• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan KMS (Knowledge Management System)

di Institut Pertanian Bogor

Yuyu Yulia dan B. Mustafa *)

Pendahuluan

Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, dimana di dalamnya terdapat komunitas pakar di bidang pertanian dan bidang ilmu lainnya yang terkait. Setiap pakar, selain memiliki pengetahuan baik yang bersifat objektif, rasional, dan teknis berupa data ataupun dokumen (Explicit knowledge), juga memiliki pengetahuan yang bersifat subjektif, kognitif, berbasis pengalaman (Tacit knowledge). Dua rana pengetahuan tersebut merupakan aset penting dalam suatu organisasi yang dapat dan harus dikomunikasikan antar individu/organisasi, dapat berkembang, serta dapat mendukung berbagai keputusan yang diambil. Setiap individu dapat saling mengakses dan berbagi pengetahuan untuk dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Proses berbagi pengetahuan (sharing) akan berjalan dengan baik jika didukung oleh sarana dan prasarana serta adanya pengelolaan pengetahuan yang terstruktur.

Manajemen pengetahuan adalah teknik membangun lingkungan pembelajaran (learning

environment), dimana orang-orang di dalamnya terus termotivasi untuk belajar, memanfaatkan

informasi yang ada, dan mau saling berbagi pengetahuan baru yang dihasilkannya. Tidaklah mudah mengelola pengetahuan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan atau biasa disebut KMS (Knowledge Management System) itu. Pada tahun 2006, IPB mulai merancang pembentukan IPB-KMS, yaitu suatu sistem berbasis teknologi informasi untuk mengelola pengetahuan di IPB. Sistem ini mengintegrasikan berbagai pengetahuan yang bersumber dari individu dan unit-unit organisasi di IPB, serta mendukung penciptaan, akuisisi, penyimpanan, penyebaran kepakaran, dan pengetahuan untuk komunitas IPB dan komunitas global.

Perpustakaan IPB ditunjuk sebagai kordinator untuk mengelola KMS, karena menurut TAP MWA No.17/MWA-IPB/2003 Perpustakaan IPB mempunyai fungsi mengumpulkan, mengolah, memproduksi, menyimpan dan memberikan informasi serta menyebarluaskan hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Disamping itu Visi Perpustakaan IPB adalah: “Menjadikan Perpustakaan IPB sebagai sistem layanan dan basis pengetahuan global (global

knowledge) berbasis teknologi informasi yang mendukung riset unggulan bertaraf internasional”

(2)

Proses Pengembangan IPB-KMS

Kegiatan pengembangan IPB-KMS merupakan program hibah kompetisi melalui program

I-MHERE (Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency) tahun 2006.

Untuk mendapatkan program ini tidaklah mudah, karena sangat kompetitif, mulai dari pembuatan proposal, penilaian dari tim lokal IPB dan tim penilai dari Dikti. Penilaian terutama dari segi program maupun dari anggarannya. Awal tahun 2007 program pengembangan IPB-KMS baru disetujui, dengan sedikit revisi baik dari segi anggaran maupun program,

Program pengembangan IPB-KMS dijadwalkan selesai bulan Juni 2008. Sampai saat tulisan ini dibuat, berbagai kegiatan telah dilakukan, seperti diuraikan sebagai berikut:

1. Studi Banding:

Studi banding dilakukan ke 4 (empat) perguruan tinggi terkemuka yaitu ITB, UI, UGM dan BINUS. Tujuan dilakukan studi banding ini adalah untuk meningkatkan wawasan para pengembang dan pengelola KMS dengan mempelajari berbagai sistem manajemen pengetahuan baik yang masih dalam taraf perancangan maupun yang sudah diimplementasikan di berbagai perguruan tinggi tersebut. Selain itu, tujuan dari kunjungan lapangan ini adalah untuk membangun kolaborasi dan inovasi dengan universitas lain yang sudah memulai penerapan embrio KMS di Indonesia. Secara singkat laporan studi banding adalah sebagai berikut:

1) Universitas Indonesia (UI) sedang merintis Pusat Arsip Administrasi dan telah menghimpun semua arsip perguruan tinggi untuk dialih-bentukkan ke dalam bentuk digital.

2) Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah mengembangkan Knowledge Management ITB. 3) Knowledge management di BINUS sudah berjalan dengan baik. Staf Pengajar sudah bisa

meng upload materi perkuliahan dan materi lainnya untuk bahan pendidikan dan pengajaran. 4) Universitas Gajah Mada (UGM), sudah membangun sistem kearsipan dengan nama Arsip

Universitas UGM 2. Sosialisasi

Perpustakaan IPB mengharapkan partisipasi semua pihak terutama dari staf pengajar. yang nantinya terlibat dalam pengembangan ini. Untuk itu telah dilakukan sosialisasi awal untuk mendapat masukan terhadap pembangunan KMS tersebut. Sosialisasi awal telah selesai dilakukan oleh beberapa staf Perpustakaan IPB ke semua departemen dan unit kerja lainnya di lingkungan IPB. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada setiap hari rabu dalam pertemuan reboan tingkat departemen atau reboan bersama tingkat fakultas. Pada umumnya staf pengajar menyambut positif adanya rencqana pengembangan KMS di IPB.

3. Kajian Pengguna

Perpustakaan IPB dapat berfungsi sebagai koordinator dalam Knowledge Management System. Namun untuk dapat melakukan tugas itu dengan baik, Perpustakaan IPB harus dapat bersinerji dengan seluruh unit bahkan seluruh sivitas akademika IPB yang potensial menyumbangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki atau memanfaatkan ilmu pengetahuan yang ada. Untuk itu dilakukan suatu kajian khusus berupa penelitian survei. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pimpinan, dosen dan mahasiswa IPB mengenai pengembangan sistem KMS yang akan

(3)

dikemban KMS”. K departem pula waw mereka mengena 4. Iden Kegiatan teknolog dan dian brainwar terhadap kegiatan 1. Keb Sela mem IPB 2. S D d ngkan di IP Kajian ini di men dan mah

wancara ter mendukung ai jenis, form ntifikasi Sum n ini dilakuka i informasi nalisis melip

re, dan dat

79 unit kerj tersebut ada eradaan Pe in perpustak miliki perpus dapat dilihat Software yan Dari sejumla alam menge 4 Persentase  jumlah  Perpustakaaan   PB. Judul ka ilakukan den hasiswa prog rhadap pimp terbentukn mat dan meka

mber Penge an dengan m di masing-m puti hardwa taware yang ja yang terdi alah sebagai erpustakaan kaan pusat, stakaan. Ada t pada Gamb Ga ng digunaka ah perpustak elola data p 0 10 20 30 40 50 46 Kebera

Keber

ajian ini ada ngan cara pe gram sarjana pinan IPB. nya IPB-KM anisme shari etahuan dan mengadakan masing unit are, software g tersedia d iri dari perp

berikut: n fakultas dan apun hasil i bar 1. ambar 1. Keb an kaan yang ad perpustakaan ,91 5 adaan Perpusta

radaan Pe

Lingkun

alah “Persep enyebaran k a serta prog Hasil kajian MS, dengan ing pengetah n Infrastruk identifikasi kerja di ling e, netware dan digunak pustakaan da n beberapa d identifikasi beradaan Pe da, pada um n. Hasil ide 53,08 akaan 

erpustaka

ngan IPB

psi Sivitas A kuesioner ter gram pasca s n menunjuk berbagai m huan melalui ktur Pnduku dan analisis gkungan IPB (termasuk k kan selama an unit kerja departemen keberadaan erpustakaan d mumnya sud ntifikasi me

aan di 

Tidak Perpu Ada p Akademik IP rhadap staf p sarjana. Sel kkan bahwa masukan da i IPB-KMS. ung s kondisi fak B. Aspek ya kesiapan ak ini. Identi administra serta unit k perpustakaa di IPB dah memanf enunjukkan  ada  ustakaan perpustakaan PB terhadap pengajar di lain itu dilak

pada prins an saran me . ktual infrastr ang diidentif kses ke inter ifikasi dilak si. Adapun erja lainnya an di lingku faatkan kom bahwa 44.7 p IPB-setiap kukan sipnya enarik ruktur fikasi rnet), kukan hasil a juga ungan mputer 74 %

