• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI UNIT KIA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI UNIT KIA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2014"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI UNIT KIA PUSKESMAS PANDANARAN

SEMARANG TAHUN 2014

Nanda Ayu Mega Utami Ningtyas*), Sri Andarini Indreswari**) *) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Udinus

**) Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula 1 No. 5 – 11 Semarang

Email : nandaayu.mega@yahoo.com

ABSTRAK

Hubungan Antara Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Dengan Kepuasan Pasien di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang 2014

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), memberikan pelayanan berfokus pada aspek pencegahan melalui pertolongan persalinan normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta melakukan deteksi dini. Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Unita KIA Puskesmas Pandanaran belum mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 100. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan asuhan kebidanan dengan kepuasan pasien di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang 2014.

Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan teknik sampling purposive

sampling dengan jumlah sampel sebanyak 48 responden. Metode pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien puas terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan (54.2%), pasien berpendapat pelaksanaan anamnesa oleh bidan baik (62.5%), pemeriksaan fisik dan laboratorium baik (52.1%), diagnosa baik (58.3%). Hasil analisa tidak ada hubungan antara anamnesa (p value=0,375) dan pemeriksaan fisik dan laboratorium (p value=0,081) dengan kepuasan pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA puskesmas pandanaran. Ada hubungan antara diagnosa dengan kepuasan pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA puskesmas pandanaran (p value=0,008).

Evaluasi secara periodik terhadap kepatuhan pelaksanaan asuhan kebidanan oleh puskesmas diharapkan dapat menaikkan kinerja bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan dan meningkatkan kepuasan pasien.

Kata Kunci : Anamnesa, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium, Diagnosa, Kepuasan Pasien, Asuhan Kebidanan

(3)

ABSTRACT

Correlation Between Maternal Services And Patient Satisfaction In Maternal Child Unit In Pandanaran Primary Health Center Semarang City 2014

Midwives as a health provider has a important and strategy position in decreasing maternal death number, provide services focuses in prevention aspect through aid normal birth with friendly and empowering in woman and take early diagnostic. Antenatal services in Pandanaran primary health center not reach the target yet that provide 100%. The aim of this study was to know correlation between maternal services and patient satisfaction in maternal-child unit in Pandanaran primary health center.

This study was explanatory research with cross sectional approach and sampling technique used purposive sampling and samples were 48 respondents. Data collection had been done by interview with questionnaire. Statistical test used chi square test.

Results showed that majority respondents were satisfy with maternal services (54.2%), patients content that midwives anamneses was good (62.5%), physically and laboratory examination was good (52.1%), diagnostic was good (58.3%). There was no correlation between anamneses (p: 0.375), laboratory and physically examination (p: 0.081) with patient satisfaction in maternal-child unit Pandanaran primary health center. There was any correlation between diagnostic and patient satisfaction of maternal services in maternal-child unit Pandanaran primary health center (p: 0.008).

Suggestion is to conduct periodic evaluation to maternal services in primary health center to increasing work quality of midwives and increasing patient satisfaction.

Keyword : anamneses, physically and laboratory examination, diagnostic, patient satisfaction, maternal services.

References : 12, 2005 - 2014 PENDAHULUAN

Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kali ini sepertinya sudah menjadi “harga yang harus dibayar” oleh perusahaan agar ia dapat tetap survive dalam bisnisnya. Lebih-lebih perusahaan jasa dapat menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan yang sama tentu saja persoalan kualitas pelayanan kesehatan bukanlah menjadi satu-satunya senjata andalan bersama. (1)

Lembaga kesehatan yang lebih sering diakses oleh masyarakat kebanyakan adalah Puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dalam pembangunan kesehatan bagi masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama yang diharapkan masyarakat dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan sesuai apa yang di harapkan serta di butuhkan masyarakat. (2)

Di kota Semarang terdapat 37 Puskemas, obyek penelitian ini diambil di Puskesmas Pandanaran. Puskesmas pandanaran memiliki program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan pada ibu

(4)

hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan atau antenatal care (ANC) meliputi penimbangan berat badan, pemeriksaan kehamilannya, pemberian tablet besi, pemberian imunisasi TT dan konsultasi. (3)

Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Survei yang sama tahun 2012 menunjukkan 359 per 100.000 kelahiran hidup. Diperkirakan 10.500 ibu di Indonesia meninggal saat melahirkan setiap tahunnya, pada tahun 2015 AKI ditargetkan turun menjadi 102 kasus per 100.000 kelahiran untuk mencapai Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs). (4)

