JARINGAN KOMUNIKASI TRADISIONAL
KASUS SISTEM PENGAIRAN TRADISIONAL SUBAK DI PROPINSI BALI
Oleh: DAVID RIZAR NUGROHO & RETNO DEWI
Komunikasi
1.
Komunikasi adalah suatu proses
melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk
kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk perilaku
orang-orang lainnya (khalayak). Hovland,
Janis & Kelley, 1953
Komunikasi
2.
Komunikasi adalah proses
penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui
penggunaan simbol-simbol seperti
kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain. Berelson dan
Stainer, 1964
Komunikasi
3.
Komunikasi adalah suatu proses
yang menghubungkan satu bagian
dengan bagian lainnya dalam
kehidupan. Ruesch, 1957
4.
Komunikasi adalah seluruh prosedur
melalui mana pikiran seseorang
dapat mempengaruhi pikiran orang
lainnya. Weaver, 1949
Komunikasi Informal
1.
Suatu komunikasi juga dapat
dikatakan formal ketika komunikasi
antara dua orang atau lebih yang ada
pada suatu organisasi dilakukan
berdasarkan prinsip - prinsip dan
struktur organisasi .
Komunikasi Informal
2.
Komunikasi Informal adalah
komunikasi antara orang yang ada
dalam suatu
organisasi , akan
tetapi tidak direncanakan atau tidak
ditentukan dalam struktur organisasi
Komunikasi Informal
3.
Komunikasi Non Formal adalah
proses komunikasi yang berada di
antara yang formal atau resmi
dengan yang tidak resmi
atau informal . Komunikasi jenis ini
biasanya berupa komunikasi yang
berhubungan dengan hubungan
pribadi
Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini
dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama,
kelompok kecil sesuai dengan
sumberdaya yang dimilikinya akan
mengembangkan pola komunikasi yang
menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi.
Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi ini kemudian
merupakan sistim komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam
mengirimkan pesan dari satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan
komunikasi ini bisa dipandang sebagai
struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana
Jaringan Komunikasi
Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan
komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk
Jaringan Komunikasi
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian
jaringan komunikasi adalah suatu
rangkaian hubungan di antara
individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut,
sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu
Struktur Jaringan Komunikasi
Menurut DeVito (1997), ada lima struktur jaringan komunikasi kelompok, yang juga akan relevan di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di lingkaran klik
Struktur Jaringan Komunikasi
Struktur Jaringan Komunikasi
Dalam struktur lingkaran, sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya
sama, mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok.Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua
anggota bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada
kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level, pada intinya setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.
Struktur Jaringan Komunikasi
Struktur Jaringan Komunikasi
Dalam struktur roda, sebuah organisasi memiliki pemimpin yang jelas, yaitu
posisinya dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang berkomunikasi dengan
masing-masing orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang tersebut adalah
peimpin. Orang (pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan
Struktur Jaringan Komunikasi
Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan melalui
pemimpinnya. Orang yang berada ditengah (pemimpin) mempunyai wewenang dan
kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya.Penyelesaian masalah dalam stuktur roda .bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.
Struktur Jaringan Komunikasi
Struktur Jaringan Komunikasi
Struktur Y relative kurang tersentralasasi
dibanding karakteristik individu dan perilaku komunikasi dalam struktur roda. Tetapi lebih tersentralasasi dibanding dengan pola
lainnya. Jaringan Y memasukkan dua orag sentral yang menyampaikan informasi
kepada yang lainnya pda batas luar suatu pengelompokan. Pada jaringan ini, seperti pada jaringan rantai, sejumlah saluran
terbuka dibatasi, dan komunikasi bersifat disentralisasi atau dipusatkan.
Struktur Jaringan Komunikasi
Orang hanya bisa secara resmi
berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja. Dalam struktur Y juga terdapat
pemimpin yang jelas, tetapi semua aggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirim dan menerima pesan dari dua orang lainnya, sedangkan ketiga anggota lainnya terbatas hanya
Struktur Jaringan Komunikasi
Struktur Jaringan Komunikasi
Dalam struktur rantai dikenal komunikasi
sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut
hubungan komunikasi garis langsung
(komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.System
komunikasi dalam struktur rantai sama
dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat
Struktur Jaringan Komunikasi
Keadaan terpusat juga terjadi disini. Orang
yang berada ditengah lebih berperan sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada
diposisi lain. Dalam struktur ini, Sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi degan orang-orang tertentu saja.
Struktur Jaringan Komunikasi
Struktur Jaringan Komunikasi
Struktur ini juga hampir sama dengan struktur limgkaran. Dalam arti semua amggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Pada jaringan pinwheel seluruh saluran
terbuka. Setiap orang berkomunikasi sengan setiap orang lainnya. Jaringan pinwheel ini memberikan contoh suatu struktur
Struktur Jaringan Komunikasi
Jaringan terpusat/sentralisasi dan
desentralisasi memiliki kegunaan yang berbeda. Sebagai contoh, struktur
desentralisasi dapat lebih efektif untuk
pemecahan masalah secara kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan informasi secara
Analisi Jaringan Komunikasi
Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu pendekatan dari penelitian
yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pendekatan model
Analisi Jaringan Komunikasi
Hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi, yaitu:
1. Mengidentifikasi klik dalam suatu sistem; 2. Mengidentifikasi peranan khusus
seseorang dalam jaringan misalnya
sebagai liaisons, bridges, dan isolated;
3. Mengukur berbagai indikator (indeks)
struktur komunikasi seperti keterhubungan Klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik, dan lain sebagainya.
Analisi Jaringan Komunikasi
Yang dimaksud dengan klik adalah bagian dari sistem (sub sistem) dimana anggota-anggotanya relatif lebih sering berinteraksi satu sama lain dibandingkan dengan
anggota-anggota lainnya dalam sistem komunikasi (Rogers dan Kincaid 1981).
Analisi Jaringan Komunikasi
Ada tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi klik, yaitu:
1. Setiap klik minimal harus terdiri dari 3 anggota; 2. Setiap anggota klik minimal harus mempunyai
derajat keterhubungan 50% dari hubungan-hubungannya di dalam klik;
3. Seluruh anggota klik baik secara langsung
maupun tidak langsung harus saling
berhubungan melalui suatu ranlai hubungan dyadic yang berlangsung secara kontinyu dan menyeluruh di dalam klik (Rogers dan Kincaid 1981).
Analisi Jaringan Komunikasi
Knoke dan Kuklinski dalam Setyanto 1993) menegaskan bahwa analisis jaringan
komunikasi mempunyai dua konsep dasar tentang tingkah laku sosial, yakni:
1. Dalam analisis jaringan harus dilihat bahwa keterlibatan individu yang ada di dalamnya tidak hanya seorang melainkan
melibatkan banyak pelaku yang berpartisipasi dalam sistem sosial itu. Sifat hubungan yang terdapat pada individu juga akan terdapat
pada individu lain yang terlibat dan mungkin dapat mempengaruhi terhadap persepsi,
masing-Analisi Jaringan Komunikasi
Knoke dan Kuklinski dalam Setyanto 1993) menegaskan bahwa analisis jaringan
komunikasi mempunyai dua konsep dasar tentang tingkah laku sosial, yakni:
1. Dalam analisis jaringan harus dilihat
bahwa keterlibatan individu yang ada di dalamnya tidak hanya seorang melainkan melibatkan banyak pelaku yang
Analisi Jaringan Komunikasi
Sifat hubungan yang terdapat pada
individu juga akan terdapat pada individu lain yang terlibat dan mungkin dapat
mempengaruhi terhadap persepsi,
kepercayaan dan tindakan dari masing-masing individu. Di dalam analisis
jaringan, langkah-langkah ini tidak hanya berhenti pada penjumlahan dari tingkah
Analisi Jaringan Komunikasi
2. Di dalam Jaringan perlu diperhatikan berbagai tingkatan struktur dalam
sistem I. Sebab suatu struktur sosial tertentu berisi keteraturan pola
Sistem Pengairan Subak di Bali
Subak adalah sistem teknologi irigasi
tradisional yang berkeadilan bersandar
pada kearifan lokal dengan pendekatan
socio-cultural. Subak merupakan
organisasi kemasyarakatan yang khusus
mengatur sistem pengairan sawah yang
digunakan dalam cocok tanam padi di Bali
Sistem Pengairan Subak di Bali
Kajian mengenai sistem irigasi subak adalah cerminan konsep Tri Hita Karana (THK) yang pada hakikatnya terdiri dari Parhyangan,
Pawongan, dan Palemahan. Parhyangan ditunjukkan adanya pemujaan terhadap pura
pada wilayah subak. Pawongan ditandai dengan adanya organisasi yang mengatur sistem irigasi subak, dan palemahan yang ditandai dengan kepemilikan lahan atau wilayah di setiap subak. Ketiga hal ini memiliki hubungan yang bersifat timbal balik
.
Sistem Pengairan Subak di Bali
Perwujudan konsep THK dalam operasional sistem irigasi subak antara lain :
1. Subsistem budaya yang dicerminkan dengan
pola pikir pengelolaan air irigasi yang dilandasi dengan keharmonisan dan
kebersamaan. Contoh: Menyelenggarakan upacara mendak toya, membuat Pura
bangunan suci (Bedugul) di lahan yang tersisa pada lokasi bangunan-bagi.
Sistem Pengairan Subak di Bali
2. Subsistem sosial yang dicerminkan
dengan adanya organisasi subak yang disesuaikan dengan kepentingan petani, sehingga tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. Dan konflik yang terjadi di dalam subak dapat dihindari agar tercipta
keharmonisan.Contoh: Pembuatan awig-awig (peraturan) agar dapat dipatuhi oleh semua anggota dan pengurus subak,
adanya rapat yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama.
Sistem Pengairan Subak di Bali
3. Subsistem artefak/kebendaan yang
dicerminkan dengan ketersediaan sarana jaringan irigasi yang sesuai dengan
kebutuhan subak, pendistribusian air secara adil, dan proses peminjaman air.
Sehingga, konflik-konflik dapat dicegah.
Contoh: Pembagian air menggunakan sistem tektek, sistem suplesi dan drainasi yang terpisah dalam satu kompleks sawah yang dikenal dengan “one inlet and one outlet system”, dan adanya pemberian
tambahan air seandainya terjadi suplai air yang kurang di lahan petani.
Kelembagaan Subak di Bali
Subak merupakan perkembangan dari
beberapa tempek yang memiliki luas areal
yang besar serta sulit untuk dikooordinasikan dan subak memiliki otonomi ke dalam dan ke luar. Tempek merupakan suatu komplek
persawahan yang mendapat air irigasi dari satu sumber tertentu.
Kelembagaan Subak di Bali
Setiap tempek hanya memiliki otonomi ke dalam. Subak-subak yang memperoleh air dapat bergabung menjadi subakgede. Subak gede pun bisa berkembang menjadi subak yang lebih besar, yaitu subak agung. Subak agung yang ada di Bali terdapat di
Subakagung Yeh Ho di Kabupaten Tabanan dan Subakagung Gangga Luhur di
Aspek Organisasi Subak di Bali
Organisasi subak berbentuk tim kerja yang berorientasi pada kecapaian tujuan yang
diinginkan dalam organisasi subak. Berkaitan dengan cara sistem subak mengatur
penyediaan air, maka pada suatu subak di daerah tertentu menunjuk seorang petilik (pengawas air) yang bertugas mengawasi pendistribusian dan alokasi air di kawasan tersebut secara rutin
Aspek Organisasi Subak di Bali
Di dalam subak, peranan pengurus
(pekaseh) subak menentukan keberhasilan subak yang dipimpinnya tersebut. Sebab ia yang mengatur air irigasi pada saat kondisi air yang kritis, menetapkan hari baik untuk menanam tanaman tertentu, merencanakan upacara tertentu. Pada dasarnya, pengurus subak memimpin dan mengendalikan subak sesuai dengan prinsip-prinsip THK.
Distribusi Air Dalam Sistem Subak
Sistem subak sebagai lembaga adat yang otonum tetap dapat mengatur dirinya sendiri tanpa menimbulkan konflik, karena tetap
mengusahakan adanya harmoni dengan lingkungan sekitar. Adapun artefak yang
dimanfaatkan oleh sistem subak di Bali untuk membantu kelancaran pendistribusian air
Distribusi Air Dalam Sistem Subak
1. Bendung (empelan), yang memiliki
fungsi sebagai lokasi tempat masuknya air yang akan menuju areal subak.
Lokasi bendung pada dasarnya
ditempatkan pada kawasan tikungan sungai, pada kawasan sungai yang lokasinya paling dekat dengan
hamparan sawah petani yang bersangkutan.
Distribusi Air Dalam Sistem Subak
1. Sementara itu, pada setiap lokasi
bangunan bendung dibangun sebuah pura yang disebut Pura Empelan, yang dimanfaatkan sebagai tempat pelaksanaan upacara mendak toya/ magpag toya. Dan
penanggungjawab bendung adalah klian subak bersama-sama dengan seluruh
Distribusi Air Dalam Sistem Subak
2. Trowongan (aungan), memiliki fungsi sebagai tempat mengalirnya air irigasi menuju ke saluran tersier. Trowongan akan dibangun oleh petani jika mereka gagal memanfaatkan saluran irigasi
yang terbuka. Dalam proses pembuatan trowongan para ahli bangunan (undagi) akan berusaha memilih lintasan
trowongan pada lahan yang terdiri dari batu, batu pada, atau tanah yang cukup
Distribusi Air Dalam Sistem Subak
2. keras untuk menyangga tanah yang ada di atas bangunan. Adapun
penanggungjawab bendung adalah kelian subakbersama-sama dengan seluruh anggota subak
3. Saluran irigasi (telabah), memiliki fungsi sebagai tempat mengalirnya air irigasi yang akan menuju ke petak sawah
petani. Dan penaggungjawabnya adalah kelian tempekbersama-sama petani
yang berkepentingan dengan saluran yang bersangkutan.
Distribusi Air Dalam Sistem Subak
2. keras untuk menyangga tanah yang ada di atas bangunan. Adapun
penanggungjawab bendung adalah kelian subakbersama-sama dengan seluruh anggota subak
3. Saluran irigasi (telabah), memiliki fungsi sebagai tempat mengalirnya air irigasi yang akan menuju ke petak sawah
petani. Dan penaggungjawabnya adalah kelian tempekbersama-sama petani
Distribusi Air Dalam Sistem Subak
3. yang berkepentingan dengan saluran yang bersangkutan.
4. Bangunan bagi (tembuku) pada sistem subak dibangun dengan konsep
proporsional dari bangunan-bagi hulu
hingga hilir. Unit ukuran yang digunakan adalah tektek. Tektek merupakan
sistem bagi habis antara jumlah air yang masuk ke subak yang bersangkutan
dengan jumlah areal sawah yang ada di .
Distribusi Air Dalam Sistem Subak
4. Subak bersangkutan. Sistem tektek di Bali telah mengalami modifikasi (ini terjadi di Subak Sungsang)
menjadi sistem sentimeter. Namun, pelaksanaannya tetap dalam konsep proporsional. Bangunan-bagi pada jaringan tersier dibuat tidak
permanen agar dapat memudahkan dalam proses pinjam air irigasi.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Sistem Subak menerapkan kesadaran dan kegotong royongan yang sangat tinggi.
Mereka sangat takut dengan awig-awig
(peraturan), sebagai bentuk hukum tertulis
yang memuat seperangkat kaidah bertingkah laku dalam masyarakat petani. Pelanggar
awig-awig akan dikenai sanksi tegas dan nyata..
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Awig-awig mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (tata kahyangan). Juga mengatur hubungan antarmanusia (tata
pawongan) dan hubungan manusia dengan lingkungan (tata palemahan). Karena itu
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Di Bali, Subak memiliki organisasi dengan
ketuanya yang disebut Pekaseh. Pekaseh ini melakukan komunikasi dengan para petani, peternak, juga pengelola kegiatan yang
terkait dengan pengelolaan air. Mereka punya forum musyawarah yang disebut Sangkep.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Di forum ini Pekaseh memimpin musyawarah, membuat perencanaan dan melaksanakan
pengairan baik untuk sawah, kolam ikan, termasuk air bersih dengan sangat adil.
Perencanaan matang disiapkan bagaimana nantinya sebuah lahan akan diberi air,
seberapa banyak, seberapa lama, dan
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Karena Subak membangun komunikasi melaui organisasi konsep De Vito mejadi releven untuk menganalisis kasus ini. DeVito lebih menekankan pada struktur jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Menurut DeVito (1997), ada lima struktur jaringan komunikasi kelompok, yang juga akan relevan di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di lingkaran klik. Kelima struktur tersebut adalah struktur lingkaran, struktur roda, struktur Y, struktur rantai dan struktur semua saluran.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Sistem subak memiliki struktur organisasi maka struktur jaringan komunikasi yang relevan digunakan adalah struktur roda (wheel networking)
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Dalam struktur roda, sebuah organisasi
memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang berkomunikasi dengan masing-masing orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang tersebut adalah peimpin. Orang (pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat
mengirim dan menerima pesan dari semua anggota.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Jika seorang anggota ini berkomunikasi
dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada ditengah (pemimpin)
mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya.
Penyelesaian masalah dalam stuktur roda
.bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Dalam system jaringan komunikasi tradisional Subak, Pekaseh sebagai pemimpin kelompok berperan sebagai sentrum. Di dalam subak. peranan pekaseh subak menentukan
keberhasilan subak yang dipimpinnya tersebut. Sebab ia yang mengatur air irigasi pada saat kondisi air yang kritis, menetapkan hari baik untuk menanam tanaman tertentu,
merencanakan upacara tertentu. Pekaseh
mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Pekaseh dipilih oleh anggota subak berdasarkan derajat ketokohannya dan kemampuannya
sebagai pemuka pendapat (opinion leader). Ketua subak (pekaseh) bertugas untuk
mengkoordinasikan tugas-tugas ke luar dan ke dalam yang dibantu oleh sekretaris dan
bendahara. Sedangkan kelian tempek (sub-subak) bertugas untuk mengkoordinasikan tugas-tugas ke dalam (ke wilayah
masing-masing subak), dan tidak memiliki kewenangan berhubungan ke luar
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Sementara peranan sedahan hanya berfungsi dalam pemungutan pajak (Pajak Bumi dan
Bangunan), sedangkan sedahan-agung kini bergabung dengan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota, namun saat ini
organisasi subak banyak berhubungan dengan Dinas Pekerjaan Umum berkaitan dengan
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Sementara peranan sedahan hanya berfungsi dalam pemungutan pajak (Pajak Bumi dan
Bangunan), sedangkan sedahan-agung kini bergabung dengan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota, namun saat ini
organisasi subak banyak berhubungan dengan Dinas Pekerjaan Umum berkaitan dengan
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Istilah opinion leader menjadi perbincangan dalam literatur komunikasi sekitar tahun 1950-1960-an. Sebelumnya, dalam literatur
komunikasi sering digunakan kata-kata
influentials, influencers atau tastemakers untuk menyebut opinion leader. Kata opinion leader
kemudian lebih lekat pada kondisi masyarakat di pedesaan
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Opinion leader adalah orang yang mempunyai keunggulan dari masyarakat kebanyakan.
Seorang opinion leader mempunyai karakteristik yang membedakan dirinya dengan orang lain. Beberapa karakteristik yang dimaksud adalah : lebih tinggi status soaial-ekonominya, lebih
inovatif dalam menerima dan mengadopsi ide baru, lebih tinggi pengenalan medianya (media exposure), kemampian empatinya lebih besar, partisipasi sosial lebih besar
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Tak bisa dipungkiri bahwa opinion leader menjadi salah satu unsur yang sangat
mempengaruhi proses komunikasi, khususnya di pedesaan. Hal ini karena Desa merupakan
tempat hidup masyarakat tradisional yang masih memiliki cara hidup, cara berperilaku dan cara berinteraksi yang bersifat tardisional pula
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Pola hidup yang saling membantu dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma kebersamaan adalah cerminan hidup yang
selalu dipegang teguh oleh masyarakat
pedesaan. Berbagai perubahan dan kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh peran
opinion leader ini dan itu nyata adanya dalam sistem jaringan komunikasi tradisional Subak di Bali.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
Beberapa ciri opinion leader beserta proseskomunikasi yang dijalankan adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi interpersonal mempunyai struktur jaringan yang telah tertentu
(umpamanya, kerabat, keluarga besar, suku, dan sebagainya) yang sangat kuat, karena ikatan yang telah lama ada,
kebiasaan-kebiasaan setempat yang telah lama tertanam, dan setiap struktur ini
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
2. Komunikasi di dalam masyarakat
Indonesia ditandai oleh ciri-ciri sistem
komunikasi feodal. Ada garis hirarki yang ketat sebagai bawaan dari sisten
tradisional; pemuka-pemuka pendapat
sudah tertentu dan mempunyai pengaruh yang jelas sementara arus komunikasi
cenderung berjalan satu arah.
3. Pemuka-pemuka pendapat ini dianggap telah dikenali dan dapat diketahui dengan mudah dari fungsi mereka masing-masing
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
3. dalam pranata-pranata informal yang telah berakar dalam masyarakat.
4. Pemuka-pemuka pendapat tidak hanya mereka yang memegang fungsi dalam pranata informal masyarakat tetapi juga pemimpin formal, termasuk yang
menempati kedudukan karena ditunjuk dari luar.
Sistem Jaringan Komunikasi Subak
5. Pemuka pendapat di Indonesia dianggap bersifat polimorfik, yaitu serba tahu atau tempat menanyakan segalah rupa hal. Adanya asumsi ini terlihat dari
kecenderungan untuk menyalurkan segala macam informasi kepada para pemika
Penutup
Kehadiran revolusi hijau telah menyebabkan perubahan pada sistem irigasi ini, dengan adanya varietas padi yang baru dan metode yang baru, para petani harus menanam padi sesering mungkin. Hal itu mengganggu tata
kelola sistem Subak, di mana kebutuhan seluruh petani lebih diutamakan. Metode ini pada
awalnya menghasilkan hasil yang melimpah,
tetapi kemudian timbul berbagai masalah seperti kekurangan air, hama dan polusi akibat pestisida baik di tanah maupun di air.
Penutup
Akhirnya petani kembali pada sistem pengairan sawah secara tradisional. Pada tahun 2012 ini UNESCO, mengakui Subak (Bali Cultur
Landscape), sebagai Situs Warisan Dunia,pada sidang pertama yang berlangsung di Saint