(4)

su % G 3. S K u d m k udah mengg % belum me Gambar 2. Gamba umber Day Kondisi SDM saha pengem engan komp mutlak dalam erja adalah s N gunakan prog elakukan ko ar 2. Program ya Manusia M di setiap u mbangan SD petensi dala m pengemba sebagai berik No. T 1 Fakult 2 Depart 3 Lemba Direkt Jumlah gram WINIS mputerisasi. m yangdigun unit kerja ya DM baik dal am bidang angan IPB-K kut. Tabel 1. Ju Tingkat as temen aga, Pusat, orat, kantor h 18. 36.84 SIS, 18.42 % . Diagram p nakan Perpus ang disurvei lam jumlah teknologi i KMS. Secara umlah SDM Perpust 20 34 7 61 .42 % mengguna penggunaan stakaan di L i menunjukk maupun kom informasi y a kuantitatif M di Unit ker Unit Ker takaan A 0 4 7 1 44.74 akan program software da ingkungan I kan bahwa d mpetensi, te ang merupa f SDM yang rja rja Administrasi 14 80 72 166 Wini lain Man m lain dan 3 apat dilihat IPB diperlukan u rutama berk akan persya g ada di unit i isis nual 36.84 pada usaha-kaitan aratan t-unit

(5)

4. Hardware dan Jaringan Internet

Dalam hal kesiapan infrastruktur peangkat keras dan jaringan internet pada umumnya unit kerja yang disurvei sudah cukup memadai untuk memulai pemanfaatan IPB-KMS. Tabel berikut menunjukkan kondisi perangkat keras dan sistem jaringan di setiap unit kerja yang disurvei.

Tabel 2. Jaringan Internet yang ada di Unit Kerja

No. Unit Kerja Jumlah

Jaringan internet di Perpustakaan Unit Administrasi 1. Fakultas, PPS, MMA 11 6 11 2. Departemen 36 13 28

3. Lembaga dan Pusat 14 1 7

4. Direktorat 10 0 10

5. Kantor 10 0 10

Jumlah 81 20 66

5. Memberdayakan SDM

Ahza (2007) mengatakan bahwa KMS tidaklah identik hanya dengan ICT. Banyak elemen yang membutuhkan faktor manusia sebagai asset terpenting yang dapat menjadikan pengetahuan itu hidup. Setiap elemen KMS saling kontributif untuk mendatangkan manfaat maksimal. Elemen yang sangat ditentukan oleh manusia, selain dari teknologi, antara lain adalah kepemimpinan, organisasi, pembelajaran (learning), dan budaya yang mendorong terjadinya komunikasi terbuka semua pihak yang perlu berinteraksi (termasuk di dalam proses pengambilan keputusan universitas).

Dalam pemberdayaan SDM, telah dilakukan serangkaian pelatihan baik untuk staf pengajar, pustakawan, pegawai administrasi, juga mahasiswa IPB serta pengguna di luar IPB. Materi yang diberikan adalah yang berkaitan dengan pembuatan beragam format dokumen digital, pengelolaan informasi dan kearsipan baik dalam bentuk tercetak maupun digital. Untuk mahasiswa diberikan materi tentang pemanfaatan layanan perpustakaan secara optimal dan keberadaan IPB-KMS.

Peserta pelatihan adalah perwakilan dari semua unit kerja di lingkungan IPB. Diharapkan staf pengajar yang sudah mengikuti pelatihan bisa melakukan transfer informasi kepada kolega lainnya. Berikut ini adalah data peserta yang telah mengikuti pelatihan pengembangan IPB-KMS.

(6)

Untuk ke baru sam untuk pe peserta p G Pemberd melalui p Tema da Pengetah instansi d 1) P p 2) P P 3) D Je elompok mah mpai dengan engguna umu pelatihan dar Gambar 4. Jum dayaan sumb penyebaran i ari Lokakar huan”. Pese di wilayah B rof.Dr. Ir.H. emeliharaan rof.Dr.Ir.Ku engembanga Dr.Ir. Adil B embatan Me Jumlah Ga hasiswa dibe n mahasiswa um di luar i kelompok mlah Peserta berdaya man informasi me rya ini ada erta lokakary Bogor dan sek

.A.A. Mattji n dan kesinam udang Boro an dan Imple Basuki Ahz enuju World 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Staf  1 Jumlah   ambar 3. Jum erikan mater a program p pengguna IP staf pengaja a Kelompok nusia yang a elalui web, b alah ”Me ya adalah pim kitarnya. Ad k, MSc. (Re mbungan IPB o Seminar ementasi IPB za (Sekretar Class Unive Pengajar  Perp 160 122 2 42 2 mlah Peserta ri pemanfaat pasca sarjan PB. Jika d ar dapat dilih Staf Pengaj akan meman brosur, bann elalui IPB-K mpinan di li dapun pemb ektor IPB: K B-KMS”) r, MSc. ( B-KMS) ris Eksekuti ersity) staf  pustakaan  Adm 60 53 23 55 a Pelatihan tan layanan p na. Selain it dilihat dari t hat pada Gam

ar dilihat da nfaatkan IPB ners, lokakar KMS Memb ingkungan IP bicaranya ada eynote Spea (Kepala Pe if Program Staf  ministrasi 21 20 S1 S2 S3 Guru be perpustakaan tu juga dilak tingkat pend mbar 4. ari Tingkat P B-KMS juga rya, open hou

bangun Kom PB dan perg alah sebagai aker, Komitm erpustakaan I-MHERE target peserta esar n dari mahas kukan sosia didikannya, m Pendidikan a telah dilak

use dan pam munitas Ber

guruan tingg i berikut: men IPB terh

IPB, Str IPB, IPB-K siswa alisasi maka kukan meran. rbasis gi dan hadap rategi KMS

(7)

4) Heru Sukoco, S.Kom., MT. (Kasubid. Infrastruktur Jaringan, Kondisi dan Prospek Jaringan Teknologi & Komunikasi (TIK) IPB dalam mendukung IPB-KMS)

Sebagai tindak lanjut dari rangkaian kegiatan persiapan diatas, dilakukan pula aktivasi sistem IPB-KMS di setiap unit yang sudah siap fasilitas akses internetnya. Dalam kegiatan aktivasi ini, staf dari Perpustakaan Pusat mendatangi semua unit kerja, yaitu sebanyak 79 unit kerja yang pernah disurvei, kemudian mengaktifkan fasilitas internetnya agar dapat segera mengakses langsung situs IPB-KMS (http://kms.ipb.ac.id) yang sudah dapat digunakan. Kemudian dilakukan uji-coba akses ke situs IPB-KMS dan melakukan proses input data dan upload data

fulltext dari pengetahuan yang akan dishare melalui IPB-KMS. Dari 79 unit kerja yang akan

diaktivasi, tinggal 14 unit yang belum siap infrastruktur internetnya, sehingga belum bisa akases ke situs IPB-KMS.

Menurut Ahza (2007) banyak orang yang mengira bahwa jika sudah tersedia teknologi informasi (ICT) maka KMS sudah beres. Padahal, masih banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan. Seperti yang dipertanyakan oleh Mayer (2000) tentang kurang difahaminya peran dan sisi-sisi manusia dari KMS. Padahal semua itu penting dan sangat menentukan agar KMS dapat menghasilkan manfaat yang maksimal. Hal ini erat kaitannya dengan pengelolaan IPB di masa depan. Semua ini harus menjadi perhatian semua pihak terkait di IPB. Misalnya, bagaimana motivasi dan proses belajar mempengaruhi keefektifan akuisisi pengetahuan dan alih pengetahuan di dalam maupun untuk kepentingan keluar IPB, dan bagaimana dinamika grup dapat menjembatani peran pengetahuan di dalam satu organisasi IPB.

Penutup

Pengembangan IPB-KMS sampai saat tulisan ini dibuat belum tuntas diselesaikan. Sejumlah unit

hardware pendukungt yang diperlukan dan telah direnacakan dalam program serta sudah

disetujui anggarannya belum datang. Selain itu kegiatan sosialisasi dan promosi pasca pengembangan sistem belum tuntas dilaksanakan. Padahal kegiatan ini sangat penting sekali untuk dilaksanakan, karena IPB-KMS tidak akan berguna kalau tidak digunakan oleh komunitasnya. Karena itu perlu strategi yang tepat untuk memotivasi anggota komunitas agar mau dan senang menggunakan sistem tersebut. Untuk itu perlu dilakukan beberapa kegiatan lagi sebagai berikut:

1. Sosialisasi

Sosialisasi pemanfaatan IPB-KMS akan dilakukan kepada staf pengajar melalui pertemuan rabuan di setiap departemen di lingkungan IPB. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para pakar IPB bisa memanfaatkan program IPB-KMS secara optimal, yang akhirnya bisa berkolaborasi satu sama lain. Kegiatan sosialisasi ini bisa dilakukan dengan cara memberikan pelatihan singkat cara pemanfaatan IPB-KMS.

(8)

2. Pembuatan panduan dan petunjuk teknis

Panduan dan petunjuk teknis memanfaatkan dan mengelola IPB-KMS sangat berguna untuk membantu orang memanfaatkan sistem ini. Panduan tersebut perlu disebarluaskan. Panduan dapat berbentuk tercetak maupun bentuk digital (online help) dengan format ringkas agar mudah dipahami. Panduan dibuat bukan saja untuk pengguna, tetapi juga bagi pemilik akun (staf pengajar) yang berhak melakukan upload pengetahuan serta panduan untuk pengelolaan sistem. Panduan penggunaan sistem sudah diabuat baik tercetak maupun dalam format digital yang dikemas dalam media CD.

3. Promosi

Promosi perlu dilakukan tidak hanya kepada staf pengajar tetapi juga kepada mahasiswa dan pengguna perpustakaan lainnya. Untuk itu perlu dirumuskan bentuk promosi secara tepat agar IPB-KMS tersbeut bisa dimanfaatkan oleh semua pihak.

4. Insentif

Pemberian penghargaan merupakan salah satu cara untuk memotivasi orang agar berbuat sesuatu. Untuk itu kiranya perlu disediakan semacam insentif bagi pemakai yang paling aktif dan banyak memberikan kontribusi penciptaan pengetahuan melalui IPB-KMS.

5. Evaluasi

Evaluasi suatu pengembangan sistem dianggap baik, bila secara transparan melibatkan pemakai dalam pengembangannya. Untuk itu perlu diadakan forum diskusi bagi komunitas pemakai mengenai usability IPB-KMS yang digunakan. Dari forum ini akan ada masukan-masukan bagi pengembangan sisitem lebih lanjut.

Daftar Pustaka

Ahza, Adil Basuki (2007). IPB-KMS jembatan IPB menuju World Class University. Makalah Lokakarya Pengembangan IPB-KMS, tanggal 4 September 2007.

Seminar, Kudang Boro (2007). Strategi pengembangan dan implementasi IPB-KMS. Makalah Lokakarya Pengembangan IPB-KMS, tanggal 4 September 2007.

Wicaksono, Hendro (2005). Membangun sistem manajemen pengetahuan untuk pemakai perpustakaan berbasis intranet menggunakan perangkat lunak. dalam Perkembangan perpustakaan di Indonesia. Bogor. IPB Press.

Gambar

Tabel berikut menunjukkan kondisi perangkat keras dan sistem jaringan di setiap unit  kerja yang disurvei

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempermudah pendaftaran anggota baru pada perpustakaan serta pengimputan data buku baru,data peminjaman buku,data pengembalian buku, akan

The relatively large negative slope means that even small temperature changes cause a significant change in electrical resistance which makes the NTC sensor ideal for

Alasan lain pemilihan CSN adalah bahwa jumlah rekruitmen diketahui tidak berkorelasi dengan COC (Golbuu et al. Tabel 4 Hasil analisis BEST untuk pengurangan jumlah

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen di mana digunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun tidak dilakukan secara acak (no random

Setiap subyek penelitian (SP) mendapat arbutin 4% (obat A, di wajah sebelah kanan) dan azelaic acid 20% (obat B, wajah sebelah kiri) dan tabir surya. Obat dioleskan pada lesi

Untuk mewujudkan hal tersebut, sekaligus sebagai amanat produk perundang-undangan yang ada (diantaranya Inpres No 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Kondisi budaya-budaya di parigi moutong khususnya Rumah Adat harus mendapat perhatian dari pemerintah daerah karena kondisi Rumah Adat di beberapa kecamatan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik