• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP A. Kesimpulan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Partisipasi Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) dalam pengelolaan lingkungan sebagai upaya mitigasi bencana banjir di Kelurahan Joyosuan. Banjir merupakan suatu yang menjadi masalah besa bagi masyarakat Joyosuran secara umum. Hampir setiap tahun wilayah Joyosuran selalu dilanda musibah banjir yang menganggu aktifitas mereka dan bahkan merugikan masyarakat yang terkena. Masalah lingkungan memang harus diselesaikan secara bersama-sama. Dalam mengatasi masalah lingkungan, tentu lebih tepat adanya pelibatan perempuan di dalamnya, karena lingkungan merupakan masalah yang erat kaitannya dengan perempuan. Di balik bencana banji yang terjadi di Joyosuran, di situ juga terdapat kelompok perempuan yang sangat peduli akan nasib lingkungan tempat tinggal mereka. Kelompok tersebut diberi nama Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ). Berbekal pengalaman dan kesadaran akan lingkungan, maka perempuan-peempuan Joyosuran tergabung dalam satu wadah demi mengusahakan penyelamatan lingkungan mereka. Dengan adanya bantuan dari Community Organizer, partisipasi yang dilakukan perempuan Joyosuran lebih terarah dan tepat guna.

Partisipasi yang dilakukan oleh Kelompok Perempuan Joyosuran dalam membantu menangani masalah banjir dimulai dengan beberapa tahapan seperti, tahap perencanaan kegiatan, tahap pelaksanaan kegiatan, tahap pemantauan, serta tahap pemanfaatan hasil dari kegiatan mereka. Pada tahap peencanaan kegiatan di dalamnya terdapat kegiatan yang dilakukan yaitu identidikasi masalah. Dalam identifikasi masalah tersebut didapatkan beberapa masalah yang ditemukan oleh mereka diantaranya yaitu masalah lingkungan, kesehatan masyarakat, masalah pendidikan dan masalah kemandirian perempuan. Dengan adanya temua masalah

(2)

tersebut, lantas mereka melakukan pengambilan keputusan yaitu dengan melakukan suatu program yang digunakan untuk mengatasi masalah lingkungan yang dirasa merupakan masalah yang paling kompleks di wilayah Joyosuran. Mereka memutuskan untuk melakukan program kegiatan pengelolaan lingkungan yang juga sekaligus digunakan untuk meminimalisir bencana bajir yang sering terjadi.

Pada tahap partisipasi selanjutnya adalah tahap pelaksanaan kegiatan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut tentunya perempuan-peempuan tersebut berpartisipasi dalam pembuatan proposal untuk bisa melakukan pengajuan dana untuk membantu pelaksanaan kegiatan mereka tersebut. Dalam pelaksanaannya pogram pengelolaan kegiatan, partisipasi perempuan terbagi menjadi bebeapa kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan. Kegiatan dan tindakan tersebut diantaranya adalah sosialisasi, dimana sosialisasi tersebut dilaksanakan di dalam lingkup PKK ataupun dalam bentuk sarasehan dengan mengundang seluruh warga Joyosuran untuk mengikutinya. Kemudian kegiatan selanjutnya adalah pemeliharaan sungai Jenes. Di dalamnya terdapat kegiatan kerja bakti dan perawatan sungai, dalam kegiatan tersebut begitu besar partisipai Kelompok Perempuan Joyosuran untuk ikut andil melakukan kegiatan tersebut. Selain berpartisipasi dalam kerja bakti tersebut, KPJ juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan penanaman pohon di bantaran sungai guna memperindah serta juga melakukan penghijauan di wilayah bantaran sungai Jenes. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan KPJ adalah pengelolaan sampah. Kegiatan tersebut juga terdapat beberapa kegiatan di dalamnya seperti, pemilahan sampah, bank sampah, pembuatan pupuk serta juga pelatihan pembuatan kerajinan daur ulang sampah. Dari beberapa kegiatan tersebut, partisipasi KPJ untuk bisa melakukannya tetaplah tinggi, mereka selalu mengikuti kegiatan lingkungan tersebut. Partisipasi perempuan Joyosuran tidak berhenti pada kegiatan tersebut saja, namun untuk kegiatan selanjutnya seperti pembuatan sumur resapan

(3)

serta juga pengadaan tong sampah di bantara sungai juga mendapatkan partisipasi yang tinggi dari perempuan Joyosuran.

Tahap partisipasi perempuan selanjutnya yang dilakukan adalah pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan, Partisipasi KPJ dalam melakukan pengawasan program dilakukan dengan cara selalu memantau jalannya kegiatan pengelolaan lingkungan tersebut, dan apabila meeka menemukan masalah ataupun kendala sekecil apapun dengan segera mungkin mereka laporkan dalam forum pertemuan rutin Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ). Untuk tahapan partisipasi selanjutnya adalah tahap pemanfaatan hasil dari kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah mereka lakukan. Dalam kegiatan ini partisipasi yang telah dilakukan oleh perempuan-perempuan Joyosuran akan menuai hasilnya. Hasil dari kegiatan-kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan, mereka manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dan dengan adanya kegiatan pengelolaan lingkungan tersebut membeikan manfaat yang besar bagi seluruh warga masyarakat Joyosuran. Manfaat yang bisa diperoeh adalah, banjir yang selama ini terjadi di wilayah Joyosuran semakin berkurang, dan sungai yang dulunya tercemar oleh sampah-sampah, kini mulai bersih dan terlihat bersih dan lebih hijau. Sampah-sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya pun tidak lagi dibuang secara cuma-cuma, namun juga diakukan pemilahan sehingga sampah yang masih bisa didaur ulang dapat dimanfaatkan kembali.

Bedasarkan pada konsep tipologi partisipasi, penelitian ini termasuk dalam tipe partisipasi yaitu partisipasi fungsional dan termasuk juga dalam tipe partisiapasi inteaktif. Selain konsep tipologi partisipasi, penelitian ini juga menggunakan konsep partisipasi yaitu bentuk partisipasi. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sudah temasuk dalam rangkaian bentuk partisipasi seperti menjadi anggota kelompok masyarakat, melibatkan diri pada kegiatan organisasi, melibatkan diri pada kegiatan diskusi kelompok, menggerakkan sumberdaya masyarakat, dan mengambil bagian dalam pengambilan

(4)

keputusan. Sedangkan dalam konsep lain yaitu konsep derajat kesukaelaan partisipasi, hasil penelitian ini termassuk dalam partisipasi spontan serta juga temasuk dalam partisipasi terinduksi karena hasil dari penelitian menunjukkan ciri-ciri yang sama dengan jenis derajat kesukarelaan partisipasi tesebut. Dalam konsep tingkatan partisipasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi yang dilakukan oleh Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) sudah termasuk dalam 5 rangkaian tingkatan partisipasi yaitu memberikan informasi, konsultasi, pengambilan keputusan bersama, bertindak bersama serta memberi dukungan.

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Dari Partisipasi Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) Dalam Pengelolaan Lingkungan Sebagai Upaya Mitigasi Bencana Banjir.

a. Faktor pendorong

Kemampuan dari perempuan untuk ikut andil berpartisipasi dalam semua kegiatan pengelolaan lingkungan yang bentuk oleh Kelompok Peempuan Joyosuran (KPJ) tersebut tidak lepas dari adanya faktor pendorong demi kelancaran kegiatan tersebut. Hal yang mendorong patisipasi perempuan dalam kegiatan pengelolaan ingkungan di Joyosuran tersebut adalah dari kesadaran perempuan Joyosuran untuk peduli lingkungan mereka. Dengan memiliki bekal bahwa mereka mulai sadar akan pentinganya lingkungan bagi kehidupan, hal tersebut akan lebih mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan ke depannya. Selain itu juga adanya kesempatan keterlibatan perempuan. Keterlibatan perempuan di dalam kegiatan pengeolaan lingkungan dikatakan sangatlah penting, karena adanya anggapan bahwa perempuan sangat erat kaitan dengan lingkungan hal tersebut memang benar adanya. Sehingga adanya keterlibatan perempuan dalam kegiatan ini sangatlah membantu untuk lebih mudah menyelesaikan masalah.Hal yang menjadi pendorong selanjutnya adalah adanya dukungan dari pemerintah setenpat. Dengan adanya

(5)

bekal dukungan pemerintah setempat dalam melakukan kegiatan, maka hal tersebut mempermudah KPJ untuk mendapatkan ijin juga dalam melakukan setiap kegiatan yang telah direncanakan.

b. Faktor Penghambat

Dalam melaksanakan kegiatan tentu didalamnya juga terdapat hal-hal yang menghambat jalannya kegiatan. Hal yang menghambat partisipasi Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) dalam melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan ini adalah karena adanya peran ganda yang dimiliki oleh perempuan-perempuan tersebut. Perempuan-perempuan tersebut sedikit mengalami kesulitan dalam membagi peran mereka antara peran apabila mereka berada di rumah serta peran dan tugas mereka apabila mereka berada dalam KPJ. Waktu yang membuat mereka lebih berpikir ekstra untuk mampu membagi tugas mereka tersebut. Namun, apabila perempuan-peempuan tersebut tidak bisa membagi waktunya dengan sebaik mungkin, maka yang terjadi adalah kurang maksimalnya partisipasi mereka dalam proses pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan oleh KPJ tersebut, dimana kegiatan tesebut tidak hanya bermanfaat bagi masing-masing warga namun akan berdampak positif bagi seluruh warga Joyosuran. Kegiatan pengelolaan lingkungan itu sendiri juga memiliki tujuan untuk bisa memitigasi serta meminimalisir dampak bencana banjir yang seing tejadi di wilayah Joyosuran.

Selain itu juga ada faktor penghambat lain yang juga memperngaruhi kinerja perempuan dalam melaksanakan semua kegiatan dalam KPJ, yaitu masalah pribadi antar anggota. Dimana ada rasa saling tiddak suka antara satu anggota dengan anggota lain oleh segelitir anggota KPJ. Hal tersebut juga akan menghambat loyalitas mereka dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ).

(6)

B. Implikasi

1. Implikasi Metodologik

Penelitian ini menggunakan metodologi yaitu berfungsi sebagai cara-cara dalam melakukan penelitian. Metodologi tersebut diantaranya adalah menggunakan penelitian fenomenologi. Fenomenologi sendiri dipilih karena peneliti berusaha menjelaskan bagaimana partisipasi Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) dalam melakukan pengelolaan lingkungan sebagai upaya mitigasi bencana banjir berdasarkan pengalaman dari apa yang telah dialami oleh perempuan-perempuan yang ada di Joyosuran tersebut. Untuk teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling, dimana informan yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu pengurus dan anggota KPJ, serta selain itu juga dari CO LSM dan pihak dari Kelurahan Joyosuran. Setelah mendapatkan informan yang sesuai dengan kriteria, selanjutnya dilakukan wawancara mendalam kepada informan tersebut. Untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber, yaitu peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan yang telah ditentukan tentang KPJ beserta kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan.

Sumber data yang dipilih dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan juga sekunde. Seperti teknik observasi langsung di lapangan yaitu di Kelurahan Joyosuran Kota Surakarta. Keuntungan menggunakan penelitian kualitatif fenomenologi adalah fakta-fakta yang ada dalam kehidupan infoman dalam menunjukkan bagaimana partisipasinya dalam melakukan pengelolaan lingkungan sebagai upaya mitigasi bencana banjir berdasarkan dari pengalaman mereka sendiri, dimana mereka telah mengalami musibah tersebut sebelumnya. Sehingga dengan begitu, hasil dari penelitian ini adalah hasil apa adanya dan kebenaran yang telah di dapatkan.

(7)

2. Implikasi Teoritis

Penelitian ini menggunakan Teori Tindakan Sosial Max Weber. Menurut Weber, teorinya adalah tentang perilaku individu dapat mempengaruhi masyarakat lain secara luas. Teori Tindakan digunakan untuk mencoba menjelaskan tindakan-tindakan mitigasi bencana banjir yang dilakukan oleh Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) yang dimana mereka sangat konsen terhadap masalah lingkungan yang terjadi di wilayah Joyosuran. Dalam penelitian ini, kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Perempuan Joyosuran dijelaskan dengan menggunakan teori tindakan sosial dari Max Weber, dimana tindakan sosial menurut Weber dibagi menjadi empat, yaitu tindakan rasionalitas instrumental, tindakan rasionalitas berorientasi nilai, tindakan afektif serta tindakan tradisional. Dengan menggunakan teori tindakan sosial ini, maka peneliti dapat menganalisis setelah mendapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan. Sehingga dengan begitu dapat diketahui tindakan yang dilakukan KPJ dalam kegiatan pengelolaan lingkungan tersebut termasuk dalam macam tindakan yang mana pada teori tindakan sosial yang telah dijelaskan oleh Max Weber.

3. Implikasi Empiris

Kegiatan Kelompok Perempuan Joyosuran yang melakukan pengelolaan lingkungan yang tujuannya untuk mitigasi bencana banjir tersebut juga bisa menjadi referensi tindakan pengurangan dampak bencana bagi masyarakat sekitar Joyosuran ataupun bagi warga masyarakat daerah lain yang mengalami masalah lingkungan yang sama dengan Joyosuran. Dengan berbagai macam kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama dengan Kelompok Perempuan Joyosuran juga memberikan peningkatan mutu kehidupan bagi peempuan-peempuan di wilayah Joyosuran. Terbukti bahwa sebelumnya peempuan-perempuan tersebut tidak memiliki kesibukan lain karena hanya menjadi ibut rumah tangga biasa, namun saat ini dengan adanya kegiatan-kegiatan yang

(8)

dibentuk oleh Kelompok Perempuan Joyosuran tersebut maka perempuan-perempuan tersebut menjadi lebih memiliki kesibukan positif yang mana kesibukan tersebut juga mendatang manfaatdalam berbagai bidang dalam kehidupan mereka.

C. Saran

1. Kepada Kelompok Peempuan Joyosuran

Kelompok Perempuan Joyosuran merupakan suatu kelompok perempuan yang sangat konsen pada lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Kegiatan pengelolaan lingkungan tersebut sekaligus sebagai upaya untuk mengatasi dampak-dampak banjir yang sering terjadi di wilayah Joyosuran ini. Namun selama ini anggota yang berpartisipasi di dalam Kelompok Perempuan Joyosuran hanya berasal dari beberapa wilayah seperti RW 03, RW 04, RW 12. Walaupun dalam melakukan kegiatan semua peempuan di berbagai wilayah di Joyosuran juga mengikutinya, namun yang tergabung dalam anggota KPJ hanya beberapa wilayah saja. Oleh karena itu diharapkan supaya anggota KPJ juga lebih meluas mencakup sebagian besar wilayah RW di Kelurahan Joyosuran. Selanjutnya untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan di Joyosuran, disarankan juga untuk KPJ tetap berusaha menjaga kelanggengan semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk lingkungan mereka, supaya kelestarian lingkungan di Joyosuran tetap selalu terjaga sampai kapanpun. 2. Kepada Pemerintah

Dalam penelitian ini, peneliti berharap kepada pemerintah juga untuk selalu memperhatikan daerah-daerah di wilayahnya terutama di wilayah Kota Surakarta yang masih rawan akan bencana. Pemerintah diharapkan lebih jeli dalam melihat masalah-masalah yang dialami oleh masyakatnya secara umum. Dengan adanya perhatian yang lebih dai pemerintah setempat, maka masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya mungkin akan lebih bisa teratasi. Dukungan yang diberikan oleh pemerintah setempat akan memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya bagi Kelompok Perempuan Joyosuran, sehingga lebih semangat dalam

(9)

melaksanakan semua kegiatan yang telah mereka rencanakan untuk bisa membantu pemerintah juga dalam mengatasi masalah banjir yang ada di wilayah Surakarta meskipun sekarang hanya pada lingkup wilayah Kelurahan Joyosuran saja.

3. Kepada Mahasiswa

Dalam penelitian ini, peneliti berharap semoga laporan penelitian tentang partisipasi perempuan dalam mitigasi bencana banjir ini dapat memberikan manfaat juga bagi mahasiswa lain. Sehingga apabila ada mahasiswa yang hendak membuat penelitian tentang tema yang sama, maka mereka dapat menjadikan hasil penelitian ini digunakan untuk referensi mereka sehingga dapat mempermudah dan memperlancar serta juga dapat digunakan untuk bahan perbandingan bagi penelitian itu.

Referensi

Dokumen terkait

Kami memahami kebimbangan anda dan kami prihatin dan sedia membantu dengan pelan bantuan yang bersesuaian dengan keperluan kewangan anda. Sekiranya kami tidak

Dari ke 5 strategi menurut Hanafie, 2010 menunjukkan bahwa di tiap indikator dalam mencapai strategi akan pangan yang dianjurkan oleh Badan Ketahanan Pangan

kelompok siswa yang diberikan Ceramah bervariasi. Hasil Perhitungan ANAVA 2 x 2 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok

Teori-teori tersebut mengatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi terjadinya praktik perataan laba karena investor seringkali terpusat pada informasi laba karena

Mendeskripsikan struktur batin puisi pada kumpulan sajak Asmaradana karya Goenawan Mohamad yang tertuju pada sumber data penelitian 2.. Mendeskripsikan penggunaan citraan

Pada penelitian ini yang dilakukan dihutan primer Taman Nasional Gunung leuser ditemukan 32 jenis liana dengan nilai H’= 3,037 dengan kategori tinggi sedangkan

Dari latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu bagaimana memilih lokasi yang baik dalam pembangunan bengkel alat dan mesin pertanian agar tepat

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke