• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) APBD PERUBAHAN KOTA PALOPO TAHUN ANGGARAN 2018 BAB. I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) APBD PERUBAHAN KOTA PALOPO TAHUN ANGGARAN 2018 BAB. I PENDAHULUAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

LAMPIRAN NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA PALOPO DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALOPO

NOMOR : 180/145/HUK/VIII/2018

910/303/DPRD-K/VIII/2018

TANGGAL : 31 AGUSTUS 2018

TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2018

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA)

APBD PERUBAHAN KOTA PALOPO

TAHUN ANGGARAN 2018

BAB. I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2018, adalah langkah kebijakan anggaran daerah yang perlu diambil untuk menghadapi perubahan atau dinamika atas asumsi-asumsi pokok yang telah disepakati bersama dalam pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2018 dan perkembangan isu strategik pembangunan nasional dan regional pada umumnya dan daerah khususnya yang berkembang di pertengahan tahun 2018, sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah maka Perubahan dilaksanakan apabila:

1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD; 2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit

organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja;

3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;

(5)

Untuk mewujudkan hal tersebut maka kesinambungan pembangunan dalam kerangka mewujudkan pembangunan perlu dipertahankan demi kesinambungan pembangunan Kota Palopo dengan mengoptimalkan pelaksanaan seluruh kebijakan, program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Prioritas pembangunan daerah antara lain meliputi upaya peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat, kualitas lingkungan hidup, kuantitas dan kualitas infrastruktur daerah, pertumbuhan ekonomi daerah, investasi daerah, ketersediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang lebih transparan, partisipatif, akuntable, efektif dan efisien.

Dalam perjalananan pelaksanaan APBD 2018 hingga memasuki awal triwulan III (tiga) tantangan utama adalah optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian program dan kegiatan yang sampai dengan serapan anggaran secara efektif dan proporseonal, sebagaimana yang dirasakan dalam perkembangan akhir-akhir ini, Oleh karena itu dengan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran diharapkan dapat disepakati bersama berbagai kebijakan dalam bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang lebih rasional dan proporsional dengan tetap menjamin terselenggaranya program dan kegiatan serta pencapaian sasaran dan tujuan seoptimal mungkin.

Secara umum isu-isu stratejik nasional yang berdampak ke daerah diantaranya adalah dinamika kondisi ekonomi global dan nasional memyebabkan perlunya penyesuaian terhadap asumsi kondisi makro ekonomi serta target pendapatan di tahun 2018 maka asumsi secara dasar KUA Perubahan mencakup hal yang bersifat umum saja yakni :

a) Asumsi dasar penyusunan rancangan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2018 termasuk laju inflasi, pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait dengan kondisi ekonomi daerah;

b) Kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah untuk Tahun Anggaran 2018 serta strategi pencapaiannya;

c) Kebijakan belanja daerah yang mencerminkan program dan langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan daerah yang merupakan manifestasi dari

(6)

singkronisasi kebijakan antara pemerintah daerah dan pemerintah serta strategi pencapaiannya;

d) Kebijakan pembiayaan yang menggambarkan sisi defisit dan surplus anggaran daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka menyikapi tuntutan pembangunan daerah serta strategi pencapaiannya, sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat khususnya DAU dan DAK yang bersifat Dinamis, seperti Pengurangan DAU, Tambahan Penyelesaian DAK Fisik 2018.

Sinergitas kebijakan, program dan kegiatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan Pemerintah Kota Palopo yang mendasar adalah Pencapaian target pertumbuhan ekonomi, pencapaian target tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka serta laju inflasi guna mempertahankan dan meningkatan kualitas sumber daya manusia dengan indikator IPM (Indeks Pembangunan Manusia), meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi daerah, menjaga ketersediaan/ surplus produksi pangan, dan peningkatan infrastruktur daerah serta kerja sama Kabupaten/ Kota se-Sulawesi Selatan terkait dengan Isu strategik Nasional saat ini antara lain, Ketahanan Pangan, Pengadaan pembangunan infrastruktur wilayah berupa jalan dan jembatan, pengembangan infrastruktur pemukiman, penanganan lingkungan hidup berkelanjutan.

