42 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN EKSPOSITORI SERTA
MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Hibatun Wafiroh*
Guru SMP Negeri 2 Kedungpring Lamongan [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) adakah perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran discovery dan ekspositori, (2) adakah perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, (3) adakah interaksi pengaruh strategi pembelajaran discovery dan ekspositori serta motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA. Penelitian ini termasuk jenis comparative research design. Populasi dalam penelitian ini adalah 175 siswa kelas VIII SMP dengan besar sampel 120. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan tes. Adapun teknis analisis data menggunakan uji-t dan analisis varians dua faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran discovery dan ekspositori, (2) ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, (3) ada interaksi pengaruh strategi pembelajaran discovery dan ekspositori serta motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA. Kata kunci: strategi pembelajaran, motivasi, hasil belajar.
LATAR BELAKANG
Dalam proses pembelajaran tidak semua siswa aktif merespon penjelasan yang diberikan gurunya. Sedikit banyaknya respon yang diberikan siswa menunjukkan perbedaan motivasi dan antusiasme di kalangan siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi belajar dalam dirinya, maka dia akan selalu berusaha merespon materi pembelajaran yang diikutinya. Namun, bagi siswa yang tidak bergairah dalam mengikuti pembelajaran, maka siswa akan cenderung tidak memper-hatikan pembelajaran. Kondisi ini jika dibiarkan terus menerus akan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang dicapai.
Dari hasil pengamatan pembela-jaran IPA di SMPN 2 Kedungpring dan SMPN 4 Babat, ditemukan bahwa banyak siswa yang terlihat kurang bergai-rah dalam mengikuti kegiatan pembe-lajaran. Hal ini terlihat pada saat guru memberi kesempatan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan secara lesan, hanya beberapa siswa saja yang merespon. Demikian pula pada saat siswa
diberi tugas, terlihat hanya beberapa siswa saja di kelas itu yang mengerjakannya. Dengan kondisi demikian, nilai hasil belajar siswa banyak yang berada di bawah nilai ketuntasan minimal.
Di dalam proses belajar menga-jar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharap-kan. Strategi pembelajaran yang digunakan guru yang masih cenderung monoton, menyebabkan siswa jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Mulyasa (2009: 10) pembelajaran IPA seharusnya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa, karena siswa akan belajar lebih baik jika dia mengalami apa yang dipelajari, bukan hanya mengetahuinya. Untuk itu diperlukan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai,
43
karena tidak semua tujuan bisa dicapai oleh satu strategi tertentu. Marsh (dalam Suyono dan Hariyanto, 2012: 21) menyatakan bahwa hanya ada dua strategi pembelajaran yang pokok, yaitu: pembelajaran berpusat kepada guru (teacher-centered teaching), dan pembelajaran berpusat kepada siswa (student-centered teaching). Masing-masing strategi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Strategi pembelajaran discovery merupakan salah satu strategi pembe-lajaran student centered. Menurut Richard (dalam Roestiyah, 2012: 20), pembelajaran discovery (discovery learning) adalah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri, mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Strategi pembelajaran ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Adapun yang termasuk strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered) adalah strategi ekspo-sitori. Menurut Sanjaya (2011: 179), strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan mak-sud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Selama ini strategi pembelajaran ekspositori masih menjadi strategi yang banyak dan sering digunakan oleh guru dalam mata pelajaran apapun. Dengan
strategi pembelajaran ekspositori guru
dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian guru
dapat mengetahui sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disam-paikan.
Menurut Djamarah (2010: 38) belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan Gagne (dalam Dahar, 2011: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Adapun Winkel (dalam Riyanto, 2010: 5) berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, kete-rampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara konstan dan berbekas.
Kemp (dalam Sanjaya (2011: 126) menjelaskan bahwa strategi pembe-lajaran adalah suatu kegiatan pembe-lajaran yang harus dilakukan seorang guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Seedangkan Dick and Carey (dalam Sanjaya, 2011: 126) menye-butkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Adapun Suyono dan Hariyanto (2012: 20) berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penge-lolaan lingkungan belajar, sumber belajar, dan penilaian agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan lajaran yang ditetapkan. Strategi pembe-lajaran pada hakikatnya terkait dengan perencanaan atau kebijakan yang dirancang di dalam mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Menurut Mulyasa (2009: 110), strategi pembelajaran discovery adalah pembelajaran penemuan yang merupakan pembelajaran yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Menurut Sund (dalam Roestiyah, 2012: 20), discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut adalah mengamati, men-cerna, mengerti, meng-golong-golong-kan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesim-pulan, dan sebagainya
Bruner (dalam Dahar, 2011: 79) menyatakan bahwa belajar penemuan (discovery learning) yaitu siswa berperan lebih aktif dan berusaha sendiri memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan tertentu. Belajar penemuan (discovery) sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya yang
44
kemudian menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Menurut Sanjaya (2011: 180) strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala: (a) guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa (overview), biasanya bahan atau materi baru itu diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus seperti kegiatan pemecahan masalah atau untuk melakukan proses tertentu, (b) guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan mengungkan kembali manakala diperlukan, (c) bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, (d) guru mengi-nginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik, yang mana prosedur tersebut biasanya merupakan langkah baku atau langkah standar yang harus ditaati dalam melakukan suatu proses tertentu, (e) seluruh siswa memiliki kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa, (f) guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah dan lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa, misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Djamarah (2010:23) mengung-kapkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran disco-very dan ekspositori, (2) untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar IPA antara
kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, (3) untuk mengetahui adakah interaksi pengaruh strategi pembelajaran discovery dan ekspositori serta motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan de-sain penelitian komparatif (comparative research design). Menurut Arikunto (2009: 267), penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, prosedur kerja, ide-ide, kritik orang atau kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 36), penelitian komparatif yaitu penelitian yang memban-dingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Penelitian ini melibatkan 4 variabel, yaitu variabel strategi pembelajaran discovery dan ekspositori sebagai variabel bebas, motivasi belajar sebagai variabel mode-rator, dan hasil belajar IPA sebagai variabel terikat.
Obyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP. Penelitian dilaksanakan di dua sekolah yaitu SMP Negeri 2 Kedungpring dan SMP Negeri 4 Babat Lamongan. Populasi penelitian ini sebesar 175, yaitu 90 siswa dari SMPN 2 Kedungpring dan 85 siswa SMP Negeri 4 Babat. Adapun sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan simple random sampling (sampel acak sederhana). Menurut Santoso (2005: 58) pengambilan sample size dari populasi (N) dilakukan berdasarkan tabel penentuan besar sampel. Dari tabel didapatkan bahwa untuk besar populasi (N) 170, maka besar sampel (n) adalah 120. Oleh karena itu dalam penelitian ini diambil 2 kelas dari masing-masing sekolah sehingga ada 120 siswa yang menjadi obyek penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) angket motivasi belajar, dalam penellitian ini angket berisi 20 item yang berbentuk pilihan skala likert, digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA, (2) tes hasil belajar, digu-nakan untuk memperoleh data hasil belajar
45
IPA. Soal yang digunakan dalam pengum-pulan data adalah 20 item soal pilihan ganda.
Dalam penelitian ini uji validitas data menggunakan analisis korelasi product moment dari Pearson. Item soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total item. Adapun uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode (rumusan) koefisien alpha cronbacch’s. Koefisien alpha cronbach’s merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan karena koefisien ini menggambarkan varians dari item-item baik untuk format benar/salah atau bukan, sehingga sekaligus untuk menge-valuasi internal consistency. Nilai batas yang digunakan untuk derajat reliabilitas adalah cronbach’s alpha.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji prasyarat
dan uji hipotesis. Uji prasyarat dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk menguji normalitas data digunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Adapun uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis homogen atau tidak. Uji homogenitas varian ini sangat diperlukan sebelum kita membandingkan dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya perbedaan data kasar.
Hasil uji prasyarat dalam penelitian ini sebagaimana disajikan dalam tabel 1 dan 2. Hasil uji normalitas menggunakan taraf signifikansi 5% untuk masing-masing kelompok sampel disaji-kan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Varians Data Hasil Belajar
Prestasi Belajar
N 120
Normal Parametersa,b Mean 81,92
Std. Deviation 8,178
Kolmogorov-Smirnov Z 1,336
Asymp. Sig. (2-tailed) ,056
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 1 di atas
nampak bahwa hasil uji normalitas data
hasil
belajar
untuk
seluruh
kelas
menunjukkan taraf signifikansi (sign.)
0,056 yang berarti > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa distribusi data hasil
belajar adalah normal.
Adapun uji homogenitas varians
dilakukan dengan teknik uji F, dalam hal
ini uji Lavene
(Lavene’s test).
Adapun
hasil uji Lavene adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Varian
Variabel Terikat: Hasil belajar IPA
F df1 df2 Sig.
1,750 3 116 ,161
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,161 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi nilai tiap kelompok adalah homogen.
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program statistik komputer SPSS versi 20. Analisis data yang digunakan yaitu: (1) untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diberi perlakuan menggunakan
46
strategi pembelajaran discovery dan ekspositori digunakan analisis uji-t, 2) untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah digunakan analisis uji-t, dan 3) untuk mengetahui adakah interaksi antara strategi pembelajaran discovery dan ekspositori serta motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA digunakan analisis varian (anava) dua faktor.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Kelompok Siswa yang Diberi Perlakuan Menggunakan Strategi Pembelajaran Discovery dan Ekspositori Pengujian hipotesis pertama ini dilakukan dengan menggunakan uji-t atau Independent Samples T-Test dengan taraf siginifikasi = 0,05 dengan hasil sebagaimana dalam tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji-t Hasil Belajar IPA Berdasarkan Strategi Pembelajaran t Df Sig.
(2-tailed)
Mean Difference
Hasil
Belajar IPA Equal variances assumed 4,728 118 ,000 6500
Dari tabel 3 diketahui bahwa nilai t adalah 4,728 dengan nilai signifikansi 0,000. yang berarti < 0,05. Ini berarti Ho
ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran discovery dan ekspositori pada siswa kelas VIII SMPN 2 Kedungpring dan SMPN 4 Babat Lamongan.
2. Analisis Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Kelompok Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah
Pengujian hipotesis yang kedua ini dilakukan dengan menggunakan uji-t atau Independent Samples T-Test dengan taraf siginifikasi = 0,05 dengan hasil sebagaimana dalam tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji-t Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference
Hasil
Belajar IPA Equal variances assumed 3,984 118 ,000 5,879
Dari tabel 4 diketahui bahwa
nilai t adalah 3,984 dengan nilai
signifikansi 0,000 yang berarti <
0,05. Ini berarti Ho ditolak dan Ha
diterima yaitu ada perbedaan hasil
belajar IPA antara kelompok siswa
yang memiliki motivasi belajar
tinggi dan motivasi belajar rendah
pada siswa kelas VIII SMPN 2
Kedungpring dan SMPN 4 Babat
Lamongan.
3.
AnalisisInteraksi antara Pengaruh
Strategi Pembelajaran
Discovery
dan
Ekspositori, serta Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar IPA
Untuk menguji hipotesis yang
ketiga digunakan analisis varian dua
faktor
atauanava. Adapun hasil
analisis varian dua faktor
sebagai-mana dalam tabel 5.
47
Tabel 5. Hasil Analisis Varian (Anava) Dua Faktor
Source Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3 929,429 20,850 ,000
Intercept 1 645058,449 14470,801 ,000
Strategi Pembelajaran 1 273,496 6,135 ,015
Motivasi 1 760,782 17,067 ,000
Strategi Pembelajaran *Motivasi 1 1005,577 22,557 ,000
Error 116 44,577
Total 120
Corrected Total 119
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai pada F untuk interaksi strategi pembelajaran dan motivasi belajar adalah sebesar 22,557 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa ada interaksi antara pengaruh strategi pembe-lajaran discovery dan ekspositori serta motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMPN 2 Kedungpring dan SMPN 4 Babat Lamongan.
PEMBAHASAN
1. Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Kelompok Siswa yang Diberi Perlakuan Menggunakan Strategi Pembelajaran Discovery dan Ekspositori
Dari analisis data didapat nilai t adalah 5,375 dan nilai signifikansi 0,000 yang berarti < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar IPA antara strategi pembelajaran discovery dan ekspositori pada siswa kelas VIII SMPN 2 Kedungpring dan SMPN 4 Babat Lamongan. Dari hasil uji hipotesis pertama ini dapat diinterpretasikan bahwa faktor strategi pembelajaran membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar, karena dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan variasi strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini rata-rata hasil belajar IPA dengan strategi pembelajaran discovery adalah 85,17, sedangkan rata-rata hasil belajar ekspositori adalah 78,67. Dari hasil rata-rata kedua strategi pembelajaran tersebut, maka dapat dibuat prosentase sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang diajar
menggunakan strategi pembelajaran discovery 7,63% lebih tinggi daripada hasil belajar IPA siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
2. Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Kelompok Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah
Dari hasil analisis data didapat bahwa nilai t adalah 2,382 dengan nilai signifikansi 0,021 yang berarti < 0,05. Artinya ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah pada siswa kelas VIII SMPN 2 Kedungpring dan SMPN 4 Babat Kabupaten Lamongan. Dalam penelitian ini rata-rata (mean) dari hasil belajar IPA dari kelompok siswa yang bermotivasi belajar tinggi lebih besar dibandingkan yang bermotivasi belajar rendah. Rata-rata hasil belajar IPA dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 83,97, sedangkan rata-rata hasil belajar IPA dari kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah adalah 78,10. Dari hasil rata-rata kedua kelompok siswa tersebut, maka dapat diprosentase sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang memiliki motivasi tinggi 7% lebih tinggi daripada hasil belajar IPA siswa yang memiliki motivasi rendah.
Dari hasil uji hipotesis kedua di atas dapat diinterpretasikan bahwa faktor motivasi belajar dapat membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
48
Djamarah (2010:123) yang menyatakan bahwa motivasi sebagai pendorong sikap yang berpengaruh terhadap hasil belajar.
3. Interaksi Pengaruh Strategi Pembe-lajaran Discovery dan Ekspositori, serta Motivasi Belajar terhadap Hasil belajar IPA
Dari analisis data menggunakan analisis varian dua faktor diperoleh bahwa nilai F untuk interaksi strategi pembelajaran dan motivasi belajar adalah sebesar 22,557 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka hal ini berarti bahwa ada interaksi pengaruh strategi pembelajaran discovery dan ekspositori serta motivasi belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMPN 2 Kedungpring dan SMPN 4 Babat Lamongan.
Dari hasil uji hipotesis ketiga ini dapat diinterpretasikan bahwa faktor strategi pembelajaran dan motivasi belajar dapat membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Dalam penelitian ini rata-rata (mean) dari hasil belajar IPA dari strategi pembelajaran discovery lebih tinggi daripada ekspo-sitori, dan bila dilihat berdasarkan motivasi, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa-siswi yang bermotivasi tinggi lebih besar dibandingkan yang bermotivasi rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama strategi pembelajaran dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran discovery dan ekspositori, (2) ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, (3) ada interaksi pengaruh strategi pembelajaran discovery dan ekspositori serta motivai belajar terhadap hasil belajar IPA.
Setelah melakukan penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) guru hendaknya
menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menuntun siswa lebih aktif, salah satunya dengan menggunakan pembelajaran discovery, (2) dalam setiap pertemuan pembelajaran guru hendaknya tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada para siswa karena motivasi belajar siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, (3) guru hendaknya selalu berusaha mening-katkan kompetensinya baik itu kompetensi keilmuan maupun kompetansi pedagogik, (4) guru hendaknya rajin melakukan inovasi pembelajaran, (5) guru diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik, menggunakan metode yang bervariasi, aktif, kreatif, dan dapat menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa sehingga selalu termotivasi belajarnya sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori
Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Erlangga.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Asman Zein. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, E. 2009. Kmenjadi Guru Profesional, menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Riyanto,Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran, sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Imlementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.
Roestiyah. 2012. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembe-lajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Santoso, Gempur. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
49
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.
Suyono & Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.