FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
TEORI EKONOMI, MATEMATIKA EKONOMI, DAN STATISTIKA
• Teori Ekonomi mengungkapkan hubungan antar variabel ekononomi secara kualitatif
• Misalnya, jika harga naik/turun kuantitas permintaan berkurang/naik
• Teori Ekonomi tidak memberikan ukuran kekuatan hubungan secara tegas antara variabel ekonomi tersebut.
• Matematika Ekonomi dapat membantu
menyederhanakan hubungan tersebut dalam model matematika, misal Q = f(P), dengan Q adalah
kuantitas permintaan dan P harga yang kemudian dapat diperjelas dengan model linear
Q = a + bP
• Sehingga model teori ekonomi yang kualitatif dapat didekati dengan model kuantitatif matematika.
TEORI EKONOMI, MATEMATIKA EKONOMI DAN STATISTIKA
• Menemukan nilai parameter a dan b
dalam persamaan matematika Q = a + bP di atas dapat didekati dengan konsep
matematika maupun statistika
• Untuk itu dalam matematika ekonomi perlu dipelajari konsep-konsep persamaan,
pertidaksamaan, dan konsep lainnya yang dibutuhkan.
PERSAMAAN DERAJAT SATU
DENGAN SATU VARIABEL
• SEBUAH PERNYATAAN PERSAMAAN
ADALAH KESAMAAN DARI DUA EKSPRESI ALJABAR, DAPAT DINYATAKAN DALAM
SATU ATAU LEBIH VARIABEL sebagai contoh :
3x – 10 = 22 – 5x (satu variabel derajat satu) (tiga variabel derajat satu) w2 – 5w = -16 (satu variabel derajat 2)
100
3
8
5
2
=
+
−
s
t
r
JAWABAN PERSAMAAN
• JAWABAN DARI SEBUAH PERSAMAAN TERDIRI ATAS ANGKA ATAU BILANGAN, KETIKA
DISUBSTITUSI UNTUK VARIABEL DALAM PERSAMAAN AKAN MENJADI BENAR
• BILANGAN ATAU NILAI DARI VARIABEL YANG MEMBUAT PERSAMAAN ITU MENJADI BENAR DISEBUT DENGAN AKAR PERSAMAAN
IDENTIFIKASI JENIS PERSAMAAN
• PERSAMAAN YANG BENAR UNTUK SETIAP NILAI UNTUK VARIABEL DALAM PERSAMAAN
5(X+Y) = 5X + 5Y
• PERSAMAAN YANG HANYA MEMPUNYAI NILAI TUNGGAL UNTUK VARIABEL
X + 3 = 5
• PERSAMAAN YANG MERUPAKAN PERNYATAAN YANG SALAH, TIDAK TERDAPAT SATU
NILAIPUN YANG MEMENUHI
ATURAN MANIPULASI
PERSAMAAN
• NILAI JAWABAN PERSAMAAN TIDAK BERUBAH JIKA
KEDUA SISI PERSAMAAN DITAMBAH DENGAN BILANGAN YANG SAMA
• NILAI JAWABAN PERSAMAAN TIDAK BERUBAH JIKA KEDUA SISI PERSAMAAN DIKALIKAN ATAU DIBAGI DENGAN BILANGAN KONSTAN YANG SAMA (≠ 0) • KEDUA SISI PERSAMAAN DIKUADRATKAN ATAU
DIAKARKAN ATAU DILAKUKAN OPERASI YANG SAMA (LOGARITMA)
• KEDUA SISI PERSAMAAN DAPAT DIBAGI DENGAN
BEBERAPA ALASAN PERLUNYA PERSAMAAN LINEAR
• KEBANYAKAN FENOMENA NYATA DAPAT
DIREPRESENTASIKAN SECARA MATEMATIK, SALAH SATUNYA ADALAH HUBUNGAN LINEAR, ATAU PALING TIDAK DAPAT DIDEKATI SECARA LINEAR
• APLIKASI KONSEP LINEAR CUKUP LUAS PENERAPANNYA
• LEBIH MUDAH MENGINTERPRETASI
KARAKTERISTIK PERSAMAAN LINEAR
• BENTUK UMUM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
ax + by = c; x,y adalah variabel a,b dan c konstante
• LINEAR KARENA PANGKAT VARIABEL DALAM PERSAMAAN ADALAH PANGKAT SATU (1) DAN TIDAK TERDAPAT BENTUK PERKALIAN ANTAR VARIABEL
REPRESENTASE MENGGUNAKAN PERSAMAAN LINEAR
• SUATU PERSAMAAN LINEAR ax+by=c MEMPUNYAI HIMPUNAN JAWABAN
PASANGAN TERURUT (x,y) YANG
MEMENUHI PERSAMAAN TERSEBUT • JIKA S ADALAH HIMPUNAN JAWABAN
DAPAT DITULIS;
PENYELESAIAN PERSAMAAN LINEAR
• UNTUK MENDAPATKAN NILAI PASANGAN TERURUT (x,y) ASUMSIKAN SALAH SATU
NILAI DAN SUBSTITUSIKAN KE PERSAMAAN UNTUK MENDAPATKAN PASANGAN
NILAINYA
contoh: persamaan 2x + 4y = 16; untuk x = -2; y = 5
APLIKASI PADA BIDANG PRODUKSI
• SEBUAH PERUSAHAAN MEMPUNYAI DUA JENIS PRODUK; YAITU A DAN B, MINGGU DEPAN PERUSAHAAN ALOKASIKAN 120 JAM KERJA UNTUK MENGHASILKAN DUA PRODUK TERSEBUT. DALAM MENGEJAR TARGET, PERUSAHAAN
MENGALOKASIKAN WAKTU 3 JAM UNTUK PRODUK A DAN 2.5 JAM UNTUK PRODUK B. BAGAIMANA MODEL PERSAMAANNYA?
• Jawaban :
• Jika didefinisikan variabel:
y = banyak unit produk A yang diproduksi x = banyak unit produk B yang diproduksi Maka alokasi jam produksi untuk dua jenis produk tersebut adalah :
2.5 x + 3 y = 120
Jika produksi produk B, x = 30 unit, maka produk A diproduksi, y = 15 unit
PERSAMAAN LINEAR DENGAN n VARIABEL
• Persamaan linear dengan n variabel meliputi x1, x2, x3, …….., xn, mempunyai bentuk umum :
a1x1+ a2x2+ a3x3+ ……..+ anxn = b, dengan a1 , a2 , a3, ………… ,an dan b adalah bilangan
konstan dan a1 , a2 , a3, ………… ,an tidak semuanya nol.
Sebagai contoh:
JAWABAN PERSAMAAN LINEAR
• Jawaban Persamaan linear dengan n variabel adalah mentukan himpunan
S = {(x1,x2,x3, ….., xn)| a1x1+ a2x2+ a3x3+ ..+ anxn = b}
Contoh: diberikan persamaan linear 2x1+ 3x2 - x3+ x4 = 16,
a. Berapakah derajat bebas persamaan ?
b. Tentukan himpunan jawaban untuk setiap
kombinasi nilai tiga variabel yang sama dengan nol.
KARAKTERISTIK GRAFIK PERSAMAAN LINEAR • Suatu persamaan linear yang mengandung dua
variabel digambarkan sebagai grafik garis lurus dalam dua dimensi.
• Garis lurus dapat digambarkan melalui dua
pasangan titik (x,y) yang memenuhi persamaan linear
• Pasangan titik (x,y) yang terletak pada garis akan merupakan kombinasi x dan y yang
memenuhi persamaan, artinya tidak ada jawaban tunggal.
CONTOH GRAFIK PERSAMAAN LINEAR
• Buat grafik dari persamaan 2x + 4y = 16
x y
(8.0) (0,4)
• Gambarkan grafik 4x-7y = 0 x (7,4) y 4x-7 y = 0 7 4
PERSAMAAN KONSTAN • PERSAMAAN x = k x y (k,0) x = k
PERSAMAAN KONSTAN
• PERSAMAAN y = k
x y
SLOPE GARIS LURUS
• Sebuah garis lurus kecuali garis vertikal , dapat dikarakterisasi berdasarkan slope garisnya.
• Dengan slope garis dapat diketahui garis bergerak naik atau turun dari kiri ke kanan sepanjang sumbu x
• Slope garis lurus dapat positip, nol, negatip, atau tidak terdefenisikan.
