• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 ALUR PROSES

Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Perawatan Lift atau Elevator

A. Pengenalan Peralatan dan Perhitungan Pemakaian Lift atau Elevator

Jadwal

pemeliharaan

pemeliharaan

Program

Pemeliharaan

mingguan

Persiapan

Pemeliharaan

Proses

pemeliharaan

Staf

pemeliharaan

Laporan

pemeliharaan

pemeliharaan

Catatan hasil

Selesai

Jadwal

pemeliharaan

pemeliharaan

Program

Pemeliharaan

mingguan

Persiapan

Pemeliharaan

Proses

pemeliharaan

Staf

pemeliharaan

Laporan

(2)

Pada dasarnya ada dua kategori Lift yaitu lift listrik dan lift hidrolik. Dalam hal energi, lift listrik lebih hemat dibanding lift hidrolik, oleh karena itu umumnya perancang jika memungkinkan menggunakan lift listrik.

1. Bagian utama Lift Listrik antara lain:

 Sistem pengendali motor, digunakan untuk motor penggerak. Ada bermacam-macam tipe motor penggerak yaitu Motor DC dengan generator set (DC M-G), Motor DC dengan solid state controller (DC SS), Motor AC 2 speed, Motor AC dengan pengendali variable tegangan (AC VV), dan Motor AC dengan variable tegangan dan variable frekuensi (AC VVVF). Diantara system penggerak tersebut, tipe DC M-G memiliki efisiensi yang paling rendah, sedangkan yang paling tinggi efisiensinya dan menguntungkan dalam kenyamanan pada pengendalian kecepatan adalah tipe AC VVVF.

Gear motor pengendali, agar lift berkecepatan sedang atau rendah dan

mendapatkan perbedaan sumbu yang berputar serta keperluan perputaran roda katrol. Lift berkecepatan tinggi dan rendah biasanya menggunakan gear susupan (worm) yang gesekan transmisinya termasuk tinggi, tepat dalam control kecepatan, peredam kejutan yang baik, operasi yang tenang, dan hambatan yang tinggi untuk mengurangi perputaran katrol. Beberapa mesin terbaru memakai gear helix yang lebih efisien disbanding gear susupan.

 Motor, yang digunakan untuk mengangkat lift adalah motor DC, motor AC asinkron, dan motor AC sinkron. Untuk lift disarankan untuk menggunakan motor AC sinkron yang memberikan efisiensi motor yang tinggi dan hemat energi.

2. Komponen utama Lift Hidrolik antara lain:

 Tangki, terdiri atas motor, baling-baling, pompa, dan katup. Motor dan pompa dicelupkan dalam minyak dimana katup dipasang pada atas tangki.

 Silinder dan ram, ram bergerak bersama silinder yang melindungi lapisan ram yang licin. Di atas silinder ditambahkan silinder dengan cincin penutup.

 Cincin penuntun, menanggulangi kesalahan jalan ram.

dengan variable tegangan dan variable frekuensi (AC VVVF). Diantara system penggerak tersebut, tipe DC M-G memiliki efisiensi yang paling rendah, sedangkan yang paling tinggi efisiensinya dan menguntungkan dalam kenyamanan pada pengendalian kecepatan adalah tipe AC VVVF.

Gear motor pengendali, agar lift berkecepatan sedang atau rendah dan Gear motor pengendali, agar lift berkecepatan sedang atau rendah dan Gear

mendapatkan perbedaan sumbu yang berputar serta keperluan perputaran roda katrol. Lift berkecepatan tinggi dan rendah biasanya menggunakan gear susupan (worm) yang gesekan transmisinya termasuk tinggi, tepat dalam control kecepatan, peredam kejutan yang baik, operasi yang tenang, dan hambatan yang tinggi untuk mengurangi perputaran katrol. Beberapa mesin terbaru memakai gear helix yang lebih efisien disbanding gear susupan.

Motor, yang digunakan untuk mengangkat lift adalah motor DC, motor AC asinkron, dan motor AC sinkron. Untuk lift disarankan untuk menggunakan

(3)

 Segel ram, menanggulangi kebocoran minyak pada ujung silinder.

Cincin scrapper, menanggulangi penggoresan pada ram dengan membuang benda-benda asing sebelum kembali ke silinder.

Baling-baling dan bleed, mengeluarkan dan menghilangkan air dalam system.

 Cincin-O, menjadi segel antara kepala silinder dengan silinder.

 Pengontrol, mengoperasikan katup dan arah gerbong lift.

Lift hidrolik dipasang dengan lebih dari satu silinder sesuai kapasitas rata-rata muatan yang akan diangkat lift, kesemuanya disatukan dengan system hidrolik. Pemanfaatan konfigurasi silinder merupakan cara mudah untuk menghemat energi yaitu dengan menggabungkan penyeimbang berat dalam system.

Salah satu hal yang harus dipikirkan pertama kali saat merencanakan bangunan bertingkat banyak adalah masalah transportasi vertical, khususnya untuk transportasi manusia. Alat yang digunakan tersebut yaitu Lift atau Elevator. Pemilihan kapasitas Lift yang akan dipakai juga akan menentukan jumlah Lift yang harus disediakan dan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan gedung, terutama pada gedung-gedung yang dibangun dengan tujuan komersial. Instalasi Lift yang ideal harus mampu menghasilkan waktu menunggu di setiap lantai secara minimum, percepatan yang nyaman, angkutan vertical yang cepat, serta pemuatan dan penurunan yang cepat di setiap lantai.

Kriteria kualitas pelayanan lift yaitu:

Waktu menunggu (Interval, Waiting time), untuk gedung perkantoran yang digunakan sebagai tempat kegiatan komersial maupun sebagai pusat bisnis biasanya menggunakan perhitungan waktu menunggu sekitar 30 detik.

w = T / N ……….……..…(4.1) (Sunarno, 2)

dimana,

w = Waktu menunggu dalam detik (s)

T = Waktu perjalanan bolak-balik tiap lantai dalam detik (s) N = Jumlah Lift

konfigurasi silinder merupakan cara mudah untuk menghemat energi yaitu dengan menggabungkan penyeimbang berat dalam system.

Salah satu hal yang harus dipikirkan pertama kali saat merencanakan bangunan bertingkat banyak adalah masalah transportasi vertical, khususnya untuk transportasi manusia. Alat yang digunakan tersebut yaitu Lift atau Elevator. Pemilihan kapasitas Lift yang akan dipakai juga akan menentukan jumlah Lift yang harus disediakan dan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan gedung, terutama pada gedung-gedung yang dibangun dengan tujuan komersial. Instalasi Lift yang ideal harus mampu menghasilkan wakt menunggu di setiap lantai secara minimum, percepatan yang nyaman, angkutan vertical yang cepat, serta pemuatan dan penurunan yang cepat di setiap lantai.

Kriteria kualitas pelayanan lift yaitu:

Waktu menunggu (Interval, Waiting time Waktu menunggu (Interval, Waiting time

(4)

Waktu menunggu juga sangat bervariasi, tergantung jenis gedung sebagai berikut: o Perkantoran : 25 – 45 detik

o Apartemen : 50 – 120 detik o Hotel : 40 – 70 detik o Asrama : 60 – 80 detik

Sedangkan waktu menunggu minimum sama dengan waktu pengosongan lift yaitu kapasitas lift dikali 1.5 detik tiap penumpang.

Daya angkut (Handling capacity), tergantung kapasitas dan frekuensi pemuatannya, standarnya diukur pada jangka waktu keadaan jam sibuk (rush hour).

M = (5 . 60 . m) / w = (4.2) (Sunarno, 3) dimana,

m = Kapasitas lift (orang) dengan standar 75 kg / orang w = waktu menunggu dalam detik (s) = T / N

Jika 1 zone dilayani 1 lift maka,

M = (5 . 60 . m) / T ………...(4.3) (Sunarno, 3)

Waktu perjalanan bolak-balik (Round trip time), dapat diukur secara pendekatan saja sebab perjalanan lift antarlantai pasti tidak akan mencapai kecepatan yang sebenarnya dari kemampuan lift tersebut.

T = {(2 . h + 4 . s) (n – 1) + s (3 . m + 4)} / s ………...(4.4) (Sunarno, 4) dimana,

T = Waktu perjalanan bolak-balik lift

h = Tinggi lantai sampai dengan lantai berikutnya s = Kecepatan rata-rata lift

n = Jumlah lantai dalam 1 zone m = Kapasitas lift

standarnya diukur pada jangka waktu keadaan jam sibuk (rush hour).

M = (5 . 60 . m) / w =(4.2) (Sunarno, 3) dimana,

m = Kapasitas lift (orang) dengan standar 75 kg / orang w = waktu menunggu dalam detik (s) = T / N

Jika 1 zone dilayani 1 lift maka,

M = (5 . 60 . m) / T ………...(4.3) (Sunarno, 3) Waktu perjalanan bolak-balik (Round trip time

Waktu perjalanan bolak-balik (Round trip time

Waktu perjalanan bolak-balik ( ), dapat diukur secara pendekatan saja sebab perjalanan lift antarlantai pasti tidak akan mencapai kecepatan yang sebenarnya dari kemampuan lift tersebut.

(5)

Beban puncak Lift (Peak load), yang diperhitungkan atas prosentase empiris jumlah penghuni gedung yang harus terangkat oleh lift yang tersedia dalam 5 menit pertama pada jam sibuk (rush hour).

Prosentase di Indonesia adalah:

 Perkantoran = 4% kali jumlah penghuni gedung

 Apartemen = 3% kali jumlah penghuni gedung

 Hotel = 5% kali jumlah penghuni gedung Perkiraan jumlah penghuni gedung:

 Perkantoran = 4 m² / orang

 Apartemen = 3 m² / orang

 Hotel = 5 m² / orang

 Perhitungan jumlah Lift dalam satu zone, dalam merancang lift sebagai utilitas sebuah bangunan diperlukan perhitungan agar dapat diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.

N = {(2 . a . n . T . P) / 3 . m (200 . a” + n . T . P)} …………(4.5) (Sunarno, 7) dimana,

N = Jumlah lift dalam satu zone a = Luas lantai kotor pertingkat

P = Prosentase jumlah penghuni gedung yang diperhitungkan sebagai beban puncak lift

T = Waktu perjalanan bolak-balik m = Kapasitas lift

a” = Luas lantai bersih perorang n = Jumlah lantai dalam satu zone Perkiraan jumlah penghuni gedung:

Perkantoran = 4 m² / orang Apartemen = 3 m² / orang Hotel = 5 m² / orang

Perhitungan jumlah Lift dalam satu zone, dalam merancang lift sebagai utilitas sebuah bangunan diperlukan perhitungan agar dapat diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.

N = {(2 . a . n . T . P) / 3 . m (200 . a” + n . T . P)} …………(4.5) (Sunarno, 7) dimana,

N = Jumlah lift dalam satu zone a = Luas lantai kotor pertingkat

(6)

Gambar 4.1 (Tampak depan tipe lift gedung pusat perhotelan merek Sigma) Sumber : Foto pribadi

Gambar 4.2 (Tampak belakang tipe lift pusat perbelanjaan Save max merek Sigma) Gambar 4.1 (Tampak depan tipe lift gedung pusat perhotelan merek

(7)

Sumber : Foto pribadi

Gambar 4.3 (Lampu interior dalam Lift) Sumber : Foto pribadi

Gambar 4.4 (Pemeriksaan Panel tombol dalam Lift) Gambar 4.3 (Lampu interior dalam Lift)

(8)

Sumber : Foto pribadi

Gambar 4.5 (Pemeriksaan Pintu buka tutup dalam Lift) Sumber : Foto pribadi

4.2.2 Pengoperasian dan Perawatan Lift

Perawatan untuk efisiensi energi peralatan lift yaitu:

 Pastikan bahwa peralatan benar-benar dirawat, mencakup pemeliharaan rutin regular untuk menjaga semua bagian peralatan yang bergerak dengan memberikan pelumas dan untuk mendeteksi tanda kerusakan yang dapat menyebabkan kecelakaan

 Matikan peralatan pada waktu pemakaian tidak efektif.

 Pengawasan operasi peralatan dengan menggunakan audit energi guna menentukan efisiensi energi lift yang dilakukan secara terus-menerus.

 Pastikan ada personil untuk memelihara fasilitas peralatan yang ada di dalam bangunan.

 Jika mungkin, sosialisasikan kepada pengguna lift untuk menggunakan tangga biasa jika akan naik atau turun satu atau dua lantai saja.

Gambar 4.5 (Pemeriksaan Pintu buka tutup dalam Lift) Sumber : Foto pribadi

Pengoperasian dan Perawatan Lift

Perawatan untuk efisiensi energi peralatan lift yaitu:

Pastikan bahwa peralatan benar-benar dirawat, mencakup pemeliharaan rutin regular untuk menjaga semua bagian peralatan yang bergerak dengan memberikan pelumas

(9)

Gambar 4.6 (Pemeriksaan Motor penggerak Lift) Sumber : Foto pribadi

Gambar 4.6 (Pemeriksaan Motor penggerak Lift) Sumber : Foto pribadi

(10)

Gambar 4.7 (Perbaikan PCB M3 ARM Lift) Sumber : Foto pribadi

Gambar 4.8 (Perbaikan Panel control Lift) Sumber : Foto pribadi

Gambar 4.8 (Perbaikan Panel control Lift) Sumber : Foto pribadi

(11)

Gambar 4.7 (Perbaikan Panel Sangkar Lift) Sumber : Foto pribadi

A. Pemeriksaan Pesawat pengaman kereta pada lift (car safety device).

Cirduit braker, berfungsi :

Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel control lift.

Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).

Governoor, berfungsi :

Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi terjadinya over speed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley governoornya).

Menjepit sling governor (catching).Secara mekanik bandul governor akan menjepit sling governor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini,maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.

Final limit switch (upper/bagian atas),berfungsi :

Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper) gagal beroperasi.

Limit switch (upper/bagian atas),berfungsi :

Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.

Emergency exit (manhole),berfungsi :

Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).

Governoor, berfungsi :

Memutuskan power/aliran listrik ke control panel lift jika governor mendeteksi terjadinya over speed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley governoornya).

Menjepit sling governor (catching).Secara mekanik bandul governor akan menjepit sling governor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini,maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety wedge

terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.

(12)

Penumpang dapat di tolong/evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat emergency.Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas.jika pintu ini terbuka lift otomatis akan berhenti.

Emergency light (lampu emergency),berfungsi :

Lampu emergency akan menyala secara otomatis jika terjadi pemdaman sumber listrik.Lampu ini dapat bertahan rata-rata sampai dengan 15 menit.

Safety gear/safety wedge,berfungsi :

Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi terjadinya over speed.

Limit switch (Lower/bagian bawah),berfungsi :

Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.

Final limit switch (lower/bagian bawah), berfungsi :

Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit swich gagal beroperasi.

Lubang kunci pintu luar, berfungsi :

Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.

Door lock switch,berfungsi :

Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya dapat di buka setelah sangkar berhenti.

Interphone, berfungsi :

Safety gear/safety wedge,berfungsi :

Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governor mendeteksi terjadinya over speed.over speed.over speed

Limit switch (Lower(Lower(Lower/bagian bawah),berfungsi :Lower/bagian bawah),berfungsi :

Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.

Final limit switch (lower/bagian bawah), berfungsi : ower/bagian bawah), berfungsi : ower

Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit swich gagal beroperasi.

Lubang kunci pintu luar, berfungsi :

Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency.

(13)

Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance) di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemdaman listrik atau hal emergency.

Safety shoe, berfungsi :

Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali jika mendeteksi sesuatu. Photocell dapat di gunakan secara bersamaan safety shoe ini.

Weighing Device (pendeteksi beban),berfungsi :

Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi beban sangkar yang berlebih. Jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap terbuka sampai dengan sangkar di kurang bebannya.

Apron, berfungsi :

Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.

Buffer, berfungsi :

Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak kea rah paling bawah,buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).

 Setiap kereta, kecuali lif pelayan harus dilengkapi pesawat pengaman kereta yang dapat memberhentikan kereta dari kelajuan, apabila terjadi kecepatan lebih.

 Pesawat pengaman kereta yang dipergunakan harus dapat memberhentikan kereta dengan aman tanpa mengejut.

 etiap lif harus dilengkapi dengan sebuah governor yang memicu dan mengatur bekerjanya pesawat pengaman kereta, jika terjadi kecepatan lebih (overspeed).

 Governor harus disetel dan diuji sehingga pesawat pengaman kereta bekerja sebelum mencapai prosentase kecepatan lebih tertentu, sesuai daftar. Jika governor telah dietel dan disegel dari pabrik pembuatnya, tetap harus diuji Weighing Device (pendeteksi beban),berfungsi :

Memberikan / mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi beban sangkar yang berlebih. Jika weighing device ini akti

akan tetap terbuka sampai dengan sangkar di kurang bebannya.

Apron, berfungsi :

Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.

Buffer, berfungsi :

Jika sangkar atau counterweight (beban penyeimbang) bergerak kea rah paling bawah,buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).

Setiap kereta, kecuali lif pelayan harus dilengkapi pesawat pengaman kereta yang dapat memberhentikan kereta dari kelajuan, apabila terjadi kecepatan lebih.

(14)

Gambar 4.10. (Perlengkapan pengaman kereta) Sumber : PT. Dinamika Karya Sejahtera

(15)

Tabel 4.1

Daftar kecepatan lebih

Kecepatan lif (m/m)

Prosentase maksimal kecepatan lebih terhadap kecepatan normal (%) Jarak tempuh perhentian kereta (kemerosotan) (m) Saat saklar OS terbuka Saat governor bekerja sampai 42 40 50 0,05– 0,40 42 s/d 90 30 40 0,10– 0,70 90 s/d 105 25 35 0,25– 1,10 105 s/d 150 20 30 0,50– 1,80 150 s/d 210 15 25 1,00– 3,00 210 s/d 300 15 20 2,00– 5,60

 Setiap lif yang kecepatannya minimal 60 m/m harus dilengkapi sebuah saklar (Overspeed Switch, OS) pemutus rus listrik ke pengedalian motor. Saklar bekerja atas pengungkit pada governor ketika lif mengalami kecepatan lebih tertentu (lihat table 4.1).

Pesawat pengaman harus dilengkapi dengan Safety Operated Switch (SOS) untuk semua jenis atau kecepatan lif, yang dapat memutuskan arus listrik ke motor saat governor bekerja.

lif (m/m) kecepatan lebih terhadap kecepatan normal (%) perhentian kereta (kemerosotan) (m) Saat saklar OS terbuka Saat governor Saat governor bekerja bekerja sampai 42 40 50 0,05 – 0,40 42 s/d 90 30 40 0,10 – 0,70 90 s/d 105 25 35 0,25 – 1,10 105 s/d 150 20 30 0,50 – 1,80 150 s/d 210 15 25 1,00 – 3,00 210 s/d 300 15 20 2,00 – 5,60

(16)

 Pesawat pengaman senantiasa dirawat agar selalu tetap dalam keadaan bekerja baik. Pemeliharaan pesawat pengaman ini dengan cara member pelumas secara teratur pada bagian tertentu.

 Governor dan pesawat pengaman secara berkala harus diperiksa atas keausan, keretakan, pecah, karatan dan atas kemungkinan baut-baut longgar.

 Pesawat pengaman dalam waktu-waktu tertentu harus diuji kemampuannya. Pengujian harus dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten.

(17)

Gambar

Gambar 4.1 (Tampak depan tipe lift gedung pusat perhotelan merek Sigma) Sumber : Foto pribadi
Gambar 4.3 (Lampu interior dalam Lift) Sumber : Foto pribadi
Gambar 4.5 (Pemeriksaan Pintu buka tutup dalam Lift) Sumber : Foto pribadi
Gambar 4.6 (Pemeriksaan Motor penggerak Lift) Sumber : Foto pribadi
+4

Referensi

Dokumen terkait

 #ika pekerja pekerja memberikan memberikan jasa jasa kepada kepada entitas entitas selama selama periode periode pelaporan, maka entitas harus mengukur nilai yang

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan terfokus pada pengujian yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh variasai sudut penembakan shot peening terhadap structur

Bab IV: Analisis akan terjadinya adaptasi oleh S Metron Masdison dari naskah drama Pengakuan (Tuanku Imam Bonjol) karya Wisran Hadi ke skenario film. Lelaki di Lintas

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih (chip) yang biasanya digunakan untuk sebuah embedded system (sistem yang dibentuk guna menjalankan

berada di LKSA serta yang memahami program Tabungan Sosial

Alasan penulis menggunakan variabel partisipasi anggaran dan variabel moderasi budaya organisasi dan komitmen organisasi adalah untuk menguji konsistensi hasil penelitian yang

Berdasarkan hasil dari pencarian pengetahuan pemodelan data mining , dengan melakukan evaluasi dan validasi dari pola awal yang terbentuk seperti yang ditunjukkan grafik