• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah majalah membutuhkan desain, termasuk pada cover, yang dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sebuah majalah membutuhkan desain, termasuk pada cover, yang dapat"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah majalah, keberadaan cover (halaman muka) merupakan bagian yang penting. Cover sebuah majalah menjadi penting keberadaanya karena menjadi bagian yang nantinya akan dilihat pertama kali oleh calon pembaca. Bagian ini didesain sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kesan menarik kepada pembaca ketika melihatnya. Misalnya, didesain dengan memperhitungkan warna, simbol, gambar, ilustrasi atau animasi, kata, kalimat dan sebagainya.

Sebuah majalah membutuhkan desain, termasuk pada cover, yang dapat membuatnya terlihat menarik bagi pembeli ataupun pembaca. Cover, dalam kaitan ini, menjadi suatu hal yang sangat penting dalam hal first impression kepada calon pembeli ataupun pembaca.

Salah satu tujuan utama adanya perhatian penuh dalam mendesain cover majalah adalah membuat orang tertarik untuk membeli majalah tersebut. Sebuah desain cover majalah bisa disebut sukses besar jika mampu membuat seseorang tertarik untuk membeli majalah tersebut hanya gara-gara melihat covernya saja.1

1Tatsu Maki. 2002. Mastering Computer Graphic: Untuk Karir & Bisnis. Jakarta: Nexx

(2)

2

Desain pada cover sebuah majalah dapat berupa ilustrasi gambar atau karikatur, komik, grafis dan kata atau kalimat dengan memaduhkan warna dan angle. Kehadiran ilustrasi gambar atau foto dalam cover majalah menjadi sebuah “warna”. Majalah akan terasa tidak lengkap tanpa keberadaan ilustrasi gambar atau foto di dalamnya. Ilustrasi gambar pada cover majalah sebenarnya merupakan cara yang unik dalam hal menyajikan informasi dan pesan kepada pembaca. Berbeda dengan produk jurnalistik lain yang menyajikan informasi melalui kata-kata, kalimat dan paragraf.

Pada sebuah cover, ilustrasi digunakan sebagai gambaran pesan yang tidak terbaca, namun bisa mewakili cerita dalam bentuk grafis yang menarik. Meskipun ilustrasi merupakan attention-getter (penarik perhatian) yang paling efektif, tetapi akan lebih efektif lagi bila ilustrasi tersebut juga mampu menunjang informasi dan pesan yang terkandung dari sebuah berita. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar dari pada kata-kata (teks).2

Visualisasi adalah teknik yang biasanya digunakan dalam mengilustrasikan sebuah cover, baik berupa gambar ataupun kata dan kalimat. Visualisasi digunakan untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi jelas dan mampu menarik emosi pembaca, dan dapat menolong seseorang untuk

(3)

3

menganalisa, merencanakan dan memutuskan suatu masalah dengan mengimajinasikan pada kejadian yang sebenarnya.3

Pada sebuah majalah berita, cover menjadi sangat penting dan perlu diperhatikan karena merepresentasikan pemberitaan utamanya. Sebuah cover haruslah sederhana, menarik dan representasif. Dalam konteks dan praktek jurnalistik, sebuah cover majalah berita harus menjadi bagian representatif dari isi pemberitaann dan menimbulkan sebuah makna tertentu. Selain itu, cover juga hendaknya menjadi identitas dari majalah tersebut.

Terdapat beberapa majalah berita di Indonesia. Salah satunya adalah majalah Tempo. Majalah Tempo dapat dikatakan sebagai majalah nasional yang terkemuka dan banyak dikenali oleh masyarakat pembaca. Majalah Tempo merupakan majalah berita mingguan Indonesia yang sering mengangkat isu dan fakta peristiwa besar, baik peristiwa ekonomi, sosial, hukum, ataupun politik juga baik nasional maupun internasional.

Dalam hal desain cover, majalah Tempo menjadi sebuah topik yang sangat menarik untuk dikaji karena sering menimbulkan kontroversi. Selain itu, pada masa orde baru sebanyak dua kali majalah Tempo dibredel atau dibekukan Surat Ijin Terbit (SIT) oleh pemerintah karena melanggar kode etik pers yang bebas dan bertanggungjawab, serta dianggap terlalu tajam mengkritik rezim orde baru pada masa itu.

