BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian tentang kontribusi kompetensi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain korelasional yang melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
Pada penelitian ini kompetensi ( 1) dan motivasi kerja ( 2) diperlakukan sebagai
variabel bebas yang akan dikaji hubungannya dengan kinerja guru (variabel terikat/ Y).
Hubungan tersebut adalah berupa kontribusi kompetensi dengan kinerja guru, kontribusi
motivasi kerja dengan kinerja guru, dan kontribusi secara bersama-sama kompetensi dan
motivasi kerja dengan kinerja guru.
Suharsimi Arikunto (2006,p.270) menjelaskan bahwa penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan. Apabila ada, berapa eratnya hubungan
serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Uji hubungan melalui teknik perhitungan korelasi dapat dilakukan terhadap bermacam-macam data, baik data yang
Hubungan-hubungan antar variabel tersebut divisualisasikan pada kerangka berpikir berikut:
Gambar: 3.1 Kerangka hubungan variabel penelitian. R X1 X2 Y
r X2 Y
Kompetensi Guru( 1)
1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi profesional
4. Kompetensi sosial Kinerja Guru (Y)
1. Kemampuan
2. Inisiatif
3. Ketepatan waktu
4. Kualitas hasil kerja
5. Komunikasi
Motivasi Kerja guru ( 2)
1. Motivasi internal
2. Motivasi eksternal
C. Kisi-kisi instrumen
1. Kompetensi Pedagogik 1.1. Dapat mengidentifikasi dengan baik
ciri-ciri peserta didik.
1.5. Dapat menguasai cara menerapkan ICT dalam PBM.
1.10. Dapat membimbing anak bila
2.1. Dapat memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru profesional. 2.2. Dapat memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa
3.5. Mampu menguasai bagaimana meyusun rencana pelajaran yang mengemas isi, media teknologi, dan values dalam setiap PBM.
20
Kompetensi Sosial 4.1. Mampu mengidentifikasi berbagai faktor yang berkontribusi dalam
Variabel motivasi kerja
Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen motivasi kerja
No Variabel Indikator No.
Soal 1. Motivasi Internal 1.1. Kesejahteraan.
1.2. Kompetisi.
2. Motivasi eksternal 2.1. Jenis pekerjaan. 2.2. Lingkungan sekolah.
2.3. Sarana dan prasarana sekolah.
1. Kemamapuan 1.1. Penguasaan materi.
1.2. Penguasaan metode pengajaran.
1, 10, 26 19, 22, 27 2. Inisiatif 2.1. Berpikir positif yang lebih baik.
2.2. Mewujudkan kreativitas. 2.3. Pencapaian prestasi.
7, 18, 25 6, 21, 23 8, 9, 13 3. Ketepatan waktu 3.1. Pemanfaatan waktu datang.
3.2. Pemanfaatan waktu pulang.
2, 3 14 4. Kualitas hasil kerja 4.1. Kepuasan siswa.
4.2. Pemahaman siswa.
5, 12, 17 20, 24, 30 5. Komunikasi 5.1. Mutu penyampaian materi.
5.2. Penguasaan kelas.
4, 16 11, 15, 28, 29
1)Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,2007,p.61). Menurut Suharsimi
(2006,p.130), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Atas dasar kedua pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek/subyek dengan karakteristik tertentu yang dapat ditetapkan sebagai wilayah
generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru yang mengajar di SMA Negeri 1 Gunung Toar Kabupaten Kuantan
Singingi berjumlah 40 orang.
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sipat-sipatnya (Sudjana, 2004).
2) Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, agar sampel representatif maka diupayakan bahwa setiap subyek dalam
populasi memiliki peluang yang sama menjadi unsur sampel. Berhubung anggota populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 orang maka, semuanya akan diambil sebagai sampel total. Arikunto (2004) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari
populasi”. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
pengambilan sampel, Nasution (2005) menjelaskan bahwa “mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar
teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005)
mengemukakan bahwa: untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15%
atau 20%-25% atau lebih. Sesuai dengan ungkapan Arikunto (2007) ”jika populasi suatu penelitian kurang dari 100, maka sebaiknya keseluruhan populasi dijadikan sampel”.
