• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Ira Widya Utama Medan, 2008.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Ira Widya Utama Medan, 2008."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA PT. IRA WIDYA UTAMA

MEDAN

SKRIPSI MINOR

Oleh : RINI PURWATI

052102076 D3 AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini dengan judul “Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Ira Widya Utama Medan”.

Skripsi minor ini merupakan tugas akhir yang wajib bagi mahasiswa Diploma III untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi minor ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dukungan dan nasehat-nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi bimbingan dan mengarahkan penulis sehingga skripsi minor ini selesai. 4. Bapak M. Simba Sembiring, SE selaku Ka. Sub. Bag. Akademik Fakultas

(3)

5. Bapak Drs. Rustam, Ak selaku dosen wali penulis.

6. Bapak/Ibu staff dan para pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Yopie Sangkot Batubara selaku pimpinan perusahaan dan seluruh staff dan karyawan PT. Ira Widya Utama Medan yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi minor ini.

8. Bapak Yunus Siregar dan Bapak Rifai A. Ritonga selaku staff bagian akuntansi yang telah banyak membantu penulis.

9. Ayahanda Boyong dan Ibunda Yusni Pakpahan yang telah setia, sabar dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas do’a, pengorbanan, pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak akan mungkin dapat terbalas, hanya skripsi minor ini yang dapat penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis di masa mendatang. Amin…

10.Kakanda tersayang Endang Wahyuni dan Dewita Mayura, SPd terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya, serta seluruh keluarga besar Pakpahan khususnya Bujing Maryam, Bujing Suryani, Uwak Syamsidar, dan Tulang Ikhsan yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis selama ini.

(4)

Laili, Nita, Nina, Sheila, Vidya, Yaya, serta seluruh teman-teman D3 Akuntansi stambuk 2005.

Penulis menyadari bahwa skripsi minor ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat didalamnya dan semoga skripsi minor ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berwenang.

Medan, Mei 2008 Hormat Penulis

Rini Purwati

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Alasan Pemilihan Judul ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3

D. Metode Penelitian ... 4

E. Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II : PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN ... 7

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 7

B. Struktur Organisasi Perusahaan... 9

C. Pengertian Kas dan Pengawasan Intern ... 15

D. Sistem Pengawasan Intern Kas Perusahaan ... 18

E. Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas Perusahaan... 21

F. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan ... 24

G. Prosedur Penerimaan Kas Perusahaan ... 26

H. Prosedur Pengeluaran Kas Perusahaan ... 27

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI ... 29

A. Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Penerimaan Kas ... 29

(6)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 38 A. Kesimpulan ... 38 B. Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

A. Alasan Pemilihan Judul

Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, banyak perusahaan-perusahaan tidak mampu bersaing akibat ketatnya persaingan dalam dunia usaha. Oleh karena itu, setiap organisasi atau perusahaan selalu didorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar lebih baik.

Suatu perusahaan pada dasarnya didirikan untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa dimasyarakat. Disamping itu perusahaan juga didirikan dengan mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Didalam mencapai tujuan tersebut perusahaan akan menghadapi persoalan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengawasan yang efektif dan terpadu yang akan membantu manajemen memperlancar kegiatannya dalam perusahaan untuk mendapatkan laba dan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

(8)

diperlukan suatu sistem pengawasan intern kas yang baik, sehingga perusahaan dapat mengawasi kas mulai dari diterimanya hingga disetorkannya ke Bank.

Suatu sistem pengawasan intern kas yang baik akan menghasilkan informasi yang benar dan dapat diterima oleh karyawan dan pimpinan perusahaan serta mampu memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan aktiva yang perlu diawasi. Pengawasan dapat diartikan sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas perusahaan agar sesuai dengan rencana semula. Salah satu cara untuk melaksanakannya adalah melalui penyusunan sistem pengawasan intern. Sistem pengawasan intern kas juga merupakan alat pengawasan yang sangat membantu pimpinan dalam melaksanakan tugasnya menjalankan perusahaan dan jika terjadi penyimpangan maka dengan segera diperbaiki kesalahan tersebut. Sehingga nyatalah terlihat betapa pentingnya pengawasan dalam mendukung keberhasilan perusahaan menjalankan aktifitasnya.

Atas dasar uraian-uraian diatas, penulis memilih PT. Ira Widya Utama sebagai objek penelitian dengan judul: “Sistem Pengawasan Intern Kas pada PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN”.

B. Perumusan Masalah

(9)

“Bagaimana penerapan sistem pengawasan intern kas pada PT. Ira Widya Utama Medan”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan mengenai sistem pengawasan intern kas yang dilakukan oleh PT. Ira Widya Utama Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan, Sebagai bahan masukan dan perbaikan bagi PT. Ira Widya Utama Medan dalam kebijaksanaan “Sistem Pengawasan Intern Kas” pada masa yang akan datang sehingga perusahaan menjadi lebih baik.

b. Bagi penulis, Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis untuk membandingkan teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan dan masalah yang dihadapi langsung oleh perusahaan, terutama mengenai pengawasan intern kas.

(10)

D. Metode Penelitian

Untuk Lebih mendukung penelitian yang dilakukan maka diperlukan suatu metode atau cara tertentu untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan yang terdiri dari :

1. Sumber Data

a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang diteliti dan kemudian diolah lebih lanjut oleh peneliti.

b.Data Sekunder adalah data yang diperoleh penulis dari instansi atau penelitian lainnya yang berupa teori-teori, literatur-literatur, laporan-laporan yang berhubungan dengan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu dalam pengumpulan data peneliti melakukan observasi langsung ke perusahaan atau objek yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi dan data yang diperluka. Peneliti langsung melakukan pengamatan tentang aktifitas perusahaan sehari-hari terkait dengan pengawasan intern kas.

