• Tidak ada hasil yang ditemukan

MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PENDIDIKAN S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PENDIDIKAN S"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 Wacana Seni Rupa, Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.3, 6,

MULTIMEDIA INTERAKTIF

DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA

(Penggunaan perangkat

Eco-Color Multimedia

interaktif (ECMi)

dalam proses pembelajaran

mata kuliah Batik di studio batik Universitas

Pendidikan Sultan Idris Malaysia)

Achmad Sopandi Haji Hasan

dipublikasikan pada Jurnal Wacana Seni Rupa Vol.3 No.6 2013

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas penggunaan Eco-Color Multimedia interaktif (ECMi), sebuah perangkat kursus (Courseware) yang digunakan dalam mata kuliah pendidikan seni rupa khususnya mata kuliah batik tradisional di studio batik Universitas Sultan Idris, Tanjong Malim Perak, Malaysia. Aplikasi multimedia interaktzf yang merupakan gabungan dari kombinasi program komputer dan berbagai media yang digunakan untuk menampilkan informasi kepada pengguna melalui video, audio, gambar dan ilustrasi yang berkualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan komputer tersebut dapat mendorong murid-murid dan mahasiswa untuk menghasilkan karya-karya seni atau produk seni rupa secara lebih efektif Pengaplikasian komputer sebagai

alat

bantu belajar untuk mata pelajaran seni rupa tampaknya sangat dirasakan manfatnya, jika dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Oleh karena itu sangat tepat jika penggunaan media komputer sebagai alat bantu mengajar oleh Kementrian Pendidikan Malaysia giat dilaksanakan di seluruh negara, berdasarkan perkembangan dan inovasi pendidikan masa kini.

Kata Kunci: multimedia interaktif, pembelajaran

PENDAHULUAN

Tulisan ini dimaksud untuk menggambarkan peranan multimedia interaktif dalam

(2)

Seni di Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia dalam mata kuliah Batik

Tradisional. Tulisan ini juga akan mengemukakan mengenai alat bantu mengajar komputer dalam pembelajaran pendidikan seni rupa.

Pada biasanya mahasiswa yang terdiri dari berbagai latarbelakang akan mengikuti

mata kuliah ini selama satu semester. Bahan yang dipelajarinya ialah konsep-konsep dasar batik, yang mencakup juga kemahiran menggunakan canting dan bahan pewarna dari bahan alami Dalam hal ini

penggunaan multimedia interaktif menjadi dasar untuk memproduksi batik mulai dari tahapan kajian, perkembangan ide, desain motif batik hingga produk akhir. Tujuan mata kuliah ini adalah agar peserta didik dapat menguasi konsep-konsep tradisional dalam memproduksi batik

kontemporer. Dalam kaitan ini proses pembuatan batik berdasarkan pada

penggunaan komputer. Pembelajaran yang

berorientasi pada komputer ini merupakan cara belajar yang mengantar peserta didik pada penguasaan

multimedia interaktif. Oleh karena itu, pembelajaran seperti ini dianggap sesuai dengan situasi dan

tantangan yang dihadapi bangsa dan negara Malaysia

yang sedang dalam proses pembangunan yang terus menerus.

Tujuan itu ditetapkan sesuai dengan tujuan pendidikan di Malaysia ke arah

pembangunan teknologi informasi atau Information Technology (IT) dan

Multimedia Super Corridor (MSC), yang merupakan usaha untuk melakukan perubahan produktivitas dan kualitas pendidikan ke peringkat 'world class'. Usaha ini sedang dilaksanakan mulai dari peringkat sekolah dasar hingga ke peringkat

perguruan tinggi di seluruh Malaysia.

Usaha-usaha penggunaan komputer

sebagai alat bantu mengajar oleh

Kementrian

Pendidikan Malaysia giat dilaksanakan di seluruh negara,

berdasarkan perkembangan dan inovasi pendidikan masa kini, demikian pula khususnya pembelajaran berbantukan komputer dalam mata pelajaran pendidikan seni rupa. Penggunaan komputer tersebut dapat mendorong murid-murid dan

mahasiswa untuk

menghasilkan karyakarya seni atau produk seni rupa secara lebih efektif.

