• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA

SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI

SKRIPSI

OLEH

THOMI PRADODO

A1D408107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013

(2)

SEPTEMBER 2013

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI

OLEH

THOMI PRADODO

(Program Studi PORKES, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi)

ABSTRAK

Thomi Pradodo, 2013. Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa Putra SMA Negeri 4 Kota Jambi. Skripsi Jurusan Olahraga dan Kesehatan, FKIP Universitas Jambi. Pembimbing : (1) Drs. Andi Suhandi, S.Pd., M.Pdi. (II) Palmizal, S.Pd., M.Pd.

Kata kunci : Survei Tingkat Kebugaran Jasmani

Kebugaran Jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dengan kerja fisik yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan deskriptif. Survei adalah salah satu jenis pendekatan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat kebugaran jasmani paling banyak pada interval 10 – 13 yaitu sebanyak 24 orang siswa putra (48%) dengan Klasifikasi kebugaran jasmani kurang. Jumlah siswa yang mempunyai interval jumlah nilai 14 – 17 yaitu sebanyak 18 orang siswa putra (36%) dengan Klasifikasi kebugaran jasmani sedang, jumlah siswa yang mempunyai interval jumlah nilai 18 – 21 yaitu sebanyak 4 orang siswa putra (8%)

(3)

dengan Klasifikasi kebugaran jasmani baik, jumlah siswa yang mempunyai interval jumlah nilai 5 – 9 yaitu sebanyak 4 orang siswa putra (8%) dengan Klasifikasi kebugaran jasmani kurang sekali, dan siswa yang mempunyai interval jumlah nilai 22 – 25 hanya 0 orang siswa putra (0%) dengan Klasifikasi baik sekali. Jadi Rata-rata kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi yaitu 13. Hal ini berarti bahwa nilai kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi tahun pelajaran 2012/ 2013 berada pada interval nilai 10 – 13 dengan Klasifikasi kurang.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan survei persentase yang meliputi lari 60 meter, sit-up, pull-up, loncat tegak dan lari 1200 meter maka dapat disimpulkan bahwa secara umum dari kelima item tes tersebut adalah nilai 13. Hal ini berarti bahwa skor kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi terdapat pada interval 10- 13 dengan kriteria kurang.

(4)

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu hal yang krusial dan penting ketika kita ingin memajukan suatu bangsa, sebagai salah satu Negara berkembang Indonesia membutuhkan kualitas pendidikan yang baik dan merata untuk dapat setara dan bersaing dengan Negara maju. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang 1945 alinea ke-4, salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.

Olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang teratur yang terdapat didalam permainan, perlombaan, dan kegiatan jasmani yang itensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan frestasi oktimal. Menurut kamus lengkap bahasa indonesia olahraga merupakan kata kerja gerak badan agar sehat atau sebuah aktifitas manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, (sejahterah jasmani dan rohani) manusia itu sendiri.

Hal ini sesuai dengan undang-undang sistem keolahragaan nasional no. 3 tahun 2005 tentang dasar, fungsi dan tujuan olahraga, yaitu "Keolahragaan bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa.

Salah satu cara untuk meningkatkan kebugaran tubuh adalah melalui olahraga yang dilakukan secara teratur, terukur, terprogram, sistematis dan selalu meningkat. Pembinaan kondisi fisik melalui olahraga merupakan pondasi untuk meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera pada saat melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang lebih berat. Kurangnya daya tahan tubuh, kelentukan persendian, kekuatan otot, kecepatan dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya cedera olahraga.

(5)

Keberhasilan mencapai tingkat kebugaran jasmani yang baik menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 16-21) sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang dijabarkan dalam konsep FIT (Frekuensi, Intensiti, Time). (1) Frekuensi latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani perlu dilakukan 3-5 kali per minggu. Waktu yang digunakan untuk berlatih dilakukan 20-60 menit. Baiaknya dilakukan berselang misal: senin, rabu, jumat, sedangkan hari yang lain digunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki kesempatan melakukan rekovery (pemulihan) tenaga, (2) Intensitas kualitas yang menunjuk berat ringannya latihan. Besarnya intensitas tergantung pada jenis dan tujuan latihan. Secara umum intensitas latihan kebugaran adalah 60% - 90% detak jantung maksimal dan secara khusus besarnya intensitas latihan bergantung pada pada tujuaan latihan, (1) Time adalah waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih. Untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung dan penurunan berat badan diperlukan waktu berlatih 20-60 menit.

Pengembangan kebugaran jasmani seseorang melalui suatu aktifitas olahraga, bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik dan daya tahan tubuh seseorang agar mampu mengikuti aktivitas pembelajaran dengan baik. Seseorang yang memiliki derajat kebugaran jasmani yang tinggi akan menopang terhadap aktivitas kegiatan belajarnya dan meningkatkan kinerja serta mampu untuk melakukan aktivitas fisik lainnya.

Sukintaka dalam harsuki, (2003:5) memberikan pengertian bahwa, “pendidikan jasmani adalah merupakan proses integrasi adalah peserta didik dengan lingkungan, melalui aktivitas jasmani yang dikelola secara sistimatik agar menuju kepada kebugaran jasmani yang baik untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya”. Sedangkan menurut Soemowardoyo (2000:21) menyatakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dengan kerja fisik yang cukup efisien tanpa

(6)

lelah secara berlebihan. Dengan jasmani yang bugar hidup menj adi lebih semangat dan menyenangkan

Berdasarkan pengamatan Siswa merupakan faktor utama sebagai objek yang harus diberi materi pelajaran dan harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik agar tidak mengalami kelelahan yang berarti dalam menjalankan aktifitas pendidikan di sekolah. Menyadari pentingnya kebugaran jasmani dalam upaya menciptakan manusia Indonesia yang seutuhnya, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Survei Tingkat Kebugaran

Jasmani Pada Siswa Putra SMA Negeri 4 Kota Jambi”

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ada istilah-istilah yang sering digunakan dari kebugaran jasmani yang dapat kita temukan di beberapa penelitian TKJI. Menurut Djoko Pekik (2004:2) beberapa istilah yang seringdigunakan, antara lain kebugaran, kesempatan, dan fitness. Istilah-istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang sama. Menurut Rusli lutan (2002:7) kebugaran jasmani adalah kemampuan seorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007:51) bahwa kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelahan yang berarti. Sedangkan menurut dekdikbud (1997:4) kebugaran jasmani pada hakikatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan tugasnya sehari-hari secara efisien danefektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untukmelakukan aktifitas lainnya.

Dari berbagai pendapat diatas dapat titarik kesimpulan bahwa kebugaran jasmani adalah merupakan salah satu unsur penting yang sangat dibutuhkan seseorang dalam melakukan segala aktivitasnya, kebugaran jasmani yang baik membuat seseorang mampu

(7)

menyelesaikan pekerjaan tanpa merasa kelelahan dan masih mampu untuk melakukan aktivitas lainnya.

Toho Cholik Mutahir dan Ali Maksum (2007:53) kebugaran jasmani terdiri dari beberapa komponen kemampuan fisik yaitu:

1. Cardio-respiratory endurance yaitu daya tahan kardiovaskuler 2. Muscular endurance yaitu daya tahan otot

3. Strength muscle yaitu kekuatan otot skeletal

4. Muscular speed yaitu kecepatan otot dalam berkontraksi 5. Flexibility yaitu kelentukan

Dari berbagai pendapat di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa komponen kebugaran jasmani yang akan diukur meliputi :

a. Daya Tahan (Daya tahan kardiovaskuler, Daya tahan otot) b. Kekuatan otot

c. Kecepatan

d. Daya ledak ( Power )

Menurut Ashadi, (2009: 1) pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI),.

Pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan tes kesegaran jasmani. Untuk melaksanakan tes diperlukan adanya alat/instrument. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia merupakan salah satu bentuk instrument untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani. Dalam lokakarya kesegaran jasmani tahun 1984, TKJI telah disepakati dan ditetapkan menjadi suatu instrument yang berlaku diseluruh wilayah Indonesia. Dasar pertimbangannya ialah bahwa instrument ini disusun dengan kondisi anak Indonesia. TKJI

(8)

ini dibagi dalam 4 kelompok umur, yaitu kelompok umur 16-19 tahun, (Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, 2010: 1-3)

a. TKJI untuk anak umur 16-19 tahun untuk putra, terdiri dari: 1) Lari 60 meter

2) Gantung angkat tubuh, 60 detik 3) Baring duduk, 60 detik

4) Loncat tegak dan 5) Lari 1200 meter

III. METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Iskandar, (2008:177) metode untuk menjalankan penelitian mencakup pendekatan penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian, dan jadwal penelitian, kemudian yang terakhir, yaitu daftar pustaka.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode survei dengan pendekatan deskriptif. Survei adalah salah satu jenis pendekatan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Dimana peneliti akan mencari tingkat kebugaran jasmani dari para siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi yang di ambil sebagian dari tes yang telah direncanakan.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.(Arikunto, 2006:130). Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Negeri 4 kota jambi sebanyak 250 orang. Untuk lebih jelas nya populasi dilihat pada table berikut ini :

(9)

NO Kelas Jumlah siswa Kelas Jumlah siswa

1 X R1 10 orang XI R1 10 orang 2 X R2 12 orang XI R2 8 orang 3 X R3 11 orang XI R3 10 orang 4 X R4 12 orang XI R4 9 orang 5 X R5 15 orang XI IPA 1 10 orang 6 X 1 15 orang XI IPA 2 12 orang 7 X 2 14 orang XI IPA 3 15 orang 8 X 3 14 orang XI IPS 1 3 10 orang 9 X 4 11 orang XI IPS 2 10 orang 10 X 5 14 orang XI IPS 3 12 orang 11 X 6 15 orang XI IPS 4 12 orang Jumlah 142 Orang 108 Orang

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2006: 131). Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik di ambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, dan jika jumlah subjek lebih dari 100, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25 % atau lebih. (Arikunto, 2006: 134). Berdasarkan pendapat diatas maka penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 50 orang siswa kelas X dan XI SMA Negeri 4 Kota Jambi.

Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat maka di perlukan alat pengukur data yang dapat di pertanggung jawabkan, yaitu alat ukur atau instrumen penelitian yang valid, karena instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 1996:135). Dalam penelitian ini pengukur kebugaran jasmani dilakukan tes kebugaran jasmani terhadap objek penelitian dengan menggunakan lembar observasi tes.

Tes dan pengukuran yang dilakukan dalam lokakarya kebugaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 “ Tes Kesegaran Jasmani Indonesia “ (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen / alat tes yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi dalam 4 kelompok usia, yaitu : 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun. Akan tetapi pada handout ini akan dibahas TKJI pada kelompok usia 16-19 tahun yaitu :

(10)

1. Untuk putra terdiri dari : a. lari 60 meter (16-19 tahun)

b. gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik c. baring duduk (sit up) selama 60 detik

d. loncat tegak (vertical jump) e. Lari 1200 Meter

2. Kegunaan Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-masing).

3. Petunjuk Pelaksanaan Tes

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai hasil kasar. Mengapa disebut hasil kasar ? Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan ukuran tinggi.

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani remaja.

NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (Untuk Putera dan puteri)

No Jumlah nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani 1. 22 – 25 Baik sekali ( BS ) 2. 18 – 21 Baik ( B ) 3. 14 – 17 Sedang ( S ) 4. 10 – 13 Kurang ( K ) 5. 5 – 9 Kurang sekali ( KS ) . (www.kunjungashadi.wordpress.com)

(11)

Setelah semua data diperoleh dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi). Dengan cara hanya mendeskripsikan hasil temuan yang diperoleh dari berbagai pengukuran (tes) terhadap tingkat daya tahan kardiovaskuler adapun rumus statistik deskriptif adalah sebagai berikut

Keterangan: P = Persentase Frekuensi ∑ F= Frekuensi

∑ N= Jumlah Sampel (Arikunto 2006)

Teknik analisis data perlu ditetapkan kriteria yang akan digunakan untuk menafsirkan hasil penelitian, kriteria yang digunakan adalah kriteria penafsiran persentase aspek kualitas sesuai dengan kategori riduwan (2010:13), sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengukuran tingkat kebugaran jasmani dilakukan dengan menggunakan lima item tes

yaitu tes lari 60 meter, tes gantung angkat tubuh/ vertical jump 60 detik, tes baring duduk/ sit

up 60 detik, tes loncat tegak/ vertical jump dan lari 1200 meter. Setiap hasil kelima item tes

diberikan nilai sesuai dengan Klasifikasi penilaian yang sudah ditentukan yaitu nilai 5 untuk Klasifikasi baik sekali, nilai 4 untuk Klasifikasi baik, nilai 3 untuk Klasifikasi sedang, nilai2 untuk Klasifikasi kurang dan nilai 1 untuk Klasifikasi kurang sekali. Pengukuran tingkat kebugaran jasmani dilakukan dengan menghitung jumlah nilai dari kelima item tes dan dikonsultasikan dengan norma penilaian yang sudah ditentukan.

Secara keseluruhan tes, hasil pengukuran tingkat kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi di uraikan berdasarkan dengan SMA Negeri 4 Kota Jambi sebagai berikut :

(12)

Tabel 4.1.6 : Hasil tes tingkat kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi No Interval Nilai Frekuensi Klasifikasi Persentase (%)

1 22 – 25 0 Baik sekali 0 % 2 18 – 21 4 Baik 8 % 3 14 – 17 18 Sedang 36 % 4 10 – 13 24 Kurang 48 % 5 5 – 9 4 Kurang sekali 8 % Jumlah 50 100 Rata-rata 13 Kurang

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa paling banyak pada interval jumlah nilai 10 – 13 yaitu sebanyak 24 orang siswa putra (48%) dengan Klasifikasi kebugaran jasmani kurang. Jumlah siswa yang mempunyai interval jumlah nilai 14 – 17 yaitu sebanyak 18 orang siswa putra (36%) dengan Klasifikasi kebugaran jasmani sedang, jumlah siswa yang mempunyai interval jumlah nilai 18 – 21 yaitu sebanyak 4 orang siswa putra (8%) dengan Klasifikasi kebugaran jasmani baik, jumlah siswa yang mempunyai interval jumlah nilai 5 – 9 yaitu sebanyak 4 orang siswa putra (8%) dengan Klasifikasi kebugaran jasmani kurang sekali, dan siswa yang mempunyai interval jumlah nilai 22 – 25 hanya 0 orang siswa putra (0%) dengan Klasifikasi baik sekali.

Rata-rata kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi yaitu 13 Hal ini berarti bahwa nilai kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi tahun pelajaran 2012/ 2013 berada pada interval nilai 10 – 13 dengan Klasifikasi kurang.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi tergolong kurang. Kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi tergolong kurang pada hasil tes lari 1200 meter, Pada gantung angkat tubuh/ pull

up 60 detik, tes baring duduk/ sit up 60 detik, tes lari 60 meter dan loncat tegak/ vertical jump

tergolong sedang

Berdasarkan uraian diatas, maka kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi perlu di tingkatkan. Dengan hasil tersebut tentu akan mempengaruhi hasil

(13)

pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang juga mempengaruhi kemampuan siswa putra dalam melakukan teknik- teknik olahraga.

Hasil tes lari 60 meter yang bernilai kurang, memperlihatkan kurangnya kecepatan siswa putra terutama kecepatan lari cepat (sprinting speed). Kecepatan merupakan kondisi daar yang harus dimiliki siswa apabila ingin melakukan berbagai teknik olahraga. Berbagai cabang olahraga sangat tergantung kepada kecepatan antara lain : lari ccepat, sepak bola, bola basket, dan lain sebagainya. Dengan meningkatkan kecepatan, sekaligus juga akan mempengaruhi kecepatan siswa dalam melakukan gerakan dalam berbagai cabang olahraga tersebut.

Hasil tes gantung angkat tubuh/ pull up 60 detik yang bernilai sedang, memperlihatkan sedangnya kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu siswa putra. Kekuatan otot lengan akan mempengaruhi gerakan siswa melakukan teknik olahraga yang bertumpu pada gerakan lengan antara lain : tolak peluru, lempar lembing, bola voli, bola basket, berbagai cabang olahraga bela diri dan lain sebagainya. Peningkatan kekuatan otot lengan sekaligus juga akan meningkatkan kemampuan dalam melakukan berbagai teknik dalam cabang-cabang olahraga tersebut.

Tes baring duduk selama 60 detik memperlihatkan kekuatan dan ketahanan otot perut yang dimiliki siswa putra. Hasil tes baring duduk selama 60 detik yang sedang, memperlihatkan sedangnya kekuatan dan ketahanan otot perut siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi. Hal ini juga akan mempengaruhi siswa dalam melakukan berbagai teknik dalam cabang olahraga yang memerlukan kekuatan dan ketahanan otot perut. Kekuatan otot perut ini dapat lebih di tingkatkan lagi dengan melakukan gerakan baring duduk/ sit up yang dilakukan secara continue dan teratur. Dengan terbiasanya siswa melakukan gerakan baring duduk tersebut, akan membuat otot perut menjadi lebih kuat.

(14)

Tes loncat tegak/ vertical jump dilakukan untuk mengukur kekuatan dan daya ledak otot tungkai/ tenaga eksplosif. Kekuatan otot tungkai merupakan komponen dasar yang harus dimiliki oleh seorang yang akan melakukan teknik-teknik olahraga. Hampir semua cabang olahraga menggunakan gerakan tungkai sebagai gerakan utamanya. Dengan peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai/ tenaga eksplosif, berbagai cabang olahraga yang mengutamakan gerakan tungkai seperti : lonpat jauh, loncat tinggi, bola basket, bola voli dan lain sebagainya menjadi lebih efektif.

Tes lari 1200 meter merupakan tes lari jarak menengah yang sangat bergantung pada ketahanan siswa, baik ketahanan dalam kecepatan maupun ketahanan kekuatan. Dengan ketahanan yang baik, siswa akan lebih tahan dalam melakukan berbagai cabang olahraga pada waktu yang lebih lama. Hal ini tentunya akan meningkatkan prestasi siswa dalam melakukan berbagai cabang olahraga.

Tingkat kebugaran jasmani juga menjadi faktor yang mempengaruhi siswa dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik berupa kegiatan belajar, kegiatan berolahraga dan juga kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan oleh siswa. Dengan tubuh yang bugar, siswa menjadi lebih termotivasi dalam melakukan setiap kegiatan yang dilakukan baik di sekolah maupun dirumah. Menurut Anonim dalam Fitrus (2012: 60) kebugaran jasmani yaitu kondisi tubuh yang berhubungan dengan kemampuan dan kesanggupan seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan dengan menggunakan kekuatan, daya kreasi dan daya tahan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Menurut Suhendro dalam Fitrus (2012: 60) dalam melakukan aktivitas olahraga, apabila sedang bertanding/ berlomba pada umumnya memerlukan identitas yang tinggi. Dengan demikian maka seorang atlet harus mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang tinggi. Oleh karena itu intensitas kerja untuk bermacam-macam olahraga tidak sama, dengan demikian norma untuk kualifikasinyapun berbeda.

(15)

Berdasarkan uraian diatas, maka tingkat kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi harus dilakukan lagi untuk menunjang kelancaran pembelajaran Pendidikan Kasmani dan Kesehatan di SMA tersebut. Selain itu juga tentunya peningkatan kebugaran jasmani ini juga akan meningkatkan kualitas belajar siswa baik dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan maupun dalam kegiatan pembelajaran lainnya.

V. PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa : “Survei Tingkat kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi tahun pelajaran 2012/ 2013 termasuk kedalam klasifikasi Kurang”.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti yaitu:

1. Saran kepada siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa putra SMA Negeri 4 Kota Jambi tergolong kurang di lari 1200 meter yang bertujuan mengukur daya tahan, diharapkan siswa lebih dapat melatih diri agar daya tahannya meningkat dengan cara latihan yang maksimal dan didukung oleh gizi yang seimbang.

2. Kepada pembina olahraga di sekolah.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pembina olahraga lebih memperhatikan siswa yang kurang bugar dan jangan berhenti untuk mensuport siswa agar lebih berminat dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

(16)

Diharapkan lebih memperhatikan sarana dan prasarana olahraga yang ada di sekolah, karena dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai dapat menciptakan minat siswa untuk lebih bersemangat dalam pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Selain itu olahraga juga dapat membuat nama sekolah lebih dikenal di sekolah-sekolah menengah atas lainnya dan masyarakat luas.

4. Kepada Orang Tua

Hendaknya orang tua mengetahui dan membantu dalam mengembangkan bakat yang dimiliki oleh putrinya serta mendorong dan memberikan kesempatan kepada putra-putrinya untuk berlatih sesuai jadwal serta bantuan peralatan yang diperlukan.

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan kelas yang diberikan pada penelitian ini adalah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam rangka meningka tka n hasil belajar matematika

 Membuat tanggapan tertulis tentang keunikan gagasan, corak ragam hias, bahan dasar dan teknik karya seni Tekstil nusantara.. Tes

ada 3% peserta askes yang memiliki anggapan bahwa citra dari perusahaan ini. masih dikatakan sangat

Pengumpulan data dilakukan melalui skala model likert, yang meliputi skala sikap terhadap Samsung smart TV, norma subjektif terhadap Samsung smart TV, persepsi

MENGGODA SIAPA SAJA YANG LEWAT // TAK HERAN JIKA DARI MEREKA BANYAK YANG MENYEMPATKAN DIRI UNTUK MAMPIR DAN MENCICIPI KIPO // MAKANAN KHAS KOTA GEDE INI / SANGAT DI GEMARI

Dewan Undang Dinas Pengelolaan Pasar Terkait Pasar Talok

Ciri akreditasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pakar sejawat dari luar institusi terkait / dan dilakukan secara voluntir bagi perguruan tinggi yang

Iskandar Indah Printing Textille masih perlu ditingkatkan efisiensinya, sehingga kualitas efluennya dapat memenuhi standar baku mutu yang berlaku. Instalasi pengolah