• Tidak ada hasil yang ditemukan

Linking food security and carbon management Case of Oinbit village, TTU, West Timor Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Linking food security and carbon management Case of Oinbit village, TTU, West Timor Indonesia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Linking food security and

carbon management

Case of Oinbit village, TTU, West Timor – Indonesia

(2)

Acknowledgement

• 340 HH in Oinbit, Insana, TTU and 29 Respondents • Yayasan Bina Swadaya TTU

• WFP (Yasuko Inoue) • CFC Japan

• Nuffic/Neso – StuNed • Pembimbing minor thesis:

• Dr. Aad Kessler and Prof.dr.ir. L. Stroosnijder (LDD Wageningen University)

• Indonesia: Dr. Susi Laurentia (Unwira Kupang)

• International Land and Water Management, Wageningen University • Land Degradation & Development Group Wageningen University • Forum Academia NTT (FAN)

• IRGSC

• Bappeda NTT • JIKTI

(3)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Struktur diskusi

• Latar belakang dan permasalahan

• Pertanyaan diskusi

• Kerangka konsep (conceptual framework)

• Hasil dan diskusi

(4)

Latar belakang

• Adaptasi minor thesis: Assessment of food for

carbon free project

• Aplikasi food for work (padat karya pangan) dan

carbon management

• Konservasi tanah dan air  kebijakan, teknis,

isu kemiskinan dan rawan pangan

(5)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Latar belakang

• Kyoto Protocol

3 flexible mechanisms:

Emissions trading schemes (ETS)

Joint Implementation (JI)

Clean Development Mechanism

(CDM)

(6)

Latar belakang

• Lokasi di desa Oinbit, Insana, TTU

Source: www.ciptakarya.go.id

(7)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Permasalahan

• Konservasi tanah dan air  top down approach

dalam periode singkat (Noordwijk & Verbist, 2004)

dan insentif pangan  pemerintah dan NGO

• Ketiadaan insentif  proyek hilang (Middleton et

al., 2003)

• Pendekatan pemerintah dan NGO: beda (Lovell et

al., 2003)

• Pemerintah: skala besar, top down approach,

tidak mudah dlm operasional

• NGO: skala kecil, bottom up approach (??),

cerita sukses terisolir, tdk ada mekanisme

replikasi

(8)

Permasalahan

• Argumentasi ekologis klasik:

• kekeringan, hujan yg tdk tentu, kemiringan

lahan

• Praktek bertani (tebas bakar)  erosi

• (Riwu Kaho, 2009)

• Kontribusi tanaman pangan  PAD 53.7%

(1960s)  21% (2006), (Lassa, 2009)

(9)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGS

C

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Pertanyaan diskusi

Apakah pendekatan non-conventional seperti inovasi menghubungkan food security dengan carbon management [dan

drought management] sebagai sebuah kebijakan ditingkat Pemda

yang bisa di kembangkan?

Apa pencapaian proyek berdasarkan indikator dalam

proposal?

Pelajaran apa yg diperoleh dari evaluasi dan analisa kritis

pencapaian proyek?

Recommendations ?

(10)

Conceptual framework

Food security:

“exists when all people, at all times, have physical, social and economic access to sufficient, safe and nutritious food that meets their dietary

needs and food preferences for an active and healthy life” (WFP & FAO, 2009, p. 8)

• 3 pilar: availability, accessibility, utilization (WHO)

• Food sovereignty

(11)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Conceptual framework

Carbon free project:

• To improve food security

• To improve energy security

• To issue a carbon credit by tree planting

revolve the fund to other village

(12)

Conceptual framework

Adoption:

• Proses dari tahap penerimaan 

penggunaan terus menerus

(pengambilan keputusan: krusial):

• Step 1: Are erosion symptoms recognised? • Step 2: Are erosion effect recognised?

• Step 3: Is erosion taken serious?

• Step 4: Is the farmer aware of adequate measures? • Step 5: Is farmer able to undertake measures?

• Step 6: Is farmer willing to undertake measures? • Step 7: Is farmer ready to undertake measures? • Step 8: (Final) acceptance of measures

(13)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Hasil & Diskusi

Performance & Impact

(14)

Hasil & Diskusi

Performance & Impact

Lahan 0.32 ha/KK

bersertifikat &

aplikasi KTA

• 86% ≥ 0.32 ha

tanpa sertifikat hak

milik

• 31% aplikasi KTA

dgn pemeliharaan

baik

70% jambu mente:

hidup

• 69% petani

memenuhi syarat

hidup minimal

• 79% petani ragu utk

menyulam tanaman

mati

Jatropha ditanam sbg

pagar, interval 1 m

• Semua tanam tapi

jarak tanam > 1m

• Tidak ada

penjualan dan

pemakaian hasil

jatropha

(15)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGS

C

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Hasil & Diskusi

Status Konservasi Tanah & Air (KTA)

Terasering

• Sebagian

struktur teras

tertutup

sedimen

• Tdk ada

tanaman

penguat teras

Penanaman

• Intercropping

• Jarak tanam

bervariasi

Drip irrigation

dan pemulsaan

• Hanya dibuat

saat tanaman

j.mete umur 1

tahun

(16)

Tahapan Adopsi:

Tidak ada Tambang mangan: langsung menghasilkan uang Tidak ingin ada suksesor sbg petani 6: Punya keinginan utk mengatasi? Tenaga kerja tersedia tp bukan utk pekerjaan terasering yg butuh bnyk input tenaga kerja 5: Ada kemampuan mengatasi? Tahu tapi masih ragu-ragu 4: Tahu cara2 tepat utk atasi

masalah? Hanya saat hadir dlm training 3: Dianggap serius? Fakta keterberian bukan sebuah proses terus menerus 2: sadar efek? Tidak 1: Sadar gejala?

(17)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Hasil & Diskusi

Pembelajaran

• Apakah proyek ini memperbaiki ketahanan

pangan?

• Hanya berkontribusi utk availability

dan accessibility

• Utilization tdk disinggung

(18)

Pembelajaran

• Insentif

• 108 ha lahan tidur menjadi kebun

dan ada kepemilikan

• Tanpa insentif  pemeliharaan rutin:

langka

• Ketergantungan terhadap insentif:

tinggi

(19)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Hasil & Diskusi

Pembelajaran

• Adopsi dan adaptasi

• Adopsi (ekspansi): nol

• Penekanan: peningkatan kesadaran (pendidikan)

• Faktor adopsi: socio-economic, personal,

institutional, physical, political, technological

aspects

• Adaptasi dianggap: berkelanjutan

• Belajar dari pihak lain dan sesuaikan dg

kemampuan dan kondisi lokal

(20)

• Intercropping: menunjang food security dan

praktek turun temurun

• Hanya bertumpu pada aspek pendidikan:

terlalu PD. Insetif masih dibutuhkan utk

mempercepat eksekusi proyek

• Jangan percaya satu pendekatan mengatasi

semua persoalan

(21)

Bozze Lunch Seminar – Kupang, 16 November 2012

IRGSC

Institute of Resource Governance and Social Change

Producing Knowledge, Inspiring Policy Innovation and Change

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa kelas XI IPA MAN 2 Pontianak yang diajarkan

Although the region has much to offer both the package holiday maker, independent traveller and, of course, golfer, many visitors to Portugal fail to get beyond the trappings of

Setelah melalui proses pengolahan data, didapat bahwa kondisi sungai Pepe Baru berdasarkan struktur bangunan prasarananya adalah 83.71% dan termasuk kategori BAIK,

Dengan meningkatnya mutu proses belajar mengajar besar pula kemungkinannya untuk meningkatkan mutu keluarannya. Menimbulkan koherensi

Oraganisasi karang taruna di Jalan Anggrek, saat ini tidak berjalan dengan baik dikarenakan kurang bersatunya antar masyarakat yang satu dengan masyarakat

Pembelajaran merupakan proses ilmiah, karena itu peserta didik dapat dengan aktif menemukan (discovery) suatu konsep atau prinsip pelajaran, sehingga proses pembelajaran

Masing-masing antibodi memiliki daerah variabel ( variable region ) yang dapat mengenali antigen khusus dan daerah konstan ( constant region ) yang mengontrol bagaimana

All above w ere a com parabilit y m easurem ent of habit at st ruct ural which m ay be curr ent dist inct ive diver sit y found t o t he t rue m angrov e occur ren ce