• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH PULAU KARIMUNJAWA SEBAGAI DESTINASI WISATA DI TAMAN NASlONAL KARIMUNJAWA JEPARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH PULAU KARIMUNJAWA SEBAGAI DESTINASI WISATA DI TAMAN NASlONAL KARIMUNJAWA JEPARA"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH PULAU KARIMUNJAWA

SEBAGAI DESTINASI WISATA DI TAMAN NASlONAL

KARIMUNJAWA JEPARA

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Gelar Ahli Madya Pariwisata

Oleh:

Aghnia Hifdzi Amalia 17/416420/SV/14158

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PARIWISATA SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA 2020

(2)

UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH PULAU KARIMUNJAWA

SEBAGAI DESTINASI WISATA DI TAMAN NASlONAL

KARIMUNJAWA JEPARA

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Gelar Ahli Madya Pariwisata

Oleh:

Aghnia Hifdzi Amalia 17/416420/SV/14158

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PARIWISATA SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA 2020

(3)
(4)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

SEKOLAH VOKASI

DEPARTEMEN BAHASA, SENI DAN MANAJEMEN BUDAYA

Sekip Unit 1, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, Indonesia 55281 Telp: (0274) 589 750 | Fax: (0274) 589 750 | Email: dbsmb.sv@ugm.ac.id

SURAT KETERANGAN

Nomor : 715/UN1/SV.2/AKM/PK/2020

Ketua Departemen Bahasa Seni dan Manajemen Budaya Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini :

Nama : Aghnia Hifdzi Amalia

NIM : 17/416420/SV/14158

Program Studi : Pariwisata

Departemen : Bahasa Seni dan Manajemen Budaya SV UGM

Judul Karya Akhir : Upaya Pengelolaan Sampah Pulau Karimunjawa Sebagai Destinasi Wisata Di Taman Nasional Karimunjawa Jepara

Tanggal Ujian : 17 Juni 2020

Pembimbing : Anik Nuryani, S.S., M.Sc.

Penguji : Fatkurrohman, S.I.P., M.Si

Telah mendapatkan persetujuan dari para pembimbing dan penguji Tugas Akhir sehingga dinyatakan telah menyelesaikan revisi final pada tanggal 25 Juni 2020.

Surat keterangan ini dibuat dan berlaku pada masa tanggap darurat covid 19 dan dapat dipergunakan sebagai pengganti lembar pengesahan dan persetujuan karya tulis akhir sebagai syarat yudisium atau wisuda pada program Vokasi.

Demikian surat keterangan ini dikeluarkan untuk dipergunakan sebagai mana mestinya.

Ketua Departemen

Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd. NIP. 197710312015042002

(5)

INTISARI

Permasalahan sampah menjadi masalah yang belum terselesaikan di Pulau Karimunjawa. Sampah tersebut berasal dari wisatawan yang melakukan kegiatan wisata seperti wisata laut dan sampah kiriman dari laut saat gelombang tinggi. Jumlah sampah ini meningkat setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui upaya pengelolaan sampah yang sudah dilakukan oleh pihak pengelola di Pulau Karimunjawa untuk mengurangi jumlah sampah.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi pustaka. Data primer berbentuk transkip hasil wawancara dengan pengelola sampah di Pulau Karimunjawa dan catatan hasil observasi upaya pengelolaan sampah. Data sekunder berbentuk sumber data dari buku, jurnal, artikel, dan literatur yang berhubungan dengan pengelolaan sampah. Tahap analisis data pada penelitian ini adalah pengumpulan data, kategorisasi data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pengelolaan sampah sudah banyak dilakukan oleh pihak pengelola. Upaya ini sedikit demi sedikit membantu dalam mengurangi jumlah sampah yang ada. Pihak pengelola sudah mengupayakannya dengan maksimal.

Kata Kunci : Pengelolaan Sampah, Taman Nasional, Pulau Karimunjawa, Jenis Sampah dan Sampah.

(6)

ABSTRACT

Waste problem is an unresolved problem on Karimunjawa Island. The main source of the increasing amount of waste in Karimunjawa are mostly caused by tourist activities during their vacation especially related to marine tourism and marine waste which emerged to the land as the tide was rising.. The case of littering gets worse and presistenly adds up year by year. The purpose of this reasearch is to find out how to manage the waste better in Karimunjawa Island.

This type of research is qualitative. Data collection techniques used were observation, interviews, and literature study. The form of primary data in this research are transcripts of interviews with waste manager on Karimunjawa Island and observational records managing waste management. The form of secondary in this research is data sources from books, journals, articles, and literature relating to waste management. Step of data analysis in this reasearch is data collection, data categorization, and draw a conclusion.

The results showed that the attempt of waste management has been done by the waste manager. This attempt slowly but surely help decreasing the amount of waste exists within the area. The waste manager has been exerting such maximum efforts in order to reduce the amount of waste.

Keywords: Waste Management, National Park, Karimunjawa Island, The type of Waste, and Waste.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Perjalanan panjang telah peneliti lalui dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini namun berkat kehendak-Nya peneliti berhasil menyelesaikannya dengan baik. Peneliti menyusun Tugas Akhir yang berjudul “Upaya Pengelolaan Sampah Pulau Karimunjawa Sebagai Destinasi Wisata Di Taman Nasional Karimunjawa Jepara” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan gelar Ahli Madya Pariwisata.

Isi dari Tugas Akhir ini yaitu menelaah lebih dalam tentang permasalahan sampah yang terjadi di Pulau Karimunjawa. Menelaah tentang jenis sampah, upaya pengelolaan sampah dan faktor hambatan permasalahan sampah di Pulau Karimunjawa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui upaya pengelolaan sampah yang sudah dilakukan oleh pihak pengelola di Pulau Karimunjawa untuk mengurangi jumlah sampah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh pengelola sedikit demi sedikit sudah dapat membantu permasalahan sampah di Pulau Karimunjawa.

Peneliti menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang ada pada diri peneliti. Proses penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan, mulai dari pengumpulan literature, pengambilan data sampai pada pengelolahan data maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan ketekunan sebagai mahasiswi dan juga bantuan dari berbagai pihak,

(8)

akhirnya Tugas Akhir ini bisa selesai. Pada kesempatan ini, peneliti sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., selaku 2. Caretaker Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 3. Ibu Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd., selaku Ketua Departemen

Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

4. Bapak Carlos Iban,. S.S., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Diploma Pariwisata Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

5. Ibu Anik Nuryani, S.S., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan kepada peneliti selama mengerjakan Tugas Akhir.

6. Bapak Nuryuda Irdana, S.P., M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan kepada peneliti selama peneliti menempuh pendidikan Diploma.

7. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Diploma Pariwisata Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

8. Teman-teman Diploma Pariwisata Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 2017 untuk pengalaman perkuliahan yang tidak terlupakan.

(9)

Selmi Junita, Afifah Luthfiyati, Aynaya Silmi Huriyah, Chrisantafanya, Mbak Rita Arisandy, Gina Octaviani, Siti Hediati, Faza Adyatma, Billiandany, Aditya Pratama, Lira Delvian, Baiq Ajeng, Safira Hayuningtyas, Ardhiansyah Nur Ilham, Sella Rizky, Amalia Dwi Winarno, Fauzi Azzindani, Alyssa Dian, Luthfinna Cahya, Earlene Santoso, dan Attoriq Felix sahabat yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya menjadi bagian penting diperjalanan hidup peneliti. Manusia yang selalu ada saat peneliti senang maupun susah. Terimakasih untuk kebersamaan dan keceriaan, terimakasih sudah saling melengkapi dan mengerti selama perjalanan dunia hidup ini. Walaupun terkadang sangat sulit untuk bertemu, tapi biarlah persahabatan ini terus terjalin ya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat sebagai pengetahuan penyelesaian permasalahan sampah dan untuk peneliti lainnya sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian. Penulisan Tugas Akhir ini tentunya tidak luput dari kekurangan. Peneliti bersedia untuk menerima kritik dan saran oleh pembaca yang bersifat membangun untuk memperbaiki kekurangan dalam Tugas Akhir ini.