(11)

secara langsung kepada pihak yang dianggap berhak dalam memberikan keterangan di PT. Ira Widya Utama Medan.

c. Dokumentasi, yaitu peneliti juga memperoleh informasi berupa data yang telah baku dari perusahaan atau data yang langsung diberikan oleh perusahaan.

3. Metode Analisa

Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menafsirkan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran ataupun keterangan yang lengkap tentang masalah yang dihadapi.

E. Sistematika Pembahasan

(12)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan apa yang menjadi alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pengertian kas dan pengawasan intern, sistem pengawasan intern kas perusahaan, unsur-unsur pengawasan intern perusahaan, sumber penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, prosedur penerimaan kas perusahaan, dan prosedur pengeluaran kas perusahaan.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis menguraikan tentang analisa dan evaluasi pengawasan intern penerimaan kas, analisa dan evaluasi pengawasan intern pengeluaran kas.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(13)

beberapa saran yang mungkin berguna bagi PT. Ira Widya Utama Medan.

(14)

BAB II

PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Ira Widya Utama merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang kontraktor, dimana pada mulanya perusahaan ini berbentuk perseroan komanditer dengan nama CV. Ira Corporation. Setelah berjalan beberapa tahun dan semakin besar jenis usahanya, perusahaan ini berubah bentuk dari badan hukum usaha komanditer menjadi bentuk badan hukum perseroan terbatas dengan nama PT. Ira Corporation yang kemudian berganti nama menjadi PT. Ira Widya Utama berdasarkan akte perubahan No.29 Tahun 1983 oleh notaris Sundari Siregar, SH di Medan. PT. Ira Widya Utama saat ini berkantor pusat di kompleks Taman Setia Budi Indah, Jalan Cactus Raya Blok 9 No.1 Medan.

Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa pembangunan perumahan (Real Estate), konstruksi pemborongan umum (General Contractor), dan usaha bidang perkebunan. Sehingga perusahaan ini berkembang dalam bentuk Grup Usaha (Holding Company). Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan usaha, PT. Ira Widya Utama mengembangkan kegiatannya keluar kotamadya Medan dan keluar propinsi sumatera utara, seperti di Lhokseumawe, Aceh. Salah satu produk real estate dan kontraktornya adalah dibangunnya perumahan Taman Setia Budi Indah yang merupakan salah satu real estate yang ada di kota Medan.

(15)

Ada pun modal awal berdirinya PT. Ira Widya Utama adalah sebesar Rp. 100.000,-/lembar saham, terbagi atas 100 (seratus) lembar saham yang masing- masing terdiri dari :

Yopie Sangkot Batubara : 50 % dari saham Tapi Rumondang Bulan Nasution : 20 % dari saham Abdullah Sony Batubara : 10 % dari saham Indira Marwati Batubara : 10 % dari saham Putri Kemala Sari Batubara : 10 % dari saham Seluruh saham ini telah dikeluarkan secara tunai.

Kegiatan usaha perusahaan ini pada dasarnya dibagi dalam tiga bidang fungsi, yaitu :

• Bagian Real Estate yang melaksanakan kegiatan dibidang pembangunan,

penjualan, dan pengelolaan perumahan, sarana dan prasarana seperti : sarana jalan kompleks perumahan yang dibangun, saluran limbah, parit, prasarana pasar dan sebagainya.

• Bagian Pembangunan yang mengevaluasi keadaan usaha yang sedang berjalan

(16)

• Bagian Kontraktor yang melaksanakan kegiatan – kegiatan pembangunan

konstruksi seperti, bangunan perumahan, jembatan, irigasi, saluran air, dan bendungan serta kegiatan konstruksi lainnya.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Untuk terciptanya suatu manajemen yang efektif dalam melaksanakan usaha jasa konstruksi, pembangunan perumahan (Real Estate) dan bidang lainnya, manajemen menyadari perlu merancang suatu struktur organisasi yang sesuai dengan kegiatan usaha perumahan ini, sehingga dalam melaksanakan dan mengendalikan kegiatan usaha perusahaan yang berkenaan dengan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan uasaha dapat terlaksana sesuai dengan fungsi, tugas dan tanggung jawab dari setiap posisi dari struktur organisasi. Dengan adanya susunan keorganisasian ini, dapat mempermudah dalam memahami setiap kedudukan orang dalam perusahaan tersebut. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab masing – masing bagian dalam struktur organisasi PT. Ira Widya Utama Medan.

1. Dewan Komisaris ( Komisaris Utama )

Fungsi : Melaksanakan mandat langsung dari pemegang saham dalam rangka pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja Direksi perusahaan

Tugas dan Tanggung jawab :

• Melakukan pengawasan dan pemantauan langsung terhadap

(17)

• Melaporkan secara berkala kepada para pemegang saham mengenai

hasil pengawasan langsung oleh Direksi perusahaan.

• Memberikan rekomendasi kepada para pemegang saham mengenai

hal-hal yang perlu menjadi keputusan pemegang saham.

• Menyampaikan hasil laporan evaluasi secara menyeluruh terhadap

kinerja Direksi dalam rapat umum pemegang saham ( RUPS ). 2. Komite Audit

Fungsi : Melaksanakan mandat dari Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja Direksi perusahaan, khususnya berkaitan dengan strategi, rencana, program kinerja yang disusun dan dilaksanakan oleh Direksi.

Tugas danTanggung jawab :

• Melakukan pengawasan dan pemantauan langsung terhadap

pelaksanaan operasional oleh Direksi perusahaan berdasarkan penugasan oleh Dewan Komisaris.

• Melaporkan secara berkala kepada Dewan Komisaris mengenai hal –

hal yang perlu menjadi rekomendasi Dewan Komisaris kepada pemegang saham.

