• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Nanokomposit Semikonduktor Nas pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembuatan Nanokomposit Semikonduktor Nas pdf"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Nanokomposit Semikonduktor (Naseko) Bermatrix

Limbah Botol Plastik Polietilen Tereftalat (PET) dengan

Penambahan Cu dan Fe

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semikonduktor merupakan komponen yang penting di dalam alat-alat elektronik. Semikonduktor umumnya berbahan silikon (Si) ataupun germanium (Ge). Karena sifat mekanik Si dan Ge yang terbatas maka dilakukan pengembangan semikonduktor menggunakan material yang lebih kuat dan ringan. Semikonduktor yang sedang dikembangkan umumnya berbentuk komposit, karena sifatnya dapat mudah dimodifikasi tergantung dengan dopingnya. Komposit yang umumnya digunakan adalah polimer matrix composite (PMC) (Purnama, 2013). Penelitian yang menggunakan polyprophylene (PP) sebagai matriks dan Cu sebagai filler berhasil meningkatkan sifat mekanik komposit namun belum menghasilkan kenaikan nilai konduktivitas yang signifikan, disebabkan ikatan antara polimer dan Cu yang kurang baik (Zulfia, 2011). Untuk meningkatkan ikatan antara matriks dengan filler maka digunakan filler yang berukuran nano.

Nanokomposit menggunakan partikel nano dalam pembuatanya, penggunaan partikel nano dapat memberikan hasil yang baik dengan biaya yang lebih murah. Penambahan nanopartikel dapat meningkatkan konduktivitas listrik dari PMC hingga mencapai 108-1012 S cm-1 bahkan pada konsentrasi yang sangat rendah (Mutiso, 2012). Salah satu jenis polimer yang paling banyak digunakan saat ini adalah

polyethilene tereftalat (PET). Disisi lain limbah botol plastik yang ada saat ini telah menjadi masalah serius. Dari perkiraan Kementrian Lingkungan Hidup penduduk Indonesia menghasilkan 28,4 ribu ton sampah plastik/hari (Surono, 2013). Dari jumlah tersebut sekitar 2,3% sampah plastik yang ada di kota besar merupakan botol plastik minuman atau produk lain yang terbuat dari PET (Sahwan, 2005).

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Semikonduktor merupakan komponen yang penting didalam alat-alat elektronik. Kebutuhan yang terus meningkat menyebabkan perlu dikembangkan material semikonduktor yang ringan dan kuat. Semikonduktor yang sedang dikembangkan umumnya berbentuk komposit bermatrix polimer. Salah satu jenis polimer yang berlimpah dan tidak termanfaatkan adalah limbah botol plastik berbahan PET.

Penelitian ini akan memanfaatkan limbah plastik berbahan PET sebagai bahan baku pembuatan nanokomposit yang bersifat semikonduktor. Dalam pembuatan Naseko juga akan diuji pengaruh jenis filler terhadap kenaikan nilai konduktivitas listrik yang dihasilkan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

 Menciptakan suatu material komposit baru yang memanfaatkan limbah botol plastik yang berbahan baku Polietilen Tereftalat (PET).

 Menganalisa mikrostruktur, porositas, dan konduktivitas listrik dari nanokomposit yang dibuat.

 Mengurangi dampak dari pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah botol plastik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plastik

Plastik merupakan salah satu jenis polimer yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, umumnya material plastik yang digunakan berjenis PET, polyprophylene (PP), poliyvinyl clorida (PVC), low density polyethylene

(LDPE), dan high density polyethylene (HDPE). Jenis plastik yang paling banyak digunakan adalah jenis PET. Plastik PET bersifat termoplastik dan memiliki titik lebur 80oC, plastik ini umumnya digunakan sebagai botol kemasan minuman.

2.1.1 Limbah Botol Plastik

(3)

limbah plastik yang tidak di daur ulang menumpuk di tempat pembuangan dan dapat mencemari lingkungan. Limbah botol plastik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan kembali, khususnya pada industri pembuatan komposit.