E. Teknik pengumpulan dan pengolahan data
Nasir (2003) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat
ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan, dan
beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan penelitian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan teknik utama pengumpulan data,
yaitu teknik angket.
Angket disebarkan kepada responden dalam hal ini sebanyak 40 responden.
pertanyaan yang diajukan; (3) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban; dan (4) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari
banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel kompetensi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pertanyaan
dalam angket.
F. Instrumen penelitian
Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu: (1) menyusun indikator variabel indikator; (2) menyusun kisi-kisi instrumen; (3) melakukan ujicoba instrumen, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara bagaimana data yang diperlukan dapat diperoleh, untuk itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh
antara lain:
(1) Menentukan alat pengumpulan data berupa angket
Alat pengumpulan data dikembangkan dengan angket yang berbentuk skala
likert dengan alternatif jawaban untuk variabel kompetensi, motivasi kerja, dan kinerja guru adalah: untuk variabel kompetensi skala likert dengan alternatif: Sangat
Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan secara self assesment yang diajukan dalam kuesioner sesuai dengan keadaan yang dirasakan
mengenai kompetensi, motivasi kerja, dan kinerja guru.
Jadi instrumen/angket merupakan kunci utama dalam menggali informasi di
lapangan, karenanya sebelum instrumen/angket disebar ke lapangan, terlebih dahulu dilakukan validasi baik secara internal melalui analisis pakar, maupun secara empirik, melalui uji coba di lapangan. Pada objek terbatas, kemudian menghitung validitas dan
reabilitasnya. Pada item instrumen angket yang tidak valid dan tidak reliabel, akan dikoreksi atau diganti sesuai dengan kadar validitas dan reliabilitasnya.
Responden diberi sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari ketiga variabel disertai alternatif jawabannya. Kemudian responden di minta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang
diketahui serta dirasakan dengan cara membubuhkan tanda cheklist (√) pada alternatif jawaban yang telah disediakan.
(2) Menyusun alat pengumpul data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket adalah menetapkan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:
(a) Kompetensi guru sebagai variabel 1, motivasi kerja sebagai variabel 2, dan
kinerja guru sebagai variabel Y.
(b) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan/pernyataan berdasarkan
(c) Menyusun item pertanyaan/pernyataan dan alternatif jawabannya.
(d) Menetapkan skor setiap jawaban untuk variabel 1, dengan menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, karena objek yang diteliti mempunyai peringkat dari
lima rangkaian urutan, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS).
(e) Penetapan skala pengukuran, yaitu sebagai berikut: Untuk pernyataan positif:
- Sangat sesuai (5)
- Sesuai (4)
- Cukup sesuai (3)
- Kurang sesuai (2)
- Tidak sesuai (1)
(f) Menetapkan skor untuk setiap jawaban untuk variabel 2, dengan menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, karena objek yang diteliti mempunyai peringkat
dari lima rangkaian urutan yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP).
(g) Penetapan skala pengukuran, yaitu sebagai berikut:
Untuk pernyataan positif:
- Selalu (5)
- Sering (4)
- Kadang-kadang (3)
- Tidak pernah (1) Untuk pernyataan negatif:
- Selalu (1)
- Sering (2)
- Kadang-kadang (3)
- Jarang (4)
- Tidak pernah (5)
(h) Menetapkan skor untuk setiap jawaban untuk variabel Y, dengan menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, karena objek yang diteliti mempunyai peringkat
dari lima rangkaian urutan yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), Tidak pernah (TP).
(i) Penetapan skala pengukuran, yaitu sebagai berikut:
Untuk pernyataan positif:
- Selalu (5)
- Sering (4)
- Kadang-kadang (3)
- Jarang (2)
- Tidak pernah (1)
(3) Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
(b) Kuesioner, pengumpulan data dengan menggunakan daftar pernyataan yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap, beberapa variabel
yang dipertimbangkan dalam penelitian.
1. Kompetensi ( 1)
Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval
mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran secara kontinus 1 – 5 denagan alternatif jawaban sebagai berikut:
5 = Sangat sesuai. 4 = Sesuai.
3 = Cukup sesuai.
2 = Kurang sesuai. 1 = Tidak sesuai.
2. Motivasi kerja ( 2)
Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
5 = Selalu. 4 = Sering.
2 = jarang.
1 = Tidak pernah.
3. Kinerja guru (Y)
Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval
mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala likert dengan kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
5 = Selalu.
4 = Sering.
3 = Kadang-kadang.
2 = Jarang. 1 = Tidak pernah.
G. Uji validitas dan uji reliabilitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan
dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2004) menjelaskan bahwa validatas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk
menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasi setiap butir alat ukur
(4) Uji coba instrumen
Setelah selesai dalam menentukan dan menyusun alat pengumpul data, maka
langkah selanjutnya adalah mengadakan uji coba angket. Hal ini penting untuk menilai angket yang disusun, apakah valid dan reliabel atau belum. Pengujian
validitas instrumen menurut Arikunto adalah untuk menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur, (Akdon dan Sahlan Hadi, 2005).
Instrumen penelitian yang baik, disamping valid (tepat) sesuai dengan masalah dan responden yang seharusnya, juga harus reliabel (tetap), yaitu memiliki nilai
ketepatan dimana bila diujikan pada kelompok yang sama dalam jangka waktu yang sama dalam jangka waktu yang berbeda akan menghasilkan nilai yang sama pula. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
(5) Uji validitas instrumen
Untuk menguji validitas instrumen menggunakan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan skor tiap item dengan menggunakan rumus pearson product moment. Sedangkan rumus yang digunakan untuk uji validitas instrumen angket ini
adalah sebagai berikut:
n(∑ XY) –
(∑ X) x (∑ Y)
2−( )2 2− ( )2
Keterangan: ℎ� � = koefisien korelasi Arikunto (2007)
∑ Xi = jumlah skor item
∑ Yi = jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan menggunakan rumus:
t hitung =
√ −2√1− 2
Keterangan: t = nilai t hitung.
r = koefisien korelasi hasil ℎ� �.
n = jumlah responden.
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n-2).
Kaidah keputusan : jika ℎ� � > berarti valid sebaliknya
ℎ� � < bearti tidak valid
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks,
dengan menggunakan SPSS versi 19.
a. Kompetensi ( 1)
Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kompetensi ( 1)
26; 27; 28; 29; dan 30. Dalam analisis ini, apabila item dikatakan valid dan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan
angka pada corrected item-total correlation yang merupakan korelasi antara skor item
dengan skor total item (nilai ℎ� �) di bandingkan dengan nilai , maka item
tersebut adalah valid. Contoh korelasi item no.1 = 0,676, item no 2 = 0,627 dan seterusnya sampai item no.30 = 0,830.
Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
25 0.809 8.482 2.024 Valid Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid dan reliabel harus dibuktikan dengan
perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada corrected item-total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total
item (nilai ℎ� �) di bandingkan dengan nilai . Jika nilai ℎ� � lebih besar
dari nilai atau nilai ℎ� � > nilai , maka item tersebut adalah valid.
Contoh korelasi item no.1 = 0,446, item no.2 = 0,586 dan seterusnya sampai item no. 30 = 0,345.
Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:
8 0.391 2.622 2.024 Valid diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item semuanya valid yaitu item no. 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21; 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; dan 30. Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid dan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada corrected item- total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai ℎ� �) dibandingkan dengan nilai . Jika nilai ℎ� � lebih
Contoh korelasi item no. 1 = 2,960 item no.2 = 2,141 dan seterusnya sampai item no.30 = 4,902.
Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:
2. Menguji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan
atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan
adalah alpha sebagai berikut:
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai berikut:
Langkah 1: menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
1 = 12−
( 1) � �
Keterangan :
1 = varians skor tiap-tiap item. ∑ X�2 = jumlah kuadrat item Xi.
( �)2 = jumlah item Xi dikuadratkan. N = jumlah responden.
Langkah 2 : kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus: ∑ 1 = 1 + 2 + 3…….
Keterangan :
Langkah 3 : menghitung varians total dengan rumus :
1 = 1
2−( 1)2 � �
Keterangan :
1 = varians total.
∑ 12 = jumlah kuadrat X total.
(∑ 1 )2 = jumlah X total dikuadratkan.
N = jumlah responden.
Langkah 4 : masukkan nilai alpha dengan rumus:
11
= (
−1)-(1
1 1)
Jika 11 > berarti reliabel
Jika 11 < berarti tidak reliabel
Selanjutnya dibandingkan dengan menggunakan program SPSS versi 19, yaitu reliability analysis-scale (alpha).
Keterangan:
11 = nilai reliabilitas.
∑ 1 = jumlah varians skor tiap-tiap item.
1 = varians total. K = jumlah item.
Tabel 3.7
Uji reliabilitas item kompetensi ( 1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.974 30
Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi alpha cronbach = 0,974 korelasi
berada pada kategori sangat tinggi. Bila dibandingkan dengan (2,024) maka
ℎ� � lebih besar dari . Dengan demikian disimpulkan bahwa item kompetensi ( 1) tersebut adalah reliabel
b. Motivasi kerja ( 2)
Tabel 3.8
Uji reliabilitas item motivasi kerja ( 2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.885 30
Pengujian reliabilitas kita lihat dari nilai alpha cronbach = 0,885 korelasi
berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan (2,024) maka
ℎ� � lebih besar dari . Dengan demikian disimpulkan bahwa item motivasi kerja ( 2) tersebut adalah reliabel.
c. Kinerja guru (Y)
Tabel 3.9
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.836 30
Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi alpha cronbach = 0,836 korelasi
berada pada kategori sangat tinggi. Bila dibanding dengan (2,024) maka ℎ� �
lebih besar dari . Dengan demikian disimpulkan bahwa item kinerja guru (Y) tersebut adalah reliabel.
1. Analisa data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi
pearson product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam
menguji besarnya hubungan dan kontribusi variabel 1 dan 2 terhadap Y. Untuk
mengetahui derajad hubungan antar variabel kompetensi ( 1) dan motivasi kerja ( 2) terhadap kinerja guru (Y) dilakukan penyebaran kuesioner yang bersipat tertutup.
Untuk mengetahui hubungan antara variabel 1 dengan Y dan 2 dengan Y yang
digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah pearson product moment, dengan rumus:
n (∑ XY) –(∑ X) . (∑ Y)
=
. 2 − ( )2 . . 2–( )2
Korelasi pearson product moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r
sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi nilai r sebagai
berikut
Tabel 3.10
Interpretasi koefisien korelasi nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 - 1,000 Sangat Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,40 - 0,599 Cukup Kuat 0,20 - 0,399 Rendah
0,00 - 0,199 Sangat Rendah Sumber: Riduwan (2005)
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin
mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi pearson product moment tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus :
r√ −2 ℎ� � =
ℎ� � = nilai t.
r = nilai koefisien korelasi.
n = jumlah sampel.
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y
dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinansi adalah kuadrat dari koefisien korelasi pearson product moment yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau
ikut menentukan variabel Y. Kontribusi dicari dengan menggunakan rumus:
KD =
2X 100%
Keterangan:
KD = nilai koefisien diterminan (kontribusi antar variabel).
r = nilai koefisien korelasi.
Mengetahui kontribusi antara variabel 1 dan 2 secara bersama-sama terhadap
variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut:
1. 2.
=
2 1. + 2− 2
1. . 2. . 1. 2 1− 21. 2
Analisis lanjut digunakan teknik korelasi baik sederhana maupun ganda.
Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program IBM SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Windows Version 19. Untuk keperluan pengujian validitas dalam perhitungannya menggunakan
pengujian dan hasil analisisnya diperoleh, penulis menanyakan kepada beberapa orang ahli statistik apakah instrumen tersebut valid atau tidak. Koefisien korelasi
hasil perhitungan, kemudian diinterpretasikan dan klasifikasi dengan Tabel 3.11, menurut Arikunto (2007) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11. Koefisien korelasi validitas Skor Validitas
0,00< ≤ 0,20 Jelek
0,20< ≤ 0,40 Rendah
0,40< ≤ 0,60 Sedang
0,60< ≤ 0,80 Tinggi
0,80< ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Arikunto (2006) menyatakan bahwa validitas adalah ukuran yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang
Ringkasnya, sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengukur data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Berdasarkan cara pengujiannya, validitas dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.
Dengan kata lain, sebuah instrumen, dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen tersebut mendukung misi instrumen secara keseluruhan, yaitu
mengungkapkan data dari variabel yang dimaksud. Sedangkan variabel eksternal dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel yang dimaksud.
Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah validitas internal dengan menggunakan analisis butir pada kuesioner yang diujicobakan 40 orang guru
di SMA Percontohan UPI (rekapitulasi skor data kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1,2, dan 3). Analisis butir data untuk uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 19 for
window. Analisis butir ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor-skor yang dihasilkan pada tiap butir pertanyaan/pernyataan dengan skor total butir dengan
menggunakan teknik pearson product moment. Hasil analisis ini kemudian
sebesar 95%. Oleh karena itu instrumen penelitian ini diujicobakan pada 40 orang
guru (N = 40), maka diperoleh = 2,024 pada taraf signifikan 95%. Berdasarkan data yang telah diolah, instrumen dikatakan valid jika hasil korelasi skor tiap butir
soal terhadap skor total lebih besar dibandingkan dengan nilai tabel ( ℎ� � > ),
dan sebaliknya apabila ℎ� � < , maka instrumen dikatakan tidak valid dan
tidak layak untuk pengambilan data. Data dan hasil analisis validitas lengkap dari output dapat dilihat pada lampiran 1,2, dan 3, yang terangkum pada Tabel 3.4, 3.5,
dan 3.6.
Untuk mengukur kriteria interpretasi skor soal/item, menggunakan tiga kriteria , sebagai berikut:
Tabel. 3.12. Kriteria interpretasi skor
Skor
Interpretasi Per indicator Keseluruhan indikator
3,68 – 5,00 111 – 150 Tinggi
2,34 – 3,67 71 – 110 Sedang / cukup
1,00 – 2,33 30 -70 Rendah
Dari instrumen diperoleh jumlah soal ada 30 item, nilai minimal = 1, nilai
panjang kelas sebesar 120 : 3 = 40. Dari penjelasan di atas, maka didapatlah interval yang dijelaskan pada Tabel. 3.12. Kriteria interpretasi skor.
(1) Uji reliabilitas instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Ini menunjukkan satu pengertian bahwa suatu instrumen yang reliabel cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik sehingga data yang dihasilkan juga dapat dipercaya (Arikunto, 2006). Sama dengan validitas, reliabel juga terdiri atas dua jenis, yaitu reliabilitas internal
dan reliabilitas eksternal. Jika ukuran atau kriteriumnya berada diluar instrumen ,maka dari hasil penyajian ini diperoleh reliabilitas eksternal, sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen tersebut saja, maka akan
menghasilkan reliabilitas internal.
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini diuji dengan menggunakan penyajian
reliabilitas internal yang dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan metode alpha croanbach dari: 0 sampai 1. Jika telah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah
membandingkan harga tersebut dengan dengan taraf signifikan 95% seperti
pada uji validitas sebelumnya. Bila harga perhitungan lebih besar dari ( ℎ� �
maka instrumen dikatakan tidak reliabel untuk digunakan dalam penelitian yang nantinya dilakukan.
Adapun persamaan-persamaan umum yang digunakan dalam pengujian korelasi dan signifikansi adalah:
n ∑ Xi Yi –( ∑ Xi ) ( ∑ Yi )
= korelasi sederhana.
12− ( �)2 �2− ( � )2
r√ −2
ℎ� � =
√1− 2
1 2 = √ 2 1 + 2 2 −2 1 2 1 2 korelasi ganda. 1 - 2 1 2
F hitung = 2 / K
( 1 – R Y / ( n – k – 1 )
Keterangan:
ℎ� � = koefisien korelasi sederhana. R hitung = koefisien korelasi ganda.
n = jumlah responden.
ℎ� � = uji signifikansi korelasi ganda.
Analisis regresi adalah analisis lanjutan dari korelasi. Uji regresi digunakan untuk mempelajari hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat ( 1 terhadap Y, 2 terhadap Y) dan kedua variabel bebas terhadap variabel
terikat ( 1 dan 2 secara bersama-sama terhadap Y). Untuk keperluan perhitungan
korelasi menggunakan SPSS versi 19.
Dengan uji regresi, dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen di manipulasi/dirubah-ubah (Sugiyono, 2009). Uji regresi menggunakan persamaan :
= a + b X1 (regresi sederhana).
= a + b X2 (regresi sederhana).
= a + b1 X1 + b2 X2 (regresi ganda).
Instrumen penelitian yang baik, disamping valid (tepat) sesuai dengan masalah dan responden yang seharusnya, juga harus reliabel (tetap), yaitu memiliki nilai ketepatan dimana bila diujikan pada kelompok yang sama dalam jangka waktu yang
sama dalam jangka waktu yang berbeda akan menghasilkan nilai yang sama pula (2) Teknik analisa data
Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan dan kontribusi dua variabel. Dari hasil analisis akan diketahui variabel manakah yang memiliki hubungan dan kontribusi serta kekuatan pengaruh secara statistik. Teknik analisa data akan
Ketentuan kriteria untuk menentukan kuat atau lemahnya korelasi adalah: a). Angka korelasi antara 0 s.d 1.
b). Patokan angka untuk menentukan kuat atau lemahnya korelasi adalah: 0 – 0,25 : adalah korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada). >0,25 – 0,5 : korelasi cukup.
>0,5 – 0,75 : korelasi kuat.
>0,75 – 1 : korelasi sangat kuat.
Untuk menguji hubungan pengaruh variabel 1(kompetensi dalam kinerja guru) yang diwujudkan dalam, dukungan operasional kinerja guru terhadap variabel Y
(kepuasan terhadap hasil kinerja guru), hubungan kontribusi variabel 2 (motivasi
kerja dalam kinerja guru) dengan variabel Y (kinerja guru), serta hubungan
kontribusi variabel 1 dan 2 bersama-sama terhadap variabel dependent Y adalah dengan menggunakan rumus uji regresi ganda.
1, 2, =
1 1 + 2 2 2
Kemudian dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan ℎ� � dengan
dengan menggunakan rumus: ℎ� �
=
2 − − 1
1− 2
Dimana: n = jumlah responden.
m = jumlah variabel.
Dalam pengambilan kesimpulan mengikuti kaidah pengujian signifikansi yaitu:
ℎ� �≤ , terima � artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan α = 0,05, dengan menggunakan tabel t dicari
dengan rumus:
= F 1− � � �= , = − −1)