Klaten, 10 Juni 2020

(10)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penyelesaian Tugas Akhir ini tentunya peneliti persembahkan kepada:

• Kedua orangtuaku, Bapakku Sri Jangkung dan Ibuku Sri Wahyuningsih, terimakasih tidak letih selalu memberikanku doa tulusnya setiap waktu, memberikanku semangat ketika aku menyerah, terimakasih untuk kasih sayang, terimakasih untuk kesempatan emas ini. Aku ada hingga saat ini dan dapat menerima gelar ini itu semua karena berkat ALLAH SWT yang diberikan melalui pengorbanan dan jerih payah bapak dan ibu. Biarlah setiap doa bapak dan ibu untuk menjadikan anak-anaknya sukses dapat dijawab ALLAH SWT. Aamiin.

• Bapak senior STPN II Balai Taman Nasional Karimunjawa yang sudah membantu peneliti melakukan penelitian, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... ii

SURAT KETERANGAN ...iii

INTISARI ... iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR ISTILAH ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5 C. Pertanyaan Penelitian ... 6 D. Tujuan Penelitian ... 6 E. Manfaat Penelitian ... 7 F. Tinjauan Pustaka ... 8 G. Landasan Teori ... 12 H. Metode Penelitian ... 16 BAB II ... 23

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 23

A. Letak / Alamat ... 23

B. Gambaran Umum ... 24

BAB III ... 33

(12)

A. Upaya Pengelolaan Sampah di Pulau Karimunjawa ... 33

BAB IV ... 61

KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

1. Kesimpulan ... 61

2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(13)

DAFTAR ISTILAH

Feed instagram : Kerapihan laman profil di media sosial instagram

Marine debris : Sampah laut

Uranium : Unsur kima

Thorium : Bahan nuklir

(14)

DAFTAR SINGKATAN

ZEE : Zona Ekonomi Eksklusif

LKRI : Landas Kontinen Republik Indonesia

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

WHO : World Health Organization

SK SNI : Surat Keputusan Standar Nasional Indonesia

TPA : Tempat Pembungan Akhir

(15)

DAFTAR TABEL

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa ... 24 Gambar 2.2 Grafik Jumlah Penerbitan SIMAKSI di Taman Nasional

Karimunjawa tahun 2002 s/d 2019 ... 29 Gambar 2.3 Pengunjung Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Tujuan

Tahun 2015 s/d 2019 ... 29 Gambar 2.4 Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Karimunjawa 2019 . 30 Gambar 3.1 Sampah di Alun-Alun... 35 Gambar 3.2 Sampah di Dermaga ... 35 Gambar 3.3 Sampah di pesisir pantai dekat Dermaga Pulau Karimunjawa .... 35 Gambar 3.4 Sampah di pesisir pantai dekat Dermaga Pulau Karimunjawa .... 36 Gambar 3.5 Sampah daun di Alun-Alun Karimunjawa ... 40 Gambar 3.6 Sampah plastik wadah makanan ... 41 Gambar 3.7 Sampah botol di Dermaga ... 41 Gambar 3.8 Foto saat Bersih pantai di Dermaga Timur Pelabuhan

Karimunjawa ... 46 Gambar 3.9 Timbunan sampah di pinggir jalan ... 47 Gambar 3.10 Timbunan sampah di pinggir jalan ... 47 Gambar 3.11 Timbunan sampah di belakang kantor Balai Taman Nasional

SPTN II Karimunjawa ... 48 Gambar 3.12 Lahan TPA yang sedang dibangun ... 48 Gambar 3.13 Bangunan TPA ... 48 Gambar 3.14 Kegiatan sosialisasi sampah oleh Balai Taman Nasional

(17)

Gambar 3.15 Pembagian tong sampah untuk warga pada kegiatan Sosialisasi

Sampah ... 51

Gambar 3.16 Alat pemilah sampah plastik ... 55

Gambar 3.17 Alat pencacah sampah plastik ... 55

Gambar 3.18 Alat pembersih sampah plastik ... 55

Gambar 3.19 Alat pengering sampah plastik ... 55

Gambar 3.20 Alat pengolah akhir sampah plastik menjadi minyak bahan bakar untuk kapal ... 56

Gambar 3.21 Alat pembersih sampah organik ... 57

Gambar 3.22 Alat pencacah sampah organik ... 57

Gambar 3.23 Alat pengolah sampah organik ... 57

Gambar 3.24 Hasil sampah organik yang belum menjadi kompos dengan sempurna ... 57

Gambar 3.25 Tempat penampungan alat pengolah sampah ... 59

Gambar 3.26 Tempat penampungan alat pengolah sampah ... 59

Gambar 3.27 Alat pengangkut sampah yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah ... 60

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata menjadi penyumbang kedua pemasukan devisa negara di Indonesia. Bagaimana tidak, pada zaman millenials ini pariwisata sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan. Entah itu untuk dalih keluar dari penatnya pekerjaan sehari-sehari, untuk ajang pamer dengan sesama teman, untuk mengisi feed instagram yang sangat digandrungi anak muda, atau untuk menjadi ladang pekerjaan yang sangat menjanjikan karena tidak akan pernah mati. Didukung dengan banyaknya sumber daya alam dari Indonesia, Indonesia juga diuntungkan dengan letaknya yang strategis secara tiga aspek yaitu astronomis, geografis maupun geologis. Gugusan kepulauan di Indonesia pun juga bermacam-macam sehingga wisata bahari di Indonesia sangat digemari dan tidak jarang menjadi tujuan utama masyarakat untuk berwisata.

Wisata bahari tidak hanya menyajikan keindahan pemandangan laut yang bersih dan bebas polusi kota tetapi juga menjadi tempat hidup berbagai macam hewan laut. Laut Indonesia memiliki lebar garis 12 mil diukur dari garis dasar yang terhubung dengan titik terluar pulau Indonesia (Deklarasi Djuanda, 1957). Secara resmi, data statistik aset kewilayahan nasional menunjukan luas perairan yang berada di Indonesia mencapai 5,9 juta km². Rincian ini termasuk luas kepulauan sebanyak 2,8 juta km², luas

(19)

laut territorial sebanyak 0,4 km², 2,7 km² sebanyak luas wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan klaim sebanyak 0,8 juta km² luas wilayah Landas Kontinen Republik Indonesia (LKRI). Terdapat rincian jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau yang meliputi pulau besar dan kecil. Wilayah laut yang sudah dijabarkan merupakan bagian dari wilayah kelautan nasional. Diresmikan oleh Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa (UNCLOS) pada tahun 1982. Kemudian ketetapan ini secara resmi disahkan pada tanggal 16 November 1994 dengan ketetapan merupakan wilayah teritorial Indonesia. Wilayah teritorial ini mencakup seluruh wilayah pulau yang ada di Indonesia, mencapai jarak 12 mil ke arah luar dari garis pantai Indonesia. Dilihat dari data tersebut, tidak heran jika Indonesia memiliki banyak taman nasional yang juga ikut serta melindungi lautan indahnya.

Taman nasional merupakan kawasan yang ditandai dengan mempertahankan ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi, memiliki nilai ilmiah yang tujuannya menjaga kelestarian alam. Selain berfungsi sebagai pusat konservasi juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata. Secara resmi, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati menyatakan bahwa Taman Nasional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

 Terdapat flora dan fauna yang unik dan khas dengan berbagai jenis. Misalnya Taman Nasional Karimunjawa yang memiliki berbagai jenis terumbu karang.

(20)

 Ekosistem di dalamnya belum berubah dan masih terjaga keasliannya.

 Memiliki luas wilayah yang cukup untuk menunjang proses ekologi di Taman Nasional tersebut.

 Dikelola melalui sistem zonasi Taman Nasional ke dalam beberapa zona (wilayah) sesuai dengan fungsi masing-masing zonasi.

Taman nasional memiliki banyak manfaat. Manfaatnya adalah menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup baik di perairan maupun di daratan. Keanekaragaman sumber daya alam yang ada di kawasan Taman Nasional dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk saat ini dan beberapa generasi di masa depan. Taman nasional dapat dimanfaatkan secara ekonomis yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar maupun devisa negara. Taman nasional dapat dijadikan sebagai tempat mencari ilmu pengetahuan dan juga melakukan penelitian. Terdapat ratusan Taman Nasional yang memiliki keindahan pada laut yang dimiliki oleh Indonesia, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.

