• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PADA PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forks) DI KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN KELOMPOK PADA PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forks) DI KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

37

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PADA PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forks) DI KECAMATAN KAYEN

KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH Rangga Bayu Kusuma Haris

Abstrak

Pemberdayaan Kelompok Pada Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Bandeng (Chanos – chanos Foks) Di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Ikan bandeng masih sedikit dibudidayakan oleh pembudiya ikan khususnya pembudidaya di Kecamatan Kayen. Tujuan yang ingin dicapai dalam Pemberdayaan Kelompok Pada Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Bandeng (Chanos – chanos Foks) Di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah adalah : 1. Meningkatkan produksi dari 120 ton/tahun menjadi 150 ton/tahun untuk memenuhi peluang pasar dengan pengembangan teknologi. 2. Meningkatkan peran anggota kelompok pembudidaya pembesaran ikan bandeng melalui pemberdayaan kelompok terhadap kelompok pembudidaya ikan bandeng.

Kondisi usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Kayen terdapat 18 RTP. Sebagai gambaran analisa usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Kayen pada umumnya menghabiskan biaya sebesar Rp. 2.637.000,00. Penerimaan sebesar Rp. 9.603.000,00. Keuntungan sebesar Rp. 6.966.000,00. Dengan R/C Ratio 3,6. BEP Rp. 2.471,00 dan BEP Unit Rp. 293,00 kg. Analisa ini disesuaikan dengan beberapa dengan beberapa asumsi sebagai berikut : a). Luas Tambak, b). SR, c). Konversi Pakan, d). Padat Tebar, e). Berat rata – rata panen, g). Periode siklus produksi. Analisa yang digunakan dalam identifikasi permasalahan adalah anilisis LUI. Rumusan masalah yang dihasilkan adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya kerjasama dalam berkelompok disebabkan karena adanya kecemburuan sosial dan belum berjalannya fungsi dan peran kelompok. 2. Poduksi yang dicapai masih rendah yaitu 120 ton/tahun sedangkan permintaan pasar 150 ton/tahun hal ini disebabkan pemanfaatan lahan yang belum optimal dan penggunaan saprodi belum secara terkendali. Berdasarkan rumusan tersebut diperoleh program pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng adalah : Optimalisasi pemanfaatan lahan dan Intensifikasi penggunaan saprodi secara terkendali.

Kata kunci: Pengembangan, Pembesaran, Ikan Bandeng

(2)

38

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Berdasarkan kebijakan Kementerian Perikanan dan Kelautan yaitu mencanangkan pengembangan peningkatan produksi perikanan pembesaran untuk empat komoditas yang salah satunya adalah ikan bandeng sehingga perlu adanya pengembangan dalam kegiatan pembesaran untuk meningkatkan produksi.

Kecamatan Kayen merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Pati, dengan luas wilayah 10.604,52 km2. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, hingga tahun 2009 potensi perikanan pembesaran ikan bandeng yang ada di Kecamatan Kayen seluas 29 ha. Usaha pembesaran merupakan faktor penting sebagai penghasil ikan bandeng ukuran konsumsi untuk memenuhi permintaan pasar Kecamatan Kayen sekitar 120 ton/tahun, sedangkan produksi saat ini baru mencapai 150 ton/tahun. Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut maka perlu adanya pengembangan usaha yang lebih maju.

Jumlah kelompok pembesaran ikan bandeng yang ada di Kecamatan Kayen berjumlah 4 kelompok dengan jumlah RTP 18 orang. Kegiatan kelompok tersebut belum berjalan secara optimal hal ini terlihat dari kurangnya koordinasi antara anggota kelompok dan belum berjalannya administrasi kelompok, oleh karena itu perlu adanya kegiatan pemberdayaan kelompok melalui penyuluhan secara terus menerus.

Terealisasinya program penyuluhan yang lebih optimal dan terkoordinasi dengan baik diharapkan akan memberikan dampak positif dan mendukung pengembangan usaha Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan kondisi sumber daya alam, permintaan pasar ikan bandeng yang prospektif dan program penyuluhan yang masih bisa direalisasikan ke masyarakat, maka konsep pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng dengan mengefektifkan suatu kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan kapasitas pelaku utama dengan berbagai metode penyuluhan sangat diperlukan.

