• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Farmasi ISSN Vol. 14/No. 01/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Majalah Farmasi ISSN Vol. 14/No. 01/2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

The National Journal of Pharmacy

Page - 39 -

ANTIDIARE EFFECT TEST LEAF EAR EXTRACT (Acalypha indica L.) AGAINST MICE (Mus musculus)

UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN ANTING-ANTING (Acalypha indica L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus)

SULAIMAN,

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar

* Korespondensi; Email: badrasulaiman@gmail.com Hp 085228793377

ABSTRACT

This study aims to determine the Effect of Leaf Extract Earring as Antidiare Against Mice.This research uses laboratory experimental method.This study soften the material of Leaf Anting-anting (Acalypha indica L.) which was extracted by maseration method using ethanol 70%. The extracts were made in different concentrations of 5% b/v, 10% b / v, 15% b/v, Loperamid 0.00078% b/v (+) and Na CMC 1% b/v (-). Based on statistical analysis of ANAVA F hiting> F table showing the existence of very different treatment significantly. After continued follow-up of Student Newman Keuls (SNK) test on the consistency of feces showed significant value at 5% b/v, 10% b/v, 15% b/ v concentration, positive control of loperamid and negative control. A significant 5% concentration with a concentration of 15% b/v and a positive control of loperamide. 10% b /v concentration was significant with 15% b /v concentration and positive control of loperamide and 15% b/v concentration significantly with loperamid positive control. While at stool frequency showed significant value at negative control with concentration 5% b /v, 10% b/v, 15% b / v and positive control loperamid. The concentration of 5% b/v was significant with 10% b / v 15% b/v and positive control of loperamide. The concentration of 10% b/v is significant with the positive control of loperamid. The conclusion of the extract of the earrings leaves (Acalypha indica L.) has an antidiare effect at all concentrations of 5% b/v, 10% b/v and 15% b/v .

Keywords: Leaf Earrings (Acalypha indica L.), Extract, Antidiare Effect, Mice (Mus musculus).

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efek Ekstrak Daun Anting-anting Sebagai Antidiare Terhadap Mencit. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini mengunakkan bahan uji Daun Anting-anting (Acalypha indica L.) yang diektraksi dengan metode maserasi memakai etanol 70 %. Ekstrak dibuat dalam kosentrasi yang berbeda yaitu 5% b/v, 10% b/v,15% b/v, Loperamid 0.00078 % b/v (+) dan Na CMC 1 % b/v (-). Berdasarkan statistik analisis ANAVA F hiting > F tabel yang menunjukkan adanya perlakuan yang sangat berbeda nyata. Setelah dilanjutkan uji lanjutan Student Newman Keuls (SNK) pada konsistensi feses menunjukan nilai signifikan pada konsentrasi 5% b/v, 10% b/v, 15% b/v, kontrol positif loperamid dan kontrol negatif. Konsentrasi 5% signifikan dengan konsentrasi 15% b/v dan kontrol positif loperamid. Konsentrasi 10% b/v signifikan dengan konsentrasi 15% b/v dan kontrol positif loperamid serta konsentrasi 15% b/v signifikan dengan kontrol positif loperamid. Sedangkan pada frekuensi tinja menunjukan nilai signifikan pada kontrol negatif dengan konsentrasi 5% b/v, 10% b/v, 15% b/v dan kontrol positif loperamid. Konsentrasi 5% b/v signifikan dengan 10% b/v 15% b/v dan kontrol positif loperamid. Konsentrasi 10% b/v signifikan dengan kontrol positif loperamid.kesimpulan yaitu ekstrak Daun anting-anting (Acalypha indica L.) memiliki efek sebagai antidiare pada semua konsentrasi yaitu 5% b/v,10% b/v dan 15% b/v.

Kata kunci : Daun Anting-anting (Acalypha indica L.), Ekstrak, Efek antidiare, Mencit (Mus musculus).

(2)

Page | xl

The National Journal of Pharmacy

PENDAHULUAN

Penyakit diare di Indonesia

merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di negara

berkembang seperti di Indonesia. Diare adalah pengeluaran feses cair berulang kali atau lebih dari 3 (tiga) kali sehari atau

diare adalah suatu keadaan yang

frekuensi defekasinya melebihi frekuensi normal dengan konsistensi feses yang encer. Diare merupakan masalah umum

untuk orang yang menderita

“pengeluaran feses yang terlalu cepat dan terlalu encer”, tetapi agar lebih

kuantitatif, ilmuwan biasanya

mendefinisikan diare sebagai kelebihan bobot cairan, untuk orang Barat usia dewasa yang sehat, maksimum berat air normal dalam feses adalah 200 g/hari. Karena berat feses sebagaian besar ditentukan oleh feses yang berair. (Kemenkes RI,2010)

WHO memperkirakan bahwa 4 milyar kasus diare terjadi setiap tahun di seluruh dunia (1 milyar terjadi pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun) dan

bahwa sekitar 5 juta kematian

disebabkan oleh diare setiap tahun (2,5 juta kematian terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di negara berkembang

seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun 2010 terjadi wabah diare di 33 kecamatan di Indonesia dengan jumlah penderita mencapai 4.204 jiwa dan menyebabkan kematian terhadap 73 jiwa. Data Riskesdas 2013 insiden diare

untuk seluruh kelompok umur di

Indonesia adalah 3,5 persen.

Berdasarkan karakteristik penduduk,

kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi menderita diare. Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7 % (Kemnkes RI,2013).

Melihat penyakit diare masih

menjadi masalah kesehatan terutama di

negara-negara berkembang salah

satunya Indonesia, maka kebutuhan akan

obat-obat antidiare masih tinggi.

Kelompok obat yang seringkali digunakan pada diare adalah kemoterapeutika,

obstipansia, dan spasmolitika.

Pengobatan diare dilakukan dengan

mengkonsumsi obat-obat kimia.

Beberapa pengobatan tersebut dapat menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, nyeri abdomen serta ruam pada kulit. Selain pengobatan menggunakan obat-obatan kimia, masyarakat juga

mengenal alternatif pengobatan

tradisional dalam mengatasi diare.

Indonesia yang beriklim tropis

menyebabkan tanahnya subur sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Di antara berbagai jenis tersebut

beberapa jenis tumbuhan memiliki

khasiat sebagai obat. Menurut Akbar, dan Herbie, (2015) salah satu tumbuhan obat yang mempunyai efek antidiare dan

digunakan sebagai obat tradisional

adalah Anting-anting (Acalypha indica L.).

Pemanfaatan daun anting-anting di

masyarakat belum dimanfaatkan secara maksimal khususnya sebagai antidiare.

Secara empiris, di desa Biromaru

Sulawesi Tengah, masyarakat

menggunakan daun anting-antingsebagai obat diare.

Menurut Haimahi (2010), Tanaman

Anting-anting (Acalypha indica L.)

memiliki berbagai kandungan seperti golongan flavonoid, tanin, triterpen, dan steroid. Sedangkan dari skrining kualitatif fitokimia yang dilakukan menggunakan ekstrak etanol tanaman anting-anting didapatkan kandungan berasal dari daun dan akar tanaman ini adalah alkaloid,

katekol, flavonoid, saponin, steroid,

glikosida jantung, tanin dan triterpen (Saha & Azhar, 2011).

Tanin yang memiliki fungsi sebagai adstringen, yaitu dapat meringankan

diare dengan mekanisme kerja

menciutkan permukaan usus atau zat yang bersifat sebagai proteksi terhadap mukosa usus dan dapat menggumpalkan protein, selain itu tanin memiliki sifat

(3)

The National Journal of Pharmacy

Page - 41 -

sebagai pengelat yang berefek

spasmolitik. (Sari, 2016)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin meneliti apakah daun

anting-anting dapat efek sebagai

antidiare selain itu mengingat

pengobatan menggunakan herbal saat ini

menjadi perhatiaan yang besar

dimasyarakat. Perhatiaan ini disebabkan kekhawatiran masyarakat akan efek samping obat kimia dan juga kesulitan

dalam memperoleh maupun dalam

mengomsumsi obat terutama pada

masyarakat yang beradah didaerah terpencil

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan

penelitian eksperimental laboratorium

berdasarkan metode rancangan acak kelompok untuk melihat efek antidiare

ekstrak daun anting-anting dengan

pemberian secara oral pada hewan uj Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

Laboratorium Biofarmasi, Jurusan

Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas

Pancasakti Makassar Alat

Alat-alat yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi Erlenmeyer(pyrex) gelas ukur (pyrex), gelas kimia (pyrex),

batang pengaduk, corong (pyrex),

spatula, spoit 1 ml (pyrex), timbangan analitik, maserator, rotary evaporator, masker, mortir dan stamper

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Ekstrak Daun Anting-anting(Acalypha indica L.), Minyak jarak, tissue, aquadest, loperamid, Na-CMC, dan etanol 70%.

