27 BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Gambaran Umum Studi Kasus
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Studi Kasus
PT. Indonesia Comnets Plus atau lebih dikenal dengan trade name nya ICON+, didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000 sebagai anak perusahaan dari PT. PLN (Persero). PT. Indonesia Comnets Plus didirikan untuk mendukung perkembangan teknologi telekomunikasi dan Informasi di Indonesia. Untuk menunjang bisnisnya sebagai perusahaan listrik, PLN telah membangun, mengoperasikan, memelihara infrastruktur telekomunikasi sendiri, yang terdiri dari kabel bertegangan, jaringan microwave, dan sejak 1994 mengembangkan jaringan broadband fiber optik backbone.
Sistem telekomunikasi ini digunakan untuk komunikasi internal dan transmisi data bagi keperluan tenaga listrik PLN di Pulau Jawa. Saat ini komunikasi data dan internet memainkan peranan penting dalam bisnis maupun kegiatan masyarakat luas. Perkembangan teknologi dan besarnya permintaan menuntut kapasitas yang lebih besar dan transmisi yang lebih cepat. Kenyataan tersebut di atas menjadi dasar didirikannya PT. Indonesia Comnets Plus, memberdayakan kapasitas jaringan telekomunikasi internal PLN, terutama jaringan fiber optic, untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi, selanjutnya mengembangkan pemanfaatan Right of Ways yang dimiliki, jaringan kabel bertegangan dan database pelanggan di seluruh Indonesia.
Saat ini PT. Indonesia Comnets Plus berkembang menjadi mitra yang terpercaya dengan pelanggan perusahaan besar seperti PLN (dengan 32 juta pelanggan), Telkom, Indosat Group, Bank Mandiri, Bank BRI, dll. PT. Indonesia Comnets Plus selalu memberikan yang terbaik kepada pelanggannya dengan cara menjaga pelayanan agar tetap maksimal. Untuk merealisasikan ini, PT. Indonesia Comnets Plus mempunyai 2 bagian yang mempunyai tugas untuk menjaga pelayanan yang baik, Bagian Service Operation and Maintenance dan Customer Loyalty.
Para pelanggan bisa mengadukan keluhannya melalui bagian Customer Loyalty, kemudian bagian Customer Loyalty akan melaporkan keluhan tersebut ke bagian Service Operation and Maintenance yang lebih mengerti terhadap keluhan-keluhan teknis. Kedua bagian ini saling bekerja sama agar tercapai pelayanan yang maksimal. Pada bagian Customer Loyalty, ada sebuah sistem untuk membantu kerja bagian ini. Sistem tersebut dinamakan Call Center. Namun sistem ini sedang dalam tahap pembangunan.
Sistem ini dibangun dengan tujuan agar semua keluhan-keluhan para pelanggan dapat dengan cepat disampaikan. Dan pada bagian Service Operation and Maintenance akan diadakan peningkatan pelayanan dengan disempurnakannya Pendeteksian Dini atau System FMS (Fault Management System).
29
Berdasarkan struktur organisasi tersebut terdapat tanggung jawab dan wewenang masing-masing unsur organisasi dan keterkaitannya antara tingkat atas dengan tingkat dibawahnya :
1. Direktur Utama / President Director
Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas keseluruhan aktifitas perusahaan yang dibantu oleh empat orang direktur yang masing-masing memimpin Direktorat Planning and Operations, Direktorat Business Development, Direktorat Customer Interface, dan Direktorat Finance and Administration.
2. Direktur Utama / President Director
Membawahi langsung Regional Offices dan Business Unit. 3. Direktur Utama / President Director
Membawahi langsung Internal Audit, Expert Group to President Director, dan Risk Management.
4. Internal Audit
Membawahi Management Audit, Financial and Support System Audit, dan Standart Operation Procedure Audit.
5. External Relation / Corporate Secretary
Membawahi Construction Planning and Control, dan Corporate Planning bertanggung jawab ke Dewan Direksi.
6. External Relation
Membawahi Divisi Legal, Divisi Government Relations, Divisi Communication / Public Relations, dan Divisi Corporate Branding.
31 Membawahi Divisi Network Planning and Development, Divisi Network Operation and Maintenance, Divisi Service Operation and Maintenance, dan Divisi Logistic.
