vi DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK……….. i
PERNYATAAN………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……….. iii
KATA PENGANTAR……… v
C. Definisi Operasional……… 9
D. Tujuan Penelitian……… 10
A. Konsep Dasar Administrasi dan manajemen Pendidikan………… 15
B. Kajian Tentang Kinerja Kepemimpinan Sekolah……… 21
1. Pengertian Kinerja………... 21
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja………. 27
3. Aspek-aspek kinerja……… 35
4. Penilaian Kinerja……… 36
5. Manfaat Penilaian Kinerja………. 44
6. Standart Penilaian Kinerja………. 45
7. Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah……… 46
8. Kinerja Kepala Sekolah………. 49
C. Kinerja Mengajar Guru……… 60
1. Konsep Kinerja……… 60
2. Konsep Kinerja Mengajar Guru………. 63
D. Konsep Sekolah Efektif……….. 74
1. Pengertian Sekolah Efektif……… 75
2. Ciri-ciri Sekolah Efektif……… 91
E. Kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Keefektifan Sekolah……….. 97
vii
1. Gambaran Tanggapan Responden Tentang Kinerja kepemimpinan Sekolah (X1)……… 130
2. Gambaran Tanggapan Responden tentang Kinerja Mengajar Guru (X2)……… 132
3. Gambaran tanggapan Responden tentang Keefektifan Sekolah (Y)……… 133
1. Hubungan Antara Kinerja Kepemimpinan Sekolah (X1) dengan Keefektifan Sekolah (X2)………. 144
2. Hubungan Antara Kinerja Mengajar Guru (X2) dengan Keefektifan Sekolah (Y)……… 149
3. Hubungan antara Kinerja kepemimpinan sekolah(X1) dengan Kinerja Mengajar Guru………. 153
4. Hubungan antara Kinerja kepemimpinan sekolah (X1) dan kinerja Guru (X2) secara bersama-sama dengan keefektifan sekolah(Y)………... 157
E. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 161
1. Profil Kinerja Kepemimpinan Sekolah (X1) pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang……….. 161
2. Profil Kinerja Mengajar Guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang………. 163
3. Profil Keefektifan Sekolah Pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang………. 164
viii
B A B V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI……….. 169
A. Kesimpulan……… 169
B. Implikasi……… 172
C. Rekomendasi……… 174
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidkan nasional pada hakekatnya memiliki tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan berusaha untuk membangun manusia indonesia seutuhnya
serta seluruh masyarakat Indonesia, berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Upaya
untuk mewujudkan tujuan tersebut harus dilaksanakan secara sistemik dan integratif
oleh seluruh sistem penyelenggara pendidikan.
Pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk pembangunan, derap langkah pembangunan selalu diupayakan
seirama dengan tuntutan zaman. Pembangunan sumber daya manusia memiliki
peranan penting bagi kesuksesan dan kesinambungan pembangunan.oleh karena itu
pembangunan dan peningkatan kualitas sumberdaya mutlak diperlukan. Dalam
konteks pembangunan sumberdaya manusia, pendidikan pada dasarnya merupakan
proses mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia
seutuhnya.hal ini dijelaskan dalam Sisdiknas pasal 3 Bab 3 (2003:5) :
Mengingat betapa pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa yang bertujuan secara makro, Kegiatan ini merupakan pencapaian tujuan
pendidikan institusional atau tujuan pendidikan di sekolah. Sekolah adalah lembaga
tempat penyelenggaraan pendidikan merupakan sistem yang memiliki berbagai
perangkat dan unsur yang saling berkaitan dan memerlukan pemberdayaan. Secara
internal sekolah memiliki perangkat guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana.
Secara eksternal sekolah memiliki dan berhubungan dengan instansi lain baik secara
vertical maupun horizontal (Udin Syaefuddin S. 2003: 242).
Perangkat dan unsur pendidikan diatas untuk membantu para siswa agar lebih
mampu dalam menghadapi tantangan hidup baik pada masa sekarang maupun masa
yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah adalah mengelola sumber
daya manusia yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas dari
manajemen sekolah yang efektif.
Pengelolaan sebuah lembaga pendidikan yang sangat berperan dan
bertanggung jawab dalam menghadapi perubahan adalah kepemimpina sekolah,
dalam hal ini Kepala Sekolah untuk menciptakan visi pendidikan dan
implementasinya dengan memperagakan sikap, prilaku, nilai-nilai dan norma diri dari
kepala sekolah sebagai kepemipinan sekolah dan guru dalam profesi kependidikan
untuk masa mendatang untuk dapat memberikan motivasi dalam melakukan
perubahan. Keefektifan sekolah salah satu sasarannya adalah Input, Proses dan
Output, Kesemuanya itu banyak ditentukan oleh beberapa faktor seperti diantaranya
James M. Lipham (1974 : 96) mengartikan kepemimpinan sebagai berikut:
“ The leadership as the behaviour of the individual that interactives a new structur in interaction whit in a social system by changging the goals, objectives conigeration, procedures or output of the system”
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan sebagai
tingkah laku individu dalam intraksi sosial, untuk tercapai tidaknya tujuan sebuah
organisasi sangat tergantung pada kepemimpinan yang digunakan oleh seorang
pemimpin.