Berdasarkan laporan Puskesmas jumlah kematian ibu maternal di Kota Semarang pada tahun 2012 sebanyak 22 kasus dari 27.448 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 77,5 per 100.000 KH menurun jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 31 kasus dari 25.852 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 119,9 per 100.000. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Kota Semarang pada tahun 2012 adalah 27.889 meningkat jika dibanding dengan tahun 2011 adalah 26.743 bumil (94,4%). Faktor pendukung dalam hal ini dapat disebabkan oleh meningkatnya kesadaran ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke sarana pelayanan kesehatan yang ada dan adanya dukungan peningkatan kualitas pelayanan Antenatal Care (ANC) oleh petugas puskesmas. (5)

Standar layanan merupakan bagian penting dari layanan kesehatan itu sendiri dan memainkan peranan penting dalam masalah mutu layanan kesehatan. Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin meyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu secara konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi suatu standar layanan kesehatan atau standar prosedur operasional. Adanya standart pelayanan ibu hamil (ANC) agar tercapainya pelayanan bumil dan terdeteksinya status kesehatan bumil sesuai standart. (6)

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada bulan Juni cakupan kunjungan K4 Puskesmas Pandanaran (112,4%) akan tetapi pelayanan ANC belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100% sedangkan dari data puskesmas pencapaian yang dihasilkan hanya 40% yang dimana masih jauh dari target yang ditentukan. Rata-rata jumlah kunjungan pasien ke Unit KIA ANC sebanyak 10-20 pasien/hari. (3)

Kualitas pelayanan dan kepuasan pasien mempunyai hubungan yang sangat erat. Kualitas pelayanan menyangkut hasil pekerjaan, kecepatan kerja, pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan harapan pelanggan dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Menurut A Parasuraman, Valerie A Zeithaml, dan Leonard L Berry disimpulkan bawah terdapat lima dimensi

SERQUAL sebagai berikut: Reliability (keandalan), Responsiveness (daya

tanggap), assurance (jaminan), emphaty (empati), tangible (bukti fisik). (1)

Pada dasarnya pelayanan di puskesmas sangat diperlukan masyarakat untuk memenuhi keperluan kesehatannya, maka diharapkan adanya kualitas pelayanan yang baik demi menimbulkan kepercayaan pasien agar selalu percaya untuk menggunakan jasa layanan kesehatan. Puskesmas Pandanaran merupakan salah satu institusi jasa kesehatan yang terus berupaya agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Melihat dari kenyataan tersebut peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui kepuasan pasien dengan menggunakan korelasi teori dari A Parasuraman, Valerie A Zeithaml, Leonard L Berry dan Manuaba I yaitu Hubungan Antara Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Dengan Kepuasan Pasien di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang 2014.

(5)

METODE

Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara menggunakan kuesioner. Sasaran dalam penelitian ini adalah Pasien yang pernah melakukan pemeriksaan asuhan kebidanan di Puskesmas Pandanaran Semarang sebanyak 48 responden dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder karena diambil dari dokumen-dokumen Puskesmas, Profil Kesehatan Kota Semarang dan kuesioner yang diisi langsung oleh responden.

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis hubungan yang signifikan antara variabel anamnesa, pemeriksaan fisik dan laopratorium serta diagnosa dengan kepuasan pasien dalam pelayanan pelaksanaan asuhan kebidanan. Selanjutnya hipotesis dilakukan uji hubungan antara seluruh variabel dengan kepuasan pasien dalam pelayanan pelaksanaan asuhan kebidanan menggunakan uji Chi Square, maka akan diketahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

HASIL

Analisis Univariat 1. Anamnesa

Tabel 1.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Anamnesa Ananemsa Distribusi Frekuensi

Jumlah Persentase (%)

Tidak Baik 18 37.5

Baik 30 62.5

Total 48 100.0

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa pendapat responden baik tentang segala tindakan yang di lakukan oleh bidan dalam anamnesa 62.5% lebih besar jika dibandingkan dengan pendapat responden dalam anamnesa tidak baik yaitu sebesar 37.5%.

2. Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Tabel 1.2

Distriburi Frekuensi Responden Menurut Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Distribusi Frekuensi Jumlah Persentase (%) Tidak Baik 23 47.9 Baik 25 52.1 Total 48 100.0

(6)

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa pendapat responden baik tentang segala tindakan yang dilakukan oleh bidan dalam pemeriksaan fisik dan laboratorium sebesar 52.1% lebih besar jika dibandingkan dengan pendapat responden pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak baik yaitu sebesar 47.9%.

3. Diagnosa

Tabel 1.3

Distriburi Frekuensi Responden Menurut Diagnosa Diagnosa Distribusi Frekuensi

Jumlah Persentase (%)

Tidak Baik 20 41.7

Baik 28 58.3

Total 48 100.0

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan bahwa pendapat responden baik tentang tindakan yang dilakukan oleh bidan akan penyampaian informasi terkait kondisi ibu hamil oleh bidan sebesar 58.3% lebih besar jika dibandingkan dengan pendapat responden yang tidak baik yaitu sebesar 41.7%

4. Kepuasan Pasien

Tabel 1.4

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepuasan Pasien Kepuasan Pasien Distribusi Frekuensi Jumlah Persentase (%) Tidak Puas 22 45.8 Puas 26 54.2 Total 48 100.0

Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan bahwa penilaian responden puas terhadap harapan dan kenyataan dari pelayanan yang dilakukan oleh bidan selama memberikan pelayanan asuhan kebidanan meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium serta diagnosa sebesar 54.2% lebih besar jika dibandingkan penilaian responden tidak puas terhadap harapan dan kenyataan dari pelayanan yang dilakukan oleh bidan selama memberikan pelayanan asuhan kebidanan yaitu sebesar 48.5%.

(7)

Analisis Bivariat

1. Hubungan antara Anamnesa dengan Kepuasan Pasien Tabel 1.5

Tabulasi Silang Anamnesa dengan Kepuasan Pasien

Anamnesa Kepuasan Pasien

Tidak Puas Puas Total

F % F % F %

Tidak Baik 10 56.6 8 44.4 18 100.0 Baik 12 40.0 18 60.0 30 100.0 Total 22 45.8 26 54.2 48 100.0

p value : 0,375

Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa pasien yang tidak puas terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan sebagian besar berpendapat pelaksanaan anamnesa tidak baik (56.6%) dibandingkan yang berpendapat baik (40.0%).

Berdasarkan analisis hasil uji Fisher Exact diperoleh nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,375 maka Ha ditolak. Sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara ananemsa dengan kepuasan pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang.

2. Hubungan antara Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium dengan Kepuasan Pasien

Tabel 1.6

Tabulasi Silang Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium dengan Kepuasan Pasien

Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

Kepuasan Pasien

Tidak Puas Puas Total

F % F % F %

Tidak Baik 14 60.9 9 39.1 23 100.0 Baik 8 32.00 17 68.0 25 100.0 Total 22 45.8 26 54.2 48 100.0

p value : 0,0081

Berdasarkan tabel 1.6 dapat diketahui bahwa pasien yang tidak puas terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan sebagian besar berpendapat pelaksanaan pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak baik (60.9%) dibandingkan yang berpendapat baik (32.00%).

Berdasarkan analisis hasil uji Fisher Exact diperoleh nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,081 maka Ha ditolak. Sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara pemeriksaan fisik dan laboratorium dengan kepuasan pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang.

(8)

3. Hubungan antara Diagnosa dengan Kepuasan Pasien Tabel 1.7

Tabulasi Silang Diagnosa dengan Kepuasan Pasien

Diagnosa Kepuasan Pasien

Tidak Puas Puas Total

F % F % F %

Tidak Baik 14 70.0 6 30.0 20 100.0 Baik 8 28.6 20 71.4 28 100.0 Total 22 45.8 26 54.2 48 100.0

p value : 0,008

Berdasarkan tabel 1.7 dapat diketahui bahwa pasien yang tidak puas terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan sebagian besar berpendapat pelaksanaan diagnosa tidak baik (70.0%) dibandingkan yang berpendapat baik (28.6%).

Berdasarkan analisis hasil uji Fisher Exact diperoleh nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,008 maka Ha diterima. Sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara diagnosa dengan kepuasan pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang.

PEMBAHASAN 1. Anamnesa

Anamnesa merupakan pendapat pasien tentang segala tindakan yang dilakukan bidan dalam pemeriksaan anamnesa meliputi nama ibu,Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Nama Suami, Pendidikan Suami, Umur Waktu Nikah, Pendidikan Ibu, Golongan Darah Ibu, Alamat, Umur Suami, Pekerjaan Suami, dan Riwayat kehamilan ibu. Hasil penelitian menunjukan bahwa menunjukkan bahwa pendapat responden baik tentang segala tindakan yang di lakukan oleh bidan dalam anamnesa sebesar 30 pasien (62.5%) lebih besar jika dibandingkan dengan pendapat responden dalam anamnesa tidak baik yaitu sebesar 18 pasien (37.5%).

Hasil ini didapatkan melalui uji normalitas Shapiro-Wilk diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,01, sehingga dapat dinyatakan bahwa distribusi tidak normal karena < 0,05. Oleh karena itu kategori anamnesa didasarkan pada nilai median.

Menurut Parasuraman, Zeithaml, Berry (1988) kehandalan (reliability) kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. (7)

Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa pasien yang tidak puas terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan sebagian besar berpendapat pelaksanaan anamnesa tidak baik (56.6%) dibandingkan yang berpendapat baik (40.0%).

Berdasarkan analisis hasil uji Fisher Exact diperoleh nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,375 maka Ha ditolak. Sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara ananemsa dengan kepuasan

(9)

pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan Edwin Idris (2012) yang menunjukan hasil bahwa pada variabel kehandalan (reliability) tidak mempunyai hubungan dengan kepuasan pasien. Dalam melakukan anamnesa melihat sesuai teori kepuasan dapat dianalogkan dengan kehandalan oleh bidan kepada pasien. (8)

2. Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium merupakan pendapat pasien tentang segala tindakan yang dilakukan oleh bidan Pemeriksaan fisik dan laboratorium adalah pendapat responden tentang segala tindakan yang dilakukan oleh bidan dalam pemeriksaan fisik sesuai SOP pelaksanaan asuhan kebidanan, meliputi timbang badan, tinggi badan, pengukuran lila, pengukuran panggul, mengukur suhu, mengukur nadi, mengukur pernafasan, mengukur KU, mengukur tekanan darah, pemeriksaan muka, pemeriksaan leher, pemeriksaan payudara, pengukuran tinggi fundus uteri, menentukan letak janin, pemeriksaan denyut jantung, pemeriksaan daerah perut, pemeriksaan oedema tungkai, pemeriksaan reflek lutut ibu dan pemeriksaan lab standart meliputi HB, protein urin, glukosa urine.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapat responden baik tentang segala tindakan yang dilakukan oleh bidan dalam pemeriksaan fisik dan laboratorium sebesar 25 pasien (52.1%) lebih besar jika dibandingkan dengan pendapat responden pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak baik yaitu sebesar 23 pasien (47.9%).

Dari hasil uji normalitas Shapiro-Wilk didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,078. sehingga dapat dinyatakan bahwa distribusi normal karena > 0,05. Oleh karena itu kategori pemeriksaan fisik dan laboratorium didasarkan pada nilai mean.

Menurut Parasuraman, dkk (1998) Keandalan (Reliability) adalah dimensi yang mengukur keandalan suatu pelayanan jasa kepada konsumen. Dimensi keandalan didefinisikan sebagai kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat. (9)

Berdasarkan tabel 1.6 dapat diketahui bahwa pasien yang tidak puas terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan sebagian besar berpendapat pelaksanaan pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak baik (60.9%) dibandingkan yang berpendapat baik (32.00%).

Berdasarkan analisis hasil uji Fisher Exact diperoleh nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,081 maka Ha ditolak. Sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara pemeriksaan fisik dan laboratorium dengan kepuasan pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan Atik Mustika Masyruk (2013) yang menunjukan hasil bahwa pada variabel kehandalan (reliability) tidak mempunyai hubungan kepuasan pasien. Dalam melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium melihat sesuai dengan teori kepuasan dapat dianalogkan dengan pemberian kehandalan (reliability) oleh bidan kepada pasien. Pelayanan asuhan kebidanan berpengaruh pada pendapat responden tentang segala tindakan yang dilakukan oleh bidan dalam pemeriksaan fisik dan laboratorium. (8)

(10)

3. Diagnosa

Diagnosa merupakan Pendapat pasein tentang tindakan yang dilakukan oleh bidan akan penyampaian informasi terkait kondisi ibu hamil oleh bidan meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai SOP Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Puskesmas Pandanaran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapat responden baik tentang tindakan yang dilakukan oleh bidan akan penyampaian informasi terkait kondisi ibu hamil oleh bidan sebesar 28 pasien (58.3%) lebih besar jika dibandingkan dengan pendapat responden yang tidak baik yaitu sebesar 20 pasien (41.7%).

Dari hasil uji normalitas Shapiro-Wilk didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. sehingga dapat dinyatakan bahwa distribusi tidak normal karena < 0,05. Oleh karena itu kategori diagnosis didasarkan pada nilai median.

Menurut Parasuraman, Jaminan (assurance) yakni mencakup pengetahuan, ketrampilan, kesopanan, mampu menumbuhkan kepercayaan pasiennya. Jaminan juga berarti bahwa bebas bahaya, resiko dan keragu-raguan. (9)

Berdasarkan tabel 1.7 dapat diketahui bahwa pasien yang tidak puas terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan sebagian besar berpendapat pelaksanaan diagnosa tidak baik (70.0%) dibandingkan yang berpendapat baik (28.6%).

Berdasarkan analisis hasil uji Fisher Exact diperoleh nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,008 maka Ha diterima. Sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara diagnosis dengan kepuasan pasien dalam pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Semarang.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan Edwin Idris (2012) yang menunjukan hasil bahwa pada variabel jaminan (assurance) mempunyai hubungan kepuasan pasien. (9) Dalam hal ini tentu saja yang dimaksud

mengenai kepuasan pasien terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran.

Menurut Wathek (2012) Jaminan pada mutu pelayanan berkaitan dengan pengetahuan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan. (10)

Penelitian ini sejalan (Sornauli Saragih) dengan menunjukan hasil bahwa pada variabel jaminan (assurance) ada hubungan jaminan dengan kepuasan pasien. Dalam melakukan diagnosa melihat sesuai teori kepuasan dapat dianalogkan dengan pemberian jaminan (assurance) oleh bidan kepada pasien. (11)

Hubungan diagnosis dengan kepuasan pasien diduga karena adanya pemahaman yang baik dari bidan mengenai penyampaian informasi terkait kondisi ibu hamil meliputi anamnesa serta pemeriksaan fisik dan laboratorium. Chunlaka (2010) berpendapat dimensi jaminan pada asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat penting karena kesembuhan seorang pasien berada ditangan para perawat yang menangani selama pasien dirawat, sehingga pengetahuan yang dimiliki seorang perawat harus sesuai dengan ilmu yang mereka pelajari dan mengikuti prosedur-prosedur yang ada dalam memberikan asuhan keperawatan karena pasien membutuhkan kesembuhan dengan tepat dan terjamin. (10)

(11)

4. Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien merupakan Penilaian pasien terhadap harapan dan kenyataan dari pelayanan yang dilakukan oleh bidan selama memberikan pelayanan asuhan kebidanan meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium serta diagnosa sesuai SOP Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Puskesmas Pandanaran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penilaian responden puas terhadap harapan dan kenyataan dari pelayanan yang dilakukan oleh bidan selama memberikan pelayanan asuhan kebidanan meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium serta diagnosa sebesar 26 pasien (54.2%) lebih besar jika dibandingkan penilaian responden tidak puas terhadap harapan dan kenyataan dari pelayanan yang dilakukan oleh bidan selama memberikan pelayanan asuhan kebidanan yaitu sebesar 22 pasien (48.5%).

Menurut Lovelock and Waright (2007:96) kualitas pelayanan merupakan evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan. Menurut Parasuraman et al. (1988) kualitas pelayanan dapat dilihat dari lima dimensi antara lain: Bukti Langsung (Tangibles) merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal, Keandalan (Reliability) kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya, Ketanggapan (Responsiveness) merupakan suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas, Jaminan (Assurance) merupakan pengetahuan kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan, Empati (Empathy) Merupakan pemberian perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. (12)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar pasien 54.2% puas terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan, 62.5% berpendapat pelaksanaan anamnesa bidan baik, 52.1% berpendapat pelaksanaan pemeriksaan fisik serta laboratorium baik, 58.3% berpendapat pelaksaan diagnosa baik.

2. Tidak ada hubungan antara anamnesa dengan kepuasan pasien dalam SOP Pelaksanaan Asuhan Kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Tahun 2014. (p value= 0,375)

3. Tidak ada hubungan antara pemeriksaan fisik dan laboratorium dengan kepuasan pasien dalam SOP Pelaksanaan Asuhan Kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Tahun 2014. (p value= 0,081)

4. Ada hubungan antara diagnosa dengan kepuasan pasien dalam SOP Pelaksanaan Asuhan Kebidanan di Unit KIA Puskesmas Pandanaran Tahun 2014. (p value= 0,008)

(12)

SARAN

1. Bagi Puskesmas

a. Perlu adanya evaluasi perperiode kepada bidan oleh puskesmas untuk meningkatkan pelaksanaan asuhan kebidanan dengan lebih baik sehingga tujuan dari pelaksanaan program tersebut dapat dicapai secara maksimal.

b. Menindaklanjuti hasil evaluasi dengan memberikan reward atau penghargaan berupa predikat terbaik setiap bulan atau setiap satu tahun sekali untuk meningkatkan motivasi petugas dalam menjalankan pekerjaannya.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian menunjukan bahwa belum semua SOP pelaksanaan asuhan kebidanan dilaksanakan dengan baik oleh bidan terbukti dari beberapa pertanyaan anamnesa yaitu pendidikan suami, golongan darah dan umur waktu nikah, dalam pertanyaan pemeriksaan fisik dan laboratorium yaitu pemeriksaan gigi pemeriksaan kulit muka dan pemeriksaan gigi belum di tanyakan dan diperiksa oleh bidan mengingat informasi tersebut sangat penting bagi diagnosa pasien maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait alasan bidan tidak melaksanakan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai SOP pelaksanaan asuhan kebidanan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. s.l. : PT Salemba Emban atria, 2010.

2. Trihono. Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : CV. Sagung Seto, 2005.

3. Pandanaran, Puskesmas. Kinerja Tahun 2013 & Rencana Tingkat

Puskesmas (RTP) Tahun 2014. Semarang : s.n., 2013.

4. Prasetyawati, Arsita Eka. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium

Development Goals (MDGs). Yogyakarta : Nuha Medika, 2012.

5. Semarang, Dinas Kesehatan Kota. Profil Kesehatan Kota Semarang 2012. Semarang : s.n., 2012.

6. Mufdlilah. Antenatal Care Focused. Yogyakarta : Nuha Medika, 2009.

7. Wiguna, Cahya Daksa. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Kualitas

Tenaga Medis dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA UMMU HANI Purbalingga. Semarang : Universitas Diponegoro, 2012.

(13)

8. Idris, Edwin. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Dengan Tingkat Kepuasan

Pasien di Ruangan Rawat Inap RSUD Pariaman Tahun 2012. Padang :

Universitas Andalas, 2012.

9. Aji, Wahyu Kartika. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Harga dan

Fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien. Semarang : Universitas Diponegoro, 2011.

10. WIRA, IDA AYU DWIDYANITI. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MUTU

PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Denpasar : Universitas

Udayana, 2014.

11. Saragih, Sornali. Hubungan Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pasien

dengan Kunjungan di Balai Pengobatan Gigi Puskemas Pekanbaru . Medan :

Universitas Sumatra Utara, 2009.

12. Kadek Indri Novita Sari Putri, I Nyoman Nurcaya. Pengaruh Dimensi

Kualitias Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan D&I Skin Centre Denpasar . Bali : Universitas Udayana.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), DAK (Dana

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah model pembelajaran problem based learning dengan permainan puzzle Efektif

Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia, bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Manusia adalah makhluk pribadi anggota masyarakat dan sekaligus sebagai hamba

Dari penelitian yang dilakukan yaitu hasil perbandingan dari proses pengelasan menggunakan metode GMAW (Gas Metal Arc Welding) dengan variasi kecepatan aliran gas

(7) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sudah lengkap dan sesuai persyaratan, PPK atau pejabat yang memiliki kewenangan di bidang

Komisi III DPR RI mendesak Menteri Hukum dan HAM RI untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap orang asing terutama dalam mencegah dan menindak Tenaga Kerja Asing dan Pebisnis

Dibandingkan dengan sudu yang tidak rusak (gagal), ukuran butir dari sudu turbin yang rusak adalah sangat berbeda menunjukkan eksposisi terhadap panas baik dari siklus

Isikan jawaban yang Anda pilih (A, B, C, atau E) pada Lembar Jawaban Ujian (LJU) yang tersedia sesuai dengan nomor soal dengan menghitamkan secara penuh huruf jawaban