(3)

3 Wacana Seni Rupa, Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.3, 6, pendidikan seni rupa

tampaknya sangat dirasakan manfaatnya.

LATAR BELAKANG MASALAH

Perkuliahan batik umumnya selama ini dilaksanakan dengan metode tradisional.

Perkuliahan dilaksanakan secara konvensional dengan metode pembelajaran menggunakan papan tulis dan kapur tulis atau lebih dikenali dengan metode pedagogi tradisional.

Pendekatan pelaksanaan proses pengajaran dan pembelajaran batik berdasarkan komputer dapat dipraktekkan seluruhnya di studio batik UPSI. Masalah yang menarik minat pengkaji dalam penelitian ini ialah untuk menilai efektivitas

penggunaan

komputer dalam

pembelajaran pendidikan seni rupa di UPSI dalam mata kuliah batik

tradisional. Penggunaan perangkat EcoColor Multimedia interaktif (ECMi) ini, dapat membantu mahasiswa memahami secara lebih terperinci proses kemahiran dan

pembelajarannya. Selain itu juga pembahasan akan lebih jelas apabila mahasiswa menggunakan multimedia interaktif dalam

menyelesaikan tugas-tugas sesuatu projek praktek di studio seni. Selain itu mahasiswa dapat

mengelola projek studio dan pembelajarannya

berdasarkan bentuk-bentuk citra, bunyi, animasi, video dan teks yang terdapat dalam perisian multimedia tersebut.

Penggunaan komputer sebagai media dan alat bantu dalam pendidikan seni rupa turut

memberikan sumbangan terhadap perkembangan pesat bahan-bahan pembelajaran pendidikan seni rupa secara interaktif. Hal itu berdasarkan produk multimedia interaktif yang mengikuti kebutuhan pengguna. Sumber-sumber multimedia interaktif menyediakan informasi mengenai karya sent rupa. Teknologi terkini dan produk multimedia interaktif yang dirancang khusus telah digunakan oleh mahasiswa selama mengikuti mata kuliah batik tradisional.

Perkembangan teknologi pendidikan telah banyak membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran pendidikan seni rupa. Arus ledakan teknologi komputer ini disepadukan dengan penggunaan bahan

(4)

menyatakan bahwa dalam hal ini, mahasiswa boleh mempelajari banyak hal mengenai penggunaan teknologi komputer.

Multimedia interaktif dapat membantu pengajar

pendidikan seni rupa untuk menjamin dan menerapkan ilmu pengetahuan dan kemahiran membatik. Selain itu perangkat multimedia interaktif juga dikatakan dapat memudahkan mahasiswa dalam memahami isi

pembelajarannya dengan lebih baik lagi.

Penekanan kepada peranan multimedia interaktif, dapat membantu kemahiran mahasiswa selama proses bekerja di studio

seni rupa dengan

menggunakan komputer. Multimedia merupakan teknologi penyebaran informasi yang didesain khusus dengan

menggabungkan huruf, bunyi, citra dan animasi bersama-sama dengan keupayaan interaktif sesebuah komputer.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas penggunaan Eco-Color Multimedia interaktif (ECMi), sebuah perangkat kursus (Courseware) yang digunakan dalam mata kuliah pendidikan seni rupa khususnya mata kuliah batik tradisional di studio batik Universiti Pendidikan Sultan Idris, Tanjong Malim

Perak, Malaysia. Faridah (1999), menyatakan bahwa komputer kini digunakan dengan luasnya dalam dunia pendidikan di

