• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FUNGSI SOSIAL BUDAYA DAN STRUKTUR MUSIK KESENIAN RAPAI GELENG DI KOTA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS FUNGSI SOSIAL BUDAYA DAN STRUKTUR MUSIK KESENIAN RAPAI GELENG DI KOTA BANDA ACEH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Tesis oleh:

Dindin Achmad Nazmudin

NIM 117037009

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

MUSIKKESENIAN RAPAI GELENG

DI KOTA BANDA ACEH

Tesis

Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) dalam Program Studi Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni pada Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

oleh:

Dindin Achmad Nazmudin

NIM 117037009

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Judul Tesis : ANALISIS FUNGSI SOSIAL BUDAYA DAN STRUKTUR MUSIK KESENIAN RAPAI GELENG, DI KOTA BANDA ACEH.

Nama : Dindin Achmad Nazmudin

Nomor Pokok : 117037009

Program Studi : Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni

Menyetujui Komisi Pembimbing

Dr.Ridwan Hanafiah, SH, MA Drs. Irwansyah ,MA NIP.195607051989031002 NIP. 19621221 199703 1 001 Ketua

Anggota

Program Studi Magister (S2) Dekan Fakultas Ilmu Budaya Penciptaan dan Pengkajian Seni

Ketua,

Drs. Irwansyah, M.A Dr. Syahron Lubis, M.A.

(4)

Telah diuji pada

Tanggal Agustus 2013

Dengan SK Penetapan Panitia Penguji oleh Dekan No.

PANITIA PENGUJI UJIAN TESIS

Ketua : Drs. Irwansyah, M.A. (________________ )

Sekretaris : Drs. Torang Naiborhu, M.Hum.(________________ )

Anggota I : Dr.Ridwan Hanafiah, S.H, M.A (________________ )

Anggota II : Dr.Budi Agustono (________________ )

(5)

ABSTRACT

This study was focused on the discussion of socio-cultural function of RapaiGeleng (head-shaking), as the arts of community in Banda Aceh, Aceh province.This study reviewed the existence of RapaiGeleng as traditional performing arts by using traditional music instruments by Acehnese in general and particular by the arts community in Banda Aceh, which has a historical and philosophical background as a social function of culture in Aceh. The analysis of this paper focuses on the socio-cultural function of art as a product Rapai urban culture in Banda Aceh. The method used is qualitative and quantitative research methods by utilizing interdisciplinary theories. The results of study shown that RapaiGeleng is a form of public art that uses traditional music instrument composed of movement and music elements of that emerged along with the spread of Islam in Aceh.In its development, RapaiGeleng is the art peforming by using the instrument percussion, such as tambourine with one side surface (frame drum), which initially has a function as a medium of propaganda and accompanying religious ceremonies to worship Allah Subhanahuwa Ta 'ala, in the form of tradition called "meuRateb" or "meuDike" (zikir, that usually by moving the body) and meuSeualaweut for Muhammad as Prophet (RasulullahShalalhualaihiShalalhuWassalaam), and later evolved into urban culture, as a form of Banda Aceh’s people. This is proved by some of the opinion that RapaiGeleng is not the original art of Banda Aceh. The original one was emerged from South Aceh, and later penetrated into Banda Aceh. This art developed and pavored by the people of Banda Aceh. Hence, it evolved into art galleries and studios around Banda Aceh. The communities and education institution nearby this city practice and learn RapaiGeleng as a form art for Banda Aceh.The result of this review was shown that RapaiGeleng was evolved from RapaiSaman for decades ago. RapaiSaman emerged from South Aceh, and Banda Aceh revitalize this art as a cultural development of arts community in Banda Aceh. This has been done by many art galleries and art community in Banda Aceh. Lately, the local government of Banda Aceh established RapaiGeleng art as the cultural identity that contained the social and cultural functions for the cultural development of people in Banda Aceh. RapaiGeleng instrumental in Islam preaching as a socio-cultural foundation in Aceh, particularly in Banda Aceh that has a vision as a model of Islamic city.The review of the social-culture function in the arts shown that RapaiGeleng has inherent element in the culture of the Acehnese. Such element functions are: religious, emotional expression, aesthetic appreciation, entertainment, communications, and function that related to social norms, cultural continuity and cultural integration, and functions of the tourism industry. As a form of art, RapaiGeleng evolved into "urban art" in the form of appearance, movement and rhythmic patterns by studios in enhance the RapaiGeleng appearance.