Pada era reformasi, majalah Tempo tidak surut menimbulkan kontroversi. Ulasan artikel mengenai “Ada Tomy di Tenabang”, kasus Akbar

3

Tatsu Maki. 2002. Mastering Computer Graphic: Untuk Karir & Bisnis. Jakarta: Nexx Media. hlm 23

(4)

4

Tanjung, hingga gambar cover majalah Tempo yang memuat lukisan “Perjamuan Terakhir” karya Leonardo Da Vinci yang sakral bagi agama Nasrani dimodifikasikan dengan gambar Soeharto di meja makan bersama enam anaknya. Gambar tersebut dimuat pada cover majalah Tempo edisi 4-10 Februari 2008, beberapa hari setelah wafatnya presiden Soeharto. Kontroversi lainnya yaitu pada edisi 28 Juni - 4 Juli 2010 yang berjudul “Rekening Gendut Perwira Polisi”. Pada cover majalah Tempo menggambarkan seorang perwira tinggi Polisi dengan tiga celengan berbentuk babi yang terikat pada salah satu tangan sang perwira.4

Beberapa waktu yang lalu, majalah Tempo gencar mengangkat pemberitaan terkait kasus proyek reklamasi. Bahkan majalah Tempo dalam kurun waktu tiga bulan telah sebanyak tiga kali menerbitkan kasus proyek reklamasi (reklamasi pantai utara Jakarta) ini sebagai pemberitaan utamanya, yaitu edisi 11 April 2016, 23 Mei 2016 dan 20 Juni 2016. Kenyataan ini membawa pemahaman bahwa majalah Tempo tertarik dan memberi perhatian khusus terhadap kasus ini.

Sebanyak tiga kali edisi, majalah Tempo menjadikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai figur utama dalam pemberitaan kasus proyek reklamasi. Hal ini tercermin dalam cover majalah Tempo yang memuat gambar/ilustrasi karikatur Ahok. Kasus proyek reklamasi sendiri sebenarnya melibatkan banyak aktor selain Ahok, mulai dari pejabat pemerintahan salah

4Kurniawan Junaedhie. 1995. Rahasia Dapur Majalah Di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

(5)

5

satunya M. Sanusi (anggota DPRD DKI Jakarta) hingga pejabat swasta (pengusaha), Ariesman Widjaja, Presiden Direktur Agung Podomoro Land.

Dalam kasus ini, ada berbagai isu dan fakta yang diberitakan oleh majalah Tempo. Misalnya, pada edisi 11 April 2016 “Reklamasi Tujuh Keliling”, memuat isu bahwa KPK sedang menelusuri keterlibatan staf khusus Gubernur DKI dan keterlibatan Ahok. Edisi 23 Mei 2016 “Amuk Reklamasi”, berisikan bahwa KPK sedang membidik Ahok dalam perkara penimbunan teluk jakarta. Terakhir, pada edisi 20 Juni 2016 “Duit Reklamasi Untuk Teman-Teman Ahok”, berisikan dugaan bahwa Ahok menggunakan aliran dana pengembang reklamasi untuk membiayai dan memfasilitasi “Teman-Teman Ahok” (relawan Ahok).

Sedangkan, faktanya bahwa proyek reklamasi ini sudah ada sejak 2007 atau dari massa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Fauzi Bowo. Artinya, proyek reklamasi ini melibatkan banyak pihak, dari masa kepemimpinan Presiden SBY hingga Jokowi dan Gubernur Fauzi Bowo hingga Ahok. Fakta lainnya yaitu terjadinya Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK terhadap M. Sanusi (anggota DPRD DKI Jakarta) terkait proyek reklamasi ini. Menariknya, lewat cover, majalah Tempo mengemas kasus ini dengan membentuk gambaran (visualisasi) figur Ahok. Tentunya, gambaran ini tidak terlepas dari isi pemberitaan mereka.

Terlepas dari isu dan fakta pemberitaanya, Tempo sebenarnya telah memainkan peran penting dalam hal membentuk stereotip lewat representasi

(6)

6

isu dan fakta pemberitaanya pada desain cover yang disajikannya. Pada tiga edisi majalah Tempo, lewat desain covernya, karakter dan peran Ahok pada kasus proyek reklamasi dibentuk. Stereotip pemberitaan lewat desain cover adalah hasil dari rekonstruksi realitas oleh majalah Tempo sebagai media massa.

Visualisasi pada cover sadar ataupun tidak sadar akan membentuk stereotip tertentu di dalam benak masyarakat pembaca. Stereotip merupakan bentuk kontroversial pengelompokan karakterisasi. Pembentukan identitas sosial dari sudut pandang stereotip merupakan praktik yang sangat umum dalam media. Stereotip adalah keyakinan seseorang untuk menggeneralisasi sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman. Salah satu faktor prasangka dan diskriminasi adalah stereotip.5

Hal-hal yang telah diuraikan di atas membuat peneliti tertarik untuk mencoba mengkaji dan meneliti lebih dalam. Representasi isu dan fakta pemberitaan lewat teknik visualisasi pada cover majalah menjadi sebuah objek menarik bagi peneliti. Oleh karena itu, diperlukan kajian tentang tanda untuk dapat menggali makna yang terdapat pada cover majalah Tempo.

Studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja dinamakan semiotika. Semiotika dari Charles S. Peirce merupakan analisis yang tepat sebagai alternatif untuk mengungkapkan pesan yang direpresentasikan cover

(7)

7

majalah Tempo, karena ilustrasi pesan berupa visual seperti gambar kartun, foto dan karikatur yang mana merupakan paduan kompleks dari ikon, indeks dan simbol, selain itu Charles S. Peirce lebih menekankan pada cara tanda dikaitkan dengan objeknya. Dari interpretasi tersebut, maka dapat diungkapkan muatan pesan yang terkandung dalam ilustrasi cover majalah Tempo tentang bentuk stereotip karakter dan peran terhadap Ahok dalam kasus proyek reklamasi. Berikut ketiga edisi cover majalah Tempo tentang kasus proyek reklamasi yang akan menjadi unit analisis atau objek dalam penelitian ini:

(8)

8 Tabel 1.1

Cover Majalah Tempo

No. Edisi/Tanggal Terbit Gambar Cover

1. 11 April 2016

(9)

9

3. 20 Juni 2016

(Sumber: https://majalah.tempo.co/)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan pokok sebagai inti dari permasalahan ini adalah “Bagaimana bentuk stereotip mengenai karakter dan peran Ahok pada kasus proyek reklamasi direpresentasikan melalui cover majalah Tempo edisi 11 April 2016, 23 Mei 2016, dan 20 Juni 2016?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol-simbol dan pemaknaan stereotip mengenai karakter dan peran Ahok pada kasus proyek reklamasi direpresentasikan melalui cover majalah Tempo edisi 11 April 2016, 23 Mei 2016, dan 20 Juni 2016.

(10)

10 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian Studi Ilmu Sosial khususnya terkait peran cover majalah berita dalam membentuk simbol-simbol dan pemaknaan stereotip.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pengaplikasian teori semiotika. Selain itu, dapat memberikan pengembangan ilmu komunikasi melalui majalah serta dapat memberikan manfaat penggunaan semiotika khususnya Charles .S Peirce dalam proses pemaknaan cover majalah. Menjadi bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan, khususnya akademisi dan praktisi media massa mengenai semiotika pada sebuah cover majalah.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat dalam memaknai visualisasi gambar (dalam hal ini cover majalah). Secara tersirat, setiap cover dalam berbagai majalah tidak didesain tanpa memiliki makna tertentu yang tertuang dalam isi majalah tertentu. Sehingga tidak dipungkiri bahwa sebuah cover majalah memiliki makna tertentu dalam visualisasinya terhadap suatu kejadian, yang dalam penelitian ini adalah terkait kasus proyek reklamasi.

(11)

11 1.5 Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan landasan berpikir yang memberikan gambaran singkat mengenai tahapan penelitian dari awal hingga akhir kemudian akan dijadikan asumsi dan memungkinkan terjadinya penalaran terhadap masalah yang diajukan.6 Pada dasarnya

kerangka berpikir dalam penelitian ini menggambarkan arah pemikiran dan landasan rasional dalam pelaksanaan penelitian makna simbol stereotip mengenai karakter dan peran Ahok dalam kasus proyek reklamasi direpresentasikan melalui cover majalah Tempo.

Isu dan fakta kasus proyek reklamasi (pantai utara Jakarta) dijadikan dasar tolak ukur oleh peneliti dalam mengkaji ketiga cover majalah Tempo. Isu dan fakta yang dimaksud berupa segala informasi mengenai dugaan keterlibatan Ahok pada kasus proyek reklamasi. Salah satu isu tersebut berupa dugaan Ahok menggunakan aliran dana proyek reklamasi untuk membiayai dan memfasilitasi “Teman-Teman Ahok” dalam kaitannya dengan Pilkada Jakarta yang akan diikutinya. Sedangkan, salah satu fakta kasus proyek reklamasi yang dijadikan dasar kerangka atau alur bepikir peneliti dalam penelitian ini bahwa Ahok dipanggil ke Pengadilan untuk dimintai keterangan saksi terkait proyek reklamasi di pantai utara Jakarta tersebut.