Taman Nasional Karimunjawa adalah Taman Nasional di kepulauan Karimunjawa jaraknya sekitar 120 km utara Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Taman Nasional Karimunjawa adalah salah satu dari banyaknya Taman Laut di Indonesia. Wilayah kepulauan ini memiliki 27 pulau dengan luas wilayah sebanyak 110,117 ha. Diantara pulau-pulau

(21)

ini hanya terdapat 5 pulau yang paling banyak dihuni oleh masyarkat yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Nyamuk, Pulau Menjangan Besar, dan Pulau Menjangan Kecil. Total penduduk yang menghuni pulau-pulau tersebut hanya sekitar 10.000 jiwa dan sebagian besar dari penduduk tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan. Taman Nasional Karimunjawa mempunyai lima ekosistem yang ada yaitu: lamun dan rumput laut, hutan bakau, hutan pesisir, hutan hujan tropis dan terumbu karang. Banyak ahli botani dan peneliti yang mengatakan bahwa Karimunjawa adalah tempat yang memiliki daya tarik tersendiri karena terdapat flora dan fauna yang khas. Tempat ini sangat indah karena memiliki banyak pantai berpasir putih sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata namun pengembangan untuk kegiatan pariwisata ini masih sangat terbatas.

Pulau Karimunjawa menjadi pintu masuk utama saat akan memasuki Taman Nasional Karimunjawa. Pulau Karimunjawa juga sebagai salah satu pulau dari 26 pulau cantik lainnya yang menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan yang datang dalam lingkup Taman Nasional Karimunjawa dan memiliki aset utama pantai dan laut yang indah. Pulau Karimunjawa juga sebagai destinasi wisata laut yang indah, tidak pernah sepi wisatawan. Kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di destinasi wisata dalam lingkup Taman Nasional ini yaitu rekreasi di pesisir pantai Pulau Karimunjawa, wisata laut menikmati keindahan bawah

(22)

lautnya yang indah dan wisata kuliner saat malam hari di Alun-Alun Karimunjawa.

Permasalahan sampah di Pulau Karimunjawa menjadi masalah setiap tahunnya yang belum dapat terselesaikan dengan baik karena jumlah sampah yang terus naik. Sampah di Pulau Karimunjawa selama ini berasal dari kegiatan pariwisata dan sampah kiriman laut. Seiring dengan berjalannya waktu, sampah yang menumpuk kian semakin nyata. Wisatawan sering kali membawa dan membuang sampah sembarangan baik berupa botol minuman ataupun kotak plastik bekas makanan. Semakin banyak sampah maka akan semakin tidak nyaman bagi wisatawan yang datang. Jika permasalahan sampah ini tidak ditangani, sampah akan menumpuk dan laut akan menjadi kotor. Sementara laut dan pantai Karimunjawa adalah aset utama dari destinasi wisata ini. Oleh karena itu, masalah sampah harus ditangani.

Berdasarkan yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan bahwa sangat diperlukan upaya pengelolaan sampah yang efektif untuk menanggulangi masalah sampah yang kian menumpuk di Pulau Karimunjawa. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan sebagai satu langkah untuk mengurangi permasalahan sampah di Pulau Karimunjawa.

(23)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu harus dilakukannya pengelolaan yang efektif untuk mengelola sampah di Pulau Karimunjawa sebagai destinasi wisata yang memiliki aset utama keindahan alam lautnya. Permasalahan ini disebabkan karena wisatawan yang datang dan sampah laut kiriman. Kedua faktor tersebut yang secara tidak langsung menambah jumlah sampah yang sudah ada dan juga sangat berpotensi merusak keaslian kawasan Taman Nasional Karimunjawa, sehingga diperlukan upaya untuk menanggulangi kerusakan ekosistem dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Dengan menguraikan jenis sampah yang terdapat disana dan upaya pengelolaan sampah yang sudah dilakukan diharapkan mempermudah pihak pengelola untuk menanggulangi pengelolaan sampah secara tepat di Pulau Karimunjawa yang termasuk di bawah pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa.

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana upaya pengelolaan sampah yang sudah dilakukan di Pulau Karimunjawa?

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis upaya pengelolaan sampah yang sudah dilakukan di Pulau Karimunjawa.

(24)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat untuk pembaca:

1. Manfaat akademik

a) Dapat digunakan sebagai tambahan informasi perihal pengelolaan sampah di Pulau Karimunjawa.

b) Dapat memberikan informasi yang lebih terperinci dalam pengelolaan sampah terhadap perkembangan pariwisata.

c) Dapat memberikan informasi yang lebih terperinci dalam pengembangan ilmu manajemen pengelolaan sampah di Pulau Karimunjawa.

2. Manfaat praktis

a) Memperjelas upaya pengelolaan sampah yang efektif untuk Pulau Karimunjawa.

b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh semua warga dalam menyempurnakan pengelolaan sampah pada Pulau Karimunjawa.

c) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan upaya pengelolaan sampah di Pulau Karimunjawa.

(25)

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka dalam penelitian ini berisi tentang penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan lokasi dengan tema berbeda, dan kesamaan tema dengan lokasi berbeda. Hal ini bertujuan untuk menunjang relevansi penelitian terkait upaya pengelolaan sampah di Pulau Karimunjawa dalam lingkup Taman Nasional Karimunjawa. Penelitian terdahulu yang digunakan sudah sesuai dengan teori. Berdasarkan penelitian yang terdahulu terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan pada paragraf berikut secara lebih detail:

Zulkarnaen (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Identifikasi Sampah Laut (Marine Debris) di Pantai Bodia Kecamatan Galesong, Pantai Karama Kecamatan Galesong Utara, dan Pantai Mandi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Tikalar membahas mengenai massa sampah laut pada saat pasang surut. Untuk mengetahui sebaran sampah laut (marine debris) berdasarkan ukuran dan jenis pada saat terjadinya pasang surut di beberapa pantai tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitiannya yaitu massa sampah laut terbesar yang ditemukan di Pantai Karama adalah sebanyak 29,22 kg pada saat surut. Sedangkan pada saat musim pasang massa sampah yang dihasilkan yaitu sebanyak 36,44 kg. Jenis sampah laut yang ditemukan dan paling mendominasi di setiap lokasi pantai tersebut adalah sampah plastik.

(26)

Persentase 75,5 % di Pantai Karama, 74,4 % di Pantai Bodia, dan 86,6 % di Pantai Mandi.

Penelitian milik Manik et al (2015) membahas mengenai sistem pengelolaan sampah di Pulau Bunaken. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisa menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian tersebut yaitu diketahui sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Alung Banua yang dilakukan yaitu dengan mengolah sampah basah (organik) menjadi proses pengomposan, sampah kering dengan dibakar, ditimbun dan dibiarkan di lahan kosong/pesisir pantai. Untuk Kelurahan Bunaken yaitu pengelolaan sampah keringnya dilakukan dengan cara mendaur ulang menggunakan mesin pencacah.

Chatlya (2016) melakukan penelitian di Pantai Sukaraja Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung terkait pengelolaan sampah pantai oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut yaitu masalah sampah pantai di Sukaraja yang dikelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung, LSM Mitra Bentala dan masyarakat belum terselesaikan dengan baik. Kemudian penyelesaiaannya yaitu membuat suatu program untuk menanggulangi masalah sampah ini dengan menambah fasilitas yang menunjang yang harus dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

(27)

Wedi (2019) dalam penelitiannya yang berjudul Manajemen Program Pengelolaan Sampah di Bening Saguling Foundation membahas tentang program pelatihan upaya penanggulangan dan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat IKIP Siliwangi dan pengelola Bening Saguling Foundation. Pengeleloaan sampah dan pemanfaatan ini lebih memfokuskan untuk lingkungan rumah tangga dan masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai upaya kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan proses yang baik dengan tujuan agar masyarakat dapat lebih memahami program pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kemauan masyarakat untuk mengikuti kegiatan program pengabdian tersebut untuk melaksanakan program pemilahan sampah dan menggunakan biopori untuk pemanfaatan sampah. Bahkan pada beberapa kesempatan, program pengabdian ini dilaksanakan untuk lebih pengembangan komposter yang dibangun di lingkungan sekitar rumah. Limbah plastik juga dimanfaatkan dengan menjadikannya sebagai kerajinan yang bermanfaat seperti kantong belanja (goody bag) dan sebagainya. Walaupun tidak dalam skala besar tapi pemanfaatan tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pertama adalah perbedaan dalam pemilihan lokasi. Penelitian ini bertempat di Taman Nasional Karimunjawa Jawa Tengah, sedangkan penelitian pertama

