• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT KUSTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT KUSTA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The maternal death number in Indonesia reaches 248/100.000 births who died because of pregnancy and giving birth complications. One of complications due to pregnancy is gravidarum hyperemesis. According to medical record at Dr. Rivai Abdullah Leprosy Hospital Palembang, it was known that the number of women who experienced gravidarum hyperemesis events in 2013 were 35 women, in 2014 were 31 women, in 2015 were 48 women.

The purpose of this study was to know the relationship among age, parity, and job of the women with gravidarum hyperemesis at Nursery Installation at Dr. Rivai Abdullah Leprosy Hospital Palembang in 2016 by using descriptive design. The populations in this study were all pregnant women who experienced gravidarum hyperemesis events at Dr. Rivai Abdullah Leprosy Hospital Palembang in period 1 Januari – 31 Desember 2015. The number of the populations were as many as the number of the samples, that is, 48 events. The data of women’s age, parity, and job were collected, analyzed and served in tabulation. The method of this study was quantitative method. The data was analyzed by univariate analysis and served in form oh the table and text.

The result showed that at Dr. Rivai Abdullah Leprosy Hospital Palembang it was found women who experienced gravidarum hyperemesis based on respondent’s high risky ages were 29 (60,4%), low risky age were 19 (39,6%). High risky parity were 27 (56,2%), low risky parity were 21 (43,8%). Jobless were 32 (66,7%) and work were 16 (33,3%).

Due to a lot of women who still experience gravidarum hyperemesis, it is hoped to the party of Dr. Rivai Abdullah Leprosy Hospital Palembang to increase the service and counseling on pregnant women to prevent the events.

Key Words : Age, Parity, Job, Gravidarum Hyperemesis Bibliography : 24 (2004-2015)

ABSTRAK

Angka kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi akibat kehamilan adalah hipremesis gravidarum. Berdasarkan data rekam medik di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang, diketahui bahwa jumlah ibu yang mengalami kasus kejadian Hiperemesis gravidarum pada tahun 2013 terdapat 35 Ibu, tahun 2014 terdapat 31 ibu,tahun 2015 terdapat 48 ibu.

Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya hubungan umur, paritas dan pekerjaan ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Instalasi Kebidanan Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tahun 2016. Dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang periode 1 Januari-31 Desember tahun 2015. Besar populasi yang sama dengan besarnya sampel adalah 48 kejadian. Data umur, paritas, dan pekerjaan ibu dikumpulkan, dianalisis dan disajikan secara tabulasi. Metode penelitian ini adalah dengan metode kuantitatif. Data diolah dengan analisis univariat dan disajikan dalam bentuk tabel dan teks.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang ditemukan ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan responden umur resiko tinggi 29 (60,4%), umur resiko rendah 19 (39,6%). Paritas resiko tinggi 27 (56,2%), paritas resiko rendah 21 (43,8%). Tidak bekerja 32 (66,7%) dan bekerja 16 (33,3%).

Karena masih banyak ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum diharapkan pihak Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang agar dapat meningkatkan pelayanan dan konseling pada ibu hamil untuk mencegah kejadian tersebut.

Kata Kunci : Umur, Paritas, Pekerjaan, Hiperemesis Gravidarum Daftar Pustaka : 24 (2004-2015)

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT KUSTA Dr. RIVAI

ABDULLAH PALEMBANG

TAHUN 2016

Oleh

Suci Sulistyorini STIK Bina Husada Palembang e-mail : chilodysuci@ymail.com

(2)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu yang masih belum bisa lepas dari jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi. Bahkan jumlah perempuan Indonesia yang meninggal saat melahirkan mencapai rekor tertinggi di Asia. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2011, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup, sebagai angka kematian tertinggi di ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender. Dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, komplikasi abortus. Hal ini menempatkan penurunan AKI Itu berarti setiap 100.000 kelahiran hidup masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan [4].

Berdasarkan hasil penelitian di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2009 menjelaskan bahwa lebih dari 80% perempuan hamil mengalami rasa mual dan muntah, sedangkan untuk perempuan hamil yang mengalami kondisi hiperemesis gravidarum sekitar 5 dari 1.000 perempuan hamil. Hal ini bisa menyebabkan perempuan menghindari makanan tertentu dan biasanya membawa resiko baginya dan janin[6].

Jumlah kematian ibu tahun 2010 di Kota palembang sebanyak 131 orang pada tahun 2011 dikota palembang sebanyak 120 orang pada tahun 2012 sebanyak 149 orang. Penyebab kematian ibu diantaranya disebabkan oleh perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, jantung, sesak nafas dan selebihnya disebabkan faktor lainnya termasuk hiperemesis gravidarum[7].

