• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Kinerja Pegawai PT. Tolan Tiga Indonesia/PT. Sipef Group

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Kinerja Pegawai PT. Tolan Tiga Indonesia/PT. Sipef Group"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Aba (2009) melakukan penelitian pengaruh gaji dan insentif terhadap

produktivitas kerja karyawan pada Cv. Indo perkasa computindo situbondo, diperoleh

kesimpulan bahwa gaji dan insentif berpengaruh secara signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan. Ada hal yang menarik dari penelitian ini, yaitu adanya

hubungan negatif antara gaji dengan produktivitas. Atau dengan kata lain, jika gaji

dinaikkan maka produktivitas kerja karyawan akan menurun. Karena jika karyawan

sudah mendapatkan gaji yang lebih, akan merasa tercukupi kebutuhannya. Dan

karyawan akan semakin menurun produktivitasnya. Hal ini juga selaras dengan

wawancara kepada karyawan dengan gaji yang sedikit karyawan merasa tidak layak

gajinya. Dan karyawan akan lebih termotivasi dengan adanya insentif dari

perusahaan. Sehingga karyawan akan merasa dihargai dengan adanya insentif

Koko (2007) melakukan penelitian di PT. Dunkin Donat Jakarta dengan

membandingkan pengaruh insentif dari empat pendekatan pada produktivitas. Hasil

penelitian tersebut menemukan bahwa “pendekatan gaji rutin untuk kinerja”

meningkatkan kinerja di atas garis dasar sebanyak 11%, tetapi pendekatan “insentif

keuangan” meningkatkan kinerja sebanyak 32%. Sedangkan dua pendekatan lainnya,

yaitu pendekatan “pengakuan sosial” meningkatkan kinerja sebanyak 24%, dan

(2)

Babakus et al (1996) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa keadilan

kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Kompensasi berdasarkan

prestasi kerja ini ditentukan melalui system penilaian prestasi kerja yang fair.

Tindakan tersebut akan mendorong persepsi karyawan dari keadilan yang disebut

dengan keadilan personal atau keadilan individual. Dengan Keadilan kompensasi

yang tinggi akan meningkatkan komitmen organisasi dimana hal tersebut akan

berdampak pada peningkatan kinerja karyawannya.

B. Teori Tingkat Upah

Dewan Penelitian Pengupahan Nasional dalam Husnan (1990) mendefinisikan

bahwa upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja

kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan/jasa yang telah dan akan dilakukan

ber-fungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan

produksi, upah dinyatakan/dinilai dalam ben-tuk uang yang ditetapkan menurut suatu

persetujuan, undang-undang dan peraturan serta dibayarkan atas dasar suatu

perjan-jian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja.

Pengertian Upah menurut Edwin (1995) adalah “harga atas jasa-jasa yang

telah diberikan kepada orang lain. Dimaksudkan para pemberi kerja memberi suatu

imbalan kepada penerima kerja atas sumbangan atau jasa yang telah mereka berikan

(3)

Sedangkan menurut Hadi Purwono (1981), “Upah adalah jumlah keseluruhan

yang ditetapkan sebagai upah pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja

melalui masa atau syarat-syarat tertentu “

Hijrahman (1984) menyatakan bahwa: “Upah adalah suatu imbalan dari

pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan

akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi

kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang

ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang, serta peraturan dan

dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja”

Pengertian upah menurut Moekijat (1979) yaitu: "Dalam pemakaian yang

sudah umum istilah upah sering digunakan untuk menunjukkan pembayaran jasa,

baik kepada pekerja harian maupun pekerja kantor yang memerlukan pengawasan.

Upah yang dirumuskan oleh kebiasaan itu termasuk gaji, hadiah, makanan, minuman

dan perumahan. Dalam arti sempit upah menunjukkan balas jasa yang dibayarkan

berdasarkan jam kerja atau waktu dan jasa pekerja yang dibayarkan berdasarkan

kesatuan hasil

Pengertian upah dari keseluruhan defenisi yang telah diuraikan sebelumnya

menyebutkan bahwa upah yang diterima oleh para karyawan atas pekerjaannya

adalah merupakan suatu penerimaan yang berfungsi sebagai jaminan kehidupan yang

layak. Dari defenisi tersebut juga dijelaskan bahwa upah itu dinilai dalam bentuk

uang, serta tambahan-tambahan lainnya yang jumlah serta pembayarannya

(4)

Adapun fungsi dan tujuan pengupahan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas kerja.

2. Untuk mengalokasikan sumber daya manusia tersebut secara efisien dan efektif.

3. Mendorong stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi pada umumnya.

Di dalam memberikan upah/gaji perlu juga memperhatikan prinsip keadilan.

Keadilan bukan berarti bahwa segala sesuatu mesti dibagi sama rata. Keadilan harus

dihubungkan antara pengorbanan dengan penghasilan. Semakin tinggi pengorbanan

semakin tinggi penghasilan yang diharapkan. Karena itu pertama yang harus dinilai

adalah pengorbanan yang diperlukan oleh suatu jabatan, pengorbanan dari suatu

jabatan dipertunjukan dari persyaratan-persyaratan (spesifikasi) yang harus dipenuhi

oleh orang yang memangku jabatan tersebut. Semakin tinggi persyaratan yang

diperlukan, semakin tinggi pula penghasilan yang diharapkan.

Rasa keadilan ini sangat diperhatikan oleh para karyawan, mereka tidak hanya

memperhatikan besarnya uang yang dibawa pulang, tetapi juga membandingkan

dengan rekan yang lain. Disamping masalah keadilan, maka dalam pengupahan perlu

diperhatikan unsur kelayakan. Kelayakan ini bisa dibandingkan dengan pengupahan

pada perusahaan-perusahaan lain. Atau bisa juga dengan menggunakan peraturan

pemerintah tentang upah minimum atau juga dengan menggunakan kebutuhan pokok

minimum.

Upah sebagai sarana motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja

dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra di

(5)

memenuhi kebutuhan para pegawai dan keluarga mereka. Istilah sistem upah pada

umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang

dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar kinerja

pegawai atau profitabilitas organisasi.

Kompensasi dan upah mempunyai hubungan yang sangat erat, di mana upah

merupakan komponen dari kompensasi dan keduanya sangat menentukan dalam

pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara keseluruhan.

Meskipun kompensasi bukan merupakan satu-satunya faktor yang

mempengaruhi kinerja, akan tetapi diakui bahwa kompensasi merupakan salah satu

faktor penentu yang dapat mendorong kinerja karyawan. Jika karyawan merasa

bahwa usahanya dihargai dan organisasi menerapkan sistim kompensasi yang baik,

maka umumnya karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Kompensasi yang diberikan kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat

kompensasi dan motivasi kerja serta kinerja pegawai. Perusahaan yang menentukan

tingkat upah dengan mempertimbangkan standar kehidupan normal, akan

memungkinkan pegawai bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi

kerja pegawai banyak dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan minimal

kehidupan pegawai dan keluarganya. Pegawai yang memiliki motivasi tinggi dalam

bekerja, biasanya akan memiliki kinerja yang tinggi pula. Imbalan atau kompensasi

akan memotivasi prestasi, mengurangi perputaran tenaga kerja, mengurangi

(6)

karenanya imbalan dapat dipakai sebagai dorongan atau motivasi pada suatu tingkat

perilaku dan prestasi, dan dorongan pemilihan organisasi sebagai tempat bekerja.

Upah dapat dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai kepada pegawai

yang prestasinya melebihi standar yang telah ditetapkan. Upah merupakan suatu

faktor pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat

meningkat.

Di mana pada prinsipnya pemberian upah menguntungkan kedua belah pihak.

Perusahaan mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang timbul dalam diri

penerima upah yang mendorong mereka untuk bekerja dengan lebih baik dalam arti

lebih produktif agar tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan/instansi dapat

terpenuhi sedangkan bagi pegawai sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya

Selain upah, insentif juga berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pegawai.

Menurut ahli manajemen sumber daya manusia Siagian (2002), jenis-jenis

insentif adalah:

1. Bonus

Bonus adalah Insentif yang diberikan kepada pegawai yang mampu bekerja

sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui.