(6)

ABSTRAKSI

Penelitianiniberjudul:Analisis fungsi sosial budaya dan struktur musik Rapai gelengdi kota Banda Aceh.”

Penelitian ini mengkaji fungsi sosial budaya serta struktur musik padasenipertunjukantradisionalRapai geleng sebagai bentukkesenianyang menggunakan alat musik tradisional Rapai yang merupakan kebudayaan masyarakat Acehpadaumumnyadankhususnyamasyarakat di kota Banda Aceh. Adapun latar belakang penelitian ini bahwa Rapaidi Aceh merupakan media dalam bentuk kesenian yang digunakan oleh masyarakat Aceh dengan memilih menggunakan bahasa Aceh untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan kebudayaan melalui tradisi gerak dan syair, penelitian ini merupakan sesuatu yang penting karena Rapai geleng ini dari sejak dahulu secara terus menerus sampai sekarang ini masih digunakan oleh masyarakat untuk syiar agama Islam melalui kesenian, tujuan penelitian ini adalah apakah ada dijumpai fungsi sosial budaya dan bagaimanastruktur musik padabentukkesenianRapai geleng di Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis masalah fungsi sosial dan struktur musik dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptifdan dibahas secara interdisipliner ilmu sosial. Pokok-pokok masalah yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah Fungsi sosial budaya Rapai geleng terhadap masyarakat di Kota Banda Aceh yang meliputifungsi pengungkapan emosional, estetika, hiburan, komunikasi, perlambangan, berkaitan dengan norma-norma sosial, kesinambungan kebudayaan, dan pengintegrasian masyarakat, serta masalah-maslah yang berhubungan dengan struktur musik yaitu bentuk melodi, dan ritmis pada lagu-lagu didalam Rapai geleng.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Rapaigelengmempunyaifungsipengungkapan emosional dimana rapai geleng mampu menggerakan emosi para pemainnya dan penontonnya sehingga pesan-pesan tentang ajaran agama Islam dapat tersampaikan kepada masyarakat hal ini terbukti dengan syair-syair yang dilantunkannya seperti shalawat, saleum, dan kisah riwayat nabi Muhammad (1), kesenian

Rapai geleng mempunyai fungsi penghayatan estetis, sehingga masyarakat dapat menikmati keindahan dari gerak dan musik Rapai geleng tersebut (2), Rapai geleng mempunyai fungsi sebagai hiburan terhadap pemain dan masyarakat penontonnya hal ini terlihat dengan seringnya pertunjukan

rapai geleng diberbagai pertunjukan pada acara-acara yang diadakan di kota Banda Aceh yang menarik minat masyarakat untuk menyaksikannyasehingga masyarakat terhibur(3) Pada fungsi komunikasi

(7)

pelakunya (5) Pada fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, kesenian Rapai geleng merupakan pengungkapan nilai-nilai adat dan hukum agama agar masyarakat dapat menjalankannya dalam kehidupan sosial(6), Sebagai fungsi kesinambungan budaya, Rapai geleng merupakan kesenian tradisonal yang sudah diwariskan secara turun-temurun kepada generasinya, dan merupakan perkembangan dari kesenian rapai saman yang bersumber dari tari saman dan kesenian Rapai anggok sebagai budaya masyarakat Aceh(7), Pada fungsi pengintegrasian masyarakat,

Rapai geleng dapat menyatukan masyarakat kota Banda Aceh yang multi etnik dan multi kultur melalui pertunjukan tunang (lomba) sehingga setiap masyarakat daerah yang mempunyai kelompok Rapai geleng dapat berkumpul dan menyatu mengikuti lomba Rapai geleng tersebut(8).

