BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sekolah adalah tempat menimba ilmu pendidikan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Namun, pendidikan
bukan hanya sebatas mengembangkan kecerdasan saja, dari pendidikan juga
diharapkan agar siswa semakin beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki sikap yang baik, berbudi pekerti luhur, membangun potensi diri dengan
tujuan membangun bangsa dan negara. Didalam Undang - Undang Sistem Pendidikan
Nasional nomor 20 tahun 2003 dalam buku Landasan Pendidikan UPI (2010:26)
disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Adapun pengertian Pendidikan menurut Soegarda Poerbakawatja (1928:257)
dalam buku kuliah Landasan Pendidikan UPI (2010:26) menyebutkan bahwa:
Secara garis besar pendidikan merupakan hal yang wajib dalam rangka
membangun negara yang maju, pendidikan di sekolah terdiri dari beberapa macam
mata pelajaran, salah satunya Pendidikan Jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan. Karakteristik Pendidikan jasmani yang unik yaitu menggunakan gerak
sebagai media untuk pembelajaran siswa menjadikan pendidikan jasmani sebagai
daya tarik yang tidak terbantahkan dalam proses pendidikan. Pendidikan jasmani
menurut Harold M.Barrow (dalam: Abduljabar, 2010) sebagai berikut:
Pendidikan Jasmani dapat didefinisikan sebagai “pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan pendidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan (exercise). Hasil yang ingin dicapai individu yang terdidik secara fisik. Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan individu.
Berdasarkan pengertian diatas mengungkapkan bahwa pendidikan jasmani
merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan
jasmani dapat mengembangkan beberapa aspek yang penting yaitu aspek sosial,
mental, fisik, emosional, intelektual, estetika dan moral. Pernyataan tersebut
dididukung Sukintaka (2004:17) yaitu:
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan
pendidikan jasmani tidak lepas dari adanya kurikulum yang didalamnya terdapat
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, maka dalam hal ini terbukti bahwa
pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pendidikan
secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani memiliki berbagai macam permainan olahraga yang
dan non-lokomotor, manipulatif, atletik, kasiti roundes, kippers, sepak bola, bola
basket, bola voli, bola tangan dan aktivitas lainnya, baik yang beregu maupun
perorangan. Untuk permaian beregu yang kompleks banyak menggunakan
keterampilan terbuka, hal ini tentu saja bukan hanya mempersiapkan individu itu
sendiri tetapi mencakup bagaimana menghubungkan keterampilan anak yang satu
dengan keterampilan anak yang lain, baik kaitannya dengan penyerangan maupun
pertahanan.
Permainan bola tangan merupakan salah satu permainan olahraga yang
kompleks dan mulai digemari di kalangan siswa, khususnya bola tangan indoor.
Permainan bola tangan merupakan suatu permainan beregu yang dimainkan oleh satu
atau dua tangan dengan menggunakan bola sebagai medianya, tujuan dari permainan
bola tangan adalah memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan
mencegah lawan memasukan bola ke gawang kita, permainan ini merupakan
kombinasi keterampilan antara permainan bola basket dan sepak bola/futsal, karena
dalam pelaksanaannya teknik dasar seperti dribling, passing, catching dalam
permainan bola basket hampir sama dengan olahraga ini, juga tujuan olahraga ini
yaitu memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mencegah lawan
memasukan bola ke gawang kita hampir sama dengan olahraga sepak bola/futsal
hanya ada beberapa faktor yang membedakan. Pernyataan diatas sesuai dengan yang
diungkapkan Rowland (1979) dalam http://file.upi.edu menjelaskan bahwa:
Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu yang dimainkan dengan cara melempar dan menangkap bola, serta menembakan bola ke gawang. Dapat dimainkan oleh putra maupun putri, oleh semua orang dari segala usia.
Sesuai dengan penjelasan diatas yaitu permainan bola tangan adalah
permainan beregu tentunya membutuhkan kerjasama yang baik antar teman setim,
kerjasama dibutuhkan dalam permainan bola tangan karena permainan ini tidak hanya
mengandalkan keahlian individu saja melainkan kerjasama tim merupakan hal wajib
“Kerjasama yaitu melakukan kegiatan bersama-sama artinya membagi kegiatan dalam tugas-tugas kecil diantara sekelompok orang”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap orang
memerlukan kerjasama dan kerjasama memerlukan interaksi yang baik, dari
kerjasama ini diharapkan semua siswa dapat saling mengeluarkan pendapatnya,
menghargai gagasan teman dan memiliki rasa tenggang rasa yang baik sehingga
seluruh harapan-harapan apa yang diinginkan dapat terpacai. Ruang lingkup materi
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di dalam kurikulum SMA
tahun 2013 meliputi permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, olahraga
beladiri, senam lantai, aktivitas gerak berirama, pembelajaran aktivitas air, dan
lain-lain merupakan sesuatu yang sudah dipatenkan dalam kurikulum 2013 yang telah
disusun oleh pemerintah dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai
dengan kemajuan zaman dan diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan
baik.
Materi pembelajaran pendidikan jasmani yang tergambarkan dalam ruang
lingkup materi pembelajaran seperti tersebut diatas diajarkan atau diharapkan dapat
diajarkan secara optimal di setiap sekolah, namun fakta yang terjadi di lapangan
seringkali tidak sesuai dengan yang kita harapkan, mulai dari keterbatasan tempat
pembelajaran, fasilitas pembelajaran, sarana dan prasarana, dan lain-lain yang
menyebabkan guru sulit dalam menyampaikan materi yang sesuai dengan kurikulum
tersebut.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ada dalam kurikulum, seluruh
materi pembelajaran diatas diajarkan dengan pengoptimalisasian berbagai
pendekatan, model, strategi,metode, gaya dan teknik pembelajaran.
Pendekatan bermain (game sense approach) merupakan salah satu
pendekatan yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa bermain bagi anak merupakan
sarana yang efektif, karena pada dasarnya anak akan lebih senang dan termotivasi jika
diberikan permainan-permainan daripada materi yang bisa dibilang monoton, jika
siswa tersebut sudah senang dan termotivasi maka pembelajaran pun akan berjalan
sesuai dengan yang kita rencanakan. Pendekatan bermain menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa “Pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk dan situasi permainan”. Pendapat ini sejalan dengan pegertian permainan atau bermain yang disampaikan oleh Sukintaka (1992:11) menyatakan bahwa:
Permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan jasmani yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia, atau membentuk manusia indonesia seutuhnya, yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia.
Menurut Bigo, Kohnstam dan Palland (1950: 275 - 276) dalam Sukintaka
(1992:5):
Bermain merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa anak kepada hidup bersama atau bermasyarakat, anak akan memahami dan menghargai dirinya sendiri atau temannya. Pada anak yang bermain, akan tumbuh rasa kebersamaan yang sangat baik bagi pembentukan rasa sosialnya”.
Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa manfaat bermain di lingkungan
masyarakat bagi anak-anak, bermain juga sangat penting bagi siswa dalam kegiatan
proses belajar mengajar di sekolah terutama pada pembelajaran pendidikan jasmani
yang didalamnya banyak sekali faktor yang dapat diraih yaitu kerjasama, percaya diri,
simpati, empati, tenggang rasa, menghargai, dan lain-lain.
Adapun Pendekatan latihan (drilling) merupakan bentuk pembelajaran suatu
teknik cabang olahraga yang dilakukan dengan mengulang-ulang gerakan secara sistematis dan kontinyu. Menurut KONI Pusat (1993:36) bahwa, “Pendekatan latihan (drilling) adalah cara dalam mengajarkan gerakan dimana siswa diinstruksikan
guru”. Ditinjau dari permainan bola tangan, lempar tangkap atau passing merupakan teknik yang sering dilakukan dalam permainan dibanding dengan teknik yang
lainnya. Hal ini karena lapangan permainan yang kecil, sehingga passing sering
digunakan dalam permainannya. Melalui passing yang baik dan akurat maka akan
mampu mejalin kerjasama tim yang kompak.
Permasalahan yang ada di sekolah adalah kurangnya kerjasama dari siswa
dalam pembelajaran Penjas di materi bola tangan, hal ini terlihat pada saat diberikan
game bola tangan mereka cenderung ingin membawa bola sendiri, memasukan bola
sendiri tanpa melihat kawan dalam satu timnya yang lebih menguntungkan dalam
mencetak skor.
Pentingnya kerjasama bagi siswa juga tertuang dalam Kurikulum 2013 pada
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
sekolah menengah atas (SMA)/madrasah aliyah (MA), yang berbunyi: Kompetensi
inti point 2 yaitu Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan
proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerimanan bangsa dalam pergaulan
dunia. Selanjutnya kompetensi dasar poin 2.4 yaitu Menunjukkan kemauan
bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan.
Dari KI dan KD diatas menjelaskan bahwa memang kerjasama itu sangatlah
penting baik di lingkungan sekolah tempat siswa belajar maupun pada saat nanti
siswa terjun di masyarakat, dengan membiasakan sikap kerjasama siswa akan
senantiasa memiliki jiwa sosial yang tinggi yang kemudian akan menjadi cerminan
hidup bagi siswa untuk kehidupan kelak. Didalam KD juga dijelaskan bahwa
menujukkan kemauan bekerja sama dalam melakukan berbagai aktifitas fisik dalam
bentuk permainan yaitu dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang didalamnya
mencapai tujuan pembelajaran, salah satu didalamnya adalah pembelajaran
permainan bola tangan.
Kerjasama bisa diterapkan dalam permainan bola tangan, kerjasama juga
merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam olahraga bola tangan,
bagaimana cara bekerjasama dalam mencetak skor dan lain-lain dalam permainan
bola tangan. Inti dari permainan bola tangan adalah bagaimana caranya mencetak
skor sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mencegah sekuat-kuatnya agar lawan
tidak mencetak skor ke gawang kita, tentunya dalam melakukan hal ini membutuhkan
begitu banyak faktor mulai dari teknik, taktik, bahkan kerjasama baik dalam
menyerang atau bertahan.
Kerjasama dalam permainan bola tangan bukan hanya dalam mencetak skor
ataupun menyerang, dalam bertahan pun perlu kerjasama hanya mungkin yang lebih
menonjol adalah kerjasama dalam menyerang atau mencetak skor. Contoh kerjasama
dalam hal menyerang ketika melakukan permainan dua lawan satu, tim yang
berjumlah dua orang bertugas memasukan bola ke gawang dan yang timnya
berjumlah satu orang bertugas menjaga gawangnya dengan cara merebut bola dari
tangan tim yang satunya, saat permainan dimulai justru tim yang berjumlah dua orang
tersebut malah menunjukan sikap egoisnya dan kurang bekerjasama, faktanya ketika
orang yang satu sedang menguasai bola dan dijaga oleh lawan dia tidak memberikan
bola ke temannya yang bahkan lebih menguntungkan dalam mencetak skor, padahal
jika bola tersebut diberikan maka kemungkinan mencetak skor lebih besar daripada
bola tersebut dibawa sendiri tanpa bekerjasama dengan tim. Ini merupakan contoh
kecil dari permasalahan kerjasama dalam pembelajaran permainan bola tangan
dimana kadang keegoisan mengalahkan kerjasama yang bahkan bisa menjadi faktor
yang sangat penting dalam mencetak skor ataupun kemenangan.
B.Identifikasi Masalah
Masalah yang terjadi di sekolah akhir-akhir ini adalah keegoisan siswa
dalam melakukan pembelajaran di lingkungan sekolah khusunya yang disoroti
peneliti dalam hal ini pembelajaran permainan bola tangan, seperti saat diberikan
game bola tangan mereka cenderung ingin membawa bola sendiri, memasukan bola
sendiri tanpa melihat kawan dalam satu timnya yang lebih menguntungkan dalam
mencetak skor. Padahal jika kita renungkan mengenai permainan beregu maka faktor
kerjasama lah yang lebih penting dibanding yang lain.
Pendekatan pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian pada
kelompok eksperimen satu adalah pendekatan bermain (game sense). Pendekatan
bermain (game sense) adalah salah satu pembelajaran yang diberikan kepada siswa
dalam situasi permainan yang didalamnya secara tidak sadar terdapat teknik-teknik
bermain bola tangan. Pendekatan ini dipilih karena kecenderungan siswa akan lebih
termotivasi jika diberikan permainan daripada materi yang bisa dibilang monoton
agar supaya permasalahan kerjasama ini dapat teratasi.
Sukintaka (1992:7) menyatakan beberapa sifat bermain yaitu:
1. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan sukarela atas dasar rasa senang.
2. Bermain dengan rasa senang, menumbuhkan aktivitas yang dilakukan secara spontan.
3. Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati teman, mengetahui kemampuan teman, patuh pada peratran, dan mengetahui kemampuan dirinya sendiri.
Adapun pendekatan pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian pada
kelompok eksperimen dua adalah pendekatan latihan (drilling). Pendekatan latihan
(drilling) lebih mengarahkan siswa untuk melakukan suatu gerakan secara
berulang-ulang sampai siswa itu bisa melakukan gerakan tersebut. Pendekatan ini lebih
menekankan pada penguasaan teknik pada siswa dengan melakukan banyak sekali
pengembangan kerjasama siswa pada kelompok eksperimen satu yang di treatmen
dengan pendekatan bermain (game sense).
Pada penelitian ini, kerjasama menjadi sorotan utama. Dimana kerjasama
siswa sebelum dan sesudah penelitian akan diukur. Kerjasama sendiri adalah
melakukan kegiatan bersama-sama artinya membagi kegiatan dalam tugas-tugas kecil
diantara sekelompok orang. Adapun menurut Zainuddin, (website)
(Al-Bantany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html) mengatakan bahwa:
Kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai dan adanya norma yang mengatur.
Alat ukur dalam penelitian ini adalah observasi. Dengan beberapa indikator
kerjasama yang dinyatakan Suherman (2001:86) dalam Hoerunnisa (2013:51) yaitu:
1. Mengikuti aturan 2. Membantu teman 3. Ingin semua bermaain 4. Memotivasi orang lain 5. Bekerja keras
6. Kerjasama meraih tujuan
7. Memperhatikan perasaan orang lain 8. Mengendalikan temperamen.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang serta Identifikasi masalah diatas maka dapat
dirumuskan masalah yaang akan diteliti sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan Game Sense dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran
permainan bola tangan?
2. Apakah pendekatan Drilling dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan
Game Sense dan pendekatan Drilling terhadap pengembangan
kerjasama siswa dalam pembelajaran permainan bola tangan?
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini tidak lain adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pendekatan Game Sense
terhadap pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran
permainan bola tangan?
2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pendekatan Drilling
terhadap pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran
permainan bola tangan?
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan
antara pendekatan Game Sense dan pendekatan Drilling terhadap
pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran permainan bola
tangan?
E.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang
berkepentingan, yaitu penulis sendiri serta seluruh Pihak Sekolah Menengah Atas
Negeri 24 Bandung, khususnya guru pengajar pendidikan jasmani dan pelatih
ekstrakurikuler bola tangan di sekolah ini.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Secara Teoritis
1. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia
pendidikan, khususnya bagi guru pendidikan jasmani serta pelatih
ekstrakurikuler bola tangan agar dapat menerapkan berbagai macam
2. Dapat memberi gambaran mengenai pengaruh pendekatan Game Sense
dan pendekatan Drilling terhadap pengembangan kerjasama siswa
dalam pembelajaran permainan bola tangan.
b. Secara Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
referensi bagi peneliti lain mengenai pendekatan Game Sense dan
pendekatan Drilling untuk pengembangan kerjasama siswa dalam
pembelajaran permainan bola tangan.
2. Informasi dan masukan bagi lembaga-lembaga formal (sekolah)
khusunya guru Penjas dan pelatih ekstrakurikuler bola tangan agar dapat
memperkaya pendekatan dalam pembelajaran Penjas dan pelaksanaan
ekstrakurikuler.
3. Sumbangan pemikiran untuk berbagai pihak dalam mencetak
calon-calon pendidik yang profesional sesuai dengan bidangnya, khususnya
dalam bidang Pendidikan Jasmani.
F. Pembatasan masalah
Agar penelitian lebih terarah dan memperoleh gambaran yang jelas, maka
penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Game Sense dan
pendekatan Drilling.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengembangan kerjasama
siswa dalam pembelajaran permainan bola tangan.
3. Pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Negeri 24
Bandung, yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola tangan.
4. Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen.
G.Batasan Istilah
Untuk memudahkan dalam penelitian dan menghindari dalam menafsirkan,
penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
Berikut penjelasan beberapa istilah penting dalam penelitian ini, yaitu :
1. Pendidikan. Menurut Pendidikan Undang - Undang Sistem Pendidikan
Nasional nomor 20 tahun 2003 buku Landasan Pendidikan UPI
(2010:26) disebutkan bahwa: Usaha sadar dan berencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
2. Pendidikan Jasmani (Penjas). Menurut Sukintaka (2004:17) yaitu:
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total
yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran
jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana
aktivitas jasmani.
3. Permainan Bola Tangan. Menurut Rowland (1979) dalam
http://file.upi.edu menjelaskan bahwa: Permainan bola tangan adalah
suatu permainan beregu yang dimainkan dengan cara melempar dan
menangkap bola, serta menembakan bola ke gawang. Dapat dimainkan
oleh putra maupun putri, oleh semua orang dari segala usia.
4. Kerjasama. menurut Zainuddin, (website)
(Al-Bantany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html) bahwa: “Kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihakdengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang
5. Pendekatan Bermain (Game Sense). menurut Wahjoedi (1999: 121)
bahwa “Pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam
bentuk dan situasi permainan”.
6. Pendekatan Latihan (Drilling). Menurut KONI Pusat (1993:36) bahwa, “Pendekatan latihan (drill) adalah cara dalam mengajarkan gerakan dimana siswa diinstruksikan melakukan gerakan tertentu