1.2. Rumusan Masalah

a. Rendahnya kerjasama dalam berkelompok disebabkan karena adanya kecemburuan sosial dan belum berjalannya fungsi dan peran kelompok

b. Poduksi yang dicapai masih rendah yaitu 120 ton/tahun sedangkan permintaan pasar 150 ton/tahun hal ini disebabkan pemanfaatan lahan yang belum optimal dan penggunaan saprodi belum secara terkendali

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Penelitian adalah : a. Meningkatkan produksi dari 120 ton/tahun

menjadi 150 ton/tahun untuk memenuhi peluang pasar dengan pengembangan teknologi.

b. Meningkatkan peran anggota kelompok pembudidaya pembesaran ikan bandeng melalui pemberdayaan kelompok terhadap kelompok pembudidaya ikan bandeng.

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.

2.2. Ruang Lingkup

2.2.1. Potensi dan Kajian Usaha

Ruang lingkup potensi usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Kayen yang diperlukan dalam perencanaan pengembangan usaha meliputi :

a. Potensi sumber daya alam (SDA) : luas wilayah Kecamatan, iklim, luas lahan yang potensi untuk pembesaran ikan bandeng, luas lahan yang dimanfaatkan.

b. Potensi sumber daya manusia (SDM) : jumlah kelompok, kelas kelompok, jumlah RTP, pendidikan, jenis usaha, luas lahan/RTP, produksi RTP, pola tanam c. Kinerja penyuluhan, Kinerja pemasaran,

kinerja Lembaga penunjang

2.2.2. Rencana Pengembangan Usaha Perencanaan usaha pembesaran ikan bandeng merupakan suatu kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas keseluruhan usaha sebagai suatu sistem produksi. Dalam membuat rencana pengembangan usaha

(3)

39 sebaiknya terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap faktor internal dan eksternal.

2.3. Tahap Pelaksanaan 2.3.1. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data lapangan, jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder :

2.3.1.1. Data Primer

Data yang diambil meliputi data mengenai usaha perikanan seperti subsistem teknologi produksi, jenis dan skala usaha, sarana dan prasarana produksi, proses produksi dan pasca produksi serta pemasarannya. 2.3.1.2. Data Sekunder

Proses Pengumpulan data sekunder diperoleh dari dokumentasi instansi terkait, yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, dan Pemerintah Kecamatan Kayen. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara survei lapangan ke Kecamatan, data instansi terkait seperti kantor Dinas, data dari Kelurahan. Jenis data meliputi 1) keadaan umum yang meliputi : peta lokasi, tata guna lahan, mata pencaharian penduduk, dan prasarana umum, 2) lembaga perekonomian dan lembaga penyuluhan, dan 3) usaha perikanan meliputi : jenis usaha, potensi luas lahan, jumlah RTP dan distribusi serta pemasaran hasil.

2.3.2. Pengambilan Contoh

2.3.2.1. Penentuan Sebaran dan Lokasi Contoh

Penentuan sebaran dan lokasi contoh yaitu berdasarkan wilayah hamparan pembesaran ikan bandeng disetiap desa yang ada di Kecamatan Kayen. Dari beberapa hamparan pembesaran pembesaran ikan bandeng disuatu desa yang ada di Kecamatan Kayen dan pengambilan sampel diambil secara merata di satu desa yang melakukan kegiatan pembesaran yaitu ada empat RTP diantaranya yaitu kelompok Mina Agung, Jaya Abadi, Makmur Sejahtera dan Bina Sejahtera.

2.3.2.2. Penentuan Responden

Pengumpulan data melalui wawancara maupun penggunaan kuesioner dilakukan pada beberapa responden yang telah dipilih menjadi sampel pengumpulan data. Penentuan jumlah responden yaitu dengan melakukan sensus, yakni menjadikan semua pelaku pembesaran ikan bandeng sebagai responden. Jumlah

responden yaitu 18 orang dari populasi yang ada.

2.4. Analisis Data

2.4.1. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan lahan

Analisa potensi dan tingkat pemanfaatan lahan dapat diketahui dengan melihat data biofisik dari Kecamatan Kayen yaitu dari deskripsi umum wilayah, karakteristik tanah dan iklim, curah hujan rata - rata, luas lahan menurut penggunaan, sumber air, kualitas air dan dengan menghitung berapa persen tingkat pemanfaatan lahan tambak Kecamatan Kayen. Tingkat pemanfaatan lahan ditentukan dengan menggunakan rumus :

𝐿𝑈𝐼 =𝐴𝑂 𝐴𝑇 𝑥

𝑛𝑆𝑖 365 ℎ𝑎𝑟𝑖

Keterangan :

LUI = Tingkat pemanfaatan lahan (Land Utility Index)

AO = Luas satuan lahan yang dimanfaatkan (m2)

AT = Luas total satuan lahan usaha (m2) n = Jumlah frekwensi masa pemeliharaan Si = Lama hari satu siklus pemeliharaan 365 = hari adalah jumlah hari dalam setahun

Dari perhitungan diatas maka akan diperoleh yaitu :

A1 (kurang) : LUI < 0,4, A2 (madya) : LUI 0,4 - 0,6 dan A3 (baik) : LUI > 0,6.

