• Tidak ada hasil yang ditemukan

no mate galitõ da õ. Suatu ungkapan yang hendak mengatakan bahwa tidak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "no mate galitõ da õ. Suatu ungkapan yang hendak mengatakan bahwa tidak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI PENYAJIAN MATERI PA PADA SEKOLA WANGANDRŐ BNKP CONTOH PENERAPAN NATS : LUKAS 7:36-50

Oleh : Dr. Etiknius Harefa, MTh,MPd.K

=========================================== A. Pengantar

Pelaksanaan Kebaktian Sektor atau Kebaktian Lingkungan di seluruh Jemaat BNKP dewasa ini semakin jauh dari harapan akan tercapainya tujuan Pembinaan Warga Gereja (PWG) dalam membina pertumbuhan iman berdasarkan pengetahuan/pemahaman Alkitabiah yang semakin mendalam. Mengapa? Semua orang tidak terlibat untuk menyelidiki, memperbincangkan, memperkatakan Firman Tuhan. Kecuali ada beberapa orang saja yang ikut terlibat ketika mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pembawa renungan untuk dijawab, bahkan seringkali harus berakhir dengan ketidak puasan, atau hati serta pikiran yang bertanya terus, walau tidak diungkapkan. Apalagi kalau sudah ada salah seorang saudara yang mengatakan : “Noa sa’ae, no mate galitõ da’õ”. Suatu ungkapan yang hendak mengatakan bahwa tidak perlu lagi bertanya, waktu sudah cukup atau mungkin peserta tidak punya bahan pertanyaan untuk diajukan dll.

Mekanisme pelaksanaan Sekola Wangandrõ atau Penelaahan Alkitab (PA) itu perlu dikembalikan pada substansinya yang sebenarnya, yaitu menyiapkan suatu materi yang orientasinya adalah belajar Firman Tuhan secara bersama-sama, dan bukan untuk mendengarkan khotbah. Untuk itu setiap hamba tuhan yang melayani harus menyiapkan materinya dengan baik, menyiapkan bahan yang akan diselidiki bersama dan dijawab bersama.

Dalam proses belajar Firman Tuhan secara bersama itu, sangat tergantung pada ketrampilan pembawa PA itu sendiri, sekali lagi, membawa PA tidak berkhotbah, tetapi mengetengahkan suatu materi untuk diperbincangkan secara bersama dalam kelompok kebaktian tersebut. Materi ini bertujuan untuk

(2)

2

membantu memperlengkapi rekan hamba-hamba Tuhan untuk terampil melakukan pelayanan PA pada Sekola wangandrō.

B. Pengertian Penelaahan Alkitab (PA) Fungsi dan Tujuannya

Penelahaan Alkitab (PA) adalah suatu kegiatan belajar bersama dari sekelompok orang percaya atau warga jemaat, terlibat secara aktif dalam kegiatan “menelaah” atau Fangosisi’ō TaromaLi Lowalangi ba fangalui eluahania. Pada dasarnya, PA ini sama maknanya dengan Sekola wangandrō, karena jiwa dari sekola wangandrō sebenarnya bukan soal belajar berdoa, tetapi belajar Firman Tuhan.

Ketrampilan yang seharusnya dimiliki oleh pembawa PA adalah menggali dan menemukan makna Firman Tuhan, dan menyiapkannya menjadi suatu materi diskusi yang akan menjadi berkat bagi semua orang. Jadi semua orang mesti terlibat. Pemimpin PA menyiapkan materi pertanyaan untuk ditanggapi secara bergiliran, dan bukan menunggu apakah ada atau tidak ada pertanyaan peserta di akhir khotbahnya. Jadi persekutuan itu menjadi hidup dan indah, dilengkapi lagi dengan kepiawaian pembawa PA, sehingga ia menjadi pribadi yang turut belajar bersama warga jemaat pada kesempatan itu. Hasilnya, pasti akan terjadi pertumbuhan iman yang menakjubkan, karena semua orang bersekutu dalam pikiran dan perasaan pada Firman Allah yang hidup dan berkuasa.

Materi kali ini disertai dengan contoh penerepannya dengan tujuan rekan-rekan hamba Tuhan dapat melihat suatu tekhnik sederhana dalam menggali isi perikop, dan kemudian mengolahnya menjadi materi PA yang siap untuk diterapkan. Sedikit berbeda dari yang biasa itu dalam sistimatika dan tujuannya, tetapi mencoba memampukan rekan-rekan pelayan untuk menggumuli contoh ini apabila di hari yang akan datang tiba giliran kita untuk memimpin PA pada kebaktian sektor ataupun PA Kategorial (Komisi Perempuan, Pemuda dan Kaum Bapa, dan kelompok PA yang lain) Saya yakin bahwa tidak ada orang yang

(3)

3

langsung terampil, tetapi lebih baik melakukannya dengan berlatih secara berulang-ulang dan akhirnya Saudara pasti bisa.

Fungsi PA bagi jemaat adalah fungsi pembelajaran Firman Tuhan, dan jika hal ini hendak dilihat dalam PUPB BNKP maka fungsi didaskalia itulah yang dimaksud yaitu belajar bersama dan tumbuh bersama dalam Firman Tuhan. Beberapa survey yang dilakukan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran Firman Tuhan ini, terutama dalam pelayanan kategorial dan pelayanan PWG masih begitu lemah, sehingga berakibat pada kualitas iman warga jemaat dalam mengandalkan Firman Tuhan pada setiap aktifitas hidup kesehariannya.

Tujuan pelaksanakan PA adalah menumbuhkan dan mendewasakan iman warga jemaat agar semakin tangguh dalam menyikapi masalah-masalah kehidupan dan semakin dewasa dalam menghadapi beban hidup, menang dalam menghadapi berbagai pencobaan, dapat terampil menggunakan Firman Allah serta memiliki cara berpikir Alkitabiah serta mampu melayani sesama dan keluarga dengan menggunakan Firman Tuhan

C. Strategi Pelaksanaan PA dan Contoh Materi

1. Diharapkan agar pembacaan nats Firman Tuhan secara bergiliran atau bersahutan. Hindarilah membaca sendiri, dengan demikian peserta PA itu akan rajin membawa Alkitab, dan menikmati juga pembacaan itu.

2. Pada awal ketika Hamba Tuhan hendak menyampaikan materi PA, maka ia perlu menjelaskan secara singkat latar belakang perikop Lukas 7:36-50. Hal itu dapat dilakukan dengan menjelaskan bahwa perikop kita kali ini adalah suatu peristiwa yang disaksikan oleh Lukas mengenai apa yang terjadi? Dan bagaimana sikap Yesus dalam suatu pertemuan, ketika Ia diundang makan oleh seorang tokoh agama yang terkenal di kalangan orang Yahudi bernama Simon (ayat 36 dan 40). Perempuan yang diceritakan Lukas ini tidak sama dengan Perempuan yang diceritakan oleh Matius (Mat. 26:6-13) dan Markus (Mark.14:3-9) dan juga Yoh.12:1-8) Komposisi cerita itu tidak sama, Lukas

(4)

4

justru menyajikan tokoh yang lain untuk suatu tujuan khusus seperti kelihatan dalam perikop kita ini. Penjelasan awal ini diusahakan agar tidak melebihi 5 menit.

3. Setelah selesai penjelasan awal ini, maka hamba Tuhan mulai mengajak jemaat memasuki perenungan bersama mengenai hal-hal yang sangat penting berikut ini :

a. Dalam ayat 37-38 kita menemukan bahwa seorang perempuan berdosa datang menuangkan minyak wangi di kaki Yesus, menangis dan membasahi kaki Yesus dengan air matanya, dan melap/menyeka kaki itu dengan rambutnya, serta mencium kaki Yesus. Bagaimana tanggapan Bapak ibu mengenai sikap perempuan ini? (Hamba Tuhan dapat meminta tanggapan 2-3 orang dalam waktu yang tidak menyita)

b. Karena Yesus adalah Tuhan, Ia tahu apa di dalam hati siapa saja, terbukti pada ayat 39. Komentar yang belum terungkap pada hati orang-orang Farisi yang lain, Ia pun tahu. Lalu yang menjadi pelajaran berharga bagi kita sekarang adalah : Makna dan tujuan ucapan Yesus kepada Tuan Rumah pada kesempatan itu. Mari kita melihat ayat 40-47. (bila perlu dapat dibacakan kembali oleh beberapa orang peserta PA). Lalu mari kita memberi tanggapan Bapak/Ibu tentang hal ini :

 Apa yang hendak Yesus sampaikan kepada Simon dengan membuat suatu cerita khusus berupa perumpamaan pada ayat 41-42? (Pertanyaan ini dapat dilemparkan kembali kepada yang lain 1 atau 2 orang)

 Lalu ada suatu sikap yang hendak dikritik oleh Yesus pada Simon, terbukti pada ucapannya di ayat 44-47. Apakah sikap itu menurut pendapat Bapak Ibu? (Pertanyaan ini dapat diarahkan kepada yang lain yang belum berbicara pada kesempatan sebelumnya)

c. Mungkin ada warga jemaat (peserta PA) yang hendak menanyakan arti ayat 47. Untuk ini pemimpin PA dapat menjelaskannya secara singkat bahwa ucapan ini ditujukan kepada Simon, sebagai rangkaian atas

(5)

5

ucapanNya sebelumnya mengenai sikap Simon yang tidak mengasihi Yesus. Sudah pasti bahwa orang yang tidak mengerti harga pengampunan, maka juga pasti tidak dapat berbuat kasih, karena belum memiliki kepastian dan sukacita yang ditimbulkan oleh pengampunan itu sendiri.

d. Supaya suasana dapat kembali pada pendengaran akan penjelasan Hamba Tuhan, dan hendak mendengarkan kesimpulan-kesimpulan akhir sebagai pokok renungan, maka sebaiknya pelayan PA menggunakan kesempatan akhir untuk melanjutkan penjelasan singkat yang bukan khotbah pada ayat 47 – 50. Inti dari penjelasan singkat ini adalah “Pengampunan” dan lihatlah reaksi orang Farisi yang terus tidak mengerti akan makna pengajaran Yesus waktu itu (ayat 49) tetapi tidak mengapa, Toh tujuan Yesus tercapai lewat ucapan-ucapanNya kepada perempuan itu (ayat 48)

D. Penutup

Dapat dibayangkan bahwa pada mulanya pasti sedikit terjadi kekakuan karena belum terbiasa dengan mekanisme ini. Tetapi percayalah bahwa lama kelamaan model ini pasti dirindukan oleh karena memberi kepuasan dan berkat yang semakin mendalam. Tidak perlu jawaban yang menggurui dan semuanya berpatokan secara normatif. Lebih baik jawaban-jawaban itu terbuka dan mungkin belum begitu tepat. Namun kerendahan hati hamba Tuhan pemimpin PA sangat menentukan untuk membiarkan Roh Kudus akan menjabarkan lagi FirmanNya lebih mendalam dan spesifik lewat pengalaman hidup sehari-hari. Kita dapat menyela pembicaraan peserta dengan bijaksana, apabila kita menemukan bahwa hal itu tidak lagi mendukung pada tujuan materi PA yang sudah digumuli lebih dahulu.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan, dan Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Kegiatan-kegiatan pokok RKP 2006: Dalam rangka pelaksanaan program ini

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Secara singkat, faktor yang dapat menjadi daya tarik pusat kota bagi masyarakat untuk memilih tinggal di pusat kota tersebut yang dapat menyebabkan permukiman tumbuh

M eteorologi mengenal sistem skala dalam melakukan sebuah analisis. Skala global merupakan skala meteorologi yang paling luas. Skala global dapat mempengaruhi fenomena meteorologi

Termasuk yang juga bisa menolong untuk khusyu’ dalam shalat, yaitu tidak mengganggu orang lain dengan bacaan al Qur`an, tidak shalat dengan pakaian atau baju yang ada

Ada hubungan kejadian anemia saat kehamilan trimester IIIdengan kejadian perdarahan postpartum primer,dimana kejadian perdarahan postpartum primer 3,03 kali lebih

Halaman 23 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN lelang, dimana dana hasil lelang tersebut digunakan sebagai pengganti pelunasan kewajiban PENGGUGAT III kepada TERGUGAT

From the data analysis, the reseacher found the students’ problem and the cause of the problem in the process of learning listening of SMAN 15 Bandar Lampung