384
Analisis Metabolit Primer Sarang Ratu Anai-anai Macrotermes
gilvus Hagen., dari Kebun Sawit Muko-Muko Bengkulu
(
Analysis of Primary Metabolites of Queen termite nests
Macrotermes gilvus Hagen., from Palm Plantation Muko-Muko Bengkulu
)
Yohannes Alen*, Fauzia Noprima Okta, Rifki Rusdian, Fitria Lavita Agresa, Sally
Marcelina, and Alviona Marcella Fitri
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
*Corresponding email: yohannesalen@yahoo.co.id
ABSTRAK
Ratu Anai-anai mengandung senyawa metabolit primer antara lain karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Dibeberapa negara seperti Afrika dan India ratu Anai-anai telah digunakan sebagai obat tradisional, dan di Jepang dimanfaatkan sebagai makanan tradisional. Anai-anai hidup dan berkembang biak didalam sarang dengan struktur keras dan kokoh yang dibangun oleh Anai-anai kasta pekerja. Ratu Anai-anai juga melakukan proses reproduktif didalam sarang. Berdasarkan hal tersebut diduga sarang ratu Anai-anai memiliki kandungan metabolit primer yang berasal dari saliva Anai-anai pekerja. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan metode analisis proximate. Sampel uji dalam analisa proximate adalah ekstrak cair (aquabidest) dan sebagai perbandingan, uji kadar protein dilakukan juga terhadap sampel kering. Analisis proximate yang dilakukan meliputi : penentuan kadar abu, kadar lemak total, protein total, protein hidrofilik dan kadar mineral. Diperoleh protein hidrofilik 0,175 % dan protein total 1,39 %, kadar lemak 1,770 %, kadar abu 87,090 %, kadar Ca 0,411 % dan Kadar P 0,147 %.
Kata Kunci: sarang ratu anai-anai, macrotermes gilvus hagen., metabolit primer, kadar protein, kadar
lemak.
PENDAHULUAN
Tercatat ada sekitar 200 jenis rayap namun baru 179 jenis yang sudah teridentifikasi di Indonesia. Beberapa jenis rayap di Indonesia secara ekonomi telah dilaporkan sangat merugikan karena menjadi hama. Terdapat dua jenis rayap yaitu rayap tanah dan rayap kayu. Rayap tanah (Coptotermes sp.) adalah rayap yang bersarang didalam tanah, dan rayap kayu (Cryptotermes sp.) adalah jenis rayap yang bersarang didalam kayu. Ada tiga jenis rayap tanah yaitu Coptotermes curvignathus
Holmgern., Macrotermes gilvus Hagen., serta
Schedorhinotermes javanicus dan satu jenis
rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light.) (Wiji dan Yusuf , 2004 cit Zulyusri, 2013).
Semua jenis rayap ini memberi kontribusi penting terhadap kerusakan kayu, karena makanan utama rayap adalah selulosa yang diperoleh dari kayu dan jaringan tanaman lainnya. Mereka dapat memperoleh makanan dari selulosa karena pada saluran pencernaan terdapat flagelated protozoa tertentu dan mikroorganisme lain yang memiliki enzim yang mampu mengubah selulosa menjadi gula dan
385 pati (Davidson R.H. and W.F Lyon, 1987). Rayap
mendegradasi selulosa dengan menghasilkan enzim selulase dan dibantu oleh organisme simbion pada saluran pencernaannya (Normasari, 2011 cit sekaret, et.al., 2013). Organisme ini merusak kayu dengan cara membuat liang kembara pada kayu dan menjadikannya sebagai tempat tinggal sekaligus sumber nutrisi koloni rayap sehingga kayu menjadi keropos dan hancur (Kartika, 2007).
Di Jepang Anai-anai dikonsumsi sebagai makanan tradisional (Nonaka, 2010 cit Alamu et al., 2013). Di Afrika masyarakat juga mengkonsumsi Anai-anai karena memiliki nutrisi protein, vitamin, lemak dan mineral (Alamu et al., 2013). Sementara menurut O. T. Omotoso (2015) ratu Anai-anai mengandung senyawa metabolit primer (protein, kharbohidrat, lemak, mineral) dan metabolit sekunder (tannin, alkaloid, flavonoid dan saponin).
