• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PJKR 1001484 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PJKR 1001484 Chapter1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sekolah adalah tempat menimba ilmu pendidikan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Namun, pendidikan

bukan hanya sebatas mengembangkan kecerdasan saja, dari pendidikan juga

diharapkan agar siswa semakin beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

memiliki sikap yang baik, berbudi pekerti luhur, membangun potensi diri dengan

tujuan membangun bangsa dan negara. Didalam Undang - Undang Sistem Pendidikan

Nasional nomor 20 tahun 2003 dalam buku Landasan Pendidikan UPI (2010:26)

disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Adapun pengertian Pendidikan menurut Soegarda Poerbakawatja (1928:257)

dalam buku kuliah Landasan Pendidikan UPI (2010:26) menyebutkan bahwa:

(2)

Secara garis besar pendidikan merupakan hal yang wajib dalam rangka

membangun negara yang maju, pendidikan di sekolah terdiri dari beberapa macam

mata pelajaran, salah satunya Pendidikan Jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan. Karakteristik Pendidikan jasmani yang unik yaitu menggunakan gerak

sebagai media untuk pembelajaran siswa menjadikan pendidikan jasmani sebagai

daya tarik yang tidak terbantahkan dalam proses pendidikan. Pendidikan jasmani

menurut Harold M.Barrow (dalam: Abduljabar, 2010) sebagai berikut:

Pendidikan Jasmani dapat didefinisikan sebagai “pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan pendidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan (exercise). Hasil yang ingin dicapai individu yang terdidik secara fisik. Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan individu.

Berdasarkan pengertian diatas mengungkapkan bahwa pendidikan jasmani

merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan

jasmani dapat mengembangkan beberapa aspek yang penting yaitu aspek sosial,

mental, fisik, emosional, intelektual, estetika dan moral. Pernyataan tersebut

dididukung Sukintaka (2004:17) yaitu:

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan

pendidikan jasmani tidak lepas dari adanya kurikulum yang didalamnya terdapat

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, maka dalam hal ini terbukti bahwa

pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pendidikan

secara keseluruhan.

Pendidikan jasmani memiliki berbagai macam permainan olahraga yang

(3)

dan non-lokomotor, manipulatif, atletik, kasiti roundes, kippers, sepak bola, bola

basket, bola voli, bola tangan dan aktivitas lainnya, baik yang beregu maupun

perorangan. Untuk permaian beregu yang kompleks banyak menggunakan

keterampilan terbuka, hal ini tentu saja bukan hanya mempersiapkan individu itu

sendiri tetapi mencakup bagaimana menghubungkan keterampilan anak yang satu

dengan keterampilan anak yang lain, baik kaitannya dengan penyerangan maupun

pertahanan.

Permainan bola tangan merupakan salah satu permainan olahraga yang

kompleks dan mulai digemari di kalangan siswa, khususnya bola tangan indoor.

Permainan bola tangan merupakan suatu permainan beregu yang dimainkan oleh satu

atau dua tangan dengan menggunakan bola sebagai medianya, tujuan dari permainan

bola tangan adalah memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan

mencegah lawan memasukan bola ke gawang kita, permainan ini merupakan

kombinasi keterampilan antara permainan bola basket dan sepak bola/futsal, karena

dalam pelaksanaannya teknik dasar seperti dribling, passing, catching dalam

permainan bola basket hampir sama dengan olahraga ini, juga tujuan olahraga ini

yaitu memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mencegah lawan

memasukan bola ke gawang kita hampir sama dengan olahraga sepak bola/futsal

hanya ada beberapa faktor yang membedakan. Pernyataan diatas sesuai dengan yang

diungkapkan Rowland (1979) dalam http://file.upi.edu menjelaskan bahwa:

Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu yang dimainkan dengan cara melempar dan menangkap bola, serta menembakan bola ke gawang. Dapat dimainkan oleh putra maupun putri, oleh semua orang dari segala usia.

Sesuai dengan penjelasan diatas yaitu permainan bola tangan adalah

permainan beregu tentunya membutuhkan kerjasama yang baik antar teman setim,

kerjasama dibutuhkan dalam permainan bola tangan karena permainan ini tidak hanya

mengandalkan keahlian individu saja melainkan kerjasama tim merupakan hal wajib

(4)

“Kerjasama yaitu melakukan kegiatan bersama-sama artinya membagi kegiatan dalam tugas-tugas kecil diantara sekelompok orang”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap orang

memerlukan kerjasama dan kerjasama memerlukan interaksi yang baik, dari

kerjasama ini diharapkan semua siswa dapat saling mengeluarkan pendapatnya,

menghargai gagasan teman dan memiliki rasa tenggang rasa yang baik sehingga

seluruh harapan-harapan apa yang diinginkan dapat terpacai. Ruang lingkup materi

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di dalam kurikulum SMA

tahun 2013 meliputi permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, olahraga

beladiri, senam lantai, aktivitas gerak berirama, pembelajaran aktivitas air, dan

lain-lain merupakan sesuatu yang sudah dipatenkan dalam kurikulum 2013 yang telah

disusun oleh pemerintah dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai

dengan kemajuan zaman dan diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan

baik.

Materi pembelajaran pendidikan jasmani yang tergambarkan dalam ruang

lingkup materi pembelajaran seperti tersebut diatas diajarkan atau diharapkan dapat

diajarkan secara optimal di setiap sekolah, namun fakta yang terjadi di lapangan

seringkali tidak sesuai dengan yang kita harapkan, mulai dari keterbatasan tempat

pembelajaran, fasilitas pembelajaran, sarana dan prasarana, dan lain-lain yang

menyebabkan guru sulit dalam menyampaikan materi yang sesuai dengan kurikulum

tersebut.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ada dalam kurikulum, seluruh

materi pembelajaran diatas diajarkan dengan pengoptimalisasian berbagai

pendekatan, model, strategi,metode, gaya dan teknik pembelajaran.

(5)

Pendekatan bermain (game sense approach) merupakan salah satu

pendekatan yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa bermain bagi anak merupakan

sarana yang efektif, karena pada dasarnya anak akan lebih senang dan termotivasi jika

diberikan permainan-permainan daripada materi yang bisa dibilang monoton, jika

siswa tersebut sudah senang dan termotivasi maka pembelajaran pun akan berjalan

sesuai dengan yang kita rencanakan. Pendekatan bermain menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa “Pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk dan situasi permainan”. Pendapat ini sejalan dengan pegertian permainan atau bermain yang disampaikan oleh Sukintaka (1992:11) menyatakan bahwa:

Permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan jasmani yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia, atau membentuk manusia indonesia seutuhnya, yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia.

Menurut Bigo, Kohnstam dan Palland (1950: 275 - 276) dalam Sukintaka

(1992:5):

Bermain merupakan salah satu dari banyak wahana untuk membawa anak kepada hidup bersama atau bermasyarakat, anak akan memahami dan menghargai dirinya sendiri atau temannya. Pada anak yang bermain, akan tumbuh rasa kebersamaan yang sangat baik bagi pembentukan rasa sosialnya”.

Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa manfaat bermain di lingkungan

masyarakat bagi anak-anak, bermain juga sangat penting bagi siswa dalam kegiatan

proses belajar mengajar di sekolah terutama pada pembelajaran pendidikan jasmani

yang didalamnya banyak sekali faktor yang dapat diraih yaitu kerjasama, percaya diri,

simpati, empati, tenggang rasa, menghargai, dan lain-lain.

Adapun Pendekatan latihan (drilling) merupakan bentuk pembelajaran suatu

teknik cabang olahraga yang dilakukan dengan mengulang-ulang gerakan secara sistematis dan kontinyu. Menurut KONI Pusat (1993:36) bahwa, “Pendekatan latihan (drilling) adalah cara dalam mengajarkan gerakan dimana siswa diinstruksikan

(6)

guru”. Ditinjau dari permainan bola tangan, lempar tangkap atau passing merupakan teknik yang sering dilakukan dalam permainan dibanding dengan teknik yang

lainnya. Hal ini karena lapangan permainan yang kecil, sehingga passing sering

digunakan dalam permainannya. Melalui passing yang baik dan akurat maka akan

mampu mejalin kerjasama tim yang kompak.

Permasalahan yang ada di sekolah adalah kurangnya kerjasama dari siswa

dalam pembelajaran Penjas di materi bola tangan, hal ini terlihat pada saat diberikan

game bola tangan mereka cenderung ingin membawa bola sendiri, memasukan bola

sendiri tanpa melihat kawan dalam satu timnya yang lebih menguntungkan dalam

mencetak skor.

Pentingnya kerjasama bagi siswa juga tertuang dalam Kurikulum 2013 pada

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan

sekolah menengah atas (SMA)/madrasah aliyah (MA), yang berbunyi: Kompetensi

inti point 2 yaitu Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan

proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerimanan bangsa dalam pergaulan

dunia. Selanjutnya kompetensi dasar poin 2.4 yaitu Menunjukkan kemauan

bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan.

Dari KI dan KD diatas menjelaskan bahwa memang kerjasama itu sangatlah

penting baik di lingkungan sekolah tempat siswa belajar maupun pada saat nanti

siswa terjun di masyarakat, dengan membiasakan sikap kerjasama siswa akan

senantiasa memiliki jiwa sosial yang tinggi yang kemudian akan menjadi cerminan

hidup bagi siswa untuk kehidupan kelak. Didalam KD juga dijelaskan bahwa

menujukkan kemauan bekerja sama dalam melakukan berbagai aktifitas fisik dalam

bentuk permainan yaitu dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang didalamnya

(7)

mencapai tujuan pembelajaran, salah satu didalamnya adalah pembelajaran

permainan bola tangan.

Kerjasama bisa diterapkan dalam permainan bola tangan, kerjasama juga

merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam olahraga bola tangan,

bagaimana cara bekerjasama dalam mencetak skor dan lain-lain dalam permainan

bola tangan. Inti dari permainan bola tangan adalah bagaimana caranya mencetak

skor sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mencegah sekuat-kuatnya agar lawan

tidak mencetak skor ke gawang kita, tentunya dalam melakukan hal ini membutuhkan

begitu banyak faktor mulai dari teknik, taktik, bahkan kerjasama baik dalam

menyerang atau bertahan.

Kerjasama dalam permainan bola tangan bukan hanya dalam mencetak skor

ataupun menyerang, dalam bertahan pun perlu kerjasama hanya mungkin yang lebih

menonjol adalah kerjasama dalam menyerang atau mencetak skor. Contoh kerjasama

dalam hal menyerang ketika melakukan permainan dua lawan satu, tim yang

berjumlah dua orang bertugas memasukan bola ke gawang dan yang timnya

berjumlah satu orang bertugas menjaga gawangnya dengan cara merebut bola dari

tangan tim yang satunya, saat permainan dimulai justru tim yang berjumlah dua orang

tersebut malah menunjukan sikap egoisnya dan kurang bekerjasama, faktanya ketika

orang yang satu sedang menguasai bola dan dijaga oleh lawan dia tidak memberikan

bola ke temannya yang bahkan lebih menguntungkan dalam mencetak skor, padahal

jika bola tersebut diberikan maka kemungkinan mencetak skor lebih besar daripada

bola tersebut dibawa sendiri tanpa bekerjasama dengan tim. Ini merupakan contoh

kecil dari permasalahan kerjasama dalam pembelajaran permainan bola tangan

dimana kadang keegoisan mengalahkan kerjasama yang bahkan bisa menjadi faktor

yang sangat penting dalam mencetak skor ataupun kemenangan.

(8)

B.Identifikasi Masalah

Masalah yang terjadi di sekolah akhir-akhir ini adalah keegoisan siswa

dalam melakukan pembelajaran di lingkungan sekolah khusunya yang disoroti

peneliti dalam hal ini pembelajaran permainan bola tangan, seperti saat diberikan

game bola tangan mereka cenderung ingin membawa bola sendiri, memasukan bola

sendiri tanpa melihat kawan dalam satu timnya yang lebih menguntungkan dalam

mencetak skor. Padahal jika kita renungkan mengenai permainan beregu maka faktor

kerjasama lah yang lebih penting dibanding yang lain.

Pendekatan pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian pada

kelompok eksperimen satu adalah pendekatan bermain (game sense). Pendekatan

bermain (game sense) adalah salah satu pembelajaran yang diberikan kepada siswa

dalam situasi permainan yang didalamnya secara tidak sadar terdapat teknik-teknik

bermain bola tangan. Pendekatan ini dipilih karena kecenderungan siswa akan lebih

termotivasi jika diberikan permainan daripada materi yang bisa dibilang monoton

agar supaya permasalahan kerjasama ini dapat teratasi.

Sukintaka (1992:7) menyatakan beberapa sifat bermain yaitu:

1. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan sukarela atas dasar rasa senang.

2. Bermain dengan rasa senang, menumbuhkan aktivitas yang dilakukan secara spontan.

3. Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati teman, mengetahui kemampuan teman, patuh pada peratran, dan mengetahui kemampuan dirinya sendiri.

Adapun pendekatan pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian pada

kelompok eksperimen dua adalah pendekatan latihan (drilling). Pendekatan latihan

(drilling) lebih mengarahkan siswa untuk melakukan suatu gerakan secara

berulang-ulang sampai siswa itu bisa melakukan gerakan tersebut. Pendekatan ini lebih

menekankan pada penguasaan teknik pada siswa dengan melakukan banyak sekali

(9)

pengembangan kerjasama siswa pada kelompok eksperimen satu yang di treatmen

dengan pendekatan bermain (game sense).

Pada penelitian ini, kerjasama menjadi sorotan utama. Dimana kerjasama

siswa sebelum dan sesudah penelitian akan diukur. Kerjasama sendiri adalah

melakukan kegiatan bersama-sama artinya membagi kegiatan dalam tugas-tugas kecil

diantara sekelompok orang. Adapun menurut Zainuddin, (website)

(Al-Bantany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html) mengatakan bahwa:

Kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai dan adanya norma yang mengatur.

Alat ukur dalam penelitian ini adalah observasi. Dengan beberapa indikator

kerjasama yang dinyatakan Suherman (2001:86) dalam Hoerunnisa (2013:51) yaitu:

1. Mengikuti aturan 2. Membantu teman 3. Ingin semua bermaain 4. Memotivasi orang lain 5. Bekerja keras

6. Kerjasama meraih tujuan

7. Memperhatikan perasaan orang lain 8. Mengendalikan temperamen.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang serta Identifikasi masalah diatas maka dapat

dirumuskan masalah yaang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah pendekatan Game Sense dapat memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran

permainan bola tangan?

2. Apakah pendekatan Drilling dapat memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran

(10)

3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan

Game Sense dan pendekatan Drilling terhadap pengembangan

kerjasama siswa dalam pembelajaran permainan bola tangan?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini tidak lain adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pendekatan Game Sense

terhadap pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran

permainan bola tangan?

2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pendekatan Drilling

terhadap pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran

permainan bola tangan?

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan

antara pendekatan Game Sense dan pendekatan Drilling terhadap

pengembangan kerjasama siswa dalam pembelajaran permainan bola

tangan?

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang

berkepentingan, yaitu penulis sendiri serta seluruh Pihak Sekolah Menengah Atas

Negeri 24 Bandung, khususnya guru pengajar pendidikan jasmani dan pelatih

ekstrakurikuler bola tangan di sekolah ini.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

1. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia

pendidikan, khususnya bagi guru pendidikan jasmani serta pelatih

ekstrakurikuler bola tangan agar dapat menerapkan berbagai macam

(11)

2. Dapat memberi gambaran mengenai pengaruh pendekatan Game Sense

dan pendekatan Drilling terhadap pengembangan kerjasama siswa

dalam pembelajaran permainan bola tangan.

b. Secara Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

referensi bagi peneliti lain mengenai pendekatan Game Sense dan

pendekatan Drilling untuk pengembangan kerjasama siswa dalam

pembelajaran permainan bola tangan.

