Gian Sugiana Sugara, 2014
Penggunaan konseling ego state untuk mengelola kemarahan (penelitian single subject pada siswa kelas xi smk profita bandung tahun ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Marah merupakan bagian dari emosi yang mengandung muatan emosi yang negatif. Walaupun termasuk sebagai emosi negatif, akan tetapi kemunculan marah tidak selalu menjadi tanda dari adanya ketidakstabilan emosi, melainkan merupakan emosi alami yang dialami oleh setiap orang baik itu anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Remaja yang mengalami kemarahan yang tidak terkelola akan cenderung menampilkan ekspresi kemarahan dengan cara reaktif dan instrumental. Ekspresi kemarahan reaktif cenderung mengekspresikan kemarahan secara langsung tanpa kendali dan etika karena bertujuan untuk melepaskan semua rasa marah. Sementara kemarahan instrumental diekspresikan dalam bentuk memendam dengan merencanakan pembalasan kepada individu atau lingkungan yang membuat marah. Jika kemarahan tidak terkendali, maka remaja cenderung berperilaku agresif. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan kemarahan yang efektif sehingga remaja dapat berkembang dan memiliki mental yang sehat.
Konseling ego state menjadi solusi dalam menangani siswa yang mengalami kemarahan. Hal ini, karena dengan pendekatan ego state, siswa dibantu untuk melakukan resolusi terhadap konflik yang diakibatkan rasa marah. Dengan menggunakan pendekatan ego state, konselor dapat secara langsung berkomunikasi dengan ego state yang dapat membantu ego state yang pemarah menjadi lebih terkendali dan bertujuan positif.
Tesis ini berjudul “Penggunaan Konseling Ego State dalam Mengelola Kemarahan Siswa” (Penelitian Single Subject Terhadap Siswa Kelas XI SMK
Gian Sugiana Sugara, 2014
Penggunaan konseling ego state untuk mengelola kemarahan (penelitian single subject pada siswa kelas xi smk profita bandung tahun ajaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Laporan Tesis ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi dalam menangani siswa yang mengalami kemarahan yang tidak terkelola sehingga membantu siswa dalam mengembangkan pola pikir dan kepribadian yang sehat secara mental dan psikologis. Selain itu, dengan pendekatan ego state ini diharapkan mampu membantu untuk meningkatkan profesionalitas konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Akhirnya, segala puji hanya milik Allah yang atas berkah dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak dan menjadi salah satu referensi yang berharga bagi pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling di sekolah.
Bandung, Agustus 2014