• Menyampaikan hasil laporan evaluasi secara menyeluruh terhadap

(18)

3. Sekretaris Dewan Komisaris

Fungsi : Melaksanakan dan memenuhi segala kebutuhan Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja Direksi perusahaan.

Tugas dan Tanggung jawab :

• Melaksanakan klerikel, surat menyurat, notulen rapat, dan

komunikasi berdasarkan penugasan oleh Dewan Komisaris.

• Melaporkan secara langsung dan segera setiap informasi atau data

yang diperoleh dari siapapun kepada Dewan Komisaris.

• Memberikan penjelasan yang cukup, singkat, dan relevan kepada

pihak manapun yang ingin bertemu dengan Dewan Komisaris. • Memenuhi kebutuhan komisaris termasuk konsumsi dan obat-obatan.

4. Direktur Utama

Merupakan tingkat manajemen puncak perusahaan yang dibentuk melalui RUPS dalam rangka pelaksanaan mandat dari RUPS untuk menyelenggarakan operasional perusahaan berdasarkan visi, misi, dan strategi perusahaan yang telah ditetapkan oleh RUPS. Direktur Utama dibantu oleh dua wakil, yaitu Wakil Direktur Utama Bidang Administrasi Keuangan dan Wakil Direktur Utama Bidang Operasi.

Tugas Dan Tanggung jawab :

(19)

• Melaksanakan pengelolaan atas operasi keuangan, proyek, dan jasa

perusahaan.

• Mengkoordinasikan kegiatan persiapan laporan tahunan untuk

diajukan dalam Rapat Anggota Dewan Komisaris ( RADK ). 5. Direktur Operasional

Fungsi : Membantu Presiden Direktur dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian operasi.

Tugas dan Tanggung jawab :

• Mengkoordinir dan memonitor program kerja perusahaan dibidang perencanaan, pembangunan, pengelolaan, dan pemasaran unit-unit usaha.

• Mengkoordinir dan mengevaluasi realisasi pembangunan,

pengelolaan, dan pemasaran.

• Mengevaluasi secara periodik efektifitas dan efisiensi mekanisme

kerja yang ada.

• Bertanggung jawab atas terselenggaranya perencanaan dan

penerbitan laporan pembangunan, pengelolaan, dan pemasaran perusahaan secara lengkap, akurat, dan tepat waktu.

6. Direktur Administrasi Dan Keuangan

(20)

Tugas dan Tanggung jawab :

• Bertanggung jawab atas penetapan kebijakan dan terselenggaranya

pengendalian di bidang sumber daya manusia, akuntansi, dan keuangan.

• Bertanggung jawab atas kebijakan dalam perencanaan sistem

informasi dan kebijakan mekanisme kerja.

• Bertanggung jawab atas kebijakan dalam perencanaan sistem

informasi pencatatan dan pengelolaan barang yang dibeli perusahaan.

7. Sekretaris Direksi

Fungsi : Melaksanakan dan memenuhi segala kebutuhan Direksi dalam rangka pengelolaan dan operasional perusahaan maupun kebutuhan yang lebih luas.

Tugas dan Tanggung jawab :

• Melakukan kegiatan klerikal, surat menyurat, notulen rapat, dan

komunikasi berdasarkan penugasan oleh Direksi.

• Melaporkan secara langsung dan segera setiap informasi atau data

yang diperoleh dari siapapun kepada Direksi.

• Memenuhi kebutuhan Direksi termasuk konsumsi, obat-obatan,

(21)

8. Satuan Pengawasan Intern

Fungsi : Melaksanakan mandat dari direksi dalam rangka pengawasan evaluasi terhadap kinerja fungsi-fungsi organisasi yang meliputi efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan, penyelenggaraan keuangan dan kebutuhan terhadap kebijakan manajemen.

Tugas dan Tanggung jawab :

• Melakukan pengawasan dan pemantauan langsung terhadap

pelaksanaan operasional dan fungsi-fungsi organisasi dan pemeriksaan program kerja yang telah disetujui dan ditetapkan oleh Direksi.

• Melampirkan secara berkala kepada Direktur Utama dan Wakil

Direktur Utama mengenai hasil pengawasan dan pemantauan langsung terhadap fungsi organisasi.

• Melakukan pembinaan keahlian profesional kepada auditor yang menjadi bawahannya dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan standar profesionalisme pemeriksaan.

9. General Manager

Fungsi : Membantu Direktur Operasi dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian PT. Ira Widya Utama.

(22)

• Menyusun, mengkoordinir, dan memonitor rencana kerja dan

anggaran PT. Ira Widya Utama yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan, pengelolaan, dan pemasaran.

• Mengkoordinasi dan mengevaluasi realisasi pembangunan,

pengelolaan, dan pemasaran.

• Memonitor pelaksanaan dan pengelolaan data keuangan serta bertanggung jawab atas terselenggaranya perencanaan dan penerbitan laporan pembangunan, pengelolaan, dan pemasaran perusahaan secara tepat waktu, akurat, dan lengkap.

10. General Manager Bagian Akuntansi dan Keuangan

Fungsi : Membantu Direktur Keuangan dan Akuntansi dalam melaksanakan perencanaan, koordinasi dan pengendalian di bidang akuntansi dan keuangan.

Tugas dan Tanggung jawab :

• Bertanggung jawab atas penetapan kebijakan dan terselenggaranya

pengendalian dibidang akuntansi dan keuangan.

• Bertanggung jawab atas kebijakan dalam perencanaan sistem

informasi keuangan perusahaan.

• Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan

(23)

• Bertanggung jawab atas penyimpanan dan pengarsipan data

keuangan dan akuntansi serta dokumen kepemilikan penting perusahaan.

C. Pengertian Kas dan Pengawasan Intern Pengertian kas

Dalam bahasa sehari-hari kas selalu diartikan sebagai uang tunai. Namun dalam bahasa akuntansi istilah kas itu mengandung pengertian yang lebih luas yang menunjukkan uang dan alat pembayaran lainnya yang dapat dicairkan setiap saat, seperti cek atau money order yang secara normal dapat diterima menjadi alat pembayaran dan dapat disimpankan di Bank.

Kas adalah semua uang kertas dan logam, baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri serta surat-surat yang mempunyai sifat-sifat seperti mata uang yaitu sifat yang dapat segera digunakan untuk melakukan pembayaran-pembayaran pada saat dikehendaki. Kas sebagai alat pembayaran-pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan dan sisa rekening giro yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Dari segi akuntansi, yang dimaksud dengan kas :

(24)

Pengertian kas yang lain adalah :

“ Kas merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan ( Cash on hand ) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk, seperti deposito dan rekening koran.” ( Syahyunan, 2004 : 49 )

Dari pengertian yang dikemukakan diatas bahwa kas itu bukan hanya berupa uang tunai yang ada dan dimiliki perusahaan, melainkan juga mencakup simpanan perusahaan yang ada dibank yang dapat ditarik dan dipergunakan setiap saat untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas merupakan harta perusahaan yang paling likuid dan oleh karenanya ia diletakkan pada posisi yang paling atas dikelompok harta lancar. Dimana banyak transaksi di perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak dibatasi pada uang tunai yang tersedia di dalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis aset yang dapat digunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan.

(25)

Pengertian Pengawasan Intern

Pada awalnya pengawasan intern dipandang sebagai permasalahan pengecekan intern atau internal check yang hanya menyangkut segi teknik pembukuan yang dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya, dan kalau ditemui kelemahannya maka dilakukan pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan.

Pengawasan intern mencakup struktur organisasi dan seluruh metode dan prosedur yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan.

Dalam arti sempit, pengawasan intern berarti pengecekan, baik penjumlahan secara mendatar maupun penjumlahan secara kebawah. Sedangkan dalam arti luas, pengawasan intern berarti pengecekan yang meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan pengawasan.

Pengertian pengawasan intern menurut Standar Akuntansi Keuangan : “ Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam sebuah perusahaan untuk melindungi hak milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan.” ( IAI, 2002 : 29 )

Pengertian pengawasan intern yang lain adalah :

(26)

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.” ( Mulyadi, 2001 : 163 )

Dari dua definisi diatas dapat didefinisikan bahwa pengawasan intern adalah kegiatan perusahaan dalam mengadakan pengawasan terhadap struktur organisasi, prosedur - prosedur keuangan dan pencatatan - pencatatan guna mendapatkan kecermatan dan ketelitian pada data akuntansi, tindakan yang efisien dan efektif serta dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

D. Sistem Pengawasan Intern Kas Perusahaan 1) Sistem Pengawasan Intern Kas

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan, sedangkan prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal.

(27)

a. Pemisahan fungsi dan tanggung jawab atas penanganan dan penyimpanan kas dari petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan atas transaksi kas.

b. Menyetorkan atau menyimpankan semua kas yang diterima setiap hari ke rekening perusahaan di Bank.

c. Semua pembayaran harus dilakukan dengan mempergunakan cek, sehingga apabila hal ini dikombinasikan dengan kedua elemen di atas, maka memungkinkan perusahaan untuk menggunakan catatan Bank sebagai alat pengontrol catatan kas perusahaan.

Pengawasan intern kas dapat secara langsung dikaitkan dengan berbagai transaksi yang berhubungan dengan kas. Dimana sistem pengawasan intern kas menolak akses ke catatan akuntansi bagi mereka yang menangani kas. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan pembuatan ayat jurnal yang tidak tepat untuk menyembunyikan penyalahgunaan tanda terima kas dan pembayaran kas. Sistem biasanya memberikan pemisahan antara fungsi penerimaan dan pengeluaran kas.

Berdasarkan pengertian sistem pengawasan intern kas yang telah diuraikan, maka dapat diketahui bahwa pengawasan intern merupakan yang ditekankan pada penggunaan cara dan prosedur yang berfungsi :

a. Menjaga aktiva atau harta kekayaan dan catatan perusahaan. b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

(28)

d. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dulu.

Jadi fungsi pengawasan intern kas adalah untuk menjaga agar rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan secara menguntungkan, efektif dan ekonomis. Selain memiliki fungsi, sistem pengawasan intern kas mempunyai tujuan, yaitu :

a. Untuk menyediakan data yang dapat dipercaya dan menjamin kebenaran data akuntansi.

b. Untuk melindungi dan mengamankan harta kekayaan perusahaan. c. Untuk meningkatkan efisiensi usaha.

d. Untuk mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan.

2) Sistem Pengawasan Intern Kas pada PT. Ira Widya Utama Medan Sistem pengawasan intern kas pada PT. Ira Widya Utama Medan terdiri dari prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dan sistem pengeluaran kas, yaitu :

Prosedur yang terkait dengan sistem penerimaan kas atau Bank, yaitu : a. Prosedur penerimaan jasa dari penjualan rumah.

b. Prosedur penerimaan kas.

c. Prosedur penerimaan pendapatan lain-lain.

Prosedur yang terkait dengan sistem pengeluaran kas atau Bank, yaitu : a. Prosedur pembelian barang-barang inventaris.

(29)

c. Prosedur penggajian.

Bagaimanapun baiknya pengawasan intern yang diterapkan perusahaan akan tetap memiliki keterbatasan-keterbatasan, jadi bukan hal yang mustahil apabila dalam perusahaan yang memiliki pengawasan intern yang baik masih terjadi kesalahan ataupun penyelewengan.