1.2 Tujuan penyusunan KUA Perubahan APBD Tahun 2018

Tujuan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjadi kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Palopo dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palopo, mengenai arah kebijakan dalam Perubahan APBD Tahun 2018.

2. Untuk menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup Pemerintah Kota Palopo, dalam penyusunan program dan kegiatan dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2018.

(7)

3. Untuk menjadi bahan pertanggungjawaban Pemerintah Kota Palopo terhadap implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, perubahan terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011.

4. Untuk menyelaraskan Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Kota Palopo tahun 2018 dengan dinamika lingkungan yang berkembang pada pertengahan tahun 2018.

1.3 Dasar Hukum

Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo di Propinsi Sulawesi Selatan;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Pemerintah Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

(8)

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta tata cara perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Pedoman

Penyusunan APBD Tahun 2019;

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor O9/M/5/2007 tentang pedoman umum penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang pedoman penilaian dokumen perencanaan pembangunan daerah;

13. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Palopo Tahun 2005-2025;

14. Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 01 Tahun 2018 Tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palopo Tahun 2013-2018;

15. Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Palopo;

16. Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;

17. Peraturan Walikota Palopo Nomor 34 Tahun 2016 tentang Standar Biaya Penyusunan Dokumen Anggaran Lingkup Pemerintah Kota Palopo Tahun Anggaran 2017;

18. Peraturan Walikota Palopo Nomor 86 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Palopo Tahun 2018;

19. Peraturan Walikota Palopo Nomor ….. Tahun 2018 Tentang Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Palopo Tahun 2018.

(9)

BAB. II

PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD

2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD 2018

Kondisi ekonomi makro yang terjadi di dalam maupun di luar negeri serta adanya serangkaian perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat menyebabkan perlunya dilakukan penyesuaian terhadap kondisi ekonomi Kota Palopo di semester kedua tahun 2018. Asumsi-asumsi yang digunakan pada KUA TA 2018 perlu disesuaikan antara lain karena kebijakan pengurangan belanja transfer ke daerah akibat tidak tercapainya asumsi penerimaan pajak serta masih belum pulihnya kondisi ekonomi nasional.

Secara umum, kondisi perekonomian nasional pada semester kedua tahun 2018 akan mengalami perlambatan yang disebabkan antara lain oleh penghematan anggaran belanja Pemerintah dan kondisi permintaan domestik yang masih memerlukan waktu untuk pulih. Meskipun demikian, masih terdapat hal-hal yang diharapkan akan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi tahun 2018, Kondisi perekonomian Nasional juga berpengaruh pada kondisi ekonomi makro di Kota Palopo. Hal-hal tersebut menyebabkan perlu adanya penyesuaian terhadap asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Beberapa perubahan asumsi dasar pada Kebijakan Umum APBD Perubahan Tahun Anggaran 2018 secara umum sebagai berikut:

1. Implementasi atas berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, sehingga beberapa program yang telah direncanakan pada APBD Pokok 2018 Mengalami Penambahan, Pergeseran Atau Penundaan pelaksanaannya.

2. Adanya perubahan kebijakan Pemerintah Pusat harus diikuti dengan perubahan alokasi belanja sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat khususnya DAU dan DAK yang bersifat Dinamis.

(10)

3. Rekomendasi BPK RI atas pemeriksaan LKPD tahun Anggaran 2018 serta penyesuaian SILPA Tahun Anggaran 2017 yang merekomendasikan prinsip-prinsip kehati-hatian dalam menjalankan program, sehingga beberapa program kegiatan direkomendasikan untuk ditunda hingga memenuhi syarat-syarat untuk dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Konsekwensi atas kewajiban Pemerintah daerah dalam menerima atau menjadi peserta penyelenggara program pusat, beberapa diantaranya adalah program percepatan pembangunan Infrastruktur wilayah terintegrasi pusat dan daerah, pembangunan infrastruktur pemukiman, pemenuhan target sustainable development golds (SDGs) melalui 100-0-100, pembangunan dan penanganan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui program yang terintegrasi.

