• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN

TAHUN 2010-2013

Sri Rezeki1, Sori Muda2, Rasmaliah2

1

Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2

Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

ABSTRACT

Hepatitis B is a problem of global public health.WHO,2011 said that HBV had infected more than 350 thousand people in the world and there were 600.000 people had died caused by Hepatitis B acute or cronic. To determine the characteristics of Hepatitis B patients in hospital grade II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan 2010-2013, conducted a research with case series design. Population and sample were 108 patients and recorded in hospital medical records. Univariate data were analyzed descriptively while bivariate data were analyzed using Chi-square test, t-test and Anova with 95% CI. Proportion based on sosiodemographics were groups of age 20-24 years 14,8%,male 78,7%, Islam 85,2%, self employed 34,3%,married 64,8% and living in Medan 83,3%. Level of Bilirubin is not normal 78,7%, type Acute Hepatitis B 78,7%, level of SGOT is high 44,5%, level of SGPT is high 57,4%, average of treatment duration is 10,49 days and returned with outpatient 77,8%. There was no significant difference between sex and level of SGOT (p=0,416), There was no significant different between sex and level of SGPT (p=0,051). There was significant difference between type of Hepatitis B and level of Bilirubin (p=0,019). There was no significant difference between average of treatment duration and condition of returned (p=0,000). They can not be tested using by Chi-square test, age and type of Hepatitis B,age and level of SGOT,age and level of SGPT,also type of Hepatitis B and condition of outpatient. It’s hoped the hospital grade II Putri Hijau Kesdam I/ Bukit Barisan Medan to give advice for Hepatitis B patients acute and chronic to check up serologic and liver function regularly, to complete list of card statue about education, and it’s hoped the next researcher will research about one of characterictics or some risk factors are more specific.

Key words : Hepatitis B, characteristics of patient, hospital grade II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan 2010-2013

Pendahuluan

Hepatitis B merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang perlu penanganan serius. Hepatitis B adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh HBV (Virus Hepatitis B). Keadaan ini mengakibatkan komplikasi hati kronis seperti sirosis dan kanker hati yang dapat

menyebabkan kematian.1

HBV ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain dari penderita Hepatitis B. Menurut WHO tahun 2011 HBV telah menginfeksi lebih dari 350 juta orang di dunia dan 600.000 orang meninggal setiap tahun akibat Hepatitis B akut maupun kronis.2 Di Asia Tenggara ditemukan kejadian Hepatitis B lebih dari 5,6% dari total populasi dengan 300.000 kematian per tahun dengan prevalensi termasuk pola infeksi tinggi yaitu lebih dari 8%.2

(2)

Pola infeksi HBV terbagi atas 3 (tiga) daerah endemisitas yaitu endemisitas

tinggi, sedang dan rendah. Negara

endemisitas tinggi yaitu Cina, Taiwan, Asia Tenggara dan Indonesia khususnya Papua dan Nusa Tenggara Timur dengan prevalensi HBV>8%, negara endemisitas sedang yaitu Laut Tengah, Asia Barat Daya dan sebagian wilayah di Indonesia dengan prevalensi HBV 2-8% dan negara endemisitas rendah yaitu Eropa Tengah, Austaralia dan Amerika Utara dengan prevalensi HBV<2%.3 Prevalensi Hepatitis B tertinggi di sub - Sahara Afrika dan Asia Timur.4

Menurut PPHI (Perhimpunan

Peneliti Hati Indonesia) pada Konsensus

Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia tahun 2012, angka prevalensi Hepatitis B di Indonesia mencapai 4,0-20,3%. Berdasarkan hal itu, Indonesia terletak di tingkat endemisitas sedang

sampai tinggi.5 Indonesia merupakan

negara kepulauan terdiri atas lebih dari 17.000 pulau dengan berbagai tingkat higiene dan sanitasi. Hal itu menyebabkan prevalensi infeksi HBV di Indonesia sangat bervariasi antar pulau.6

Penyakit Hepatitis B bisa terjadi pada semua kelompok umur dan jenis kelamin. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dengan pengumpulan sampel darah dan dilakukan pemeriksaan biomedis dari 30.000 rumah tangga di 294 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi HBsAg sebesar 9,7% pada pria dan 9,3% pada wanita, dengan angka tertinggi pada kelompok usia 45-49 tahun sebesar 11,9%.6

Berdasarkan Survey Nasional

Pernefri untuk prevelensi Hepatitis B pada pasien hemodialisis regular di 12 kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi infeksi HBV adalah sebanyak 4,5% dari 2.458 pasien, Sedangkan di Kota

Medan diketahui 6,05% dari 314 pasien.7

Laporan Riskesdas Tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi Hepatitis pada tahun 2013 adalah 1,2%, dua kali

lebih tinggi dibandingkan tahun 2007. Lima provinsi dengan prevalensi Hepatitis tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (4,3%), Papua (2,9%), Sulawesi Selatan (2,5%), Sulawesi Tengah (2,3%) dan Maluku (2,3%). Jenis hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia adalah Hepatitis B (21,8 %).8

Hasil penelitian Friska (2007) di RSU Dr. Pirngadi Medan periode tahun 2002-2006 terdapat 106 orang yang

menderita Hepatitis B.9 Penelitian

Elizabeth (2010) di RSUD Rantau Prapat

tahun 2006-2009 terdapat penderita

Hepatitis B rawat inap sebanyak 104 orang.10

Survey Pendahuluan yang

dilakukan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan terdapat penderita Hepatitis B tahun 2010-2013 sebanyak 108 orang. Pada tahun 2010 jumlah penderita sebanyak 28 orang, tahun 2011 jumlah penderita sebanyak 29 orang, tahun 2012 jumlah penderita sebanyak 22 orang dan pada tahun 2013 jumlah penderita sebanyak 29 orang. Data kasus menunjukkan bahwa kasus penyakit Hepatitis B tetap ada. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita Hepatitis B rawat inap di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui karakteristik penderita Hepatitis B di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita Hepatitis B di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013.

Tujuan khusus penelitian ini adalah: Mengetahui distribusi proporsi penderita Hepatitis B berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal), kadar Bilirubin, kadar SGOT, kadar

(3)

SGPT, tipe Hepatitis B, lama rawatan penderita Hepatitis B, keadaan sewaktu pulang, umur berdasarkan kadar Bilirubin

pada penderita Hepatitis B, umur

berdasarkan kadar SGOT pada penderita Hepatitis B, umur berdasarkan kadar SGPT pada penderita Hepatitis B, umur berdasarkan tipe Hepatitis B, jenis kelamin berdasarkan kadar SGOT pada penderita Hepatitis B, jenis kelamin berdasarkan kadar SGPT pada penderita Hepatitis B, kadar Bilirubin berdasarkan tipe Hepatitis B, lama rawatan berdasarkan tipe Hepatitis B, lama rawatan berdasarkan keadaan sewaktu pulang dan tipe Hepatitis B berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan dan instansi yang terkait dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan terutama bagi

penderita Hepatitis B. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi peneliti lain yang ingin meneliti masalah Hepatitis B dan tambahan referensi bagi perpustakaan

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara. Sebagai sarana bagi pembaca dan penulis untuk menambah wawasan mengenai penyakit Hepatitis B.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan. Penelitian dimulai dari bulan Januari – Agustus 2014. Populasi adalah semua data penderita Hepatitis B yang tercatat di rekam medis Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan tahun 2010-2013 yaitu sebanyak 108 orang. Sampel adalah semua data penderita Hepatitis B yang tercatat di rekam medis Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam

I/Bukit Barisan Medan tahun 2010-2013

dan terdapat hasil pemeriksaan

laboratorium dengan HBsAg positif. Besar sampel sama dengan populasi (total

samping) yaitu sebanyak 108 orang.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pencatatan rekam medis penderita Hepatitis B. Data univariat dianalisis secara deskriptif dan data bivariat dianalisis dengan Chi-Square,

t-test dan Anova.