SLOPE GARIS LURUS y x (tidak didefinisikan) x y (-) x y (+) x y (0)
PENYELESAIAN PERSAMAAN
KUADRAT SATU VARIABEL
• BENTUK UMUM DARI PERSAMAAN KUADRAT DENGAN SATU VARIABEL X SEBAGAI BERIKUT:
ax2 + bx + c = 0, a ≠ 0
Identifikasi nilai a, b, dan c dari persamaan berikut: 6x2- 2x + 1 = 0; 3x2- 12= 0; 2x2-1= 5x+9
• SEBUAH PERSAMAAN KUADRAT DAPAT MEMPUNYAI KONDISI JAWABAN (AKAR PERSAMAAN):
1. TIDAK MEMPUNYAI JAWABAN NYATA 2. MEMPUNYAI SATU JAWABAN NYATA 3. MEMPUNYAI DUA JAWABAN NYATA
PENYELESAIAN PERSAMAAN
KUADRAT SATU VARIABEL
• TERDAPAT BEBERAPA PROSEDUR YANGDAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN AKAR PERSAMAAN KUADRAT.
• PROSEDUR YANG SANGAT UMUM DIGUNAKAN ADALAH METODE FAKTORISASI DAN
PENGGUNAAN RUMUS abc.
• METODE FAKTORISASI MENCOBA MEMBUAT PERSAMAAN KUADRAT MENJADI PERKALIAN DARI DUA FAKTOR SAMA DENGAN NOL,
SEHINGGA HASIL PERKALIAN TERSEBUT DAPAT TERJADI KARENA PALING SEDIKIT SALAHSATU FAKTOR SAMA DENGAN N0L
PENYELESAIAN PERSAMAAN
KUADRAT SATU VARIABEL
• CONTOH:
AKAR PERSAMAAN X2 – 4X = 0, DIFAKTOR
X(X-4) = 0; SEHINGGA X = 0 ATAU X-4=0, ATAU X=4.
UNTUK MEMBEDAKAN KEDUA AKAR
PERSAMAAN DISEBUT X1 = 0, DAN X2 = 4
• AKAR PERSAMAAN X2 – 10X + 24 = 0,
DIFAKTORKAN
(X-4)(X-6)=0; SEHINGGA, (X-4)=0 ; X1 = 4; ATAU
PENYELESAIAN PERSAMAAN KUADRAT SATU VARIABEL
• PENGGUNAAN RUMUS abc Akar-akar persamaan kuadrat:
ax2 + bx + c = 0, adalah:
b2 – 4ac disebut Diskriminan atau D
a
ac
b
b
x
2
4
2 2 , 1−
±
−
=
INTERPRETASI DISKRIMINAN D
• Jika D > 0, terdapat dua akar nyata• Jika D = 0, terdapat satu akar nyata • Jika D < 0, tidak ada akar nyata
Tentukan akar-akar persamaan: 1. x2 + 3x + 1 = 0
2. 3x2 - 2x + 5 = 0 3. x2 + 10x + 25 = 0
KETIDAKSAMAAN
• Ketidaksamaan adalah ekspresi dua kuantitas yang tidak sama. Satu cara untuk menyatakan hubungan ketidaksamaan adalah “<“ (lebih kecil) atau “>”
(lebih besar)
Ketidaksamaan Interpretasi
3 < 5 3 kurang dari 5
x > 100 Nilai x lebih besar
dari 100
0<y<10 Nilai y lebih besar
dari 0 dan kurang dari 10
INTERVAL TERBUKA DAN
TERTUTUP
• Notasi interval terbuka; (a,b) = {x/a<x<b}
• Notasi interval tertutup kiri; [a,b) = {x/a≤x<b}
• Notasi interval tertutup kanan; (a,b] = {x/a<x≤b}
• Notasi interval tertutup; [a,b] = {x/a≤x≤b}
PENYELESAIAN
KETIDAKSAMAAN
• 2X + 3 ≥ -5 , JAWAB [-4,~) • -3 < x-2 < 2, JAWAB (-1,4) • 3X + 14 ≤ 5x, JAWAB [7, ~) • 2x – 5 ≥ 3x + 2, JAWAB (-~,-7] • (x-2)(x-3) ≤ 0, JAWAB [2,3] • X2 + x – 12 ≥ 0 •−
3
2 ≤
0
−
x
x
0
)
1
)(
3
(
)
2
(
≤
+
−
−
x
x
x
0
3
2 ≤
−
−
x
x
0
)
1
)(
3
(
)
2
(
≤
+
−
−
x
x
x
NILAI ABSOLUT
• NILAI ABSOLUT ADALAH SEBUAH BILANGAN SEBAGAI JARAK, YANG HARUS LEBIH BESAR ATAU SAMA DENGAN NOL, ATAU DARI NOL KE SEBUAH BILANGAN NYATA PADA GARIS
BILANGAN
• NILAI ABSOLUT DARI a DITULIS |a|
• DEFINISI DARI NILAI ABSOLUT a ADALAH: a jika a>0
|a| = 0 jika a=0 -a jika a<0
SIFAT NILAI ABSOLUT
• |a| ≥ 0 • |-a| = |a| • |X-Y| = |Y-X| • |ab| = |a||b| • b a b a =HIMPUNAN
• Pengertian Himpunan • Penyajian Himpunan
• Himpunan Universal dan Himpunan Kosong • Operasi Himpunan
• Kaidah Matematika dalam Operasi Himpunan
HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang
didefinisikan dengan jelas.
Benda atau obyek yang dimuat suatu himpunan disebut anggota
Notasi Himpunan
Notasi Himpunan
Himpunan : Suatu kumpulan atau gugusan dari sejumlah obyek. • Secara umum himpunan dilambangkan Æ A, B, C, ... Z
• Obyek dilambangkan Æ a, b, c, ... z • Notasi : - p A Æ p anggota A
- A B Æ A himpunan bagian dari B - A = B Æ himpunan A sama dengan B - = Æ ingkaran
∩
∩
Penyajian Himpunan
Penyajian Himpunan
• Penyajian Himpunana. cara deskripsi (kata-kata)
A= {himpunan bilangan prima kurang dari 10}
b. cara daftar (roster) Æ A = {1,2,3,4,5}
berarti himpunan A beranggotakan bilangan-bilangan bulat positif 1,2,3,4, dan 5.
c. cara kaidah (rule) Æ A={x / 0 < x < 6; x bil bulat}
berarti himpunan A beranggotakan obyek x,
dimana x adalah bilangan-bilangan bulat positif yang lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari enam.
Himpunan Universal dan
Himpunan Universal dan Himpunan Himpunan Kosong
Kosong
U adalah himpunan universal atau himpunan
besar dan dapat terdiri dari beberapa himpunan bagian
{ } atau Ø adalah himpunan kosong (tidak punya satu anggota), selain itu himpunan kosong juga merupakan himpunan bagian dari setiap hipunan apapun.
U = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 } A = {0,1,2,3,4}
B = {5,6,7,8,9 } C = {0,1,2,3,4 }
Contoh Soal – Soal :
1. Dari kumpulan hewan dibawah ini, manakah yang merupakan himpunan yang memiliki anggota atau himpunan kosong.
a. Kumpulan hewan melata b. Kumpulan hewan herbivora c. Kumpulan hewan langka
d. Kumpulan hewan yang hidup di air e. Kumpulan hewan berkaki tiga
Pembahasan :
Yang merupakan himpunan yang memilki anggota :
a. Kumpulan hewan melata b. Kumpulan hewan herbivora
c. Kumpulan hewan yang hidup di air
d. Kumpulan hewan langka
Yang merupakan himpunan kosong:
a. Kumpulan hewan berkaki tiga b. Kumpulan hewan bermata satu
2. Nyatakan himpunan dibawah ini dengan :
metode deskripsi, metode rule, metode Roster
a. A adalah himp bilangan genap positip kurang dari 12
b. B adalah himp bilangan prima kurang dari 8
c. C adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 8 d. D adalah himpunan huruf vokal
Pembahasan :
A adalah himp bilangan genap kurang dari 12
A = { 2, 4, 6, 8, 10 }
A = { himpunan bilangan genap kurang dari 12 } A = { x | x himp bilangan genap kurang dari 12 }
Pembahasan :
B adalah himp bil. prima kurang dari 8
B = { 2, 3, 5, 7 }
B = { himpunan bil. prima kurang dari 8} B = { x | x himp bil. prima kurang dari 8}
Pembahasan :
C adalah himp bilangan cacah kurang dari 8
C = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 }
C = { himpunan bilangan cacah kurang dari 8 } B = { x | x himp bilangan cacah kurang dari 8}
Pembahasan :
D adalah himpunan huruf vokal D = { himpunan huruf vokal }
D = { x | x himpunan huruf vokal } D = { a, e, i, o, u }
LATIHAN - 1
• P = { faktor dari 30 yang habis dibagi 3 }. Pernyataan yang benar dibawah ini adalah…
• a. 6 ∉ P • b. 9 ∈ P • c. 12 ∉ P • d. 15 ∈ P
Pembahasan
• Faktor 30 yang habis dibagi 3 adalah
bilangan kelipatan 3 yang habis membagi 30 yaitu : 3, 6, 12, 15, 30. Jadi : • P = { 3,6, 15, 30 }, maka : • 6 ∉ P ( salah ) • 9 ∈ P ( salah ) • 12 ∉ P ( salah ) • 15 ∈ P ( benar ).