2. Komisi

Komisi adalah bonus yang diterima karena berhasil melaksanakan tugas dan

(7)

3. Insentif bagi eksekutif

Insentif bagi eksekutif ini adalah insentif yang diberikan kepada pegawai

khususnya manajer atau pegawai yang memiliki kedudukan tinggi dalam suatu

perusahaan, misalnya untuk membayar cicilan rumah, kendaraan bermotor atau

biaya pendidikan anak.

4. Kurva “kematangan”

Adalah diberikan kepada tenaga kerja yang karena masa kerja dan golongan

pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan yang lebih tinggi

lagi, misalnya dalam bentuk penelitian ilmiah atau dalam bentuk beban mengajar

yang lebih besar dan sebagainya.

Jelas bahwa upah yang memadai akan mendorong semangat dan gairah kerja

pegawai, sehingga pegawai akan terus menjaga dan meningkatkan hasil kerjanya ada

akhirnya akan meningkatkan keuntungan itu sendiri dalam mencapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan, sehingga instansi dan pegawai diharapkan lebih solid dalam

membangun kebersamaan menuju kemajuan perusahaan/instansi.

C. Teori Penilaian Kinerja Pegawai 1. Pengertian Penilaian Kinerja Pegawai

Menurut Joseph Tiffin penilaian kinerja adalah sebuah penilaian sistematis

terhadap karyawan oleh atasannya atau beberapa ahli lainnya yang paham akan

pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan atau jabatan itu, dan menurut Henry Simamora

(8)

dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan

karyawan.

Pendapat yang tidak jauh berbeda juga di sampaikan oleh Handoko, ia

mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana

organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan, kegiatan ini dapat

memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada

karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.

Menurut Minner (1988) kinerja didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan

seorang individu sebagai pengharapan atas pekerjaan yang dilakukannya. Setiap

harapan dari tiap individu dinilai berdasarkan peran. Jika peran yang dimainkan

seseorang individu tidak diketahui dengan jelas atau nampak samar, maka setiap

individu tidak akan mengetahui secara persis apa yang diharapkannya. Kinerja juga

merupakan hasil yang telah dicapai seseorang, yang berhubungan dengan tugas dan

peran yang dilakukannya.

Mangkunegoro (2000) mendifinisikan Kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Pengertian kinerja lainnya adalah yang dikemukakan oleh Casio (1992) yang

lebih menekankan bahwa yang dinilai adalah job relevant strengths and weaknesses,

yaitu kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang relevan dengan

(9)

Menurut Robins (2001), kinerja merupakan suatu hasil yang harus dicapai

oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu

pekerjaan tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa kinerja organisasi mensyaratkan

strategi, lingkungan, teknologi, da

adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi.

Kinerja atau performance merupakan perila

langsung berhubungan dengan aktifitas hasil kerja, pencapaian tugas dimana istilah

tugas berasal dari pemikiran aktifitas yang dibutuhkan oleh pekerja Nelson (1997).

Kinerja dalam

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau

memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu

sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga

yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja

yang merosot.

Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor

kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena

adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada

dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika

pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat

(10)

Penilaian kinerja pegawai sangat diperlukan demi kemajuan perusahaan di

masa yang akan datang baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pegawai yang

bersangkutan. Penilaian Kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik pegawai

melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan

kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada pegawai. Penilaian kinerja

juga disebut pemeringkatan pegawai, evaluasi pegawai, tinjauan kinerja, evaluasi

kinerja dan penilaian hasil.

Dengan demikian penilaian kinerja adalah merupakan penilaian hasil kerja

pegawai dalam lingkup tanggung jawabnya. Penilaian kinerja pegawai dapat diartikan

sebagai sebuah mekanisme yang baik untuk mengendalikan pegawai.

2. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Alwi ( 2001 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai

suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus

menyelesaikan :

a. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi

b. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

c. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi.

Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :

a. Prestasi riil yang dicapai individu

b. Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja

(11)

Tujuan penilaian kinerja karyawan menurut Rivai (2003) pada dasarnya

meliputi:

a. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini.

b. Pemberian imbalan yag serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala,

gaji pokok, kenaikan gaji istimewa dan insentif uang

c. Mendorong pertanggung jawaban dari karyawan

d. Untuk pembeda antar karyawan yang satu dengan yang lainnya

e. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam :

1) Penugasan kembali, seperti diad akannya mutasi atau transfer, rotasi

perusahaan.