Seorang Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin berarti usaha untuk
menggerakkan dan memberikan bimbingan kepada personil pendidikan agar tercapai
sebuah tujuan pendidikan.seperti dirumuskan oleh M.Idochi Anwar (2003:70):
….pengertian kepemimpinan kepala sekolah sebagai kemampuan dan persiapan untuk dapat mengerakkan dan membina para pendidik/aparatur pendidikan sehingga mereka mau melakukan tugas-tugas pendidikan secara efektif dan efesien dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
Kepemimpinan suatu lembaga pendidikan seperti sekolah dapat diartikan
sebagai seorang kepala sekolah yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan kegiatan sekolah baik kegiatan teknis, administrasi maupun lintas
program-program dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada disekolah agar
tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dengan kata lain dapat
dimaknai bahwa efektifitas sekolah menunjukkan seberapa maksimal tujuan
pendidikan di sekolah dapat tercapai dan seberapa optimal sumber daya sekolah
Kewenangan diatas dipusatkan kepada kepala sekolah yang berperan sebagai
pemimpin di sekolah, tugas dan fungsi kepemimpinan sekolah harus melibatkan
guru-guru dalam merencanakan program pembelajaran, melaksanakan program
pembelajaran serta melaksanakan penilaian atau evaluasi pembelajaran dan staf
dimana kepala sekolah harus mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
Sejalan dengan hal tersebut (Aas Syaefuddin 2003 :60 ) menyatakan bahwa tugas dan
fungsi kepala sekolah adalah :
a. Menentukan dan merumuskan tujuan sekolah
b. Mengembangkan dan memotivasi serta mengupayakan berbagai tindakan yang dapat membentu para siswa dalam mencapai keberhasilan belajar
c. Menentukan dan mengupayakan tercapainya standart akademik secara optimal d. Menilai dan memantau secara kontinyu kegiatan siswa
e. Mendorong dan mengupayakan kegiatan belajar mengajar
f. Mengadakan supervisi dan evaluasi terhadap pendidikan dan pengajaran g. Mengupayakan terciptanya lingkungan dan iklim kerja yang menggairahkan dan produktif
h. Mengidentifikasi sumber-sumber pelayanan yang memadai i. Mengupayakan perbaikan dan pengembangan kurikulum
Apa yang diungkapkan diatas sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan
tugas seorang kepala sekolah yang harus seiring dengan dukungan kinerja mengajar
guru yang semakin efektif dan efisien. Disamping itu, perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan disekolah
juga cenderung bergerak maju sehingga menuntut penguasaan dan kompetensi dari
seluruh elemen secara professional. Menyadari hal tersebut, seorang kepala sekolah
dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara
Selain faktor kepala sekolah yang memegang peranan penting dalam
pencapaian keefektifan sekolah, kinerja mengajar guru seperti merencanakan
program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran dan mengevaluasi atau
penilaian hasil pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penting untuk
meningkatkan ketercapaian dalam pendidikan. Oleh karena itu kepala sekolah dan
guru bersama-sama harus dapat melaksanakan perannya dan dapat mengupayakan
adanya kontribusi terhadap keefektifan sekolah.
Kinerja mengajar guru seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli dengan
berbagai versi seperti:
Fakry Gaffar (1987 :159) menyebutkan kinerja mengajar guru terbagi
kedalam tiga bagian besar yaitu : Konten Knowledge. Behavioral Skill, dan Human
Relation Skill. Conten Knowledge berkaitan dengan penguasaan materi pengetahuan
yang akan diajarkan kepada peserta didik, Behavioral Skill berupa keterampilan
prilaku yang harus dimiliki oleh pendidik/pengajar yang berkaitan dengan
penguasaan dan metodologis pengajaran.
Pentingnya kinerja mengajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang
akan meningkatkan tingkat keefektifan sekolah, merupakan salah satu kekuatan
eksternal yang dapat digunakan oleh seorang guru untuk melaksanakan perannya
dalam mengajar dapat teraktualisasikan. Menurut Uzer Usman (1989. 50) Kinerja
mengajar guru termasuk didalamnya
1. Keterampilan menyusun rencana pembelajaran
3. keterampilan mengevaluasi pelajaran.
Efektifitas sekolah merupakan fenomena yang mengandung banyak dimensi,
sedikit sekali orang yang dapat memaksimalkan keefektifan sesuai dengan
keefektifan itu sendiri. Secara umum teori keefektifan berorientasi pada tujuan sesuai
dengan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang keefektifan.
Etzioni (1964;187) Mengemukakan bahwa keefektifan adalah derajat dimana
organisasi mencapai tujuannya. Efektifitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen
dan kepemimpinan sekolah , guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya seperti
siswa , kurikulum, sarana dan prasarana , pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan
masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya yang mana hasil nyatanya merujuk
kepada hasil yang diharapkan.
Kualitas sekolah dapat diidentifikasi dari banyaknya siswa yang memiliki
prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi bidang lainnya, serta lulusan yang
relevan dengan tujuan. Melalui siswa yang berprestasi dapat ditelusuri bagaimana
manajemen suatu sekolah, profil guru , sumber belajar dan lingkungannya.
Pada satu kabupaten di Sumatera Utara yakni Kabupaten Deli Serdang
terdapat 15 Sekolah Menengah Atas Negeri yang tersebar dibeberapa kecamatan,
Sekarang ini sedang galak-galakkannya program Cerdas yang diterapkan oleh
seorang Bupati dalam rangka untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia
yang mendukung ketercapaian manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi
sekarang ini. Hal ini diprioritaskan karena dalam kurun waktu lima tahun terakhir
kualitas sumber daya manusia yang menjadi penopang pembangunan bangsa dan
Negara.