LATIHAN - 2
• Q = { huruf pembentuk kalimat “
SAHABAT SAYA BAIK SEKALI “ }. Nilai n(Q) = . . .
• a. 10 • b. 12 • c. 15 • d. 21
Pembahasan
• Kalimat : SAHABAT SAYA BAIK SEKALI,
• Huruf penyusunnya :
• S, A, H, B, T, Y, I, K, E, L
• P = { s, a, h, b, t, y, i, k, e, l } • n ( Q ) = 10
LATIHAN - 3
• Diketahui K = { bilangan asli kuadrat kurang dari 60 } . Himpunan K
dinyatakan dengan Roster adalah . . .
• a. { 0, 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49, 64 } • b. { 0, 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49 }
• c. { 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49 } • d. { 4, 9, 16, 25, 36, 49 }
Pembahasan
• K = { bilangan asli kuadrat kurang dari 60 }
• K = { 12, 22, 32, 42, 52, 62, 72 }. • K = { 1, 4, 9, 16, 25, 36, 49 }
Operasi Himpunan
Operasi Himpunan
• Gabungan (Union) A U B = {x; x Є A atau x Є B} • Irisan (Intersection) A ∩ B = {x; x Є A dan x Є B} • Selisih A - B = A|B = {x; x Є A tetapi x ∉ B} • Pelengkap (Complement) Ā = {x; x Є U tetapi x ∉ A} = U – ADiagram Venn
Diagram Venn
Gabungan ( Gabungan ( AA U U BB )) Irisan IrisanLanjutan ...
Lanjutan ...
•• Selisih ( Selisih ( AA –– BB = = AA||BB ))
•
Kaidah
Kaidah--kaidah Matematika dalam Pengoperasian kaidah Matematika dalam Pengoperasian Himpunan Himpunan Kaidah Idempoten a. A U A = A b. A ∩ A = A Kaidah Asosiatif a. ( A U B ) U C = A U ( B U C ) b. ( A ∩ B ) ∩ C = A ∩ ( B ∩ C ) Kaidah Komutatif a. A U B = B U A b. A ∩ B = B ∩ A Kaidah Distributif a. A U ( B ∩ C ) = ( A U B ) ∩ ( A U C ) b. A ∩ ( B U C ) = ( A ∩ B ) U ( A ∩ C )
Lanjutan ...
Lanjutan ...
Kaidah Identitas a. A U Ø = A b. A ∩ Ø = Ø c. A U U = U d. A ∩ U = A Kaidah Kelengkapan a. A U Ā = U b. A ∩ Ā= Ø c. ( Ā ) = A d. U = Ø Ø = U Kaidah De Morgan a. (A U B)= Ā ∩ B b. (A ∩ B) = Ā U BSoal
Soal
1. Gambarkan sebuah diagram venn untuk menunjukkan himpunan universal U dan himpunan-himpunan bagian A serta B jika :
U = {1,2,3,4,5,6,7,8 } A = {2,3,5,7} B = {1,3,4,7,8 } Kemudian selesaikan : (a) A – B (c) A ∩ B (e) A ∩ B (b) B – A (d) A U B (f) B ∩ A
Soal
2. Dari 200 mahasiswa fakultas ekonomi ada yang mengikuti semester pendek, paling banyak mengambil 3 mata kuliah, yaitu A, B, dan C. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Mengikuti mata kuliah A sebanyak 45 mahasiswa Mengikuti mata kuliah B sebanyak 50 mahasiswa Mengikuti mata kuliah C sebanyak 75 mahasiswa
Mengikuti mata kuliah A dan B sebanyak 20 mahasiswa Mengikuti mata kuliah A dan C sebanyak 15 mahasiswa Mengikuti mata kuliah C dan B sebanyak 20 mahasiswa Mengikuti mata kuliah A,B, dan C sebanyak 10 mahasiswa Tentukan : a) Jumlah mahasiswa yang tidak kuliah semester pendek
b) Jumlah mahasiswa yang hanya mengambil 1 mata kuliah c) Jumlah mahasiswa yang hanya mengambil 2 mata kuliah
GAMBARAN DIAGRAM VENN
S 10 10 5 10 20 50 20 75 n(AUBUC) = 125 n(AUBUC)’ = n(S) – n(AUBUC) =200 -125 = 75 A B CCARTESIAN PRODUCT
(PERKALIAN KARTESIAN)
• Notasi: A × B = {(a, b) ⏐ a ∈ A dan b ∈ B } (i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
C × D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
CARTESIAN PRODUCT
(PERKALIAN KARTESIAN)
• Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: ⏐A × B⏐ = ⏐A⏐ . ⏐B⏐.
• Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) ≠ (b, a).
• Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A × B ≠ B × A dengan syarat A atau B tidak kosong.
CARTESIAN PRODUCT
(PERKALIAN KARTESIAN)
Contoh : Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g =
gado-gado, n = nasi goreng, m = mie rebus }
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t =
teh, d = es dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua himpunan di atas?
Jawab: 4 x 3 = 12
yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m,
CARTESIAN PRODUCT
(PERKALIAN KARTESIAN)
Contoh : Daftarkan semua anggota himpunan
berikut: (a) P(∅) (b) ∅ × P(∅) (c) {∅}× P(∅) (d) P(P({3})) • Penyelesaian: (a) P(∅) = {∅} (b) ∅ × P(∅) = ∅
(ket: jika A = ∅ atau B = ∅ maka A × B = ∅) (c) {∅}× P(∅) = {∅}× {∅} = {(∅,∅))
(d) P(P({3})) = P({ ∅, {3} }) = {∅, {∅}, {{3}}, {∅, {3}} }
CARTESIAN PRODUCT
(PERKALIAN KARTESIAN)
Perkalian Cartesian himpunan A dan B ditulis A x B = {(a,b)/ a є A dan b є B}
1.Jika A = { a1,a2,a3} dan B = { b1,b2 } Tentukan himpunan AxB
AxB = {(a1,b1), (a1,b2), (a2,b1), (a2,b2), (a3,b1), (a3,b2)} 2. Jika A = {x/x bilangan ganjil 2 < x < 10}
B = { y/y bilangan kelipatan 3 dengan 0 < y < 10} tentukan himpunan A x B
A = {3,5,7,9}; B = {3,6,9}
FUNGSI
• Dalam model matematika, relasi khusus dapat direpresentasikan dengan fungsi matematika
atau fungsi.
• Definisi Fungsi
Suatu fungsi dapat ditunjukan sebagai suatu proses input menjadi output.
fungsi
Defenisi fungsi
• Jika y = x2 + 2x + 1, maka akan ditemukan sebagai berikut : Input Hubungan Output
Jika x =1 y = (1)2 + 2(1) + 1 = 4 Jika x = -1 y = (-1)2 + 2(-1) + 1 = 0 Jika x = 2 y = (2)2 + 2(2) + 1 = 9 • Persamaan di atas menunjukan suatu aturan yang
mentransformasikan satu nilai dari x kepada satu nilai y
• Jadi defenisi fungsi adalah : merupakan suatu aturan yang
menghubungkan setiap nilai input kepada satu dan hanya satu nilai output
• Defenisi Domain/Range
Domain dari sebuah fungsi adalah suatu himpunan yang terdiri dari seluruh nilai input yang dimungkinkan.
Range dari sebuah fungsi adalah suatu himpunan yang terdiri dari seluruh nilai output yang dimungkinkan.
PENGERTIAN FUNGSI
• Definisi : Misalkan A dan B dua himpunan takkosong. Fungsi dari A ke B adalah
aturan yang mengaitkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
• ATURAN :
– setiap anggota A harus habis terpasang dengan anggota B.
– tidak boleh membentuk cabang seperti ini.
ILUSTRASI FUNGSI
A f B
Input Kotak hitam Output
Ditulis f : A → B, dibaca f adalah fungsi dari A ke B. A disebut domain, B disebut kodomain (range). Elemen a A disebut argumen dan f(a) B disebut bayangan(image) dari a.
Himpunan Rf:= { y B : y = f(x) untuk suatu x A } disebut daerah jelajah (range) fungsi f dalam B. Bila S A maka himpunan
ILUSTRASI FUNGSI (LANJ)
Fungsi
Bukan fungsi, sebab ada elemen A yang mempunyai 2 kawan.
Bukan fungsi, sebab ada elemen A yang tidak mempunyai kawan.