(28)

dilakukan di Pantai Bodia Kecamatan Galesong, Pantai Karama Kecamatan Galesong Utara, dan Pantai Mandi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Tikalar. Penelitian ini membahas mengenai upaya pengelolaan sampah di Pulau Karimunjawa dalam lingkup Taman Nasional Karimunjawa sedangkan penelitian kedua membahas mengenai sistem pengelolaan sampah di Pulau Bunaken. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian ketiga adalah perbedaan pemilihan lokasi juga tema yang diangkat. Penelitian ini bertempat di Taman Nasional Karimunjawa, Jawa Tengah. Sedangkan penelitian ketiga berlokasi di Pantai Sukaraja Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung. Penelitian ini lebih mendalam membahas tentang upaya pengelolaan sampah yang sudah dan belum dilakukan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa serta Yayasan 27 Pulo, Wildlife Conservation Society (WCS), juga semua warga Pulau Karimunjawa. Penelitian ketiga lebih mendalam membahas terkait pengelolaan sampah pantai oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian keempat yaitu pemilihan lokasi. Penelitian ini bertempat di Citarum, Jawa Barat. Sedangkan penelitian ini bertempat di Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa. Perbedaan penelitian ini dengan keempat penelitian di atas yaitu belum adanya penelitian yang fokus mengenai upaya pengelolaan sampah di Pulau Karimunjawa di bawah pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa. Kalaupun ditemukan adanya persamaan dengan penelitian terdahulu, hanya pada sebagian aspeknya saja.

(29)

G. Landasan Teori 1. Sampah

Sampah menurut Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, menyatakan bahwa sampah merupakan masalah nasional yang pelik sehingga dalam pengelolaannya perlu dilakukan secara efektif dari setiap bagiannya sehingga dapat memberikan banyak manfaat secara nilai ekonomis, aman bagi masyarakat dan lingkungan, serta dapat membantu merubah perilaku masyarakat. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa sampah adalah sesuatu yang sudah tidak lagi digunakan, tidak lagi terpakai, tidak lagi disenangi dan sudah dibuang yang berasal dari aktifitas manusia (Chandra, 2006). Secara resmi, SK SNI tahun 1990 menyebutkan bahwa sampah yaitu limbah yang bersifat padat terdiri dari dua zat, zat organik dan zat anorganik yang sudah tidak ada manfaatnya dan harus terkelola dengan baik agar tidak menjadi bahaya bagi lingkungan. (Subekti, 2010).

2. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah perkotaan menurut Undang- Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan, jenis dan sumber dari sampah yaitu:

Tahapan pengelolaan sampah dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari produsen sampah (rumah

(30)

tangga, pasar, dan lainnya), mendaur ulang sampah dari sumbernya dan/atau di tempat pengolahan, dan daur ulang sampah di sumbernya dan atau di tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah:

a) Menetapkan sasaran pengurangan sampah.

b) Mengembangkan teknologi bersih dan label produk.

c) Menggunakan bahan produksi yang dapat didaur ulang atau diguna ulang.

d) Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang.

e) Mengembangkan kesadaran program guna ulang atau daur ulang.

2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penanganan sampah yang mencakup pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPA atau tempat pengolahan akhir), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari sumber ke TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu, pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi, karakteristik dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau dikembalikan ke alam.

(31)

3. Jenis-Jenis Sampah

Jenis sampah dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya ke dalam dua bagian, yaitu sampah mudah terurai dan sampah tidak mudah terurai. Sampah yang mudah terurai adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik. Bahan organik ini mudah membusuk contohnya seperti sisa makanan, potongan bangkai hewan, dan sisa sayuran. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami dengan waktu singkat. Sementara itu sampah tidak mudah terurai atau sampah kering adalah sampah yang perlu waktu lama untuk terurai seperti sampah plastik.

Daniel (2009) mengatakan terdapat tiga kelompok penggolongan sampah, diantaranya sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah. Bahan yang dimaksud yaitu seperti sisa makanan dan dedaunan kering. Sampah jenis ini juga biasa disebut dengan sampah basah. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sukar terurai. membutuhkan waktu yang lama untuk proses penghancurannya misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut dengan sampah kering. Terakhir, terdapat sampah dengan bahan berbahaya. Sampah jenis ini terdiri dari limbah bahan-bahan yang berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, dan limbah pabrik.

(32)

Alex (2012) menyebutkan jenis-jenis sampah dengan lebih mendalam dan terperinci, yaitu:

1. Sampah Berdasarkan Sumbernya

a. Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.

b. Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

c. Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas dan plastik.

d. Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.

e. Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik dan logam.

f. Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.

g. Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.

(33)

2. Sampah Berdasarkan Jenisnya

a. Sampah organik: buangan sisa makanan misalnya daging, buah, sayuran dan sebagainya.

b. Sampah anorganik: sisa material sintetis seperti plastik, logam, kaca, keramik dan sebagainya.

3. Sampah Berdasarkan Bentuknya

a. Sampah padat: segala bahan buangan selain kotoran manusia, urin dan sampah cair.

b. Sampah cair: bahan cairan yang telah digunakan lalu tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif, peneliti menjadi alat penelitian itu sendiri. Sehingga peneliti menjadi instrument aktif dalam mengumpulkan data. Di dalam metode kualitatif juga dijelaskan bahwa pengambilan data utamanya melalui wawancara (Moleong, 2014). Alasan penggunaan metode ini yaitu karena lebih mampu mendekatkan dan memudahkan peneliti dengan objek yang dikaji. Peneliti mengamati langsung objek yang dikaji, peneliti bertindak sebagai alat utama riset (human instrument). Informan penelitian ini yaitu Bapak

(34)

Kristiawan selaku pengelola sampah Pulau Karimunjawa dari Balai Taman Nasional Karimunjawa. Pengambilan data dalam penelitian ini melalui informan-informan yang mengelola tentang permasalahan sampah di Pulau Karimunjawa. Peneliti juga secara langsung datang ke lapangan untuk menganalisa, mendokumentasikan, dan mengolah seluruh data sebagai bukti pelaksanaan penelitian.

2. Waktu dan Tempat

Peneliti akan melakukan penelitian ini selama tujuh bulan terhitung dari 2 Desember 2020 sampai dengan 10 Juni 2020. Penelitian ini dilakukan di Taman Nasional Karimunjawa dan difokuskan pada Pulau Karimunjawa. Jalan Danang Joyo, Dukuh Kapuran, Desa Karimunjawa, Jepara kode pos 59455.

3. Alat Penelitian

Peneliti akan menggunakan alat penelitian berupa:

a. Telepon seluler, berfungsi sebagai alat komunikasi dengan narasumber dan mencari sumber studi pustaka.

b. Panduan pertanyaan, berfungsi sebagai panduan pertanyaan yang akan diajukan saat wawancara berlangsung.

c. Alat perekam suara, berfungsi sebagai alat yang merekam suara saat wawancara berlangsung.

(35)

d. Kamera, berfungsi sebagai alat dokumentasi saat wawancara dan observasi.

e. Laptop yang digunakan untuk menulis hasil penelitian.

f. Buku tulis, berfungsi sebagai alat untuk mencatat informasi penting saat melakukan wawancara dan observasi.

g. Pulpen, berfungsi sebagai alat untuk mencatat informasi penting saat melakukan wawancara dan observasi.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara yaitu suatu cara yang peneliti lakukan untuk mendapatkan suatu informasi dari informan melalui interaksi antara peneliti dengan informan untuk meneliti objek yang dikaji (Slamet, 2011). Peneliti mewawancarai Bapak Kristiawan sebagai pengelola aktif sampah Pulau Karimunjawa dari Balai Taman Nasional Karimunjawa untuk menanyakan terkait pengelolaan sampah di sana.

b. Observasi

Observasi adalah tahap awal yang penting dan dibutuhkan untuk menjadi fokus perhatian lebih luas atau

(36)

yang dapat disebut dengan obervasi partisipan. Observasi partisipan yaitu observasi dengan hasil praktis sebagai sebuah metode di dalamnya dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti juga dapat berinteraksi langsung dengan subjek yang dikajinya (Denzim & Lincoln, 2009:524). Peneliti melakukan observasi partisipan, dimana peneliti akan mengamati dan mencatat situasi serta kondisi di lapangan. Mengamati keadaan sampah di jalanan, di dermaga, di alun-alun atau di titik-titik keramaian wisatawan. Juga mencatat keadaan sampah di beberapa titik tempat yang disebutkan di atas. Peneliti juga ikut dalam berbagai kegiatan yang bersinggungan langsung dengan permasalahan sampah yang ada seperti Bersih Pantai untuk dapat melakukan observasi secara lebih dalam terkait pencarian permasalahan sampah yang belum terselesaikan.

c. Teknik Dokumentasi

Danial (2009) menjelaskan teknik dokumentasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan sejumlah dokumen penting sebagai bahan data sesuai dengan subjek yang dikaji. Peneliti mengumpulkan dan memilah dokumen yang diperlukan. Dokumen yang sudah terpilah sesuai dengan keperluan akan didokumentasikan oleh peneliti. Bahan data

(37)

yang dikumpulkan untuk melengkapi penelitian dengan teknik dokumentasi ini adalah mengumpulkan dokumen dari data internal Balai Taman Nasional Karimunjawa seperti peta Pulau Karimunjawa, data statistik tingkat kunjungan wisatawan, dokumen foto saat observasi ke bangunan Tempat Pembuangan Akhir yang masih dibangun, dokumen foto saat mengikuti kegiatan bersih pantai, dan dokumen foto bukti masih banyaknya sampah yang berserakan di titik tempat umum Pulau Karimunjawa seperti dermaga, alun-alun, juga jalanan desa Pulau Karimunjawa.

5. Jenis Data

a. Data Primer

Menurut Yusuf (2003) data primer merupakan data yang didapatkan dari informan asli. Data ini dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data-data ini dikumpulkan oleh peneliti melalui proses di lapangan dengan menggunakan cara wawancara dan observasi. Data primer yang diambil oleh peneliti untuk penelitian ini yaitu data wawancara bersama beberapa informan dan data observasi yang didapat langsung bersama informan.

(38)

b. Data Sekunder

Menurut Sabhita (2005), data sekunder dapat diartikan sebagai data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti terdahulu. Contohnya, data terdahulu yang sudah terkumpul dan masih sesuai untuk digunakan kembali untuk menjawab pertanyaan dari penelitian peneliti pada masa kini. Contoh dari data sekunder yang boleh diambil dari data yang sudah terkumpul yaitu dokumen demografis suatu wilayah, laporan kegiatan internal, dan data internal meningkatnya wisatawan. Dalam penelitian ini mengambil data sekunder tersebut dari buku, jurnal, website, penelitian terdahulu dan dokumen internal Balai Taman Nasional Karimunjawa.

6. Analisa Data

Analisis data adalah proses mengolah data secara sistematis. Data ini disusun dari data yang diperoleh hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Penyusunan data tersebut dilakukan dengan cara mengelompokkan data ke dalam beberapa kategori, menjabarkan data ke unit-unit, melakukan sintesa data, menyusun data ke dalam banyak pola, memilih data mana yang diperlukan dan membuat suatu kesimpulan sehingga hasil data lebih mudah dipahami oleh peneliti maupun oleh pembaca (Sugiyono, 2011). Data yang

(39)

didapat dari hasil penelitian baik observasi, wawancara, serta dokumentasi dikumpulkan menjadi satu dan direkap. Kemudian dilakukan analisis data dari data-data yang diperoleh saat proses pengumpulan data. Setelah proses pengumpulan data dan analisa data sudah selesai, lalu akan ditarik kesimpulan mengenai strategi pengelolaan sampah yang perlu dilakukan di Pulau Karimunjawa.

(40)

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Letak / Alamat

1. Letak Objek Penelitian

Taman Nasional Karimunjawa secara geografis terletak pada koordinat 5°40’39”-5°55’00” LS dan 110°05’ 57”-110°31’ 15” BT. Telah dikeluarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 78/Kpts-II/1999 pada tanggal 22 Februari 1999 yang menyatakan bahwa wilayah kawasan Karimunjawa dan sekitarnya yang terletak di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah adalah kawasan dilindungi. Dalam surat ini ditetapkan wilayah kawasan Taman Nasional tersebut dengan nama Taman Nasional Karimunjawa. Taman Nasional Karimunjawa memiliki luas wilayah sekitar 111.625 hektar. Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari 27 Pulau. Peta Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa dengan jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(41)

Gambar 2. 1 Peta Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa

Sumber: Laman Taman Nasional Karimunjawa

B. Gambaran Umum 1. Sejarah

Penamaan wilayah kawasan ini menjadi Karimunjawa berasal dari sejarah saat salah satu tokoh penyebar Agama Islam yang dibuang ke pulau ini. Tokoh agama ini melihat banyak pulau di pantai utara yang tidak jelas dari kejauhan. Maka saat itu pula pulau-pulau tersebut diberi nama Pulau Karimunjawa. Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau yang berjumlah 27 buah, lima buah pulau diantaranya telah menjadi

(42)

pulau pemukiman yaitu, Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting.

2. Profil

Kawasan Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau yang jumlahnya terdapat 27 pulau besar dan kecil. Perairan kawasan Taman Nasional Karimunjawa mempunyai luas 1110.117,30 Ha. Pulau Karimunjawa adalah pulau terbesar. Pulau ini mempunyai seluas 1.285,50 Ha. Pulau Kemujan sebagai pulau terbesar kedua mempunyai luas 222,20 Ha dan kawasan perairan serta pulau kecil sekitarnya seluas 110.117,30 Ha. Topografi dasar perairan Taman Nasional Karimunjawa yaitu pantainya berpasir, semakin ke tengah dapat terlihat kayanya gugusan terumbu karang yang mengelilingi pulau dengan kedalaman yang berbeda-beda mulai dari 0,5 meter sampai dengan 20 meter. Temperatur udara di Taman Nasional Karimunjawa berkisar antara 30 sampai 31 derajat Celcius. Gelombang besar terjadi pada musim angin yang terjadi dimulai dari bulan Januari sampai April, sedangkan musim kering dimulai dari bulan Mei sampai bulan September.

2.1 Ekosistem

Kawasan Taman Nasional Karimunjawa memiliki 5 bagian tipe ekosistem. Ekosistem tersebut meliputi ekosistem terumbu karang, padang lamun, mangrove, hutan pantai, dan hutan

(43)

hujan tropis dataran rendah. Ekosistem ini masih terjaga keasliannya.

2.2 Flora

Taman Nasional Karimunjawa mempunyai tumbuhan yang hanya terdapat disana tumbuhan tersebut yaitu pohon dewandaru. Pohon dewandaru ini tumbuh di hutan hujan dataran rendah. Tumbuhan unik lain pun dapat ditemukan pada padang lamun. Tumbuhan ini terdiri dari 3 divisi yaitu

Chlorophyta, Phaephyta, dan Rhodophyta. Bakau hitam,

cemara laut, dan pohon ketapang juga termasuk dalam hutan pantai dan mangrove.

2.3 Fauna

Taman Nasional Karimunjawa tidak terlalu banyak memiliki keanekaragaman satwa darat dibandingkan dengan satwa perairannya. Mamalia darat yang biasanya dijumpai di kawasan ini, antara lain rusa, trenggiling, dan kera ekor panjang. Ditemukan 54 jenis burung yang ditemukan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa meliputi 27 famili, 16 jenis burung. Burung tersebut merupakan jenis yang dilindungi undang-undang. Pergam ketanjar, elang laut perut putih, dan betet karimunjawa adalah jenis burung yang sering dijumpai di kawasan konservasi ini. Selain itu, terdapat 3 jenis amphibia di

(44)

kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Jenis ini antara lain ular edhor, penyu sisik, dan penyu hijau.

2.4 Wisata

2.4.1 Wisata alam darat yang dapat dilakukan yaitu hiking, kegiatan ini biasanya dilakukan di beberapa pulau antara lain di Pulau Karimunjawa pada Camping Ground Legon Lele. Canoing, kegiatan yang satu ini dapat dilakukan di hutan mangrove Pulau Kemujan. Sunbathing, kegiatan ini biasa dilakukan di pesisir pantai. Caving, wisata yang satu ini yaitu wisata menulusuri goa. Kegiatan ini dapat dilakukan Goa Sarang yang terdapat di Pulau Parang. Pengamatan Penyu juga kegiatan darat lain yang dapat dilakukan di kawasan konservasi ini biasanya dilakukan Pulau Sintok saat musim penyu bertelur. Bird Watching, dapat dilakukan di seluruh kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

2.5 Jalur Transportasi yang Dapat Digunakan

2.5.1 Perjalanan jalur laut dapat ditempuh dengan menggunakan kapal dari Pelabuhan Kartini di Jepara dan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. Transportasi laut tersebut berlayar setiap minggu bahkan setiap hari. Waktu perjalanan yang ditempuh

(45)

kurang lebih selama 6 jam dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan 2 jam dari pelabuhan Kartini, Jepara.