Perwujudan pelaksanaan program ini dilakukan dengan meningkatkan
Kualitas maupun kuantitas sumber daya manusia yang bergerak dalam pendidikan,
seperti pengalokasian guru-guru yang berkualitas, menerapkan kepemimpinan
pendidikan yang berbasis kepada mutu, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan,
dengan membangun sarana pendidikan seperti sekolah yang layak dan kompetitif,
memberikan perhatian kepada kesejahteraan guru, dan lain sebagainya. Kesemuanya
itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan mewujudkan
keefektifan lembaga pendidikan yang memberikan sumbangan bagi pembangunan
dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pada Kabupaten Tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang hal
tersebut karena sangat berkaitan dengan program pendidikan dan peningkatan
sumber daya manusia. Lebih jauh lagi tentang Kontribusi kinerja kepemimpinan
sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah. Khususnya pada
Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dalam latar belakang penelitian dapat
dikemukakan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Seberapa besar kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ? Dengan rumusan masalah tersebut maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana diskripsi tentang Kinerja Kepemimpinan Sekolah pada sekolah
Menengah Atas Negeri Se- Kabuapten Deli Serdang Sumatera Utara
2. Bagaimana Diskripsi tentang kinerja Mengajar guru pada Sekolah Menengah
Atas Negeri Se-Kabuapaten Deli Serdang, Sumatera Utara
3. Bagaimana diskripsi tentang Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah
Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
4. Seberapa besar Kontribusi Kinerja kepemimpinan sekolah terhadap
Keefektifan Kekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten
Deli Serdang Sumatera Utara
5. Seberapa besar kontribusi Kinerja Mengajar Guru terhadap Keefektifan
Sekolah Pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang
Sumatera Utara
6. Seberapa besar kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah terhadap Kinerja
Mengajar Guru pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli
Serdang Sumatera Utara
7. Seberapa besar kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah dan Kinerja Guru
secara bersama-sama terhadap Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah
C. Definisi Operasional
Definisi Operasional dalam penelitian ini mencakup tiga Variabel penelitian
yaitu Kinerja kepemimpinan sekolah, kinerja mengajar guru dan keefektifan sekolah
yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Variabel Kinerja Kepemimpinan Sekolah terhadap perwujudan keefektifan
sekolah dalam penelitian ini dapat dinilai dari enam aspek yaitu :
a) Kompetensi Pembinaan
b) Kompetensi Pengawasan
c) Kompetensi Komunikasi
d) Kompetensi Pendelegasian Tugas
e) Kompetensi memiliki Visi dan Misi
d) Kompetensi Kemampuan mengambil keputusan
2. Variabel Kinerja Mengajar Guru terhadap keefektifan sekolah dalam penelitian
ini dapat dinilai dari Tiga Aspek yaitu ;
a) Kompetensi Merencanakan
b) Kompetensi Melaksanakan
c) Kompetensi Penilaian (evaluasi)
3. Variabel Keefektifan Sekolah dalam penelitian ini dapat dinilai dari tiga aspek
yaitu :
a) Input
c) Output
D. Tujuan Penelitian
Secara tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang
seberapa besar kontribusi Kinerja kepemimpinan Sekolah dan kinerja mengajar guru
terhadap keefektifan sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten
Deli Serdang Sumatera Utara.
Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi tentang Kinerja Kepemimpinan Sekolah pada
Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
2. Mengumpulkan informasi tentang Kinerja Mengajar Guru pada Sekolah
Menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui gambaran tentang Keefektifan Sekolah pada Sekolah
Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
4. Mengumpulkan informasi tentang Kontribusi Kinerja Kepemimpinan
Sekolah terhadap Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri
Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
5. Mengumpulkan informasi tentang Kontribusi Kinerja Mengajar Guru
terhadap Keefektifan Sekolah pada Sekolah Menengah atas Negeri
Se-Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
6. Mengumpulkan informasi tentang Kontribusi Kinerja Kepemimpinan
Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Sekolah Menengah Atas
7. Mengumpulkan informasi tentang Kontribusi Kinerja Kepemimpinan Sekolah
dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Keefektifan Sekolah secara bersama-
sama terhadap keefektifan sekolah pada sekolah menengah atas negeri Se-
Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis manfaat penelitian ini untuk memperdalam kajian tentang
kepemimpinan pendidikan baik sebagai konsep maupun praktek sebagai stimulus
pengembangan kualitas kepemimpinan pendidikan dalam administrasi pendidikan.
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada:
1. Guru-guru secara umum dan guru Sekolah Menengah Atas Negeri
Se-Kabupaten Deli Serdang pada Khususnya,Untuk meningkatkan kualitas
kinerja mengajarnya, seperti membuat perencanaan pengajaran,
melaksanakan pengajaran dan penilaian atau evaluasi pengajaran.
2. Kepemimpinan sekolah dalam hal ini khususnya kepala sekolah Sekolah
Menengah Atas Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang, dan kepemimpinan
sekolah pada umumnya , dalam memimpin institusi pendidikan untuk
dapat merealisasikan suatu kepemimpinan yang berorientasi kepada
pembinaan, pengawasan, komunikatif, pendelegasian tugas, visi dan
misi, dan efektif dalam pengambilan keputusan yang akan berkontribusi
kepada keefektifan sekolah yang dipimpinnya.
3. Sebagai bahan masukan kepada pihak penentu kebijakan, berkenaan
G. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah suatu prinsip atau pandangan yang dianggap benar
tanpa pembuktian dan sudah seharusnya terdapat dalam suatu penelitian. Anggapan
dasar sebagai suatu titik tempat berpijak, dari sinilah penelitian dimulai. Anggapan
dasar yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keefektifan Sekolah memerlukan kontribusi dari kepemimpinan sekolah
dan kinerja mengajar guru agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
secara maksimal.
2. Kinerja kepemimpinan sekolah (kepala sekolah) merupakan ujung tombak
bagi perkembangan dan kemajuan suatu sekolah
3. Kinerja mengajar guru, merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi ketercapaian keefektifan sekolah.
4. Kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru sangat
berpengaruh pada keefektifan sekolah.
5. Kepala sekolah dan guru merupakan dua faktor yang memberikan kontribusi
signifikan pada peningkatan keefektifan sekolah. Lipham dan Hoer, Jr.
(1974: 232) menegaskan bahwa kepala sekolah dan guru profesional sangat
menentukan keefektifan sekolah (the principal and professional teachers
H. Hipotesis
Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian, sebagaimana diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan Hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Kinerja Kepemimpinan Sekolah berkontribusi signifikan terhadap
Keefektifan Sekolah.
2. Kinerja Mengajar Guru berkontribusi signifikan terhadap Keefektifan
Sekolah.
3. Kinerja Kepemimpinan Sekolah berkontribusi signifikan terhadap Kinerja
Mengajar Guru
4. Kinerja Kepemimpinan Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru secara
bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap Keefektifan Sekolah.
104
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mengumpulkan dan menyusun data serta analisis dan interpretasi mengenai data yang
diteliti. Surakhmad (1992: 131) mengemukakan: metode merupakan cara utama yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa
dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan
setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya dan tujuan penyelidikan serta
situasi penyelidikan.
Untuk keperluan penelitian mengenai Kontribusi Kinerja Kepemimpinan
Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Keefektifan sekolah pada SMAN
Se-Kabupaten Deli Serdang yang dikategorikan berdasarkan pada status sekolah negeri,
maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini
dengan maksud ingin mendapatkan gambaran informasi yang komprehensif
mengenai variabel penelitian yang terjadi saat ini. Adapun pendekatan kuantitatif
digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai
kontribusi mengenai variabel penelitian khususnya vaniabel , dan Y.