2.4.2. Produksi dan Produktivitas

Kinerja produksi merupakan suatu kekuatan dari gabungan komponen - komponen yang saling berhubungan dan saling mendukung dalam pelaksanaan proses produksi pada suatu kegiatan usaha.

Analisa mengenai produksi dari satu lahan yang dihasilkan oleh suatu kegiatan usaha pembesaran dapat dihitung dengan mengetahui jumlah biomas yang dihasilkan pada saat panen. Sedangkan untuk mengetahui produktivitas dari suatu lahan pembesaran dapat diketahui dengan menganalisa mengenai luas lahan yang digunakan untuk pembesaran ikan bandeng dan jumlah produksi yang dihasilkan setiap musim atau setiap tahun sehingga diketahui setiap hektar atau meter per segi lahan mampu menghasilkan biomas dalam satuan Kg.

(4)

40 Analisa variance (statistik deskriptif) dilakukan terhadap setiap atribut (sifat / ciri) usaha pembesaran bandeng yang dilakukan oleh RTP pembesaran bandeng (pelaku usaha) untuk memperoleh estimasi nilai rataan (𝑥 ) dan variance (S2). elanjutnya dari nilai rataan dan variance ditentukan rentang selang kepercayaan (Confident Interval) serta batas atas dan batas bawah (Upper Limit dan Lower Limit).

Standar penilaian terhadap LUI adalah sebagia berikut :

A1 (kurang) : LUI < 0,4 A2 (madya): LUI 0,4-0,6 dan A3 (baik) : LUI > 0,6

Standar penilaian produktivitas adalah sebagi berikut :

- B1 (kurang) : produktivitas < 𝑥 - ½ Ci - B2 (madya) : produktivitas 𝑥 ± ½ Ci - B3 (maju) : produktivitas > 𝑥 + ½ Ci

Berdasarkan penilaian terhadap tingkat kemampuan penguasaan teknis dan tingkat keberhasilan produksi maka dapat ditetapkan tiga kelompok RTP, yaitu RTP teladan (A3B3), RTP madya (A2B2, A3B2, dan A2B3), dan RTP tertinggal (A1B1, A2B1, A3B1, A1B2, dan A1B3). Matriks kategori kemampuan teknis dan manajerial RTP dalam penerapan teknologi pembesaran ikan bandeng disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Matriks Penentuan Kemampuan dan Keberhasilan RTP

2.5. Pelaksanaan Penyuluhan 1. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan selama dilapangan mengunakan metode pendekatan kelompok dan perorangan yang berupa kunjungan kelompok dan diskusi kelompok.

a. Kunjungan Kelompok

Kunjungan kelompok dilaksanakan setiap 1 minggu sekali yang dilakukan pada kelompok pembesaran ikan bandeng

Tujuan : Tujuan dari kunjungan kelompok yang dilaksanakan adalah penyampaian informasi dan meningkatkan kesadaran

berkelompok untuk membina dengan anggota kelompok Jaya Abadi.

Sasaran : Kelompok Jaya Abadi yang terdapat di Desa Talun Kecamatan Kayen kabupaten Pati.

Waktu : Waktu pelaksanaan kunjungan kelompok dilaksanakan pada tanggal 19 April 2010.

Materi : Materi yang disampaikan pada kunjungan kelompok yaitu mengenai fungsi dan peran kelompok serta memberikan masukan teknis budidaya sesuai anjuran. Tempat : Kelompok Jaya Abadi yang terdapat pada di Desa Talun Kecamatan Kayen.

Frekuensi : Kunjungan kelompok yang dilaksanakan selama dilapangan dilakukan selama 1 minggu kali

Kehadiran : Tingkat kehadiran pada kelompok pada saat kunjungan kelompok adalah semua anggota kelompok turut hadir yang berjumlah 18 orang.