5. Hasil Monitoring dan Evaluasi penyelenggaraan APBD Kota Palopo tahun Anggaran 2018 keadaan triwulan II dimana tingkat realisasi fisik sebesar 43,94% dan keuangan mencapai 37,01 %, sehingga untuk mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah, maka direkomendasikan untuk mempercepat penyerapan anggaran pada akhirnya belanja APBD dapat berkontribusi lebih besar terhadap upaya mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah.

6. Tindak lanjut kebijakan Pemerintah Pusat terhadap Belanja Tidak Langsung khususnya belanja Gaji dan Tunjangan dan juga pada Belanja Pegawai pada Belanja Langsung. Adanya Pembayaran gaji 13 dan gaji 14 Tunjangan Hari raya serta berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2018 sehingga mempengaruhi penganggaran Belanja Tidak Langsung

7. Realisasi beberapa pendapatan Asli daerah diperkirakan akan melebihi target yang sudah ditetapkan pada APBD pokok Tahun Anggaran 2018 oleh sebab itu perlu disesuaikan kembali Pendapatan Asli Daerah yang diperkirakan meningkat dengan memperhitungkan perkembangan realisasi penerimaan beberapa bulan berjalan dan memperhatikan adanya peluang

(11)

untuk memperoleh pendapatan daerah yang lebih riil sesuai potensi yang ada.

8. Pemerataan Pembangunan sarana prasarana pada pusat perkotaan dan daerah pinggiran kota yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan.

2.2. Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah

Berkenaan dengan asumsi-asumsi diatas, maka perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2018 terletak pada besaran potensi pendapatan daerah yang ditargetkan berdasarkan capaian realisasi penerimaan yang ditargetkan pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 1.000.607.961.485,- Secara umum potensi pendapatan daerah tersebut, yaitu :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan serta Lain-lain PAD yang Sah. Melalui intensifikasi dan ekstensifikasi dengan tetap mengedepankan penciptaan iklim investasi yang baik disamping pencapaian target penerimaan daerah. Adapun Perubahan PAD pada tahun anggaran 2018 mengalami peningkatan dari target APBD Pokok sebesar Rp.145.210.889.800,- bertambah

sebesar Rp. 10.769.299.235,- atau sebesar 7.42% sehingga menjadi Rp. 155.980.189.035,-. Pajak Daerah dari target Rp.25.945.550.000,-

bertambah sebesarRp.3.520.700.000 atau sebesar 13,57% sehingga menjadi

Rp.29.466.250.000,-. Penambahan Pajak Daerah disebabkan oleh

bertambahnya beberapa Pajak daerah seperti BPHTB yang naik sebesar 53.33% dan beberapa kenaikan Pajak yang lain. Retribusi daerah yang ditargetkan sebesar Rp.7.571.875.000,- bertambah sebesar Rp. 718.869.000,-

atau sebesar 9.49% sehingga menjadi Rp.8.290.744.000,-, penambahan ini

disebabkan karena adanya peningkatan beberapa target retribusi di beberapa OPD seperti retribusi telekomunikasi yang naik Dua Ratus Juta Rupiah. Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan dari target Rp. 7.500.000.000,-

(12)

berkurang sebesar Rp.364.829.824,- sehingga menjadi Rp. 7.135.170.176,- atau sebesar 0,05%, pengurangan ini berdasarkan surat penyampaian deviden dari Bank Sulselbar. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah dari target Rp.104.193.464.800,- bertambah sebesar Rp.6.894.560.059,- atau sebesar

6.62% sehingga menjadi Rp. 111.088.024.859,-, bertambahnya lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah disebabkan oleh Pendapatan BLUD RSUD Sawerigading, Pendapatan JKN Puskesmas, dan Pendapatan Deposito.