Metode deskriptif adalah suatu metode peneliltian yang dipergunakan untuk
Lebih lanjut Surakhmad (1985: 140) mengemukakan beberapa ciri metode deskriptif
yaitu memuaskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula
disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis karena itu, metode ini sering disebut
dengan metode analitik.
Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan berbagai asumsi
mengenai hal-hal yang terjadi di sekolah mengenai pengaruh kinerja kepemimpinan
sekolah , kinerja mengajar guru dan Keefektifan Sekolah. Peneliti berasumsi bahwa
hal itu dapat diklasifikasi, diketahui hubungan sebab akibatnya,
B. Populasi dan Sampel 1. populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Se-Kabupaten Deli
Serdang. Penyebarannya seperti terlihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Populasi penelitian
SMA Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang
No Nama Sekolah Kecamatan
Jumlah
Guru
1 SMA Negeri I Lubuk Pakam Lubuk Pakam 30
2 SMA Negeri II Lubuk Pakam Lubuk Pakam 34
3 SMA Negeri Percut Percut 24
4 SMA Negeri Batang Kuis Batang Kuis 26
5 SMA Negeri I Galang Galang 25
6 SMA Negeri Deli Tua Deli Tua 27
7 SMA Negeri Tanjung Morawa Tanjung Morawa 30
8 SMA Negeri Hamparan Perak Hamparan Perak 21
10 SMA Negeri Sibolangit Sibolangit 20
11 SMA Negeri Namo Rambe Namo Rambe 22
12 SMA Negeri Labuhan Deli Labuhan 25
13 SMA Negeri Bangun Purba Bangun Purba 27
14 SMA Negeri Pancur Batu Pancur Batu 21
15 SMA Negeri Gunung Meriah Gunung Meriah 19
jumlah 375
2.Sampel
Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Teknik Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan
sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan Strata
atau tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Akdon (2008:100).
Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dilakukan sedemikian rupa,
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh dan
bersifat representative, artinya dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian
secara keseluruhan, dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sebagaimana
dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1995:93) bahwa :
Karena tidak memungkinkan penyelidikan selalu langsung menyelidiki setiap populasi, maka seringkali penyelidik terpaksa menggunakan sebagian saja dari populasi, yakni sebuah sampel yang dapat dipandang representative terhadap populasi itu, karena itulah maka penarikan atau pembuatan sampel (yakni penarikan sebagaian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi) adalah penting.
Dalam menentukan jumlah sampel, Riduwan dan Akdon (2005) menyatakan
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya
besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”.
Memperhatikan penjelasan di atas, karena jumlah populasi dalam penelitian
lebih dari 100 orang, yaitu 375 orang .Maka teknik pengambilan sampel
menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin sebagaimana dikutip oleh
Riduwan dan Akdon (2007 : 254), yaitu:
1
kehati-hatian, dalam penelitian ini presisi ditetapkan 10%).Berdasarkan rumus tersebut pada penelitian ini diperoleh sampel guru , sebagai
berikut:
masing-masing sampel menurut jumlah guru yang berada di masing-masing sekolah
dengan menggunakan Teknik proportionate random sampling dengan rumus:
n N Ni ni= .
Dimana :
ni = Jumlah sampel menurut stratum
Ni = Jumlah populasi menurut stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya
(Riduwan dan Akdon, 2007:254)
Selanjutnya dari15 sekolah tersebut diperoleh sampel yang mewakili. Dapat dilihat
pada Tabel sebagai berikut:
Table 3.2
Daftar Jumlah guru dan nama sampel sekolah SMA Negeri Se- Kabupaten Deli Serdang
No Nama Sekolah Kecamatan
Jumlah
penelitian. Hal ini, seperti dikemukakan Subino, (1982: 162) bahwa yang dimaksud
dengan teknik-teknik pengumpulan data disini adalah cara-cara yang ditempuh dan
alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya.
Adapun langkah-langkah proses pengumpulan data ini meliputi:
1. Pengumpulan data,
Yaitu mengecek jawaban responden yang dituangkan dalam angket;
Pengumpulan data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
atau kuesioner. Sanafiyah Faisal (1981: 2) mengemukakan bahwa
“kuesioner atau angket adalah suatu teknik pengumpulan data melalui daftar
pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau
keterangan dari sumber data yang berupa orang atau responden”.
2. Penyusunan alat pengumpul data
Untuk memudahkan alat pengumpul data, dalam hal penyusunan angket,
peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan indikator-indikator dan setiap variabel penelitian yang dianggap
penting untuk dipertanyakan kepada responden berdasarkan pada teori-teori yang
telah diuraikan.
b. Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabel penelitian
c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban yang akan
dipilih responden berdasarkan indikator variabel yang telah ditentukan dalam
d. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban setiap item pada
setiap variabel dengan menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 4 sampai 1
dengan perincian pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Kriteria penskoran alternative jawaban untuk setiap item
Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan
SL (Selalu) 5
SR (Sering) 4
KD (Kadang-kadang) 3
JR (Jarang) 2
TP (Tidak pernah) 1
3. Uji coba instrumen pengumpulan data
Ukuran memadai atau tidaknya instrumen pengumpul data, minimal dilihat
dan dua syarat yaitu syarat validitas atau kesahihan dan syarat reliabilitas atau
keajegan. Dalam pelaksanaan uji coba, penulis melaksanakannya terhadap sejumlah
subjek yang bukan merupakan sampel penelitian akan tetapi mempunyai karakteristik
yang sama dengan subjek yang akan dijadikan sampel penelitian.
Setelah data untuk uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis
statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Angket dianggap
valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti dan angket dianggap reliabel apabila
Dengan diketahui keterjaminan validitas dan reliabilitas alat pengumpul data,
maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi atau memiliki validitas dan reliabilitas
yang dapat dipertanggung jawabkan.
a. Uji Validitas Instrumen
“Untuk menguji validitas konstruksi, maka dapat digunakan pendapat dari
ahli (judgement experts)”. Para ahli diminta untuk memberikan koreksi terhadap
konstruksi instrument yang telah disusun peneliti.
Validitas instrumen dalam penelitian ini diawali dengan validitas susunan
(construct validity) dan validitas isi (content validity). Untuk menguji validitas
konstrak dan validitas isi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judment experts).
Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang isi dan aspek-aspek yang
akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang
instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan:
instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin
dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan
umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti
(Sugiyono, 2008:177)
Setelah pengujian validitas konstrak dan validitas isi dari ahli dan
berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji
instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor
total, dengan menggunakan rumus
Pearson Product Moment:
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus :
(Sugiyono, 2008:259)
Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat
kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:
Ha : instrumen soal valid.
Ho : instrumen soal tidak valid
Jika instrument itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) Untuk dapat memberikan penafsiran besar-kecil koefisien korelasi
yang ditentukan tersebut, maka berpedoman pada interpretasi koefisien korelasi
menurut Akdon (2005:188), sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interval Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000
Uji coba untuk menentukan validitas item dan reliabilitas ketiga variabel
dilakukan sebanyak satu kali pada responden 20 guru. Dengan menggunakan dk =
jumlah option – 1, dan tingkat kepercayaan 0,05 secara lengkap terdapat pada
lampiran 3 Rangkuman hasil analisis validitas tersebut adalah sebagai berikut:
a) Instrumen kepemimpinan kepala sekolah
Jumlah butir soal : 30 soal
Taraf signifikansi : 0,05
Hasil analisis : pada uji coba semua item pernyataan valid
(lampiran 3.1)
Keputusan : sebanyak 30 butir soal yang dipakai untuk
mengumpulkan data kepemimpinan kepala
b) Instrument kinerja guru
Jumlah butir soal : 30 soal
Taraf signifikansi : 0,05
Hasil analisis : pada uji coba semua item pernyataan valid
(lampiran 3.2)
Keputusan : sebanyak 30 butir soal yang dipakai untuk
mengumpulkan data kinerja guru
c) Instrument keefektifan sekolah
Jumlah butir soal : 36 soal
Taraf signifikansi : 0,05
Hasil analisis : pada uji coba terdapat 2 butir soal tidak yaitu
nonor 21 dan 30. (lampiran 3.3)
Keputusan : 2 butir soal yang tidak valid yaitu no 21 dan 30
pernyataan yang tidak valid ini tidak didrop
(dibuang) akan tetapi dipertimbangkan untuk
direvisi dan dijadikan instrument penelitian,
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Variabel Kinerja Kepemimpinan Sekolah (X1)
Tabel 3.6
Tabel 3.7
1.Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retestb (stability), equivalent,
dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu
(Sugiyono, 2005:273).
Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan Teknik
Belah Dua (split half) yang dianalis dengan rumus Spearmen Brown. Untuk
keperluan itu, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok instrumen nomor ganjil dan kelompok instrumen nomor genap.
Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari korelasinya
dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment:
Kemudian hasil korelasi tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman Brown:
b
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi
(Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n-2), kemudian
keputusan : Jika r hitung > r tabel berarti reliabel dan r hitung < r tabel berati tidak
reliabel.
Untuk mempermudah pengolahan data menggunakan sofware SPSS version
17.0 for windows , yaitu suatu konstruk variable dikatakan baik jika memiliki nilai
Cronbach’s Alpha > dari 0,70. Dari hasil pengolahan dengan SPSS Ver. 17.0 untuk
uji coba yang terlihat pada tabel sebagai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70 baik
untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah, variable kinerja guru maupun
keefektifan sekolah. Nilai-nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel kepemimpinan
kepala sekolah terdapat pada tabel 3.8 dan variabel kinerja guru terdapat pada tabel
3.9 dan variable kefektifan sekolah terdapat pada table 3.10 ketiga tabel tersebut
sebagai berikut:
Tabel 3.8 Statistik Reliablitas
Variable Kinerja Kepemimpinan sekolah (X1 )
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.945 .948 30
Sumber lampiran
Tabel 3.9 Statistik Reliabilitas
Variable Kinerja mengajar Guru (X2)
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.949 .951 30
Tabel 3.10 Statistik Reliablitas Variable Keefektifan sekolah Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.957 .958 34
Sumber lampiran
Pada tabel terlihat bahwa Cronbach’s alpha lebih dari 0,945, lebih dari 0,949
dan lebih dari 0,960 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konstruk pernyataan
dalam angket yang merupakan dimensi variabel kepemimpinan kepala sekolah,
variable, kinerja guru dan variable keefektifan sekolah adalah reliabel.
D. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terhimpun dapat
memberikan arti bagi penelitian yang dilakukan. Data yang terkumpul harus diolah,
diorganisir dan disistematisasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Winarno
Surakhmad (1994: 91) menjelaskan:
Mengolah data adalah suatu konkrit untuk membuat data itu “berbicara” sebab betapapun besamya jumlah data dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksañaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematis yang baik niscaya data itu tetap merupakan bahan-bahan bisu “seribu bahasa”
Dalam prosedur pengolahan data, penulis menempuh langkah-langkah sebagai
1. Seleksi dan klasifikasi data
a. Pemeriksaan kecenderungan umum skor responden
b. Mengubab skor mentah menjadi skor baku
c. Uji normalitas distribusi data
2. Analisis data untuk pengujian hipotesis penelitian
a. Analisis regresi
b. Analisis korelasi
Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah secara terperinci dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Memberi bobot setiap kemungkinan jawaban pada item untuk setiap variabel
penelitian dan memberi skor pada angket responden berdasarkan petunjuk yang
telah ditetapkan
2. Pengolahan data dengan menggunakan perhitungan persentase. Perhitungan
persentase dimaksimalkan untuk mengetahui kecendrungan umum jawaban
responden terhadap variabel penelitian dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
=
Keterangan:
P = Persentase rata-rata yang dicari
X = Skor rata-rata flap variabel
3. Mengubah skor mentah menjadi skor baku. Sudjana (1992:104) mengemukakan
rumus sebagai berikut:
= 50 + 10
Keterangan:
Ti = Skor baku yang dicari
X = Skor rata-rata
S = Simpangan baku
Xi = Skor mudah
Untuk menggunakan rumus diatas, maka akan ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menentukan rentang (R) yaitu skor tertinggi dikurangi skor
terendah (STT –STR)
R = STT - STR
b. Menentukan banyak kelas (bk) interval dengan menggunakan
rumus: bk = 1 + (3,3) log n
c. Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi banyak
kelas.