2) Kenaikan jabatan.

3) Traning.

3. Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penilaian kinerja menurut Handoko (1994), George & Jones (1996)

dan Siagian (1995) adalah sebagai berikut :

a. Perbaikan prestasi kerja

b. Penyesuaian kompensasi

c. Keputusan penempatan

d. Kebutuhan latihan dan pengembangan

e. Perencanaan dan pengembangan karier

(12)

g. Mengurangi ketidak-akuratan informasi

h. Memperbaiki kesalahan desain pekerjaan

i. Kesempatan kerja yang adil

j. Membantu menghadapi tantangan eksternal

4. Proses Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut George (1996) tidak dapat berdiri sendiri sehingga

dalam pelaksanaannya penilaian kinerja juga terkait dengan kegiatan lainnya, yaitu :

a. Job Analysis atau analisis pekerjaan.

Tahap ini merupakan tahap mendasar dalam penilaian kinerja karena analisis

jabatan sangat dibutuhkan didalam proses pelaksanaan penilaian kinerja untuk

mengetahui hal-hal seperti: jenis-jenis pekerjaan, tanggung jawab yang dimiliki,

kondisi kerja, kegiatan yang harus dilakukan

b. Performance standards atau standar kerja.

Standar kerja berguna untuk mengetahui apakah pekerjaan seorang pegawai

sudah lebih baik atau dibawah standar yang ditetapkan. Standar yang ditetapkan harus

memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

1. Standar harus tertulis dengan jelas dan spesifik sehingga setiap orang bias

membaca standar kerja yang ditetapkan untuk pekerjaan tertentu sehingga tidak

mudah menimbulkan bisa dan salah persepsi.

(13)

3. Standar yang digunakan bisa menjawab pertanyaan : what (tentang apa yang

dikerjakan), how (bagaimana metode menyelesaikan pekerjaan), how much

(berapa banyak yang harus dihasilkan), dan when (kapan pekerjaan harus

dihasilkan).

d. Performance appraisal system atau metode penilaian kinerja.

Ada tiga jenis metode penilaian kinerja :

1. Behaviour appraisal system (Penilaian kinerja berdasarkan perilaku yang dinilai).

2. Result-oriented appraisal system (Penilaian kinerja berdasarkan hasil kerja)

3. Contingency appraisal system (Penilaian kinerja berdasarkan atas kombinasi

berapa komponen: perilaku dan hasil kerja).

5. Penilaian Kinerja yang efektif

Menurut Mathis dan Jackson (2009) agar penilaian kinerja dapat berjalan

dengan efektif maka harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Konsisten dengan misi strategis sebuah organisasi

b. Bermanfaat sebagai alat pengembangan.

c. Berguna sebagai alat admninistratif

d. Sesuai dengan hukum dan berkaitan dengan pekerjaan.

e. Dipandang adil secara umum oleh pegawai.

(14)

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mathis dan Jackson (2001) Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja

individu tenaga kerja, yaitu:

a. Kemampuan mereka,

b. Motivasi,

c. Dukungan yang diterima,

d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diketahui bahwa dari 8 variabel yang diteliti terdapat 3 variabel yang berhubungan dengan kejadian kapasitas vital paru

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena.Data yang digunakan dalam

Pada Penelitian Perilaku Pemilih Masyarakat Di Desa Toapaya Utara Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan Dalam Pemilihan Kepala Daerah Gubernur Tahun 2010 ini penulis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi komunikasi guru pada siswa ABK di SMK Balai Perguruan Putri Bandung, bagaimana

(2003) melakukan penelitian terhadap 1743 konsumen yang membeli melalui jaringan maya (online shoppers) dan tamu hotel, ditemukan bahwa kepuasan konsumen akan

Untuk menentukan subgrup- subgrup dari grup siklik hingga n dapat dilakukan melalui grup bilangan bulat modulo n dengan operasi penjumlahan Zn. hal ini disebabkan

Dengan dibuatnya prototype sistem monitoring pendeteksi dini banjir ini dapat membantu warga masyarakat yang tinggal di bantaran sungai untuk terhindar dari bahaya

Retribusi Ijin Trayek yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan Angkutan