8. Direktorat Business Development
Membawahi Divisi Partnership Management, Divisi Bandwith Backbone and Access, Divisi Telecommunication and Services, Divisi Information Technology and Content, dan Divisi Product Bundling.
9. Direktorat Customer Interface
Membawahi Divisi Customer Interface Management Internal, Divisi Customer Interface Management External, Divisi Customer Loyalty, dan Divisi Billing and Collection.
10. Direktorat Finance and Administration
Membawahi Divisi Budget, Analysis and Reporting, Divisi Treasury, Divisi Accounting, Divisi Human Resources Management, dan Divisi Administration.
3.2 Analisis Permasalahan 3.2.1 Analisis Proses Berjalan
Pada tabel dibawah ini terdapat proses yang sedang berjalan pada organisasi terutama pada bagian penanganan ganguan. Tabel tersebut berisi nama proses, aktor yang terlibat di dalamnya, dan data atau dokumen yang terdapat dalam tiap proses.
Tabel 3.1 Tabel Proses Berjalan
Tujuan dari tabel ini agar terlihat dalam proses bisnis yang sedang berjalan pada organisasi , terutama pada bagian penanganan ganguan, siapa saja aktor yang terlibat di dalamnya dan data apa yang dialirkan dari proses tersebut.
Untuk memperjelas alur proses dari tabel diatas maka akan digambarkan diagram aliran dokumen dari masing-masing proses bisnis berikut:
No. Nama Proses Aktor Dokumen
Pelanggan 1. Proses Pelaporan
Gangguan
Operator Posko
Data Pelanggan dan Data Gangguan
Kepala Posko 2. Proses Penanganan
Gangguan
Regu Kerja
Surat Perintah Kerja dan Laporan Hasil Kerja
Supervisor 3. Proses Evaluasi
Kinerja
Kepala Posko
Kumpulan Laporan Hasil Kerja dan Laporan Evaluasi Kerja
33
Proses Pelaporan Gangguan
Pelanggan Operator Posko Mulai Melaporkan Gangguan Data Pelanggan dan Data Gangguan Memproses Laporan Pelaporan Gangguan 1
Gambar 3.2 DAD Proses Pelaporan Gangguan
Proses Pelaporan Gangguan dimulai dengan pelanggan menghubungi Posko didaerahnya untuk melaporkan gangguan yang sedang terjadi. Operator Posko akan meminta data pelanggan dan juga gangguan yang dilaporkan. Setelah data terkumpul, pelaporan gangguan bisa diproses lebih lanjut.
Proses Pelaporan Gangguan
Pelanggan Operator Posko Mulai Melaporkan Gangguan Data Pelanggan dan Data Gangguan Memproses Laporan Pelaporan Gangguan 1Gambar 3.3 DAD Proses Pelaporan Gangguan
Proses Pelaporan Gangguan dimulai dengan pelanggan menghubungi Posko didaerahnya untuk melaporkan gangguan yang sedang terjadi. Operator Posko akan meminta data pelanggan dan juga gangguan yang dilaporkan. Setelah data terkumpul, pelaporan gangguan bisa diproses lebih lanjut.
35
Gambar 3.4 DAD Proses Penanganan Gangguan
Proses Penanganan Gangguan dimulai dengan Operator Posko mengirimkan data gangguan kepada Kepala Posko. Setelah diproses, Kepala Posko akan mengeluarkan Surat Perintah Kerja untuk regu kerja yang tersedia. Lalu regu kerja segera menangani gangguan. Setelah selesai menangani gangguan, Regu kerja akan menyerahkan Laporan Hasil Kerja kepada Kepala Posko. Laporan Hasil Kerja akan dikumpulkan menjadi satu.
Proses Evaluasi Kerja
Supervisor Kepala Posko
mulai
Meminta Laporan Hasil Kerja tiap
Posko Mengirimkan kumpulan Laporan Hasil Kerja Kumpulan Laporan Hasil Kerja Mengevaluasi Kinerja tiap Posko
Laporan Evaluasi Kerja
selesai
37 Proses Evaluasi Kinerja dimulai dengan Supervisor yang meminta kumpulan Laporan Hasil Kerja dari tiap Posko. Setelah itu Supervisor akan mengevaluasi kinerja dari masing – masing Posko dan akan mengeluarkan Laporan Evaluasi Kerja.
3.2.2 Wawancara
Untuk mendukung analisis pada studi kasus ini penulis melakukan wawancara dengan Supervisor Unit Bisnis Power IT PT. Indonesia Comnets Plus. Wawancara yang dilakukan untuk mendukung analisis penulis adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Draft Wawancara Nama : Ir. Subyaatmadja
Jabatan : Supervisor Unit Bisnis Power IT PT. ICON+ Tanggal Wawancara : 2 November 2007
Jam Wawancara : 13.00 WIB
Tempat : Kantor ICON+ Mampang Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana sistem kinerja di PT. PLN yang sedang berjalan ?
Kinerja PLN masih menggunakan cara yang menurut kami kurang efektif, terutama dalam masalah penanganan gangguan yang diadukan pelanggan dan masalah evaluasi kinerja bagi pihak manajemen.
2. Hambatan apa yang dihadapi dalam penanganan gangguan pelanggan di PT. PLN?
Sulitnya komunikasi antara pihak agent call center dengan posko penanganan gangguan karena harus mem-follow up informasi gangguan secara manual. 3. Bagaimana kinerja posko dalam menangani gangguan ?
Kurang efektif, karena posko harus memberikan surat perintah kerja secara manual kepada regu kerja dan serta pemilihan regu kerja yang tidak teratur.
4. Bagaimana kinerja pihak manajemen ?
Pihak manajemen menerima laporan manual dari posko dan agent call center untuk mengevaluasi kinerja. Tetapi sering terjadi hambatan dan keterlambatan dalam pengiriman dokumen.
5. Solusi yang diharapkan dalam pemecahan masalah yang ada ?
Diharapkan adanya suatu sarana intranet yang berisi fasilitas-fasilitas untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, sehingga tingkat mutu pelayanan pelanggan menjadi lebih baik dan efisien
3.2.3 Identifikasi Permasalahan
Setelah mengevaluasi Proses berjalan dan analisis wawancara, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Pada Proses Pelaporan Gangguan data yang dikumpulkan oleh Operator Posko kurang lengkap sehingga penanganan menjadi terhambat dan kurang terorganisir.
b. Kurangnya organisasi data maupun dokumen, sehingga pelanggan tidak dapat mengetahui situasi terkini.
c. Sistem penanganan gangguan menjadi terhambat karena belum adanya sistem yang terintegrasi antar tiap Posko.
d. Belum adanya jaringan intranet sehingga Supervisor tidak dapat langsung mengevaluasi hasil kerja dari tiap Posko dikarenakan tidak dapat langsung mengakses data dari tiap Posko dan menunggu kumpulan laporan hasil kerja dari tiap Kepala Posko.
39 3.2.4 Usulan Pemecahan Masalah
Setelah menganalisis dan mengidentifikasikan masalah – masalah yang ada, dan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa calon pengguna sistem, kami mengajukan usulan pemecahan masalah sebagai berikut :
a. Dibangun sistem baru untuk mengatasi gangguan yang berpusat pada satu call center, sehingga data gangguan akan bisa lebih terorganisir. Hal ini sekaligus bisa mengatasi adanya penumpukan laporan gangguan pada dua lokasi yang berdekatan.
b. Sistem akan berbasiskan web, dikhususkan pada jaringan intranet, sehingga data – data dari laporan gangguan akan lebih cepat sampai ke Posko – Posko yang dituju.
c. Menambah kelengkapan informasi yang dikumpulkan pada saat Pelanggan melaporkan adanya gangguan secara lebih detail, mencakup jenis gangguan, status padam, informasi tetangga. Ini bisa mencegah pengulangan laporan gangguan
d. Pembuatan modul atau fungsi search untuk status padam dan status pengerjaan. Hal ini diharapkan bisa menambah kecepatan akses informasi yang akan sangat berguna baik untuk agent call center maupun pelanggan. e. Terintegrasinya data yang berasal dari tiap Posko pada satu basis data,
sehingga memudahkan akses data dari semua Posko. Hal ini akan sangat membantu Supervisor dalam mengevaluasi kinerja dari tiap Posko, karena Supervisor tidak perlu menunggu data dari tiap Kepala Posko, tetapi dapat langsung mengakses Laporan Kinerja dari Posko yang bersangkutan.
Pada dasarnya usulan pemecahan masalah yang kami ajukan intinya membuat sistem yang berbasiskan web, intranet khususnya, dan bertujuan untuk:
a. Pencatatan pengaduan Gangguan dari Pelanggan oleh agent call center secara mendetail, sehingga penanganannya diharapkan terlaksana dengan cepat dan akurat. Secara tidak langsung ini ditujukan untuk menambah kepuasan Pelanggan.
b. Pelanggan dapat mengetahui informasi – informasi berupa daftar area padam dan detail informasi pelanggan.
c. Mempermudah Posko dalam mengatur Regu Kerja sehingga kinerja regu kerja juga ikut bertambah.
d. Memudahkan agen call center, posko maupun regu kerja dalam memperoleh laporan transaksi yang telah ataupun sedang dikerjakan.
e. Mempermudah kinerja dari pihak manajemen, terutama supervisor, dalam mengorganisir laporan sehingga akan lebih mudah menganalisis kinerja pegawai dan juga meningkatkan mutu pelayanan.
3.3 Perancangan
3.3.1 Perancangan Sistem
Sistem yang akan dibuat adalah sistem Management Gangguan Terpadu dimana merupakan sistem yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari bagian agent call center, Posko, Regu Kerja, Supervisor, sampai manajer – manajer yang diatasnya.
41
Gambar 3.6 Simple Flow
Pada sistem ini aktor yang berhubungan langsung dengan sistem ada tiga, terdiri dari Agent Call Center, Agent Posko, dan Supervisor.
Pada tabel dibawah ini terdapat proses yang diusulkan sebagai pemecahan masalah terutama pada bagian penanganan ganguan. Tabel tersebut berisi nama proses, aktor yang terlibat di dalamnya, dan data atau dokumen yang terdapat dalam tiap proses.
Tabel 3.3 Tabel Proses Berjalan yang diusulkan
Untuk memperjelas alur proses dari tabel diatas maka akan digambarkan diagram aliran dokumen dari masing-masing proses bisnis berikut:
No. Nama Proses Aktor Dokumen
Pelanggan 1. Proses Pelaporan Gangguan Call Center Data Gangguan Pelanggan 2. Proses Permintaan Informasi Pelanggan Call Center
Detail Informasi Pelanggan
Kepala Posko 3. Proses Penanganan
Gangguan
Regu Kerja
Surat Perintah Kerja dan Laporan Hasil Kerja
4. Proses Evaluasi Kinerja
Supervisor Kumpulan Laporan Hasil Kerja dan Laporan Evaluasi Kerja
43
Proses Permintaan Informasi Pelanggan
Pelanggan Call Center mulai Meminta informasi Pelanggan Mencari Informasi Pelanggan Informasi Pelanggan Mendapatkan Informasi Selesai45
47 3.3.2 Perancangan Menu
3.3.2.1 Perancangan Menu Call Center
3.3.2.2 Perancangan Menu Posko
49 3.3.2.3 Perancangan Menu Supervisor
Login
Read More
Laporan Per Posko
Laporan Total Gangguan
Laporan Call center
Laporan Regu
Online Operator Home
Logout
Cetak Laporan Per Posko
Cetak Laporan All Posko
Cetak Laporan Call Center
History Regu
3.3.3 Perancangan Layar
3.3.3.1 Perancangan Layar Call Center
Gambar 3.14 Gambar Rancangan Layar Home
51
Gambar 3.16 Gambar Rancangan Layar View Gangguan
Gambar 3.18 Gambar Rancangan Layar View Operator
53 3.3.3.2 Perancangan Layar Posko
Gambar 3.20 Gambar Rancangan Layar Home
Gambar 3.22 Gambar Rancangan Layar View Gangguan
55
Gambar 3.24 Gambar Rancangan Layar Histori Transaksi
3.3.3.3 Perancangan Layar Supervisor
Gambar 3.26 Gambar Rancangan Layar Home
57
Gambar 3.28 Gambar Rancangan Layar Laporan Per Posko
Gambar 3.30 Gambar Rancangan Layar Laporan Total Gangguan
59 3.3.4 Perancangan STD (State Tansition Diagram)
Pembuatan State Transition Diagram (Diagram Perubahan Status) dilakukan setelah membuat perancangan menu dan perancangan layar. Tujuan pembuatan diagram ini adalah untuk merancang dan menggambarkan proses perpindahan layar (state) yang terjadi pada aplikasi. State Transition Diagram yang digunakan untuk menggambarkan perpindahan state terbagi menjadi beberapa bagian, bagian call center, bagian Posko, dan bagian supervisor. Berikut ini adalah state transition diagram dari masing – masing bagian :
3.3.4.1 Perancangan STD call center
61
63
Gambar 3.36 Gambar Rancangan STD Info Pelanggan
Gambar 3.38 Gambar Rancangan STD Histori Transaksi
65 3.3.4.2 Perancangan STD Posko
Gambar 3.40 Gambar Rancangan STD Login
67
Gambar 3.44 Gambar Rancangan STD View Regu
69
Gambar 3.46 Gambar Rancangan STD Histori Transaksi
3.3.4.3 Perancangan STD Supervisor
Gambar 3.48 Gambar Rancangan STD Login
Masukkan NIP & Password Tampilkan halaman Home
Tampilkan halaman Laporan Per Posko
Tampilkan halaman Laporan Total Gangguan
Tampilkan halaman Laporan Call Center
Tampilkan halaman Laporan Regu
Tampilkan halaman Online Operator
Tampilkan halaman Read More
Tampilkan halaman Login Home Laporan Per Posko Laporan Total Gangguan Laporan Call Center Laporan Regu Online Operator Read More Login Klik “Logout”
Klik “Read More” Klik “Online Operator”
Klik “Laporan Regu” Klik “Laporan Call Center” Klik “Laporan Total Gangguan”
Klik “Laporan Per Posko”
Klik “Home”
Jika Valid tampilkan halaman Home
Ganti Password Tampilkan halaman Ganti Password
Klik “Ganti Password”
71
73
75
77
Gambar 3.56 Gambar Rancangan STD Read More
3.3.5 Perancangan Basis Data
Berdasarkan dari fungsi pada proses bisnis baru, data entry dan informasi yang akan ditampilkan pada rancangan proses bisnis baru dan layar aplikasi diusulkan, maka pada tahapan ini akan dirancang basis data yang akan digunakan pada aplikasi.
Keluaran dari tahapan ini adalah rancangan tabel-tabel beserta field-field yang akan digunakan. Tabel ini secara keseluruhan akan dirangkum dalam diagram Entity Relationship Diagram (ERD).
Rancangan table pada aplikasi ini akan diimplementasikan dengan menggunakan database engine Microsoft SQL Server 2000.
Berikut ini merupakan definisi dari tabel-tabel yang akan digunakan pada aplikasi yang diusulkan. Perancangan database ini terdiri dari 8 tabel, yaitu :
Filename : msPelapor
Deskripsi : table ini berisi informasi mengenai data – data pelapor gangguan.
Primary Key : noPelapor
Tabel 3.4 tabel msPelapor
Nama Field Tipe Data Keterangan
noPelapor varchar (10) PK, 1, Id dari msPelapor
Alamat varchar (10) Alamat pelapor
Telp varchar (15) No telp pelapor
Ext varchar (5) Ekstension telp pelapor
Hp varchar (15) No ponsel pelapor
Email varchar (15) Email pelapor
Filename : msPelanggan
Deskripsi : table ini berisi informasi mengenai data – data pelanggan yang mengalami gangguan.
Primary Key : noKontrak
Tabel 3.5 tabel msPelanggan
Nama Field Tipe Data Keterangan
noKontrak varchar (10) PK, 2, Id dari msPelanggan
Telp varchar (10) Telp pelanggan
Alamat Text Alamat pelanggan
kdArea varchar (5) Kode area pelanggan
Posko varchar (15) Posko terdekat pelanggan
Daya varchar (15) Jumlah daya listrik
pelanggan
kdGardu varchar (15) Kode Gardu terdekat
pelanggan
79 Filename : msPosko
Deskripsi : table ini berisi informasi mengenai data – data posko Primary Key : posko
Tabel 3.6 tabel msPosko
Nama Field Tipe Data Keterangan
Posko varchar (10) PK, 3, Id dari msPosko
Telp varchar (15) No telp pelapor
Alamat Text Ekstension telp pelapor
Filename : msRegu
Deskripsi : table ini berisi informasi mengenai data – data regu kerja Primary Key : kdRegu
Tabel 3.7 tabel msRegu
Nama Field Tipe Data Keterangan
kdRegu varchar (10) PK, 4, Id dari msRegu
Posko varchar (10) Nama posko
namaRegu varchar (15) Nama kelompok regu kerja
daerahKerja Text Daerah kerja regu
Keterangan Text Keterangan regu kerja
Status varchar (10) Status regu kerja
Filename : msAnggotaRegu
Deskripsi : table ini berisi informasi mengenai data – data anggota regu kerja
Tabel 3.8 tabel msAnggotaRegu
Nama Field Tipe Data Keterangan
kdAnggota varchar (10) PK, 5, Id dari
msAnggotaRegu
kdRegu varchar (10) Kode Regu
Nama varchar (15) Nama anggota regu
Fungsi varchar (5) Fungsi anggota
Keahlian text Keahlian khusus yang
dimiliki anggota
Filename : msOperator
Deskripsi : table ini berisi informasi mengenai data – data operator Primary Key : kdOperator
Tabel 3.9 tabel msOperator
Nama Field Tipe Data Keterangan
kdOperator varchar (10) PK, 6, Id dari msOperator
Posko varchar (10) Alamat pelapor
Nama varchar (15) No telp pelapor
Password char (10) Ekstension telp pelapor
Foto Text No ponsel pelapor
Status varchar (10) Email pelapor
Filename : trGangguan
Deskripsi : table ini berisi informasi mengenai data – data transaksi gangguan
81 Tabel 3.10 tabel trGangguan
Nama Field Tipe Data Keterangan
idGangguan varchar (10) PK, 7, Id dari trGangguan
noPelapor varchar (10) Alamat pelapor
kdOperator varchar (15) Kode operator yang mencatat gangguan
noKontrak varchar (5) No kontrak pelanggan yang
terkena gangguan tglPadam Datetime Waktu gangguan terjadi
Status Varchar (15) Status gangguan
alamatPadam text Alamat kejadian padam
ketLokasiPadam Text Keterangan letak lokasi
padam
Posko Varchar (10) Posko daerah padam
masalahPadam Text Masalah padam
jalanBesar Text Jalan besar terdekat lokasi
padam
tglNyala Datetime Waktu gangguan selesai
Filename : trWorkorder
Deskripsi : table ini berisi informasi mengenai data transaksi penanganan gangguan
Primary Key : kdWorkorder
Tabel 3.11 tabel trWorkorder
Nama Field Tipe Data Keterangan
kdWorkorder varchar (10) PK, 8, Id dari trWorkorder
kdRegu varchar (10) Id regu yang mengerjakan
gangguan
IdGangguan varchar (10) Id gangguan yang dikerjakan
waktuTugas Datetime Waktu penugasan regu kerja
Posko varchar (10) Posko yang menangani
83 3.3.6 Perancangan DFD pada solusi
3.3.6.1 Diagram Konteks
3.3.6.2 Diagram level 0 Pencatatan Gangguan Penanganan Gangguan Evaluasi Kinerja Agen Call Center Supervisor Posko Informasi Gangguan Data Pelanggan Data Gangguan Data Regu Workorder Info pelanggan Data Gangguan Data gangguan Ubah status Status gangguan Waktu Laporan evaluasi
85 3.3.6.3Diagram Pencatatan Gangguan (Level 1)
3.3.6.4Diagram Informasi Gangguan (Level 1) Data pelanggan Data Gangguan Info detail pelanggan Info status pelanggan Agen Call Center
87 3.3.6.5 Diagram Penanganan Gangguan(Level 1)
3.3.6.6Diagram Evaluasi Kinerja (Level 1) Evaluasi Kinerja Call Center Evaluasi Kinerja Posko Evaluasi Kinerja Regu Data Gangguan Workorder Supervisor
Data Gangguan Data Posko Data Regu
Laporan Evaluasi
89 3.3.6.7 Diagram View Detail Gangguan (Level 2)
Posko Gangguan Status Padam Gangguan Status Dikerjakan Sort Gangguan Data Gangguan Data Regu Status gangguan Status regu tersedia Status Gangguan nyala Status Gangguan
padam Status Gangguan dikerjakan
View gangguan
Pilih regu kerja