• Tidak ada hasil yang ditemukan

AMOTORIK KASAR ANAK DAN PERMAINAN MELEMPAR BOLA SASARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AMOTORIK KASAR ANAK DAN PERMAINAN MELEMPAR BOLA SASARAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

AMOTORIK KASAR ANAK DAN PERMAINAN

MELEMPAR BOLA SASARAN

Ika Febri Yanti, Riana Mashar, Hermahayu

Program Stud Penddkan Guru Anak Usa DnFakultas Keguruan Dan Ilmu Penddkan Unverstas Muhammadyah Magelang

Abstract

The purpose of this study to determine whether there is an increase in gross motor skills by playing on the target to throw the ball in children.

This research is a classroom action research conducted during two cycles, wherein each cycle consists of four steps: planning, execution, observation and evaluation. 16 children as research subjects in this study were students in group B at ¬kanak Pertiwi Nursery Trenten Magelang. Variables used include input variables (ability motororik initial coarse), the process variables (target ball throwing game) and output variables (ability motororik rough end). Data collection methods used in this research is the method of observation. The research instrument used was the observation sheet. The validity of the instrument using a test technique expert or professional judgment in early childhood expert Lecturer’s and chairman of the Association of Teachers of kindergarten District of Candimulyo. Data analysis techniques used in this action research is descriptive data analysis techniques and percentages.

The research proves that the game throwing the ball the goal could improve gross motor skills in children. Results of preliminary observations note that the average achievement of new subjects Rough Motoric capabilities reached 64.4%, still far from the target to be achieved is 75%. After learning activities using the target to throw the ball in cycle 2, the average achievement Rough Motoric capabilities subjects increased to 94.4%. All indicators of the ability of Motor Coarse been achieved well. Thus the hypothesis that the game throwing the ball the goal could improve gross motor skills in children are accepted.

Keywords: Throw Ball Games Goals, Rough Motoric Capabilities. PENDAHULUAN

Pengembangan motork kasar d TK bertujuan untuk memperkenalkan dan melath gerakan kasar, menngkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordnas, serta menngkatkan keteramplan tubuh dan cara hdup sehat, sehngga dapat menunjang pertumbuhan jasman yang sehat, kuat dan terampl. Sesua dengan tujuan pengembangan jasman tersebut, anak ddk dlath gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motorknya kelak (Depdknas, 2004: 2). Pengembangan kemampuan dasar anak dlhat dar kemampuan motorknya, sehngga guru-guru TK perlu membantu mengembangkan keteramplan motork anak dalam hal memperkenalkan dan melath gerakan motork kasar anak, menngkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordnas, serta menngkatkan keteramplan tubuh dan cara hdup sehat sehngga dapat menunjang pertumbuhan jasman yang kuat, sehat dan terampl. Kompetens anak TK yang dharapkan dapat dkembangkan guru saat anak

memasuk lembaga pra sekolah/TK adalah anak mampu melakukan aktvtas motork secara terkoordnas dalam rangka kelenturan dan kesapan untuk menuls, kesembangan, dan melath keberanan.

Sujono (2008: 1.13) perkembangan mo-tork melput momo-tork kasar dan momo-tork halus. Gerakan motork kasar mula terbentuk pada saat anak mula memlk koordnas dan kesembangan yang hampr sepert orang dewasa. Sumantr (2005: 48) yang menyatakan bahwa pengertan motork sebaga stlah umum untuk berbaga bentuk perlaku gerak manusa.

Motork kasar adalah kemampuan gerak tu-buh yang menggunakan otot-otot besar, sebagan besar atau seluruh anggota tubuh motork kasar dperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlar, nak turun tangga dan sebaganya. menggunting dan lain-lain. Menurut Musfiroh (2012) bahwa aktvtas yang menggunakan otot-otot besar d antaranya gerakan keteramplan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan

(2)

manpulatf. Gerakan non lokomotor adalah aktvtas gerak tanpa memndahkan tubuh ke tempat lan. Gerakan lokomotor adalah aktvtas gerak yang memndahkan tubuh satu ke tempat lan.