2.5.2 Perjalanan jalur udara dapat ditempuh melalui Bandar Udara Ahmad Yani Semarang ke Bandar Udara Dewodaru di Pulau Kemujan dengan pesawat Wings Air.

2.6 Tingkat Kunjungan

Balai Taman Nasional Karimunjawa setiap tahunnya selalu mencatat dan menghitung banyaknya wisatawan yang datang menurut jumlah penerbitan SIMAKSI di Taman Nasional Karimunjawa dan berdasarkan tujuannya. Tingkat kunjungan banyaknya wisatawan yang datang menurut jumlah penerbitan SIMAKSI tahun 2002 sampai dengan tahun 2019 meningkat, secara lebih detail grafiknya dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sedangkan tingkat kunjungan banyaknya wisatawan yang datang menurut tujuan dapat dilihat lebih detail pada Gambar 2.3.

(46)

Gambar 2.2 Grafik Jumlah di keluarkannya SIMAKSI oleh Taman Nasional Karimunjawa tahun 2002 sampai

dengan 2019

Sumber: Dokumen Publik Statistika Balai Taman Nasional Karimunjawa 2019

Gambar 2.3 Pengunjung Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Tujuan Tahun 2015 s/d 2019

Sumber: Dokumen Publik Statistika Balai Taman Nasional Karimunjawa 2019

(47)

3. Struktur Organisasi

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional pada tanggal 29 Januari 2016 mengatakan Taman Nasional Karimunjawa tergolong balai taman nasional tipe B yang terdiri atas tiga bagian yaitu, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I, dan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II.

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Karimunjawa 2019

Sumber: Dokumen Publik Statistika Balai Taman Nasional Karimunjawa 2019 KEPALA BALAI SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH 1 SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH 2 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(48)

2. Zonasi Taman Nasional Karimunjawa

Saat ini terdapat sembilan zona dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK 28/IV-SET/2012 tentang Zonasi Taman Nasional Karimunjawa. Zona-zona tersebut dijelaskan lebih terperinci dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.1

Zonasi Kawasan Taman Nasional Karimunjawa 2019

No. Zona Luas (Ha) Lokasi

1. Zona Inti 444,629 ha Berada dalam perairan, Taka Malang, Pulau Kumbang, Tanjung Bomang, dan Taka Menyawakan.

2. Zona Rimba 1.451,767 ha

Pulau Karimunjawa untuk Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah dan Pulau Kemujan untukHutan Mangrove.

3. Zona

Perlindungan Bahari

2.599,770 Ha

Terdapat di Pulau Sintok, selatan Cemara

Besar, selatan Pulau Menjangan Kecil, utara Pulau Bengkoang, utara Pulau Cemara Kecil, Pulau Geleang, timur Pulau Nyamuk, Gosong Tengah, Pulau Burung, Karang Besi bagian selatan, Krakal Besar bagian utara, Gosong Selikur Perairan Karang Kapal, Gosong Kumbang, dan Pulau Kembar. 4. Zona Pemanfaatan Darat 55,933 ha

Berada di areal Nyamplung Ragas, Pulau Menjangan Kecil, areal Legon Lele, Pulau Cemara Besar, dan areal tracking mangrove. 5. Zona Pemanfaatan Wisata Bahari 2.733,735 ha

Berada di perairan sebelah timur Pulau Kumbang, , perairan Pulau Menjangan Kecil, Pulau Menjangan Besar, perairan Pulau Cemara Kecil bagian utara, perairan Pulau Bengkoang bagian selatan, perairan Pulau Menyawakan, perairan Pulau Kembar, perairan Pulau Tengah, Indonor

(49)

dan perairan Pulau Cemara Besar bagian utara, perairan Tanjung Gelam,

perairan Pulau Katang, perairan Krakal Besar bagian selatan, perairan Krakal Kecil, dan perairan Pulau Cilik.

6. Zona Budidaya Bahari

1.370,729 ha

Berada di perairan Pulau Parang dan

perairan Pulau Nyamuk, Pulau

Karimunjawa, perairan Pulau Kemujan, perairan Pulau Menjangan Besar, dan perairan Pulau Karang Besi bagian utara. 7. Zona Religi,

Budaya dan Sejarah

0,859 ha Berada di Makam Sunan Nyamplungan, Pulau Karimunjawa.

8. Zona Rehabilitasi

68,329 ha Berada di perairan sebelah timur

Pulau Nyamuk, perairan sebelah barat Pulau Kemujan, perairan sebelah timur Pulau Parang, dan perairan sebelah barat Pulau Karimunjawa. 9. Zona Tradisional Perikanan 102.899,249 ha

Seluruh perairan selain zona yang telah ditetapkan

dalam kawasan oleh Taman Nasional Karimunjawa.

Jumlah 111.625.000 ha

Sumber: Dokumen Internal Kantor Resort Seksi Karimunjawa Wilayah II

(50)

BAB III PEMBAHASAN

A. Upaya Pengelolaan Sampah di Pulau Karimunjawa

Untuk dapat mengolah sampah dengan baik, diperlukan mengetahui jenis sampah apa saja yang terdapat di Pulau Karimunjawa. Dengan mengetahui jenis sampah, dapat dilakukan upaya pengelolaan sampah yang tepat. Upaya pengelolaan sampah untuk mengurangi sampah yang ada sudah dilakukan oleh pihak pengelola. Sampah di Pulau Karimunjawa sebagai destinasi wsiata dalam lingkup Taman Nasional Karimunjawa dapat mudah sekali ditemukan di tempat umum misalnya di Dermaga, Alun-Alun, wilayah pesisir pantai dan juga terkadang terlihat di jalanan desanya. Sampah yang datang mencemari seluruh pesisir pantai pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Karimunjawa sebagian besar merupakan sampah dari wisatawan yang mereka bawa atau hasilkan saat berkegiatan wisata dan sampah kiriman dari laut saat gelombang tinggi. Sampah menjadi masalah utama di wilayah tempat wisata seperti Karimunjawa sendiri. Jenis-jenis sampah yang ditemukan di Pulau Karimunjawa yaitu:

1. Sampah yang ditemukan berdasarkan sifatnya:

Daniel (2009) mengatakan terdapat tiga jenis sampah, diantaranya sampah mudah terurai, sampah tidak mudah terurai dan sampah dengan bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, dan limbah pabrik.

(51)

a. Sampah mudah terurai

Jenis sampah berdasarkan sifat mudah terurai dapat ditemukan di Pulau Karimunjawa seperti sampah dedaunan kering di Alun-Alun, sampah sisa makanan di Dermaga Barat dan Dermaga Timur, sampah tissue yang berserakan di jalanan dan sampah sisa sayuran di pasar lokal Karimunjawa. Sampah ini mudah terurai dengan sendirinya dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk dapat terurai. Sampah dengan sifat ini dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos.

b. Sampah tidak mudah terurai

Sampah dengan sifat tidak mudah terurai memerlukan waktu yang lama untuk terurai. Di Pulau Karimunjawa, sampah tidak mudah terurai dapat ditemukan di beberapa titik keramaiannya seperti di Dermaga Barat, Dermaga Timur, Alun-Alun dan pesisir pantainya. Jumlah sampah dengan sifat tidak mudah terurai ini paling banyak ditemukan di Pulau Karimunjawa. Pada Gambar 3.1 sampah plastik bekas minuman para wisatawan sering terlihat berserakan di Alun-Alun Karimunjawa. Sampah juga dapat mudah ditemui di dermaga barat dan timur Pulau Karimunjawa seperti yang terlihat pada Gambar 3.2, Gambar 3.3, dan Gambar 3.4.

(52)

Gambar 3.1 Gambar 3.2 Sampah di alun-alun Sampah di dermaga

Sumber: Dokumen pribadi Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 3.3 Sampah di pesisir pantai dekat dermaga Pulau Karimunjawa

(53)

Gambar 3.4 Sampah di pesisir pantai dekat dermaga Pulau Karimunjawa

Sumber: Dokumen pribadi

c. Sampah bahan berbahaya dan beracun

Jenis sampah dengan sifat ini tidak banyak ditemukan di Pulau Karimunjawa karena tidak adanya rumah sakit dan pabrik besar. Pulau Karimunjawa hanya memiliki satu puskesmas saja, sehingga sampah dari bekas bahan atau barang medis hanya sedikit. Jumlah dari sampah puskesmas masih dalam batas normal sehingga tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Upaya pengelolaan sampah dari puskesmas ini dibakar dan dikubur.

(54)

2. Sampah yang ditemukan berdasarkan sumbernya:

Alex (2012) menjelaskan sampah berdasarkan sumbernya secara lebih mendalam yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Sampah alam

Sampah yang sumbernya dari kehidupan alam liar, seperti daun-daun kering yang ditemukan di Alun-Alun Pulau Karimunjawa yang terurai menjadi tanah. Sampah daun-daun kering di lingkungan pemukiman yang berdekatan dengan titik keramaian wisatawan sehingga dapat mengotori jalanan Pulau Karimunjawa. Sampah dedaunan kering ini dapat mudah sekali ditemukan di banyak tempat di Pulau Karimunjawa karena masih banyaknya pepohonan, kebun juga hutan yang masih asri. b. Sampah manusia

Sampah manusia adalah limbah dari hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya yang serius bagi kesehatan. Sampah ini dapat digunakan sebagai tempat berkembangnya virus dan bakteri jika tidak diolah dengan baik. Sampah manusia terdapat di Pulau Karimunjawa. Warga Karimunjawa juga masing-masing sudah memiliki tempat penampungan untuk jenis sampah ini sendiri di rumahnya.

c. Sampah rumah tangga

Sampah ini berasal dari kegiatan rumah tangga. Sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas dan plastik. Sampah dengan sumber ini juga banyak ditemukan di Pulau Karimunjawa.

(55)

Sampah yang berasal dari rumah tangga ini oleh warga hanya dibakar untuk mengurangi jumlah sampahnya.

d. Sampah konsumsi

Sampah ini berasal dari kegiatan oleh manusia dari bekas penggunaan barang konsumsi seperti bekas kulit makanan dan sisa makanan. Sampah konsumsi di Pulau Karimunjawa banyak ditemukan disekitar dermaga dan pesisir pantai. Saat wisata laut, wisatawan akan disuguhkan makan siang berupa ikan bakar. Sisa makanan dari ikan ini banyak ditemukan di pesisir pantai Pulau Karimunjawa. Sisa makanan lain juga dapat ditemukan di Alun-Alun Karimunjawa karena pada malam hari banyak pedagang makanan yang berjualan di Alun-Alun. Walaupun sampah konsumsi ini dapat terurai dengan sendirinya tetapi jika dimanfaatkan menjadi pupuk kompos sampah konsumsi akan lebih akan bernilai ekonomis.

e. Sampah perkantoran

Sampah ini berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan. Sampah tersebut seperti sampah kertas, tekstil, organik, plastik dan logam. Tidak banyak sampah perkantoran yang ada di Pulau Karimunjawa karena tidak banyak kantor dan tidak adanya pusat perbelanjaan yang besar di Pulau Karimunjawa ini. Sampah perkantoran yang banyak ditemukan di Pulau Karimunjawa adalah sampah kertas.

(56)

f. Sampah industri

Sampah yang berasal dari daerah industri. Sampah ini terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya padat dan cair. Sampah jenis ini terdapat di Pulau Karimunjawa dari tambak udang. Limbah berbahaya yang dihasilkan sudah diawasi oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa agar limbahnya tidak dengan sembarangan di buang ke laut. Pembuangan limbah sampah industri ini sudah diproses dengan baik. Pengusaha tambak udang memiliki tempat pembuangan untuk menampung limbah dari berbahaya dari tambak.

g. Sampah nuklir

Sampah yang dihasilkan dari bahan kimia nuklir. Bahan kimia ini menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Sampah nuklir tidak ditemukan di Pulau Karimunjawa. Pulau Karimunjawa masih aman dari sampah nuklir sehingga lingkungannya tidak tercemari oleh sampah dari sumber ini.

3. Sampah yang ditemukan berdasarkan jenisnya: a. Sampah organik-dapat diurai (degradable)

Menurut Daniel (2009) sampah dapat terurai adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai dengan sendirinya. Sampah ini yaitu seperti sisa makanan dan dedaunan kering. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sampah jenis ini banyak ditemukan di Alun-Alun Pulau

(57)

Karimunjawa seperti yang terlihat pada Gambar 3.5. Contohnya : dedaunan kering, ranting kayu, sisa bekas makanan, bangkai hewan, sisa manusia, kardus, dan kertas.

Gambar 3.5 Sampah daun di alun-alun Karimunjawa Sumber: Dokumen pribadi

b. Sampah anorganik-tidak terurai (undegradable)

Daniel (2009) mengatakan tidak dapat terurai adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai dan tidak mudah terurai oleh bantuan alam. Tidak dapat terurai dengan waktu singkat dan membutuhkan proses yang lama. Sampah jenis ini misalnya botol, kaleng, plastik, dan styrofoam. Sampah ini dapat dijadikan sampah dengan nilai yang ekonomis karena dapat dijual kembali. Beberapa sampah tidak mudah terurai yang dapat dijual kembali adalah botol dan gelas bekas minuman, kaleng bekas, kaca bekas, dan kertas. Sampah jenis ini juga banyak ditemukan di pantai dekat pesisir Pulau Karimunjawa. Sampah plastik wadah makanan ringan yang tertera pada Gambar 3.6 ini

(58)

ditemukan di Pantai Bobby, Pulau Karimunjawa dan belum terurai. Sampah botol juga sudah umum terlihat di sekitar Dermaga Barat Karimunjawa, karena di Dermaga Barat ini tempat utama untuk semua aktifitas wisata laut sehingga sampah botol plastik minuman ini banyak terlihat seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.6 Gambar 3.7 Sampah plastik wadah makanan Sampah botol di dermaga

Sumber: Dokumen pribadi Sumber: Dokumen pribadi

4. Sampah yang ditemukan berdasarkan bentuknya: a. Sampah padat

Alex (2012) mengatakan sampah padat adalah semua limbah bahan buangan selain sampah cair, kotoran manusia, dan urine. Sampah jenis ini dapat berupa sampah dapur, sampah kebun, plastik, kaleng, gelas dan lain-lain. Semua sampah padat ini dapat ditemukan di Pulau Karimunjawa. Sisa-sisa sayuran dapat ditemukan di pasar lokalnya, sampah rumah tangga dapat ditemukan di sekitar homestay dan perumahan warga, sampah kertas dapat ditemukan di beberapa titik seperti sekolah dan kantor, dan sampah potongan rumput dapat ditemukan di alun-alun Karimunjawa.

(59)

Berdasarkan penguraian yang dapat diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi :

1. Biodegradable : yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh bantuan alam seperti : sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. Sisa-sisa hewan seperti tulang ikan dan bangkai burung dapat ditemukan di pesisir pantai Karimunjawa. Sampah pertanian seperti rumput laut juga banyak ditemukan di pesisir pantai Karimunjawa.

2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh bantuan alam seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain. Sampah jenis ini banyak ditemukan di dermaga Pulau Karimunjawa, di pesisir pantai, di alun-alun, bahkan dapat kita temukan mengapung di laut sekitar Pulau Karimunjawa. Bahkan tak jarang sampah plastik bekas wadah makanan dan bekas wadah pencuci rambut (shampoo) dari beberapa tahun yang lalu masih dapat ditemukan dengan utuh. Mengingat sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai dan tidak bisa diuraikan bantuan alam.

b. Sampah cair

Alex (2012) juga mengatakan sampah cair adalah bahan cairan yang sudah tidak digunakan kembali.

• Limbah hitam, limbah cair yang dihasilkan dari kamar mandi. • Limbah rumah tangga, sampah cair yang dihasilkan dari dapur,

(60)

Sampah cair ditemukan di Pulau Karimunjawa. Pembuangan dari sampah cair ini dibuang ke tangki septik (septic tank). Warga Karimunjawa masing-masing sudah memiliki tangki septik dirumahnya sehingga sampah cair ini tidak mencemari lingkungan sekitar.