Cara Pelaksanaan : Cara pelaksanaan kunjungan kelompok yaitu dengan cara mendatangi lokasi kelompok pembesaran ikan bandeng di Desa Talun Kecamatan Kayen yaitu pada kelompok Jaya Abadi.

b. Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok dilaksanakan setiap satu minggu sekali yang biasanya dilaksanakan pada malam minggu. Dilaksanakan pada kelompok Jaya Abadi.

Tujuan : Untuk menyampaikan informasi dengan cara bertukar pikiran dengan pembudidaya baik dibidang teknis, kelompok serta menemukan pemecahan masalah yang terjadi dalam kelompok.

Sasaran : Kelompok Jaya Abadi yang terdapat di Desa Talun Kecamatan Kayen kabupaten Pati.

Waktu : Waktu pelaksanaan kunjungan kelompok dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2010.

Materi : Materi yang disampaikan tentang pembahasan pembuatan rencana kerja kelompok kedepannya dan pembuatan administrasi kelompok.

Tempat : Kelompok Jaya Abadi yang terdapat pada di Desa Talun Kecamatan Kayen. LUI Produktivitas A1 (< 0,4) A2 (0,4 – 0,6) A3 (> 0,6)

B1 (< 𝑥 - ½ CI) A1B1 A2B1 A3B1

B2 (𝑥 ± ½ CI) A1B2 A2B2 A3B2

(5)

41

Frekuensi : Kunjungan kelompok yang dilaksanakan selama dilapangan dilakukan selama 1 minggu kali

Kehadiran : Tingkat kehadiran pada kelompok pada saat kunjungan kelompok adalah semua anggota kelompok turut hadir yang berjumlah 18 orang.

Cara Pelaksanaan : Cara pelaksanaan pada saat diskusi kelompok dengan cara semua anggota kelompok berkumpul dirumah Bapak M. Ashal. S.Pd serta jalannya diskusi dipandu oleh moderator serta pada saat hasilnya dicatat oleh notulis.

2.6. Evaluasi Penyuluhan

Kegiatan evaluasi penyuluhan dilakukan 2 kali yaitu pada saat awal kegiatan dan akhir kegiatan penelitian. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan melibatkan sasaran dalam proses serta hasilnya. Dari evaluasi tersebut diperoleh evaluasi awal (Pre Test) dan evaluasi akhir (Post Test). Evaluasi yang dilakukan sebagai penilaian akhir sehingga dapat dilihat perubahan dan perbedaan antara awal dan akhir. Alat evaluasi yang digunakan berupa kuisioner. Kegiatan evaluasi dilakukan terhadap 2 aspek yaitu pengetahuan dan sikap yang menggunakan rumus sebagai berikut :  Aspek Pengetahuan :

 Aspek Sikap :

Indikator – indikator untuk mengukur pengetahuan dan sikap yaitu :

a. Indikator pengetahuan (Kognitif)

- Untuk pengertian atau pemahaman yaitu menggunakan kata kerja antara lain : membedakan, menerangkan, menjelaskan, memberikan contoh, menyimpulkan, dan lain – lain. Kriteria penilaian : benar nilainya 10 dan salah nilainya 0.

- Aplikasi penggunaan yaitu dengan menggunakan kata kerja antara lain berubah, menghitung, menggunakan, mengoperasikan. Kriteria penilaian : benar nilainya 10 dan salah nilainya 0.

- Menilai atau mengevaluasi yaitu penggunaan kata kerja menilai, membandingkan, menafsirkan, dan

sebagainya. Kriteria penilaian : benar nilainya 10 dan salah nilainya 0.

b. Indukator Sikap (Tentatif)

Meliputi tingkat persetujuan kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Indikator ini akan diberi skala terendah (1), sampai dengan tertinggi (5). Dapat juga dinilai berdasarkan tingkat – tingkat sikap yang sudah disiapkan, yaitu sangat setuju, tidak setuju, ragu – ragu, setuju, dan sangat setuju khususnya dalam usaha pembesara ikan bandeng.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Kondisi Umum

Kelompok pembesaran ikan bandeng air tawar Jaya Abadi berada dalam wilayah administrasi Desa Talun, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Secara geografis Kecamatan Kayen terletak pada koordinat 110o.50”- 111o.15” Bujur Timur dan 6o.25” - 7o. Lintang Selatan., Batas - batas wilayah administrasi Desa Talun adalah sebagai berikut :

 Sebalah Utara : Ds. Wuwur Kec. Gabus Kab. Pati

 Sebelah Selatan : Ds. Pesagi Kec. Kayen Kab. Pati

 Sebalah Barat : Ds. Bulung Cangkring Kec. Jekulo Kab. Kudus

 Sebelah Timur : Ds. Boloagung Kec. Kayen Kab. Pati

Luas wilayah seluruhnya adalah 922,80 Ha dengan pembagian wilayah menurut penggunaannya terdiri dari : Perumahan dan pekarangan : 46,74 ha, Sawah irigasi teknis : 416 ha, Tanah bekas rawa : 159 ha, Kolam/tambak: 162 ha, Sungai : 3,5 km, Tegalan dan lain-lain : 46,76 ha, Pemukiman : 109,06 ha.