b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan sebagai bagian dari Pendapatan Daerah yang bersumber dari APBN Perubahan dalam rangka pelaksanaan kebijakan desentralisasi tetap di harapkan dapat menciptakan keseimbangan keuangan yang lebih rasional antara Pusat dan Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam bentuk Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Secara umum Dana Perimbangan mengalami peningkatan dari target APBD Pokok sebesar Rp.755.130.687.000,- bertambah sebesar

Rp.218.265.000,- atau sebesar 0,03% sehingga menjadi

Rp.755.348.952.000,-. Kenaikan ini terjadi pada komponen pendapatan dari sektor dana Bagi Hasil Pajak/bagi hasil bukan pajak yang ditargetkan sebesar Rp.20.161.672.000,- bertambah sebesar Rp.219.833.000,- atau sebesar 1,09% sehingga menjadi Rp.20.381.505.000,- Penambahan ini terhadap DBH-CHT berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor: 161 Tahun 2017 tentang Alokasi Penerimaan DBH CHT. Dana Alokasi Umum yang ditargetkan sebesar Rp.516.167.587.000,- tidak mengalami perubahan.

Penyesuaian Dana Alokasi Khusus yang ditargetkan sebesar

Rp.218.801.428.000,- berkurang sebesar Rp. 1.568.000,- sehingga menjadi Rp.218.799.860.000,- pengurangan ini berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 107 Tahun 2017 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2018

(13)

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terdiri dari Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Keuangan dari Provinsi. Perubahan Lain-lain Pendapatan Daerah

Yang Sah semula Rp.78.035.116.400,- bertambah sebesar Rp.

11.243.704.050,- atau 14.41% sehingga menjadi Rp. 89.278.820.450,-.

Kenaikan Pendapatan ini disebabkan adanya bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp. 2.000.000.000,- untuk kegiatan Adipura dan pembangunan tempat wudhu Islamic center serta peningkatan pendapatan DBH Pajak provinsi.

Guna mengoptimalkan target Pendapatan daerah sampai dengan akhir tahun anggaran 2018, maka diperlukan langkah-langkah konkrit sebagai berikut : 1. Penyesuaian struktur pendapatan dan optimalisasi penerimaan daerah

melalui upaya pemantauan, pengawasan dan pengendalian penerimaan daerah secara berkala.

2. Peningkatan efisiensi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai kewenangan dan potensi yang ada dengan memberikan prioritas dukungan alokasi anggaran kepada SKPD pengelolah pendapatan daerah, disamping tetap memberikan perhatian terhadap kinerja program dan kegiatan Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh SKPD lainnya.

3. Mendorong upaya peningkatan penerimaan daerah melalui program dan kegiatan yang diharapkan dapat berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan daerah.

Secara umum perubahan pendapatan pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 sebagai berikut:

(14)

Tabel 3.1

PENDAPATAN DAERAH KOTA PALOPO PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2018

Perubahan Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah terdiri atas dua kelompok yakni kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung. Perubahan kebijakan belanja daerah pada alokasi belanja tidak langsung diarahkan untuk mencukupi kebutuhan belanja pegawai, belanja hibah daerah, bantuan sosial dan belanja tidak terduga. Sedangkan perubahan pada alokasi belanja langsung, dilakukan dalam rangka optimalisasi dan sinkronisasi pelaksanaan program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah dengan kebijakan pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

a. Kebijakan Umum Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja utama dalam

penyelenggaraan tugas pokok pemerintahan daerah, meliputi gaji dan tunjangan pegawai serta TPP. Belanja tidak langsung merupakan belanja prioritas utama yang dibiayai dari Dana Alokasi Umum (DAU). Berdasarkan

SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN RUPIAH PROSEN TASE 1 PENDAPATAN DAERAH 978.376.693.200 1.000.607.961.485 22.231.268.285 2,27 1.1 Pendapatan Asli Daerah 145.210.889.800 155.980.189.035 10.769.299.235 7,42

1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 25.945.550.000 29.466.250.000 3.520.700.000 13,57 1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 7.571.875.000 8.290.744.000 718.869.000 9,49 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 7.500.000.000 7.135.170.176 (364.829.824) (0,05) 1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 104.193.464.800 111.088.024.859 6.894.560.059 6,62

