• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING ISBN : 978-623-94501-0-6

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL

THROWING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

Martin Dora Maria Atmareni

Pendidikan Matematika UM. Purwokerto martindoramariaa@gmail.com

Abstrak

Model pembelajaran merupakan pembelajaran yang tergambarkan dari awal sampai akhir pembelajaran yang dikemas secara khas dan runtut oleh pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Snowball Throwing efektif terhadap minat belajar Peserta didik. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kajian literatur. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dengan melihat hasil akhir dari penerapan pembelajaran Snowball Throwing terhadap minat belajar. Pelajaran matematika sering kali dianggap susah dan membosankan terkhusus di Indonesia. Proses pembelajaran di dalam kelas tak akan berhasil tanpa adanya seorang pendidik. Maka dari itu sudah semestinya sebagai seorang pendidik menguasai keterampilan dasar dalam mengajar yaitu keterampilan dasar dalam membuka pelajaran sampai menjelaskan teori yang hendak di bahas secara rinci dan harus mempuyai keterampilan dasar untuk menutup pelajaran dengan tujuan akhir semua siswa paham akan teori yang telah di sampaikan. Selain itu pendidik juga harus menggunakan model, metode, strategi, pendekatan atau teknik pembalajaran. Dalam hal ini peniliti menggunakan Model pengajaran Snowball Throwing yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika agar suasana pembelajaran tidak monoton dan membosankan sehingga membuat minat belajar peserta didik menurun. .

Kata kunci: Effectiveness, Snowball Throwing learning model, interest in learning

A. PENDAHULUAN

Pendidikan berlangsung dan dilaksanakan dalam semua lingkungan hidup, baik secara khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan (formal) maupun yang ada dengan sendirinya (informal dan non formal). Pendidikan dalam arti sempit hanya diartikan sebagai proses pembelajaran yang berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu anak dan remaja, secara khusus pendidikan dalam pengertian ini adalah pendidikan formal, yang mana isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum, kegiatan pendidikan lebih berorientasi pada kegiatan proses belajar mengajar guru dengan peserta didik sehingga waktu dan tempatnya sudah terjadwal. Pembelajaran merupakan suatu proses penyaluran informasi atau pesan diri pendidik ke peserta didik yang direncanakan, di desain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah dimana akan terjadi interaksi antar keduanya. Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorgansisir antara lain tujuan pembelelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pemelajaran, media pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan). Kedua, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses,

(2)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan pendidik dalam rangka membuat peserta didik belajar.

Guru atau pendidik merupakan seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia. Guru atau pendidik merupakan penentu peningkatan kualitas pendidikan Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi tugas yang harus diemban pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan ptoensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulai, serta keterampilan yang mulia yang diperlukan dirinya masyrakat, bangsa dan negara. Dan pada Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang UUSPN pasal 3,yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Langkah yang dilakukan pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut selain memeberikan ilmu yang dimilikinya adalah membentukan karakter peserta didik sehingga ilmu dan karakter yang baik akan berkolaborasi menghasilkan sumber daya manusia yang berkulitas sehingga dapat menghasilakan generasi yang dapat memabnggakan bangsa Indonesia.

Rahardjo (2010:16) berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan suatu proses pendidikan yang holistic yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena pendidikan adalah sarana pencegah resiko serta alat yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia secara berkelanjutan. Maka dari itu sangat penting menguasai sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan, terutama matematika. Penguasaan matematika bukan hanya penting untuk siswa peserta didik dan pendidik namun juga untuk generasi masa mendatang dalam menghadapi dunia pekerjaan.

Matematika merupakan kata yang diambil dari bahasa latin “mathemata” yang mempunyai arti “sesuatu yang dipelajari”. Berdasarkan kurikulum 2014, matematika merupakan studi tentang bahan-bahan yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, konsep kebenaran diperoleh sebagai konsekuensi logis dari kebenaran yang diterima sebelumnya dengan hubungan antara konsep-konsep matematika yang sangat kuat dan jelas.

Definisi matematika menurut banyak orang adalah ilmu berhitung, angka, dan mengerjakan soal-soal. Secara umum tujuan pendidikan matematika adalah menata penalaran dan membentuk kepribadian peserta didik. Pendidik diharapkan dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu yang lain atau dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai tindak lanjutnya peserta didik diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan matematika sebagai alat untuk

(3)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

memecahkan masalah dalam pembelajaran. Maka dari itu sudah semestinya seorang pendidik menguasai keterampilan dasar dalam mengajar yaitu keteramilan dasar dalam membuka pelajaran sampai keterampilan dasar menutup pelajaran. Selain itu pendidik juga harus menggunakan model, metode, strategi, pendekatan atau teknik pembalajaran dalam proses pembelajaran. Maka dari itu proses pembelajaran diharapkan mampu menumbuhkan minat belajar peserta didik dan mencitakan suasana yang kooperatif.

Tujuan pembelajaran matematika dapat dicapai melalui metode, salah satunya menggunakan model Snowball Throwing. Model Snowball Throwing adalah dimana peserta didik bisa terlatih dalam menghadapi soal-soal matematika yang bervariasi dan berkaitan dengan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran yang berbeda akan berpengaruh pada ketertarikan peserta didik dalam belajar matematika sehingga akan menambah minat belajar peserta didik dalam pembelajaran. Cara yang digunakan dalam pembelajaran harus dirancang sedemikian sehingga proses belajar matematika dapat berlangsung dengan optimal.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kajian literatur. Literatur merupakan acuan atau bahan bacaan yang digunakan untuk memperoleh informasi tertentu dalam berbagai macam aktifitas di dunia pendidikan ataupun aktifitas lainnya. Literatur dapat berupa buku ataupun berbagai macam tulisan lainnya. Artikel ini bertujuan untuk melihat efektivitas pembelajaran matematika dengan metode Snowball Throwing terhadap minat belajar peserta didik. Data di dalam artikel ini diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu dan beberapa artikel. C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Efektifitas Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan efektif oleh guru dapat mendukung proses pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, pembelajaran yang efektif yang dilakukan juga dipengerahui oleh lingkungan sosial. Peran lingkungan sosial sangat membantu dalam proses pembelajar peserta didik dan dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dapat membuat peserta pendidik melakukan pembelajaran di dalam sekolah maupun di luar sekolah dengan baik, senang dan bahagia.

Miarso (2004) mengatakan bahwa efektvitas pembelajaran merupakan salah satu standar mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan atau dapat juga diartikan sebagai ketetapan dalam mengelola suatu situasi “doing the right things”.

Menurut Supardi (2013) pembelajaran efektif adalah kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku peserta didik ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pembelajaran dapat berjalan efektif apabila ada sikap dan kemauan dalam diri anak untuk belajar, kesiapan diri pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran, serta mutu dari materi yang disampaikan.

Peran guru Guru menjadi sutradara dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai peran dan tugas dalam memberikan pendidikan dan pembe-lajaran di

(4)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

sekolah. Peran guru yang utama adalah menjadi fasilitator bagi anak usia dini untuk menstimulasi, mendidiki, mengasuh, dan mendukung anak untuk tumbuh dan berkembang. Martinus menyebut-kan bahwa ada beberapa peran yang harus dimiliki seorang guru anak usia dini, antara lain: peran guru dalam berinteraksi, pengasuhan, mengatur tekanan atau stress, memberikan fasilitas, perencanaan, pengayaan, penanganan masalah, pembelajaran, bimbingan dan pemeliharaan. Peran tersebut sangat penting dimiliki guru karena dalam mendidik anak usia dini, jalinan interaksi antara guru dan siswa sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran agar terjadi adanya timbal balik yang saling menguatkan. Sehingga guru dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak. Hal tersebut akan mempermudah guru dalam mendiagnosa perilaku-perilaku yang ditunjukkan anak sehingga dapat membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi sesuai dengan kebutuhannya. Dalam menghadapi siswa, guru mengguna-kan pendekatan yang lebih intensif untuk menghadapi siswa yang berperilaku kurang baik.

Peran orang tua dalam proses pembelajaran efektifitas. Orang tua sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak dan orangtua merupakan guru pertama bagi anak. Orang tua mempunyai peran penting dalam kehidupan anak, terutama pada anak usia dini. Orang tua yang bertugas pertama kali untuk mendidik dan menstimulasi anak, menyiapkan anak untuk hidup di masyarakat maupun untuk menempuh pendidikan di lembaga pendidikan formal. Selain itu, orang tua juga harus bekerja sama dengan guru dan pihak sekolah untuk memberikan pendidikan dan menanamkan nilai-nilai yang sesuai.

Peranan orangtua dalam pendidikan anak disekolah sangat penting dilakukan sebagai mitra kerja utama bagi guru untuk mencapai keberhasilan dalam mem-bantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal sehngga efektivitas pembelajaran anak dapat berjalan dengan baik. Sebagai mitra kerja guru, orangtua berhak dan bertanggungjawab terhadap pendidikan anak selama di rumah dengan mengajarkan nilai-nilai moral, emosi serta memberikan dorongan perhatian untuk belajar. Menurut Rahman (2002) bahwa orang tua sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak, sebab orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua melalui pendidikan dalam keluarga merupakan lingkungan pertama yang diterima anak. Richards dan Taylor (1998) peran orang tua dalam pendidikan anaknya sangat penting dalam kegiatan belajar si anak. Lewat peran serta aktif orang tua dalam proses belajar anak baik di rumah atau di rumah, anak semakin bersemangat mengikuti berbagai kegiatan belajar. Orang tua memegang peranan kunci dalam keberhasilan pendidikan anak, karena keluarga merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak.

Peran masyarakat yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, masyarakat didefinisikan sebagai suatu kelompok warga Negara Indonesia non pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. Masyarakat merupakan bagian terpenting dalam lingkungan sosial, karena masyarakat merupakan bagian dari individu yang hidup bersama-sama dalam suatu kumpulan orang yang memiliki ikatan atau aturan dalam menjalankan norma-norma hidup yang ada dalam kehidupan sosial.

Peranan masing-masing sangat penting, karena jalinan kerjasama yang baik antara guru, orang tua dan masyarakat menentukan keberhasilan lembaga pendidikan. Keterlibatan guru, orang tua, dan masyarakat dalam pendidikan anak

(5)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

berpengaruh kuat dalam pembelajaran sehingga akan menciptakan efektivitas dalam pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Snowball Throwing

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model snowball throwing, dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengaktifkan diri dalam proses pembelajaran dan siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran karena dalam pembelajaran siswa terlibat langsung. Penggunaan model Snowball throwing dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar karena pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbeda dengan pembelajaran yang cendrung guru lebih banyak menggunakan metode berceramah. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball throwing siswa lebih di ajak berkomunikasi secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran dengan membuat pertanyaan melalui kertas yang diremas kemudian di lemparkan ke temannya untuk mendapatkan pertanyaan. Sehingga siswa merasa senang dan tdak jenuh ketika melakukan proses pembelajaran dan sisa tidak hanya mendengarkan sebuah kata –kata tetapi siswa juga berani berpendapat dan mengeluarkan argumennya. Penerapan model pembelajaran Snowball throwing juga didukung dengan penggunaan media audiovisual. Media audiovisual yang digunakan dalam penelitian ini adalah video pembelajaran. Melalui penggunaan media audiovisual dapat mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar dan menumbuhkan keaktifan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran. Pembelaran yang didukung dengan menggunakan media akan menumbuhkan semangat belajar siswa dan dapat meningatkan konsentrasi siswa dalam belajar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandi (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Snowball throwing Terhadap Hasil belajar IPA Dengan Kovariabel Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Kelas IV SD”. Dalam hasil penelitiannya menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar Matematika siswa kelas IV Gugus X Kelurahan kaliuntu antara siswa yang mengikuti model pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball throwing dengan model pembelajaran konvensional. Pada penelitian ini kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Snowball throwing rata-rata nilai siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Susanti, dkk ( 2014) dengan judul” Pengaruh Model Snowball throwing berbantuan Media Konkrit terhadap hasil belajar IPA Kelas V SD Gugus 1 Gusti Ngurah Rai Denpasar”. hasil penelitiannya menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Snowball throwing berbantuan media konkrit dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat Perbedaan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Snowball throwing berbantuan media audiovisual dengan kelompok siswa yang tidak dibelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball throwing berbantuan media audio visual. Hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran Snowball throwing berbantuan media audiovisual lebih tinggi dari pada hasil belajar Matematika kelompok siswa yang tidak dmengikuti model pembelajaran Snowball throwing berbantuan media audiovisual. Dengan demikian, Snowball throwing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3. Minat Belajar

Nasution (2008:46) menyatakan bahwa ketekunan belajar bertalian dengan sikap dan minat terhadap pembelajaran. Bila suatu pelajaran tidak menarik minat

(6)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

seseorang karena sesuatu hal, maka ia segera menyampaikannya jika menemukan kesulitan. Sebaliknya, jika suatu tugas menarik karena memberikan hasil yang menggembirakan, ia cenderung untuk memberikan waktu yang lebih banyak untuk tugas itu.

Menurut Slameto (2003:57) minat itu besar pengaruhnya terhadap belajar. Oleh karena itu, minat dapat ditumbuh kembangkan melalui belajar, sebab melalui belajar seseorang dapat menganalisis informasi-informasi tentang berbagai karakteristik objek kehidupan termasuk informasi tentang pendidikan, jabatan, serta tentang berbagai jenis pekerjaan. Melalui pekerjaan, seseorang akan memperoleh kemampuan dalam berbagai hal, seperti kemampuan berbahasa, berhitung, menulis, menggambar, dan sebagainya itu berguna untuk mendukung kehidupannya. Kemampuan yang dimilikinya tersebutg akan mendorong seseorang untuk memiliki minat pada sesuatu.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik dengan model Snowball Throwing lebih efektif daripada model pembelajaran lainnya. Peserta didik lebih tertarik mengikuti proses belajar mengajar matematika yang kooperatif dan mampu meningkatkan minat belajar peserta didik. Peran peserta didik pun lebih aktif dan pendidik sebagai moderator dalam pembelajaran D. SIMPULAN

Guru atau pendidik merupakan penentu peningkatan kualitas pendidikan Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi tugas yang harus diemban pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang UUSPN pasal 3, yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk memberikan pemahaman materi yang sulit kepada peserta didik. Snowball Throwing melatih peserta didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman sekelompoknya. Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang digulung kemudian dilemparkan kepada peserta didik yang lain kemudian menjawab pertanyaan yang ada di dalamnya. Pada pembelajaran ini peserta didik melakukan kompetisi antar kelompok. Adanya kompetisi ini dapat membangkitkan semangat minat belajar peserta didik.

Jalinan kerjasama yang baik antara guru, orang tua dan masyarakat menentukan keberhasilan lembaga pendidikan. Keterlibatan guru, orang tua, dan masyarakat dalam pendidikan anak berpengaruh kuat dalam pembelajaran sehingga akan menciptakan efektivitas dalam pembelajaran

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat Perbedaan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Snowball throwing berbantuan media audiovisual dengan kelompok siswa yang tidak dibelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball throwing berbantuan media audio visual. Hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti model

(7)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

pembelajaran Snowball throwing berbantuan media audiovisual lebih tinggi dari pada hasil belajar Matematika kelompok siswa yang tidak dmengikuti model pembelajaran Snowball throwing berbantuan media audiovisual. Dengan demikian, Snowball throwing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gani. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran dan Persepsi tentang Matematika terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri di Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone. Jurnal Daya Matematis. Bone

Afifatu Rohmawati. 2015. Efektivitas Pembelajaran. PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta. Jakarta Timur.

Andi Mulawakkan F. 2016. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. Jurnal Tradis Matematika. Universitas Muhammadiyah Makasar.

Dani Firmansyah. 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan UNSIKA

Dede Delisda, dkk. 2014. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa antara yang Mendapatkam Model Pembelajaran Snowball Throwing dan Pembelajaran Konvensional. ST KIP Garut. Garut.

In Hi Abdullah. 2016. Penggunaan Model Pembelajaran Aktif dengan Strategi Snowball Throwing untuk Meningkatkan Kreativitas Matematis Siswa SMP. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unkhair Ternate. Ternate. Laila Maghfiroh. 2015. Efektivitas Pembelajaran Snowball Throwing Berbantuan

Modul Materi Segiempat Kelas VII. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIKAL. Pekalongan.

Nurul Fatimah, dkk. 2010. Penerapan Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Fisika Kelas VII SMPN 20 Pekanbaru. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau. Riau.

Rahmadini Husna. 2010. Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Gallan Alim P, dkk. 2012. Keefektifan Pembelajaran Snowball Throwing Berbantuan Lembar Kegiatan Siswa. Unnes Jurnal Of Mathematics Education. Semarang. Dias Ambarsari, dkk. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball

Throwing Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung. Mulyono M, dkk. 2018. Komperasi Keefektifan antara Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT dan Tipe Snowball Throwing dalam Pembelajaran Geometri Analitik. E-Journal Qalam:Jurnal Ilmu Pendidikan (Vol.7, No.2). Universitas Muhammadiyah Sorong.

Triastuti H, dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Carricula (Vol.2, No.1). Manokwari Papua Barat.

Irene Puji L. 2018. Efektivitas Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa. Jurnal Didactical Mathematics (Vol. 1, No.1). Garut.

(8)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

I Gd. Arta, dkk. 2014. Pengaruh Metode Snowball Throwing Berbantuan Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kuta Badung. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha (Vol. 2, No. 1). Singareja.

Referensi

Dokumen terkait

Output ADC yang berupa data digital dihubungkan dengan mikrokontroler pada. port

Hasil pengukuran sifat termal menunjukkan bahwa pada komposisi x=0,7 terjadi tiga proses transisi yaitu transisi gelas, transisi fasa dan kristalisasi; sedangkan pada harga x=0,9

Analisis Keragaman Pengaruh Jenis Klon dan Asal Tanah Gambut Terhadap Panjang Pelepah Hasil (cm), Tebal Pelepah Hasil (cm), Lebar Pelepah Hasil (cm), Berat per Pelepah

Ketentuan Pasal 6A Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah amandemen yang menegaskan bahwa “Presiden dan Wakil Presiden dipilih

[r]

17 Juni 2Alt, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana berikut:. Nomor

Khusus untuk pembebanan jenis resistif linearitas pengaturan tegangan keluaran regulator dapat diperoleh dengan baik, oleh karena prinsip pengaturan pada komponen

Line atau 490 Km) menggunakan media transfer data berupa kabel  fiber  fiber optic optic yang dipasang yang dipasang sepanjang jalur pipa, selain untuk keperluan