2. Informasi dan masukan bagi lembaga-lembaga formal (sekolah)

khusunya guru Penjas dan pelatih ekstrakurikuler bola tangan agar dapat

memperkaya pendekatan dalam pembelajaran Penjas dan pelaksanaan

ekstrakurikuler.

3. Sumbangan pemikiran untuk berbagai pihak dalam mencetak

calon-calon pendidik yang profesional sesuai dengan bidangnya, khususnya

dalam bidang Pendidikan Jasmani.

F. Pembatasan masalah

Agar penelitian lebih terarah dan memperoleh gambaran yang jelas, maka

penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Game Sense dan

pendekatan Drilling.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengembangan kerjasama

siswa dalam pembelajaran permainan bola tangan.

3. Pelaksanaan penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Negeri 24

Bandung, yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola tangan.

4. Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen.

(12)

G.Batasan Istilah

Untuk memudahkan dalam penelitian dan menghindari dalam menafsirkan,

penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Berikut penjelasan beberapa istilah penting dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pendidikan. Menurut Pendidikan Undang - Undang Sistem Pendidikan

Nasional nomor 20 tahun 2003 buku Landasan Pendidikan UPI

(2010:26) disebutkan bahwa: Usaha sadar dan berencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

2. Pendidikan Jasmani (Penjas). Menurut Sukintaka (2004:17) yaitu:

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total

yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran

jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana

aktivitas jasmani.

3. Permainan Bola Tangan. Menurut Rowland (1979) dalam

http://file.upi.edu menjelaskan bahwa: Permainan bola tangan adalah

suatu permainan beregu yang dimainkan dengan cara melempar dan

menangkap bola, serta menembakan bola ke gawang. Dapat dimainkan

oleh putra maupun putri, oleh semua orang dari segala usia.

4. Kerjasama. menurut Zainuddin, (website)

(Al-Bantany-112.Blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html) bahwa: “Kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihakdengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang

(13)

5. Pendekatan Bermain (Game Sense). menurut Wahjoedi (1999: 121)

bahwa “Pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam

bentuk dan situasi permainan”.

6. Pendekatan Latihan (Drilling). Menurut KONI Pusat (1993:36) bahwa, “Pendekatan latihan (drill) adalah cara dalam mengajarkan gerakan dimana siswa diinstruksikan melakukan gerakan tertentu

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan konverter katalitik, daya yang didapat lebih rendah dibanding tanpa menggunakan konverter katalitik, ini disebabkan karena tertahannya aliran gas buang

Relevan dengan penyebab dari kenakalan remaja dengan faktor internal yaitu permasalahan identitas dan tindakan kontrol diri yang lemah sehingga berakibat pada

Simpulan dari penelitian ini adalah kesembilan blok BMC ( Value Propositions, Customer Segments, Customer Relationship, Channel, Key Resources, Key Activities, Key Partnership,

Terbiasa memiliki postur tubuh yang benar dalam kegiatan sehari-hari saja sudah akan mengurangi banyak penyakit (Titis, 2012). Menari ternyata memiliki banyak manfaat

Kerajinan Batu Ukir Tono

Bagi penderita penyakit gula / atau diabetes / Mint n Cherry bakery juga memiliki jenis kue untuk mereka dengan kadar gula rendah // Dengan umur usaha yang masih kurang dari 1 tahun

“Pengaruh EVA, RI, Earnings, dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

30 menit kemudian diberikan Oleum ricini 0,5 ml secara p.o Diamati selama enam jam dengan interval waktu tiap 30 menit.. Pembuatan Seduhan Teh Hijau dan Teh