Walaupun sudah banyak pihak turun tangan menangani masalah sampah ini tetapi permasalahan sampah tak kunjung selesai dikarenakan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya juga pada musim angin sampah laut kiriman yang dibawa menyumbang naiknya volume sampah laut di pesisir Pulau Karimunjawa. Sampah laut merupakan bahan padat yang sudah tidak terpakai dan dibuang di perairan laut (CSIRO, 2014). Sampah laut kiriman ini terlihat menumpuk di dermaga barat juga dermaga timur Pulau Karimunjawa.

Dalam menjalankan upaya pengelolaan sampah di kawasan Taman Nasional Karimunjawa, Balai Taman Nasional tidak bisa bekerja sendiri. Maka dari Balai Taman Nasional Karimunjawa dibantu oleh 4 mitra lain. 4 mitra tersebut yaitu Wildlife Conservation Society (WCS), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Yayasan 27 Pulo, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Upaya pengelolaan sampah yang sudah dilakukan oleh pihah pengelola yaitu:

1. Giat Aksi Bersih Pantai

Giat aksi bersih pantai terus digalakkan terutama di wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karimunjawa yang mencakup Pulau Karimunjawa. Kegiatan ini rutin dilakukan dua minggu sekali.

(61)

Giat Aksi bersih ini dilakukan di pantai Pelabuhan Rakyat Karimunjawa (dermaga barat) dan Pelabuhan Penyeberangan Karimunjawa (dermaga timur). Dalam pelaksanaannya Balai Taman Nasional Karimunjawa melakukan kegiatan ini bekerjasama dengan Yayasan 27 Pulo dan para pelaku wisata seperti tour guide, pemilik usaha tour, dan pemilik kapal yang biasa digunakan untuk wisata laut.

Aksi bersih pantai ini dilaksanakan untuk mengakomodir niat baik para pelaku wisata, rekan-rekan Yayasan 27 Pulo, dan para pemuda yang memiliki kepedulian akan kelestarian alam dan lingkungan hidup. Yayasan 27 Pulo adalah yayasan yang dibuat oleh warga Pulau Karimunjawa untuk menjadi wadah kegiatan warga menanggulangi permasalahan sampah yang terdapat di Pulau Karimunjawa. Yayasan ini bersifat non-profit dan sukarela. Warga yang ingin bergabung menjadi anggota dapat dengan mudah mendaftarkan diri dengan sukarela.

Pesisir pantai yang dibersihkan yaitu pesisir pantai yang merupakan tujuan dari wisatawan dan belum dikelola oleh resort wisata maupun pesisir pulau yang dimiliki oleh Kementerian tetapi belum dikelola dengan baik dan pesisir pantai dekat dengan dermaga Karimunjawa. Kegiatan bersih pantai awal mulanya dilakukan oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa dan seiring berjalannya waktu menjadi kegiatan rutin masyarakat lokal Pulau Karimunjawa.

Bersih pantai juga dilakukan pada tanggal 23 Januari 2020. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 Pelabuhan yaitu Pelabuhan Barat (

(62)

Syahbadar ) dan Pelabuhan Timur Karimunjawa ( Perintis ). Dimulai pada pukul 07.30 - 10.00 WIB. Kegiatan ini melibatkan dari Unsur Pemerintah Kecamatan Karimunjawa, Desa Karimunjawa, Kapolsek Karimunjawa, Koramil 10 Karimunjawa, PosAirud, Balai Taman Nasional Karimunjawa Pos TNI AL, Pelabuhan Perikanan Pantai ( PPP ), UPP Kelas 3 Syahbandar, DPC HPI Karimunjawa, Paguyuban Segoro, Yayasan Pitulikur Pulo, Karang Taruna desa Karimunjawa, Paguyuban Biro Wisata Karimunjawa, Trans Karimunjawa, Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Jepara, Sibat Karimunjawa + PMI, Universitar Islam Negeri Walisongo, Universitas Sebelas Maret, Universitas Diponegor, Universitas Hangtuah Surabaya, Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Kegiatan ini bersih pantai pada kali ini diikuti oleh banyak pihak dengan jumlah peserta 120 orang terdari dari 100 laki-laki dan 20 perempuan.

Kegiatan bersih pantai dimulai dengan membagi dua kelompok kerja di pelabuhan barat dan pelabuhan timur Karimunjawa. Peserta langsung dibagikan kantong plastik yang sudah disediakan oleh Panitia HPI Karimunjawa. untuk memasukan sampah sesuai arahan dari sambutan ketua 1 HPI Karimunjawa.Dalam kegiatan bersih pantai ini kami menggunakan 2 jenis mode transportasi yaitu mobil pickup dan odong – odong dengan bantuan pinjaman transportasi dari Yayasan 27 dan Karang Taruna Desa Karimunjawa. Hasil kegiatan bersih pantai tercatat sampah yang di hasilkan sebanyak 7,5 ton dengan komposisi sampah plastik, botol kaca, tali, bekas wadah makanan (styroform),

(63)

dedaunan, kayu dan ranting pohon. Semua sampah dikumpulkan dan diangkut menggunakan mobil sampah ke lokasi tempat pembuangan sampah sementara Pulau Karimunjawa lalu dibakar.

Gambar 3.8 Foto saat Bersih pantai di Dermaga Timur Pelabuhan Karimunjawa

Sumber: Dokumen pribadi

2. Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir

Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir juga merupakan satu upaya pihak pengelola dalam penanganan dan pengelolaan sampah, karena untuk saat ini warga masih menimbun sampahnya di tempat-tempat yang memiliki lahan luas seperti dipinggir jalan seperti pada Gambar 3.9, Gambar 3.10 dan di belakang rumah seperti pada Gambar 3.11. Pulau Karimunjawa belum mempunyai satu tempat khusus untuk menjadi pusat pembuangan akhir sampahnya. Tidak adanya tempat khusus yang menjadi pusat pembuangan akhir sampah ini jelas sangat

(64)

menggangu untuk dipandang karena sampah yang belum terkelola dengan baik sehingga masih dapat terlihat di beberapa tempat. Tempat Pembuangan Akhir ini sedang dibangun dan sudah mulai dapat digunakan pada akhir tahun 2020. Tempat Pembuangan Akhir yang sedang menjalani proses pembangunan dapat terlihat pada Gambar 3.12 dan Gambar 3.13.

Gambar 3.9 Timbunan sampah di pinggir jalan Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 3.10 Timbunan sampah di pinggir jalan Sumber: Dokumen pribadi

(65)

Gambar 3.11 Timbunan sampah di belakang kantor Balai Taman Nasional SPTN II Karimunjawa

Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 3.12 Gambar 3.13 Lahan TPA yang sedang dibangun Bangunan TPA

Gambar

Gambar 2. 1 Peta Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa   Sumber: Laman Taman Nasional Karimunjawa
Gambar 2.2 Grafik Jumlah di keluarkannya SIMAKSI  oleh Taman Nasional Karimunjawa tahun 2002 sampai
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Karimunjawa 2019  Sumber: Dokumen Publik Statistika Balai Taman Nasional Karimunjawa 2019
Gambar 3.3 Sampah di pesisir pantai dekat dermaga Pulau  Karimunjawa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) mempunyai potensi wisata yang sangat tinggi, khususnya untuk wisata minat khusus yaitu berselancar di Zona Pemanfaatan Plengkung

dengan taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai. ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk

(3) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.. Adapun

Dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PerMen KP) Nomor 30 Tahun 2010, zonasi dalam kawasan konservasi

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki satu atau lebih ekosistem alam utuh tidak terganggu yang dikelola dengan sistem

Permasalahan dalam penelitian ini adalah membuat suatu Sistem Informasi Vegetasi Mangrove (SIVM) di Taman Nasional Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah yang berbasis web..

Evaluasi kriteria indikator dan valuasi potensi serta manfaat setiap zonasi taman nasional sesuai dengan model, pengelolaan, luas, biofisik dan daerah penyangga merupakan hal

Sesuai sistem zonasi yang berlaku di Taman Nasional Kepulauan Seribu, Zona Inti merupakan Zona Larang Tangkap demi mewujudkan perikanan berkelanjutan di masa depan.. Foto :