Berdasarkan data Rekam Medik di Instalasi Kebidanan Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang, angka kejadian ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum pada tahun 2013 terdapat 35 orang (5,8%) dari 605 Ibu hamil, pada tahun 2014 ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum terdapat 31 orang (5,1%) dari 611 ibu hamil, pada tahun 2015 ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum terdapat 48 orang (7,1%) dari 678 ibu hamil [8].

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas didapatkan bahwa hiperemesis gravidarum merupakanan salah satu komplikasi dalam kehamilan, dan dari hasil penelitian diatas bahwa angka kejadian

hiperemesis gravidarum mengalami peningkatan. Sehingga peneliti tertarik mengambil judul “Gambaran Karakteristik pada Ibu Hamil dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tahun 2016.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran karakteristik ibu hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tahun 2016?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran karakteristik ibu hamil dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tahun 2016.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tahun 2016.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi berdasarkan paritas ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tahun 2016.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan hiperemesis gravidarum pada kehamilan serta dapat menambah ilmu dan wawasan peneliti dan mengaplikasikan metodologi penelitian dan biostatistik yang diperoleh selama proses belajar.

1.5.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang dan dapat menambah wawasan yang berguna dalam proses belajar mengajar.

1.5.3 Bagi Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang

(3)

Dapat menjadi sumber pengetahuan dan bahan masukan guna pengembangan dalam kualitas pelayanan khususnya tentang ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum, serta sebagai bahan informasi khususnya bagi instansi rawat inap kebidanan dan penyakit kandungan Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tentang hiperemesis gravidarum dalam menyusun kebijakan kesehatan pada ibu hamil serta peningkatan pengetahuan bagi tenaga kesehatan tentang gambaran kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

2.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami kejadian hiperemesis gravidarum di Instalasi Rawat Inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakir Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang yang berjumlah 48 responden.

Sampel dalam penelitian ini adalah total population.

2.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang yang bertempat di Jalan Sungai Kundur, Kelurahan Mariana, Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 – 22 Januari 2016.

2.4. Pengumpulan dan Pengolaan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi dokumentasi dengan cara observasi rekam medik ibu hamil yang dirawat inap di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang tahun 2015.

2.5. Analisa Data

Analisis univariat: Distribusi Frekuensi

3.HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari variabel dependen yaitu kejadian hiperémesis gravidarum dan variabel independen yaitu umur, paritas, dan pekerjaan ibu.

Tabel 3.1 Hasil Analisis Univariat

Variabel Persentase Hiperemesis gravidarum 100% Umur ibu - Risiko tinggi - Risiko rendah 60,4 % 39,6% Paritas - Risiko tinggi - Risiko rendah 56,2% 43,8% Pekerjaan ibu - Bekerja - Tidak bekerja 33,3% 66,7%

Dari tabel 3.1. diatas dapat dilihat bahwa Proporsi umur ibu lebih banyak paritas risiko tinggi dibanding dengan umur risiko rendah. yaitu sebanyak 60,4%, proporsi paritas risiko tinggi lebih banyak dibanding dengan paritas risiko rendah yaitu sebanyak 56,2%, dan proporsi ibu tidak bekerja lebih banyak dibanding dengan ibu bekerja yaitu sebanyak 66%.

4.PEMBAHASAN a. Umur Ibu

Berdasarkan hasil penelitian analisa univariat didapatkan hasil kejadian hiperemesis gravidarum bahwa umur resiko tinggi terjadi pada umur(≤20 dan ≥35 tahun) sebanyak 29 responden (60,4%), lebih banyak dibandingkan denganumur (20-35 tahun) sebanyak 19 responden (39,6%).

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 - 35 tahun. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum karena pada kehamilan di umur kurang dari 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang, belum siap menjadi ibu atau tidak menginginkan kehamilannya sehingga mudah mengalami guncangan yang menyebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya dan umur lebih dari 35 tahun merupakan kehamilan dengan persalinan beresiko[9].

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mursyida di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tahun 2012 didapatkan hasil umur ibu dengan resiko tinggi sebanyak 194 responden (54,5%) sedangkan umur ibu dengan resiko rendah sebanyak 162 responden (45,5%)[20].

Dan sejalan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan olehYunia di Puskesmas Harapan Jaya Riau pada tahun 2013 didapatkan hasil umur ibu dengan resiko tinggi sebanyak 28 responden (73,8%)

(4)

sedangkan umur ibu dengan resiko rendah sebanyak 10 responden (26,3%)[21].

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang terhadap penderita hiperemesis gravidarum tahun 2013, dimana ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum rata rata terjadi pada umur ≤20 tahun dan ≥35 tahun. Ini dikarenakan pada kehamilan di umur kurang dari 20 tahun secara fisiologis organ reproduksinya belum siap untuk mengalami pembuahan, dan secara psikologis belum stabil emosinya, belum dapat mengontrol sikap dan perilaku sebagai calon seorang ibu.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun merupakan kehamilan dengan persalinan beresiko.

b. Paritas ibu

Berdasarkan hasil penelitian analisa univariat didapatkan hasil kejadian hiperemesis gravidarum pada responden menunjukan bahwa responden dengan paritas resiko tinggi(Ibu dengan satu atau lebih dari 3 anak) sebanyak 27 responden (56,2%), lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan paritas resiko rendah (anak 2 dan 3) sebanyak 21 responden (43,8% ). Responden yang memliki anak 1 dan lebih dari 3 berpeluang lebih banyak mengalami hiperemesis gravidarum dari pada paritas 2-3 anak cenderung lebih sedikit mengalami hiperemesis gravidarum[17].

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan olehRisma di Rumah Bersalin “NH” Kuwaron Gubug Purwodadi pada tahun 2012 didapatkan hasil paritas ibu dengan resiko tinggi sebanyak 16 responden (53,3%) sedangkan paritas ibu dengan resiko rendah sebanyak 14 responden (46,7%)[22].

Dan sejalan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan olehYunia di Puskesmas Harapan Jaya Riau pada tahun 2013 didapatkan hasil paritas ibu dengan resiko tinggi sebanyak 22 responden (57,9%) sedangkan paritas ibu dengan resiko rendah sebanyak 16 responden (42,1%)[21].

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang dengan jumlah paritas 1 dan lebih dari 3memiliki resiko lebih tinggi mengalami hiperemesis gravidarum dibandingkan dengan responden dengan jumlah paritas 2-3 anak yang memiliki resiko lebih rendah. Hal ini bisa disebabkan karena responden yang pertama kali hamil belum memiliki pengalaman dalam merawat kehamilannya, dan ibu dengan jumlah paritas lebih dari 3 biasanya memiliki usia lebih dari 35 tahun merupakan ibu dengan persalinan beresiko, dibandingkan dengan responden yang telah memiliki

2-3 anak yang memiliki emosi lebih stabil dan bukan ibu dengan persalinan beresiko.

c. Pekerjaan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa kejadian hiperemesis gravidarum pada responden yangbekerja sebanyak 16 responden (66,7%), sedangkan responden yang tidak bekerja sebanyak 32 responden (33,3%).

Pekerjaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan untuk pengeluaran energi oleh seseorang dalam mencapai tujuan tertentu. Bekerja umumnya adalah kegiatan yang menyita waktu, sehingga ibu hamil yang bekerja mengalami kecemasan lebih ringan dibandingkan ibu yang tidak bekerja dikarenakan pekerjaan dapat mengalihkan perasaan cemas bagi ibu hamil. Dimana kecemasan yang berlanjut menyebabkan nafsu makan menurun, kelemahan fisik, dan terjadinya mual[23].

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mursyida di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tahun 2012 didapatkan hasil ibu yang bekerja sebanyak 156 responden (43,8%) sedangkan ibu yang tidak bekerja sebanyak 200 responden (56,2%)[20].

Dan sejalan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan olehJannah di Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh pada tahun 2013 didapatkan hasil ibu yang bekerja sebanyak 12 responden (23,5%) sedangkan ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 responden (76,4%)[22].

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang tidak bekerja atau dikategorikan sebagai ibu rumah tangga memiliki resiko lebih tinggi mengalami hiperemesis gravidarum dibandingkan dengan responden yang bekerja. Hal ini disebabkan karena responden yang tidak bekerjalebih banyak menghabiskan waktu dirumah dan lebih mengalami tingkat stress yang lebih tinggi karena tidak bertemu dengan banyak teman sehingga kecemasan dalam mengalami kehamilan semakin tinggi sehingga menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum dibandingkan dengan ibu yang bekerja diluar rumah karena ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja jadi saat selesai bekerja dan pulang kerumah bisa difokuskan untuk istirahat dan menjaga kesehatan kehamilannya.

5.SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai gambaran karakteristik yang berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang, tahun 2015 dengan jumlah 48 responden dapat disimpulkan sebagai berikut :

(5)

1.Proporsi responden yang mengalami hiperemesis gravidarum pada umur ibu yaitu resiko tinggi sebanyak 29 responden (60,4%).

2.Proporsi responden yang mengalami hiperemesis gravidarum terjadi pada paritas yaitu resiko tinggi sebanyak 27 responden (56,2%).

3. Proporsi responden yang mengalami hiperemesis gravidarum terjadi pada pekerjaan yaitu tidak bekerja sebanyak 32 responden (66,7%).

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Rumah Sakit DR. Rivai Abdullah Palembang

Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan antenatal care (ANC) dengan menggunakan standar 14T dapat dilaksanakan secara kompeten oleh petugas kesehatan khususnya bidan untuk dapat medeteksi secara dini komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien bayi baru lahir sehingga deteksi dini kejadian hiperemesis gravidarum dapat dihindari.

4.2.2 Bagi STIK Bina Husada

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan informasi yang bermanfaat untuk perkembangan pengetahun menangani faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum, dan dapat menjadikan penelitian ini untuk menjadi bahan perbandingan dan sebagai studi pendahuluan bagi peneliti selanjutnya.

4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggali faktor lain yang berhubungan dengan kejadian hiperemesis dan dapat menganalisa ke tingkat bivariat dan univariat sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya penurunan kejadian HEG.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Prawirohardjo, Sarwono : Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta : P.T Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2009.

[2] Sanford D.G. Komplikasi Selama Kehamila. Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2005.

[3] WHO 2012. Diunduh dari http://scribd.com/ diakses tanggal 17/12/2014 Pukul 19.00 [4] Diunduh dari www.depkes.go.id diakses

tanggal 17/12/2015 Pukul 19.00 WIB. [5] Millenium Development Goals. (1990-2015).

Survey Demografi Kesehatan

Indonesia Kematian Dewasa dan Maternal. Departemen Kesehatan RI.

[6] Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2010.

[7] Dinas Kesehatan Kota Palembang. Profil Kesehatan Kota Palembang Indonesia, 2012 [8] Rekam Medik Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai

Abdullah Palembang tahun 2015

[9] Manuaba, dkk. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta : EGC, 2010. [10] Winkjosastro, Hanifa. Ilmu kebidanan.

Jakarta: PT Bina Pustaka, 2005.

[11] Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008.

[12] Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2010.

[13] Sulistyawati, Ari. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta: Salemba Medika, 2009.

[14] Winkjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, 2007.

[15] Varney, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta : EGC, 2007.

[16] Fadlun, Feryanto A. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika, 2011. 17] Marmi, dkk. Asuhan Kebidanan Patologi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

18] Almatsier, Sunita. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005. [19] Astuti, H.P. Asuhan Kebidanan Ibu 1

(Kehamilan). Yogyakarta : Rohima Press Sewon, 2011.

[20] Wadud, A.M. Hubungan Umur dan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Hiperemesis

Gravidarum di Instalasi Kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Palembang Tahun 2012.

[21] Rahma, Yunia. Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Harapan Jaya Riau Tahun 2013. [22] Putri, K, R. Hubungan Paritas dan Pekerjaan

dengan Hiperemesis pada Ibu Hamil Trimester I di RB “NH” Kuwaron Gubug Kab. Purwodadi Tahun 2012.

(6)

[23] Notoatmodjo, Soekidjo. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

[24] Hidayat, A.A. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, 2007.

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Analisis Univariat

Referensi

Dokumen terkait

menjelaskan pengertian MPASI tidak hanya terbatas hanya pada apa yang diberikan, tetapi berkaitan dengan beberapa hal, yaitu (a) Cara memberikan makan: berkaitan dengan

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apa motivasi dan hambatan pada saat konsumen yang berbelanja secara online dengan adanya variabel Information Quality,

Untuk menganalisis dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap Kesuksesan Usaha digunakan Analisis Regresi Logistik yang bertujuan untuk menguji ketiga variabel

Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec.. USU Repository

Berdasarkan nilai mean setiap pertanyaan yang paling mendekati nilai mean keseluruhan sebesar 3,48 yaitu pada pertanyaan ke 4, yang menyatakan bahwa rata-rata

Penelitian [7] dengan variasi steel slag yang digunakan adalah 0%, 25%, 50% dan 75% terhadap semua ukuran agregrat menghasilkan campuran beton aspal sebagai berikut:

c) Bila disediakan papan berbentuk U dengan ukuran seperti gambar di bawah, bola yang dilepas dari C menuju titik 4 akan memantul-mantul dan akan kembali ke sisi AG di titik

Simamora (2006) mengatakan program pelatihan senantiasa mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan benar. Sehingga Program