• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS-JENIS BAKTERI PADA LUKA IKAN PATIN (Pangasius djambal) (Types of Bacterias found on catfish wound)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JENIS-JENIS BAKTERI PADA LUKA IKAN PATIN (Pangasius djambal) (Types of Bacterias found on catfish wound)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS-JENIS BAKTERI PADA LUKA IKAN PATIN

(Pangasius djambal)

(Types of Bacterias found on catfish wound)

Yudha Perdana Putra Lubis(1), Yunasfi(2), Rusdi Leidonald(2)

1. Program Studi Manajeman Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155

2. Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155

ABSTRACT

One of the various forms of business which produces fish optimally and do not damage fish populations and environment is a good freshwater fish farming. Currently catfish become one of the leading commodity in the fishery. Bacterial diseases arising from injury affecting the outcome of catfish farming. This research had been conducted on September – October 2013. It purpose was to determine the type of bacterias that commonly found in catfish (Pangasius djambal) wound. Sampling was done one time to collect 10 fishes. Samples were fishes which showed of clinical symptoms such as wound, skin discoloration, defect on the fins, tail and antennae, slow-moving, swim on the surface, tend to be solitary (not clustered ) and also fish without no clinical symptoms. Bacteria only found in injury catfish they are Aeromonas hydrophilla, Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas pseudomallei and Morganella morganii.

Keywords: Catfish (Pangasius djambal), Fish disease, Types of Bacterias, Wound.

PENDAHULUAN

Satu diantara berbagai macam bentuk usaha yang menghasilkan ikan secara optimal dan tidak merusak populasi ikan dan media hidup ikan adalah usaha budidaya ikan. Keberhasilan budidaya ikan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya masyarakat yang mengandalkan hidupnya dari usaha perikanan (Saparinto, 2009). Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan patin. Ikan patin banyak disukai masyarakat karena ikan tersebut memiliki tekstur yang lembut, memiliki warna yang bersih, selain

itu kandungan proteinnya juga tinggi (Dewi, 2011).

Menurut Kordi (2010), patin (Pangasius djambal) merupakan ikan penting dalam budidaya perairan atau akuakultur dunia. Food and Agriculture Organization (FAO) menempatkan ikan patin di urutan keempat setelah ikan mas (Cyprinus carpio), nila (Oreochromis niloticus), lele (Clarias sp.) dan gurami (Osphronemus gouramy) sebagai ikan konsumsi air tawar yang digemari masyarakat.

Selama ini ikan patin diperoleh dari penangkapan di alam. Namun karena kondisi kualitas perairan yang semakin menurun,

(2)

membuat persediaan ikan patin di pasaran menurun. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberadaan populasi patin berkurang, padahal kebutuhan masyarakat terhadap patin semakin bertambah.

Saat ini ikan patin menjadi salah satu komoditas unggulan di bidang perikanan. Ikan air tawar yang memiliki warna putih keabu-abuan ini, memiliki cita rasa yang khas dan mengandung protein cukup tinggi. Ikan patin dinilai lebih aman untuk kesehatan karena kadar kolesterolnya rendah dibandingkan dengan daging ternak. Protein daging ikan patin cukup tinggi yaitu 16,58%. Ikan patin tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya dan tergolong dalam kelompok catfish. Pada beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi (Dewi, 2011).

Penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri sangat mempengaruhi hasil budidaya karena penyakit tersebut dapat menurunkan hasil ikan budidaya. Diantaranya penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah melalui luka ikan.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2013, pengambilan sampel dilakukan di kolam budidaya masyarakat yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan dan Kecamatan Lau Bekri, Kab. Deli Serdang lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Lampiran 1. Identifikasi sampel ikan dilakukan di

Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kelas I Medan II, Belawan Jalan K.L. Yos Sudarso Km. 20 Medan Labuhan, Sumatera Utara. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : Alat Tulis, Kertas label, Hot Plate, Timbangan Analitik, Cawan Petri, Tabung Reaksi, Gelas ukur, object glass, Api Bunsen, Laminar Air Flow, Alumunium foil, Magnetic Stirer, Labu Erlenmeyer, Autoclave, pipet tetes, Hand spray, Sarung tangan, Masker, Oven, Inkubator, Mikroskop, Jarum Ose, Tusuk gigi, dan Alat-alat bedah.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Sampel Uji Ikan dari kolam budidaya masyarakat yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan dan Kecamatan Lau Bekri, Tryptone Soya Agar (TSA), Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Lysine Iron Agar (LIA), Oksidatif/ Fermentatif (O/F), Motitlity Indol Ornithin (MIO), Sulfit Indol Motility (SIM), Sucrosa Citrate Agar (SCA), Gelatin, Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Arabinosa, Dulcitol, Inositol, Manitol, Sorbitol, Salicin, Crystal violet, Aquadest, Lugol, Alkohol 70%, H2O2 3%, Safranin, Paraffin, kovake dan Methyl red.

Metode Pengambilan Contoh 1. Pengumpulan spesimen ikan

Spesimen ikan dikumpulkan sebanyak 10 ekor yang diambil dari keseluruhan lokasi penelitian. Contoh ikan segera dikirim ke laboratorium dalam keadaan hidup atau mati yang dikemas secara terpisah dan steril dalam keadaan tertutup kemudian disimpan pada suhu yang rendah, sebaiknya pembekuan contoh dihindari. Pengumpulan contoh organ ikan

(3)

dilakukan segera setelah ikan-ikan dipilih dilokasi produksi. Contoh organ ini disimpan dan diproses. Sampel harus diberi label identifikasi menjadi:

a. Ikan yang secara klinis terlihat normal

Pengambilan sampel ikan yang tidak menunjukkan gejala secara klinis diambil lebih sedikit daripada ikan yang menunjukkan gejala klinis (2 ekor). Contoh ikan yang secara klinis terlihat normal pada sampel ikan 1 dan ikan 6. b. Ikan yang menunjukkan gejala

klinis

Jika ditemukan gejala-gejala klinis adanya infeksi, maka selain fry atau bagian isi perut, organ lain yang diambil adalah ginjal dan limpa. Contoh ikan dari 10 ekor ikan yang terinfeksi diambil membentuk kelompok yang terdiri dari 5 (lima) ekor ikan (maksimum) yang memiliki gejala klinis yang sama. Sampel ikan yang menunjukkan gejala klinis pada sampel ikan 2, ikan 3, ikan 4, ikan 5, ikan 7, ikan 8, ikan 9, dan ikan 10.

2. Proses umum sampel organ/ cairan untuk pemeriksaan bakteri

Organ dalam dapat digunakan sebagai sumber isolasi patogen yang disebabkan oleh bakteri. Isolasi dari jaringan luar (luka) sering bercampur dengan bakteri saprofitik lainnya yang banyak di perairan. Antibiotik tidak boleh di tambahkan pada medium transportasi dimana sampel tersebut dikumpulkan, penanganan dan pengangkutan sampel dapat dilakukan dengan cara :

a. Sampel ikan hidup dapat diangkut dalam kantong plastik yang diberi tambahan oksigen. b. Sampel ikan yang mati

(maksimum setengah jam setelah mati) disimpan pada

suhu 40 C selama 24 jam hingga dilakukan isolasi bakteri di laboratorium.

Prosedur Pemeriksaan Penyakit Bakterial

Pemeriksaan penyakit bakteri pada ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemeriksaan tubuh bagian luar dan pemeriksaan tubuh bagian dalam.

1. Pemeriksaan tubuh bagian luar (External Examination)

Dalam pemeriksaan ini perlu dilihat gejala-gejala klinis yang ada pada tubuh bagian luar ikan seperti luka, kekurangan lendir, tubuh kasar, bentuk tubuh tidak normal, kerusakan pada sirip, adanya exophathalmus, perubahan warna pada tubuh, adanya cyste, adanya luka/borok (ulcer) dan lain-lain. 2. Pemeriksaan organ dalam

Pemeriksaan dilakukan dengan membedah tubuh ikan kemudian amati gejala-gejala yang tidak normal pada tubuh ikan bagian dalam seperti perubahan warna ginjal, insang, adanya cairan berlebih dalam rongga tubuh dan lain-lain. Pemeriksaan bakteri yang menyerang luka ikan patin diidentifikasi secara terpisah antara sampel tubuh bagian luar dan bagian dalam pada cawan petri yang berbeda.

Metode Identifikasi

Tahapan identifikasi bakteri pada sampel ikan adalah sebagai berikut (Sands 1990):

1. Strerilisasi Alat dan Bahan Untuk melakukan pengujian, alat dan bahan sebelumnya dilakukan sterilisasi yang bertujuan untuk membersihkan atau membebaskan alat dan bahan dari semua mikroorganisme.

2. Pembuatan Media

Media dibuat sebagai tempat tumbuh bakteri. Cara pembuatan,

(4)

Media ditimbang sesuai dengan kebutuhan, kemudian dilarutkan dengan akuades dalam labu erlenmeyer dan dipanaskan diatas hot plate yang dilengkapi magnetic stirrer. Setelah selesai, media didinginkan selama 3 – 5 menit kemudian labu erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 1210C selama 15 menit. Setelah labu erlenmeyer selesai disterilisasi, media dituang ke dalam cawan petri kemudian disimpan. 3. Preparasi Sampel Uji

Tujuan preparasi sampel uji adalah melakukan pembedahan terhadap sampel uji agar didapat organ yang menjadi target pada sampel uji yaitu hati dan ginjal. Permukaan tubuh ikan dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%, lalu Ikan dibedah dengan menggunakan peralatan bedah steril (disecting set) secara aseptis, tusukkan jarum ose ke organ target.

4. Isolasi Bakteri

Tujuan dari isolasi bakteri adalah untuk menumbuhkan/membiakkan bakteri pada media tumbuh (TSA) sehingga memperoleh koloni bakteri yang sudah murni. Adapun tahapan isolasi bakteri adalah penggoresan dan pemurnian.

a. Penggoresan

Tujuan dari penggoresan adalah untuk menumbuhkan/membiakkan bakteri pada media TSA.

b. Pemurnian Kultur Bakteri

Tujuan pemurnian kultur

bakteri adalah untuk

mendapatkan/memperoleh satu koloni bakteri yang sudah murni. 5. Identifikasi Bakteri

Tujuan identifikasi bakteri adalah untuk dapat menganalisa koloni bakteri yang tumbuh dari hasil

isolat. Isolat yang digunakan pada tahap analisa berumur 12 – 24 jam. Koloni bakteri yang tumbuh dari hasil isolasi diamati dengan melihat karakteristik yang ada seperti bentuk koloni, produksi pigmen, motilitas dan toleransi terhadap kadar garam. Adapun tahapan identifikasi bakteri adalah uji fisiologis karakteristik morfologi bakteri, uji differensial, uji biokimia dan uji media gula-gula. a. Uji Fisiologis karakteristik

morfologi bakteri

Tujuan uji fisiologis karakteristik morfologi bakteri adalah mengetahui Gram dan bentuk bakteri melalui pewarnaan Gram dan pengamatan mikroskop.

Bakteri Gram negatif ditandai dengan warna merah sedangkan bakteri Gram positif ditandai dengan warna ungu, bentuk bakteri bulat yaitu Coccus dan batang yaitu Basil.. b. Uji Differensial

Uji yang dilakukan untuk dapat membedakan sifat tertentu.Uji diferensial diantaranya adalah uji katalase dan uji O-F. Proses uji differensial

c. Uji Katalase

Menggunakan reagen hidrogen peroksida (H2O2 3%), hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena menginaktifasikan enzim dalam sel. Katalase merupakan

enzim yang digunakan

mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida menjadi H2O dan O2.

d. Uji Oksidatif/Fermentatif (O/F) Dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam melakukan respirasi (oksidatif) maupun fermentatif karbohidrat (glukosa).

e. Uji Biokimia

Uji yang dilakukan untuk melihat ciri bakteri berdasarkan kelompok

(5)

hidupnya dan melihat reaksi biokimia (ada tidaknya enzim pengurai di dalam bakteri). Adapaun uji biokimia adalah uji TSIA, uji citrat, uji motilitas, uji indol, uji gelatin, uji LIA dan uji ornithin. - Uji Triple Sugar Iron Agar

(TSIA)

Merupakan media campuran berwarna merah untuk membedakan kelompok Enterobacteriaceae berdasarkan fermentasi terhadap tiga gula yaitu sukrosa, laktosa dan glukosa serta produksi H2S dan gas. - Uji Citrat

Pengujian citrat dilakukan untuk membedakan Enterobacteriaceae dan bakteri Gram (-) tertentu berdasarkan penggunaan citrat sebagai satu-satunya sumber karbon.

- Uji Motilitas

Uji motilitas dilakukan untuk membedakan bakteri motil dan bakteri non motil. Motilitas bakteri dapat diamati dari pertumbuhan bakteri pada media.

- Uji Indol

Uji Indol dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri menghasilkan indol dari asam amino triptophan.

- Uji Gelatin

Pengujian gelatin digunakan untuk melihat kemampuan bakteri dalam mencerna atau menggunakan gelatin. Uji gelatin dapat juga digunakan untuk mendeteksi aktivitas proteolytic antara bakteri.

- Uji Lysin Iron Agar (LIA) Uji Media Lysine Iron Agar(LIA) digunakan untuk melihat kemampuan bakteri dalam mendekarboxylase lysine yang ada pada agar/media. Reaksi lysine dekarboxylase (reaksi anaerobic alkaline) akan menetralisir asam yang dibentuk dari fermentasi glukosa.

- Uji Ornithin

Tujuan uji ornithin adalah mengamati pertumbuhan bakteri pada daerah anaerob.

f. Uji media gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa, arabinosa, dulcitol, inositol, manitol, sorbitol, dan salicin).

g. Analisis Data

Setelah uji morfologi dan uji biokimia selesai maka dibuat Tabel hasilnya sehingga mudah dalam pembacaan ciri-ciri bakteri. Referensi untuk pembacaan bakteri menggunakan buku “Bergey`s Manual of Determinative Bacteriology” oleh Holt dkk., (1994). HASIL

Dari penelitian yang telah dilakukan didapat empat bakteri yaitu Aeromonas hydrophila, Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas pseudomallei, Morganella morganii. Tabel hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

(6)

Tabel 1. Hasil penelitian

Kode sampel Status Klinis Bakteri yang ditemukan Ikan 1 Ikan 2 Ikan 3 Ikan 4 Ikan 5 Ikan 6 Ikan 7 Ikan 8 Ikan 9 Ikan 10

Ikan yang secara klinis terlihat normal Ikan yang terlihat gejala klinis Ikan yang terlihat gejala klinis Ikan yang terlihat gejala klinis Ikan yang terlihat gejala klinis Ikan yang secara klinis terlihat normal

Ikan yang terlihat gejala klinis Ikan yang terlihat gejala klinis Ikan yang terlihat gejala klinis Ikan yang terlihat gejala klinis

- Aeromonas hydrophila Aeromonas hydrophila Pseudomonas aeruginosa Pseudomonas pesudomallei - Aeromonas hydrophila Pseudomonas aeruginosa Pseudomonas pseudomallei Morganella morganii

Keterangan: Sampel ikan 1, 2, 3, 4, 5 diperoleh dari Kecamatan Medan Tuntungan, Sampel ikan 6, 7, 8, 9, 10 diperoleh dari kecamatan Lau Bekri. Sampel ikan 1 dan 6 tidak didapat bakteri karena berdasarkan status klinisnya yaitu ikan yang secara klinis terlihat normal dan tidak terdapat luka.

Bakteri Aeromonas

hydrophila diperoleh pada sampel ikan 2, 3 dan 7, Hasil uji biokimia bakteri Aeromonas hydrophila dapat dilihat pada Tabel 2 dan hasil

pewarnaan Gram Aeromonas hydrophila dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 2. Uji biokimia Aeromonas hydrophila

Parameter Hasil Warna Bentuk Elevasi Tepi Struktur dalam Motilitas Memproduksi : Indol Oksidase Katalase Arabinosa Glukosa Inositol Laktosa Sukrosa Manitol TSIA O/F Krem Cembung Rata Transparan + + + + - + - + + + K/A, G, H2S F

(7)

Gambar 1. Hasil pewarnaan Gram Aeromonas hydrophila Bakteri Pseudomonas

aeruginosa diperoleh pada sampel ikan 4 dan 8. Hasil uji biokimia bakteri Pseudomonas aeruginosa

dapat dilihat pada Tabel 3 dan hasil pewarnaan Gram Pseudomonas aeruginosa dapat dilihat pada Gambar 2.

Tabel 3. Uji biokimia Pseudomonas aeruginosa

Parameter Hasil Gram Bentuk Katalase KOH H2S Indole Motility Ornithin O/F TSIA LIA SCA Gelatin Glukosa Laktosa Sukrosa Arabinosa Dulcitol Inocitol Manitol Sorbitol Salicin - Batang - - - + + - NR A/K+ K/K + - +/+ -/+ -/+ -/+ -/- -/+ -/+ -/+ -/+

(8)

Gambar 2. Hasil pewarnaan Gram Pseudomonas aeruginosa Bakteri Pseudomonas

pesudomallei diperoleh pada sampel ikan 5 dan 9. Hasil uji biokimia bakteri Pseudomonas pseudomallei

dapat dilihat pada Tabel 4 dan hasil pewarnaan Gram Pseudomonas pseudomallei dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 4. Uji biokimia Pseudomonas pseudomallei

Parameter Hasil Gram Bentuk Katalase KOH H2S Indole Motility Ornithin O/F TSIA LIA SCA Gelatin Glukosa Laktosa Sukrosa Arabinosa Dulcitol Inocitol Manitol Sorbitol Salicin - Batang - - - - + - NR A/K+ K/K + - +/+ -/+ +/+ +/+ -/+ -/+ -/+ -/+ -/+

(9)

Gambar 3. Hasil pewarnaan Gram Pseodomonas pseudomallei Hasil uji biokimia bakteri

Morganella morganii pada sampel ikan 10 dapat dilihat pada Tabel 5

dan hasil pewarnaan Gram Morganella morganii dapat dilihat pada Gambar 4.

Tabel 5. Uji biokimia Morganella morganii

Parameter Hasil Gram Bentuk Katalase KOH H2S Indole Motility Ornithin O/F TSIA LIA SCA Gelatin Glukosa Laktosa Sukrosa Arabinosa Dulcitol Inocitol Manitol Sorbitol Salicin - Basil + + - - + + NR A/Gas + - - +/+ - +/+ - - -/+ +/+ -/+ -/+

(10)

Gambar 4. Hasil pewarnaan Gram Morganella morganii

PEMBAHASAN

Pembacaan hasil bakteri

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, spesies bakteri yang didapat adalah sebagai berikut: a. Aeromonas hydrophila

Aeromonas hydrophila adalah spesies bakteri Gram negatif, bakteri ini berbentuk batang. Pada uji TSIA, bakteri ini menimbulkan reaksi K/A; G; H2S yang berarti reaksi Alkalin/Asam dan terdapat gas serta terdapat H2S. Pada uji O/F bersifat Fermentatif. Sampel ikan yang terserang bakteri ini memiliki gejala klinis berupa luka, warna tubuh pucat, geripis pada sirip-siripnya dan bergerak lambat.

Kordi (2010), juga menerangkan bahwa cirri-ciri ikan yang terserang bakteri ini biasanya warna tubuh gelap, mata rusak dan agak menonjol, sisik terkelupas, seluruh siripnya rusak, bernafas di atas permukaan air, insang rusak berwarna merah keputihan, sehingga kesulitan bernafas. Serangan bakteri ini pada kulit meyebabkan kulit menjadi kesat, timbul pendarahan yang selanjutnya diikuti dengan luka-luka borok, perut kembung serta terjadi pendarahan pada hati, ginjal dan limfa saat dilakukan pembedahan.

Aeromonas hydrophila adalah bakteri umum yang menyerang ikan, baik ikan air tawar maupun air laut. Menurut Hayes (2000) A. hydrophila telah ditemukan pada berbagai jenis ikan air tawar di seluruh dunia, dan adakalanya pada ikan laut. terdapat pandangan yang berbeda tentang

peran yang tepat dari Aeromonas hydrophila sebagai ikan

patogen. Beberapa peneliti menetapkan bahwa organisme ini hanya sebagai penyerang sekunder pada inang yang lemah, sedang yang lain menyatakan bahwa Aeromonas hydrophila adalah suatu patogen utama ikan air tawar (Hayes, 2000). b. Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri Gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5 – 1,0 µm berbentuk basil. Pada uji Katalase, KOH, H2S adalah negatif, indol dan motility positif, pada uji O/F bakteri ini tidak bereaksi (NR). Bakteri ini menyebabkan infeksi pada luka ikan.

Pseudomonas sp. Merupakan bakteri Gram negatif bersifat fakultatif anaerob atau aerob, berbentuk batang dengan ukuran sedang, motil (beberapa memiliki polar flagella),

(11)

katalase dan oksidasi positif. Bakteri ini hidup bebas di alam, sehingga dapat ditemukan di air ataupun tanah. Bakteri Pseudomonas terdiri dari beberapa spesies namun hanya satu spesies yang bersifat patogen yaitu Pseudomonas aeruginosa. Sama dengan spesies Pseudomonas lainnya bakteri ini memiliki habitat alami di air dan tanah. Pseudomonas sp. juga dapat ditemukan di kulit, mukosa membran dan feses. Infeksi oleh P. aeruginosa dapat menyebabkan infeksi pada luka, abses, diare, infeksi pada traktus urinari, genital dan telinga. Tingkat infektif bakteri ini dapat meningkat jika adanya kombinasi dengan infeksi Streptococcus dan Staphylococcus (Carter and Wise 2004).

c. Pseudomonas pseudomallei Pseudomonas pseudomallei adalah bakteri Gram negatif berbentuk basil. Hasil uji biokimia yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bakteri Pseudomonas pseudomallei bersifat alkali pada uji Lysin dekarboksilase/Lysin Iron Agar (LIA) memiliki indol negatif, bergerak (motil), Simmons Citrate Agar (SCA) negatif, Gelatin negatifi, H2S dan KOH negatif. Pseudomonas pseudomallei ditemukan dalam tanah, sawah dan perairan stagnan. Manusia tertular penyakit dengan menghirup debu yang terkontaminasi atau ketika tanah yang terkontaminasi oleh bakteri datang dalam kontak dengan terabrasi (tergores) kulit.

Pseudomonas adalah bakteri penting dalam keseimbangan di alam, secara umum aktif dalam dekomposisi secara aerobik dan biodegradasi karena memainkan kunci penting dalam siklus karbon.

Sama dengan spesies Pseudomonas lainnya bakteri ini memiliki habitat alami di air dan tanah. Pseudomonas sp. juga dapat ditemukan di kulit, mukosa membran dan feses. Infeksi oleh P. pseudomallei dapat menyebabkan infeksi pada luka, abses, diare, infeksi pada traktus urinari, genital dan telinga. Tingkat infektif bakteri ini dapat meningkat jika adanya kombinasi dengan infeksi Streptococcus dan Staphylococcus (Carter and Wise 2004).

d. Morganella morganii

Morganella morganii adalah spesies bakteri Gram negatif bacillus. Morganella morganii merupakan anggota Proteae dan family Enterobacteriaceae. Dari hasil uji biokimia yang telah dilakukan

didapatkan bahwa Morganella morganii memilki

oksidase negatif, katalase positif, Indol negatif, Simmons Citrate Agar

(SCA) negatif, Lysin

dekarboksilase/Lysin Iron Agar (LIA) positif, produksi H2S negatif dan Urea positif. Infeksi polimikroba yang paling berlimpah disebabkan oleh mikroba tambahan yang merusak kulit, jaringan lunak, dan saluran urogenital dapat disembuhkan melalui penggunaan antibiotik tersebut. Morganella morganii sebagai bakteri yang diindikasikan paling besar membentuk histamin pada ikan golongan scombroidae juga

mempunyai kemampuan

pembentukan histamin yang berbeda pada berbagai jenis ikan. Pada ikan mackerel, Morganella morganii merupakan bakteri yang membentuk histamin terbanyak dengan berbagai

(12)

perlakuan variasi suhu (Kim dkk., 2002).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Bakteri hanya ditemukan pada sampel ikan yang terdapat luka. Pada sampel ikan yang tidak memiliki luka tidak ditemukan bakteri. Bakteri yang ditemukan pada luka ikan patin (Pangasius djambal) adalah Aeromonas hydrophila, Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas pseudomallei dan Morganella morganii.

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai cara menanggulangi penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Carter, G.R, Wise D.J. 2004. Veterinary Bacteriology and Micology. USA:Iowa State Press. Lowa.

Dewi, S. 2011. Jurus Tepat Budidaya Ikan Patin. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Hayes J. 2000. Aeromonas hydrophila. Oregon State University. Oregon.

Kordi, G. H. 2010. Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal. Lily Publisher. Yogyakarta.

Sands, D. C. 1990. Physiological Criteria-Determinative Test.

dalam Methods in

Phystobacteriology. Z. Klement k. Rudolph, dan D. C. Sands (peny). Akademiai Kiado and Nyoma. Bupadest. Hlm. 133 – 143

Saparinto, C. 2009. Budidaya Ikan di Kolam Terpal. Penebar Swadaya. Bogor.

Gambar

Tabel 1. Hasil penelitian
Gambar 1. Hasil pewarnaan Gram Aeromonas hydrophila  Bakteri  Pseudomonas
Gambar 2. Hasil pewarnaan Gram Pseudomonas aeruginosa  Bakteri  Pseudomonas
Gambar 3. Hasil pewarnaan Gram Pseodomonas pseudomallei  Hasil  uji  biokimia  bakteri
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk mencari keterkaitan atau hubungan antara item-item

Sensor garis Sedangkan sensor PIR yang merupakan sensor yang peka terhadap suhu berfungsi untuk mendeteksi manusia atau benda lainnya yang berada di sekitar robot

Dari pendapatan saya, saya dapat membiayai kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah anak saya seperti studytour maupun kegiatan ekstrakulikuler lainnya 10.. Dari pendapatan saya,

Masyarakat Indonesia banyak menyisipkan kosa kata Bahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang dilakukan secara lisan maupun tertulis!. Dengan tujuan

[r]

Penanganan terhadap efek samping yang dilakukan petugas TB paru pada pasien intensif adalah pemberian informasi waktu minum obat di malam hari dan pemberian

Meskipun norma Establishment Clause dalam Konstitusi Amerika Serikat melarang pemerintah federal dan negara bagian, termasuk peradilan mengutamakan agama tertentu, peluang

Penelitian ini menggunakan simulasi dengan software Maxsurf, kemudian dilakukan dengan metode perhitungan manual yang nantinya digunakan untuk menentukan jumlah