Hasil kajian dari struktur musik Rapai geleng mempunyai hubungan dengan melodi dan ritmis, dari unsur melodi nada-nada yang yang dihasilkan pada lantunan vokalRapai geleng meliputi susunan tangga, nada dasar, wilayah nada, jumlah nada,interval dan kontur. Tangga nada pada lagu-lagu Rapai geleng adalah diatonis dengan rata-rata nada dasarA minor, wilayah nada pada struktur musik Rapai geleng ini menjelaskan wilayah nada dari nada yang paling rendah ke nada yang paling tinggi pada tiap-tiap lagunya, untuk menentukan jumlah nada dilakukan dengan melihat kemunculan setiap nada secara komulatif tanpa melihat durasinya.

(8)

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah khadirat Allah SWT penulis panjatkan yang

telah memberikan Taufik dan Hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tesis ini dengan baik. Shalawat seta Salam penulis sampaikana kepada Nabi

besar baginda Rasululullaah Muhammad SAW, yang telah membimbing kita

dari alam kegelapan kepada alam yang bercahaya terang benderang, yaitu

dengan ilmu cahaya Islam.

Dalam kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu.,DTM &H, M.Sc. (CTM),

Sp.A(K).,selaku rektor Universitas Sumatera Utara dan bapak Dr. Syahron

Lubis, M.A., sebagai Dekan fakultasIlmu Budaya, yang telah memberikan

fasilitas dan sarananya dalam proses pembelajaran bagi penulis sehingga

dapat menuntut ilmu dikampus Universitas Sumatera Utara ini dalam

kondisi yang nyaman.

Bapak Irwansyah, M.A., selaku Ketua Program Studi Penciptaan dan

Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara

(USU), dan selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

danmasukan sehingga teseis ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Torang Naiborhu., M, Hum selaku Sekertaris Program Studi

Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Univesitas

(9)

memberi masukan dan materi dalam hal teknik penulisan yang benar

dalam menyempurnakan tesis ini.

3. Bapak Budi Agustono,M.Su, dan Ibu Rithaony Hutajulu, M.A selaku

Penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik

sehingga tesis ini dapat disempurnakan.

4. Bapak Dr. Ridwan Hanafiah, M.A., selaku dosen pembimbing utama,

yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan hingga

selesainya tesis ini tepat pada waktunya dan memberikan ilmu yang

banyak bermanfaat bagi penulis.

5. Bapak Poniran selaku bagian Staf Tata Usaha Program Studi Penciptaan

dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

(USU), atas bantuan dan informasi yang sangat bermanfaat dalam proses

perkuliahan maupun dalam penyusunan tesis ini.

6. Kepada Para dosen dalam proses perkuliahan Program Studi Penciptaan

dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

(USU), yang telah memberikan wawasan dan ilmunya yang membuka

cakrawala ilmu bagi penulis dan menjadi bekal dalam menyelesaikan tesis

ini.

7. Bapak Zulfi Hermi (Bang Emi), dan rekan-rekan sanggar seni Leumpia di

Banda Aceh, Bapak Hasan Basri, Bapak Rizal, dan segenap jajaran Bidang

bahasa dan Seni di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi

Aceh dan Para Staf Taman Budaya Aceh, UstadMujiburrijal, Ustad Ali

Muntasar,saudara Kaka danrekan –rekanlembagaSeulanga,

(10)

bersedia meluangkan waktunya dan memberikan informasi serta

menjelaskan dengan sangat lugas kepada penulis dalam proses penelitian

kesenian Rapai geleng ini.

8. Seluruh Staf dan rekan-rekan yang tergabung dalam Dewan Kesenian

Aceh dan Komunitas Drummer dan Perkusi Aceh (KODA), seniman di

Banda Aceh yang telah memberikan motivasi dan inspirasi dalam

memilih topik Rapai geleng ini sebagai tesis penulis.

9. Selanjutnya penulis menghaturkan penghargaan dan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada keluarga tercinta, istri Cut Eva Nazla,

anak-anak tersayang Cut Diva Razaqi Achmad Nazdia, Dastan Assadel

Achmad, yang telah banyak berkorban waktu dan bersabar, serta selalu

memberikansemangatdan dorongan serta do’anya sehingga penulis tetap

semangat dalam menyelesaikan tesis ini, dan kepada Ibu tercinta, Alm

Dedeh Djubaidah, Ibu mertua Nurjannah Deliyati, Ayahanda Alm

Muhammad Rumya, Ayah mertua AlmTeuku Syamaun Sulaiman,yang

telah membesarkan dan mendidik serta memberi dorongan dan semangat,

Adik-adik di Kuala Simpang Aceh Tamiang Cut Laura (Icut) dan Izal, Cut

Rozy dan Umay, KakaktehImas, Ucidankeluargadi Bandung yang telah

memberikan motivasi dan bantuannya demi kelancaran penyelesaian tesis

ini.

