Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang
e-ISSN: 2715-5250 145
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN
PENGKODEAN DIAGNOSA PENYAKIT
Tara Elma Frista1, Maisharoh2
STIKES Dharma Landbouw Padang Email: [email protected]
STIKES Dharma Landbouw Padang Email: [email protected]
ABSTRAK
Koding berdasarkan ICD-10 yaitu proses pemberian kode dengan menggunakan huruf dan angka yang mewakili komponen data yang bertujuan untuk memastikan ketepatan kode terpilih mewakili sebutan diagnosis yang ditegakkan dokter, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kesalahan baik dari segi kejelasan penulisan diagnosa hingga ketepatan penggkodean diagnosa penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan literatur review terkait dengan Faktor-Faktor yang mempengaruhi ketepatan pengkodean diagnosa penyakit.Metode pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Literature Review. teknik pengumpulan data melihat dari beberapa jurnal terkait dalam lima tahun terakhir, yang di ambil dari google schoolar. Analisis data dilakukan dengan mencari kesamaan, ketidak samaan, memberikan pandangan, bandingkan dan ringkasan terhadap beberapa penelitian.Hasil dari 7 jurnal literatur riview ditemukan ketidaktepatan pengkodean diagnosa penyakit hasilnya >45%, penyebab ketidakepatan pengkodean yaitu kejelasan penulisan diagnosa penyakit, kelengkapan penulisan diagnosa penyakit, serta ketepatan dalam menetapkan diagnosis utama.
Kata Kunci : Pengkodean, Ketepatan, Kejelasan.
ABSTRACT
Coding is based on ICD-10, which is the process of coding using letters and numbers representing data components which aim to ensure the accuracy of the selected code representing the diagnosis designation enforced by doctors, but in practice there are still errors both in terms of clarity of diagnosis writing to accuracy of coding of disease diagnoses. The purpose of this study was to conduct a literature review related to the factors that affect the accuracy of disease diagnosis coding. The method in this study is a quantitative study with a Literature Review approach. Data collection techniques look at several related journals in the last five years, which are taken from Google Schoolar. Data analysis was carried out by looking for similarities, inequalities, providing views, comparing and summaries of several studies. The results of 7 journal literature review found that the coding of disease diagnoses was> 45%, the cause of the coding inaccuracy, namely clarity of writing disease diagnoses, completeness of writing disease diagnoses, and accuracy in determining the main diagnosis.
Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang
e-ISSN: 2715-5250 146
PENDAHULUAN
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes, 2008)
Rekam medis harus diselenggrakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan pemerintah, jika tidak terlaksana akan mengurangi mutu pelayanan dari unit rekam medis itu sendiri. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pengolahan rekam medis diantaranya adalah koding (Depkes RI, 2006).
Pelaksanaan pengkodean yang dilakukan pada berkas rekam medis harus di lakukan dengan sangat teliti lengkap dan akurat sesuai dengan kode diagnosa yang ada dalam ICD-10. Diagnosis sering digunakan dokter dalam menyebutkan suatu penyakit yang diderita oleh seorang pasien atau suatu keadaan yang menyebabkan seorang pasien memerlukan atau menerima asuhan medis dengan tujuan untuk memperoleh pelayanan pengobatan, mencegah memburuknya suatu masalah kesehatan dan juga untuk peningkatan kesehatan.
Kualitas data yang terkode merupakan hal penting bagi kalangan tenaga personal manajemen informasi kesehatan,fasilitasasuhan kesehatan, dan para profesional Manajemen Informasi kesehatan. Ketepatan data diagnosis sangat krusial dibidang manajemen data klinis, penagihan kembali biaya, beserta hal-hal lain yang berkaitan dengan asuhan dan pelayanan kesehatan (Hatta, 2010).
Koding berdasarkan ICD-10 yaitu proses pemberian kode dengan menggunakan huruf dan angka yang mewakili komponen data yang bertujuan untuk memastikan ketepatan kode terpilih mewakili sebutan diagnosis yang ditegakkan dokter (Depkes,2006).
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan desain
literature review, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan data sekunder. Analisa data yang dilakukan dalam peneltian ini adalah dengan teknik literature review diantaranya mencari kesamaan (compare), cari ketidaksamaan (contrast), beri pandangan (critize), bandingkan (synthesize),dang ringkasan (summarize).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ketepatan penulisan diagnosa penyakit
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Heri Hernawan (2017) tentang Ketepatan Kode Diagnosis Sistem Sirkulasi di Klinik Jantung RSUD Wates didapatkan ketepatan pengkodean sebanyak 18% dan ketidaktepatan pengkodean sebanyak 76%.
Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang
e-ISSN: 2715-5250 147
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dea Mifta Agustine (2017) tentang Hubungan Ketepatan Terminologi Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis Rawat Jalan oleh Petugas Kesehatan di Puskesmas Bambanglipuro Bantul terdapat 64% pengkodean tidak tepat dan 35,3% diagnosa dikode dengan tepat.
2. Kejelasan penulisan diagnosa penyakit
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurmalinda Puspitasari (2017) tentang Evaluasi Tingkat Ketidaktepatan Pemberian Kode Diagnosis Dan Faktor Penyebab di Rumah Sakit X Jawa Timur Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbacaan diagnosa pada Rumah Sakit X sudah baik dengan keterbcaan diagnosa mencapai 420 berkas (66%), dan 214 berkas (34%) diagnosa yang tidak terbaca.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maisharoh (2020) hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan penulisan diagnosa penyakit sebanyak 37 berkas (42,4%) dan penulisan diagnosa yang tidak jelas sebanyak 50 berkas (57,5%)
3. Kelengkapan penulisan diagnosa penyakit
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aurelius Anugerah Harvey Pepo (2015) tentang Kelengkapan Penulisan Diagnosa Pada Resume Medis Terhadap Ketepatan Pengkodean Klinis Kasus Kebidanan hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan penulisan diagnosa dari 44 sampel yang diambil ditemukan kelengkapan penulisan diagnosa sebanyak 26 berkas (59,1%) dan ketidaklengkapan penulisan diagnosasebanyak 18 berkas (40,9%)
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktamianiza (2016) tentang Ketepatan Pengodean Diagnosa Utama Penyakit Pada Rekam Medis Pasien Rawat Inap JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) di RSI Siti Rahmah Padang Tahun 2016 Hasil dari penelitan yang dilakukan ditemukan bahwa kelengkapan penulisan diagnosa sebanyak 82 (82%) diagnosa ditulis dengan lengkap dan 18 (18%) diagnosa ditulis tidak lengkap.
4. Ketepatan dalam menetapkan diagnosa utama
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktamianiza (2016) tentang Ketepatan Pengodean Diagnosa Utama Penyakit Pada Rekam Medis Pasien Rawat Inap JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) di RSI Siti Rahmah Padang Tahun 2016 Hasil dari penelitan yang dilakukan ditemukan bahwa ketepatan diagnosa utama sebanyak76 (76%) diagnosa utama yang tepat dan 24 (24%) diagnosa utama yang tidak tepat.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Linda Widyaningrum (2015) tentang Ketepatan Reseleksi Diagnosa Dan Kode Utama Berdasarkan Aturan Morbiditas Pembiayaan Jaminan Kesehatan INA-CBGS Hasil dari
Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang
e-ISSN: 2715-5250 148
penelitan yang dilakukan ditemukan bahwa ketepatan diagnosa utama sebanyak30 (100%) diagnosa utama yang tepat dan 0 (0%) diagnosa utama yang tidak tepat.
SIMPULAN DAN SARAN
Faktor-faktor ketepatan pengkodean diagnosa penyakit adalah tulisan dokter yang tidak jelas, penulisan diagnosa yang tidak lengkap, dan ketepatan dalam menetapkan diagnosa utama. Serta Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan penulisan diagnosa penyakit adalah dokter yang menggunakan istilah bahasa indonesia, singkatan yang tidak sesuai dengan singkatan baku dirumah sakit, ejaan terminologi yang tidak sesuai dengan ejaan yang ada di ICD, Faktor yang mempengaruhi kelengkapan penulisan diagnosa seperti tidak dituliskan diahnosa untuk karakter ke empat pada penyakit tertentu, ketepatan dalam menetapkan diagnosis utama, keadaan utama yang terpilih merupakan kondisi yang memanfaatakan sumber daya terbesar selama pengobatan pasien. Apabila konsisi utama yang terpilih merupakan pilihan yang salah dari serangkaian diagnosis yang dilaporkan, maka pengode akan menetapkan kode yang dipilih berdasarkan aturan reseleksi pengkodean morbiditas.
Diharapkan dalam proses pengkodean diagnosa petugas koding melakukan evaluasi terhadap kelengkapan dan ketepatan menetapkan diagnosa utama pada berkas rekam medis.
UCAPAN TERIMAKASIH
Proses penelitian ini tentunya tidak terlepas dari kendala dan hambatan yang ada, oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu sehingga pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan lancar, diantaranya kepada pembimbing, teman sejawat, penguji 1 dan penguji 2 terkait, dengan segala kerendahan hati semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, D. M., & Pratiwi, R. D. (2017). Hubungan Ketepatan Terminologi Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis Rawat Jalan oleh Petugas Kesehatan di Puskesmas Bambanglipuro Bantul.Jurnal Kesehatan
Vokasional, 2(1), 113-121. https://doi.org/10.22146/jkesvo.30315
Amir, A. (2011). Selancar, RM. Kanwil Pormiki Sumut.
Darmadi, H. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan sosial. Alfabeta.
Depkes RI. (2006).Pedoman Penyelenggaraandan ProsedurRekam Medis Rumah
Sakit di Indonesia.
Dirjen Yanmed. (2006). Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di
Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang
e-ISSN: 2715-5250 149
Hasibuan, Z. A. (2007). Metode Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi: Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia.
Hatta, G. (2010). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana
Pelayanan Kesehatan (2014th ed.). Universitas Indonesia (UI- Press).
Hernawan, Heri; Ningsih, K. P. (2017). Ketepatan Kode Diagnosis Sistem Sirkulasi di Klinik Jantung RSUD Wates Pendidikan. RSUD Wates merupakan dengan tahap : editing, coding, data. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 2(1), 148–153.
Iskandar. (2008). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (kualitatif dan
Kuantitatif). GP Press.
Kemenkes RI. (2010). Klasifikasi Rumah Sakit. Jakarta 116.
Maisharoh, E. J. (2020). Hubungan Kejelasan dan Kelengkapan Penulisan Diagnosa dengan Ketepatan Pengkodean Berdasarkan ICD-10 Pada Berkas Rekam Medis di Puskesmas Pelompek Kerinci. STIKES Dharma Landbouw
Padang, 1(1), 43–54.
Mangentang, F. R. (2015). Kelengkapan Resume Medis dan Kesesuaian Penulisan Diagnosis Berdasarkan ICD-10 Sebelum dan Sesudah JKN di RSU Bahteramas. Jurnal ARSI, 1(44), 159–168.
Maryati, W., Wannay, A. O., & Suci, D. P. (2018). Hubungan Kelengkapan Informasi Medis Dan Keakuratan Kode Diagnosis Diabetes Mellitus. Jurnal
Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 1(2),96-108.
https://doi.org/10.31983/jrmik.v1i2.3852
Menkes, R. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit.
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Oktamianiza, SKM, M. K. (2016). Ketepatan Pengodean Diagnosa Utama Penyakit Pada Rekam Medis Pasien Rawat Inap Jkn (Jaminan Kesehatan Nasioanal) Di Rsi Siti Rahmah Padang Tahun 2016. MENARA Ilmu Vol. X
Jilid 1 No.72 November 2016, X(72), 159–167.
Pepo, A. A. H., & Yulia, N. (2015). Kelengkapan Penulisan Diagnosa Pada Resume Medis Terhadap Ketepatan Pengkodean Klinis Kasus Kebidanan.
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 3(2).
https://doi.org/10.33560/.v3i2.88, 74-80
Permenkes. (2008). PERATURAN MENTERI KESEHATAN 269 TAHUN 2008. In Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269.
Lembaga Penelitian dan Pegabdian STIKES Dharma Landbouw Padang
e-ISSN: 2715-5250 150
Permenkes NO 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien. (2018). 1, 43. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Puspitasari, N. (2017). Evaluasi Tingkat Ketidaktepatan Pemberian Kode Diagnosis Dan Faktor Penyebab Di Rumah Sakit X Jawa Timur. Jurnal
Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 3(2),27-38.
https://doi.org/10.29241/jmk.v3i1.77
Rusliyanti, N. K. L., Hidayat, A. R., & Seha, H. N. (2015). JURNAL PERMATA INDONESIA Volume 6 , Nomor 1 , Mei 2015 ISSN 2086 – 9185. JURNAL
PERMATA INDONESIA Volume 6 , Nomor 1 , Mei 2015 ISSN 2086 – 9185, 6(November), 29-36.
Siswati, S., & Dindasari, D. A. (2019). Tinjauan Aspek Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis di Rumah Sakit Setia Mitra Jakarta Selatan.
Jurnal Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 2(2), 91-99. https://doi.org/10.31983/jrmik.v2i2.5349
SM.Ressa. (2019).Analisis Ketepatan Pengodean Diagnosis Obstetri D i Rumah
Sakit Naili DBS Padang.Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia
7(2)23, 83–86.
UU No 29. (2004). Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 Tahun 2004
tentang praktik kedokteran.
UU no 44. (2009). Undang-Undang-tahun-2009-44-09. Rumah Sakit, 1–28.
Widyaningrum, L. (2015). Ketepatan Reseleksi Diagnosa Dan Kode Utama Berdasarkan Aturan Morbiditas Pembiayaanjaminan Kesehatan Ina-Cbgs.
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 3(2), 27–31.