GRAFIK FUNGSI
• Misalkan f: A Æ B. Grafik fungsi f adalah himpunan pasangan terurut {(a,f(a))/a A} • Contoh: Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {1,
2}, fungsi f didef sbg f(1)=1, f(2)=2, f(3)=1. Maka grafik fungsi f dapat digambarkan sbb:
A B
CONTOH FUNGSI
1. Fungsi kuadrat f : R → R, dimana f(x) := x2+x+1.
2. Fungsi nilai mutlak f : R → R+ , dimana fungsi ini ditulis juga f(x) := |x|.
3. Misalkan A = himpunan semua negara di dunia dan B = himpunan semua kota di dunia, f : A → B dimana f(x) := ibukota negara x. Bila x = Malaysia
maka f(x) = Kuala Lumpur, f(Inggris) = London.
4. Misalkan A = himpunan semua buku di perpustakaan dan diberikan
perintah “diberikan buku b dan hitung banyak tanda koma pada buku b tsb”. Ini mendef. fungsi f : A → Z+ dimana f(x) = banyak koma yang ada pada buku x.
5. Misalkan A = himpunan semua string bit dan B = himpunan bil bulat positif Fungsi f : A Æ B dimana f(S) = banyaknya bit 1 pada string S.
Bila S = (1001101) maka f(S) = 4.
6. Bila f(S) = posisi bit 1 pada string S, apakah f merupakan fungsi ? ⎩ ⎨ ⎧ < − ≥ = 0 jika 0 jika : ) ( x x x x x f
FUNGSI FLOORING dan CEILING
1. Fungsi flooring f : R → Z, dimana f(x):= bil bulat terbesar yang kurang dari atau sama dengan x. Ditulis juga f(x) = ⌊ x ⌋.
2. Fungsi ceiling f : R → Z, dimana f(x):= bil bulat terkecil yang lebih dari atau sama dengan x. Ditulis juga f(x) = ⌈ x ⌉.
CONTOH : Beberapa nilai fungsi flooring dan fungsi ceiling: ⌊0.5⌋ = 0, ⌈0.5⌉ = 1, ⌊-0.5⌋ = -1, ⌈-0.5⌉ = 0
⌊3.1⌋ = 3, ⌈3.1⌉ = 4, ⌊ 6 ⌋ = 6, ⌈ 6 ⌉ = 6.
SIFAT-SIFAT FUNGSI FLOORING DAN FUNGSI CEILING 1. ⌊x⌋ = n bila n ≤ x < n+1 2. ⌈x⌉ = n bila n-1< x ≤ n 3. ⌊x⌋ = n bila x-1 < n ≤ x 4. ⌈x⌉ = n bila x ≤ n < x+1 5. x-1 < ⌊x⌋ ≤ x ≤ ⌈x⌉ < x+1 6. ⌈-x⌉ = - ⌊x⌋ 7. ⌊-x⌋ = -⌈x⌉ 8. ⌊x+n⌋ = ⌊x⌋+n 9. ⌈x+n⌉ = ⌈x⌉ + n
• CONTOH: Data yang disimpan pada komputer biasanya dinyatakan dalam suatu string byte. Tiap byte tersusun atas 8 bit. Berapa byte yang dibutuhkan untuk menyimpan data dengan 100 bit.
PENYELESIAN: Karena satuan byte bilangan bulat maka harus dibulatkan ke atas, yaitu dibuthkan ⌈100/8⌉ = ⌈12.5⌉ = 13 byte. • CONTOH: Pada protokol komunikasi menggunakan backbone
network, data disusun dalam sel ATM yang terdiri dari 53 byte. Berapa sel ATM data yang dapat ditransmisikan dalam waktu 1 menit jika dengan kecepatan rata-rata 500 kilobyte per detik.
PENYELESAIAN: Dalam 1 menit dapat ditransmisikan data sebesar 500,000 * 60*8 = 240,000,000 bit. Padahal tiap ATM memuat 53 byte, masing-masing ATM memuat 53 * 8 = 424 bit. Jadi banyak ATM yang dapat ditransmisikan harus dibulatkan ke bawah, yaitu ⌊240,000,000/424⌋ = 70,754 ATM.
OPERASI ALJABAR FUNGSI
• Misalkan f, g : A → B maka fungsi f + g , cf dan f g didefinisikan oleh :
(f+g)(x):= f(x)+g(x), (cf)(x):=cf(x), (fg)(x):=f(x) g(x).
• Contoh: misalkan f, g : R → R dimana f(x) = x2 dan g(x) :=
x – x2. Diperoleh (f+g)(x) = x,
(fg)(x) = x3-x4.
• Fungsi f dan g dikatakan sama jika domain dan
kodomainnya sama dan f(x) = g(x) untuk setiap x dalam domainnya.
FUNGSI SATU-SATU (INJEKTIF)
• Fungsi f dikatakan satu-satu atau injektif bila hanya bila [f(x) = f(y) → x = y ], atau [x y → f(x) f(y)].
Bila kita dapat menunjukkan bahwa kuantor berikut TRUE:
x y [f(x) = f(y) Æ x = y] atau x y [x y → f(x) f(y)] maka fungsi f disimpulkan satu-satu.
Namun, bila ada x dan y dengan x y tetapi f(x) = f(y) maka f tidak satu-satu.
A B A B
• CONTOH: Diberikan fungsi f dari {a, b, c, d} ke {1, 2, 3, 4, 5} dengan f(a)=4, f(b)=5, f(c)=1 dan f(d) = 3 merupakan fungsi injektif ?
PENYELESAIAN: karena tidak ada anggota B yang mempunyai pasangan ganda pada A mk fungsi ini injektif.
• CONTOH: Apakah fungsi f: R Æ R dengan f(x) = x2 satu-satu ?
PENYELESAIAN: Ambil x = 1 dan y = -1, diperoleh f(x) = f(y) = 1. Jadi ada x, y dengan x ≠ y tetapi f(x) = f(y). Disimpulkan fungsi ini tidak satu-satu.
• CONTOH: Apakah fungsi dari R ke R ini g(x) = x+5 injektif?
PENYELESAIAN: ambil sebarang x, y dengan x ≠ y , diperoleh x + 5 ≠ y + 5 Æ g(x)≠ g(y). Jadi g injektif.
FUNGSI KEPADA (SURJEKTIF)
• Fungsi f : A → B dikatakan kepada atau surjektif jika setiap y B terdapat x A sehingga y = f(x), yaitu semua anggota B habis terpasang dengan anggota A. Jadi bila kita dapat membuktikan kebenaran kuantor berikut:
y B x A sehingga y = f(x)
maka f surjektif. Namun, bila ada y B sehingga setiap x A, f(x)≠ y maka f tidak surjektif.
A B A B
• CONTOH: Apakah fungsi f(x) = x2 dari R ke R surjektif ?
PENYELESAIAN: Ambil y = -1 suatu
bilangan real. Maka untuk setiap bilangan real x, berlaku x2 = f(x)≠ y. Jadi, f tidak
surjektif.
• CONTOH: Apakah fungsi linier h(x)= x-3 dari R ke R surjektif?
PENYELESAIAN: Ambil seb bil real y, maka
y = x-3 Æ x = y+3 memenuhi h(x) = y. Jadi h surjektif.
INVERS FUNGSI
• Misalkan f : A → B fungsi bijektif. Invers fungsi f adalah fungsi yang mengawankan setiap elemen pada B dengan tepat satu elemen pada A. Invers fungsi f dinyatakan dengan f -1 dimana
f -1 : B → A. DKL,
y = f(x) ↔ x = f -1 (y)
• Fungsi yang mempunyai invers disebut invertibel.
A B
b=f(a) f(a)
f-1(b)
FUNGSI BIJEKTIF
• Fungsi f : A → B dikatakan bijektif bila ia injektif dan surjektif. Pada fungsi bijektif, setiap anggota B mempuyai tepat satu pra-bayangan di A.
• CONTOH: Apakah fungsi f:{a,b,c,d}Æ {1,2,3,4} dengan f(a)=4, f(b)=2, f(c)=1 dan f(d)=3 bijektif.
PENYELESAIAN: karena semua nilainya berbeda mk fungsi ini satu-satu. Karena semua anggota B habis terpasang maka ia surjektif. Jadi fungsi ini bijektif.
A B
• CONTOH: Misalkan f fungsi dari {a, b, c} ke {1, 2, 3} dengan aturan f(a)=2, f(b)=3 dan
f(c)=1. Apakah f invertibel. Jika ya, tentukan inversnya.
PENYELESAIAN: fungsi f bijeksi sehingga ia invertibel
dengan f -1(1)=c, f -1(3)=b dan f -1(2)=a.
• CONTOH: Misalkan f fungsi dari Z ke Z dengan f(x) = x2. Apakah f invertibel.
