• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi yang meliputi berbagai perubahan pada struktur sosial,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. multidimensi yang meliputi berbagai perubahan pada struktur sosial,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era ketatnya persaingan global, penyerapan tenaga kerja masih menjadi salah satu masalah penting bagi negara-negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar ke-4 dunia menjadikan hal tersebut sebagai faktor penting seiring dengan berlangsungnya pembangunan ekonomi nasional. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan tingginya pertambahan pada jumlah angkatan kerja, sedangkan kemampuan negara berkembang dihadapkan pada terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga apabila ketersedian lapangan pekerjaan tidak berbanding lurus dengan terserapnya jumlah angkatan kerja maka akan memicu naiknya angka pengangguran.

Menurut Widodo (2006:4) pembangunan merupakan proses multidimensi yang meliputi berbagai perubahan pada struktur sosial, perekonomian, kesenjangan, penggangguran dan penanganan kemiskinan tanpa mengesampingkan tujuan awal yakni adanya tingkat distribusi yang semakin luas, meningkatnya ketersediaan akan barang dan terwujudnya standar hidup yang layak (pendapatan, penyediaan lapangan pekerjaan dan perbaikan kualitas pendidikan).

Ketenagakerjaan merupakan aspek mendasar karena mencakup ruang lingkup ekonomi sosial. Perluasan penyediaan lapangan kerja saat

(2)

2

ini bisa dikatakan sebagai nilai dari keberhasilan pembangunan ekonomi. Buat apa pembangunan ada dimana-mana kalau tak bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Adanya penyediaan lapangan kerja yang cukup diperlukan untuk mengejar laju pertumbuhan angkatan kerja yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja. Namun masalah ketenagakerjaan tidak hanya pada keterbatasan lapangan kerja, tapi juga disebabkan oleh beberapa faktor penting.

Berubahnya kondisi ekonomi makro mengakibatkan terbatasnya permintaan tenaga kerja, yang kemudian ditambah dengan berbagai faktor eksternal yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tingkat upah dan selanjutnya akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja (Todaro, 2000:307).

Masalah ketenagakerjaan masih menjadi prioritas bagi pemerintah, hal tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 hingga sekarang, yang intinya bertujuan untuk menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Selain itu, terdapat beberapa poin penting yang perlu diimplementasikan seperti memperluas kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang layak, meningkatkan kualitas angkatan kerja, menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) usia muda yang tinggi dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terdidik (di atas SLTA) yang masih tinggi.

Problematika tersebut terjadi di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Gresik. Pengelolaan pembangunan ekonomi

(3)

3

daerah harusnya disesuaikan dengan sektor-sektor ekonomi yang menjadi unggulan daerah, sehingga terciptanya optimalisasi sumber daya. Perlunya dilakukan pembangunan pada potensi yang diunggulkan akan menciptakan percepatan pertumbuhan ekonomi bagi daerah itu sendiri.

Secara umum, yang menjadi tolak ukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang diperoleh daerah tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik, dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik berjalan fluktuatif dan cenderung meningkat. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,48%, hingga pada tahun 2015 meningkat menjadi 6,58%. Sedangkan nilai PDRB yang diperoleh Kabupaten Gresik selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun hal tersebut belum menuntaskan masalah penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gresik.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik, pada tahun 2011 jumlah penduduk yang terserap (bekerja) sebesar 535.346 pekerja dari 569.098 angkatan kerja, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 577.049 dari 611.721 angkatan kerja. Dari data tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan angkatan kerja masih lebih tinggi dari jumlah tenaga kerja yang terserap. Hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dalam memperluas kesempatan kerja bagi penduduk yang belum bekerja.

(4)

4

Sejatinya, kondisi ideal dalam pertumbuhan ekonomi daerah adalah ketika pertumbuhan ekonomi mampu mempengaruhi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja. Namun hal tersebut tidak bisa diukur dari pertumbuhan ekonomi saja, sebab terdapat banyak faktor yang melingkari lingkup masalah ketenagakerjaan, salah satunya yaitu tingkat pengupahan. Masih adanya demo setiap memperingati hari buruh atau ada kejadian lain yang dilakukan oleh serikat kerja dan intervensi pemerintah dalam penentuan upah minimum merupakan salah satu dampak dari beberapa pengusaha atau perusahaan dalam melakukan PHK (pengangguran). Oleh sebab itu, tingkat upah menjadi faktor krusial dalam mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan upah berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran tenaga kerja. Peningkatan upah dapat menjadi pertimbangan penting bagi sektor-sektor ekonomi dalam melakukan permintaan tenaga kerja.

Secara umum, tingkat upah selalu mengalami kenaikan karena naiknya harga-harga barang dan jasa yang mengakibatkan biaya hidup juga menjadi semakin tinggi. Berdasarkan PP No. 8 tahun 1981 menjelaskan bahwa penetapan upah minimum dibedakan menjadi 3 golongan, yakni secara minimum regional, sektoral regional maupun subsektoral, meskipun saat ini baru upah minimum regional yang dimiliki oleh setiap daerah, tidak terkecuali Kabupaten Gresik.

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik pada tahun 2018 yang mengacu pada PP No. 78 Tahun 2015 yang

(5)

5

mengatur mengenai pengupahan, UMK untuk Kabupaten Gresik mengalami peningkatan sebesar Rp. 3.580.369,56 dari tahun 2017 sebesar Rp. 3.293.506,25. Angka tersebut menjadikan Kabupaten Gresik sebagai daerah dengan UMK tertinggi di Jawa Timur setelah Kota Surabaya dengan UMK sebesar Rp 3.583.312,61.

Namun, hal ini juga menjadi kekhawatiran sendiri bagi pemerintah daerah, sebab hampir UMK Kabupaten Gresik dengan UMK Kota Surabaya tidak jauh berbeda, sehingga ditakutkan akan menyebabkan beberapa tenaga kerja dari luar daerah berbondong-bondong ke Kabupaten Gresik untuk mencari pekerjaan, akibatnya terjadi penumpukan tenaga kerja di Kabupaten Gresik. Adanya tenaga kerja yang berlebihan akan mengurangi efektivitas tenaga kerja itu sendiri, sebab pemborosan tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dan berdampak pada jumlah output produksi yang dihasilkan.

Simanjuntak (2001:38) mengatakan bahwa produktivitas tenaga kerja memiliki proporsi yang berbeda-beda. Sumber daya masukan tidak hanya terdiri dari satu faktor produksi, namun terdapat faktor-faktor lain seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan mentah dan sumber daya manusia itu sendiri. Tetapi, peningkatan produktivitas manusia merupakan sasaran yang strategis karena peningkatan faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia yang memanfaatkannya.

(6)

6

Dari beberapa asumsi diatas, dapat disimpulkan bahwa keterkaitan beberapa faktor dalam masalah ketenagakerjaan perlu diperhatikan baik-baik oleh pemerintah sebagai peramu kebijakan. Oleh sebab itu, dari uraian latar belakang tersebut penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh produktivitas tenaga kerja, tingkat Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gresik tahun 2001-2016. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi instansi terkait dan otoritas pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan untuk memperluas penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gresik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan untuk memperjelas arah penelitian, maka penulis menarik beberapa rumusan masalah antara lain :

1. Bagaimana kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Gresik tahun 2001-2016?

2. Apakah produktivitas tenaga kerja, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gresik tahun 2001-2016?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah maka perlu adanya batasan masalah dalam pembahasan penelitian. Adapun batasan-batasan

(7)

7

pembahasan penelitian meliputi; produktivitas tenaga kerja (gambaran kemampuan pekerja dalam menghasilkan output), (UMK) Upah Minimum Kabupaten/Kota (upah minimum yang ditetapkan di Kabupaten Gresik), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yakni jumlah total PDRB seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Gresik (Atas Dasar Harga Konstan), penyerapan tenaga kerja (penduduk usia kerja yang bekerja di seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Gresik) tahun 2001-2016.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa rumusan masalah, antara lain :

1. Untuk mendiskripsikan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gresik tahun 2001-2016.

2. Untuk menganalisis pengaruh produktivitas tenaga kerja, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gresik tahun 2001-2016.

E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan kepada pihak yang berkepentingan dalam menyusun kerangka pengambilan kebijakan, antara lain :

(8)

8

Sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan mengenai aspek-aspek yang menunjang masalah perluasan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gresik.

2. Otoritas Pemerintah Daerah

Sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan mengenai penetapan upah maupun pengendalian makro ekonomi dalam rangka menjaga terjadinya kesempatan kerja bagi masyarakat.

3. Pengembangan Keilmuan

Sebagai acuan, rujukan dan referensi dalam pengembangan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih

Pernyataan Ketika sedang marah pada seseorang, saya akan mempertimbangkan tindakan saya dengan hati-hati Apabila saya tertekan, saya akan berusaha mengingat hal-hal yang membuat

Multimedia merupakan suatu piranti komunikasi dengan lebih dari satu media komunikasi yang berbasis komputer untuk menyampaikan informasi.. Multimedia dapat berperan di

Pada motor injeksi, setiap melakukan perubahan bagian yang berhubungan dengan ruang bakar, saluaran isap atau saluran buang, maka harus dilakukan setting

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan bahwa kemampuan pemecahan masalah mahasiswa tergolong baik sekali pada indikator pertama

Kekurangan ampas di PG selayaknya dapat diatasi karena tebu memiliki kadar ampas yang cukup untuk bahan bakar ketel, dengan instalasi yang seimbang, peralatan yang

Tutkimuksessa mukana olevien vuokra-asunnon tarjoajien vertailulla pyritään saamaan kokonaiskuva pääkaupunkiseudun arava- ja korkotukivuokra-asuntojen hakijoista,

Shalahuddin (2015:289) ERD adalah “ pemodelan awal basis data yang dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika untuk pemodelan basis data