1.2 Dana Perimbangan 755.130.687.000 755.348.952.000 218.265.000 0,03

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 20.161.672.000 20.381.505.000 219.833.000 1,09 1.2.2 Dana Alokasi Umum 516.167.587.000 516.167.587.000 - -1.2.3 Dana Alokasi Khusus 218.801.428.000 218.799.860.000 (1.568.000) (0,00)

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 78.035.116.400 89.278.820.450 11.243.704.050 14,41

1.3.1 Pendapatan Hibah - 19.783.200.000 19.783.200.000 100,00 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 2) 40.060.000.000 48.389.559.250 8.329.559.250 20,79 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 30.676.600.000 10.250.000.000 (20.426.600.000) (66,59) 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah

Daerah Lainnya 7.298.516.400 10.856.061.200 3.557.544.800 48,74

JUMLAH PENDAPATAN 978.376.693.200 1.000.607.961.485 22.231.268.285 2,27 No.

Urut URAIAN

(15)

pasal 36 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa Kelompok Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan Program dan kegiatan, kelompok belanja tidak langsung mencakup : belanja pegawai, bunga, hibah, bantuan sosial, dan belanja tidak terduga termasuk Tambahan Penghasilan.

Dengan memperhitungkan perkembangan kebutuhan belanja tidak langsung ini, maka diproyeksi beberapa objek belanja pada belanja tidak langsung akan mengalami penurunan, dengan memperatikan realisasi Belanja Pegawai serta adanya pergeseran anggaran Dana BOS ke Belanja Langsung. Adapun gambaran umum perubahan belanja tidak langsung sebagai berikut :

1) Belanja Pegawai menurun dari target APBD Pokok sebesar Rp.394.750.064.150,- berkurang sebesar Rp. (10.379.598.411),- atau (2,63)% sehingga menjadi Rp. 384.370.465.739,- Penurunan pada komponen ini disebabkan karena adanya penysuaian terhadap pagu Tambahan Perbaikan Penghasilan di beberapa OPD.

2) Belanja Bunga pada APBD Pokok dialokasikan sebesar Rp.3.357.876.000,- mengalami penurunan sebesar Rp. (1.010.876.000),- atau sebesar (30,10)% sehingga menjadi Rp. 2.347.000.000,-.

3) Belanja bantuan Hibah, yang semula direncanakan sebesar Rp.56.702.758.550,- berkurang sebesar Rp.(22.571.056.867,- sehingga menjadi Rp.34.131.701.683,-, penurunan alokasi Belanja Hibah disebabkan karena adanya pergeseran anggaran Belanja BOS ke Belanja langsung serta penyesuaian belanja Hibah Pemerintah Kota Palopo. 4) Belanja Bantuan Sosial direncanakan sebesar Rp.1.000.000.000,-

bertambah sebesar Rp. 3.030.000.000,- atau sekitar 303% sehingga menjadi Rp.4.030.000.000,-. Penambahan tersebut disebabkan karena adanya kegiatan yang bersumber dari DAK berupa pemberian bantuan kepada masyarakat.

(16)

5) Belanja bantuan keuangan kepada Partai Politik direncanakan sebesar Rp.840.431.000,- tidak mengalami perubahan

6) Belanja Tak Terduga, yang semula direncanakan sebesar

Rp.1.500.000.000,- berkurang sebesar Rp. (1.100.000.000) atau (73,33)% sehingga menjadi Rp. 400.000.000,-

Secara umum Perubahan Belanja tidak langsung pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 sebagai berikut:

Tabel 3.2

BELANJA TIDAK LANGSUNG DALAM PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2018

No.

Urut

JUMLAH BERTAMBAH / BERKURANG SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN RUPIAH PROSEN TASE 2 BELANJA DAERAH 995,435,318,200 1,019,881,163,365 24,445,845,165 2.46 2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 458,151,129,700 426,119,598,422 (32,031,531,278) (4.91)

2.1.1. BELANJA PEGAWAI 394,750,064,150 384,370,465,739 (10,379,598,411) (0.93) 2.1.2 BELANJA BUNGA 3,357,876,000 2,347,000,000 (1,010,876,000) (26.89) 2.1.4 BELANJA HIBAH 56,702,758,550 34,131,701,683 (22,571,056,867) (37.43) 2.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 1,000,000,000 4,030,000,000 3,030,000,000 333.00 2.1.7

BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROP./KAB./KOTA & PEMERINTAHAN DESA DAN PARTAI POLITIK

840,431,000 840,431,000 - - 2.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 1,500,000,000 400,000,000 (1,100,000,000) -

b. Kebijakan Umum Belanja Langsung

Bertambahnya alokasi pendapatan daerah baik dari Pusat maupun dari Pendapatan Asli Daerah Kota Palopo secara langsung mempengaruhi alokasi belanja pada komponen belanja langsung seperti kebijakan terhadap belanja langsung direncanakan sebesar Rp.537.284.188.500,- atau bertambah sebesar Rp. 56.761.564.943,- atau 10,51% sehingga menjadi Rp. 593.761.564.943,-. Penambahan Belanja Langsung dipriortaskan untuk pelaksanaan singkronisasi program nasional dan daerah dalam bentuk infrastruktur serta pembayaran kewajiban Pemerintah Kota Palopo. Adapun perubahan anggaran pada kelompok belanja langsung meliputi :

(17)

1) Belanja Pegawai yang ditagetkan sebesar Rp.55.265.332.000 bertambah sebesar Rp.2.168.584.258,- atau sebesar 3,96% sehingga menjadi Rp. 57.433..916.258,- dari yang ditargetkan pada APBD Pokok.

2) Belanja Barang dan Jasa mengalami peningkatan sebesar Rp. 29.791.126.647,- atau sekitar 11,79% dari pagu belanja pada APBD 2018 sebesar Rp.252.666.191.180,- sehingga belanja barang dan jasa pada perubahan menjadi Rp.282.457.317.827,- Peningkatan ini berasal dari adanya penambahan belanja pada Dinas Kesehatan khususnya sisa Dana Kapitasi JKN 2017 dan Belanja Asuransi ke BPJS Kesehatan, sisa dana dan perubahan belanja BLUD RSUD dan Belanja Barang dan Jasa Dana Bantuan Operasional Sekolah pada Dinas Pendidikan, serta Perubahan kebijakan belanja barang dan jasa yang dilakukan dengan meninjau kembali komponen belanja pengadaan barang dan jasa pada masing-masing kegiatan yang dikelolah oleh SKPD, yaitu pada kegiatan yang benar-benar bersifat prioritas, struktur item belanja kegiatan yang efisien dan efektif, belanja yang terkait dengan pemenuhan syarat minimal adanya alokasi dana Pemerintah, dan kegiatan yang belum berjalan dan atau belanja yang tidak dapat direalisasikan secara optimal hingga akhir tahun anggaran.

3) Belanja Modal bertambah sebesar Rp.24.517.665.538,- atau sebesar

10,69% dari pagu belanja pada APBD Pokok sebesar

Rp.229.352.665.320,- sehingga pagu belanja modal dalam perubahan ini akan menjadi Rp.253.870.330.858,- dimana penambahan tersebut disebabkan adanya penganggaran utang Belanja Tahun 2017 serta beberapa optimalisasi kegiatan Prioritas yang dapat dilaksanakan sampai akhir tahun anggaran.

Dengan melihat perubahan kebijakan pendapatan dan perubahan kebijakan belanja daerah maka posisi defisit pada APBD Perubahan T.A. 2018 diproyeksikan sebesar Rp. 19.273.201.880,- kekurangan tersebut diharapkan

(18)

dapat ditutupi dari Surplus pada pembiayaan neto sebesar Rp. Rp. 19.273.201.880,-

Secara umum Perubahan Belanja langsung pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 sebagai berikut:

Tabel 3.3

BELANJA LANGSUNG KOTA PALOPO TAHUN ANGGARAN 2018

2.3. Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah

Dengan adanya defisit pada APBD Tahun Anggaran 2018 serta mengacu pada regulasi yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah dan pedoman penyusunan APBD, maka Pemerintah Kota akan memanfaatkan defisit tersebut akan ditutupi dari Surplus pada pembiayaan netto.

Perubahan kebijakan terhadap Pembiayaan Daerah dalam perubahan APBD diperlukan dengan memperhitungkan adanya Surplus pada pembiayaan netto yang mencapai Rp.19.273.201.880,- Adapun perubahan-perubahan pada komponen pembiayaan meliputi :

a. Penerimaan Pembiayaan, pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018

diproyeksikan sebesar Rp.22.836.223.880,- atau bertambah sebesar Rp.2.836.223.880,- atau sebesar 14,18% dari rencana penerimaan

pembiayaan pada APBD Pokok sebesar Rp.20.000.000.000,-. Penambahan Penerimaan Pembiayaan ini berdasarkan hasil dari Sisa Lebih Perhitungan

SEBELUM PERUBAHAN

SETELAH

PERUBAHAN

RUPIAH

PROSEN

TASE

5.2

BELANJA LANGSUNG

537,284,188,500

593,761,564,943

56,477,376,443

10.51

5.2.1 BELANJA PEGAWAI

55,265,332,000

57,433,916,258

2,168,584,258

3.92

5.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA

252,666,191,180

282,457,317,827

29,791,126,647

11.79

5.2.3 BELANJA MODAL

229,352,665,320

253,870,330,858

24,517,665,538

10.69

No.

Urut

URAIAN

(19)

Anggaran Tahun Sebelumnya setelah dilakukan Audit sesuai Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2017.

b. Pengeluaran Pembiayaan, pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018

ditetapkan menjadi Rp. 3.563.022.000,- bertambah sebesar

Rp.621.647.000,- dari Rencana APBD Pokok Tahun 2018 sebesar Rp. 2.941.375.000,- perubahan tersebut disebabkan karena adanya rencana Penambahan Penyertaan Modal ke PDAM Kota Palopo. Untuk lebih jelasnya akan digambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

PEMBIAYAAN DAERAH KOTA PALOPO PADA PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2018

2.4 Besaran Surplus/ Defisit

Dengan perubahan kebijakan ini, dimana nilai defisit pada Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 adalah sebesar Rp.19.273.201.880,-, nilai ini akan ditutupi dari surplus pada pembiayaan netto dengan nilai Rp.19.273.201.880,- maka diharapkan nilai surflus pada Pembiayaan Netto Kota Palopo dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga dapat mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih berkualitas.

Adapun ringkasan rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 sebagaimana tertuang pada tabel berikut :

SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN RUPIAH PROSEN TASE 3 PEMBIAYAAN DAERAH 17.058.625.000 19.273.201.880 2.214.576.880 12,98 3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 20.000.000.000 22.836.223.880 2.836.223.880 14,18

3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun

Sebelumnya 20.000.000.000 22.836.223.880 2.836.223.880 14,18

3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2.941.375.000 3.563.022.000 621.647.000 21,13

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah - 621.647.000 621.647.000 100,00 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 2.941.375.000 2.941.375.000 -

-PEMBIAYAAN NETTO 17.058.625.000 19.273.201.880 2.214.576.880 12,98 No.

Urut URAIAN

(20)

Tabel 3.5

No.

Urut

JUMLAH BERTAMBAH / BERKURANG SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN RUPIAH PROSEN TASE 1 PENDAPATAN DAERAH 978,376,693,200 1,000,607,961,485 22,231,268,285 2.27 1.1 Pendapatan Asli Daerah 145,210,889,800 155,980,189,035 10,769,299,235 7.42

1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 25,945,550,000 29,466,250,000 3,520,700,000 13.57 1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 7,571,875,000 8,290,744,000 718,869,000 9.49 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan 7,500,000,000 7,135,170,176 (364,829,824) - 1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 104,193,464,800 111,088,024,859 6,894,560,059 6.62