Hewan uji yang digunakan

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah mencit jantan, berbadan sehat berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Satu

minggu sebelum penelitiaan mencit

diadaptasikan dengan lingkungan

percobaan, mencit yang digunakan

sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor.

Prosedur Penelitian 1. Pengolahan Simplisia

Daun Anting-Anting (Acalypha

indica L.)segar yang telah dikumpulkan dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian dilakukan sortasi basah

untuk memisahkan tanaman dari

kotoran atau bahan asing lainya seperti tanah, kerikil, dan rumput.

Selanjutnya dilakukan perajangan

kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Setelah itu, dilakukan lagi sortasi kering untuk memisahkan benda-benda asing dan kotoran yang lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Kemudian simplisia dikemas dalam toples plastik, setelah itu dipacking dalam dos lalu dikirim melalui ekspedisi KGP (Kerta Gaya Pusaka) menuju makassar dalam sehari.

2. Pembuatan Ekstrak Daun Anting-anting

Metode yang digunakan dalam

mengekstrak daun anting-anting

(Acalypha indica L.) yaitu dengan menggunakan metode maserasi. Di dalam metode maserasi menggunakan

pelarut etanol 70%. Kemudian

ditimbang daun anting-anting

sebanyak 300 gram. Sebelumnya

daun anting-antingterlebih dahulu

dibersihkan dan kemudian diangin-anginkan lalu dirajang. Selanjutnya direndam daun anting-anting dalam pelarut etanol 70% (1:7) selama 5 hari sambil dilakukan pengadukan sesekali. Selanjutnya disaring dengan kain flanel untuk memisahkan filtrat dan ampas.Hasil filtrat kemudian diuapkan

dengan menggunakan rotary

evaporator,sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental Daun Anting-anting yang diperoleh diuapkan

(4)

Page | - 42 -

The National Journal of Pharmacy

diatas water bath hingga diperoleh ekstrak kering.

3. Pembutan suspensi ekstrak Daun Anting-anting

Ekstrak Daun Anting-anting

dibuat kosentrasi masing-masing 5% b/v, 10% b/v, 15 % b/v. Untuk

membuat suspensi dengan

konsentrasi 5%, ditimbang sebanyak 5g ekstrak daun anting-anting lalu

dimasukkan dalam lumpang,

kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit Na.CMC 1% b/v setelah itu

digerus kemudian dicukupkan

volumenya hingga 100 ml. Cara yang

sama dilakukan untuk suspensi

dengan konsentrasi 10% b/v dan 15 % b/v Dengan menimbang ekstrak daun anting-anting masing-masing 10 g dan 15g, lalu dimasukkan kedalam lumpang kemudian ditambahkan Na CMC 1% b/v sedikit demi sedikit setelah itu cukupkan masing-masing sebanyak 100 ml.

4. Pembuatan suspensi CMC 1%b/v Ditimbang sebanyak 1 g Na.CMC dan dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam lumpang dalam 50 ml air

panas dengan suhu 70oc sambil

digerus hingga homogen. Dicukupkan volumenya dengan air suling 100 ml dalam labu tentukur.

5. Pembuatan suspensi Loperamid Suspensi loperamid dibuat dengan cara ditimbang 20 tablet, hitung berat rata-ratanya, kemudian dimasukkan kedalam lumpang lalu digerus hingga

halus, kemudian ditimbang dan

disuspensikan dengan Na CMC 1% b/v sedikit dan demi sedikit dan

dihomogenkan, dimasukkan dalam

labu tentukur 100 ml dan volumenya dicukupkan hingga 100 ml dengan suspensi Na CMC 1% b/v.

6. Penyiapan hewan uji

Hewan uji mencit jantan

diadaptasikan dengan lingkungan

penelitian selama seminggu. 30 menit sebelum penelitian mencit dipuasakan selama kurang lebih 8 jam. Mencit ditimbang dengan bobot badan 20-30 gram. dan dikelompokkan secara acak, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok uji. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor. Semua mencit diberikan oleum ricini senbanyak 0,5 ml/ekor

secara oral.30 menit setelah

pemberian oleum ricini masing-masing kelompok diberikan Na-CMC dosis 1% untuk kelompok I sebagai kontrol

negatif. Kelompok II diberikan

suspensi Loperamid sebagai kontrol positif, dan tiga kelompok masing-masing diberikan suspensi ekstrak daun anting-anting 5% b/v, 10% b/v

dan 15%b/v Semua perlakuan

diberikan secara oral.Kemudian

dilakukan pengamatan setiap 30 menit selama 8 jam meliputi saat mulai terjadinya diare, frekuensi diare, dan konsistensi feses.

Pengamatan dan pengumpulan data Setelah semua mencit mendapat perlakuan, masing-masing ditempatkan ke dalam wadah, kemudian dilakukan pengamatan setiap 30 menit selama 5 jam meliputi saat mulai terjadinya diare, frekuensi diare, dan konsistensi feses, setelah itu diambil datanya. Data yang diperoleh melalui pengamatan akan dianalisa secara statistic dengan metode analisis varian (ANAVA).

HASIL DAN DISKUSI Hasil penelitian

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, maka diperoleh hasil

pengamatan terhadap konsistensi dan frekuensi diare pada hewan uji mencit pada tiap kelompok dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 dibawah ini

(5)

The National Journal of Pharmacy

Page xliii

Kelompok dosis

Kosistensi tinja setelah perlakuan selama 5 jam

0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240 240-270 270-300 Na CMC 1% 1 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 Kosentras i 5% 1 2 2 2 2 1 1 1 0 0 1 2 2 3 1 1 1 0 0 0 1 1 2 2 2 1 1 0 0 0 Kosentras i 10% 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 1 2 2 2 1 1 0 0 0 0 1 1 2 2 2 1 1 0 0 0 Kosentras i 15 % 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 1 1 2 2 1 0 0 0 0 0 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 Loperami d 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 Keterangan

0 = Tidak terjadi diare 1 = Kosistensi tinja padat 2 = Kositensi tinja lembek 3 = kosistensi tinja cair

Tabel II : Hasil Pengamatan Frekuensi Tinja Setelah perlakuan (Jam) Kelompok

dosis

Frekuensi tinja setelah perlakuan selama 5 jam

0-30 30-60 60-90 90-120 120-150 150-180 180-210 210-240 240-270 270-300 Na CMC 1% 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 3 3 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 Kosentras i 5% 2 2 2 3 2 1 1 1 0 0 1 2 2 2 1 1 2 0 0 0 2 1 2 2 2 1 1 0 0 0 Kosentras i 10% 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 2 2 2 2 1 1 0 0 0 0 2 2 1 1 2 2 1 0 0 0 Kosentras i 15 % 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 2 2 2 1 1 0 0 0 0 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 Loperami d 1 2 2 1 0 0 0 0 0 0 2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 2 2 1 0 0 0 0 0 Keterangan

0 = Tidak ada pengeluaran tinja 1 = Satu kali pengeluaran tinja 2 = Dua kali pengeluaran tinja 3 = Tiga kali pengeluarn tinja

(6)

Page | xliv

The National Journal of Pharmacy

DISKUSI

Salah satu tanaman obat yang digunakan masyrakat indonesia untuk mengobati diare adalah daun anting-anting (Acalypha Indica.L ). Pengunaan daun anting-anting sebagai obat diare oleh masyarakat masih bersifat secara turun temurun atau secara tradisional berdasarkan pengalaman. Penelitian ini mencoba membuktikan efek antidiare daun anting-anting yang dibuat dalam bentuk ekstrak. Kedepanya, daun

anting-anting diharapkan dapat digunakan

sebagai herbal yang dikemas secara modern dalam terapi diare yang dialami masyarakat.

Pada penelitian ini hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan karena memiliki sistem hormonal yang lebih stabil dibandingkan dengan mencit betina

memiliki siklus esterus, sehingga

dihindari adanya mencit betina yang hamil sebab bahan yang digunakan seperti loperamid-HCl dan minyak jarak sebagai penginduksi yang tidak bisa diberikan pada hewan yang hamil karena dapat memmpengaruhi hasil penelitian.

Sebagai penginduksi terjadinya diare digunakan minyak jarak dimana asam truglisrida dan minyak jarak pada usus mencit akan diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam ricinoleat yang dapat menstimulasi gerak prastaltik dan usus dari rangsangan tersebut menyebabkan fases menjadi cair, minyak jarak juga bersifat mengiritasi mukosa usus yang dapat menyebabkan terjadinya diare.

Terjadinya diare ditandai dengan

berubahnya warna dan konsistensi tinja yang lembek atau cair. Terjadinya perubahan warna pada tinja disebabkan oleh enzim lipase dimana enzim ini adalah merupakan hasil hidrolisis dari minyak jarak menjadi gliserol dan asam risonoleat. Asam risonoleat itulah yang merupakan bahan aktif sehingga tinja

dapat berubah warna dari hitam

kecoklatan menjadi agak kuning.

Pembanding digunakan loperamid-HCL yang mempunyai efek langsung terhadap otot longitudinal dan sirkulasi usus, digunakan sebagai obstipasi pada kasus diare akut dan kronik, kerjanya cepat karena kadar plasma tertinggi obat dicapai dalam waktu 4 jam setelah pemberian oral. Loperamid merupaka

derivat defenoksilat dengan khasiat

obtipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi tidak berkhasiat terhadap SSP sehingga

tidak menyebabkan ketergantungan.

Loperamid juga dapat menormalkan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada

dalam keadaan normal serta efek

samping yang ditimbulkan lebih ringan bahkan jarang terjadi.

Dalam penelitian ini dilakukan

pengamatan selama 5 jam dan

parameter yang diamati meliputi

kosistensi tinja dan frekuensi diare. Dari hasil pengamatan pada kosistensi tinja dan frekuensi diare setelah perlakuan diperoleh data yang berbeda tiap 30 menit dengan kosentrasi yang sama karena setelah 30 menit perlakuan zat aktif yang terdapat dalam sampel mulai

berefek sehingga tiap 30 menit

berikutnya semakin berkurang volume kosistensi tinja dan frekuensi diare sampai tidak terjadi pengeluaran tinja dimana efek yang diberikan pada sampel ini adalah efek proteksi, dimana efek ini berfungsi untuk melindungi membran mukosa usus.

Penyarian zat aktif pada daun

anting-anting dilakukan dengan metode

maserasi karena tekstur sampel lunak, penyari yang digunakan yaitu etanol 70%. Mekanisme penyarian zat aktif dimana cairan penyari akan masuk kedalam sel melewati dinding sel, isi sel akan larut karena adanya perbedaan kosentrai antara larutan di dalam sel dengan diluar sel. Larutan dengan kosentrasi tinggi akan terdesak keluar

(7)

The National Journal of Pharmacy

Page - 45 -

dan diganti cairan dengan penyari kosentrasi rendah.

Menurut penelitian sari,2016 tanin yang memiliki fungsi sebagain adstrigen, yaitu dapat meringankan diare dengan mekanisme kerja selaput lendir, yang dimana jika golongan ini dengan protein dalam larutan netral atau asam lemah akan menimbulkan endapan yang tidak larut, terasa kesat dan jika diberikan pada mukosa akan bekerja menciutkan dan juga sekresi jaringan yang meradang akan dihambat, sehimgga golongan adstringen menjadi salah satu alternatif untuk pengobatn diare.

Data yang di dapatkan dari hasil pengamatan kemudian di analisa secara statistik menggunakan ANAVA sehingga diperoleh f hitumg > f tabel yang artimya ada perlakuan yang sangat berbeda nyata. Kemudian dilanjutkan uji Studen Newman Keuls. Berdasarkan uji newman keuls pada konsistensi feses menunjukan nilai signifikan pada konsentrasi 5% b/v, 10% b/v, 15% b/v, kontrol positif

loperamid dan kontrol negatif.

Konsentrasi 5% signifikan dengan

konsentrasi 15% b/v dan kontrol positif

loperamid. Konsentrasi 10% b/v

signifikan dengan konsentrasi 15% b/v dan kontrol positif loperamid serta konsentrasi 15% b/v signifikan dengan kontrol positif loperamid. Sedangkan pada frekuensi tinja menunjukan nilai signifikan pada kontrol negatif dengan konsentrasi 5% b/v, 10% b/v, 15% b/v dan kontrol positif loperamid. Konsentrasi 5% b/v signifikan dengan 10% b/v 15%

b/v dan kontrol positif loperamid.

Konsentrasi 10% b/v signifikan dengan kontrol positif loperamid

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil

penelitian yang dilakukan, maka dapat

disimpulkakan bahwa ekstrak Daun

anting-anting (Acalypha indica L.)

memiliki efek sebagai antidiare pada semua konsentrasi yaitu 5% b/v,10% b/v dan 15% b/v.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawatiningsih, Ella.,(2012). Uji Efek Antidiare Ekstrak Kulit Batang Srikaya (Annona squamosa L.)Terhadap Mencit Jantan yang diinduksi Oleum Ricini. Bhakti Wiyata. Kediri. [Skripsi].

Bambang, Aria., (2015). Efek Antidiare Ektsrak Etanol Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) Pada

Mencit Swiss Webster Jantan. Universitas Achmad Yani. Bandung. [Skripsi]

Gaspersz vincent,1994. Metode

Perancangan Percobaan. Armico: Jakarta

Herbi, Tandi., (2015). Kitab Tanaman Berkhasiat Obat “226 Tumbuhan Obat untuk Penyembuhan Penyakit dan kebugaran Tubuh”. Octopocus Publis hing House. Yogyakarta . Kemenkes RI.,(2013). Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta.

Kemenkes RI.,(2010). Situasi Diare di Indonesia. Pengendalian Diare dan infeksi saluran pencernaan. Buletin Jendela Data dan Informasi. Volume 2. Jakarta.

Kumoro, A. C. 2015. Teknologi

Ekstraksi Senyawa Bahan Aktif dari Tanaman obat. Plantaxia : Semarang

Noriko, Nita (2013). Potensi Daun Anting-anting (Acalypha Indica L.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Salmonella typhi. Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas AL-AZHAR Indonesia

Sari, wulan endang, (2016). Efek

antidiare ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) pada mencit sewiss webster jantan. Jakarta : Fakultas farmasi institute sains teknologi nasional Paramesti, Niken. 2014. Efektivitas

Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Antibakteri Terhadap

(8)

Page | - 46 -

The National Journal of Pharmacy

Bakteri Eschericia coli. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Puspita, Putu Sari. Dkk. 2015.

Identifikasi dan uji aktivitas senyawa tanin dari ekstrak daun trembesi (Samanea saman( Jacq)

Merr) sebagai anti

bakteriEscherichia (coli). Bali : Jurnal kimia 9 (1) 27-34 Jurusan kimia FMIPA Universitas Udahyana Bukit Jembaran Bali.

Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Ed ke-3. Penebar Swadaya. Jakarta.

Riskianto, Dino. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Tanaman anting-anting (Acalypha indica L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella Flexneri Secara In Vitro . Yogyakarta : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Yoyakarta

Sukandar, E.Y., dkk, 2008, ISO

Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta,349.

Saha, dan Azhar, 2011. Skrening Fitokimia Ekstrak Etanol

Tanaman anting–anting

(Acalypha indica L). Bali Fakultas

Kedoteran Hewan, Univesitas

Udayana Denpasar Bali

Tjay, TH dan Rahardja, 2002, Obat-obatpenting, edisi kelima, Kelompok Gramedia,Jakarta, 273.

Wikipedia. 2015c. Organ Reproduksi Mencit. http://en. Wikipedia.org /wiki

/image /organ reproduksi mencit. 3/2/2017

Wikipedia. 2015d. www.

Biologi- Sel.Mencit-Mus-musculus-danklasifikasinya.

html. Diakses 3/2/2017

Yorijuly. 2012. Perhitungan Dosis

Untuk Hewan Percobaan.

http:/yorijuly14.

Wordpress.com/2012/06/02perhitunga n-dosis-untuk-hewanpercobaan. Diakses pada tanggal 3/3/2017

Referensi

Dokumen terkait

Secara genetik teks kisah Nabi Nuh yang terdapat dalam Alkitab, Cerita-Cerita Al-kitab: Perjanjian Lama, Al-Quran dan Tafsir-nya, dan Surat Al-Anbiya merupakan

Hasil penelitian tingkat depresi ibu postpartum dari 55 responden adalah 53% mengalami depresi ringan, 33% tidak mengalami depresi, 9% mengalami depresi berat dan 5% mengalami

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk 236 unit, APBD provinsi jawa barat sebanyak 620, dana alokasi khusus (DAK) anggaran pendapatan belanja

Praktik tersebut dilakukan secara tertulis dan objek dalam sewa menyewa emas tidak digunakan secara langsung, akan tetapi objek yang disewa diinvestasikan untuk membayar

Penelitian ini bertujuan untuk menjelasakan 3(tiga) rumusan masalah yaitu; bagaimanai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi layanan di perpustakaan Madrasah

lisan dan tulisan. Pola Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dengan Guru Secara Lisan di SDN 36 Gedong Tataan.. Komunikasi lisan yang terjalin antara kepala sekolah

Pengujian signifikansi serempak model conditional convergence dengan F-Test, menunjukkan bahwa PDRB Per kapita, Panjang Jalan, Pengeluaran Pemerintah Fungsi Ekonomi

Jika dikaji lebih dalam untuk sektor pariwisata, subsektor angkutan, restoran/rumah makan, dan jasa hiburan dan rekreasi memiliki indeks daya penyebaran yang tinggi, yaitu di