Hasil dan Pembahasan

Distribusi proporsi Sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, status pernikahan dan tempat tinggal) penderita Hepatitis B rawat inap dapat dilihat pada tabel 1. dan 2. :

Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat bahwa dari 85 penderita laki-laki, proporsi penderita Hepatitis B tertinggi pada kelompok umur 17-25 tahun sebanyak 20 orang (18,5%) dan tidak ada penderita pada kelompok umur 0-4 tahun. Sementara itu, dari 23 penderita perempuan, proporsi penderita Hepatitis B tertinggi pada

kelompok umur 17-25 tahun

sebanyak 10 orang (9,3%) dan tidak ada

Umur (tahun)

Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan f % f % f % 0-4 0 0 0 0 0 0 5-11 4 3,7 1 0,9 5 4,6 12-16 5 4,6 1 0,9 6 5,5 17-25 20 18,5 10 9,3 30 27,8 26-35 18 16,7 2 1,9 20 18,5 36-45 14 13,0 4 3,7 18 16,7 46-55 14 13,0 3 2,8 17 15,8 56-65 >65 6 4 5,6 3,7 1 1 0,9 0,9 7 5 6,5 4,6 Jumlah 85 78,7 23 21,3 108 100,0

(4)

penderita pada kelompok umur 0-4 tahun (0,0%).

Tabel 3.Distribusi Proporsi Keadaan Medis Penderita Hepatitis B Rawat Inap Di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Tabel 2.Distribusi Proporsi Agama, Pekerjaan, Status Pernikahan Dan Tempat Tinggal Penderita Hepatitis B Rawat Inap Di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Hepatitis B rawat inap berdasarkan agama tertinggi adalah agama Islam 85,2% (92 orang) dan yang terendah adalah agama Kristen 14,8% (16 orang).

Proporsi penderita Hepatitis B rawat

inap berdasarkan pekerjaan tertinggi

adalah wiraswasta 36,1% (39 orang) dan yang terendah adalah tidak bekerja 6,5% (7 orang).

Proporsi penderita Hepatitis B rawat

inap berdasarkan status pernikahan

tertinggi adalah menikah 64,8% (70 orang) dan yang terendah adalah tidak menikah 6,5% (7 orang).

Proporsi penderita Hepatitis B rawat inap berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah Medan 83,3% (90 orang) dan yang terendah adalah luar Medan 16,7% (18 orang).

Distribusi proporsi keadaan medis penderita Hepatitis B rawat inap (kadar Bilirubin, kadar SGOT, kadar SGPT dan tipe Hepatitis B) di rumah sakit Putri Hijau Kesdam I/ Bukit Barisan Medan tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel 3.:

Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Hepatitis B rawat inap berdasarkan kadar bilirubin tertinggi adalah tidak normal 78,7% (85 orang) dan yang terendah adalah normal 21,3% (23 orang).

Proporsi penderita Hepatitis B rawat inap berdasarkan kadar SGOT tertinggi adalah kadar SGOT tinggi 43,5% (47 orang) dan yang terendah adalah kadar SGOT sedang 18,5% (20 orang).

Proporsi penderita Hepatitis B rawat inap berdasarkan kadar SGPT tertinggi adalah kadar SGPT tinggi 57,4% (62 orang) dan yang terendah adalah kadar SGPT sedang 20,4% (22 orang).

Proporsi penderita Hepatitis B rawat inap berdasarkan tipe Hepaitits B tertinggi adalah akut 78,7% (85 orang) dan yang terendah adalah kronis 21,3% (23 orang).

Distribusi proporsi status rawatan terdiri atas lama rawatan dan keadaan sewaktu pulang) penderita Hepatitis B rawat inap di rumah sakit Putri Hijau Kesdam I/ Bukit Barisan Medan tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel 4 dan 5: Kadar Bilirubin f % Normal 23 21,3 Tidak Normal 85 78,7 Kadar SGOT f % Normal Sedang Tinggi 41 20 47 38,0 18,5 43,5 Kadar SGPT f % Normal Sedang 24 22 22,2 20,4 Tinggi 62 57,4 Tipe Hepatitis B f % Akut Kronis 85 23 78,7 21,3 Agama f % Islam 92 85,2 Kristen 16 14,8 Pekerjaan f % TNI AD 11 10,2 IRT/Istri TNI AD PNS Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Tidak Bekerja 8 21 39 22 7 7,4 19,4 36,1 20,4 6,5 Status Pernikahan f % Menikah 70 64,8 Tidak menikah 35 35,2 Tempat Tinggal f % Medan 90 83,3 Luar Medan 18 16,7

(5)

Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita Hepatitis B rawat inap adalah 10,49 hari (10 hari) dan standar deviasi 4,944.

Coefficient Of Variation 24,439 (>10%)

artinya lama rawatan penderita Hepatitis B rawat inap bervariasi dimana lama rawatan minimum 2 hari dan maksimum 25 hari.

Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Keaadan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Hepatitis B rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan 77,8% (84 orang) dan yang terendah adalah meninggal 6,5% (7 orang).

Analisis Bivariat

Umur Berdasarkan Tipe Hepatitis B

Tabel 6. Distribusi Proporsi Umur Penderita Hepatitis B Berdasarkan Tipe Hepatitis B di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 6. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi dari 85 penderita

Hepatitis B tipe akut adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 68,2% (58 orang) dan proporsi tertinggi dari 23 penderita Hepatitis B tipe kronis adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 69,6% (16 orang).

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square dikarenakan terdapat 2 sel (33,3%)

memiliki nilai expected<5. Umur Berdasarkan Kadar SGOT

Tabel 7. Distribusi Proporsi Umur Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Kadar SGOT Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 7. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi dari 41 penderita Hepatitis B dengan kadar SGOT normal adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 73,2% (30 orang), proporsi tertinggi dari 20 penderita Hepatitis B dengan kadar SGOT sedang adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 70,0% (14 orang) dan proporsi tertinggi dari 47 penderita Hepatitis B dengan kadar SGOT tinggi adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 63,8% (30 orang).

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square dikarenakan terdapat 3 sel (33,3%)

memiliki nilai expected<5. Umur Berdasarkan Kadar SGPT

Tabel 8. Distribusi Proporsi Umur Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Kadar SGPT di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013 Kadar SGPT Umur (tahun) Jumlah 0-11 12-45 >45 f % f % f % f % Normal Sedang Tinggi 0 2 3 0 9,1 4,8 17 14 43 70,8 63,6 69,4 7 6 16 29,2 27,3 25,8 24 22 62 100,0 100,0 100,0 Lama Rawatan Mean Standar Deviasi Coef of Variation Minimum Maximum 10,49 4,944 24,439 2 25

Keadaan Sewaktu Pulang f %

PBJ PAPS Meninggal 84 17 7 77,8 15,7 6,5 Jumlah 108 100,0 Tipe Hepatitis B Umur (tahun) Jumlah 0-11 12-45 >45 f % f % f % f % Akut Kronis 5 0 5,9 0 58 16 68,2 69,6 22 7 25,9 20,4 85 23 100,0 100,0 Kadar SGOT Umur (tahun) Jumlah 0-11 12-45 >45 f % f % f % f % Normal Sedang Tinggi 1 1 3 2,4 5,0 6,4 30 14 30 73,2 70,0 63,8 10 5 14 24,4 25,0 29,8 41 20 47 100,0 100,0 100,0

(6)

Berdasarkan tabel 8. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi dari 24 penderita Hepatitis B dengan kadar SGPT normal adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 70,8% (17 orang), proporsi tertinggi dari 22 penderita Hepatitis B dengan kadar SGPT sedang adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 63,6% (14 orang) dan proporsi tertinggi dari 62 penderita Hepatitis B dengan kadar SGPT tinggi adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 69,4% (43 orang).

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square dikarenakan terdapat 3 sel (33,3%)

memiliki nilai expected<5.

Umur Berdasarkan Kadar Bilirubin

Tabel 9. Distribusi Proporsi Umur Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Kadar Bilirubin di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 9. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi dari 23 penderita Hepatitis B dengan kadar Bilirubin normal adalah pada kelompok umur 12-45 tahun tahun 73,9% (17 orang), proporsi tertinggi dari 85 penderita Hepatitis B dengan kadar Bilirubin tidak normal adalah pada kelompok umur 12-45 tahun 67,1% (57 orang).

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square dikarenakan terdapat 2 sel (33,3%)

memiliki nilai expected<5.

Jenis Kelamin Berdasarkan Kadar SGOT

Tabel 10. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Kadar SGOT di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan table 10. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi dari 41 penderita Hepatitis B dengan kadar SGOT normal adalah pada laki-laki 85,4% (35 orang), proporsi tertinggi dari 20 penderita Hepatitis B dengan kadar SGOT sedang adalah pada laki-laki 75,0% (15 orang) dan proporsi tertinggi dari 47 penderita Hepatitis B dengan kadar SGOT tinggi adalah pada laki-laki 74,5% (35 orang).

Hasil analisis statistik dengan uji

Chi-Square diperoleh nilai (p=0,416),

p>0,05artinya tidak ada perbedaan

proporsi yang bermakna antara jenis kelamin dengan kadar SGOT.

Jenis Kelamin Berdasarkan Kadar SGPT

Tabel 11. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Kadar SGPT di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 11.dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi dari 24 penderita Hepatitis B dengan kadar SGPT normal adalah pada laki-laki 95,8% (23 orang), proporsi tertinggi dari 22 penderita Hepatitis B dengan kadar SGPT sedang adalah pada laki-laki 68,2% (15 orang) dan proporsi tertinggi dari 62 penderita Hepatitis B dengan kadar SGPT tinggi adalah pada laki-laki 75,8% (47 orang).

Hasil analisis statistik dengan uji

Chi-Square diperoleh nilai (p=0,051),

p>0,05 artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin dengan kadar SGPT.

Kadar Bilirubin Umur (tahun) Jumlah 0-11 12-45 >45 f % f % f % f % Normal Tidak normal 1 4 4,3 4,7 17 57 73,9 67,1 5 24 21,7 28,2 23 85 100,0 100,0 Kadar SGOT Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan f % f % f % Normal Sedang Tinggi 35 15 35 85,4 75,0 74,5 6 5 12 14,6 25,0 25,5 41 20 47 100,0 100,0 100,0 Kadar SGPT Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan f % f % f % Normal Sedang Tinggi 23 15 47 95,8 68,2 75,8 1 7 15 4,2 31,8 24,2 24 22 62 100,0 100,0 100,0

(7)

Kadar Bilirubin Berdasarkan Tipe Hepatitis B

Tabel 12. Distribusi Proporsi Kadar Bilirubin Berdasarkan Tipe Hepatitis B Penderita Hepatitis B Rawat Inap di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 12. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi dari 85 penderita Hepatitis B tipe akut adalah dengan kadar Bilirubin tidak normal 83,5% (71 orang), proporsi tertinggi dari 23 penderita Hepatitis B tipe kronis adalah dengan kadar Bilirubin tidak normal 60,9% (14 orang).

Hasil analisis statistik dengan uji

Chi-Square diperoleh nilai (p=0,019),

p<0,05 artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tipe Hepatitis B dengan kadar Bilirubin.

Lama Rawatan Berdasarkan Tipe Hepatitis B Tabel 13. Distribusi Proporsi Lama rawatan

Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Tipe Hepatitis B di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Tipe Hepatitis B Lama Rawatan Rata-Rata (Hari)

n Mean SD Akut Kronis 85 23 10,29 11,22 4,842 5,351

Berdasarkan tabel 13. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata pada 85 penderita Hepatitis B tipe akut adalah 10,29 hari (10 hari) dengan standar deviasi 4,842 dan lama rawatan rata-rata pada 23 penderita HepatitisB tipe kronis adalah 11,22 hari (11 hari) dengan standar deviasi 5,351.

Pada uji Tests of Normality,data

tersebut berdistribusi tidak normal.

Berdasarkan hasil uji statistik

Mann-Whitney diperoleh (p=0,555), p>0,05

artinya tidak ada perbedaan yang

bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan tipe Hepatitis B.

Lama Rawatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 14. Distribusi Proporsi Lama rawatan Penderita Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Keadaan Sewaktu Pulang

Lama Rawatan Rata-Rata (Hari) n Mean SD PBJ PAPS Meninggal 84 17 7 11,18 9,53 4,57 4,862 4,584 1,618 Jumlah 108 10,49 4,944

Pada uji Tests of Normality, lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang dimana PBJ mempunyai nilai p=0,000, PAPS mempunyai nilai p=0,076 dan meninggal mempunyai nilai p=0,200. Nilai salah satu variabel p<0,05 , artinya data tersebut berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil uji statistik

Kruskal-Wallis diperoleh (p=0,001), p<0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang. Penderita Hepatitis B pulang berobat jalan secara bermakna memiliki lama rawatan yang lebih lama dibandingkan pulang atas permintaan sendiri dan meninggal.

Tipe Hepatitis B Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 15. Distribusi Proporsi Tipe Hepatitis B Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Putri Hijau Medan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan Tahun 2010-2013

Berdasarkan tabel 15. dapat dilihat

bahwa proporsi tertinggi dari 84 penderita Hepatitis B dalam keadaan pulang berobat jalan adalah bertipe akut 82,1% (69 orang), proporsi tertinggi dari 17 penderita Hepatitis B dalam keadaan pulang atas permintaan sendiri adalah bertipe akut 82,4% (14 orang) dan proporsi tertinggi dari 7 penderita Hepatitis B dalam keadaan sewaktu pulang meninggal adalah bertipe kronis 71,4% (5 orang).

Tipe Hepatitis B Kadar Bilirubin Jumlah Normal Tidak Normal f % f % f % Akut 14 16,5 71 83,5 85 100,0 Kronis 9 39,1 14 60,9 23 100,0 Keadaan Sewaktu Pulang Tipe Hepatitis B Jumlah Akut Kronis f % f % f % PBJ PAPS Meninggal 69 14 2 82,1 82,4 28,6 15 3 5 17,9 17,6 71,4 84 17 7 100,0 100,0 100,0

(8)

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square dikarenakan terdapat 2 sel (33,3%)

memiliki nilai expected<5.

Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

a. Proporsi penderita Hepatitis B rawat tertinggi pada kelompok umur 17-25 tahun 27,8%, laki-laki 78,7%, agama Islam 85,2%, pekerjaan wiraswasta 34,3%, status menikah 64,8%, dan tinggal di Medan yaitu 83,3%.

b. Proporsi kadar Bilirubin penderita Hepatitis B rawat inap tertinggi adalah tidak normal yaitu 78,7%. c. Proporsi kadar SGOT penderita

Hepatitis B rawat inap tertinggi adalah kadar SGOT tinggi yaitu 44,5%.

d. Proporsi kadar SGPT penderita Hepatitis B rawat inap tertinggi adalah kadar SGPT tinggi yaitu 57,4%.

e. Proporsi tipe Hepatitis B pada penderita Hepatitis B rawat inap tertinggi adalah akut yaitu 78,7%. f. Lama rawatan rata-rata penderita

Hepatitis B rawat inap adalah 10,49 hari.

g. Proporsi keadaan sewaktu pulang penderita Hepatitis B tertinggi adalah pulang berobat jalan 77,8%.

h. Ada perbedaan proporsi yang

bermakna antara tipe Hepatitis B dengan kadar Bilirubin (p=0,019). i. Ada perbedaan yang bermakna

antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,001).

j. Tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square antara umur dengan tipe

Hepatitis B sebab terdapat 2 sel (33,3%) memiliki nilai expected<5. k. Tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square antara umur dengan kadar

SGOT sebab terdapat 3 sel (33,3%) memiliki nilai expected<5.

l. Tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square antara umur dengan kadar

SGPT sebab terdapat 3 sel (33,3%) memiliki nilai expected<5.

m. Tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square antara umur dengan

kadar Bilirubin terdapat 2 sel (33,3%) memiliki nilai expected<5. n. Tidak ada perbedaan proporsi yang

bermakna antara jenis kelamin dengan kadar SGOT (p=0,416). o. Tidak ada perbedaan proporsi yang

bermakna antara jenis kelamin dengan kadar SGPT (p=0,051).

p. Tidak ada perbedaan yang

bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan tipe Hepatitis B (p=0,555).

q. Tidak dapat menggunakan uji

Chi-Square antara tipe Hepatitis B

dengan keadaan sewaktu pulang dikarenakan terdapat 2 sel (33,3%) memiliki nilai expected<5.

2. Saran

a. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/ Bukit Barisan Medan memberikan anjuran kepada penderita Hepatitis B akut

melakukan pemeriksaan serologis

maupun fungsi hati berkala meskipun pulang berobat jalan dan dalam masa

penyembuhan untuk memantau

progresivitas penyakit dalam mencegah terjadinya kronisitas Hepatitis B. b. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit

Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/ Bukit Barisan Medan memberikan anjuran kepada penderita Hepatitis B kronik melakukan pemeriksaan berkala untuk mengetahui perjalanan penyakit dan deteksi dini komplikasi.

c.Diharapkan kepada orang-orang berisiko

tinggi yang belum mendapatkan

sebelumnya khususnya pada kelompok

umur produktif untuk divaksinasi

Hepatitis B serta menghindari untuk melakukan gaya hidup maupun perilaku

seksual berisiko tertularnya virus

(9)

d.Diharapkan bagi keluarga penderita

Hepatitis B untuk melakukan

pemeriksaan darah untuk mengetahui lebih dini demi mencegah tertularnya virus Hepatitis B.

e. Diharapkan pemerintah dan pihak terkait lebih proaktif mempromosikan dan

memberikan pengetahuan tentang

Hepatitis B kepada masyarakat serta memberikan subsidi obat Hepatitis B bagi penderita.

f. Diharapkan kepada pihak rumah sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit

Barisan Medan lebih melengkapi

pencatatan seperti pendidikan pasien. g. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya

untuk meneliti tentang karakteristik salah satu atau beberapa faktor risiko Hepatitis B secara lebih spesifik.

Daftar Pustaka

1. Andri S,Budiman S, Ali S, Imelda L, Anggilia S.,2010. Pendekatan

Terkini Hepatitis B dan C.

Penerbit Sagung Seto, Jakarta. 2. WHO., 2011. Viral Hepatitis in the

WHO South-East Asia Region.

http:// www.who.intz, diunduh

tanggal 29 April 2014.

3. http://www.who.int/csr/disease/hep atitis/whocdscsrlyo20022/en/index 1.html diunduh tanggal 29 April 2014.

4. Sherlock S., 1995. Penyakit Hati

dan Sistem Saluran Empedu.

Penerbit Widya Medika, Jakarta. 5. Persatuan Peneliti Hati Indonesia.

“Artikel Umum: Hepatitis

B”.2012. PPHI, Konsensus

Nasional Penatalaksanaan

Hepatitis B di Indonesia, PPHI,

Jakarta. www.PPHI-online.org

diakses tanggal 7 Februari 2014.

6. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Tahun 2008. Laporan

Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007.www.litbang.depkes.go.id.

Diakses tanggal 7 Februari 2014.

7. Timmreck.,2005.” Suatu

Pengantar Epidemiologi. Penerbit

Buku Kedokteran, Jakarta.

8. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013. Laporan Riset Kesehatan

Dasar Tahun 2013.

www.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 7 Februari 2014.

9. Rumondang, F., 2007,

Karakteristik Penderita

Hepatitis B yang di Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2002-2006. Skripsi

Mahasiswa FKM USU.

10. Elizabeth L.,2010, Karakteristik

Penderita Hepatitis B Rawat Inap di RSUD Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2006-2009. Skripsi Mahasiswa FKM USU.

Referensi

Dokumen terkait

Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung yang ditandai adanya sakit dada yang khas lama sakitnya lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat atau pemberian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Metode Reading Guide dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fikih materi Hibah pada siswa kelas VIII semester 2

[r]

[r]

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W3, 2017 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

- Mengesahkan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, serta menerima dan menyetujui pemberian

Dengan observasi dan diskusi, siswa mampu menjelaskan penting penghijauan sebagai salah satu upaya pelestarian sumber daya alam dengan lengkap.. Dengan kegiatan menanam tanaman,

Finally, when there are lots of intersections and a large amount of branches (case of the pruned silver lime tree with shoots) none of the methods delivers accurate