Peraturan Menter Penddkan dan Kebu-dayaan Republk Indonesa Nomor 137 Tahun 2014 tentang standar nasonal penddkan anak usa dn menyebutkan ndkator kemampuan motork kasar anak usa 5-6 tahun yatu: 1) Melakukan gerakan tubuh secara terkoordnas untuk melath kelenturan, kesembangan, dan kelncahan, 2) Melakukan koordnas gerakan mata-kak-tangan-kepala dalam menrukan taran atau senam, 3) Melakukan permainan fisik dengan aturan, 4) Terampl menggunakan tangan kanan dan kr, dan 5) Melakukan kegatan kebershan dr.

Fungs pengembangan motork kasar pada anak TK (Depdknas,2004: 2), sebaga berkut: (1) melath kelenturan dan koordnas otot jar dan tangan, (2) memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan kesehatan anak, (3) membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak, (4) melath keteramplan/ketangkasan gerak dan berpkr anak, (5) menngkatkan perkembangan emosonal anak, (6) menngkatkan perkembangan sosal anak, dan (7) menumbuhkan perasaan menyenang dan memaham manfaat kesehatan prbad.

Metode merupakan cara untuk mencapa tujuan pembelajaran tertentu. Untuk mengem-bangkan motork anak, guru dapat menerapkan metode-metode yang akan menjamn anak tdak mengalam cdera dan menyesuakannya denguem karakterstk anak TK. Hal-hal yang perlu dlakukan guru dalam pemlhan metode untuk menngkatkan motork anak Tk adalah mencptakan lngkungan yang aman dan kegatan yang menantang, menyedakan tempat, bahan dan alat yang dpergunakan dalam keadaan bak, serta membmbng anak mengkut kegatan tanpa menmbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya. Untuk memlh metode pembelajaran yang sesua tujuan pengembangan motork anak. Selan tu, metode yang akan dplh harus memungknkan anak bergerak dan berman lebh leluasa, karena gerak adalah unsur utama pengembangan motork anak.

Menurut Hurlock dalam Musfiroh, (2012) ada lma bentuk cars belajar yang palng pentng alah dengan coba - ralat (trial and error), menrukan

(imitation), mempersamakan (identification), pe- ngondsan (conditioning), dan pelathan (training), hal senada d ungkapkan oleh Bucher dan Reade dalam Montolalu, (2009:4.16) bahwa dalam memenuh kebutuhan anak usa dn yang berkatan dengan pengembangan motork kasar perluh dpraktekkan. Metode berman adalah metode pembelajaran anak usa prasekolah d mana anak-anak dajak untuk melakukan kegatan bersama yang berupa: kegatan yang menggunakan alat dan atau melakukan kegatan (permanan) bak secara sendr, maupun bersama teman-temannya, yang mendatangkan kegembraan, rasa senang dan asyk bag anak. Dalam peneltan n, menggunakan metode berman melempar dan menagkap bola dalam upaya mengemhangkan kemampuan motork anak TK Pertw Trenten.

Berbaga permanan yang dapat me-ningkatkan fisik motorik dapat dilakukan, melalu permanan dengan alat atau tanpa alat. Permanan yang dlakukan adalah permanan yang memacu gerak seluruh tubuh peserta ddk. Salah satu permanan yang sangat menark dan dapat meningkatkan perkembangan fisik motork anak adalah permanan melempar bola sasaran. Permanan n menuntut anak dapat melempar bola menuju sasaran yang telah dtentukan, sasaran lempar bsa berupa botol ar mneral yang dtaruh dalam jarak 3-4 m dar gars lempar. Badan anak otomats akan melakukan pergerakan untuk dapat melempar dengan bak dan juga dtuntutan konsentras untuk mencapa sasaran atau target lempar.

Permanan yang selama n dkembangkan dsekolah untuk menngkatkan motork anak antara lan: (1) bakak, (2) engrang, (3) petak umpat, (4) sapu tangan, (5) ular naga , (6) berjalan dpapan ttan, (7) tkus dan sngga, (8) melempar dan menagkap bola, (9) permanan karet, (10) sandal batok, (11) perang-perangan dengan pelepah psang, (12) permanan memasukan bola dalam keranjang. dan (13) permanan melempar bola ke sasaran.

Ada 5 prnsp utama perkembangan motork, yatu : (1) kematangan, (2) urutan, (3) motvas, (4) pengalaman, dan (5) praktk, selan kelma prnsp datas ada juga kebutuhan vg harus dpenuh yang berkatan dengan pengembangan motork kasar, antara lan: (1) ekspres melalu gerakan, (2) berman, (3) kegatan yang berbentuk drama, 4an (4) kegatan yang berbentuk rama. (Malna dan Bouchard dalam Montolalu dkk, 2009).

(3)

Harapannya melalu permanan melempar bola ke sasaran dapat nngkatkan dan meme- nuh prnsp serta kebutuhan anak dalam me- nerapkan gerakan-gerakan dasar (Lokomotor, Non Lokomotor, dan Manfulatf) yang meru-pakan unsur dar pengembangan motork kasar untuk anak usa 5-6 tahun.

Berdasarkan hasl observas penelt d TK Pertw Trenten Kabupaten Magelang, secara umum dtemukan bahwa anak - anak TK Pertw Trenten belum maksmal dalam perkembangan motork kasarnya. Anak-anak mash berjalan sempoyongan ketka nak tangga ada juga yang mash merangkak, belum lncah berman dengan bola duna, kurang beran saat harus melompat dar ketnggan 30 cm. Setelah d observas dan dkaj bentuk permanan yang bsa menstmulas perkembangan motork kasar anak tdak sesua dengan karakterstk gerakan yang sesua dengan tahap perkembangan anak. Permanan yang dapat dlakukan untuk me- nngkatkan gerak motork kasar khususnya un-tuk anak TK kelompok umur 5-6 tahun adalah melempar bola ke sasaran. Permanan n dplh karena dengan permanan n akan menngkatkan gerak dan konsentras anak dalam melempar sasaran yang dtentukan. Adapun gerak yang dlakukan anak dalam melempar adalah kedua kak sedkt terbuka, kak kr dlangkahkan kedepan bla tangan kanan yang melempar, badan anak berputar ke ss lempar dan berat badan d pndahkan ke kak belakang, sesudah ada putaran badan yang lebh nyata melalu pnggul punggung, dan bahu, perpndahan berat badan dengan melangkahkan kak ke depan sebelum bola d lepaskan, ada pelurusan sku sebe-lum bola d lepaskan, dan gerakan badan terus berlanjut ke depan. Kemudan gerakan dalam membdk sasaran yatu: anak akan berkonsentas dalam melepar bola ke objek sasaran yang berada pada poss 3-4 m ddepan anak. Nla yang b-sa dambl adalah anak mampu menngkatkan konsentras dalam memecahkan masalah atau menuju sasaran.

Hambatan dan kendala yang dtemu d lapa-ngan antara lan: (1) Faktor dar dalam dr anak tu sendr msalnya anak tersebut terlalu pendam dan malas bergerak (2) Faktor dar Gurunya, penyajan kegatan dalam bentuk permanan sedkt dan monoton. (3) Faktor dar orang tua dan keluarga yang tdak suka berolahraga sehnga tdak mengulang kegatan motork kasar yang telah dajarkan oleh guru dpaud. (4) kurangnya alokas waktu, karna ada lma pengembangan

dasar (Nla-nla Agama, Sosal Emosonal, Bahasa, Kogntf, Sen) juga harus dberkan kepada anak Paud.

Berdasar uraan yang telah dkemukakan d atas, penuls tertark untuk melakukan peneltan mengena permanan melempar bola ke sasaran untuk pengembangan motork kasar. Permanan n dplh karena permanan n menggabungkan antara gerak dan konsentras anak, sehngga motork kasar anak dapat menngkat dan tingkat berfikir anak juga meningkat. Penelitian n bertujuan untuk mengetahu ada tdaknya penngkatan kemampuan motork kasar melalu permaan melempar bola sasaran pada anak.

Samsudn (2008:9) menyatakan bahwa mo- torik kasar dalah kemampuan anak berktifitas dengan menggunakan otot-otot besar kemam-puan menggunakan otot-otot besar n bag anak TK tergolong kemampuan gerak dasar sepert berjalan, berlar, melempar, menangkap, dan sebaganya. Gallahue (1982) dalam Sam-sudn (2008:13) menyatakan bahwa untuk me-ngembangkan pola gerak dasar anak sebaknya dilakukan melalui aktifitas-aktifitas seperti menar, berman, olahraga, dan senam.

Bucher dan Reade (dalam Montolalu, 2009: 4.16) bahwa dalam memenuh kebutuhan anak usa dn yang berkatan dengan pengembangan motork kasar perluh dpraktekkan. Metode berman adalah metode pembelajaran anak usa prasekolah d mana anak-anak dajak untuk me-lakukan kegatan bersama yang berupa kegatan yang menggunakan alat dan atau melakukan kegatan (permanan) bak secara sendr maupun bersama teman-temannya, yang mendatangkan kegembraan, rasa senang dan asyk bag anak.

Permanan yang dapat dlakukan untuk menngkatkan gerak motork kasar khususnya untuk anak TK kelompok umur 5-6 tahun adalah melempar bola ke sasaran. Permanan n akan menngkatkan gerak dan konsentras anak dalam melempar sasaran yang dtentukan

Sujono (2007: 8.5), mengatakan bahwa, bola merupakan meda pembelajaran yang akan membantu berbaga aspek perkembangan sswa, salah satunya adalah perkembangan motork kasar sswa. Melalu pemanfaatan meda bola akan mendorong kebutuhan sswa untuk secara aktf bernteraks dan terlbat dengan lingkungan fisiknya. Pada saat yang sama dengan menggunakan meda bola sswa berkesempatan untuk memperkaya gerakan-gerakannya, msalnya gerakan dengan sensor motor, tangan, kak, kepala atau bagan tubuh

(4)

yang lan yang melbatkan otot besar sswa, sehngga memungknkan sswa secara penuh mampu mengembangkan kemampuan motork kasar sswa.

Pemanfaatan meda bola adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang dgunakan se- baga pjakan bag proses pembelajaran yang menekankan pada pentngnya perkembangan kemampuan motork kasar sswa. Peran- an meda bola dalam membantu menng-katkan kemampuan motork kasar sswa dapat dlakukan melalu kegatan, antara lan: Melempar, menangkap, menendang, meng- gelndngkan, memantulkan.

Hpotess tndakan yang dapat dajukan adalah sebaga berkut: permanan melempar bola sasaran dapat menngkatkan kemampuan motork kasar pada anak.

METODE

Peneltan n merupakan peneltan tnda-kan kelas (classroom research). Peneltan tndatnda-kan kelas adalah suatu pengamatan terhadap kegatan belajar berupa sebuah tndakan yang sengaja dmunculkan dan terjad dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arkunto, 2008: 1). Peneltan n merupakan kegatan pemecahan masalah yang dmula dar : a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan (action), c) pengumpulan data (observing), d) menganalss data atau nformas untuk memutuskan sejauh mana kelebhan atau kekurangan tndakan tersebut (reflecting).

Dalam peneltan tndakan terdapat bebe-rapa macam varabel, yatu varabel input, varabel proses dan varabel output. Varabel input dalam peneltan n adalah kemampuan motork kasar anak yang mash rendah dan perlu dtngkatkan yang bercrkan anak belum mampu anak mash berjalan sempoyongan ketka nak tangga ada juga yang mash merangkak, belum lncah berman dengan bola duna, kurang beran saat harus melompat dar ketnggan 30 cm. Varabel proses dalam peneltan n adalah tndakan berupa permanan melempar bola sasaran. Varabel output peneltan n yatu terjadnya penngkatan kemampuan motork kasar pada subyek peneltan.

Kemampuan motork kasar dalam penelta n merupakan kemampuan gerak yang dhaslkan oleh otot-otot besar yang salng bernteraks sehngga mencptakan suatu gerakan yang kom-pleks. Kemampuan motork kasar pada anak tercermn melalu kemampuan:

a. Melakukan gerakan tubuh secara terko-ordnas untuk melath kelenturan, ke-sembangan, dan kelncahan

b. Melakukan permainan fisik dengan aturan c. Terampl menggunakan tangan kanan dan

kr

Permanan melempar bola sasaran dalam peneltan n dartkan sebaga permanan yang dlakukan anak dengan cara melempar bola pada sasaran yang telah dtentukan dengan suatu gerakan-gerakan tertentu.

Populas dalam peneltan n adalah se-luruh sswa kelompok B TK Pertw Trenten Kabupaten Magelang yang berjumlah 16 sswa. Subyek peneltan dalam peneltan n adalah sswa kelompok B pada TK Pertw Trenten Kabupaten Magelang yang berjumlah 16 anak. Pemlhan tersebut dengan pertmbangan bahwa ke empat anak tersebut memlk kemampuan motork kasar mash rendah.

Data yang dperlukan dalam peneltan n adalah data tentang kemampuan motork kasar anak kelompok B pada TK Pertw Trenten Kabupaten Magelang. Sumber data yang dgunakan dalam n adalah sumber data prmer yatu melalu hasl observas. Metode pengumpulan data yang dgunakan adalah teknk observas langsung karena ddasarkan pada keterlbatan penelt yang kut serta mengamat kegatan yang dselenggarakan. Observas yang dlakukan penelt yatu observas sstemats dengan menggunakan Pedoman Observas sebaga nstrumen pengamatan.

Instrumen yang dgunakan untuk peneltan harus memenuh persyaratan yatu nstrumen harus vald. Uj valdtas dlakukan dengan menggunakan pendapat ahl atau uj ahl (Profesional Judgement) dengan beberapa ahl dalam bdang penddkan anak usa dn. Profesional Judgement yang dmaksud dlakukan dengan cara mengkonsultaskan dan mendskuskan ndkator kemampuan motork kasar yang termuat dalam Lembar Observas. Uj ahl atau Profesional Judgement terhadap Lembar Observas yang dbuat kepada para ahl terkat penddkan yatu Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanak dan Dosen ahl dalam bdang ke-PAUD-an. Hasl professional judgement dperoleh pengembangan ndkator kemampuan motork kasar, sepert tampak pada tabel berkut:

(5)

Tabel 1. Pengembangan Indkator Kemampuan

Motork Kasar

No Dimensi Indikator KinerjaButir Butir Soal

1 Kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan Kemampuan melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan Berdiri dengan kaki kanan Berdiri dengan kaki kiri Melompat dengan dua kaki sebanyak 3 lompatan Melompat dengan kaki kanan Melompat dengan kaki kiri Berjalan di atas papan titian 1 2 3 4 5 6 2 Keterampilan

tangan Keterampilan menggunakan tangan kanan dan kiri Melempar menggunakan tangan kanan Melempar menggunakan tangan kanan Melempar menggunakan dua tangan 7 8 9 3 Tertib aturan Melakukan

permainan fisik dengan aturan Melakukan permainan sesuai aturan yang ditentukan. 10

Selanjutnya Lembar Observas yang telah melalu profesional judgement sap untuk dgunakan sebaga nstrumen yang vald untuk memperoleh data kemampuan motork kasar pada anak kelompok B TK Pertw Trenten Kabupaten Magelang.

Analss data yang dgunakan dalam pene-ltan tndakan n yatu analss data deskrptf kuanttatf persentase menurut Arkunto (2008: 251) Indkator knerja dalam peneltan n mengacu pada pendapat Kusdjah (2012: 26) bahwa peneltan dnyatakan berhasl apabla kemampuan motork kasar anak telah mencapa > 75%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Hasl observas awal dketahu bahwa kemampuan motork kasar anak mash ren-dah. Hal tersebut dlhat dar nla semua aspek kemampuan motork kasar anak ma-sh d bawah 75%. Pada aspek kelenturan, kesembangan, kelncahan baru mencapa 64,6%, sedangkan aspek keteramplan tangan

baru mencapa 68,8% dan aspek tertb atu- ran permanan baru mencapa 50%. Secara ke-seluruhan dapat dketahu bahwa kemampuan motork kasar anak kelompok B Taman Kanak-kanak Pertw Trenten sebelum tndakan baru mencapa 64,4%. Nla tersebut mash jauh dar yang dharapkan yatu 75%.

Pada sklus 1 dketahu bahwa kemampuan motork kasar anak sudah menngkat. Hal tersebut dlhat dar nla yang dperoleh subyek dar setap aspek kemampuan motork kasar. Aspek kelenturan, kesembangan, kelncahan sebelum tndakan dperoleh nla 64,6% me-nngkat menjad 74%. Aspek keteramplan tangan sebelum tndakan dperoleh nla 68,8% menngkat menjad 77,1%. Aspek tertb aturan permanan sebelum tndakan dperoleh nla 50% menngkat menjad 62,5%. Secara keseluruhan dketahu bahwa kemampuan motork kasar subyek pada sklus 2 mencapa 73,8% < 75%.

Berdasarkan kemajuan subyek dalam pem-belajaran pada sklus I, dketahu satu aspek kemampuan motork kasar telah mencapa target yatu keteramplan tangan yang mencapa 77,1% > 75%. Namun dua aspek lannya yatu aspek kelenturan, kesembangan dan kelncah-an baru mencapa 74% sedkelncah-angkkelncah-an aspek tertb aturan baru mencapa 62,5%. Sedangkan secara keseluruhan kemampuan motork kasar subyek baru mencapa 73,8% < 75% mash d bawah target yang hendak dcapa. Dengan demkan peneltan dnyatakan belum berhasl dan d-lanjutkan pada sklus berkutnya.

Setelah tndakan pada sklus 2 dketahu bahwa kemampuan motork kasar anak su-dah menngkat. Hal tersebut dlhat dar nla yang dperoleh subyek dar setap aspek kemampuan motork kasar. Aspek kelenturan, kesembangan, kelncahan sebelum tndakan dperoleh nla 64,6% menngkat menjad 93,8%. Aspek keteramplan tangan sebelum tndakan dperoleh nla 68,8% menngkat menjad 97,9%. Aspek tertb aturan permanan sebelum tndakan dperoleh nla 50% menngkat men-jad 87,5%. Secara keseluruhan dketahu bahwa kemampuan motork kasar subyek pada sklus 2 mencapa 94,4%.

Refleksi berkaitan dengan hasil kegiatan-kegatan pembelajaran pada sklus 2, ada pe- nngkatan kemampuan motork kasar, dban-dngkan sebelum dadakannya tndakan kelas, antara lan adalah:

(6)

1) Subyek terampl menggunakan tangan ka-nan dan kr dengan bak.

2) Subyek mampu melakukan gerakan tu-buh secara terkoordnas untuk melath kelenturan, kesembangan, dan kelncahan. 3) Subyek mampu melakukan permanan

se-sua aturan yang dtentukan.

Hasl observas pada sklus 2 dketahu bahwa setelah dberkan tndakan melalu permanan melempar bola sasaran pada sklus 2, kemampuan motork kasar subyek mengalam perubahan yang sangat bak. Berdasarkan kemajuan subyek dalam pembelajaran pada sklus 2, dketahu satu aspek kemampuan motork kasar telah mencapa target yatu keteramplan tangan yang mencapa 93,8% > 75%. Aspek kelenturan, kesembangan dan kelncahan mencapa 97,9% > 75%. Aspek tertb aturan mencapa 87,5%> 75%. Secara keseluruhan kemampuan motork kasar subyek mencapa 94,4% > 75% telah mencapa target yang hendak dcapa. Dengan demkan peneltan dnyatakan telah berhasl dan tdak perlu dlanjutkan pada sklus berkutnya.

Adapun kemampuan motork kasar setap aspek setelah tndakan pada sklus 2 dapat digambarkan dalam grafik atau diagram sebagai berkut:

Grafik 1.

Grafik Kemampuan Motorik Kasar Siklus 2

Pembahasan

Hasl peneltan membuktkan bahwa permanan melempar bola sasaran dapat

me-nngkatkan kemampuan motork kasar pada anak usa 5-6 tahun Taman Kanak-kanak Pertw Trenten Candmulyo. Hasl observas awal dketahu bahwa rata-rata pencapaan kemampuan motork kasar subyek baru mencapa 64,4%, mash jauh dar target yang hendak dcapa yatu 75%. Setelah dlakukan kegatan pembelajaran menggunakan melem- par bola sasaran pada sklus 2, rata-rata pen-capaan kemampuan Motork Kasar subyek menngkat menjad 94,4%. Semua ndkator kemampuan motork kasar telah tercapa de-ngan bak. Dede-ngan demkan hpotess yang menyatakan permanan melempar bola sasaran dapat menngkatkan kemampuan motork kasar pada anak dnyatakan dterma.

Hasl peneltan n sesua dengan pernyataan Sujono (2007: 8.5), bahwa bola merupakan meda pembelajaran yang akan membantu berbaga aspek perkembangan sswa, salah satunya adalah perkembangan motork kasar sswa. Melalu pemanfaatan meda bola akan mendorong kebutuhan sswa untuk secara aktf bernteraks dan terlibat dengan lingkungan fisiknya. Pada saat yang sama dengan menggunakan meda bola sswa berkesempatan untuk memperkaya gerakan sensor motor, tangan dan kak yang melbatkan otot besar sswa, sehngga memungknkan sswa secara penuh mampu mengembangkan kemampuan motork kasar sswa.

Permanan melempar bola ke sasaran akan menngkatkan gerak dan konsentras anak da- lam melempar sasaran yang dtentukan. Pe-manfaatan meda bola adalah sebuah pende-katan pembelajaran yang dgunakan sebaga pjakan bag proses pembelajaran yang mene- kankan pada pentngnya perkembangan ke-mampuan motork kasar sswa. Peranan me-da bola dalam membantu menngkatkan ke- mampuan motork kasar sswa dapat dlaku-kan melalu kegatan, antara lan: Melempar, menangkap, menendang, menggelndngkan, memantulkan.

SIMPULAN

Kesmpulan hasl peneltan membuktkan bahwa permanan melempar bola sasaran dapat menngkatkan kemampuan motork kasar pada anak. Hasl observas awal dketahu bahwa rata-rata pencapaan kemampuan motork kasar subyek baru mencapa 64,4%, mash jauh dar target yang hendak dcapa yatu 75%.

(7)

Setelah dlakukan kegatan pembelajaran menggunakan melempar bola sasaran pada sklus 2, rata-rata pencapaan kemampuan Motork Kasar subyek menngkat menjad 94,4%. Semua ndkator kemampuan Motork Kasar telah tercapa dengan bak. Dengan demkan hpotess yang menyatakan permanan melempar bola sasaran dapat menngkatkan kemampuan motork kasar pada anak dnyatakan dterma.

Berdasarkan kesmpulan hasl peneltan, maka saran yang dapat penelt sampakan sebaga berkut:

1. Bag guru, permanan melempar bola sasaran dapat djadkan salah satu alternatf untuk menngkatkan kemampuan motork kasar anak.

2. Bag penyelenggara PAUD, hasl peneltan n dharapkan dapat menjad salah satu masukan untuk menngkatkan kemampuan motork kasar anak.

3. Bag penelt lan, hasl peneltan n dharapkan dapat menjad salah satu acuan atau referens untuk peneltan sejens khususnya untuk menngkatkan kemampuan motork kasar anak.

DAFTAR PUSTAKA

Arkunto, Suharsm. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rneka Cpta.

Depdknas. 2004. Kurikulum berbasis Kompetensi: Dasar Penddkan Jasman SD dan MI. Jakarta: Pusat Kurkulum Baltbang Depdknas

Kusdjah. 2012. Kecerdasan Vsual Spasal Anak Melalu Kegatan Beman Balok Peneltan pada anak Kel. B. TK Serun I Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Tdak dterbtkan. Magelang: Unverstas Muhammadyah Magelang.

Montolulu, B.E.F, dkk. 2009. Bermain dan Permainan Anak, Jakarta: Unverstas Terbuka Musfiroh, T. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk Jakarta: Unverstas Terbuka

Samsudn. 2005. Pengembangan Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaaan Unverstas Neger Jakarta.

Sujono. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Unverstas Terbuka

Sumantr, MS. 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Penddkan Nasonal.

Gambar

Tabel 1. Pengembangan Indkator Kemampuan  Motork Kasar

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 1 menunjukan bahwa untuk anak nelayan yang tidak pernah melaut berjumlah 9 orang atau 45%, berdasarkan wawancara dengan 20 responden nelayan perlu

Sehubungan dengan hal di atas, dalam sebuah penelitian sudah keharusan untuk menyiapkan instrument pengumpulan data (alat) penelitian. Suharsimi Arikunto, instrument

Jembatan dari kesenjangan digital dari Peters (2002) tadi, disingkat oleh Sharma &amp; Mokthar (2006) menjadi tiga aspek yakni: (1) infrastruktur, yang mana dalam hal ini

Mulai ditemukan perubahan flow pattern menuju slug bubbly flow, dimana bubbles berkelompok menjadi kelompok kecil dibagian atas lapisan pipa miring Sesudah elbow

Hasil analisis kadar protein ikan asin sepat siam duri lunak menunjukkan bahwa perlakuan A1B8 (pengemasan non vakum dengan penyimpanan 8 hari) memiliki kadar

peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit &amp;iremia%$ nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit$ gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang Deskripsi Tenaga Kerja Industri Kerupuk Rafika Di Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten

beberapa negara besar yang masing-masing mmpunyai daerah jajahan dan lingkungan pengaruhnya menjadi satu masyarakat bangsa-bangsa yang terdiri dari banyak sekali negara yang