Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Melalui
Model Pembelajaran CRH (Course Review Horay)
Increasing Conceptual Understanding of Junior High Schools Students
Through the CRH (Course Review Horay) Learning Model
Elah1, Guntur Maulana Muhammad2 1
Universitas Suryakancana, elahkembar666@gmail.com 2
Universitas Suryakancana, guntur@unsur.ac.id
Volume 2 Number 1 2019, Page 33-44
https://jurnal.unsur.ac.id/triple-s/article/view/657
To cite this article:
Elah, & Muhammad, G. M. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran CRH (Course Review Horay
)
. Triple S (Journals of Mathematics Education), 2(1), 33-44.This article may be used for research, teaching, and private study purposes.
Any substantial or systematic reproduction, redistribution, reselling, loan, sub-licensing, systematic supply, or distribution in any form to anyone is expressly forbidden.
Authors alone are responsible for the contents of their articles. The journal owns the copyright of the articles. The publisher shall not be liable for any loss, actions, claims, proceedings, demand, or costs or damages whatsoever or howsoever caused arising directly or indirectly in connection with or arising out of the use of the research material.
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Melalui
Model Pembelajaran CRH (Course Review Horay)
Elah, Guntur Maulana Muhammad
Article Info Abstract
Article History
Received: 6 August 2019
The aim of this study is to find out whether the increased ability to understand mathematical concepts of students who use the learning model course review horay is better than students who use ordinary learning model, and to find out student attitudes towards learning by using the learning model course review horay. The method used in this study is quasi experiment. The population in this study were seventh grade students of SMP PGRI 1 CIANJUR. The instruments used were the test test questions and student questionnaires. The data obtained from this study were processed and analyzed using SPSS version 24 software. The results is the conceptual understanding of students who use course review horay learning model is better than students who use ordinary learning model. Likewise based on the results of the questionnaire analysis shows that in general students are positive, so it can be concluded that there are positive attitudes of students towards learning using the learning model of the course review horay.
Accepted: 11 September 2019 Keywords Conceptual Understanding, Course Review Horay. Abstrak
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran course review horay lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa, dan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
course review horay. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP PGRI 1 CIANJUR. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes uraian dan angket siswa. Data yang diperoleh dari penelitian ini diolah dan dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 24. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran course
review horay lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang menggunakan pembelajaran biasa. Begitupun berdasarkan hasil analisis angket menunjukkan bahwa pada umumnya siswa bersikap positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat sikap positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran course review horay.
PENDAHULUAN
Menurut Munib, pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Daryanto, 2013 : 1). Menurut
Undang-undang No 20 tahun 2003 tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik (Khuluqo, 2017 : 52). Salah satu dari pembelajaran tersebut ialah melalui pembelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat sulit juga bersifat abstrak dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahaminya. Seperti yang kita ketahui bahwa kesulitan dalam mempelajari matematika yaitu salah satunya memahami suatu konsep tetapi juga sangat berguna untuk kehidupan. Kesulitan dalam pembelajaran matematika itu menyebabkan pembelajaran matematika tidak dapat dicapai siswa dengan baik sehingga tidak dapat terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai pembelajaran matematika tersebut (Prahmana,dkk, 2015 : 167 - 168).
Menurut Prahmana, dkk (2015 : 168) perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia sungguh sangat memperihatinkan sehingga bisa dibilang sangat rendah dalam hal mata pelajaran matematika salah satunya kemampuan terhadap pemahaman konsep. Hal tersebut dikarenakan kurangnya keingintahuan dari peserta didik terhadap mata pelajaran matematika ini. Mereka hanya sebatas tahu kalau matematika itu hanyalah pelajaran yang bermodalkan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian tetapi mereka tidak memahami makna dari matematika itu sendiri. Seharusnya guru tidak hanya mengajarkan matematika dengan hanya sebatas memberi tahu tanpa peduli peserta didik memahami pelajaran tersebut. Supaya perkembangan matematika di Indonesia meningkat, guru beserta peserta didik harus saling bekerjasama dalam proses belajar mengajar sehingga guru tidak hanya sekedar mengajarkan materi saja tetapi juga mengetahui kelemahan peserta didik untuk memahami pembelajaran matematika begitupun juga dengan peserta didik. Dalam pembelajaran matematika terdapat beberapa kemampuan matematika yang harus dimiliki oleh peserta didik. Salah satu diantaranya kemampuan pemahaman konsep matematika yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik.
Menurut Wardhani pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didik dalam pembelajaran matematika (Nurjanah, 2014). Hal ini sesuai dengan tujuan mata pelajaran matematika di sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna. Namun pada kenyataannya banyak peserta didik yang kesulitan dalam memahami konsep matematika. Bahkan mereka kebanyakan tidak mampu mendefinisikan kembali bahan pelajaran matematika dengan bahasa mereka sendiri serta membedakan antara contoh dan bukan contoh dari sebuah konsep. Begitupun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumaryati dan Dwi (2015) ditemukan beberapa permasalahan yaitu peserta didik masih kurang dalam memahami suatu konsep dan hanya memahami contoh soal serta penyelesaiannya saja sehingga pemahaman konsep matematika peserta didik menjadi tidak seperti yang diharapkan. Selain itu masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah pemahaman konsep peserta didik masih kurang. Untuk mencapai pemahaman konsep peserta didik, dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan yaitu model pembelajaran course review horay (CRH). Menurut Huda (2014)
course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana
kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak “hore!!” atau yel – yel lainnya yang disukai. Metode ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban benar harus langsung berteriak “horee!!” atau menyanyikan yel – yel kelompoknya. Metode ini juga membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran course review horay lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan pembelajaran biasa, dan untuk mengetahui bagaimanakah sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran course review horay.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimental, dengan desain the nonequivalent pretest – posttest control group design. The
nonequivalent pretest – posttest control group design adalah eksperimen yang dilakukan
pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di mana sebelum dilakukan penelitian, kedua kelas diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui keadaan awal siswa. Selama penelitian berlangsung, kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan (X) dengan menggunakan model course review horay sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran biasa. Diakhir penelitian, kedua kelas diberi tes akhir (posttest) yang sama.
Sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah populasi karena di sekolah SMP PGRI 1 Cianjur Tahun Ajaran 2018/2019 hanya ada 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B, sehingga penelitian ini dinamakan penelitian populasi. Kelas A sebagai kelas eksprimen yaitu kelas dengan pembelajaran yang menggunakan model course review horay dan kelas B sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran biasa. Instrumen yang digunakan adalah soal tes uraian dan instrumen non tes berupa angket. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan yang berbeda.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan
software SPSS versi 24. Data input yang dianalisis adalah hasil nilai tes awal yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan nilai tes akhir yang bertujuan untuk mengetahui pencapaian pemahaman konsep siswa. Dari data tersebut dilakukan uji n-gain yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran course review horay lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan pembelajaran biasa. Dan terdapat sikap positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran course review horay. Pengolahan data tes didasarkan pada skor pretest, posttest dan N-gain. Berikut adalah tabel statistik deskritif hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika.
Tabel 1. Statistik Deskritif Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Variabel Deskripsi
Kelas dengan Treatment
Course Review Horay Pembelajaran biasa
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika N 20 20 𝒙 5,75 20,90 0,6360 5,05 13,80 0,3630 St. Dev 2,573 4,678 0,16320 2,502 5,136 0,16115 Min 2 10 0,29 2 7 0,15 Max 10 29 0,95 9 26 0,81
Berdasarkan tabel diatas, hasil pretest kemampuan pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai sebesar 5,75 dan kelas kontrol sebesar 5,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas memiliki perbedaan yang sangat kecil, artinya kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol setara. Selain rata-rata nilai pretest, terdapat juga rata-rata nilai posttest dimana nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir kedua kelas berbeda. Selain itu untuk data indeks gain rata-rata nilai kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol.
Analisis Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Untuk melihat sama atau tidaknya kemampuan awal pemahaman konsep matematika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata Sebelum uji kesamaan dua rata-rata, maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, berikut tabel uji normalitas data prestest.
Tabel 2. Uji Normalitas Data Pretest
Kelas Shapiro – Wilk
Statistic Df Sig
Eksperiman 0,932 20 0,166
Kontrol 0,815 20 0,001
Pada tabel 2 kelas eksperimen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,166 ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan kelas kontrol memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa data pretest berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, karena data tersebut berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan pada uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji Mann-Whitney yang bertujuan untuk membuktikan bahwa kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol setara. Berikut tabel uji kesamaan dua rata-rata data pretest.
Tabel 3. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretest
Nilai
Mann-Whitney U 170,000
Wilcoxon W 380,000
Z -0,821
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,411
Dari tabel 3 kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,411 ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya nilai rata-rata kemampuan awal pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setara.
Analisis Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Untuk melihat sama atau tidaknya pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Sebelum uji kesamaan dua rata-rata, maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, berikut tabel uji normalitas data posttest.
Tabel 4. Uji Normalitas Data Posttest
Kelas Shapiro – Wilk
Statistic Df Sig
Eksperiman 0,967 20 0,701
Kontrol 0,916 20 0,083
Berdasarkan tabel 4, kelas eksperimen memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,701 ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,083 ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan
demikian, karena data dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka akan dilanjutkan pada uji homogenitas varians. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok memiliki varians yang homogen atau tidak. Berikut tabel uji homogenitas varians data posttest.
Tabel 5. Uji Homogenitas Data Posttest
Levene Statistic Df1 Df2 Sig.
0,315 1 38 0,578
Berdasarkan tabel 5, kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai signifikasi sebesar 0.578 ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya kedua kelompok mempunyai varians yang homogen. Dengan demikian, karena data dari kedua kelompok tersebut memiliki varians yang homogen maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata menggunakan
independent sample T-test. Berikut tabel uji kesamaan dua rata-rata data posttest.
Tabel 6. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Posttest Tes Akhir (Posttest) Sig. (2-tailed)
Equals Variances Assumed 0,000
Berdasarkan tabel 6, kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya nilai rata-rata kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan kemampuan awal yang sama dan kemampuan akhir yang berbeda, artinya terdapat pengaruh dari model course
review horay terhadap pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematika.
Analisis Indeks Gain Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Analisis indeks gain ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman matematika dari kedua kelas maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata. Sebelum uji perbedaan dua rata-rata, maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, berikut tabel uji normalitas data indeks gain.
Tabel 7. Uji Normalitas Data Indeks Gain
Kelas Shapiro – Wilk
Statistic Df Sig
Eksperiman 0,134 20 0,971
Kontrol 0,179 20 0,036
Pada tabel 7, kelas eksperimen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,971 ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol memiliki nilai signifikansi sebesar 0,036 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa data indeks gain berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, karena data tersebut berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan pada uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji Mann-Whitney yang bertujuan untuk membuktikan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berikut tabel uji perbedaan dua rata-rata data indeks gain.
Tabel 8. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Indeks Gain
Nilai
Mann-Whitney U 40,000
Wilcoxon W 250,000
Z -4,334
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
Dari tabel 8, kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 dan setengah nilai signifikansi tersebut kurang dari taraf signifikansi 0,05. Sehingga hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran course
review horay lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
menggunakan pembelajaran biasa.
Jadi, peningkatan kemampuan pemahaman konsep menunjukkan bahwa siswa yang pembelajarannya menggunakan model course review horay mempunyai kemampuan pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran biasa. Oleh karena itu, model course review horay direkomendasikan untuk digunakan dalam proses pembelajaran, karena model ini mampu untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
Analisis Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran yang Menggunakan Model Course
Review Horay
Analisis sikap ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model course review horay. Hasil analisis data angket secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran yang Menggunakan Model Course Review Horay
Sikap Positif Sikap Negatif Keterangan
Rata-rata Persentase
Indikator 1 82% 18% Pada Umumnya Positif
Rata-rata Persentase
Indikator 2 90% 10% Pada Umumnya Positif
Jumlah Total 172% 28% -
Rata-rata Total 86% 14% Pada Umumnya Positif
Berdasarkan tabel 9, menunjukkan bahwa rata-rata persentase sikap positif pada indikator 1 sebesar 82% dan rata-rata sikap negatif sebesar 18% artinya pada umumnya siswa bersikap positif terhadap indikator 1. Sedangkan rata-rata persentase sikap positif siswa pada indikator 2 sebesar 90% dan rata-rata sikap negatif sebesar 10% artinya pada umumnya siswa bersikap positif terhadap indikator 2. Dan dilihat secara keseluruhan rata-ratadari setiap indikator sikap positif sebesar 86% dan rata-rata sikap negatif sebesar 14%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pada umumnya siswa bersikap positif terhadap pembelajaran yang menggunakan model course review horay. Untuk memperjelas hasil analisis data, maka akan disajikan dalam diagram berikut.
Gambar 2. Diagram Batang Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran yang Menggunakan Model Course Review Horay
Pada gambar 2, data series yang berwarna biru lebih tinggi dibandingkan dengan data series yang merwarna merah, hal tersebut menunjukkan bahwa pada indikator 1 dan indikator 2 sikap positif lebih tinggi dibandingkan dengan sikap negatif. Artinya dari setiap indikator pada umumnya siswa bersikap positif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data diatas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan model course
review horay lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
menggunakan pembelajaran biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai siswa selama penelitian ini dilakukan yaitu terjadi perubahan rata-rata nilai baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perubahan terjadi pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan rata-rata nilai sebesar 5,75 dan setelah di beri perlakuan rata-rata nilainya menjadi sebesar 20,90, artinya bahwa setelah diberi perlakuan dengan model course review
horay memberikan perubahan yang signifikan pada tingkat pembelajaran siswa. Hal ini
tampak berbeda dengan rata-rata perubahan yang terjadi pada kelas kontrol, dimana nilai rata-rata pretest sebesar 5,05 kemudian setelah diberikan posttest nilai rata-rata menjadisebesar 13,80 namun peningkatan ini kurang signifikan dibandingkan dengan peningkatan kelas eksperimen karena masih banyak siswa yang kurang paham dengan materi yang disampaikan. Selain itu, terdapat sikap positif siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model course review horay, hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 86%. 0% 20% 40% 60% 80% 100% Rata-rata Persentase Indikator 1 Rata-rata Persentase Indikator 2 Sikap Positif Sikap Negatif
REKOMENDASI
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model course review horay sebaiknya siswa dibentuk kedalam kelompok yang heterogen agar proses pembelajaran berlangsung dengan lancar.
2. Agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran hendaknya guru memberikan reward atau penghargaan berupa nilai tambahan atau pujian kepada siswa yang telah berani mengemukakan pendapatnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti pada bidang yang sama diharapkan dapat lebih memperhatikan dalam mengembangkan model tersebut.
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP melalui Model Pembelajaran Course Review Horay”. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membimbing dan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
REFERENSI
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media
Khuluqo, I. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Nurjanah, S. (2014). Pengaruh Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Jakarta.
Prahmana, R. C. I. dkk. (2015). Mengenal Matematika Lebih Dekat. Yogyakarta : Ruko Jambusari 7A
Sumaryati, A. S dan Dwi U. H. (2015). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 11 Yogyakarta. Jurnal Derivat, 2(2).
Fv Huda, M. 2014. Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.