PENYELESAIAN: Karena fungsi tidak injektif maupun bijektif maka ia tidak invertibel. Jadi invresnya tidak ada.
KOMPOSISI FUNGSI
• Misalkan g: A Æ B dan f: B Æ C.
Komposisi fungsi f dan g, dinotasikan f ◦ g adalah fungsi f ◦ g: A Æ C dengan (f ◦
g)(x):= f(g(x)).
• Bila f: A Æ B dan g: D Æ E maka fungsi komposisi
f ◦ g terdefinisi hanya bila f(A) D.A B C
g f
FUNGSI MERUPAKAN HUBUNGAN MATEMATIS ANTARA SUATU VARIABEL DENGAN VARIABEL LAINNYA. UNSUR-UNSUR
PEMBENTUK FUNGSI ADALAH; VARIABEL, KOEFISIEN, DAN KONSTANTE ATAU PARAMETER.
VARIABEL MERUPAKAN UNSUR YANG SIFATNYA BERUBAH-UBAH DARI SATU KEADAAN KE KEADAAN LAINNYA, DAN DALAM SUATU RUMUSAN FUNGSI DAPAT DIBEDAKAN MENJADI VARIABEL BEBAS DAN TIDAK BEBAS.
VARIABEL BEBAS YAITU VARIABEL YANG DAPAT
MENERANGKAN VARIABEL LAINNYA (MEMPENGARUHI) VARIABEL TIDAK BEBAS YAITU VARIABEL YANG
KOEFISIEN IALAH BILANGAN ATAU ANGKA YANG DILETAKKAN TEPAT
DIDEPAN SUATU VARIABEL, DAN TERKAIT DENGAN VARIABEL YANG
BERSANGKUTAN.
KONSTANTA ADALAH SUATU BESARAN BILANGAN ATAU ANGKA YANG SIFATNYA TETAP DAN TIDAK TERKAIT DENGAN
SUATU VARIABEL
KONSTANTA DAN KOEFISIEN YANG SIFATNYA UMUM DISEBUT SEBAGAI PARAMETER, ARTINYA BESARANNYA TETAP UNTUK SUATU KASUS, TETAPI BERUBAH PADA KASUS LAINNYA
FUNGSI
FUNGSI ALJABAR FUNGSI NON ALJABAR
ATAU TRANSENDEN
FUNGSI IRRASIONAL FUNGSI RASIONAL
FUNGSI POLINOM FUNGSI LINEAR FUNGSI KUADRAT FUNGSI KUBIK FUNGSI PANGKAT FUNGSI EKSPONEN FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI FUNGSI HIPERBOLA
PENGGAMBARAN FUNGSI LINEAR
(-2,0) 0 (0,4) Y = 4 + 2 X Y X (0,4) (2,0) 0 Y X Y = 4 – 2 X KONSTANTA KOEFISIEN VARIABLE bebas bebas Td k b eb as Tdk b ebasMODEL UMUM FUNGSI LINEAR :
Y = a + b X ;
a, b, konstanta (parameter) X, Y variabel
UNTUK MENEMUKAN NILAI a DAN b PADA PERSAMAAN LINEAR DI ATAS DAPAT DILAKUKAN DENGAN
1. ELIMINASI DAN SUBSTITUSI
CARA INI MEMBUTUHKAN DUA PERSAMAAN YANG MENGANDUNG DUA NILAI YANG TIDAK DIKETAHUI, YAITU a DAN b, UNTUK ITU DIBUTUHKAN DUA PASANGAN NILAI (X,Y)
MISAL TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA X DAN Y DENGAN KONDISI X = 4, Y = 12,
DAN X = 8, Y = 20,
JIKA HUBUNGAN ANTARA X DAN Y LINEAR, TENTUKAN PERSAMAAN ; Y = a + b X PENYELESAIAN X = 4 ; Y = 12; JADI 12 = a + 4b (1) X = 8 ; Y = 20; JADI 20 = a + 8b - (2) -8 = -4b b = 2
SUBSTITUSI b = 2 PADA PERSAMAAN (1) DIPEROLEH ;
a = 12 – 8 = 4
PERSAMAAN FUNGSI LINEAR Y = 4 + 2X
2. Geometri garis lurus
Perhatikan gambar garis di bawah ini:
Terlihat bahwa garis lurus melalui pasangan titik (x1,y1) dan (x2,y2), jika perubahan y ditulis ∆y = y2-y1, dan perubahan x adalah ∆x = x2–x1, maka terlihat bahwa tg(β) = ∆y/∆x.
) 2 ....( 1 1 ) 1 ...( 1 2 1 2 x x y y tg juga x x y y x y tg − − = − − = ∆ ∆ = β β Y X y = a + bx x1 y1 x2 y2 ∆x =x2-x1 ∆y= y2–y1 β x y y-y1 x-x1
PERSAMAAN FUNGSI LINEAR
• Persamaan (1) dan persamaan (2) di atas
mempunyai nilai yang sama, sehingga dapat ditemukan : • atau 1 2 1 1 2 1 x x x x y y y y − − − −
=
1 1 1 2 1 2 x x y y x x y y − − − −=
• Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik (4,12) dan (8,20). 4 8 4 12 20 12 −− − −
=
x y 1 2 1 1 2 1 x x x x y y y y − − − −=
Y = 2x + 4• Jika tgβ atau slope garis lurus
y = a + bx diketahui, maka tgβ = b, dan persamaan garis lurus melalui (x1,y1) di atas dapat ditulis sebagai berikut :
y – y1 = b(x – x1)
• Misal Y = a + bx, mempunyai sifat apabila x berubah satu satuan x maka y berubah 1/2 satuan y, dan
untuk x = 2, y = 5. tentukan persamaan linear tersebut.
• ∆x = 1, ∆y = ½ , jadi
b = ∆y/∆x = ½ , sehingga persamaanya menjadi: y-5 = ½(x-2)
y = ½ x -1 + 5 y = ½ x + 4
HUBUNGAN ANTARA DUA GARIS
LURUS
• Jika terdapat dua garis lurus: y1 = a1 + b1X dan y2 = a2 + b2X maka dapat terjadi :
y1 sejajar y2 pada saat b1 = b2 y1 berpotongan y2 jika b1≠b2,
dan khusus berpotongan tegak lurus b1 = -1/b2
Gambar Grafik
• Garis Sejajar • α1 α2 X Y Y1 = a1 + b1X Y2 = a2 + b2X Y1 // Y2 b1= b2 atau tg α1 = tg α2 a1 a2Gambar Grafik
• Garis Berpotongan tegak lurus
X Y Y1 = a1 + b1X Y2 = a2 + b2X Y1 Y2 b1 = -1/ b2 a1 a2
Gambar Grafik
• Garis Berpotongan X Y Y1 = a1 + b1X Y2 = a2 + b2X Y1 X Y2 b1≠ b2 a1 a2Menentukan Titik Potong
• Untuk menentukan titik potong dua garis lurus y1 dan y2 pada gambar di atas, tidak lain adalah mencari pasangan titik (x,y)
yang memenuhi persamaan y1 = y2.
• Misal, tentukan titik potong antara garis lurus y = x - 10, dan y = 5 – x
Gambar Grafik
• Y = x – 10, titik potong sb-x; y = 0 x – 10 = 0, x=10, atau (10,0)
Titik potong sb-y; x=0, y = -10 atau (0,-10) • Y = 5 – x, titik potong sb-x; y = 0
5 – x = 0, x=5, atau (5,0)
Gambar Grafik
• Titik potong garis lurus, x-10=5-x; 2x = 15, x = 15/2.
Substitusi nilai x=15/2 pada salah satu
persamaan garis lurus; misal untuk y = x-10, diperoleh y = 15/2-10 = -5/2
Jadi titik potong antara dua garis
lurus tersebut adalah (15/2,-5/2)
Gambar Grafik
Y X Y = x - 10 Y = 5 - x 5 -10 5 0 15/2 10 -5/2Fungsi Kuadrat
• Fungsi Kuadrat, adalah fungsi yang
variabel bebasnya berpangkat tertinggi dua (kuadrat).
