarta

Tahun 2001 No. 14 seri: D 12 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Surakarta Perangkat Daerah Kota Surakarta.

Dengan adanya Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun 2001

tersebut, maka dibentuklah Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota

Surakarta yang menangani penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang

kearsipan. Peraturan daerah ini kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan

Walikota Surakarta No. 36 Tahun 2001 Tentang Pedoman Uraian Tugas

Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta. Kemudian muncul

Peraturan Walikota Surakarta No. 32 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas

Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota

(48)

commit to user

C. Visi dan Misi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta Dalam pelaksanaan kegiatan, Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah

Kota Surakarta mempunyai visi dan misi. Adapun visi dan misi tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Visi

“Terwujudnya budaya masyarakat yang cerdas dan berbudi luhur bertumpu pada informasi”

2. Misi

a. Menyediakan dan melayani kebutuhan informasi serta pengetahuan

ilmiah.

b. Mendorong, meningkatkan dan memotivasi masyarakat untuk gemar

membaca.

c. Mendorong terwujudnya penataan arsip dan perpustakaan yang

modern.

d. Menjadikan arsipdan perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK), sarana penelitian, sarana rekreasi serta

pendidikan.

e. Mewujudkan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah sebagai Pembina

kearsipan dan perpustakaan di instansi dan mayarakat.

D. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta

1. Tugas Pokok

Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang

berkedudukan di Kota Surakarta merupakan unsur penunjang pemerintah

daerah di bidang kearsipan dan perpustakaan daerah. Adapun kedudukan,

tugas pokok dan fungsi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota

Gambar

Tabel  4.1   Jumlah  Arsip   Dinamis  Aktif   Pada  Kantor  Arsip  dan
GAMBAR 1. TINGKATAN MANAJEMEN (MANAJEMEN LEVEL)
Gambar 2. Model Analisis Interaktif
Gambar 3.1 : Bagan Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
+5

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan yang terintegrasi dan matang sangat diperlukan untuk memperbaiki elemen-elemen pembentuk citra kota di salah satu kawasan yang penting dalam

Kuartal III / Third Quarter Period of financial statements submissions Tanggal awal periode berjalan January 01, 2017 Current period start date Tanggal akhir periode berjalan

Dari gambar 3, terlihat bahwa grafik hubungan antara konsumsi daya pada generator HHO terhadap waktu pengujian 15 kali per 10 detik dengan variasi prosentase

(Dery bukan kah kamu perlu berlibur? Satu atau dua hari akan bagus bagi mu) Dery : There’s no way. There’s too

Anda menikah dengan baik-baik di penghulu dan dirayakan dengan meriah pula, tetapi bertahun-tahun sudah lewat namun Anda tidak mendapat anak juga, padahal tetangga Anda yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Brand Image dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian jasa dalam Perspektif Ekonomi Islam pada

aktivitas protease yang tinggi, yang diukur dengan luas zona bening yang terbentuk, yaitu mikroorganisme TM2 (diameter l9 mm) dan TM5 (diameter 3l mm). Mikroorganisme ini

Jika tidak terdapat ganguan pada Boiler dan pompa, maka PLC akan mengatur katup mana saja yang terbuka untuk menyuplai uap dan air, katup akan membuka dan menutup