• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Lokasi penelitian terletak di Sub DAS Tirto (bagian DAS Serang Ds), mempunyai luas 15.937,44 Ha (4,35 % dari luas DAS Serang Ds). Sub DAS Tirto terletak 111o02’03“–111o10’39“BT dan 6o57’53“–7o05’58“LS. Menurut wilayah administrasi meliputi Kabupaten Grobogan 15.662,8 Ha (98,28%), Blora 140,36 Ha (0.88%) dan Pati 134,29 Ha (0,84%), secara rinci disampaikan pada Tabel 5.

Tabel . 5 Sub DAS Tirto Menurut Wilayah Administrasi

No Kabupaten Kecamatan Desa

Luas Total

Prosestase (Ha) Luas

(Ha)

1 2 3 4 5 6 7

1 BLORA Todanan Pelemsengir 17,04 140,36 0,88

2 Prigi 64,51

3 Sambeng 58,81

4 GROBOGAN Kradenan Tanjungsari 17,17 15.662,81 98,28

5 Ngaringan Bandungsari 1.348,46 6 Kalanglundo 23,98 7 Pendem 402,94 8 Sendangrejo 6,54 9 Sumberagung 1.161,00 10 Tanjungharjo 27,90 11 Truwolu 418,42 12 Tawangharjo Godan 39,28 13 Kemaduhbatur 929,64 14 Wirosari Dapurno 542,52 15 Dokoro 2.144,31 16 Gedangan 1.379,51 17 Kalirejo 11,83 18 Karangasem 2.096,54 19 Kunden 358,92 20 Mojorebo 1.788,94 21 Tambahrejo 35,25 22 Tambakselo 1.522,86 23 Tanjungrejo 519,44 24 Tegalrejo 560,08 25 Wirosari 327,30

26 PATI Kayen Purwokerto 7,81 134,29 0,84

27 Tambakromo Maitan 66,36

28 Pakis 60,12

Jumlah 15.937,44 100.00

(2)

IV.1.2. Topografi dan Iklim

Berdasarkan kondisi topografinya wilayah penelitian bervariasi dari datar sampai perbukitan dengan ketinggian 5 – 232 m di atas permukaan laut. Tingkat kelerengan lahan sebagian besar (13.266,17 Ha atau 83,24%) merupakan daerah datar (0-8%). Luas wilayah Sub DAS Tirto berdasarkan kelas kelerengannya selengkapnya disajikan pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Kelas Kelerengan Sub DAS Tirto

No Kelas lereng Luas (Ha) Prosentase

1 Datar (0-8%) 13.266,17 83,24

2 Landai (8-15%) 2.055,33 12,90

3 Agak Curam (15-25%) 533,06 3,34

4 Curam (25-40%) 82,90 0,52

Jumlah 15.937,44 100

Sumber : Data Base BPDAS Pemali Jratun 2009

Menurut klasifikasi Smidth dan Ferguson wilayah Sub DAs Tirto termasuk type iklim B dengan curah hujan tahunan 1.900 mm/th. mm/th. Bulan basah Oktober s/d Maret, sedangkan bulan kering April s/d September.

IV.1.3. Jenis Tanah

Jenis tanah utama yang terdapat di Sub DAS Tirto yaitu Grumusol, Litosol dan Mediteran. Jenis tanah Grumusol dengan luas 5.090,87 Ha (31,94%) meliputi kecamatan Wirosari (sebagian besar wilayah Desa Gedangan, Tambakselo, Mojorebo, Dapurno, dan Tanjungharjo) dan kecamatan Ngaringan (sebagian besar Desa Bandungsar i, Pendem, dan Trowulu). Jenis tanah Litosol meliputi luas 4962,37 Ha (31,14%) tersebar di kecamatan Wirosari (desa Dokoro, Tegalrejo dan Karangasem), Kecamatan Tawangharjo (Desa Kemadohbatur), wilayah Kabupaten Pati (Kecamatan Kayen dan Tambakromo) dan wilayah Kabupaten Blora (Kecamatan Todanan) . Jenis tanah Mediteran dengan 5884,2 Ha (36,92%) meliputi Kecamatan Wirosari (Desa Mojorebo, Dokoro, Karangasem), Kecamatan Ngaringan (Desa Sumber Agung, Bandungsari dan Pendem), dan Kecamatan Tawangharo (Desa Kemadohbatur)

(3)

IV.1.4. Arahan Fungsi dan Penggunaan Lahan

Berdasarkan arahan fungsinya, wilayah Sub DAS Tirto terdiri atas 3.620,28 Ha (22,71%) kawasan lindung, 4.285,63 Ha (26,89%) kawasan penyangga, 7.729,80 (48,5%) kawasan budidaya tanaman semusim dan pemukiman, dan 301,74 Ha (1,89%) kawasan budidaya tanaman tahunan.

Penggunaan lahan secara garis besar dikelompokkan menjadi hutan, tegalan, sawah, perkebunan, pemukiman dan penggunaan lain. Penetapan penggunaan lahan pada umumnya didasarkan pada karakteristik lahan dan daya dukung lingkungannya. Kondisi penggunaan lahan di wilayah Sub DAS Tirto adalah hutan 8.076,60 Ha (50,67%), pemukiman 1.576,75 Ha (9,89%), sawah 1 kali 378,66 ha (2,36%), sawah 2 kali 4.597,73 Ha (28,8 %), tegalan 1.277,58 Ha (8,01%) dan sungai 30,10 Ha (0,19%). Melalui Sub DAS Tirto mengalir anak-anak sungai dengan debit rata-rata tahunan 123 m3/detik, debit banjir 402 m3/detik dan debit minimum 0,34 m3/detik. Anak-anak sungai tersebut menuju ke Sungai Lusi yang merupakan sungai besar yang mengalir melalui Kabupaten Grobogan. IV.1.5. Lahan Kritis

Berdasarkan penilaian prioritas penanganan DAS yang dilakukan BPDAS Pemali Jratun tahun 2007, Sub DAS Tirto merupakan Sub DAS prioritas I untuk ditangani dalam DAS Serang yang juga merupakan prioritas I. Salah satu tolok ukur dalam menentukan prioritas penanganan dalam suatu Sub DAS/DAS adalah adanya lahan kritis. Kekritisan lahan di Sub DAS Tirto disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Luas Lahan Kritis Sub DAS Tirto

No Kekritisan Luas menurut kawasan (Ha) Jumlah (Ha)

Luar kawasan Dalam kawasan

1 Sangat Kritis 70,93 - 70,93 2 Kritis 143,59 247,64 391,24 3 Potensial Kritis 1734,30 526,25 2260,56 4 Agak kritis 850,85 168,69 1019,53 5 Tidak Kritis 6863,76 5331,43 12195,19 Jumlah 9064,39 6274,01 15937,45

(4)

IV.2. Keadaan Sosial Ekonomi

Berdasarkan data BPS (2007) jumlah penduduk dari keseluruhan desa dalam wilayah Sub DAS Tirto adalah 152.448 jiwa atau 757 jiwa/km2 dan jumlah rumah tangga 42.354 KK. Data mengenai jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan luas lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Penduduk dalam Wilayah Sub DAS Tirto

No Kab/Kec/Ds Luas (Ha) Jumlah penduduk (jiwa) Jumlah rumah tangga (KK) Jumlah petani & buruh tani Luas lahan pertanian (Ha) I Grobogan 1 Kec. Ngaringan Ds. Bandungsari 1678 7360 2027 4410 692.35 Ds. Kalanglundo 1104 7178 2105 5447 808.22 Ds. Pendem 373 3760 1124 2258 277.89 Ds. Sendangharjo 430 3473 1012 2532 247.42 Ds. Sumberagung 2166 7892 2167 2848 844.46 Ds. Tanjungharjo 2054 6663 1975 3233 773.68 Ds. Truwolu 564 7472 2239 4416 407.23 2 Kec. Tawangharjo Ds. Godan 2583 5774 1590 5157 513.78 Ds. Kemaduhbatur 1605 3629 1161 1010 819.37 3 Kec. Wirosari Ds. Dapurno 386 4174 1239 2156 275 Ds. Dokoro 1563 6013 1733 3105 1014 Ds. Gedangan 1397 5074 1213 2620 418.58 Ds. Kalirejo 417 5278 1517 2725 295.44 Ds. Karangasem 1778 8911 2338 4602 532.02 Ds. Kunden 410 8684 2284 4485 308.86 Ds. Mojorebo 1926 4948 1246 2555 589.45 Ds. Tambahrejo 714 7424 2001 3834 539 Ds. Tambakselo 2831 9251 2437 4777 1126 Ds. Tanjungrejo 634 6322 1711 3265 453.21 Ds. Tegalrejo 1378 7549 2129 3898 916 Ds. Wirosari 207 5576 1442 2880 133.5 4 Kec.Kradenan Ds. Tanjungsari 460 3745 1056 1775 306.59

(5)

Tabel 8. Jumlah Penduduk dalam Wilayah Sub DAS Tirto (lanjutan) No Kab/Kec/Ds Luas (Ha) Jumlah penduduk (jiwa) Jumlah rumah tangga (KK) Jumlah petani & buruh tani Luas lahan pertanian (Ha) II Pati 1 Kec. Tambakromo Ds. Maitan 949 4960 583 715 715 Ds. Pakis 586 1784 1511 304 320 2 Kec. Kayen Ds. Purwokerto 515 1737 471 530 352.55 III Blora 1 Kec. Todanan Ds. Pelemsengir 493 3816 1019 1254 415 Ds. Prigi 211 1376 322 1442 178 Ds. Sambeng 298 2625 702 2287 186 Jumlah 29706 152448 42354 80520 14458.58 Sumber : BPS, 2007

Berdasarkan Tabel 8, sebagian besar penduduk (52,83%) bermata pencaharian dib idang usaha pertanian. Dengan luas lahan pertanian (sawah dan tegal) ±14.458,58 Ha dan jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak ± 80.520 jiwa, kepadatan agraris yang merupakan rasio jumlah penduduk bermata pencaharian sebagai petani dengan luas lahan pertanian adalah 5,57 jiwa/ha.

IV.3. Rehabilitasi Lahan Kritis Melalui GERHAN

Rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan GERHAN diselenggarakan untuk mempercepat perbaikan dan pemulihan fungsi hutan dan lahan yang terdegradasi. Untuk merehabilitasi lahan kritis di Sub DAS Tirto kegiatan GERHAN dari tahun 2003 s/d 2008 telah mencapai luas 1463 Ha dengan rincian sebagaimana Tabel 9.

(6)

Tabel 9. Kegiatan GERHAN (Vegetatif) di Wilayah Sub DAS Tirto

No Lokasi

Kab/Kec/Ds

Kegiatan pembuatan hutan rakyat tahun... (Ha) Jumlah (ha) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 2 3 4 5 6 7 8 9 I Grobogan 1 Kec. Ngaringan Ds. Bandungsari - 25 - - - - 25 Ds. Pendem - 25 - - - - 25 Ds. Sumberagung - 75 - - - - 75 Ds. Kalanglundo - - - - 2 Kec. Wirosari Ds. Dokoro 63 50 25 25 100 25 288 Ds. Karangasem - 50 50 25 - 125 Ds. Mojorebo - - 25 50 - 75 Ds. Tambakselo - 25 - - 50 - 75 Ds. Tegal Rejo - 50 75 - 250 - 375 Ds. Wirosari - - - - 25 - 25 3 Kec. Tawangharjo Kamadohbatur - - - - 100 50 150 Godan - - - - 75 - 75 II Pati 1 Kec. Tambakromo Ds. Pakis 25 25 - - - - 50 Ds. Maitan 25 - - - 25 - 50 III Blora 1 Kec. Todanan Pelemsengir - 25 25 - - - 50 Jumlah 113 350 200 25 700 75 1463

Sumber : Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan, Dinas Kehutanan dan Perkebunana Kabupaten Pati dan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora, 2009

Selain kegiatan penanaman melalui GERHAN juga dilakukan pembuatan bangunan konservasi tanah dan air seperti embung, dam penahan, dam pengendali, gully plug dan sumur resapan. Kegiatan rehabilitasi yang berupa pembuatan bangunan sipil teknis di Sub DAS Tirto adalah sebagaimana Tabel 10.

(7)

Tabel 10. Kegiatan GERHAN (Sipil Teknis) di Wilayah Sub DAS Tirto

No Kab/

Kecamatan Desa

Bangunan Konservasi Tanah dan Air (unit)

Embung Dpi Dpn GP SR I Grobogan 1 Ngaringan Bandungsari - - - - - Pendem - 1 - - 2 Sumberagung - - 3 2 - Kalanglundo - - - - - 2 Wirosari Dokoro - - - - 3 Karangasem - - - - 2 Mojorebo - - - - 2 Tambakselo - - - - 2 Tegal Rejo - - 3 2 2 Wirosari - - - 2 2 3 Tawangharjo Kamadohbatur - - 1 2 - Godan - - - - - II Pati - 1 Tambakromo Pakis - - 1 - - 2 Kayen Purwokerto - - - - - III Blora 1 Todanan Pelemsengir - - - - - Jumlah - 1 8 8 15 Sumber : Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan, Dinas

Kehutanan dan Perkebunana Kabupaten Pati dan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora, 2009

IV.4. Evaluasi GERHAN oleh Pemerintah

Berbagai evalu asi terhadap kegiatan GERHAN dilaksanakan oleh pemerintah antara lain melalui Balai Pengelolaan DAS, Dinas Kehutanan Propinsi maupun Dinas Kehutanan Kabupaten. Evaluasi dilakukan terhadap kinerja, keberhasilan tanaman dan dampak manfaatnya. Hasil evaluasi kinerja GERHAN menurut Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah (tahun 2006) melalui konsultan yang ditunjuk, Kabupaten Grobogan memperoleh nilai kinerja total (pembuatan tanaman, bangunan konservasi, dan kegiatan pendukung) sebesar 92,37% yang termasuk dalam predikat kinerja sangat baik. Kinerja satuan kerja dinilai pada masing-masing tahapan pekerjaan dari perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan dan pengendalian. Hal ini mendorong kegiatan GERHAN dapat dilanjutkan sampai lahan kritis terehabilitasi seluruhnya.

(8)

Hasil penilaian keberhasilan tanaman yanag dilakukan oleh Dinas Kehutanan di Kabupaten Grobogan, Blora dan Pati sampai dengan tahun 2009 pada lokasi GERHAN yang berada di Sub DAS Tirto diperoleh rata-rata prosentase keberhasilan tanaman untuk tanaman kayu 88% dan tanaman MPTS 85%. Hasil penilaian keberhasilan tanaman di Sub DAS Tirto sampai tahun 2009 adalah sebagaimana Tabel 11.

Tabel 11. Keberhasilan Tanaman GERHAN di wilayah Sub Tirto

No Tahun tanam/lokasi Keberhasilan tanaman

Kayu (%) MPTS (%) Tahun 2003 1 Wirosari/Dokoro 96 72 2 Tambakromo/Pakis 78 73 3 Tambakromo/Maitan 78 73 Tahun 2004 4 Ngaringan/Bandungsari 92 92 5 Ngaringan/Pendem 91 91 6 Ngaringan/Sumberagung 95 95 7 Wirosari/Dokoro 92 92 8 wirosari/Karangasem 88 88 9 Wirosari/Tambakselo 85 85 10 Wirosari/Tegalrejo 97 97 11 Todanan/Pelemsengir 82 - 12 Tambakromo/Pakis 78 - Tahun 2005 13 Wirosari/Dokoro 100 100 14 Wirosari/Mojorebo 99 99 15 Wirosari/Karangasem 100 100 16 Wirosari/Tegalrejo 95 95 17 Todanan/Pelemsengir 82 Tahun 2006 18 Wirosari/Dokoro 100 100 Tahun 2007 19 Wirosari/Wirosari 100 - 20 wirosari/Karangasem 100 80 21 Wirosari/Tambakselo 73 - 22 Wirosari/Tambakselo 70 70 23 Wirosari/Dokoro 75 75 24 Wirosari/Dokoro 77 77 25 Wirosari/Tegalrejo 98 98 26 Wirosari/Tegalrejo 81 - 27 Wirosari/Tegalrejo 96 96 28 Wirosari/Mojorebo 100 100 29 Wirosari/Mojorebo 100 - 30 Tawangharjo/Kemadohbatur 79

(9)

Tabel 11. Keberhasilan Tanaman GERHAN di wilayah Sub Tirto (lanjutan)

No Tahun tanam/lokasi Keberhasilan tanaman

Kayu (%) MPTS (%) 31 Tawangharjo/Kemadohbatur 83 83 32 Tawangharjo/Godan 75 - 33 Tawangharjo/Godan 81 81 34 Tambakromo/Maitan 88 - Tahun 2008 35 Tawangharjo/Kemadohbatur 82 82 36 Wirosari/Dokoro 89 89 Rata-rata 88 85

Sumber : Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kab. Grobogan, Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pati (2009) Berdasarkan hasil penilaian dampak manfaat GERHAN yang dilakukan oleh Konsultan PT Centra Multicon Jaya tahun 2007 dijelaskan bahwa kegiatan GERHAN di wilayah BPDAS Pemali Jratun telah memberikan sejumlah manfaat dan dampak, baik dari aspek teknis, lingkungan, ekonomi, maupun sosial, dengan tingkatan manfaat dan dampak yang beragam. Dari segi teknis penyelenggaraan GERHAN telah memberikan manfaat, berupa peningkatan kapasitas para pihak yang terlibat kegiatan, baik dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, maupun monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Dari aspek ekonomi, telah memberikan sejumlah manfaat yakni penyerapan HOK 11,30% dan tambahan pendapatan 10,33% dari total pendapatan keluarga peserta GERHAN. Dari aspek lingkungan belum berdampak nyata, tetapi pada masa yang akan datang, seiring pertumbuhan tanaman, secara bertahap hasil tanaman GERHAN akan memberikan manfaat dan dampak pada perbaikan kondisi lingkungan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

- Dengan diperlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tetang Irigasi, dipandang perlu adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Irigasi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA ILMU.. PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2 Surat Pengajuan Perlindungan Hak Cipta dari Puslit Informatika kepada Pusat Inovasi  3 (tiga) rangkap Asli. 3 Surat Pernyataan Hak Cipta Kepala Puslit Informatika  4

“Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Variabel Pemediasi Kepuasan Kerja Pada PDAM Kota Madiun”Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 1, Februari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian seduhan daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa tikus

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table mengalami peningkatan yang lebih