Anai-anai hidup dan berkembang biak didalam sarang dengan struktur keras dan kokoh yang dibangun oleh Anai-anai kasta pekerja. Dalam sarang tersebut diduga memiliki kandungan protein, jamur, dan vitamin yang berasal dari saliva Anai-anai pekerja. Menurut Korb (2011) saliva Macrotermes gilvus Hagen., menghasilkan cairan liur yang pekat sampai 50% yang mengandung senyawa kimia yang berguna untuk antibiotik. Menurut Niken Subekti (2012) Cairan liur (saliva) didalam sarang rayap M. gilvus Hagen., adalah campuran hasil sekresi berasal dari kelenjar submaksilaris, sublingualis, parotis dan kelenjar pipi (buccalis), kelenjar sublingualis misalnya mengeluarkan cairan yang terutama mengandung zat lendir yang hakikinya adalah glikoprotein. Kandungan metabolit primer didalam sarang Anai-anai
dapat juga berasal dari ratu Anai-anai yang melakukan proses reproduktif didalam sarang.
Kecenderungan "back to nature" sangat dirasakan dalam dekade ini baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Salah satu bidang yang tidak lepas dari kecenderungan ini adalah penggunaan obat untuk kesehatan manusia. Tingginya efek samping obat-obat sintesis mendorong pencarian sumber bahan baku obat dari bahan alam. Keadaan di Indonesia saat krisis moneter pada milenium ketiga ini lebih memacu usaha untuk mendayagunakan sumber bahan obat alam karena sebagian besar bahan obat sintesis masih harus diimpor. Nilai tukar rupiah yang rendah terhadap dolar membuat harga bahan obat sintesis naik tak terkendali.
Berdasarkan studi literatur, minimnya laporan penelitian tentang kandungan metabolit dari sarang ratu Anai-anai. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan analisa kandungan senyawa metabolit primer dari sarang ratu Anai-anai sebagai salah satu upaya eksploirasi bahan baku obat alami.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan di Laboratorium Sentral, Fakultas Farmasi dan Laboratorium Non Ruminansia, Fakultas Pertenakan, Universitas Andalas, Padang yang meliputi pengambilan sampel, isolasi senyawa metabolit dan analisis kandungan metabolit primer.
Alat
Alat yang dibutuhkan untuk isolasi dan analisis kandungan metabolit primer dengan metode analisis proximate adalah botol 500 ml, soklet, desikator, oven, alat soniccer tipe S 50 H merk Elma, pipet tetes, spatel, timbangan
386 analitiktipe EHA601 merk Kris Chef, vortex
mixertipe TM-151 merk Iwaki, corong, Erlenmeyer (Kapasitas 250 mL, 500 mL), gelas piala (kapasitas 100 mL), corong pisah (kapasitas 1 L), gelas ukur (kapasitas 10 mL, 100 mL dan 250 mL), aluminium foil, biuret, labu Kjeldahl, alat destilasi dan penangas air.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk isolasi dan analisis proximate adalah sampel sarang ratu Anai-anai Macrotermes Gilvus, aquadest, heksan, indikator MO, indikator PP, HCl p, NaOH, H2SO4 p, selenium dan indikator MM, NH4NO3, HNO3 dan H2C2O4.
Pengambilan sarang ratu Anai-anai,
Sarang ratu Anai-anai Macrotermes gilvus diambil di kebun sawit Muko-Muko, Bengkulu kemudian diisolasi di Laboratorium Sentral, Universitas Andalas, Padang.
Isolasi dan Permurnian Metabolit Primer
Sarang ratu Anai-anai Macrotermes gilvus yang telah dikoleksi digerus kemudian diisolasi dengan cara maserasi dengan pelarut non polar (heksan) dan dengan pelarut polar (aquabidest). Isolat yang diperoleh dilihat kandungan metabolit primernya dengan analisa proximate. Protein dengan menggunakan metode Kjeldahl, lemak dengan sokletasi, dan dilakukan uji kandungan mineral.
Analisis proximate sarang ratu Anai-anai
Analisis proximate yang dilakukan meliputi: penentuan kadar abu, penentuan kadar lemak total, penentuan protein total dan penentuan kadar mineral.
Penentuan kadar abu
Diukur dengan menggunakan sampel 3 gram yang telah mencapai berat konstan kemudian dibakar menggunakan alat tanur pada suhu 600ºC selama 4 jam.
% Kadar abu =
Penentuan lemak total
Diukur dengan menggunakan alat sokletasi selama 6 jam dari 2 gram sampel menggunakan hexane.
%Serat kasar =
Penentuan protein total
1. Destruksi: Ekstrak aquabidest diuapkan 2 ml + 1 g selenium + H2SO4p 25 ml dimasukkan ke dalam lemari asam ditunggu sampai bening
2. Destilasi:
- Erlenmeyer penampung: H2SO4p 25 ml + indikator MM 5 tetes.
- Labu Destilasi: Aquadest 150 ml + NaOH 40% 25 ml + 25 ml sampel hasil destruksi yang telah diencerkan dengan 250 ml aquadest.
3. Titrasi: Ditentukan dengan menggunakan metoda Kjedahl. Total Nitrogen (N) pada sampel dan % N dikalikan dengan faktor 6.25 untuk menghitung % total protein pada sampel karena % protein yang terkandung pada makanan rata-rata 16 %. Sampel didestruksi menggunakan H2SO4p dan dihidrolisis untuk membebaskan NH3 dan ditampung dalam larutan H2SO4 Kemudian ditirasi menggunakan NaOH 0.1N.
387 % Total protein =
Keterangan: Va = volume titrasi asam, Vb = volume titrasi blanko
Penentuan mineral (Ca dan P)
Titrasi Ca: Larutan Ca dititrasi dengan menggunakan kalium permanganat, pada titik akhir titrasi muncul warna merah lembayung. Titrasi P: Larutan P dititrasi dengan menggunakan HCl, pada titik akhir titrasi warna berubah bening.
HASIL DAN DISKUSI
Analisis kandungan metabolit primer dari sarang ratu Anai-anai dengan menggunakan metode analisis proximate memberikan hasil kandungan protein sebesar 0,175% (ekstrak aquabidest) dan 1,390% (sampel kering) (tabel 1). Hasil utama yang diinginkan dalam penelitian ini ialah kadar protein yang terdapat didalam sarang ratu Anai-anai karena memiliki banyak manfaat baik dibidang kefarmasian maupun dibidang pertanian dan peternakan. Menurut Subekti, N. (2012) cairan liur (saliva) didalam sarang rayap M. gilvus Hagen., adalah
campuran hasil sekresi berasal dari kelenjar submaksilaris, sublingualis, parotis dan kelenjar pipi (buccalis), kelenjar sublingualis misalnya mengeluarkan cairan yang terutama mengandung zat yang hakikinya adalah glikoprotein. Saliva Macrotermes gilvus Hagen., menghasilkan cairan liur yang pekat sampai 50% didalam abdomen. Cairan saliva mengandung senyawa kimia yang berfungsi sebagai antibiotik. Pada percobaan ini dilakukan percobaan dengan dua perlakuan. Pada perlakuan pertama dengan aquabidest diperoleh protein sekitar 0,175 %. Itu artinya kadar protein yang diperoleh dari ekstrak aquabidest hanya terdapat 0,175 gram dalam 100 gram sarang ratu anai-anai. Sedangkan perlakuan sampel tanah, diperoleh kadar 1,390 %. Perbandingan kedua perlakuan, sampel tanah memperoleh hasil delapan kali lebih besar. Hal ini disebabkan oleh kelarutan protein dalam aquabidest.
Tabel 1. Kandungan senyawa metabolit primer sarang ratu Anai-anai
No Parameter uji Hasil
1 Kadar protein - ekstrak aquabidest - sampel tanah 0,175 % 1,390 % 2 Kadar lemak 1,770 % 3 Kadar abu 87,090 % 4 Kadar Ca 0,411 % 5 Kadar P 0,147 %
388 Protein mengandung asam amino
hidrofilik seperti serin, sistein, threonin, metionin, asparagin, glutamin dan hidrofobik seperti glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin. Setelah protein melarut dalam air, asam amino hidrofobik biasanya membentuk area perlindungan hidrofobik yang sifatnya tidak dapat berikatan dengan air. Asam amino hidrofilik akan berikatan dengan molekul air dan memungkinkan protein untuk membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air disekitarnya (Triono A, 2010). Oleh karena itu hanya protein yang mengandung asam amino hidrofilik yang dapat terekstraksi dengan air. Sedangkan penelitian Subekti, N., 2012 hanya memperoleh 0.06 % atau 23 kali lebih kecil. Perbedaan ini dapat disebabkan karena ecotype pengambilan sampel yang berbeda.
Kadar lemak yang didapatkan sangat tinggi. Lemak adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lemak terbagi dua yaitu lemak jenuh (memiliki ikatan rangkap) dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh memiliki fungsi esensial dibidang kesehatan untuk tubuh diantaranya, Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membran sel, mediator aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E, dan K (Sartika, R. A. Dewi, 2008).
Kadar abu memberikan hasil yang sangat tinggi. Hal ini memberikan informasi kepada kita bahwa sarang ratu Anai-anai memiliki senyawa organik yang cukup tinggi. Menurut Jouquet et al. (2002) cis subekti, N. (2012) Kadar abu berasal dari unsur hara yang terdapat didalam tanah. Unsur-unsur yang terdapat dalam material bangunan sarang dapat diduga
selain berasal dari mineral sekitar sarang, berasal dari cairan liur dan humus.
Kandungan mineral (Ca dan P) berguna dalam bidang kesehatan dan pertanian. Posfor merupakan unsur mineral makro untuk pertumbuhan tanaman. Kekurangan unsur ini
mengurangi kemampuan tanaman
mengabsorbsi unsur hara lainnya. Fungsi utama P dalam tanaman adalah menyimpan dan mentransfer energi dalam bentuk ADP dan ATP. Energi diperoleh dari fotosintesis dan metabolisme karbohidrat yang disimpan dalam campuran fosfat untuk digunakan dalam proses-proses pertumbuhan dan produksi. Tanpa P, proses-proses tersebut tidak dapat berlangsung (Liferdi L, 2010).
Kalsium unsur mineral mikro yang digunakan dibidang pertanian. Dibidang kesehatan kalsium penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi, kontraksi otot, pelepasan neurotransmiter dan perrmeabilitas membran. Kekurangan unsur ini dapat menyebabkan oesteoporosis. Menurut Jouquet et al. (2002) cis subekti, N. (2012) Mineral dapat berasal dari penimbunan berbagai mineral dari tanah disekitarnya saat membangun sarang.
Rayap menjaga keseimbangan alam dengan menghancurkan kayu dan bahan organik lainnya dan mengembalikannya sebagai hara ke dalam tanah (Puri et al., 2013). Kondisi ini yang menyebabkan rayap memiliki status sebagai hama perusak dan sering dimusnahkan. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat dari rayap dan sarangnya menambah angka kurangnya pemanfaatan sumber daya di indonesia. Oleh karena itu rayap dan sarangnya dapat berpotensi sebagai penyeimbang ekosistem.
389
KESIMPULAN
1. Ekstraksi dengan aquabidest sangat efektif untuk menarik kandungan protein yang bersifat hidrofilik. Namun kurang efektif untuk menarik kandunga protein total didalam sampel
2. Analisis proximate tanpa ekstraksi atau sampel kering sarang ratu Anai-anai memberikan hasil lebih optimal (1,39 %) 3. Didalam sarang Anai-anai terdapat kadar
abu yang cukup tinggi diduga sarang
Anai-anai mengandung senayawa organik yang cukup tinggi
4. Kadar mineral (Ca dan P) yang terdapat didalam sarang sangat berguna dibidang pertanian. Tanah dari sarang Anai-anai sangat bagus digunakan dalam bidang pertanian khususnya untuk semayan bibit 5. Kandungan protein dapat digunakan
sebagai antibiotik
6. Didalam sarang ratu Anai-anai juga terdapat kandungan lemak.
DAFTAR PUSTAKA
Alamu, O.T., Amao, A.O, Nwokedi, C.I, Oke, O.A, and Lawa, I.O. 2013. Diversity and nutritional status of edible insects in Nigeria : A review. Nigeria. 5(4) : 215-222.
Davidson, R.H. and W.F. Lyon. 1987. Insect pest of farm, garden and orchard. Eight edition. John willey and son. Toronto. Ditjenbun.
Kartika. 2007. Pengembangan Formula Bahan Infeksi Cendawan sebagai Alternatif Biokontrol Rayap Tanah Coptotermes sp. J. Ilmu & Teknologi Kayu Tropis Vo 5. No. 2.
Liferdi, L. 2010. Efek Pemberian Posfor terhadap Pertumbuhan dan Status Hara pada Bibit Manggis. J. Hort, 20 (1), 18-26.
O. T. Omotoso. 2015. Nutrient Composition, Mineral Analysis and Anti-nutrient Factors of Oryctes rhinoceros L, (Scarabaeidae: Coleoptera) and Winged Termites, Marcrotermes nigeriensis Sjostedt (Termitidae: Isoptera). British Journal of Applied Science & Technology, 8 (1), 97-106. Puri, Sekar. Indria, Siti. Khotimah, dan Rizalinda. 2013.
Jenis-Jenis Jamur Entomopatogen Dalam Usus
Rayap Pekerja Coptotermes curvignathus Holmgren. Jurnal Protobiont, 2 (3), 141 – 145. Sartika, R. A. Dewi. 2008. Pengaruh Asam Lemak
Jenuh, Tidak Jenuh
dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 2 (4), 154-160. Subekti, Niken. 2012. Kandungan Bahan Organik Dan
Akumulasi Mineral Tanah Pada Bangunan Sarang Rayap Tanah Macrotermes Gilvus Hagen., (Blattodea: Termitidae). Jurnal Biolsantifika, 4 (1). Triono, A. 2010. Mempelajari Pengaruh Penambahan
Beberapa Asam Pada Proses Isolasi Protein Terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.). Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses Universitas Diponegoro.
Zulyusri, Desyanti, dan Usnal, M. 2013. Keefektifan Daun Sangitan (Sambucus javanica Reinw.) sebagai Insektisida Nabati dalam Pengendalian Rayap Tanah (Coptotermes sp.). Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.