Gambar 1. Limbah Botol Plastik

2.2 Komposit

Komposit merupakan material yang terbentuk dengan penggabungan dua atau lebih material yang berbeda (tidak homogen), dimana sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya yang berbeda. Sifat bahan komposit bergantung pada beberapa proses yang mempengaruhinya, seperti jenis material komposit yang digunakan, fraksi volume penguat, dimensi penguat, dan beberapa variable-variabel proses yang lain (Zainuri, 2008 dan Anugraha, 2014). Menurut matriks (perekat) yang digunakan, bahan komposit dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian yaitu MMC (Metal Matrix Composite), CMC (Ceramic Metrix Composite), dan PMC (Polymer Matrix Composite) (Purnama, 2013). Bagian yang paling penting didalam komposit adalah matriks dan filler.

2.2.1 Matriks

Matriks merupakan material yang digunakan sebagai perekat pada pencampuran beberapa material sehingga membentuk komposit dengan sifat yang diinginkan, komposit terdiri dari beberapa jenis jika dilihat dari perekatnya yaitu MMC yang merupakan komposit berbahan matriks logam yang tidak mudah terbakar dan memiliki temperature operasi tinggi, CMC atau komposit berbahan matriks keramik dan PMC yang merupakan komposit yang menggunakan matriks polimer.

(4)

yang paling umum digunakan pada material pembuatan komposit karena menggunakan perekat berbahan polymer. PMC dapat juga dikelompokkan menjadi polimer termoset dan polimer termoplastik, perbedaan antara keduanya jika pada polimer termoset tidak dapat didaur ulang sedangkan untuk polimer termoplastik dapat didaur-ulang yang menyebabkan polimer jenis termoplastik lebih banyak digunakan, contoh termoplastik yaitu polypropylene (PP) dan PET (Purnama, 2013).

2.2.2 Filler

Filler atau bahan pengisi merupakan material tertentu yang dicampurkan pada suatu matriks (perekat) untuk mendapatkan karakterisasi komposit yang diinginkan, seperti sifat konduktivitas listrik , sifat mekanik dan porositas komposit. Penambahan filler pada matriks tergantung pada karakterisasi komposit yang diinginkan, seperti pada uji konduktivitas listrik filler dapat berasal dari bahan-bahan logam seperti besi (Fe) dan tembaga (Cu).

Tembaga merupakan unsur kimia dengan warna kemerahan dan mempunyai nilai konduktivitas listrik yang baik dengan konduktivitas thermalnya 401 W/m.K, kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan untuk tabung microwave, sakelar, generator, instalasi listrik rumah , radiator mobil dan sebagainya (Junaidi, 2011).

2.3 Nanokomposit

Nanokomposit merupakan komposit yang ditambahkan filler berukuran nano, material nano dikarakterisasi menggunakan SEM untuk melihat mikrostrukturnya. Penambahan partikel nano bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik dan nilai konduktivitas dari komposit yang dihasilkan (Firmansyah, 2013).

2.3.1 Konduktivitas Listrik Nanokomposit

(5)

terbukti konduktivitas listrik komposit tidak meningkat secara signifikan (Zulfia, 2011). Untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai jenis polimer dan komposisi bahan yang tepat untuk meningkatkan nilai konduktivitas listrik dari komposit yang dihasilkan.

2.5 Scanning Elektron Microscope ( SEM )

Scanning Elektron Microscope adalah suatu jenis mikroskop elektron yang menghasilkan berbagai gambar dari proses tumbukan elektron dengan energy yang tinggi terhadap permukaan suatu sampel dan kemudian mengidentifikasi sinyal-sinyal hamburan elektron dari permukaan. SEM mampu menghasilkan gambar dengan resolusi yang sangat tinggi dengan perbesaran gambar berkisar antara 15 kali hingga 200000 kali. SEM dapat digunakan untuk mengetahui struktur permukaan dan porositas Nanokomposit.

Struktur permukaan komposit dipengaruhi oleh mikrostruktur bahan , dimana mikrosturktur berpengaruh pada sifat kimia material komposit, mikrostruktur bahan ditentukan oleh jumlah fase yang ada, perbandingan fase, dan bagaimana mikrostruktur tersebut terdistribusi didalam material. Perubahan mikrostruktur material salah satunya dipengaruhi oleh adanya perlakuan (treatment) panas dalam pembentukannya. Sedangkan Porositas berpengaruh pada sifat fisik material komposit. Semakin rapat struktur nanokomposit, berarti jarak antar molekul dalam permukaan semakin rapat sehingga mempunyai kekuatan tarik dan daya jebol yang besar.SEM juga dapat digunakan untuk melihat pori nanokomposit sehingga dapat ditentukan standar keseragaman struktur komposit (Al, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental/rekayasa. Model penelitian yang akan digunakan adalah penelitian lapangan dimana dilakukan beberapa pengukuran data variabel secara langsung, kemudian data yang diperoleh dari hasil uji laboratorium akan disajikan dalam bentuk grafik.

3.1 Variabel Penelitian

3.1.1 Variabel Terikat

(6)

3.1.2 Variabel Tetap

 Kondisi Operasi (P,T) : 1 atm, 85oC  Jenis Pelarut : Xylene

 Jenis botol plastik : botol plastik bekas minuman berjenis PET  Compatibilitor : Maleic Anhydride

 Temperatur hot press : 90oC

3.1.3 Variabel Bebas

 Konsentrasi filler : 1%wt, 3%wt, 5%wt, 7%wt, & 10%wt  Jenis filler : Cu dan Fe

3.2 Rancangan Penelitian

Diagram pengerjaan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram pengerjaan penelitian

3.3 Prosedur Penelitian

Persiapan peralatan (rangkaian peralatan terlampir di lampiran 4)

 Dilakukan penimbangan serbuk filler dengan persentase berat yang telah ditentukan, dalam penelitian ini jenis filler yang digunakan adalah Cu dan Fe.  Selanjutnya potongan botol plastik PET dimasukkan ke dalam labu leher tiga

dan ditambahkan pelarut xylene untuk melarutkan plastik PET. Campuran

Mulai Pengumpulan bahan

(7)

dipanaskan dengan temperatur 85oC . Setelah botol plastik PET mencair ditambahkan serbuk filler dan diaduk hingga homogen selama 15 menit.  Tahap selanjutnya ditambahkan MA sebanyak 8% dari berat botol plastik PET

sambil diaduk selama 10 menit. Setelah campuran homogen, campuran dituang ke dalam cetakan alumunium dan dibiarkan terbuka selama 72 jam dengan tujuan menguapkan pelarut xylene.

 Kemudian campuran dikempa menggunakan hot press pada suhu 90oC selama 20 menit. Papan komposit yang sudah dicetak dibiarkan selama 4-5 hari. Tahap akhir dilakukan pengujian sifat mekanis dan konduktivitas listriknya.

3.4 Pengumpulan Data dan Analisa Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi langsung dilapangan dengan eksperimen nyata. Data kuantitaif yang diperoleh dianalisa dengan mambandingkan setiap variabel penelitian.

3.5 Penyimpulan Hasil Penelitian

Dari data hasil penelitian yang didapatkan, dapat disimpulkan variabel mana yang paling optimum untuk digunakan dalam pembuatan polimer nanokomposit semikonduktor.

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Penelitian

Anggaran penelitian selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran 2. Berikut adalah pembagian dan persentase rincian pengeluaran.

Tabel 1. Jenis Pengeluaran

No Jenis Pengeluaran Biaya

1 Biaya Habis Pakai (46,4%) Rp. 4.425.000,-

2 Biaya Peralatan Penunjang (34,7%) Rp. 3.310.000,-

3 Biaya Transportasi (11%) Rp. 1.050.000,-

4 Biaya Kesekretariatan (7,9%) Rp. 750.000,-

(8)

4.2 Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama 4 bulan, dengan rincian tahapan penelitian sebagai berikut. Untuk pembagian tugas masing-masing anggota terlampir pada lampiran 3. Tekanan Kompaksi Terhadap Densitas Dan Kekerasan Komposit Cu-Sn Untuk Aplikasi Proyektil Peluru Frangible Dengan Metode Metalurgi Serbuk.

(9)

Junaidi, Ahmad dan Dicky Seprianto. 2011 . Pengaruh Temperatur Sinter Terhadap Kekerasan Elektroda Tembaga -5% Karbon Yang Dibuat Dengan Metode Serbuk Metalurgi. Jurnal Austenit 3 (2) : 53-64.

Lu, M., Gong, H., Song, T., Wang, J.P, Zhang, H.W., dan Zhou, T.J. 2006. Nanoparticle Composites: Fept With Wide-Band-Gap Semiconductor.