3.2. Potensi dan Kinerja

3.2.1. Tingkat Pemanfaatan Lahan, Produksi dan Produktivitas

Kabupaten Pati mempunyai potensi yang cukup besar di bidang pembesaran tambak yakni seluas 10.604,52 Ha. Untuk pembesaran ikan bandeng air tawar sendiri di Kecamatan Kayen telah dimanfaatkan tambak seluas 29 Ha. Pada awal usaha pembesaran ikan bandeng air tawar ini sebelumnya hanya memanfaatkan lahan dari bekas sebagian areal persawahan padi dan palawija, namun sejalan dengan Perubahan Pengetahuan = Nilai Akhir – Nilai Awal

Skala Likert = Total Skor X 100% Total Nilai Maksimum

(6)

42 perkembangannya maka pemanfaatan lahan pembesaran telah dipergunakan dengan sebaik - baiknya. Hal ini diindikasikan dari lahan yang awalnya kurang dari 18 Ha, setelah adanya kegiatan pembesaran ikan bandeng sistem polikultur maka berkembang menjadi 29 Ha. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Lahan Pembesaran Ikan Bandeng Tiap RTP dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Lahan Pembesaran Ikan Bandeng Tiap RTP

Potensi Jumlah Rata – rata

Lahan 29 Ha 1.611 Ha/RTP

Produksi 120 ton/tahun 6,67 ton/RTP Produktivitas 66,43 ton/tahun 3,7 ton/RTP

Dari tabel diatas, dapat diketahui potensi dan tingkat pemanfaatan lahan usaha pembesaran ikan bandeng dikelola 18 RTP di

Kecamatan Kayen dengan luas total lahan pembesaran ikan bandeng adalah 29 Ha dari luasan tersebut rata – rata 1,611 Ha/RTP. Produktivitas total dari usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Kayen adalah 66,43 Ha/ton/tahun dengan rata – rata 3,7 Ha/ton/ RTP dan produksi sebesar 120 Ha/ton/tahun dan rata – rata 6,67 Ha/ton/ RTP. Lama waktu pemanfaatan lahan persiklus produksi pembesaran ikan bandeng memerlukan waktu 4 bulan. Setiap tahun dapat dilakukan 2 – 3 kali siklus produksi pembesaran ikan bandeng. 3.2.2. Penentuan Kemampuan RTP

Penentuan Kemampuan RTP dilihat berdasarkan tingkat pemanfaatan lahan dan produktifitas baik pada usaha pembesaran. Tingkat penentuan kemampuan dan keberhasilan RTP dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Tingkat Penentuan Kemampuan dan Keberhasilan RTP

Tingkatan Standar Penilaian

(LUI)

Lapangan Standar Penilaian

(Produktivitas)

Lapangan

Tertinggal < 0,4 0,12-0,33 < 3,09 0,12 s/d 6,5

Madya 0,4 s/d 0,6 0,52-0,6 3,10 s/d 4,28 4,46 s/d 8

Maju > 0,6 - > 4,29 -

Dapat diketahui tingkat penentuan kemampuan dan keberhasilan RTP 18 di Kecamatan Kayen dengan pemanfaatan lahan (LUI) ikan bandeng adalah 0,12 – 0,33 (tertinggal), dan 0,52 – 0,6 (madya) hal ini dapat dilihat menurut Praptokardyo dan Muskita (2009), mengatakan bahwa standar penilaian LUI tertinggal sebesar <0,46 dan madya sebesar 0,4 - 0,6. Produktivitas dari usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Kayen adalah tertinggal sebesar 0,12 – 6,5 dan madya sebesar 0,46 - 8 karena standar penilaiannya sebesar < 3,09 (tertinggal) dan 3,10 – 4,28 (madya).

Tabel 5. Matrik Alternatif Program Pengembangan Usaha Pembesaran

No Kelas RTP Jumlah Judul Program

1 Tertinggal 16 orang Optimalisasi pemanfaatan Lahan

2 Madya 2 orang Intensifikasi Penggunaan Saprodi secara terkendali

3 Maju - -

Berdasarkan tabel matrik yang dapat dikelompokkan kedalam tingkat kemampuan RTP, sehingga program yang dapat dianjurkan dalam pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Kayen adalah sebagai berikut :

1. Optimalisasi pemanfaatan lahan.

2. Intensifikasi penggunaan saprodi secara terkendali.

3.3.Perumusan Masalah

3.3.1. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan a. Tujuan

Tujuan dari program optimalisasi pemanfaatan lahan yaitu untuk meningkatkan produktifitas melalui tingkat pemanfaatan lahan

b. Sasaran

Sasaran dari program ini adalah kelompok RTP pembesaran ikan bandeng A2B2 dan A3B2.

c. Strategi

Strategi pelaksanaan program yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. d. Metoda

Metoda yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah metoda kunjungan lapang dan dempond.

e. Pelaksanaan

- Sosialisasi mengenai program optimalisasi pemanfaatan lahan kepada RTP yang telah dipilih.

- Rencana optimalisasi pemanfaatan lahan disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia.

(7)

43 - Pembinaan oleh penyuluh tentang

optimalisasi pemanfaatan lahan - Evaluasi terhadap aksi optimalisasi.

3.3.2. Intensifikasi Penggunaan Saprodi Secara Terkendali

a. Tujuan

Tujuan yaitu meningkatkan produktifitas melalui penggunaan saprodi secara optimal. b. Sasaran

Sasaran adalah kelompok RTP pembesaran ikan bandeng A2B2 dan A3B2. c. Strategi

Strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan tersebut adalah menerapkan teknologi dan manajemen penggunaan saprodi secara optimal.

d. Metoda

Metoda dalam pelaksanaan program ini adalah metoda kunjungan lapang dan dempond.

e. Pelaksanaan

Sosialisasi tentang program intensifikasi penggunaan saprodi secara terkendali kepada RTP pembesaran yang telah dipilih. Pembinaan tentang penggunaan saprodi secara terkendali yaitu meliputi pengadaan nener unggul yang sesuai ukuran tebar, penggunaan pupuk dan kapur dan pemberian pakan secara tepat serta sesuai dosis. Evaluasi, tingkat keberhasilan yang dicapai berdasarkan aksi intensifikasi penggunaan saprodi.

3.4. Program Peningkatan Kerja Sama Kelompok

Strategi yang digunakan dalam peningkatan kerja sama kelompok adalah dengan cara : peningkatan fungsi dan peran kelompok dalam hal ini yang ditekan adalah peningkatan kelas belajar.

Peningkatan Fungsi dan Peran Kelompok (Peningkatan Kelas Belajar)

Peningkatan fungsi dan peran kelompok dalam hal ini peningkatan kelas belajar dilaksanakan pada kelompok Jaya Abadi. Peningkatan kelas belajar yang dilaksanakan dilapangan dengan cara merencanakan dan membentuk kegiatan pertemuan rutin kelompok, dan diskusi kelompok. Pada saat pertemuan rutin kelompok diadakan suatu penyampaian informasi baik tentang kelompok dan tentang teknis budidaya. Dalam penyampaian informasi disesuaikan dengan

kebutuhan pembudidaya, serta dalam teknis pelaksanaannya dengan cara bertukar pikiran. a) Tujuan

Tujuan dari peningkatan kelas belajar ini adalah untuk meningkatkan fungsi dan peran kelompok yang belum berjalan secara optimal pada kelompok Jaya Abadi.

b) Sasaran

Sasaran dari kegiatan peningkatan kelas belajar adalah kelompok pembudidaya ikan bandeng.

c) Strategi

- Merencanakan jadwal pertemuan kelompok.

- Membuat administrasi kelompok.

Dari kegiatan ini diharapkan pembudidaya ikan bandeng dapat menerapkan pada kelompok sehingga kelompok dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3.5. Pelaksanaan Penyuluhan

3.5.1. Program Prioritas yang Dikerjakan Program yang menjadi prioritas penyuluhan dilapangan adalah peningkatan fungsi dan peran kelompok dalam hal ini adalah peningkatan kelas kemampuan.

3.5.2. Pelaksanaan Penyuluhan

Untuk mendukung program diatas maka perlu dilakukan kegiatan penyuluhan sebagai tindak lanjut dari penerapan program tersebut. Adapun kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan dilapangan adalah sebagai berikut :

1. Kunjungan Kelompok

Kunjungan kelompok dilakukan pada kelompok Jaya Abadi yang terdapat yang terdapat di Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Pelaksanaan kunjungan kelompok setiap 1 minggu sekali 1 minggu sekali pada RTP pembesaran ikan bandeng. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan kunjungan kelompok dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kegiatan Kunjungan Kelompok Pembesaran Ikan Bandeng

(8)

44  Tujuan

Meningkatkan kesadaran berkelompok dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk menciptakan pribadi yang mandiri.

 Sasaran

Kelompok Jaya Abadi yang terdapat di Desa Talun Kecamatan Kayen kabupaten Pati.  Waktu

Waktu pelaksanaan kunjungan kelompok dilaksanakan pada tanggal 16 April 2010.

 Materi

1. Fungsi dan peran kelompok secara garis besar.

2. Memberikan masukkan tentang

penggunaan pakan buatan untuk kegiatan pembesaran ikan bandeng

 Tempat

Kelompok Jaya Abadi yang terdapat pada di Desa Talun Kecamatan Kayen.

 Frekuensi

Kunjungan kelompok yang

dilaksanakan selama dilapangan dilakukan selama 1 minggu kali

 Kehadiran

Tingkat kehadiran pada kelompok pada saat kunjungan kelompok adalah semua anggota kelompok turut hadir yang berjumlah 18 orang.

 Cara Pelaksanaan : Cara penyampaian materi tentang kelompok beserta penyuluh setempat pada kelompok Jaya Abadi.  Hasil : Hasil yang diperoleh dari kunjungan

kelompok ini adalah adanya perubahan sikap terhadap materi yang disampaikan. Pada evaluasi awal jumlah 61,72 dan pada evaluasi akhir jumlah 73 sehingga terjadi kenaikan perubahan sikap sebesar 11,1 poin.

2. Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok dilakukan pada kelompok Jaya Abadi yang ada di Desa Talun Kecamatan Kayen, diskusi dilakukan selama 1 minggu sekali pada malam minggu. Diskusi kelompok yang dilakukan dilapangan biasanya diawalin pembacaan ayat suci alquran yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Diskusi kelompok diharapkan menumbuhkan dan menjalin rasa kekeluargaan antara anggota

kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diskusi Kelompok Pembesaran Ikan Bandeng

 Tujuan : Bertukar pikiran demi kemajuan kelompok serta menemukan pemecahan masalah yang terjadi dalam kelompok.  Sasaran

Kelompok Jaya Abadi yang terdapat di Desa Talun Kecamatan Kayen kabupaten Pati.  Waktu : Pelaksanaan kunjungan kelompok

dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2010.  Materi : Materi yang disampaikan tentang

pembahasan pembuatan rencana kerja kelompok kedepannya dan pembuatan administrasi kelompok.

 Tempat : Kelompok Jaya Abadi yang terdapat pada di Desa Talun Kecamatan Kayen.

 Frekuensi : Kunjungan kelompok yang dilaksanakan selama dilapangan dilakukan selama 1 minggu kali

 Kehadiran : Tingkat kehadiran pada kelompok pada saat kunjungan kelompok adalah semua anggota kelompok turut hadir yang berjumlah 18 orang.

 Cara Pelaksanaan : Bersama anggota kelompok berkumpul didampingi penyuluh setempat membicarakan seperti apa rencana kerja kelompok kedepannya. Rencana pembuatan struktur organisasi kelompok, rencana pembuatan buku tamu.

3.5.3. Evaluasi Penyuluhan

Untuk mengetahui tingkat kebutuhan pembesaran dalam menentukan materi yang akan disampaikan maka diperlukan evaluasi awal (pre evaluation) dan untuk mengetahui pencapaian keseluruhan hasil kegiatan maka dilakukan evaluasi akhir (post evaluation). Kegiatan evaluasi pada awal kegiatan penyuluhan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap terhadap

(9)

45 kegiatan penyuluhan dilakukan bersamaan dengan pengambilan data kinerja produksi pembesaran. Kegiatan evaluasi awal dan akhir dilakukan dengan cara menyebar kuisioner kepada responden sejumlah 18 orang pembudidaya pembesaran ikan bandeng. 1) Evaluasi Awal dan Akhir Tingkat

Pengetahuan

Berdasarkan dari hasil penghitungan awal diketahui pengetahuan pembudidaya sebelumnya dengan nilai 68,33% (cukup baik) dan setelah pemberian materi pada saat kegiatan penyuluhan kemudian dilakukan evaluasi akhir tingkat pengetahuan pembudidaya meningkat 12,23% dari 68,33% menjadi 80,56% (baik).

2) Evaluasi Awal dan Akhir Tingkat Sikap Berdasarkan hasil perhitungan pada evaluasi awal sikap pembudidaya sebelum kegiatan penyuluhan yaitu setuju dengan nilai 61,72 terhadap kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Setelah dilakukan evaluasi akhir tingkat sikap pembudidaya yaitu berada pada tingkat setuju dengan nilai 73 atau terjadi peningkatan sebesar 11,1 poin.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

Dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan di Kecamatan Kayen Kabupaten Kayen dengan judul Pemberdayaan Kelompok Pada Pengembangan Usaha Pemberdayaan Ikan Bandeng Air Tawar (Chanos chanos Forsk) Melalui Pemberdayaan Kelompok di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :

1) Rancangan program dalam pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan Kayen berdasarkan hasil analisis adalah optimalisasi pemanfaatan lahan dan intensifikasi penggunaan saprodi secara terkendali.

2) Dari hasil evaluasi pengetahuan dan sikap terdapat perubahan dengan jumlah untuk evaluasi pengetahuan terjadi kenaikkan 12,23% dari 68,33% menjadi 80,56% (baik). Evaluasi sikap awal 61,72 dan pada evaluasi akhir 73 sehingga terjadi kenaikkan perubahan sikap sebesar 11,1 poin. Hal ini menunjukkan kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan mendapat respon positif.

4.2. Saran

Dalam rangka pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng di Kecamatan kayen dimasa yang akan datang perlu dilakukan : 1. Untuk peningkatan produksi ikan bandeng

di Desa Talun perlu diperbaikan pemanfaatan lahan, dan penggunaan saprodi.

2. Untuk melakukan peningkatan fungsi dan peran kelompok (pemberdayaan) perlu pemberian materi tentang kelompok guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembudidaya pembesaran sehingga menjadikan pribadi yang mandiri. Hal ini tidak terlepas oleh peran penyuluh

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, T dan M.J.R. Yakob. 1998. Budidaya Bandeng Intensif di Tambak. Prosiding Perkembangan Terakhir Teknologi Budidaya Pantai untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Ismail, M, 1998. Kajian Usaha Bandeng

Umpan dan Konsumsi pada Tambak di Kamal Jakarta Utara dalam Prosiding Perkembangan Terakhir Teknologi Budidaya Pantai untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Kusnadi, 2009. Pemberdayaan Nelayan dan

Dinamika Ekonomi Pesisir. Ar-Ruz Media. Jogyakarta.

Mardikanto, T dan Sutarmi S. 1988. Petunjuk Penyuluhan Pertanian. Usaha Nasional. Surabaya

Poernomo, H.S, 2004. Penyuluh Perikanan Dalam Era Perubahan. Departemen Kelautan dan Perikanan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perikanan. Jakarta.

Praptokardyo, dkk, 2008. Pengembangan Perikanan Budidaya. Bogor.

Suriatna, S. 2006 Penyuluhan Pertanian. PT.Bina Aksara.Jakarta

Thomas. Soedarsono.2005. Pograma dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta

Gambar

Gambar  1.  Kegiatan  Kunjungan  Kelompok  Pembesaran Ikan Bandeng
Gambar  2.  Diskusi  Kelompok  Pembesaran  Ikan Bandeng

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dengan adanya persepsi yang positif terhadap bahaya rokok, akan merubah sikap perokok terhadap rokok, dan akhirnya dapat menimbulkan intensi untuk

Penelitian ini adalah eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar pada materi pencemaran lingkungan peserta didik yang

Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia

Perjanjian kerja antara pekerja dan pengusaha yang didalamnya terdapat klausul non- kompetisi, yang isinya memberikan larangan bagi pekerja untuk bekerja di tempat lain dengan bidang

Permodalan Dan Unit Usaha Koperasi Perkembangan anggota koperasi pada KPRI Agro Sejahtera, KopKar Aroma, KUD Rama yang dikelola kaum laki-laki dan Kopwan Sekar

Hal ini dapat dilihat dari kategori attractive yaitu materi yang disampaikan oleh Tentor LBB Smart Ganesha tuntas pada setiap pertemuan serta LBB smart ganesha

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi think talk write dalam pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki proses

Proyek pengembangan daerah terpadu yang dilakukan oleh Kementrian Dalam Negeri, dibawah Direktorat Pembangunan Daerah yang melibatkan dua pulau yaitu Pulau Sumatera