=
d. Mencari rata-rata dengan rumus:
=∑∑
= ∑ − ∑− 1
4. Uji Normalitas distribusi
Digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data
menggunakan analisis parametrik atau non parametrik dengan
menggunakan rumus Chi kuadrat ( )
= ∑
! "" #Keterangan:
= Chi kuadrat yang dicari
Oi = Frekuensi yang tampak
Ei = Frekuensi yang diharapkan
Langkah-langkah yang ditempuh adalah:
a. Membuat diistribusi frekuensi
b. Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas skor kanan interval
c. Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:
$ =
%Keterangan:
= Chi kuadrat yang dicari
= Frekuensi yang tampak
S = Simpangan baku untuk distribusi
e. Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas 0 - Z dengan
interval yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan menambahkan luas 0 — Z
yang berlawanan
f. Mencari Ei (frekuensi yang diharapkan) diperoleh dengan cara mengalikan
luas interval n.
g. Mencari 0i (frekuensi hasil penelitian) diperoleh dengan cara meithat tiap
kelas interval (Fi) pada tabel distribusi frekuensi
h. Mencari dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan
i. Menentukan keberartian dengan jalan membandingkan nilai presentif
untuk distribusi
5. Analisis Regresi
Dipergunakan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X
dengan variabel Y dengan rumus:
Y = a + b X
Keterangan:
Y = Harga variabel Y yang diramalkan
a = Konstanta (hargaY bila X = O)
b = Koefisien arah regresi linier yang menyatakan perubahan rata-rata
variabel X sebesar satu unit
X = Harga variabel X
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
a. Mencari harga-harga ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑ . ∑&
c. Mencari persamaan untuk regresi sederhana:
' = ∑& ∑ ∑ − ∑− ∑ ∑ ∑ &
= ∑ & − ∑∑ − ∑− ∑&
Mencari JK (jumlah kuadrat):
1. Mencari jumlah kuadrat total {JK (T)}, jumlah-jumlah kuadrat regresi
{JK(a), JK(b/a)}, jumlah kuadrat residu {JK(s)}, jumlah kuadrat kekeliruan
{JK(E)} dan jumlah kuadrat tuna cocok {JK(TC)}, dengan rumus-rumus
sebagai berikut: () ' =∑*#
+
() ,'- = .∑ & − ∑ ∑& / () = ∑&
() = () − () ' − () /'
() = () − () 1
() 1 = ∑ .& − ∑& /
2. Membuat daftar analisis untuk uji linieritas regresi seperti yang
Tabel 3.11
Analisis Varians (ANAVA) dan Regresi Linear Sumber
3. Mencari F untuk taraf signifikan dengan cara :
4. Uji F untuk menguji signifikansi koefisien digunakan rumus:
9 = 734
9;=>3? dan tolak Ho dalam kondisi lainnya.
6. Analisis Korelasi
Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang berusaha mencari derajat
derajat hubungan dalam penelitian ini adalah analisis parametrik dengan
menggunakan koefisien korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
@ = ∑ & − ∑ − ∑&
AB ∑ − ∑ C B ∑& − ∑D C
Langkah-langkah perhitungan untuk mrncari koefisien korelasi r
adalah
a. Menentukan harga-harga ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑ . ∑&
b. Menafsirkan besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria yang
dikemukakan Sugiono (1999:66) adalah sebagai berikut:
Kurang dari 0,20 : Hubungan dianggap tidak ada
Antara 0,21 — 0,40 : Hubungan ada tetapi rendah
Antara 0,41 —0, 60 : Hubungan cukup
Antara 0,61 — 0,80 : Hubungan tinggi
Antara 0,81 — 1,00 : Hubungan sangat tinggi
c. Menghitung keberartian koefisien korelasi (tingkat signifikansi) dengan
menggunakan rumus:
@ =@√ − 1 √1 − @
Keterangan:
t = nilai t yang dicari
r = koefisien korelasi
Selanjutnya nilai F: ;<+4dibandingkan dengan nilai F;=>3? dengan dk = n-2
pada taraf atau tingkat kepercayaan yang dipilih, dalam hal ini adalah tingkat
kepercayaan 95 %. Apabila F: ;<+4 > F;=>3?, maka dapat disimpulkan
hipotesis diterima atau dengan kata lain hipotesis nol ditolak.
d. Mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien determinasi (@
dimaksudkan untuk menyatakan besarnya presentase variabel yang satu turut
ditentukan oleh variabel yang lain (Sugiono, 1999: 63) dengan rumus sebagai
berikut:
KD = (@ ) x 100%
169 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan pada
beberapa sekolah mengenai keefektifan sekolah sebgai variabel dependent, dan
kinerja kepemimpinan sekolah serta kinerja mengajar guru, didapat kesimpulan
sebagai berikut.
1. Gambaran tentang kinerja kepemimpinan sekolah di lapangan secara
keseluruhan berada pada posisi 3,9 atau 78% artinya menunjukkan kualifikasi
tinggi . Kinerja kepemimpinan sekolah berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan kondisi tinggi sehingga dipandang sudah baik dalam
menjalankan kinerjanya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
untuk meningkatkan keefektifan sekolah.
2. Gambaran tentang kinerja mengajar guru dilapangan secara keseluruhan juga
berada posisi 3,8 ,atau 77% artinya menunjukkan kualifikasi tinggi. Kinerja
mengajar guru pada SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang dari aspek
perencanaan, pelaksanaan mengajar dan evaluasi sudah dipandang baik untuk
dapat meningkatkan keefektifan sekolah.
3. Gambaran keefektifan sekolah pada SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang
di lapangan secara keseluruhan sudah berada pada nilai 39 atau 78% ini
mempunyai makna bahwa keefektifan sekolah secara umum telah dapat
4. Kinerja kepemimpinan sekolah secara tunggal memberikan nilai korelasi
sebesar 0,452 terhadap keefektifan sekolah.hal tersebut menunjukkan
pengertian adanya korelasi yang cukup kuat dan positif serta signifikan antara
kinerja kepemimpinan sekolah dengan keefektifan sekolah. Nilai kontribusi
dari variable (kinerja kepemimpinan sekolah (X1 ) terhadap keefektifan
sekolah (X2) sebesar 20,5%
Hal tersebut menunjukkan pengertian adanya kontribusi kepemimpinan
sekolah sebesar 20,5% terhadap keefektifan sekolah dan sisanya 79,5%
dipengaruhi olesar faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5. Kinerja mengajar guru secara tunggal memberikan nilai korelasi sebesar
0,530 terhadap keefektifan sekolah. Hal tersebut menunjukkan pengertian
adanya korelasi yang cukup kuat dan positif serta signifikan antara kinerja
mengajar guru terhadap keefektifan sekolah. Nilai kontribusi dari variable
kinerja mengajar guru (X2 ) Terhadap keefektifan sekolah (y) sebesar 28,1% .
Hal tersebut menunjukkan pengertian adanya kontribusi kinerja mengajar guru
sebesar 28,1% terhadap keefektifan sekolah dan sisanya 71,9% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
6. Kinerja kepemimpinan sekolah secara tunggal memberikan nilai korelasi
sebesar 0,482 terhadap kinerja guru. Hal tersebut menunjukkan pengertian
adanya korelasi yang cukup kuat dan positif serta signifikan antara kinerja
kepemimpinan (X1) sekolah terhadap kinerja mengajar guru (X2). Adapun
nilai kontribusi dari variable kinerja kepemimpinan sekolah (X1) terhadap
kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah terhadap kinerja mengajar guru
sebesar 23,3% dan sisanya 77,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti pada penelitian ini.
7. Dan kinerja kepemimpinan sekolah(X1) secara bersama-sama dengan kinerja
mengajar guru(X2) memberikan nilai korelasi sebesar 0,577 terhadap
keefektifan sekolah. Hal tersebut menunjukkan pengertian adanya korelasi
yang cukup kuat dan positif serta signifikan antara kinerja kepemimpinan
sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah Adapun nilai
kontribusi dari variable kinerja kepemimpinan sekolah (X1) secara
bersama-sama dengan kinerja mengajar guru sebesar 33,2%. Hal tersebut
menunjukkan adanya kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah secara
bersama-sama dengan kinerja mengajar guru sebesar 33,2% dan sisanya
sebesar 67,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian
ini.
8. Upaya yang dilakukan pihak sekolah, kepala sekolah, dan guru di lapangan
untuk meningkatkan keefektifan sekolah secara umum sudah cukup, akan
tetapi perlu adanya peningkatan yang dilakukan secara terencana dan
terprogram secara konsisten dan berkesinambungan
9. Kinerja kepemimpinan sekolah dalam meningkatkan keefektifan sekolah
perlu ditingkatkan melalui berbagai bentuk kegiatan yang dapat memfasilitasi
guru untuk memahami secara lebih komprehensif pelaksanaan kepemimpinan
sekolah yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem disekolah mulai dari
10.Peningkatan keefektifan sekolah yang dapat dikembangkan berdasarkan
temuan hasil penelitian dan kajian konseptual tentang kinerja kepemimpinan
sekolah dan kinerja mengajar guru sehingga pelaksanaan peningkatan
keefektifan sekolah didasarkan sesuai dengan konsep dan karakteristik
sekolah.
11.Peningkatan keefektifan sekolah dilakukan dengan melihat faktor kinerja
kepala sekolah dan kinerja mengajar guru dibuat berdasarkan hasil penelitian
memuat beberapa hal yaitu : a) Rasional, b) Tujuan, c) Bentuk Kegiatan, d)
Pelaksanaan, e) Sarana dan Prasarana, dan f) Evaluasi.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis dapat
menemukan implikasi yang dapat diterapkan pada kegiatan empirik mengenai
kontribusi kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap
keefektifan sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kabuapaten Deli
Serdang Sumatera Utara. Sebagai berikut :
1. Menerapkan kompetensi pada penilaian kinerja kepemimpinan sekolah
Pengembangan efektifitas kinerja kepemimpinan sekolah hendaknya
memperhatikan kepada beberapa aspek kinerja kepemimpinan sekolah yang
mengacu pada perwujudan sekolah efektif yang termasuk didalamnya pembinaan,
pengawasan, komunikasi, pendelegasian tugas, memiliki visi dan misi dan aspek
pengambilan keputusan yang kesemuanya itu merupakan aktulisasi kinerja yang
dilakukan oleh seorang pemimpin sekolah. Dari analisis variable kinerja
kompetensi dengan skor terendah, namun secara umum kinerja kepemimpinan
sekolah mencerminkan kualitas kinerja yang baik dan perlu terus dikembangkan
untuk perwujudan sekolah yang efektif.
2. Menerapkan kompetensi kinerja mengajar guru sebagai acuan standar
Pengembangan efektifitas kinerja mengajar guru disekolah yang berdasar
kan kepada aspek merencanakan program pengajaran, melaksanakan program
pengajaran, dan melakukan evaluasi pengajaran. Dari analisis variable kinerja
mengajar guru kesemuanya dapat dikategorikan baiki namun terdapat 2 aspek
yang mesti lebih ditingkatkan lagi yakni aspek membuat perencanaan program
pengajaran dan melaksanakan penilaian atau evaluasi pembelajaran. Hal ini akan
mengacu kepada perwujudan keefektifan sekolah.
3. Perwujudan keefektifan sekolah
Terciptanya keefektifan sekolah dapat terwujud dengan kinerja
kepemimpinan sekolah yang optimal dan kinerja mengajar guru yang baik.Oleh
karena itu peningkatan kinerja kepemimpinan sekolah, kinerja mengajar guru
secara optimal sangat diperlukan yang pada akhirnya akan meningkatkan dan
membangun keefektifan sekolah secara menyeluruh.
Adanya kontribusi yang nyata antara kinerja kepemimpinan sekolah dan
kinerja mengajar guru pada Sekolah menengah Atas Negeri Se-Kabupaten Deli
Serdang, mengisyaratkan bahwa penting memberikan suasana yang mendukung
pada ketercapaian sekolah yang efektif. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang
pemimpin sekolah secara signifikan mempengaruhi kinerja kepala sekolah
terwujud oleh kinerja mengajar guru yang efektif. Dengan demikian implementasi
keefektifan sekolah harus didukung oleh kesiapan sistem dalam menjalankan
pengelolaan suatu lembaga pendidikan atau sekolahan.
Adanya komitmen kepemimpinan sekolah dalam kebersamaan kinerja
mengajar guru dan komponen sekolah merupakan salah satu contoh bagaimana
sistem sekolah berjalan dengan baik dalam pencapaian keefektifan sekolah.
C.Rekomendasi
Berdasarkan pada beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari
permasalahan-permasalahan penelitian mengenai Kontribusi kinerja
kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap keefektifan sekolah
pada SMA Negeri Se- Kabupaten Deli serdang Sumatera Utara, maka ada
beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sebagai berikut:
1. Pemerintah melalui Dinas pendidikan
Keefektifan sekolah dipengaruhi oleh kontribusi kinerja kepemimpinan
sekolah dan kinerja mengajar guru pada suatu lembaga pendidikan yang
berbentuk sekolah. Temuan penelitian menunjukkan ada beberapa aspek
kompetensi yang tergolong rendah yakni tentang kompetensi kepemilikan visi
dan misi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sekolah dalam hal ini kepala
sekolah, dengan demikian Dinas pendidikan sebagai lembaga yang bertanggung
jawab dalam peningkatan mutu pendidikan, dalam hal ini kepemimpinan sekolah
pengembangan kinerja kepemimpinan sekolah melalui penerapan regulasi yang
berkaitan dengan penilaian dan pengawasan kinerja kepemimpinan sekolah.
Pengembangan kinerja ini dilakukan melalui desiminasi berupa pelatihan,
seminar dan diklat dalam penerapan perlunya kepemilikan visi dan misi untuk
mewujudkan keefektifan sekolah yang lebih maksimal.program-program dinas
pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan lebih mengarah pada
peningkatan kompetensi kepemimpinan sekolah karena tuntutan ini diperlukan
untuk melaksanakan pengelolaan sekolah dengan kinerja yang efektif termasuk
didalamnya bagaimana pihak dinas pendidikan melihat kembali sistem
rekruitmen kepemimpinan sekolah untuk diangkat menjadi kepala sekolah agar
lebih mengacu kepada kompetensi , dedikasi, integritas serta profesionalitas.
2. Untuk pemimpin sekolah
Enam kompetensi minimal kepemimpinan yang harus diwujudkan oleh
seorang pemimpin sekolah atau kepala sekolah, ternyata dari temuan penelitian ini
hanya aspek kepemilikan visi dan misi yang rata-rata skornya yang paling rendah
yaitu sebesar 3,7 . padahal aspek ini merupakan salah satu aspek yang harus
diimplementasikan oleh seorang kepala sekolah untuk mewujudkan keefektifan
sebuah lembaga pendidikan yang berbentuk sekolah. sehingga atas dasar temuan
tersebut penulis ingin berbagi penelitian bahwa aspek kepemilikan visi dan misi
merupakan salah salah satu indicator penting dalam kepemimpinan sekolah dalam
rangka meningkatkan profesionalisme kinerja kepemimpinan sekolah untuk
Pengembangan ini dapat dilakukan melalui pemberdayaan kelompok kerja
kepala sekolah kepala sekolah(K3S), atau musyawarah kerja kepala sekolah
(MKKS) harus diorientasikan dan diarahkan pada upaya peningkatan kompetensi
dalam hal kepemimpinan yang termasuk didalamnya pentingnya perwujudan visi
dan misi dalam mewujudkan keefektifan sekolah dimana ia memimpin.
Adanya lembaga professional kepala sekolah ini seperti yang tersebut
diatas tadi harus dimaknai keberadaannya serta ditegaskan kembali fungsi dan
peranannya bagi kepentingan mewujudkan lembaga pendidikan yang efektif.
3. Untuk guru- guru
Tiga aspek yang dapat menilai kinerja mengajar guru dalam penelitian ini
telah menggambarkan tingkat kinerja mengajar yang efektif namun ada 2 aspek
yang perlu ditingkatkan lagi yaitu aspek merencanakan pembelajaran dan aspek
mengevaluasi pembelajaran. Dalam hal ini dapat direkomendasikan kepada
guru-guru yang melakukan pengajaran agar dapat lagi lebih meningkatkan kinerjanya
pada bidng tersebut karena pengoptimalan ketiga aspek kinerja tersebut akan
dapat mewujudkan keefektifan sekolah pada tempat guru-guru tersebut mengajar.
Hal ini dapat ditindaklanjuti dengan menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pentingnya merencanakan dan evaluasi dalam pendidikan hal
ini dapat dilakukan dengan pembekalan diri baik mengikuti pelatihan, seminar,
sarasehan, workshop atau mengagendakan pembahasan tentang hal tersebut pada
4.Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti pada permasalahan yang
sama direkomendasikan untuk :
a. Mengkaji lebih lanjut mengenai kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja
guru serta permasalahannya yang terkait dengan seluruh jenis kinerja
kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru, diteliti secara detail setiap
aspek dan sub aspek kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru
beserta indikator-indikator yang menunjang peningkatan kinerja
kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru.
b. Menggunakan pendekatan penelitian ke arah penelitian dan pengembangan
(Research and Development) untuk mengujicobakan program peningkatan
kinerja kepemimipinan sekolah dan kinerja mengajar guru yang telah dibuat
apakah telah layak atau perlu perbaikan dan penyempurnaan, sehingga
menghasilkan model kepemimpinan yang akan meningkatkan standar
keefektifan sekolah yang standar dan teruji di lapangan
c. Menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih dapat mengukur kinerja
kepemimpinan sekolah dan kinerja mengajar guru, dengan memperkaya
berbagai metode yang lebih baik tidak hanya menggunakan angket dan
wawancara serta observasi saja melainkan dengan studi kasus untuk
mengamati lebih mendalam setiap kinerja kepemimpinan sekolah dan kinerja