1.2 Dana Perimbangan 755,130,687,000 755,348,952,000 218,265,000 0.03

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 20,161,672,000 20,381,505,000 219,833,000 1.09 1.2.2 Dana Alokasi Umum 516,167,587,000 516,167,587,000 - - 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 218,801,428,000 218,799,860,000 (1,568,000) (0.00)

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah 78,035,116,400 89,278,820,450 11,243,704,050 14.41

1.3.1 Pendapatan Hibah - 19,783,200,000 19,783,200,000 0,00 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 2) 40,060,000,000 48,389,559,250 8,329,559,250 20.79 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 30,676,600,000 10,250,000,000 (20,426,600,000) (66.59) 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemerintah Daerah Lainnya 7,298,516,400 10,856,061,200 3,557,544,800 48.74

JUMLAH PENDAPATAN 978,376,693,200 1,000,607,961,485 22,231,268,285 2.27 2 BELANJA DAERAH 995,435,318,200 1,019,881,163,365 24,445,845,165 2.46 2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 458,151,129,700 426,119,598,422 (32,031,531,278) (4.91)

2.1.1. BELANJA PEGAWAI 394,750,064,150 384,370,465,739 (10,379,598,411) (0.93) 2.1.2 BELANJA BUNGA 3,357,876,000 2,347,000,000 (1,010,876,000) (26.89) 2.1.4 BELANJA HIBAH 56,702,758,550 34,131,701,683 (22,571,056,867) (37.43) 2.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 1,000,000,000 4,030,000,000 3,030,000,000 333.00 2.1.7

BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROP./KAB./KOTA & PEMERINTAHAN DESA DAN PARTAI POLITIK

840,431,000 840,431,000 - - 2.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 1,500,000,000 400,000,000 (1,100,000,000) -

2.2. BELANJA LANGSUNG 537,284,188,500 593,761,564,943 56,477,376,443 8.73

2.2.1 BELANJA PEGAWAI 55,265,332,000 57,433,916,258 2,168,584,258 3.92 2.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 252,666,191,180 282,457,317,827 29,791,126,647 11.79 2.2.3 BELANJA MODAL 229,352,665,320 253,870,330,858 24,517,665,538 10.69

JUMLAH BELANJA 995,435,318,200 1,019,881,163,365 24,445,845,165 2.46 SURPLUS / (DEFISIT) (17,058,625,000) (19,273,201,880) (2,214,567,880) 12.98 3 PEMBIAYAAN DAERAH 17,058,625,000 19,273,201,880 2,214,576,880 12.98 3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 20,000,000,000 22,836,223,880 2,836,223,880 14.18

3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah

Tahun Sebelumnya 20,000,000,000 22,836,223,880 2,836,223,880 14.18

3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2,941,375,000 3,563,022,000 621,647,000 21.13

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah

Daerah - 621,647,000 621,647,000 0,00 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 2,941,375,000 2,941,375,000 - -

PEMBIAYAAN NETTO 17,058,625,000 19,273,201,880 2,214,576,880 12.98 6.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ahimsa-Putra (1980:6-7) strategi beradaptasi adalah pola-pola yang dibentuk oleh berbagai usaha atau kegiatan yang direncanakan oleh manusia untuk dapat memenuhi

Penyusunan LKIP Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2018 yang dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian

Gardu induk jenis mobil yaitu dimana gardu jenis ini dilengkapi dengan peralatan diatas kereta hela (trailer).Gardu ini biasa digunakan jika ada gangguan disuatu gardu lain

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pengguna Anggaran

Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mispiyanti (2015) yang menjelaskan bahwa saham perusahaan yang telah dimiliki oleh pemegang saham

Sistem tenaga listrik merupakan kumpulan dari komponen- komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi, saluran distribusi, dan

Pengujian akuifer atau lebih dikenal dengan metode long-term Constant rate test dimaksudkan untuk pengukuran parameter yang Arahnya horizontal terhadap sumur uji,

Hasil analisis pada Gambar 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan P0 terhadap P2 dan P3, namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan