• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Labuapi, 25 Januari 2016 Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lombok Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Labuapi, 25 Januari 2016 Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lombok Barat"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu ( BPMP2T ) sebagai penyelenggara urusan penanaman modal dan pelayanan perizinan di Kabupaten Lombok Barat terus berupaya memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat dengan menerapkan sistem pelayanan terpadu secara prima guna memberikan kemudahan, kecepatan, dan transparansi, pelayanan yang berorientasi pada kepuasan masyarakat pencari izin ( customer satisfaction ).

Melalui profil ini diharapkan semua pihak yang ingin mengetahui tentang apa dan bagaimana BPMP2T Kabupaten Lombok Barat, semua itu tertuang dengan jelas dalam profil ini.

Saran dan masukan tentu sangat kami butuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas pela-yanan pada badan Penanaman Modal dan Pelapela-yanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lombok Barat Terima kasih.

Labuapi, 25 Januari 2016

Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lombok Barat

H. EFENDI, SH

NIP. : 19600402 198203 1 013 Pembina Tingkat I ( IV/b )

(2)

BADAN PENANAMAN

BADAN PENANAMAN

MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU ( BPMP2T )

MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU ( BPMP2T )

KABUPATEN LOMBOK BARAT

KABUPATEN LOMBOK BARAT

DASAR HUKUM :

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

2. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 12 Tahun 2009 tentang Penanaman Modal;

3. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pembentukan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lombok Barat;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 10 tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu ( Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat NTahun 2011 omor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011 Nomor 105 );

5. Permendagri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah;

6. Peraturan Bupati Lombok Barat No. 8 Tahun 2010 tentang Tata Kelola Pemerintahan di Kabupaten Lombok Barat;

7. Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 44 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi

dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lombok Barat;

8. Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pelimpahan sebagian kewenangan di bidang Perizinan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Lombok Barat;

9. Keputusan Kepala Badan BP2T Kabupaten Lombok Barat No. 800/103/BP2T/ 2010 tentang Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perijinan Terpadu;

10. Peraturan Bupati Lombok Barat nomor 7 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati Lombok Barat kepa-da Camat untuk melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah

(3)
(4)

1. Memberikan kemudahan dan menjalin

kerjasama dibidang investasi sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku

2. Meningkatkan sumber daya manusia

pelayanan yang profesional

3.

Memberikan pelayanan penanaman

modal dan perizinan sesuai sistem dan

prosedur yang sederhana, terbuka,

lancar, cepat, lengkap, wajar, pasti dan

terjangkau serta meningkatnya

hak-hak

masyarakat terhadap pelayanan publik

4. Mensosialisasikan kebijakan penanaman

modal dan perizinan kepada masyarakat

secara transparan.

(5)

1. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dengan

mem-berikan kemudahan, kepastian

waktu,

biaya

dan

prosedur yang transparan kepada masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat

dengan pendekatan profesional.

3. Meningkatkan kepuasan masyarakat/ investor/ pelaku

usaha terhadap standar pelayanan yang ditetapkan.

4. Meningkatkan tingkat kesadaran dan partisipasi

masyara-kat akan pentingnya mengurus izin sebagai payung

hukum.

5. Mewujudkan partisipasi dan pemahaman masyarakat

untuk meningkatkan minat investasi sesuai dengan

persyaratan dan prosedur yang berlaku

(6)

1. Tersedianya sumber daya manusia yang profesional

di bidang pelayanan perizinan dan investasi.

2. Tersedianya kebijakan penanaman modal dan peta

potensi investasi

3. Terwujudnya pelayanan yang prima, berdasarkan

standar operasional prosedur ( SOP )

4. Terwujudnya pelayanan investasi dan perizinan

yang sesuai dengan peraturan yang ada.

5. Terwujudnya peningkatan jumlah bangunan yang

memiliki IMB dan pelaku usaha yang memiliki izin

usaha.

6. Terwujudnya peningkatan jumlah dan nilai investasi

dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif

dan berkembang di Lombok Barat

(7)

Strategi :

1. Optimalisasi koordinasi, fasilitasi dan edukasi dengan stakeholder

2. Optimalisasi penggalian potensi investasi dan penyajian data potensi

investasi baik kualitas maupun kuantitas sehingga mudah dipahami dan

diakses.

3. Optimalisasi sarana dan prasarana pendukung pelayanan perizinan.

4. Optimalisasi pelaksanaan SOP yang yang telah ditetapkan.

5. Optimalisasi koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergi baik di lingkungan

internal maupun di lingkungan eksternal

6. Optimalisasi sosialisasi tentang kebijakan penanaman modal dan

perizinan kepada masyarakat/ pelaku usaha.

(8)

Arah Kebijakan:

1. Peningkatan sumber daya manusia yang profesional dibidang pelayanan

perizinan dan investasi melalui pendidikan, pelatihan dan

study

banding

2. Peningkatan pelayanan investasi dengan pengembangan Sistem

Pelayanan Informasi Perizinan Investasi Secara Elektronik ( SPIPISE ).

3. Penyajian sistem informasi penanaman modal di daerah dan peta potensi

investasi secara elektronik yang mudah diakses dan mudah dipahami

masyarakat luas

4. Pemberian kemudahan, kecepatan, transparan, kenyamanan dan

kepastian biaya, prosedur, waktu kepada investor maupun masyarakat

didalam mengurus izin sesuai dengan perundangan yang berlaku.

5. Penyelenggaraan pelayanan perizinan melalui pelayanan terpadu satu

pintu ( PTSP ) secara transparan.

6. Penyelenggaraan pelayanan investasi dan perizinan bebas pungutan liar

7. Pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan kepada aparat desa maupun

kecamatan tentang kebijakan penanaman modal dan perizinan

8. Peningkatan kegiatan promosi potensi investasi daerah melalui berbagai

media.

(9)

1. Penyusunan rencana strategis di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu daerah

2. Perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu

3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang penanaman modal, perizinan dan pengaduan

4. Pengelolaan administrasi perizinan dengan mengacu pada prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan keamanan berkas

5. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu

6. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

7. Memproses dan menerbitkan izin

8. Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait dalam penyelenggaraan perizinan di tingkat Pemerintah Kabupaten

9. Melakukan penyederhanaan prosedur perizinan, persyaratan, jumlah dan jenis perizinan bersama-sama dengan unsur-unsur lain dalam Pemerintah Kabupaten

10. Melakukan koordinasi dengan SKPD teknis melalui pembentukan tim teknis yang ditetapkan oleh Bupati

11. Pelaksanaan kerjasama dengan pihak lain baik instansi pemerintah, lembaga organisasi swadaya masyarakat dan atau swasta

12. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

(10)

KEPALA

SUB BAG UMUM KEPEGAWAIAN KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

SUB BAG PROGRAM SUB BAG

KEUANGAN BIDANG INFORMASI, PENGADUAN DAN SUB BIDANG INFORMASI DAN SUB BIDANG EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG PELAYANAN DAN SUB BIDANG PERIZINAN USAHA SUB BIDANG PERIZINAN NON BIDANG PENANAMAN SUB BIDANG PERENCANAAN SUB BIDANG KERJA SAMA DAN

(11)

KUALIFIKASI PENDIDIKAN

PANGKAT / GOLONGAN

JUMLAH JABATAN

STRUKTURAL DIKLAT PENJEJANGAN DIKLAT TEKNIS

L P L P L P L P L P

STRUKTURAL

S2 2 - IVc - - Eselon IIB 1 - SPADA - -- PTSP/ 2 -

S1 10 1 IVb 3 - Eselon IIIA 1 - ADUM 8 1 SPIPISE - -

DIII 1 - IVa 1 - Eselon IIIB 2 1 ADUMLA 1 -

SLTA 1 - IIId 8 1 Eselon IVA 9 - SPAMA - -

IIIc 2 - DIKLATPIM III 2 -

JUMLAH 14 1 14 1 13 1 11 1 2 -

NON STRUKTURAL

S1 6 - IIIc - 2 SPADA - - PTSP/ 3 1

DIII - 4 IIIb 7 1 ADUM - 1 SPIPISE

SLTA 10 6 IIIa 2 1 ADUMLA - -

SLTP - - IId 1 2 SPAMA - -

IIc 4 1 DIKLATPIM III - -

IIb 2 2

IIa - 1

JUMLAH 16 10 16 10 3 1

(12)
(13)
(14)

NO. JENIS IZIN BIAYA DANPERTAUTA

Izin Pemanfaatan Penggunaan

Tanah (IPPT)

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Sumbangan Pihak Ketiga Izin Mendirikan Bangunan ( IMB )

diatas 250 meter persegi ( m² );

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Perda No. 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu ( LD Kabupaten Lombok Barat No. 10 Tahun 2011 )

Luas Bangunan x Harga Bangunan x Koefisien Tentang Penentuan Biaya

Koefisien penentuan biaya terdiri dari : Koefisien Luas Bangunan

Koefisien Tingkat Bangunan Koefisien Guna Bangunan Koefisien Kelas Jalan Koefisien Kelas Bangunan

Izin Gangguan (HO). Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Perda No. 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu ( LD Kabupaten Lombok Barat No. 10 Tahun 2011

Luas Ruang Usaha x Indek Lokasi x Indek Gangguan x Rp

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

Referensi

Dokumen terkait

Satuan persen adalah satuan yang umum digunakan untuk menyatakan kemiringan atau lereng lahan yang menunjukkan perbandingan antara beda tinggi dengan jarak mendatar dari

Dalam prakteknya pemadam kebakaran bertanggung jawab terhadap kerugian yang dialami pengguna jalan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan tugas pemadam

Untuk itu pada proyek akhir ini dibangunlah aplikasi yang dapat menangani perhitungan dan pencatatan order, biaya produksi, dan biaya operasional dengan metode just

Peraturan Bupati Nomor 110 Tahun 2018 tentang Pelimpahan Kewenangan Pelayanan Perizinan Berusaha dan Non Berusaha kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Pada saat Peraturan Walikota ini berlaku, maka Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem Secara Online Atas Data Transaksi Usaha Wajib Pajak

Penelitia n ini bertujua n untuk mengeta hui Return on Equity, Return on Asset, da n kema mpuan membayar kla im pa da perusa haan a suransi umum yang terda ftar di Bursa

Kebalikan dari support, yaitu batasan di mana analisis teknikal mempercayai bahwa jika harga mencapai level tersebut maka investor akan menjual sahamnya (garis

11. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2}rc tentang Pelimpahan Kewenangan di Bidang Penanaman Modal Kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Aceh;. 12.