Malaysia. TerutEuna aplikasi multimedia interaktif yang merupakan gabungan dari kombinasi program

komputer dan berbagai media yang digunakan untuk menampilkan

informasi kepada pengguna melalui video, audio, gambar dan ilustrasi yang

berkualitas. Sebagai contoh apabila mahasiswa

mempelajari batik, mereka dapat melihat teks dalam mengenali sejarah batik, melihat paparan gambar proses penghasilan batik, mendengar suara dan bunyi aktivitas dalam proses penghasilan karya produksi batik. Dengan menggunakan multimedia secara interaktif, seorang mahasiswa dapat mengawali operasi perangkat ECMi dengan memilih bagian yang ingin dilihat, dipelajari dan mengulangi bagian yang belum dipahami Dengan ECMi mahasiswa dapat mengatur sejauhmana mereka dapat belajar proses membuat karya batik tradisional.

TUJUAN PENELITIAN

(5)

5 Wacana Seni Rupa, Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.3, 6, Sarjana Muda Pendidikan

Seni di UPSI.

Secara khusus kajian ini bertujuan untuk: 1. Memahami efektivitas Eco-Color

Multimedia Interaktif (ECMi) dalam

pembelajaran pendidikan seni rupa, 2. Memahami tanggapan mahasiswa tentang pentingnya penggunaan EcoColor

Multimedia Interaktif (ECMi) dalam pembelajaran batik.

KERANGKA TEORETIK

Dalam perkembangan selanjutnya, kemajuan dalam penggunaan

multimedia interaktif dan pemanfaatan komputer dalam pendidikan di Malaysia sejajar dengan gagasan Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohammad yang mengatakan, 'Malaysia: Langkah ke Hadapan' ( Malaysia: The way Forward), sewaktu persidangan The Malaysian Bussines Council pada 28 Februari 1991. Komputer digunakan di kalangan murid sekolah dasar dan mahasiswa perguruan tinggi untuk kegiatan sehari-hari dalam pembelajaran pendidikan seni rupa. Hadirnya komputer telah

menimbulkan perubahan perilaku dalam kehidupan di kalangan peserta didik di Malaysia. Kalau

sebelumnya, karya seni

rupa dihasilkan secara manual dan tradisional, maka ketika komputer digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, dalam waktu singkat pelajar dapat menghasilkan tugas hasil kerja seni (end product). Upaya-upaya demikian sangat berarti dalam ikut memajukan pendidikan seni rupa di Malaysia. Penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam pembelajaran sebenarnya bermula di Amerika Serikat sejak tahun 1950 an. Di Malaysia, penggunaan komputer dalam proses pembelajaran di institusi-institusi pendidikan bermula diperkenalkan sejak tahun 1980-an.

Melalui kebijaksanaan pemerintah Malaysia, keberadaan multimedia interaktif dan teknologi komputer tumbuh dan berkembang dalam pendidikan seni rupa hingga sekarang. Petterson (1983) menyatakan bahwa pengajaran guru lebih balk jika penggunaan komputer digunakan sebagai

penyokong teknik

pengajaran (supplementary teaching technique).

Pembelajaran

berbantukan komputer bukan saja dapat

meningkatkan motivasi mahasiswa, malah dapat meningkatkan prestasi dan dapat mewujudkan

(6)

bagi mahasiswa seni rupa. Hal ini telah diakui oleh Chambers dan Sprecher (1983) bahwa

pembelajaran

berbantukan komputer dapat menghemat waktu pembelajaran, di samping dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Di Malaysia, penggunaan teknologi komputer di sekolah-sekolah pada awalnya digunakan sebagai alat bantu kerja guru dalam pembelajaran pendidikan seni rupa. Kementerian Pendidikan Malaysia telah mengambil langkah untuk lebih mengembangkan budaya penggunaan komputer di kalangan warga pendidikan dan mahasiswa dengan kerjasama Malaysian Institute of Microelectronic System (MIMOS).

John Nesbitt (1990) dalam tulisannya menyatakan, dunia secara global akan mengalami ledakan

teknologi. Seth tidak akan ketinggalan dalam arus peredaran yang menantang ini. Pengaruh teknologi elektronik melingkupi berbagai alat kerja yang dihasilkan oleh teknologi. Di dalam perkembangan

pendidikan seni rupa, sekarang ini komputer, perangkat multimedia dan layar elektronik mampu memperkaya gaya

pengucapan berkarya para seniman untuk mencipta dan membuat eksperimen

visual menggunakan kecanggihan teknologi komputer, digital dan informasi. Melalui kesepaduan seni dan teknologi terkini mewujudkan berbagai disiplin seni yang bisa dijadikan alat dalam

menghasilkan kerja seni dan memperlancar pembelajaran seni rupa. Tentunya

kemajuan yang dicapai akhir-alchir ini tidak begitu saja datang dengan sendirinya.

Dapat dikatakan bahwa kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi memberi kesan positif kepada pendidikan keseluruhannya. Penggunaan perangkat multimedia interaktif di studio seni rupa dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan seni rupa. Bersama-sama dengan makin dikuasainya pengetahuan komputer dikalangan para

mahasiswa. Apabila mahasiswa

mempelajari multimedia interaktif, memungkinkan mahasiswa mengedakan kerja seni rupa secara inovatif dalam penghasilan karya seni yang bermutu. Hal ini disebabkan

(7)

7 Wacana Seni Rupa, Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.3, 6, pembelajaran pendidikan

seni rupa lebih gampang bagi mahasiswa. Selain itu juga dapat menarik minat mahasiswa lebih cenderung terhadap informasi yang disampaikan. Pembelajaran berdasarkan komputer, memberi peluang kepada mahasiswa untuk

menggunakan teknologi komputer dalam usaha membantu mereka menghasilkan karya seni rupa lebih efektif secara tidak langsung is dapat meningkatkan mutu pendidikan seni rupa.

Pengenalan multimedia interaktif berdasarkan komputer dalam pendidikan seni rupa, banyak

membantu mahasiswa. Bahan-bahan pembelajaran terdiri dan program

komputer yang didesain untuk pembelajaran

pendidikan seni rupa secara interaktif dengan konsep-konsep dasar seni rupa yang dilaksanakan, dan dapat diaplikasikan di studio seni. Bagi mata kuliah ini, pendekatan terpadu digunakan. Mahasiswa diharapkan mengumpul data-data sendiri melalui kajian kepustakaan, kajian lapangan, memproses perkembangan ide dan akhirnya membuat interpretasi untuk memantapkan aplikasi konsep dalam proses berkarya seni rupa berdasarkan komputer.

Hee Jee Mei dan Norahidah (2001), menyatakan bahwa

multimedia interaktif akan dapat menonjolkan situasi pembelajaran yang

interaktif antara mahasiswa dengan isi pembelajarannya.

Pemanfaatan multimedia interaktif yang efektif akan dapat berupaya

membimbing dan membentuk mental dan cara berpikir kreatif mahasiswa dalam memahami konsep ilmu yang diterapkan. Menurut Crowe (1995), multimedia interaktif dapat

meningkatkan prestasi mahasiswa mengenai sesuatu bahan yang diajarkan sebanyak lebih dan 30% dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan metode pembelajaran secara tradisional.

Secara umum, mahasiswa yang mengikuti kuliah batik tradisioal dengan menggunakan metode tradisional hanya

menerima pelajarannya sebanyak 25 % saja. Jika mahasiswa tersebut melihat dan mendengar dalam proses

perkuliahannya, maka mahasiswa tersebut hanya dapat menerima pelajarannya sebanyak 50%. Manakala

mahasiswa yang

(8)

terns menerus melalui multimedia interaktif, persentasi penerimaan dan pemahamannya terhadap perkuliahan batik selama sebanyak 75%. Metode ini dapat menarik minat mahasiswa dan akhirnya akan menjadi sesuatu faktor yang positif, yang akan menolong mahasiswa untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi kegagalan mahasiswa (Perry, Menee & Struthens 1996).

Ada perbedaan antara konsep yang

menggunakan metode pembelajaran pedagogi tradisional dengan pembelajaran yang dilaksanakan

menggunakan alat bantu komputer.

Selain dan faktor

perubahan kurikulum dan perubahan peningkatan pengetahuan ilmiah

mahasiswa yang dibicarakan di atas, penggunaan

teknologi, bahan, teknik dan metode pembelajaran

haruslah sejalan dengan perkembangan teknologi. Perkembangan penggunaan teknologi atau penggunaan alat bantu mengajar dalam pendidikan bukanlah satu fenomena baru. Hal ini telah ada sejak era cicapue. Alat-alat bantu seperti over head projector (OHP) dan projector slide telah menjalankan fungsinya sebagai bagian dan alat bantu

pembelajaran dalam dunia pendidikan namun

peralatan ini tidak mungkin menyamai kecanggihan komputer. Oleh karena itu penelitian ditujukan untuk melihat efektivitas

penggunaan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran dalam mata kuliah pendidikan seni. Hasil clan penelitian ini, dapat membuktikan bahwa penggunaan teknologi komputer dapat meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan seni rupa dalam kasus mata kuliah batik yang diberikan selama satu semester.

Menurut Schwier dan Misanchuk (1993), multimedia interaktif haruslah mempunyai ciri yang melibatkan

pembelajaran dari

berbagai sumber yang merupakan gabungan dari unsur Audio, Video dan Movement (AVM). Jika dibandingkan dengan cara yang lama yaitu metode pembelajaran yang

dilaksanakan dengan teori saja, multimedia interaktif akan lebih efektif.

Perkembangan dan penggunaan teknologi komputer dapat meningkatkan mutu

(9)

9 Wacana Seni Rupa, Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.3, 6, juga cuba melihat sejauh

manakah penggunaan program komputer dalam proses pembelajaran dapat mencapai objektif pengajaran, meningkatkan motivasi pelajar dan akhirnya membantu mereka

menggunakan program yang sama untuk menghasilkan produk batik yang bermutu tinggi mengikut standar internasional.

Penelitian yang lalu menunjukkan program multimedia interaktif memudahkan dan memberi informasi kepada

pengguna melalui alat-alat visual. Menurut Schwier dan Misanchunk (1993), pembelajaran

menggunakan multimedia interaktif akan melibatkan berbagai sumber

pembelajaran yang dihubungkan dengan komputer melalui satu sistem dalam ruangan kelas. Yusuf Hashim (1999), menyatakan bahwa

pembelajaran berdasarkan teknologi komputer, adalah proses pembelajaran yang menggunakan teknologi multimedia interaktif untuk membantu mahasiswa belajar dengan

menggunakan teknologi sebagai alat dan bahan pembelajaran seperti komputer dan CD-ROM.

Beberapa peneliti menyatakan, kreativitas merupakan hal yang penting

untuk menghasilkan sebuah perangkat

multimedia interaktif. Para perancang desain akan memilih perangkat yang mudah digunakan

(Hannafin,1990; Schiwer dan Misanchuk, 1993; Raskhin ,1994; Knight,1995).

Perangkat pendukung yang digunakan dapat berbentuk, teks, grafik, gambar,

animasi, video dan audio. Perangkat dalam multimedia interaktif tersebut adalah Macromedia Director. Penggunaan perangkat itu memiliki kelebihan dalam mencipta aplikasi

multimedia, sebagai modul pembelajaran pendidikan seni rupa.

Boyle (1997) menyatakan bahwa sebelum membuat sebuah perangkat

multimedia interaktif, bahan harus disesuaikan berdasarkan lingkungan pembelajaran

mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa terlebih dulu di berikan

pengetahuan teknologi komputer.

METODOLOGI PENELITIAN

(10)

The Social Science).

Sebanyak 30 butir soal dibuat untuk mengukur 'perangkat ECMi' dalam pembelajaran batik di studio. Pengukuran menggunakan Skala Likert

yang dikelaskan kepada; 1 = Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Tidak Pasti, 4 = Setuju dan 5 = Sangat Setuju. Butir soal ini akan dijumlahkan bagi mengukur skor pengunaan perangkat ECMI dalam pengajaran dan

pembelajaran batik di studio batik.

HASIL PENGOLAHAN DATA

Validitas instrument

penelitian telah diuji dengan menggunakan Alpha

Cronbach. Melalui uji coba telah dilaksanakan untuk menentukan validitas dan kesahan serta pemahaman mahasiswa melalui

pencapaian ujian pra dan pasca menggunakan ECMi untuk penghasilan produk batik warna alam semula jadi. Sebanyak 30 butir soal diberikan kepada kesemua mahasiswa yang mengikuti kursus batik dalam masa 30 menit.

Dengan uji coba, pencapaian serta pemahaman

mahasiswa terhadap penggunaan ECMi dalam proses pembelajaran mata kuliah batik

menggunakan pewarna bahan alami dapat dianalisa dengan tepat.

Hasil kajian berdasarkan tabel 1., menunjukkan tanggapan mahasiswa tentang pengetahuan dan pengalaman mahasiswa menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran respon mahasiswa yang mengatakan tidak setuju pada butir soal 2. Secara keseluruhan, mahasiswa yang menyatakan setuju terhadap pengalaman dan pengetahuan sebelum mengikuti

mata kuliah batik di UPSI 56.5 % pada butir soal 3. Jawaban tersebut

merupakan tanggapan yang tertinggi atau terbanyak. Persentase tanggapan mahasiswa yang

(11)

11 Wacana Seni Rupa, Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.3, 6, minat tetapi tidak

mempunyai pengalaman ketika mengikuti kursus yang berkaitan dengan penggunaan multi media interaktif dalam mengikuti pembelajaran batik dengan menggunakan bantuan komputer.

PERANAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN SENI RUPA

Bagi mahasiswa seni rupa, multimedia interaktif memang merupakan perangkat yang sangat penting dalam proses

pembelajarannya. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif sangat penting dalam proses

pembelajaran, karena penggunaannya dapat meningkatkan persepsi dan menarik minat

mahasiswa. Desain dengan menggunakan perangkat ECMi akan lebih menarik dan lebih mudah dipahami oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran batik. Program multimedia didesain untuk memudahkan dan memberi informasi

kepada mahasiswa melalui alat-alat arahan visual yang dapat memberikan informasi yang

mendalam. Selain itu, mahasiswa dapat mempelajari dan memaharai

pembelajarannya sesuai tahapan pengetahuan dan pengalamannya. Hal itu akan memberi

peluang untuk mengkaji ulang pelajarannya berdasarkan bentuk-bentuk visual, citra, bunyi, animasi, video, dan huruf berwarna yang terdapat dalam ECMi.

Hasil kajian berdasarkan tabel 2, menunjukkan tanggapan mahasiswa tentang kepentingan ECMi dijabarkan dalam mata kuliah batik melalui

(12)

pengetahuan dan teknik membatik. Diperoleh data bahwa 7 orang (30.4 (Y0) responden menyatakan sangat setuju, 15 orang (65.2 %) menyatakan setuju ECMi dapat meningkatkan prestasi mahasiswa dalam penghasilan produk batik yang berkualitas, 6 orang (26.1) menyatakan sangat setuju, 16 orang (69.6 `)/0), 8 orang (34.8 %) menyatakan sangat setuju ECMi

memberikan pengetahuan tentang prinsipprinsip memproduksi batik dengan teknik membatik yang benar, 5 orang (21.7 (Y0) menyatakan ECMi itu dapat memberi motivasi kepada mahasiswa untuk

menghasilkan produk batik yang bermutu, 14 orang (60.9 %) sangat setuju dan 17 orang (73.9) menyatakan setuju. Secara umum rata-rata tanggapan mahasiswa tentang pentingnya ECMi dalam proses pembelajaran batik di studio batik UPSI yaitu antara (4.1304) hingga (6.0870). Ini menunjukkan bahwa mahasiswa program Sarjana Muda Pendidikan Seni dengan menyatakan "setuju" tentang pentingnya ECMi dan juga setuju bahwa pengetahuan dan

keterampilan membuat produk batik bermutu merupakan hal penting.

PELAKSANAAN ECMi DI STUDIO BATIK UPSI

Pendekatan pelaksanaan pembelajaran batik dengan

bantuan komputer merupakan satu strategi pembelajaran dalam

menyampaikan seluruh atau sebahagian isi mata kuliah batik. Pengalaman dan pengetahuan menggunakan komputer dapat dijadikan alat bantu dalam

pembelajaran batik, mendorong mahasiswa menyiapkan tugas produk batik dengan lebih cepat. Penggunaan komputer sebagai alat bantu

pembelajaran batik di dalam studio batik dapat

membantu pengajar untuk menyampaikan proses pembelajaran sehingga lebih kondusif dan efektif. Informasi akan lebih jelas jika dilaksanakan dengan

menggunakan perangkat ECMi.

ECMi menyediakan kemudahan proses dalam proses memproduksi batik, penggunaan huruf, bunyi, citra dan animasi, serta untuk meningkatkan pemahaman dan

(13)

13 Wacana Seni Rupa, Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.3, 6, memproduksi batik

bermutu. Strategi

pembelajaran mata kuliah batik selama ini

dilaksanakan dengan memberi informasi dan demonstrasi sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatan memproduksi batik. Pengajar

menggunakan alat bantu konvensional dan

menunjukkan contoh kain batik di depan ruangan kuliah. Pengajaran batik menggunakan ECMi dapat memberi bimbingan individual dan terkendali, mahasiswa akan

memperbaiki

kekurangannya dari waktu ke waktu. Pembelajaran berbantukan komputer pada proses pembelajaran batik dapat mendorong

mahasiswa untuk lebih memahami cara

memproduksi batik dengan lebih baik. Secara

keseluruhan mahasiswa dapat melaksanakan tugas projek dan dapat

mewujudkan suasana pembelajaran yang aktif

dan produktif. ECMi dapat dilaksanakan

di studio seni rupa atau dalam kamar mahasiswa, mereka dapat mengkaji ulang pembelajarannya dengan menggunakan komputer pribadi (PC). Jika mahasiswa tersebut tidak memiliki komputer pribadi, mereka juga boleh bekerja di tempat

penyewaan komputer.

SARAN DAN KESIMPULAN

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ECMi dalam pendidikan seni rupa dapat memberi sumbangan positif dari segi penerapan informasi, waktu

pembelajaran, dan motivasi kepada mahasiswa. Hal ini telah terbukti dalam kasus pembelajaran mata kuliah batik. Mahasiswa

mempunyai persepsi dan sikap yang positif terhadap penggunaan perangkat ECMi sebagai pengolah informasi dalam aktivitas dan proses pembelajaran batik di studio batik UPSI. Mahasiswa cenderung untuk lebih memahami proses memproduksi batik yang bermutu, karena mereka lebih banyak mendapat pengetahuan dan kemahiran jika dibandingkan dengan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan secara konvensional. Basil kajian ini diharapkan dapat diterapkan penggunaannya di tingkat sekolah

(14)

RUJUKAN

Achmad Sopandi (2001), Penggunaan Bahan Pewarna Alam Semula jadi Dalam Proses Pengajaran dan Pembelajaran Batik di Studio Batik UPSI, Prosiding Seminar Batik, Institut Kraf Negara, 8-9 Nov 2001

Achmad Sopandi (2003), Keberkesanan Eco Color Multi media interaktif dalam Pengajaran dan Pembelajaran Batik di UPSI, Prosiding Persidangan Konvensyen Teknologi

Pendidikan, Bayview Hotel, Malaka, Malaysia

Badcock, E. & Boreck, J.M.. (1978). Essentials elements of media management, Audio Visual Instruction 23(7).

Creswell E.L. (1989) The Design of

Computer-Based Instruction. Mac Milian: New York

Duncan K. and Harris D (1985). Computer in Education, Elsevier Science Publishers B.V

Dick, W. & Carey, L. (1994). The Systematic Design of Instruction (3rd Edition). New York: Harper Collins.

Faridah S.H (2001). Kepentingan Penggunaan Teknologi Komputer Untuk Pengajaran dan Pembelajaran Pelajarpelajar Bermasalah Pembelajaran. Prosiding Konvensyen Teknologi Kali Ke 14. Persatuan Teknologi Pendidikan Malaysia 11-14 september 2001.

Hilman, D. (1998) Multimedia Technology and Applications, New York: Delmar Publisher.

Mohd Arif 86 Mohd Jasmy (2001). Prosiding Konvensyen Teknologi Pendidikan Kali ke- 14. 11-14 September 2001.

Persatuan Teknologi Pendidikan Malaysia.

Patterson. J.L. and Patterson J.H. (1983) Putting Computer power in schools : A step-by step approach. Prentice Hall

Rieber, L, Boyce, M & Han.afin, M.J. (1988). The effects of textual and animated orienting activities and practices on learning from computer- based instruction. Computer in the Schools

(15)

15 Wacana Seni Rupa, Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol.3, 6, Villamil, J. and Molina, L. (1996) An Interactive Guide To

Multimedia,

Indianapolis: Macmillan Computer Publishing.

Tan Choon

Keong. (2000). Keberkesanan Kaedah Arahan

Berbantukan Komputer (CAI) di Kalangan Pelajar-

pelajar Tingkatan 4 Di Malaysia. Kertas kerja yang dibentangkan pada Seminar Penyelidikan Pendidikan 1415 Ogos 2000, Kota Bharu.

Merrill, P.F (1996). Computer in Education, New York: Allyn & Bacon.

Yusuf Hashim & Razman Man (1999). Instruksi dan Pembelajaran Berasaskan Teknologi Multimedia: Isu

dan Aplikasi dalam Instruksi dan Pembelajaran Bestari.Prosicling Konvensyen Teknologi Pendidikan ke -12, Persatuan Teknologi Pendidikan Malaysia.

Kulik. J.A., Bangert. R.I., William G>W> (1983) Effects of Computer- Based Teaching on Secondary School

Students. Journal of Educational Psychology.

Wan Jamarul Imran (2002) Penerimaan

Pengiktirafan: Teknologi Elektronik Sebagai Alatan & Media Baru dalam

Seni Visual. Available:http: / /free, freespeech.

Org/eartasean/html/journal/vol 4/jamarul 4 html (12 Januari,2002).

Referensi

Dokumen terkait

Rossy Luckita Sasmita, Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Pembentukan Alis Mata Dengan Model Pemrosesan Informasi Pada Mata Kuliah Tata Rias Wajah Khusus,

Rossy Luckita Sasmita, Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Pembentukan Alis Mata Dengan Model Pemrosesan Informasi Pada Mata Kuliah Tata Rias Wajah Khusus,

Apakah penggunaan Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Flat Design memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan penggunaan Multimedia Pembelajaran Interaktif

Jadi pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mata kuliah computer akuntansi dengan program (MYOB Accounting 13 pada materi Inventory Journal sangat tepat

Dengan memanfaatkan aplikasi modul aplikasi multimedia interaktif mobile learning interaktif berbasis android mata kuliah metode penelitian ini proses pembelajaran dapat

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan Researd and Development (R&D).Validasi multimedia interaktif mata kuliah Perawatan Kulit Wajah dilakukan

Produk pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif pada mata kuliah bahasa Inggris merupakan materi pembelajaran bahasa yang telah dikembangkan

SKRIPSI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISTEM REM BERBASIS APLIKASI ANDROID PADA MATA KULIAH SASIS PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNJ FAKHRAN GHADATI 1502617038