6 Lexy Moelong, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,

(12)

12

Selanjutnya, isu dan fakta tersebut dikaji peneliti di dalam ketiga cover majalah Tempo masing-masing edisi 11 April 2016 “Reklamsi Tujuh Keliling”, 23 Mei 2016 “Amuk Reklamasi”, dan 20 Juni 2016 “Duit Reklamasi Untuk Teman-Teman Ahok”. Peneliti menerapkan metode analisis semiotika oleh Charles S. Peirce. Segitiga tanda (triangle meaning) oleh Peirce (tanda, objek, dan interpretant) digunakan sebagai kerangka dasar dalam penelitian ini. Sedangkan untuk dapat mengidentifikasi jenis tanda dan maknanya, peneliti menggunakan kategori tanda berdasarkan objeknya oleh Peirce yaitu ikon, indeks, dan simbol.

Berdasarkan metode analisis semiotika Charles S. Peirce tersebut, peneliti akan mengkaji bentuk stereotip mengenai karakter dan peran Ahok pada kasus proyek reklamasi yang terdapat di ketiga cover majalah Tempo yang telah penulis sebutkan sebelumnya. Karakter Ahok berupa pemarah, buas, tegas, tamak, pembenci, jujur. Sedangkan peran Ahok dalam kasus proyek reklamasi berupa koruptor, dan pelaku kriminal. Berikut bagan gambaran kerangka pemikiran peneliti yang telah dijelaskan di atas:

(13)

13 Bagan 1.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Tiga Cover Majalah Tempo

1. 11 April 2016 “Reklamasi Tujuh Keliling”

2. 23 Mei 2016 “Amuk Reklamasi”

3. 20 Juni 2016 “Duit Reklamasi Untuk Teman-Teman Ahok”

Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce

Isu dan Fakta Kasus Proyek Reklamasi Bentuk Stereotip Mengenai Ahok Hasil Pemaknaan Peran: 1. Koruptor 2. Pelaku Kriminal Karakter: 1. Pemarah 2. Buas 3. Tegas 4. Tamak 5. Pembenci 6. Jujur

(14)

14 1.5.2 Asumsi

Asumsi yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bahwa setiap pembentukan simbol-simbol dan makna pada cover sebuah majalah merupakan hasil konstruksi media itu sendiri terhadap realitas yang ada. Realitas yang dibentuk lewat cover media tersebut selalu membentuk stereotip.

1.5.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban atau kesimpulan sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dengan kata lain, suatu jawaban yang digunakan untuk mengetahui kenyataan yang sebenarnya dari suatu hal yang belum terbukti kebenarannya.7

Jadi, hipotesis dalam penelitian ini bahwa dalam mendesain cover kasus proyek reklamasi, pada edisi 11 April 2016, 23 Mei 2016, dan 20 Juni 2016, majalah Tempo membentuk stereotip mengenai karakter dan peran Ahok pada kasus tersebut. Bentuk stereotip karakter dan peran yang ditampilkan ketiga cover majalah Tempo edisi kasus proyek reklamasi mengenai Ahok sebagai berikut:

1. Karakter Ahok dalam kasus proyek reklamasi yaitu pemarah, buas, tegas, tamak, pembenci, dan jujur.

2. Peran Ahok dalam kasus proyek reklamasi yaitu koruptor dan pelaku kriminal.

7 Darus Antonius. 2014. Metode Penelitian Komunikasi II. Bahan Ajar Prodi Ilmu Komunikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Erni adalah tokoh utama dalam novel Mendhung Sumilak. Erni pada awal cerita pertama dibawa mengenang untuk mengingatkan kembali terjadi kejadian yang dilakukan. Dikatakan

Peneliti melakukan wawancara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan ke beberapa pihak yang bersangkutan secara lisan dan mendengarkan langsung keterangan-keterangan

Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi Pati Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Sebagai Edible Film Terhadap Kadar Air Pada Jenang Apel.. Diajukan untuk

Dalam penelitian ini keahlian komite audit diukur menggunakan persentase jumlah komite audit dengan keahlian finansial atau akuntansi terhadap jumlah total komite audit

Berdasarkan beberapa masalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang menjadi pokok permasalahan adalah Bagaimana peranan kepemimpinan dalam meningkatkan motivasi

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa unsur intrinsik dan nilai budaya pada Legenda Sang Kuriang Kesiangan , serta wawancara dengan instruktur

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG KEPOK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SIRUP GLUKOSA DENGAN METODE HIDROLISIS.. MENGGUNAKAN

Mudah-mudahan semua upaya yang dilakukan mampu meningkatkan kualitas Jurnal secara bertahap, sesuai dengan rambu-rambu akreditasi jurnal nasioanl, dan sebagai