10.Kepada Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Penciptaan

dan Pengkajian Seni Fakultas ilmu Budaya angkatan 2010 kang Ade

Herdiyat S.Sn,M.Sn,KakNuning, rekan-rekanangkatan2012, angkatan

(11)

rekan-rekanlain-lain yang tidak dapat tuliskan satu per satuoleh penulisyang

telah banyak membantu dalam proses proses perkuliahan dan

penyelesaian tesis ini

Penulis dengan sadar tesis ini belum sempurna, masih banyak

kelemahan dan kekurangannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan

saran dan kritiknya untuk dapat lebih menyempurnakannya. Semoga

tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Amin.

Medan, Agustus 2013

(12)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Dindin Achmad Nazmudin IDENTITAS DIRI

2. Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 17 Oktober 1973 3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam 5. Kewarganegaraan : Indonesia 6. Nomor Handphone : 085270013709

7. Alamat : Jl.Krueng Tripa no.14, Geuceu Komplek,

Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh,

Aceh 8. Pekerjaan : Seniman

1. Sekolah Dasar Negeri Negeri Mohammad Toha I Bandung Lulus tahun 1986

PENDIDIKAN

2. Sekolah Menengah Pertama Santika Kab.Bandung Lulus tahun 1989

3. Sekolah Menengah Atas negeri 11 Bandung Lulus tahun 1992

4. Diploma III, Akademi Seni tari Indonesia Bandung Lulus tahun 1997

5. Sarjana Seni, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung Lulus tahun 2005

6. Sekarang sedang proses perkuliahan S2, Pascasarjana Program Studi Penciptaan dan pengkajian Seni di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

1. Staff Divisi Promosi, PT.Perahu Jeans, Cihampelas Bandung,tahun 1997-1998

PENGALAMAN KERJA

2. Stage Manager, Vaal Enterprise Event Organizer, Batam-Riau, tahun 2002

3. Stage Manager, Batam Jazz Forum, International Jazz Event, Batam-Riau, tahun 2002

4. Produser, PT. Batam Media Televisi (Batam TV), Batam –Riau,tahun 2003

5. Produser, Promosi , Off Air, PT. Radio Hang 106 Fm, Batam-Riau, tahun 2003

(13)

7. Mengajar Bidang studi pendidikan Seni Budayadi SMA YASMA SOEDIRMAN, Galaksi, Bekasi. Tahun 2006 – 2007

8. Mengajar Bidang studi pendidikan Seni BudayaMusik di SMA Fatih Bilingual Turkey School, Banda Aceh .2007-2008

9. Wakil ketua, Bidang Pengembangan seni musik , Dewan Kesenian Aceh, tahun 2009

10.Koordinator Pelatihan dan Manajemen Seni , Jambo Damee , yayasan Rapai Aceh bekerjasama dengan International Organization Migratin (IOM), di Jantho AcehBesar, 2009.

11.Mengajar di Fakultas SENDRATASIK, Unsyah Banda Aceh, sebagai dosen tidak tetap. Tahun 2009-2010.

12.Tim Pendirian Institut Seni Budaya Indonesia Aceh, bidang kurikulum, kerjasama kementrian Pendidikan dan Kebudyaan, Institut Seni Indonesia Padang Panjang, danDewan Kesenian Aceh, tahun 2012-2013

1. 1994, Musisi Kolaborasi Multi Art, Pasar Seni ITB, Bandung. PENGALAMAN PROFESI

2. 1994,Musisi Rampak Bedug, Takbir Akbar,Prod. RCTI , bersama Dwiki Dharmawan.

3. 1995, Aktor Teater Musik Kaleng, sutradara Harry Roesli, Bandung. 4. 1995, Musisi Rampak Bedug, bersama Kantata Takwa, Produksi

INDOSIAR.

5. 1995, Teater of Can Music, International Jak Jazz Festival, Jakarta. 6. 1996, Musisi padaKolaborasi Perkusi, International Jak Jazz Festival

Jakarta.

7. 1996, Additional Percussion Player, Krakatau Jazz Band. 8. 1997, Musisi Idea Percussion Player.

9. 1998, Musisi Percussionist, B&B Band, Bandung.

10.2000, Musisi Ozenk Percussionist Player at Bali Music Event, Bali. 11.2000-2002, Musisi Percussionist, Nashville Band, Long Traveling

Band (Pekan Baru, Medan, Makasar, Banjarmasin,Padang)

12.2002, Musisi Percussionist, Featuring Artist Rossa, TELKOMSEL Event Tour 6 kotase Sumatera (Lampung, Jambi, Palembang, Pekan Baru, Medan, P. Siantar).

13.2002, Musisi Percussionist, International Batam Jazz Rendezvouz. Batam-Riau.

14.2003, Musisi Percussionist, Launching Batam TV, with Idang Rasjidi (Pianist), Inang Noorsaid (Drumer), Mergie Siger (Vocalist), Bintang Indiarto (Bassist), Agam Hamzah (Guitarist).

(14)

16.2003, Musisi Percussionist, Kenduri Seni Melayu Se-Dunia, Kolaborasi bersaama, Idang Rasyidi (Keyboardist), Agam Hamzah (Guitarist), Riau Ethnic Percussion Society.

17.2004, Musisi Ozenk Percussion Player, Dago Festival Event, Bandung. 18.2004, Musisi Ozenk Percussion Player, Sang Bintang, Prod.SCTV. 19.2004, Musisi Adjierao Unlimited Percussion Player, launching mini

Niaga Visa Card, Bandung.

20.2004, Musisi Percussionist, El-Sundanetto latin Band, Bandung. 21.2004, Musisi Percussionist, Amy and Friend Accoustic.

22.2005, Musisi Percussionist, Accoustic Jam, Bandung. 23.2005, Musisi Percussionist, Mini Album 4 Peniti.

24.2005, Musisi Percussionist, Demo album Kelompok Topeng.

25.2005, Musisi Collaborate bersama DJ Joseph, Planet 2000, Bandung. 26.2005, Composer, Kitchen Music, Horeka Extravaganza, Surabaya. 27.2005, Composer, Kitchen Music, Tampil Berani, Prod. Indosiar

Television. Jakarta.

28.2005, Duet Percussion with Ozenk, Collaborate with Dj Blanca (Amerika), Tour Djarum Black Capuccino di 6 Kota di Indonesia (Banjarmasin, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya, Makasar, Menado).

29.2005, Musisi Ozenk Percussion Player, Semarak Tahun Baru 2006, kolaborasi with ADA Band, ProduksiINDOSIAR TELEVISION. 30.2006, PercussionisKolaborasidengan DJ Ari, E- Plaza, Semarang. 31.2006, Musisi ADJIERAO Unlimited Percussion Player, International

JAVA JAZZ Festival, Jakarta Convention Centre, Jakarta.

32.2006, Musisi ADJIERAO Unlimited Percussion Player, Supershow, Prod. TRANS TV.

33.2006, Musisi ADJIERAO Unlimited Percussion Player, Jakarta International Jazz Festival ”JAK JAZZ”.

34.2007, Musisi ADJIERAO Unlimited Percussion Player, Jakarta International JAK JAZZ Festival, J I C C.

35.2007, Musisi Indosat, Mobile exhibition , Launching Product. Bersama Vicky Sianipar., J I C C .

36.2007, Musisi Percusionist, Reguler even, Toba dream cafe, bersama Vicky Sianipar.

37.2008,“Sewindu Kande”, Concert . Aceh World Music bersama Rafly dan Dwiki dharmawan.

38.2008, Moderator “Aceh World Music workshop dan diskusi musik”, pembicara Dwiki dharmawan and Rafly, Banda Aceh.

39.2008, Composer Percusssion Concert, Komunitas drummer dan Perkusi Aceh (KODA) bersama International Drummers, Gilang Ramadhan, di Taman Budaya Banda Aceh.

40.2008, Moderator diskusi dan Workshop Modern drum bersama Gilang ramadhan, Banda Aceh.

(15)

42.2010, Organizer Festival Musik Aceh, kerjasama Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan Dinas kebudayaan dan pariwisata Aceh.

43.2010, Penata Musik terbaik, Festival Musik Tradisional tingkat anak-anak se Indonesia, mewakili Aceh. Diselenggarakan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata republik Indonesia di Gedung Kesenian Jakarta.

44.2011, Komposer KODA, Launching Visit Banda Aceh years.

45.2011, Komposer Perkusi masal 500 orang (Gabungan TNI, POLRI, dan Sanggar), HUT TNI 5 Oktober KODAM Iskandar Muda.

46.2011, Koordinator Tim Perkusi Aceh, Penutupan Sabang Internasional Reggata.

47.2012, Juri festival musik kreasi tingkat remaja, diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata propinsi Aceh.

48.2012, Official Tim kesenenia Lomba Festival Musik Kreasi Tingkat Remaja Nasional, diselenggarakan oleh kementrian Pariwisata dan Industr Kreatif Republik Indonesia di Gedung kesenian Jakarta.

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepengatahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar Pustaka.

Medan,15 Agustus2013

Dindin Achmad Nazmudin

(17)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRACT ... iii

ABSTRAKSI ... iv

PRAKATA ... vi

RIWAYAT HIDUP ... x

HALAMAN PERNYATAAN ... xiv

DAFTAR ISI ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Pokok Permasalahan ... 15

1.3TujuanPenelitian dan Manfaat Penelitian ... 16

1.3.1 TujuanPenelitian ... 16

1.3.2 ManfaatPenelitian ... 16

1.4Konsep dan landasan teori ... 17

1.4.1 Konsep ... 17

1.4.2 LandasanTeori ... 20

1.4.2.1TeoriFungsionalisme ... 22

1.4.2.2 Teori analisis dan transkripsi musik ... 26

1.5Metode penelitian ... 26

1.5.1KajianPustaka ... 30

(18)

1.5.2.1Observasi ... 34

1.5.2.2 Wawancara ... 34

1.5.2.3 Kerja laboratorium ... 35

1.5.2.4 Analisis dan Transkripsi maknateks ... 35

1.6 Lokasi penelitian ... 37

1.7 Alat yang digunakan ... 38

1.8 Sistematika Penulisan ... 38

BAB II. ETNOGRAFI MASYARAKAT DAN KESENIAN DI KOTA BANDA ACEH ... 41

2.1 Sejarah kota Banda Aceh ... 41

2.2 Tinjauan geografis kota Banda Aceh ... 45

2.3 Sistempemerintahan ... 46

2.4 Masyarakat kota Banda Aceh ... 47

2.4.1 Stratifikasi masyarakat kota Banda Aceh ... 47

2.4.2 Agama ... 48

2.4.3 Jumlah penduduk ... 49

2.4.4 Masyarakat kesenian Kota Banda Aceh ... 49

2.4.5 Unsur kesenian masyarakat kotaBanda Aceh ... 51

2.4.5.1 Tari ... 51

2.4.5.2 Musik ... 58

2.4.5.3 Seni Drama/ Teater ... 60

2.4.5.4 Seni Rupa ... 61

(19)

BAB III RAPAI GELENG: ANALISIS FUNGSI SOSIO BUDAYA TERHADAP MASYARAKAT KESENIAN DIKOTA BANDA

ACEH ... 63

3.1 Sejarah rapai di Aceh ... 63

3.2 Klasifikasi jenis tari dan musik Aceh ... 68

3.3KlasifikasiAlat musik Aceh ... 69

3.4 Jenis-jenis Rapai di Aceh ………...71

3.4.1 Rapai Pase ... 72

3.4.2 Rapai Daboh ... 73

3.4.3 Rapai Geurimpheng ... 74

3.4.4 Rapai Pulot ... 75

3.4.5 Rapai Geleng ... 77

3.4.5.1 Latar belakang Rapai geleng ... 77

3.4.5.2 Struktur dan bentuk kesenian Rapai geleng ... 81

3.4.5.3 Struktur gerak Rapai geleng ... 82

3.5Penggunaan dan Fungsi Rapai geleng 3.5.1 Pengertian penggunaan dan fungsi ... 102

3.5.1.1Pengertianfungsi ... 113

3.5.1.2Pengertian penggunaan ... 117

3.6 Fungsi kesenian Rapai geleng ... 120

3.6.1 Fungsi pengungkapan emosional ... 121

3.6.2 Fungsi pengungkapan estetika ... 122

3.6.3 fungsi hiburan ... 125

(20)

3.6.4 Fungsi perlambangan ... 127

3.6.5 Fungsi yang berkaitan dengan norma sosial ... 129

3.6.7 Fungsi kesinambungan kebudayaan... 130

3.6.8 Fungsi pengintegrasian masyarakat ... 132

BAB IV STRUKTUR MUSIK KESENIAN RAPAI GELENG ... 135

4.1Proses pentranskripsian ... 135

4.2Notasimelodi laguRapaigeleng ... 141

4.2.1 Seulaweut , Lam yaaThalib. ... 141

4.2.2 Saleum ... 142

4.2.3 PukulanKosong ... 143

4.2.4 Kisah (Riwayat Nabi) ... 143

4.2.5 EsradanLani (Sebagaipenutup) ... 144

4.3 Ilustrasi posisi tangan untuk bunyi pukulan Rapai………...146

4.4 Lambang bunyi (notasi) Rapai pada Rapai geleng……….147

4.5 Notasi rhythm (motif pukulan) pada struktur music rapai Geleng………...…148

4.3.1 Seulaweut ... 148

4.3.2 Lam yaa thaleb ... 149

4.3.3 Saleum ... 151

4.3.4 Pukulan kosong ... 152

4.3.5 Kisah ... 153

4.3.6 Esra ... 155

4.6 Analisis struktur melodi ... 157

(21)

4.6.2 Nada dasar ... 158

4.6.3 Jumlah nada ... 161

4.6.4 Wilayah nada ... 162

4.6.5 Kontur ... 163

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN ... 164

5.2 SARAN ... 168

DAFTAR PUSTAKA ... 170

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 172

PETA WILAYAH ACEH ... 173

TABEL JUMLAH PENDUDUK KOTA BANDA ACEH ... 174

TABEL STRUKTUR PEMERINTAHAN KOTA BANDA ACEH ... 176

DAFTAR INFORMAN ... 179

Referensi

Dokumen terkait

Adapun fungsi dari alat musik Arab pada masyarakat Aceh di Nanggroe Aceh Darussalam adalah untuk mengembangkan ajaran Islam yang memang pada awalnya berasal dari Jazirah

Di atas telah diuraikan, bahwa bahasa Aceh adalah bahasa pergaulan yang utama dalam masyarakat Aceh. Sebetulnya dalam keadaan sekarang ini, keja- diannya tidak selalu

Kesenian wayang sebagai salah satu bentuk kebudayaan masyarakat Jawa yang dari zaman ke zaman terus berkembang dengan berbagai bentuknya, bahkan disebutkan bahwa

Alasan masyarakat Kota Banda Aceh lebih memilih lembaga adat Aceh sebagai tempat menyelesaikan sengketa pembagian warisan adalah karena penyelesaian melalui musyawarah di

Masyarakat Tionghoa di Banda Aceh mengunakan bahasa tionghoa dalam keseharian mereka ketika mereka berkomunikasi dengan sesama etnis tionghoa, untuk meningkatkan

Bentuk Rapa’i di Aceh pada awalnya mirip seperti alat musik rebana dengan satu permukaan yang terbuat dari kayu yang dilapisi oleh kulit kambing atau lembu yang digunakan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa alasan masyarakat Kota Banda Aceh memilih lembaga adat Aceh sebagai tempat menyelesaikan sengketa pembagian warisan adalah karena

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana ingatan masyarakat Kota Banda Aceh akan keberadaan dan bentuk Taman Ghairah, serta cara merevitalisasi Taman Putro Phang