• Bentuk umumnya untuk y = f(x) adalah :
• Grafik dari fungsi kuadrat adalah parabola, dengan sumbu simetri sejajar sumbu-Y
Parabola Dengan Sumbu Simetri
Sejajar Sumbu Y
X Y Y = aX2 + bX + c a < 0 Sumbu simetriParabola Dengan Sumbu Simetri
Sejajar Sumbu Y
X Y Y = aX2 + bX + c a > 0 Sumbu simetriNilai Ekstrem Fungsi Kuadrat
• Fungsi Kuadrat mempunyai nilai ekstrem tunggal (mutlak), atau hanya satu-satunya • Jenis Ekstrem fungsi Kuadrat akan sangat
bergantung pada nilai koefisien X2, yaitu (a)
jika a > 0, maka ekstrem Minimum
Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi
Kuadrat
• Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi Kuadrat dapat didekati dengan dua pendekatan, yaitu
1. Pendekatan Model Kuadrat Sempurna
2. Pendekatan Penggunaan Rumus Diskriminan (D)
• 1. Pendekatan Model Kuadrat Sempurna Perhatikan model fungsi kuadrat:
Y = aX2 + bX + c, a≠0
jika b = 0, maka persamaan kuadrat di atas
menjadi : Y = aX2 + c, a≠0 dan disebut sebagai
Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi
Kuadrat
Nilai X2>0, untuk setiap nilai X
Jika a > 0, maka aX2 > 0, sehingga untuk :
c > 0, aX2 + c > c
c < 0, aX2 + c > c
dan pada saat x = 0, Y = aX2+ c
Y = 0 + c
Y = c, merupakan nilai terkecil Jadi Y(minimum) = c untuk x = 0.
Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi
Kuadrat
Nilai X2>0, untuk setiap nilai X
Jika a < 0, maka aX2 < 0, sehingga untuk :
c > 0, aX2 + c < c
c < 0, aX2 + c < c
dan pada saat x = 0, Y = aX2+ c
Y = 0 + c
Y = c, merupakan nilai terbesar Jadi Y(maksimum) = c untuk x = 0.
Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi
Kuadrat
• Analogi dengan bentuk kuadrat sempurna di atas, maka:
Jika Y = aU2+c, akan memberikan
kesimpulan yang sama, yaitu, jika a>0, maka y(minimum) = c untuk U = 0, dan jika a<0,
maka y(maksimum) = c untuk U = 0. • Apabila U=X+b, maka, bentuk di atas
menjadi Y = a(X+b)2+ c
Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi
Kuadrat
• Jika a>0; Y(minimum) = c untuk U = 0, atau X+b=0, atau X = -b.
• Jika a<0; Y(maksimum) = c untuk U = 0, atau X+b=0, atau X = -b.
• Andaikan a = 1; b = 2, dan c = 4 bagaimana penerapannya ?
• Andaikan a = -2, dan b = 3, dan c=10 bagaimana penerapannya
Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi
Kuadrat
a D a b a ac b a b a b a b a b a b a b X a Y maka ac b D X a Y c X a Y c X a Y c X X a Y 4 2 2 2 44 2 2 4 2 2 4 2 2 2 ) ( : , 4 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 2 2 − + = − = − + = − − + = + − + = + + = − 2. Pendekatan Penggunaan Rumus Diskriminan (D)
Perhatikan model fungsi kuadrat: Y = aX2 + bX + c, a≠0;
Menentukan Nilai Ekstrem Fungsi
Kuadrat
• Jadi untuk model fungsi kuadrat: Y = aX2+bX+c, a≠0; atau
nilai ekstremnya adalah: y = -D/4a
Dengan D = b2-4ac, disebut Diskriminan
Jika a > 0, Y(minimum)= untuk X=-b/2a Jika a < 0, Y(maksimum)= untuk X=-b/2a
a D a b
X
a
Y
=
(
+
2)
2−
4 a D 4−
a D 4−
• Tentukan Ekstrem fungsi: • 1. Y = 4 – 2x + x2 • 2. Y = 10 + 6x -3x2 • 3. Y = ½ x2 + x + 2 • Gambar grafiknya • Peny. 1. Y = x2 -2x + 4 Y = (x-1)2+3 Y(min) = 3 untuk x = 1
Titik potong sumbu-y (0,4)
Menentukan Nilai Ekstrem
Fungsi Kuadrat
GAMBAR GRAFIK PARABOLA
1 3 Y X 4 Y = x2 -2x + 4 Y = (x-1)2 + 3-1 3/2 Y X 2 Y = ½ x2 + x + 2
GAMBAR GRAFIK PARABOLA
Y = ½ (x2 + 2x) + 2
Y = 10 + 6x -3x2
GAMBAR GRAFIK PARABOLA
Y = -3(x2 – 2x) + 10 Y = -3(x -1)2 + 13 1 10 Y X 13
Perpotongan Parabola
Dengan Garis Lurus
• Jika parobola y1=ax2 + bx +c, a>0, dan garis lurus y2= px + q, p<0, yang saling berpotongan, maka dapat terjadi seperti gambar berikut : Y = aX2 + bX + c a > 0 X Y Y2 = px + q; p<0 Y1 = Y2 1
Perpotongan Parabola Dengan Garis
Lurus
• Jika parabola y1=ax2+bx+c, a<0 dan garis lurus, y
2 =
px + q, p>0, yang saling berpotongan, maka dapat terjadi seperti gambar berikut:
Y1 = aX2 + bX + c
a < 0
X
Y Y2 = px + q
Perpotongan Parabola Dengan Parabola
• Jika parabola y1=ax2+bx+c, a>0 dan parabola y2 =
px2 + qx + r, p<0, yang saling berpotongan, maka
dapat terjadi seperti gambar berikut:
Y1 = aX2 + bX + c a > 0 X Y Y2 = pX2 + qX + r p < 0 Y1 = y2
HUBUNGAN FUNGSI EKSPONEN
DAN LOGARITMA
• FUNGSI EKSPONEN MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG ERAT DENGAN FUNGSI LOGARITMA, KARENA
MERUPAKAN KEBALIKAN SATU SAMA LAINNYA • FUNGSI EKSPONEN BERBEDA DENGAN FUNGSI
PANGKAT
• FUNGSI PANGKAT ADALAH FUNGSI YANG
VARIABELNYA DIPANGKATKAN DENGAN BILANGAN KONSTAN
• FUNGSI EKSPONEN ADALAH KONSTANNYA YANG DIPANGKATKAN DENGAN VARIABEL
• Y = x1/2 ADALAH FUNGSI PANGKAT
BASIS EKSPONEN
• Fungsi eksponen mempunyai dua basis
eksponen, yaitu (1) basis konstante a dengan 0<a<1, dan a>1 (bilangan biasa), dan (2) basis konstante e = 2.71828…..
• Y = ax dengan a>1, akan mempunyai perilaku sebagai berikut :
• Nilai Y akan mendekati tak berhingga jika x
menuju tak berhingga positip, akan mendekati nol apabila x menuju tak berhingga negatip
GRAFIK FUNGSI EKSPONEN
• Grafik dari fungsi Y = 2x
Y X 1 2 1 Y = 2x
• Grafik fungsi eksponen Y = 2-x Y X 1 2 Y = 2-x -1
KARAKTERISTIK FUNGSI
EKSPONENSIAL
• Jika terdapat a>0 dan b> 0 dan m dan n bilangan nyata, maka berlaku :
1. bmbn = bm+n 2. bm/bn = bm-n 3. (bm)n = bmn 4. ambm = (ab)m 5. bm/n =
(b
m)
1/n 6. am = an , maka m = nFUNGSI LOGARITMA
• Logaritma dapat diartikan sebagai pangkat dari sebuah bilangan pokok untuk menghasilkan
bilangan tertentu yang diinginkan.
• Bilangan dasar atau basis dari logaritma adalah bilangan bulat positip kecuali bilangan 1
• Dalam kasusus umum bilangan pokok yang digunakan adalah 10 atau e
• Bilangan pokok atau basis 10 biasanya tidak ditulis, sehingga log 10 = 1, karena 101= 10 • Bilangan pokok e juga tidak ditulis, tetapi
GRAFIK FUNGSI LOGARITMA
• Grafik fungsi logaritma merupakan
kebalikan dari fungsi eksponensial, namun grafik fungsi logaritma Y = log X hanya
berada pada nilai Domain: x > 0, dan nilai Range -~<Y<~; sedangkan grafik fungsi eksponen mempunyai Domain: 0<x<~ dan Range : -~<Y<~
GRAFIK FUNGSI LOGARITMA
• Grafik y = log x y x 1 y = logxSIFAT-SIFAT LOGARITMA
• Untuk a dan b bilangan positip • log ab = log a + log b
• log a/b = log a – log b • log ab = b log a
• log 1 = 0 ; log 10 = 1
• log a = log b maka a = b
• Sifat yang sama berlaku untuk logaritma dengan basis e atau (ln), misal ln e = 1, dst
APLIKASI FUNGSI LINEAR
DAN KUADRATIK
APLIKASI FUNGSI LINEAR PADA FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
• BERIKUT INI DATA TENTANG HARGA,
KUANTITAS PERMINTAAN, DAN KUANTITAS PENAWARAN SEBUAH KOMODITI
• TENTUKAN :
A. PERSAMAAN FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARANNYA
B. KESEIMBANGAN HARGA DAN KUANTITAS C. GAMBAR GRAFIKNYA
D. ARSIR DAERAH SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN
Harga Harga P P Permintaan Permintaan Qd Qd Penawaran Penawaran Qs Qs 30 30 1010 3535 20 20 4040 1010 . . Q P . . 10 35 40 20 30 . Qs = -40 + 2.5P Qd = 100 - 3P 25.4 23.8 E Keseimbangan harga Keseimbangan kuantitas .
KESEIMBANGAN KUANTITAS DAN
HARGA
• Qd = Qs • 100 - 3P = -40 + 2.5P • 5.5 P = 140 • Pe = 25.4 • Qe = 100 – 3(25.4) = 23.8Fungsi Biaya, Penerimaan,
Keuntungan
• Suatu perusahaan mempunyai biaya tetap produksi
2000 dan biaya variabel per unit Q adalah 25. Harga jual produknya 50 per unit Q.
• Tentukan :
- Fungsi Biaya Total C
- Fungsi Penerimaan R - Fungsi Keuntungan Π - Titik Pulang Pokok (BEP)
Fungsi Biaya, Penerimaan, dan
Keuntungan
• Fungsi Biaya Total
TC = FC + VC; FC = biaya tetap
VC = total biaya variabel Jadi TC = 2000 + 25 Q
• Fungsi Penerimaan
TR = p Q ; p = harga jual per unit Q TR = 50 Q
• Fungsi Keuntungan Π = TR – TC
• = 50Q – (2000+25Q)
• = 25Q – 2000
GRAFIK FUNGSI
2000 -2000 BEP TC = 2000 + 25Q Π = 25Q - 2000 TR = 50 Q Q 80 4000 TC,Π,TRFungsi Biaya, Penerimaan, dan
Keuntungan
KUANTITAS Q TOTAL BIAYA C HARGA JUAL P 50 3500 25 100 4000Tentukan, fungsi Biaya C, Penerimaan R, Keuntungan π, BEP, dan Gambar grafiknya
GRAFIK FUNGSI
3000 -3000 BEP TC = 3000 + 10Q Π = 15Q - 3000 TR = 25 Q Q 200 5000 TC,Π,TR jawabFUNGSI PENDAPATAN, CONSUMSI
DAN TABUNGAN
• BERIKUT INI DATA PENDAPATAN,
CONSUMSI DAN TABUNGAN SUATU NEGARA DENGAN SATUAN MATA
UANG TERTENTU. • TENTUKAN :
A. FUNGSI CONSUMSI C = co + cY B. FUNGSI TABUNGAN S = so + sY C. KESEIMBANGAN PENDAPATAN
HUBUNGAN c DAN s, SERTA c
0DAN s
0Y = C + S
1 = c + s , sehingga s = 1-c
c = ∆C/∆Y disebut marginal propencity to consum (MPC) dan s = ∆S/∆Y,
disebut marginal propencity to save
∆C = perubahan konsumsi C akibat perubahan pendapatan Y ∆S = perubahan Tabungan S akibat perubahan pendapatan Y
c
c0 0 adalah consumsi pada saat Y = 0,adalah consumsi pada saat Y = 0, s
s0 0 adalah tabungan pada saat Y = 0, jadiadalah tabungan pada saat Y = 0, jadi s
s0 0 = = -- cc00
Contoh: Jika Consumsi C = 2500 + 0.75 Y, maka Tabugan S = -2500 + 0.25Y
Pendapatan Y
Pendapatan Y Consumsi CConsumsi C Tabungan STabungan S 180 180 192192 --1212 250 250 220220 3030 Y C, Y, S E Y=Y C = 120 + 0.4 Y S = 0.6Y - 120 Ye = 200 250 220 450 120 -120 200
Q P -1 1 2 12 12 P1 = 12 - Q P2 = a(Q+1)2 + 1, P = 2 untuk Q = 0 P2 = Q2 + 2Q + 2
GAMBAR BERIKUT ADALAH FUNGSI PERMINTAAN P1 DAN FUNGSI PENAWARAN P2 DARI SUATU KOMODITI, TENTUKAN : a. FUNGSI PERMINTAAN DAN
PENAWARAN
b. KESEIMBANGAN HARGA DAN KUANTITAS Qe Pe P1 = P2 Q2 + 2Q + 2 = 12-Q Q2 +3Q-10 = 0 (Q+5)(Q-2) = 0 Qe = 2, Pe = 10 P1 P2
Perpotongan Parabola Dengan
Parabola
GAMBAR BERIKUT ADALAH FUNGSI PERMINTAAN P1 DAN FUNGSI PENAWARAN P2 DARI SUATU KOMODITI, TENTUKAN : • a. FUNGSI PERMINTAAN DAN • PENAWARAN
b. KESEIMBANGAN HARGA DAN • KUANTITAS Q P P2 P1 -1/2 -1 3/4 1 14 13 Qe Pe P1 = a(Q+1)2 + 14; Q = 0, P = 13 P2 = a(Q+1/2)2 + 3/4; Q = 0, P = 1
P QQ1=a(P+1) 2 -2 Q1=P2+2P-1 Q2 = 9 – P2 9 -2 -1
GAMBAR BERIKUT ADALAH FUNGSI PERMINTAAN Q2 DAN FUNGSI PENAWARAN Q1 DARI SUATU KOMODITI, TENTUKAN : • a. FUNGSI PERMINTAAN DAN • PENAWARAN
b. KESEIMBANGAN HARGA DAN • KUANTITAS Pe Qe -1 Q1 = Q2 P2 + 2P -1 = 9 – P2 2P2 + 2P -10 = 0 P2 + P – 5 = 0
PAJAK DAN SUBSIDI
• PAJAK DAN SUBSIDI MERUPAKAN KEBIJAKAN FISKAL PEMERINTAH
• PAJAK DAN SUBSIDI AKAN MENGUBAH FUNGSI PENAWARAN
• JIKA FUNGSI PENAWARAN SEBELUM PAJAK DAN SUBSIDI
Qs = F(P), MAKA:
a. setelah pajak t per unit Q yang terjual membuat fungsi penawaran menjadi Qst = F(P-t)
b. setelah subsidi s per unit Q yang terjual membuat fungsi penawaran menjadi Qss = F(P+s)
• JIKA FUNGSI PENAWARAN Ps = G(Q), MAKA:
a. setelah pajak t per unit Q yang terjual membuat fungsi penawaran menjadi Pst = G(Q) + t
b. setelah subsidi s per unit Q yang terjual membuat fungsi penawaran menjadi Pss = G(Q)-s
• Qs = 2P – 10, JADI Q = F(P) • t = 2 , Qst = 2(P-2) -10 = 2P – 14 • s = 1, Qss = 2(P+1) – 10 = 2P – 8 • Ps = 5 + 3Q, P = G(Q) • t = 2, Pst = 5+3Q+2 = 7 + 3Q • s = 1, Pss = 5 +3Q-1 = 4 + 3Q
GAMBAR PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP FUNGSI PENAWARAN
P Q Qs = F(P) Qst = F(P-t) Qss = F(P+s) Qd = G(P) Qe Qes Qet Pe Pes Pet t s
PAJAK TANGGUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN P Q Qs = F(P) Qst = F(P-t) Qd = G(P) Qe Qet Pe Pet P0 Pajak ditanggung Konsumen Pajak ditanggung Produsen t = Pet-Po
SUBSIDI KONSUMEN DAN
PRODUSEN
P Q Qs = F(P) Qss = F(P+s) Qd = G(P) Qe Qes Pe Pes P1 SUBSIDI KONSUMEN SUBSIDI PRODUSEN s = P1-PesSOAL
• Diketahui fungsi permintaan suatu barang Qd=8-0.5P, dan fungsi penawaran Qs=-2+P, dengan P adalah harga dan Q adalah kuantitas. Apabila
pajak t = 2 untuk setiap Q yang terjual, tentukan a. Titik keseimbangan sebelum pajak
b. Titik keseimbangan setelah pajak
c. Gambar grafik, dan tentukan pajak yang ditanggung produsen dan konsumen
• Keseimbangan Harga Pe dan Kuantitas Qe sebelum pajak • (Qe,Pe) Qd = Qs 8 – 0.5 P = -2 + P 1.5 P = 10 Pe = 10/1.5 = 20/3 Qe = 14/3
• Fungsi penawaran setelah pajak t = 2 Qst = -2 + (P – 2)
= -4 + P
• Keseimbangan harga setelah pajak Pst dan kuantitas setelah pajak Qst adalah:
(Qet,Pet) Qst = Qd
-4 + P = 8 – 0.5P Pet= 8, Qet = 4
PAJAK TANGGUNGAN KONSUMEN DAN PRODUSEN P Q Qs = -2 + P Qst = -4 + P Qd = 8-0.5P 14/3 4 20/3 8 6 Pajak ditanggung Konsumen Pajak ditanggung Produsen t = 8-6 =2 Pkon= 4 (8-20/3) = 16/3 Pprod = 4(20/3 – 6) = 8/3
LATIHAN SOAL
• Diketahui fungsi permintaan suatu barang P=20-0.5Q, dan fungsi penawaran P= 4 + 2.5Q, dengan P adalah harga dan Q adalah kuantitas. Apabila subsidi s = 2 untuk setiap Q yang terjual, tentukan
a. Titik keseimbangan sebelum subsidi b. Titik keseimbangan setelah subsidi
c. Gambar grafik, dan tentukan subsidi yang dinikmati produsen dan konsumen
• Keseimbangan Harga Pe dan Kuantitas Qe sebelum subsidi • (Qe,Pe) Pd = Ps 20 – 0.5 Q = 4 + 2.5Q 3Q = 16 Qe = 16/3 Pe = 52/3
• Fungsi penawaran setelah subsidi s = 2 Pss = 4 + 2.5Q - 2
= 2 + 2.5Q
• Keseimbangan harga setelah subsidi Pss dan kuantitas setelah subsidi Qss adalah:
(Qes,Pes) Pss = Pd
2 + 2.5Q = 20 – 0.5Q Qes= 18/3=6, Pes = 17
SUBSIDI KONSUMEN DAN
PRODUSEN
P Q Ps =4+2.5Q Pss = 2+2.5Q Pd = 20-0.5Q 16/3 6 52/3 17 19 SUBSIDI KONSUMEN SUBSIDI PRODUSEN Sprod. = 6(19-52/3) Skon. = 6(52/3 -17)1. Sebuah komoditi mempunyai perilaku permintaan dan penawaran sebagai berikut; jika harganya Rp.5.000,- perusahaan akan menawarkan 300 unit, dan permintaan barangnya 500 unit, sedangkan jika harganya naik
menjadi Rp.6.000,- perusahaan menawarkan sebanyak 600 unit dan permintaannya menjadi 350 unit.
– Buatlah persamaan permintaan & penawarannya. – Tentukan Keseimbangan harga dan kuantitasnya
– Jika pajak yang ditarik pemerintah Rp. 300,- per unit tentukan pajak yang ditanggung produsen dan ditanggung konsumen
– Gambar grafiknya
– Jika pada kasus di atas pemerintah memberikan susidi Rp 200,- per unit yang terjual tentukan subsidi yang dinikmati produsen dan juga konsumen
– Gambar grafiknya
2. Sebuah negara mempunyai komponen pendapatan nasional sebagai berikut; apabila pendapatan negara tersebut tidak ada maka konsumsi 700, sedangkan untuk setiap kenaikan satu satuan pendapatan, maka 90 % digunakan untuk konsumsi,
– Tentukan fungsi konsumsi dan tabungannya
– Gambarkan fungsi konsumsi dan tabungan tersebut – Tentukan keseimbangan pendapatan nasional
soal
3. Fungsi permintaan Qd = 26 – P2 dan fungsi
penawaran Qs = P2 + 2P – 14
Tentukan keseimbangan harga dan kuantitas (Qe;Pe) dan gambar grafiknya
4. Diketahui fungsi permintaan suatu barang Pd=12-2Q, dan fungsi penawaran Ps=3+Q, dengan P adalah harga dan Q adalah kuantitas. Apabila pajak t = 2 untuk setiap Q yang terjual, tentukan
a. Titik keseimbangan sebelum pajak b. Titik keseimbangan setelah pajak
c. Gambar grafik, dan tentukan pajak yang ditanggung produsen dan konsumen
5. Diketahui fungsi permintaan suatu barang P=10-0.5Q, dan fungsi penawaran P=4 + 2Q, dengan P adalah harga dan Q adalah kuantitas. Apabila
subsidi s = 2 untuk setiap Q yang terjual, tentukan a. Titik keseimbangan sebelum subsidi
b. Titik keseimbangan setelah subsidi
c. Gambar grafik, dan tentukan subsidi yang dinikmati produsen dan konsumen
6. Cari titik keseimbangan fungsi
permintaan berikut : 2P=34-3Q dan fungsi penawaran
Q = 2P-2 dalam (Q ; P), dan gambar grafik
7. Jika fungsi permintaan 3P + 2Q = 27 cari jumlah penerimaan R maksimum, jika
R = PQ, Gambar fungsi permintaan Qd dan R
PENDAHULUAN
• Barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu
urutan dan aturan tertentu.
Bilangan-bilangan yang tersusun tersebut dikatakan suku dari barisan.
• Perubahan teratur dari suku-suku secara berurutan tersebut ditentukan oleh suatu ketambahan bilangan tertentu atau suatu kelipatan bilangan tertentu.
BARISAN ARITHMATIKA DAN GEOMETRI
• Apabila barisan bilangan mempunyai
tambahan bilangan yang besarannya tetap untuk dua suku berurutan, maka disebut
barisan arithmatika, sedangkan untuk
barisan yang mempunyai kelipatan
bilangan tetap antara dua suku berurutan disebut barisan geometri.
FINITE DAN INFINITE
• Berdasarkan banyaknya suku dari barisan, maka barisan dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu; barisan tertentu (finite) adalah barisan yang
suku-sukunya terbatas, dan barisan tak tentu (infinite) adalah barisan yang
DERET
Deret (series) adalah jumlahan suku-suku
dalam barisan, sehingga dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu deret arithmatika
(deret hitung) dan deret geometri (deret ukur). Dari banyak suku, deret geometri juga
digolongkan manjadi deret geometri hingga (finite geometric series) dan deret geometri tak-hingga (infinite geometric series).
BARISAN DAN DERET ARITHMATIKA
Barisan arithmatika adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan tertentu, misalnya :
2, 4, 6, 8, 10, …..
Tiap suku pada barisan di atas mempunyai beda yang sama dengan suku sebelumnya, yaitu sebesar 2. Hubungan bilangan pada suku barisan dengan suku
pertama dapat dijelaskan sebagai berikut : U1 = 2
U2 = 2 + 2 = U1 + 1.2=4
U3 = U2 + 2 = U1 + 2 + 2 = U1 + 2(2) = 6 U4 = U3+2=U1+3(2)=8
BARISAN DAN DERET ARITHMATIKA
Seterusnya dapat ditentukan suku ke i+1 adalah suku ke i ditambah 2, yaitu Ui+1 = Ui + 2 . Terlihat bahwa beda antara dua suku berurutan adalah sama (konstan). Barisan seperti ini disebut barisan arithmatika. Secara umum apabila setiap suku barisan arithmetika dapat ditulis sebagai berikut :
U1, U2, U3, U4, U5, …..,Un maka hubungan yang dapat dijelaskan adalah;
U2 = U1 + b U3 = U1 + 2b U4 = U1 + 3b
. .
Un = U1 + (n-1)b, merupakan suku ke-n dengan b adalah beda antara dua suku berurutan.
BARISAN DAN DERET ARITHMATIKA
Penyelesaian; Suku pertama U1 = 7 dan beda b = 10-7 = 3. Dengan menggunakan rumus Un = U1 + (n-1)b, maka;
U15 = 7 + (15-1)3 = 7 + 42
= 49.
Contoh 1. Tentukan suku ke-15 dari
barisan arithmatika;
• Contoh 2. Tentukan suku ke-20 dari barisan
arithmatika jika diketahui suku ke-5 = 17 dan suku ke-8= 26.
• Penyelesaian ;
Suku ke-5 = 17 ditulis U5 = 17 artinya 17 = U1 + 4b
Suku ke-8 = 26 ditulis U8 = 26 artinya 26 = U1 + 7b
• Jika kedua persamaan di atas diselesaikan diperoleh beda b = 3 dan suku pertama U1 = 5, sehingga suku ke-20 dari barisan ini adalah;
U20 = U1 + 19 b = 5 + 19(3) = 5 + 57
DERET ARITHMETIKA
Deret arithmetika adalah jumlah dari suku-suku dalam suatu barisan arithmatika, bentuk umumnya adalah;
Sn = U1 + U2 + U3+ U4 + U5 + …………+ Un, atau jika digunakan beda b dan suku pertama U1,
Maka Sn dapat ditulis ;
Sn = U1 + (U1+b)+ (U1+2b) +(U1+3b) +(U1+4b) +………+(U1+(n-1)b)
Jika U1 diganti dengan simbol a (sering digunakan), maka deret tersebut dapat ditulis ;
Sn = a + (a+b)+ (a+2b) +(a+3b) +(a+4b) +………+(a+(n-1)b)
Nilai dari Sn dapat ditentukan sebagai berikut ;
Sn = a +(a+b) + …+3)b)+ 2)b)+ (a+(n-1)b)