Journal Of Magnetism And Magnetic Materials 303 : 323-328.

Mutiso, R.M., dan Winey, K.I. 2012. Polymer Science: A comprehensive reverence, Volume 7. U.S.A: Elsevier. Hlm 327-344.

Purnama, H., Purnomo, J.K., dan Wibowo., T.W. 2013 . Pengaruh Jenis Serat Terhadap Kuat Tarik Dan Kuat Benturan Pada Material Komposit Resin Epoksi. Simposium Nasional RAPI XII : 64-69

Junaidi, A., dan Seprianto, D. 2011 . Pengaruh Temperatur Sinter Terhadap Kekerasan Elektroda Tembaga -5% Karbon Yang Dibuat Dengan Metode Serbuk Metalurgi. Jurnal Austenit 3 (2) : 64-69.

Sahwan, F.L., Martono, D.H., Wahyono, S., dan Wisoyodharmo, L.A. 2005 . Sistem Pengelolaan Limbah Plastik Di Indonesia. Jurnal Teknik Ling. P3TL-BPPT 6 (1) : 311-318.

Setiawan, I., Abraha, K., dan Utomo, A.B.S. 2009 . Pembuatan Alat Ukur Konduktivitas Listrik Konduktor Logam Menggunakan Metode Induksi Dan Penabiran Magnetic. Seminar nasional penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA , FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta, hlm. 1-9.

Surono, U.B. 2013. Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar minyak. Jurnal Teknik 3 (1): 32-40.

Zainuri, M., Siradj, E.S., Priadi, D., Zulfia, A., dan Darminto.2008. Pengaruh Pelapisan Permukaan Partikel Sic Dengan Oksida Metal Terhadap Mofulus Elastisitas Komposit Al/Sic. Makara sains 12 (2) : 126-133.

(10)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

No. Jenis Pengeluaran Harga Satuan Kuantitas

Justifikasi

4 Analisa dengan Scanning

Electron Microscop 300.000/smpl 11 smpl 3.300.000

5 Xylene 30.000/liter 5 liter 150.000

6 Analisa Konduktivitas Listrik 70.000/smpl 11 smpl 770.000

7 Botol plastik bekas 3000/kg 5 kg 15.000

Jumlah 4.425.000

Peralatan Penunjang-34,7%

1 Labu leher tiga 500mL pyrex 850.000/buah 2 buah 1.700.000

2 Termometer 25.000/buah 2 buah 50.000

3 Cetakan komposit 60.000/buah 11 buah 660.000

4 Kondenser

350.000/buah 2 buah 700.000

5 Pompa kecil 75.000/buah 2 buah 150.000

350.000/orang 3 orang 1050.000

Jumlah 1.050.000

(16)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program Studi Alokasi

Waktu Uraian Tugas

3 Ulvia MIPA FISIKA 14jam/minggu

(17)
(18)

Lampiran 5. Skema Peralatan

Gambar 3. Rangkaian alat penelitian

Penjelasan: 1. Selang air 2. Kondenser 3. Labu leher tiga 4. Air

Gambar

Gambar 1. Limbah Botol Plastik
Gambar 2. Diagram pengerjaan penelitian
Tabel 1. Jenis Pengeluaran
Tabel 2. Jadwal Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Variabilitas harga pokok penjualan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan, hal ini diduga karena adanya inflasi yang terjadi selama

Isolat NPS yang berasal dari pertanaman jagung Seluma dan Kaur lebih efektif dibanding dengan isolat Bengkulu Selatan, karena kemampuannya membunuh S.. litura lebih cepat dan

Penyajian informasi akuntabilitas kinerja dalam Laporan Kinerja ini menitikberatkan pada pencapaian sasaran strategis Sekretariat Kabinet dengan menguraikan hasil

Dengan telah berakhirnya pelaksanaan semua program/kegiatan dengan pembiayaan berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun

pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup efesien atau belum. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian

Dengan demikian, karena data tersebut berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan pada uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan

Keseluruhan harta pusaka dan harta benda si mati, boleh alih dan tak boleh alih, yang berada dalam bidang kuasa tidak termasuk apa yang si mati memiliki atau berhak mendapat

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pembelajaran CPS dipadu Kooperatif STAD berpengaruh secara