E. Unsur – Unsur Pengawasan Intern Kas Perusahaan

Untuk mencapai tujuan pengawasan intern, maka pihak manajemen perusahaan perlu merancang dan menerapkan unsur-unsur pengawasan intern yang disebutkan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. (Mulyadi, 2001:164)

1. Stuktur Organisasi Yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas.

(30)

a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan.

b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

2. Suatu Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan Yang Cukup Terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan, dan Biaya.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data akuntansi yang tepat. Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar. Menurut AICPA, susunan rekening-rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut :

a. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan lainnya dengan ekonomis.

(31)

c. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat didalam setiap rekening.

d. Memberi batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan, dan biaya-biaya.

e. Membuat rekening-rekening dan biaya-biaya.

3. Praktek Yang Sehat Harus Dijalankan didalam Melaksanakan Tugas dalam Fungsi Setiap Unit Organisasi.

Yang dimaksud dengan praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Misalnya bagian akuntansi baru mencatat utang setelah menerima dan memeriksa dokumen-dokumen pendukung transaksi pembelian, surat pesanan pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :

a. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.

(32)

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya.

d. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

e. Secara periode diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.

4. Karyawan Yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya.

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa diharapkan bahwa sistem pengawasan intern tidak akan berhasil dengan baik.

Jika perusahaan memiliki kekayaan yang kompeten yang dipercaya, berbagai cara dapat ditempuh :

a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.

(33)

F. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan 1. Sumber Penerimaan Kas Perusahaan

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa yang melaksanakan suatu proyek baik yang didapat dari kemenangan atas tender maupun pihak-pihak pribadi yang membutuhkan jasa konsultan tersebut, maka dalam hal ini yang menjadi sumber-sumber penerimaan kas pada PT. Ira Widya Utama Medan meliputi proyek pembangunan perumahaan (Real Estate), proyek pembuatan dan peningkatan jalan perumahan yang dibangun, proyek irigasi, rehabilitasi, penyempurnaan dan perbaikan saluran air dan bendungan, yang waktu penyelesainnya pada umumnya lebih dari setahun, selain itu ada juga selesai kurang dari satu tahun meliputi proyek yang bersifat rehabilitasi bangunan perumahan, penyempurnaan jalan, dan proyek lanjutan.

(34)

2. Sumber Pengeluaran Kas Perusahaan

Pengeluaran kas PT. Ira Widya Utama Medan tergantung pada besarnya kegiatan dan ruang lingkup usaha dari suatu perusahaan yang digunakan untuk :

a. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pelaksanaan proyek tertentu meliputi biaya-biaya tenaga ahli langsung untuk membiayai upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan proyek dan biaya-biaya peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan kerja proyek.

b. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap aktifitas-aktifitas perusahaan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan kegiatan proyek. Biaya-biaya ini meliputi :

− Biaya pemasaran, seperti biaya promosi dan proyek. − Biaya litbang (penelitian dan pengembangan).

− Biaya Administrasi dan umum, seperti biaya gaji, biaya perlengkapan kantor, biaya listrik dan telepon, biaya pemeliharaan alat-alat inventaris perusahaan, biaya asuransi, biaya perjalanan dinas, dan biaya penyusutan.

− Biaya lain-lain meliputi biaya yang terjadi di luar operasi normal

(35)

G. Prosedur Penerimaan Kas Perusahaan

Penerimaan kas pada PT. Ira Widya Utama Medan berasal dari pemenangan atas tender, yang meliputi proyek pembangunan rumah (Real Estate). Dimana penjualan produk rumah tersebut dijual secara tunai. Di dalam melancarkan transaksi penerimaan kas PT. Ira Widya Utama Medan telah menyusun penerimaan kas ke dalam sistem akuntansi. Dimana sistem yang diterapkan memiliki prosedur-prosedur pencatatan. Prosedur penerimaan kas dari penjualan produk rumah yang diterapkan oleh PT. Ira Widya Utama Medan adalah sebagai berikut :

1. Bagian Penjualan

Membantu pelanggan menyelesaikan pembayarannya ke bagian kasir dalam bentuk cek. Membuat tanda terima sementara (TTS) sebanyak tiga lembar, satu lembar untuk pertinggal di bagian penjualan, satu lembar untuk diserahkan ke bagian keuangan, dan lembar terakhir untuk pelanggan.

2. Bagian Keuangan / Kasir

Menerima pembayaran dari konsumen dan menerima tanda terima sementara ( TTS ) dari bagian penjualan, kemudian membuat bukti penerimaan kas atau bukti kas masuk ( BKM ) sebanyak tiga lembar, dan membuat laporan harian kas ( LHK ).

(36)

3. Bagian Akuntansi

Menerima laporan harian kas ( LHK ), bukti kas masuk ( BKM ), dan tanda terima sementara ( TTS ) sebagai dasar pencatatan. Melakukan verifikasi atas transaksi yang terjadi, membandingkan laporan harian kas dengan bukti kas masuk dan melakukan pencatatan, membuat jurnal yang kemudian diposting ke buku besar. Kemudian membuat laporan keuangan dan mengarsip laporan harian kas, bukti kas masuk, dan tanda terima sementara.

H. Prosedur Pengeluaran Kas Perusahaan

Pengeluaran kas pada PT. Ira Widya Utama Medan biasanya untuk kebutuhan proyek dan rumah tangga perusahaan. Prosedur pengeluaran kasnya adalah sebagai berikut yaitu:

1. Fungsi Yang Membutuhkan Dana

Fungsi yang membutuhkan atau yang memerlukan pengeluaran kas terlebih dahulu mengajukan anggaran dengan membuat bon sementara yang akan diberikan ke bagian keuangan.

2. Bagian Keuangan

(37)

akan dibayar dan memberi nomor urut pada cek atau giro tersebut, menyiapkan uang tunai maupun cek yang terlebih dahulu disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kemudian memberikannya ke fungsi yang membutuhkan dana tersebut. Membuat bukti kas keluar ( BKK ) berdasarkan bon sementara dan bukti transaksi.

3. Bagian Akuntansi

(38)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab III ini penulis akan membuat analisa dan evaluasi mengenai pengawasan intern atas penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu dengan membandingkan teori yang diperoleh dan dikemukakan dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Dimana dalam bab sebelumnya, penulis telah menguraikan prosedur – prosedur penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan.

Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah fungsi pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara aktif melalui pemeriksaan dan laporan. Pengawasan intern memegang peranan dalam kegiatan suatu perusahaan, karena dengan adanya suatu pengawasan maka perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik. Suatu sistem pengawasan intern yang efektif diharapkan dapat memperkecil kesalahan maupun penyelewengan di perusahaan.

A. Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Penerimaan Kas

(39)

terjadi penerimaan uang baik dalam bentuk tunai, giro, maupun cek maka harus dicatat menurut urutan waktunya.

Dengan tidak mempersoalkan sumber kasnya, dasar untuk mencegah kesalahan atau kecurangan adalah dengan melakukan pengecekan intern. Sistem tersebut meliputi pemisahan fungsi antara pengurusan fisik uang dengan penyelenggaraan pembukuannya, sehingga dapat memperkecil kemungkinan akan adanya penyelewengan terhadap kas. Pekerjaan mereka harus selalu menunjukkan hasil yang sesuai. Misalnya pengecekan jumlah uang yang diterima dari bukti penerimaan dengan catatan dalam jurnal harus sesuai.

Adapun prosedur yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengawasan intern penerimaan kasnya antara lain :

1. Menetapkan tanggung jawab pengelolaan dan pengawasan fisik.

2. Tanggung jawab untuk menangani kas harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan ditetapkan dengan pasti.

3. Penanganan fisik kas harus dipisahkan seluruhnya dari penyelenggaraan pembukuan, dan kasir harus berhati-hati terhadap pembukuan.

4. Dalam penerimaan kas tidak hanya dilakukan oleh satu orang dan harus ada campur tangan dari pihak lain.

5. Kunci cash register harus dipegang oleh orang yang tidak mengelola kas. 6. Pencatatan transaksi dengan segera, semua penerimaan uang diterima oleh

(40)

7. Pemakaian kuitansi yang bernomor urut dan dicatat secara up to date. 8. Membuat bukti kas masuk sebagai bukti bahwa pembayaran telah lunas. 9. Berdasarkan bukti kas masuk ( BKM ) dibuat laporan harian kas untuk

diberikan ke bagian akuntansi sebagai dasar pencatatan.

10. Membuat arsip untuk menyimpan dokumen – dokumen seperti laporan harian kas ( LHK ), bukti kas masuk ( BKM ), dan tanda terima sementara ( TTS ).

11. Memeriksa ketelitian angka dalam penjumlahan dan pencatatn penerimaan kas.

12. Penggunaan alat–alat mekanis yang dapat memberikan pengecekan tambahan.

13. Memeriksa keabsahan dari penerimaan kas, misalnya dibayar oleh siapa dan siapa yang menerima.

14. Memeriksa bukti-bukti penerimaan kas dengan mencocokkannya dalam pencatatan.

15. Penerimaan kas perusahaan dari penjualan maupun penerimaan lainnya dilakukan oleh bagian penjualan. Sebagai penjual produk, bagian keuangan sebagai penerima uang, dan bagian akuntansi sebagai pencatat transaksi dan membuat laporan keuangan.

(41)

semua uang yang seharusnya diterima benar - benar diterima dan dicatat, sesuai dengan bukti - bukti yang ada dari transaksi penjualan sampai penerimaan kas.

Sesuai dengan prosedur penerimaan kas yang diterapkan maka pengawasan intern penerimaan kas dilakukan dengan pemisahan fungsi pencatatan dan pengelolaan kas yang dilakukan oleh bagian keuangan dan akuntansi. Sistem pengawasan intern kas yang baik untuk penerimaan dicatat sebagaimana mestinya. Pemisahan fungsi, tugas, dan tanggung jawab karyawan yang melaksanakan dan penyimpanan uang kas harus jelas sehingga mempunyai tanggung jawab masing – masing. Terlepas dari sumber penerimaan kasnya, setiap perusahaan sebaliknya menjaga dan mencatat penerimaan – penerimaan kasnya secara benar. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat ayat jurnal dalam jurnal penerimaan kas.

(42)

pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dan dalam menilai efektifitas perusahaan.

B. Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Pengeluaran Kas

Untuk mencapai pengawasan intern yang memadai atas pengeluaran kas, hendaknya semua bentuk pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek (voucher) kecuali untuk pengeluaran kas yang jumlahnya relatif kecil dilakukan

dengan menggunakan kas kecil. Pengawasan intern atas pengeluaran kas hendaknya memberikan jaminan yang memadai bahwa pengeluaran kas dilakukan untuk transaksi-transaksi yang sah.

Inti dari pengawasan intern atas pengeluaran kas adalah bahwa setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan mempergunakan cek dan seluruh lembaran cek haruslah sudah diberi nomor urut tercetak. Hal ini dapat dilakukan bila kebijaksanaan penyetoran semua uang kas yang ada dalam perusahaan ke Bank dianut dengan baik oleh perusahaan.

Adapun prosedur yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengawasan intern pengeluaran kas antara lain :

1. Sebelum faktur pembelian misalnya untuk kebutuhan proyek dan rumah tangga disetujui untuk dibayar, harus dilakukan pemeriksaan perhitungan dalam faktur dan dokumen pendukungnya.

(43)

3. Semua utang dibayar pada periode potongan agar didapatkan potongan pembelian.

4. Jumlah saldo dalam buku pembantu utang harus cocok dengan saldo rekening controlnya dan dengan surat pernyataan piutang dari penjual (kreditur).

5. Semua pengeluaran kas dalam jumlah besar harus dengan cek kecuali untuk pengeluaran dari kas kecil.

6. Dibentuk dana kas kecil dengan impress fund sistem.

7. Penandatanganan cek harus dipisahkan dari orang yang memegang buku cek.

8. Petugas yang menandatangani cek harus dibedakan dengan petugas yang menyetujui pengeluaran kas.

9. Harus ada pertanggungjawaban dari pemegang buku cek tentang nomor-nomor cek yang digunakan untuk membayar dan yang dibatalkan.

10. Tanggung jawab penerimaan uang harus dipisahkan dari tanggung jawab pengeluaran uang.

11. Petugas pengeluaran uang harus dipisahkan dari petugas yang mengerjakan pembukuan kas.

(44)

13. Cek untuk pengisian kembali kas kecil dan gaji harus dibuat atas nama penerima.

14. Setelah dibayar, semua dokumen pendukung harus dicap LUNAS atau dilubangi agar tidak dapat digunakan lagi.

15. Tugas-tugas yang berhubungan dengan pengeluaran kas harus dilaksanakan secara terpisah, bagian pembelian mengotorisasi pembelian barang atau jasa, bagian penerimaan barang mengotorisasi menerima barang yang dipesan, bagian keuangan mengotorisasi untuk mengeluarkan uang berdasarkan anggaran, sedangkan bagian akuntansi sebagai pencatat transaksi.

Selain itu, hal-hal yang amat berkaitan erat dengan pengawasan intern atas pengeluaran kas yaitu sistem voucher dan dana kas kecil.

Sistem Voucher

Kas yang diterima kemudian disetorkan ke Bank, maka dalam perusahaan tidak akan ditemui kas dalam bentuk uang tunai. Pada perusahaan ini selain kas diterima dan disetorkan ke Bank, kas juga ada disimpan dalam perusahaan karena tidak semua transaksi pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, misalnya untuk pembelian materai dengan menggunakan kas kecil di perusahaan.

(45)

akhirnya nanti akan berkaitan dengan pengeluaran cek, seperti transaksi pembelian tunai dan kredit, transaksi pembayaran gaji dan sebagainya. Perusahaan telah mempergunakan jurnal-jurnal khusus untuk mencatat transaksinya, maka nama jurnal pembelian tidak dipakai lagi dan diganti menjadi jurnal voucher, sedangkan nama jurnal pengeluaran kas diganti menjadi jurnal cek keluar.

Voucher menjadi dasar untuk membuat cek, yaitu voucher yang sudah disetujui dan sudah lengkap dokumen pendukungnya. Petugas yang mengeluarkan cek tidak boleh berhubungan dengan pembuatan atau pemberian persetujuan mengenai voucher pendukungnya. Cek harus dikirim langsung oleh petugas yang terakhir menandatanganinya, yang melepaskan semua voucher dan bukti kemudian mengirimkan kembali pada bagian akuntansi. Semua cek harus disesuaikan dengan bukti asli seperti : voucher dan faktur pembelian.

Dana Kas Kecil

Dana kas kecil disediakan oleh perusahaan untuk pembayaran-pembayaran yang tidak memakai cek. Pembayaran dengan dana kas kecil terbatas hanya untuk suatu jumlah tertentu. Pembayaran dapat dilakukan apabila didukung oleh bukti yang cukup dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.

(46)

dilakukan dengan mempergunakan Sistem Dana Tetap (Imprest Fund System). Dimana sistem ini digunakan pada saat dana dipergunakan tidak ada dilakukan pencatatan apapun di dalam jurnal. Dalam hal ini pemegang dana hanya mengumpulkan bukti-bukti asli saja. Kemudian pada saat dana di isi kembali dilakukan dengan menukarkan bukti-bukti penggunaan dana kas kecil (biasanya dalam bentuk bon kontan) yang dikumpulkan oleh pemegang kas kecil kepada kasir. Bila pada saat tertentu diperkirakan dana kas kecil yang telah disediakan tidak cukup lagi untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran, maka dana itu dapat ditambah lagi dan dicatat seperti jurnal pada awal dana kas kecil tersebut dibentuk dan disediakan.

Dari uraian pada bab sebelumnya dan uraian diatas, penulis menganalisa bahwa dalam menjalankan kegiatan operasionalnya terutama yang berhubungan dengan kas perusahaan sudah menciptakan suatu prosedur yang dirancang khusus untuk mengawasi kas perusahaan.

(47)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisa dan evaluasi penulis terhadap sistem pengawasan intern kas yang diharapkan pada PT. Ira Widya Utama Medan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen kas yang efektif sangat diperlukan dalam pengawasan intern perusahaan untuk melindungi kas terhadap pencurian dan pengelapan. Karena kas merupakan aktiva yang paling lancar, maka hal itu sangat mudah untuk diselewengkan jika tidak dijaga dengan baik. Bila sistem komputerisasi digunakan maka pengawasan akuntansi untuk semua arus masuk dan arus keluar tetap diperlukan.

Pengawasan kas yang baik akan terlaksana jika mensyaratkan adanya pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran kas berdasarkan karateristik dasar dari suatu pengawasan kas, yaitu :

1. Menetapkan tanggung jawab dan tugas secara khusus dalam menangani penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Mengadakan pemisahan terhadap penanganan dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.

(48)

5. Mengadakan audit internal pada selang waktu, terutama dalam melakukan pemeriksaan terhadap keberadaan kas perusahaan.

6. Pencatatan ganda atas kas menurut Bank dan pembukuan, dengan rekonsiliasi yang dilaksanakan oleh seorang diluar bagian akuntansi.

7. Menetapkan dana kas kecil dengan sistem imprest fund dan mengawasi pengeluaran yang lainnya.

8. Memilih dan menetapkan karyawan yang jujur dalam memegang kas perusahaan .

Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan evaluasi yang telah dilakukan penulis pada PT. Ira Widya Utama Medan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi pada PT. Ira Widya Utama Medan sudah dapat dikatakan baik karena telah adanya pemisahan tugas dan fungsi dari masing-masing bagian.

2. Pengawasan yang diterapkan PT. Ira Widya Utama Medan melibatkan seluruh bagian yang bertanggung jawab terhadap jalannya operasi perusahaan.

(49)

4. Prosedur pengeluaran kas telah dilaksanakan dengan baik dimana dengan adanya persetujuan mengenai anggaran terlebih dahulu baru dapat dikeluarkan biayanya dan harus disetujui bagian keuangan mulai dari pengajuan permintaan pengeluaran kas yang disertai dengan bukti pendukung hingga pembukuan lampiran bukti pengeluaran kas.

5. Dalam pengawasan intern penerimaan kas, perusahaan telah menetapkan tanggung jawab dan pengawasan fisik dengan jelas serta pemisahan antara penerimaan dan penyelenggaraan pembukuan.

6. Untuk pembayaran kas yang relatif kecil perusahaan membentuk dana kas kecil dan penyelenggaraan penerimaan kas tersebut tidak hanya dilakukan oleh satu orang tetapi ada campur tangan dari pihak lain.

7. Pertanggungjawaban transaksi kas yang terjadi diterapkan dalam bentuk tulisan dan didukung dengan bukti-bukti, sehingga PT. Ira Widya Utama Medan dapat mengurangi peluang terjadinya pencurian, kerugian, atau kesalahan yang tidak disengaja dalam akuntansi dan mengendalikan kas.

(50)

B. Saran

Meskipun pengawasan intern kas pada PT. Ira Widya Utama Medan sudah dapat dikatakan baik, tetapi ada beberapa saran penulis yang mungkin berguna bagi perusahaan untuk diterapkan, yaitu :

1. Kebijakan - kebijakan dan kebiasaan yang baik dalam perusahaan agar tetap diberlakukan dan dijadikan pedoman oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.

2. Ada beberapa kebijakan yang jarang dilakukan perusahaan. Sebaiknya perusahaan melakukan kebijakan - kebijakan berikut ini secara kontinue dan berkala sesuai kebutuhan, seperti : sistem voucher dan dana kas kecil. 3. Untuk menjamin keselamatan kas yang ada diperjalanan baik yang

jumlahnya besar maupun kecil, sebaiknya diasuransikan.

4. Pengawasan sebaiknya dilakukan secara berkala dalam menjalankan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas.

5. Faktur yang telah disetujui untuk pembayaran dan semua dokumen pendukung yang diperlukan harus menjadi persyaratan dalam melakukan pengeluaran kas.

6. Peningkatan sistem komputerisasi yang akan mendukung keefektifan pengawasan kas.

(51)
(52)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, Sistem Pengawasan Manajemen ( Management Control System ), Cetakan Pertama, Pustaka Quantum, Jakarta, 2001.

Maksum, Azhar, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Bartong Jaya, Medan, 2004.

Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002.

_______, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Syahyunan, Manajemen Keuangan 1, Edisi Pertama, Penerbit USU Press, Medan, 2004.

S. R., Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002.

(53)

KOMITE AUDIT SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA WAKIL DIREKTUR UTAMA

BIDANG ADMINISTRASI & KEUANGAN

WAKIL DIREKTUR UTAMA BIDANG OPERASI

DIREKTUR ADMISTRASI & KEUANGAN

Bidang Humas STAF AHLI Bidang pertahanan SATUAN PENGAWAS INTERN

KETUA DIREKTUR UTAMA SEKRETARIS

AUDITOR SENIOR

AUDITOR YUNIOR

GENERAL MANAGER Divisi Keuangan & Akuntansi

MANAGER

KASIR Bag. Umum & R. Tangga GENERAL MANAGER DIVISI

PT. IRA WIDYA UTAMA

GENERAL MANAGER Divisi PT. ASRI CATUR KARYA

CIPTA

GENERAL MANAGER Divisi PT.

IRA INTI GHARA

(54)
(55)
(56)

Yang Pengeluaran Kas - 1

Kabag /

Bukti transaksi Sementara 1Bon

4 PROSEDUR PENGELUARAN KAS

(57)

Keuangan Prosedur

Pengeluaran Kas - 2 Akuntansi

Bukti

Bukti kas keluar 1

Buat laporan harian kas

Bukti

2

Bukti kas keluar 1

9

Gambar

gambaran mengenai

Referensi

Dokumen terkait

kembali atas petty cash perusahaan dilakukan. Pengawasan intern kas perusahaan telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan-. peraturan yang berlaku dimana dalam melaksanakan

Ira Widya Utama merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang kontraktor, dan real estate dimana didalamnya terdiri dari beberapa divisi, dimana masing-masing divisi

Reni Asnita: Sistem Pengawasan Intern Kas pada PT.. Perkasa Mostindo Utama

Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas telah dilaksanakan dengan baik dimana setiap transaksi. disertai

“Pengawasan intern adalah suatu fungsi penilaian independent yang terdapat dalam organisasi untuk menguji dan menilai aktivitasnya sebagai jasa bagi organisasi itu”

Dalam melaksanakan prosedur pembe- lian bahan baku menggunakan doku- men-dokumen yang meliputi Surat Pesanan Pembelian, Surat Pengantar Barang, Faktur Penjualan, Tanda

Sistem Informasi terdiri dari dua kata yaitu Sistem yang dapat diartikan sebagai suatu jaringan prosedure yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk suntuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok