• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Sejak didirikannya, bursa efek mengalami beberapa kali penutupan dan pembukaan kembali karena beberapa faktor. Hingga pada 10 Agustus 1977 Bursa Efek Jakkarta yang sempat vakum diresmikan kembali oleh Presiden dan pada 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya mulai beroperasi. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2007, para pemegang saham kedua Bursa Efek telah menyetujui rancangan penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam Bursa Efek Jakarta yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007 secara resmi Bursa Efek Indonesia telah efektif. Bursa Efek Indonesia memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income), maupun perdagangan derivatif (derivative instruments). Dalam struktur pasar modal Indonesia per 22 November 2011, pengaturan dan pengawasan Bursa Efek Indonesia dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (www.idx.co.id).

Dalam Bursa Efek Indonesia, terdapat sembilan sektor berdasarkan klasifikasi industri. Salah satu sektornya adalah sektor pertambangan. Dalam sektor pertambangan ini ada lima subsektor, yaitu subsektor pertambangan batubara, subsektor pertambangan minyak dan gas bumi, subsektor pertambangan logam dan mineral lainnya, subsektor pertambangan batu-batuan, dan subsektor pertambangan lainnya. Pada subsektor pertambangan batubara, hingga tahun 2014 terdapat 22 perusahaan yang terdaftar.

Batubara yang merupakan sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen juga disebut sebagai sumber energi yang paling banyak menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas alam, memiliki tingkat

(2)

2 polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar dunia. Dengan demikian, semakin banyak industri di dunia mulai mengalihkan fokus energi ke batubara. Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, Indonesia adalah eksportir terdepan batubara termal. Batubara memiliki peran yang sangat jelas untuk pendapatan dalam negeri Indonesia karena komoditas ini menghasilkan sekitar 85 persen dari pendapatan sektor pertambangan (www.indonesia-investments.com).

Batubara yang dianggap penting dalam perekonomian Indonesia memiliki dampak negatif untuk lingkungan, seperti penggundulan hutan, erosi tanah, kehilangan sumber air, polusi udara, dan rusaknya keutuhan sosial masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pertambangan. Penambangan batubara besar-besaran mengikis habis tanah, menurunkan tingkat permukaan air, dan menghasilkan jutaan ton limbah beracun,serta menggusur masyarakat adat dari tempat hidupnya. Kerusakan lingkungan yang terjadi di Pulau Kalimantan adalah fakta dan bukti dari kerusakan yang diakibatkan oleh pertambangan batubara (www.greenpeace.org). Untuk meminimalisir dampak buruk dari batubara, Indonesia mempunyai Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mewajibkan perusahaan tambang batubara melakukan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).

1.2 Latar Belakang Penelitian

Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada pendapat yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Pendapat lain mengemukakan bahwa tujuan perusahaan adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan pendapat yang lain lagi menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar dividen yang erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba (Martono dan Harjito, 2010:2).

(3)

3 Untuk mencapai tujuan memaksimalkan nilai perusahaan maka perusahaan berupaya untuk meningkatkan laba yang akan diperoleh di masa depan (Kamaludin, 2011:33). Laba perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang juga menyajikan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan (Warsidi dan Bambang dalam Fahmi, 2012:50). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio return on asset (ROA).

Return on Asset (ROA) termasuk dalam rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menunjukkan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini sebagai ukuran apakah pemilik atau pemegang saham dapat memperoleh tingkat pengembalian yang pantas atas investasinya (Kamaludin, 2011:45).

Modigliani dan Miller dalam Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Oleh karena itu, ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. semakin tinggi ROA maka semakin tinggi juga nilai perusahaan yang tercermin pada nilai sahamnya.

Tetapi teori tersebut tidak terbukti pada beberapa perusahaan yang nilai sahamnya tidak bergerak sesuai dengan pergerakan ROA perusahaan. Seperti yang terjadi pada PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) tahun 2011. Saham ADRO mengalami penurunan dari Rp 2.550,- pada periode sebelumnya, menjadi Rp 1.770,-. Pada tahun tersebut, ADRO sebenarnya mencatat kenaikan laba sebesar 125,90 persen dari Rp 2,2 triliun tahun 2010 menjadi Rp 5 triliun. ROA perusahaan pada periode tersebut juga meningkat dari 5,46 persen menjadi 9,76 persen. Selain ADRO, PT. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga mengalamai pergerakan nilai saham yang tidak sesuai dengan pergerakan

(4)

4 ROA. ITMG justru mencatat kenaikan nilai saham dari Rp 38.650,- di tahun 2011 menjadi Rp 41.550,- di tahun 2012 walaupun sebenarnya ITMG mengalami penurunan laba dan ROA. Hal ini dapat mengindikasikan adanya faktor lain yang ikut mempengaruhi harga saham yang merupakan indikator nilai perusahaan.

PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) di tahun 2011 juga mengalami hal yang sama dengan ADRO. Kedua perusahaan mencatat kenaikan laba tetapi nilai saham perusahaan mengalami penurunan. PTBA dan ADRO bermasalah dengan lahan yang memiliki izin yang tumpang tindih di tahun 2011. Sengketa lahan tersebut membuat keduanya tidak dapat mengeksplorasi lahan sengketa sampai adanya keputusan akhir dari pengadilan (Riyandi, http://economy.okezone.com, 10 November 2011). Dari kasus ini, dapat dilihat bahwa nilai saham perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor lain diluar aspek ekonomi seperti laba perusahaan.

Nilai perusahaan adalah nilai pasar dari hutang dan ekuitas perusahaan (Keown et al., 2010:35). Menurut Kamaludin (2011:4), peningkatan nilai perusahaan berarti juga peningkatan harga saham. Untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini digunakan Price to Book Value (PBV) yang diukur dengan membandingkan harga saham yang dilihat dari closing price dengan nilai buku saham. Dengan PBV, peneliti dapat melihat bagaimana harga pasar saham suatu perusahaan jika dibandingkan dengan nilai buku saham tersebut. Semakin tinggi nilai PBV, semakin mahal pula saham suatu perusahaan dihargai pasar.

Selain ROA, ada faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan merupakan unit bisnis yang keberadaannya tidak dapat dilepas dari lingkungan masyarakat sekitar. Untuk itu eksistensi perusahaan harus sesuai (congruence) dengan harapan masyarakat sekitar (Hadi, 2011 dalam Setyowati dan Nursiam, 2014). Sebuah perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan (Setyowati dan Nursiam, 2014). Perusahaan dapat menggunakan informasi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham (Imron et al., 2013).

(5)

5 Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu komitmen dalam dunia bisnis yang memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan karyawan dan komunitas setempat dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri maupun untuk pembangunan (The World Bussiness Council for Sustainable Development dalam Bulan dan Astika (2014)). Martono dan Harjito (2010:3) menyatakan bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Menurut Putri (2011) dalam Imron et al. (2013), pengungkapan CSR sangatlah penting bagi keberadaan perusahaan, seperti dukungan dari masyarakat, dan loyalitas pelanggan terhadap produk perusahaan.

Di Indonesia terdapat peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan CSR, yaitu UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan dipertegas dalam Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2012. UU dan PP ini menyebutkan adanya sanksi untuk perusahaan yang tidak melaksanakan kegiatan CSR. Adanya UU dan PP ini membuat pelaksanaan CSR menjadi wajib, bukan hanya kesukarelaan perusahaan. Dalam UU No.40 Tahun 2007 Pasal 66, disebutkan bahwa dalam laporan tahunan perusahaan sekurang-kurangnya harus memuat laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan (corporate social responsibility). Ini berarti perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan kegiatan CSR dalam laporan tahunannya, tetapi tidak dijelaskan tentang sanksi bagi perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR.

Chung et al. dalam Bulan dan Astika (2014), menyatakan suatu perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak CSR maka kinerja keuangan perusahaan tersebut cenderung lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR. Pengungkapan CSR menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya peduli terhadap profit tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat (people) dan kelestarian lingkungan (planet), seperti konsep dari triple buttom line. Kepedulian perusahaan tersebut dapat menciptakan kesan perusahaan yang baik di mata masyarakat dan meningkatkan loyalitas konsumen yang akan berpengaruh terhadap

(6)

6 profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan yang meningkat akan meningktakan ketertarikan investor terhadap perusahaan. Respon positif dari investor melalui peningkatan harga saham akan diperoleh perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik begitu pula sebaliknya, respon yang buruk dari investor melalui penurunan harga saham akan diterima perusahaan jika memiliki kinerja lingkungan yang buruk (Almilia dan Wijayanto, 2007 dalam Bulan dan Astika 2014).

Kasus sengketa yang dialami PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) tahun 2012 dapat mengindikasikan adanya pegaruh CSR pada profitabilitas dan nilai saham perusahaan. Warga Gunung Riut Kecamatan Halong Kapupaten Balangan menutup lahan tambang ADRO pada bulan Februari, 2012. Aksi yang dilakukan warga merupakan buntut kekecewaan mereka setelah 6 tahun memperjuangkan hak adat, tidak juga mendapat tanggapan positif dari perusahaan. Seorang perwakilan suku Dayak menunjukan keadaan alam mereka yang telah rusak akibat aktifitas penambangan, mulai dari dari hancurnya alam Gunung Riut, sampai hilangnya hutan tempat berburu. Tetapi ADRO sampai saat itu belum memberikan perhatian serius terhadap masalah tersebut. Dari seorang narasumber, dikatakan bahwa akibat aksi warga dari Kabupaten Tabalong dan Balangan, PT Adaro Indonesia telah mengalami kerugian lebih dari Rp 1 miliar per hari. Jika dilihat dari laporan keuangan ADRO tahun 2012, perusahaan memang mengalami penurunan laba yang diikuti dengan penurunan harga saham ADRO (Ami, http://www.metro7.co.id, Februari 2012).

Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan sudah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan Imron et al. (2013) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan ukuran perusahaan yang juga diteliti dalam penelitian ini berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh positif ROA terhadap nilai perusahaan juga didukung oleh penelitian Dewi dan Tarnia (2011) serta Purnawingsih dan Wirajaya (2014). Namun hasil yang berbeda ditunjukkan dalam penelitian Suranta dan Pratana (2004) serta Kaaro (2002) dalam Yuniasih dan Wirakusuma (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

(7)

7 Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Carningsih (2012) yang juga menunjukkan ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian yang tidak konsisten menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi hubungan kedua variabel tersebut. Saat ini stakeholder tidak hanya melihat laba perusahaan, tetapi melihat juga informasi lain seperti informasi yang berhubungan dengan kegiatan sosial perusahaan dan lingkungan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel moderasi yang diduga mempengaruhi hubungan ROA dengan nilai perusahaan.

Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti dan menemukan bukti empiris apakah Corporate Social Responsibility (CSR) dapat mempengaruhi hubungan ROA dengan nilai perusahaan sebagai variabel moderasi. Penelitian ini mengambil judul Pengaruh Profitabilitas (ROA) Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Perusahaan Subsektor Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2014).

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana return on asset (ROA), nilai perusahaan, dan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) pada perusahaan-perusahaan pertambangan batubara tahun 2011-2014?

2. Bagaimana pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan dengan CSR sebagai variabel moderasi?

1.4 Tujuan Penelitian

Berhubungan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ROA, nilai perusahaan, dan pengungkapan CSR pada

perusahaan-perusahaan pertambangan batubara tahun 2011-2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan.

(8)

8 3. Untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan dengan CSR

sebagai variabel moderasi.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pengaruh rasio profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV) dan bagaimana pengaruh ROA terhadap PBV dengan corporate social responsibility (CSR) sebagai variabel moderasi.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk peneliti-peneliti selanjutnya yang akan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, khusunya ROA dan CSR.

1.5.2 Aspek Praktis 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengungkapkan infromasi-informasi tambahan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, seperti CSR.

2. Bagi Investor

Menjadi bahan pertimbangan investor untuk melakukan investasi dalam sebuah perusahaan dengan memperhatikan profitabilitas perusahaan dan pengungkapan CSR perusahaan tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan beberapa sub-bab. Sistematika dalam penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan dapat menggambarkan dengan tepat isi penelitian. Bab ini memberikan gambaran tentang kenapa objek dipilih dan alasan pemilihan penelitian, latar belakang penelitian dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian peneliti, rumusan masalah penelitian yang dinyatakan dalam kalimat

(9)

9 tanya (research questions) yang didasarkan atas latar belakang penelitian, tujuan dengan menekankan pada hasil yang akan dicapai dari penelitian terkait dengan rumusan masalah, kegunaan yang ingin dicapai dari aspek teoritis dan aspek praktis , dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini membahas rangkuman teori-teori yang berkaitan dengan topik, masalah, atau variabel penelitian, yang difokuskan pada teori-teori yang sudah baku dan teruji secara ilmiah, penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik dan masalah penelitian, rangkaian penalaran (pola pikir) yang akan digunakan untuk menggambarkan masalah penelitian sehingga terbentuk kerangka pemikiran yang akan mengantarkan pada kesimpulan penelitian, hipotesis penelitian, dan ruang lignkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, jenis data, teknik analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan karakteristik responden yang digunakan dalam pengumpulan data berkaitan dengan judul penelitian, uraian hasil analisis data dan unit analisis dibuat secara sistematik, pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan dengan CSR sebagai variabel pemoderasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini disajikan kesimpulan penelitian tentang pengaruH ROA terhadap nilai perusahaan dengan CSR sebagai variabel pemoderasi dan saran yang merupakan implikasi kesimpulan dan berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah.

(10)

10 Halaman ini sengaja dikosongkan

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, retribusi yang masih terutang berdasarkan Peraturan daerah tentang retribusi mengenai jenis Retribusi Jasa Umum

Anggota Tim Evaluasi Dosen Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat mesin freezer, mengetahui besaran energi persatuan massa refrijeran yang digunakan oleh evaporator, kompresor dan kondenser,

Hal ini berbeda dengan teori Price, Wilson, dan Ciesla bahwa LLK lebih banyak terjadi pada laki-laki (2:1) 6,7 , perbedaan ini dapat dikarenakan besar sampel penderita

Dari data yang diperoleh dari penerapan strategi the power of two (Variabel X), yaitu nilai kuantitatif angket peserta didik kelas V pada mata pelajaran Ilmu

With its rich combination of technologies, Ajax provides a strong foundation for creating interactive web applications with XML or JSON-based web services by using JavaScript in

Variabel dependen pada penelitian ini adalah market value added (MVA) yang merupakan selisih antara nilai pasar dari perusahaan dengan total modal yang diinvestasikan oleh