• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENDIAGNOSIS KESALAHAN DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL

KELAS VIII E SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Dewintia Agnes Liani NIM: 121414106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“I can do all things through Christ, which Strengtheneth me.”

Philippians 4 : 13

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karyaku ini kepada:

Bapa di Surga, Yesus Kristus, serta Bunda Maria dan Santo Yoseph,

Kedua orang tuaku, Bapak Agus Rustono dan Anastasia Krismiyati

Pakde dan bude ku, Vincensius Marwoto dan Maria Tutik

Simbahku Yohanes Sastrawinata dan Ignasia Samirah

Partner terbaikku Antonius Gunawan

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Februari 2017

Penulis,

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dewintia Agnes Liani

No. Mahasiswa : 121414106

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENDIAGNOSIS KESALAHAN DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL KELAS VIII E SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

SKRIPSI

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian, pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 Februari 2017 Yang menyatakan

(7)

vii ABSTRAK

Dewintia Agnes Liani. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Mendiagnosis Kesalahan dan Pembelajaran Remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar, 2) mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada siswa kelas VIII E dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar, 3) mengetahui apakah pembelajaran remedial dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016 yang dilakukan pada bulan April-Mei 2016. Data dikumpulkan dengan observasi, ulangan harian, angket, dan tes diagnostik. Sedangkan pembelajaran remedial dilakukan untuk mengetahui letak kesalahan siswa yang dapat dilihat dari analisis jawaban siswa dan diakhiri dengan dilakukanya tes ulang untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakannya pembelajaran remedial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 jenis kesalahan umum yang dilakukan siswa, meliputi 1) kesalahan data, 2) kesalahan mengintrepetasikan bahasa, 3) kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep, 4) kesalahan teknis. Penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut adalah ketidaktelitian siswa membaca soal, siswa kurang memahami maksud soal, siswa kurang memahami konsep materi, dan ketidaktelitian siswa pada perhitungan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 15 siswa yang mengikuti tes diagnostik, pembelajaran remedial, dan tes ulang terdapat 9 siswa mengalami peningkatan (75,00%) dari 36 siswa (41,66%). Dengan demikian pembelajaran remedial cukup membantu mengatasi kesalahan siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

(8)

viii ABSTRACT

Dewintia Agnes Liani. 2016. The Effort to Improve Students Achievements by Error Diagnostic and Remedial Learning for Pangudi Luhur 1 Junior High School Grade VIII Class E Yogyakarta in Polyhedron material. Thesis. Mathematic Education Study Program, Teachers Training and Education Faculty, Sanata Dharma University, Yogyakarta

This research is aimed to 1) describe the error that caused by the students in solving polyhedron questions, 2) describe the factors that caused by the students of VIII E class in solving polyhedron questions, 3) know whether the remedial learning can improve the students achievement.

This research used qualitative and quantitative methods. The participants of this research are class E students of Pangudi Luhur 1 Yogyakarta 2015/2016. The research is conducted for 1 month and started from April to May 2016. The data is collected by doing an observation, daily-examination, questionnaires and diagnostic test. In the other hand, remedial learning is done for knowing the student’s mistake that can be looked from the analysis of students results and it is ended by doing remedial test to know whether any improvement after creating remedial learning.

The research results show that there are four general errors that have been done by the students. They are 1) the data error, 2) the error of interpreting the language, 3) the error in using theorem, definition and concept, 4) techniqal error. The cause of those errors are because the students are not careful in reading the questions and the students are not carefull in calculating. The research results are also show that from 15 students that participate in diagnotic test, remedial learning and remedial test the researcher found that there 9 students have incresead (75.00%) from 36 students (41.66%). Therefore, remedial learning is enough to help in solving the students errors and also to increase the students achiements in polyhedron material.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Mendiagnosis Kesalahan dan Pembelajaran Remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis mengakui bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat banyak kendala, namun berkat dukungan, doa, dan semangat serta bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, skripsi ini bisa terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat nasehat, dukungan, bimbingan, dan motivasi yang penulis dapatkan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

3. Cyrenia Novella Krisnamurti, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dengan sabar.

4. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

5. Br. Yosep Anton Utmiyadi FIC,S.S. selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk peneliti.

(10)

x

7. Siswa-siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kelas VIII E dan VIII G, atas kerjasamannya dalam membantu pelaksanaan penelitian.

8. Ayah, ibu, pakde, bude, simbah kakung dan simbah putri, yang selalu memberikan dukungan dan doa serta semangat pantang menyerah selama proses belajar dan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku Dian, Nia, Chintya, Novi, dan Yosep, serta teman-teman pendidikan matematika kelas C, yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

10.Antonius Gunawan, yang telah banyak membantu dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.

11.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Terima Kasih.

Yogyakarta, 10 Februari 2017

Penulis,

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Pembatasan Masalah ... 6

F. Penjelasan Istilah ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 8

(12)

xii

A. Belajar Matematika ... 10

B. Hasil Belajar ... 12

C. Pengertian Diagnosis ... 15

D. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 16

E. Kategori Kesalahan ... 25

F. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan ... 27

G. Pembelajaran Remedial ... 30

H. Tinjauan Materi Bangun Ruang Sisi Datar ... 35

I. Kerangka Berfikir... 58

BAB III METODE PENELITIAN... 61

A. Jenis Penelitian ... 61

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 61

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 62

D. Bentuk Data ... 62

E. Metode Pengumpulan Data ... 63

F. Instrumen Penelitian... 64

G. Validasi Instrumen ... 70

H. Teknis Analisis Data ... 74

I. Perencanaan Penelitian... 78

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN ... 81

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 81

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

C. Analisis Kesalahan Siswa ... 101

BAB V PENUTUP ... 136

A. Kesimpulan ... 136

B. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian ... 139

(13)

xiii

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH ... 35

Gambar 2.2 Diagonal Bidang Kubus ... 36

Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH dan segitiga ABF ... 36

Gambar 2.4 Diagonal Ruang ... 36

Gambar 2.5 Kubus dan Segitiga BDH ... 38

Gambar 2.6 Bidang Diagonal Kubus ... 39

Gambar 2.7 Kubus dan Segiempat ... 39

Gambar 2.8 Contoh gambar jaring-jaring Kubus ... 40

Gambar 2.9 Kubus dengan rusuk r ... 41

Gambar 2.10 Volume Kubus... 41

Gambar 2.11 Balok ABCD.EFGH ... 42

Gambar 2.12 Diagonal bidang balok ... 44

Gambar 2.13 Diagonal Sisi Balok ... 44

Gambar 2.14 Bidang Diagonal Balok ... 45

Gambar 2.15 Contoh gambar jaring-jaring balok ... 46

Gambar 2.16 Balok ... 46

Gambar 2.17 Volume Balok dengan Kubus Satuan... 48

Gambar 2.18 Prisma Tegak Segitiga PQR.STU ... 49

Gambar 2.19 Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga ... 50

(15)

xv

Gambar 2.21 Balok yang Dipotong ... 52

Gambar 2.22 Volume Prisma ... 52

Gambar 2.23 Limas Segilima ... 53

Gambar 2.24 Jaring-jaring Limas Segiempat... 55

Gambar 2.25 Gambar Limas ... 55

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Observasi dan Aktivitas Siswa di Kelas ... 64

Tabel 3.2 Tabel Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 64

Tabel 3.3 Tabel Kisi-Kisi Ujicoba Ulangan Harian ... 65

Tabel 3.4 Tabel Kisi-Kisi Angket Kesulitan Belajar Siswa ... 66

Tabel 3.5 Tabel Rancangan Indikator untuk Tes Diagnostik ... 68

Tabel 3.6 Kriteria Interpestasi Tingkat Validitas ... 70

Tabel 3.7 Tabel Hasil Ujicoba Ulangan Harian kelas VIII G ... 71

Tabel 3.8 Validitas Item Soal ... 73

Tabel 4.1 Tabel Urutan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 80

Tabel 4.2 Tabel Hasil Ulangan Harian ... 87

Tabel 4.3 Data hasil siswa dalam mengikuti tes diagnostik... 90

Tabel 4.4 Hasil Sub Materi Kubus ... 91

Tabel 4.5 Hasil Sub Materi Balok ... 93

Tabel 4.6 Hasil Sub Materi Prisma ... 94

Tabel 4.7 Hasil Dari Sub Materi Limas ... 95

(17)

xvii

Tabel 4.9 Analisis Kesalahan Siswa Sub Materi Kubus ... 101

Tabel 4.10 Analisis Kesalahan Siswa Sub Materi Balok ... 107

Tabel 4.11 Analisis Kesalahan Siswa Sub Materi Prisma ... 111

Tabel 4.12 Analisis Kesalahan Siswa Sub Materi Limas ... 117

Tabel 4.13 Hasil Tes ulang Mengenai Kubus ... 127

Tabel 4.14 Hasil Tes ulang Mengenai Balok ... 128

Tabel 4.15 Hasil Tes ulang Mengenai Prisma ... 128

Tabel 4.16 Hasil Tes ulang Mengenai Limas... 129

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ... 142

Lampiran A1 Soal Uji Coba Ulangan Harian ... 143

Lampiran A2 Pembahasan Soal Uji Coba Ulangan Harian ... 144

Lampiran A3 Soal Ulangan Harian ... 145

Lampiran A4 Pembahasan Soal Ulangan Harian ... 146

Lampiran A5 Tes Diagnostik ... 147

Lampiran A6 Pembahasan Tes Diagnostik ... 148

Lampiran A7 Paket Soal Kubus dan Balok... 149

Lampiran A8 Pembahasan Paket Soal Kubus dan Balok... 150

Lampiran A9 Paket Soal Limas dan Prisma ... 151

Lampiran A10 Pembahasan Paket Soal Limas dan Prisma ... 152

Lampiran B... 153

Lampiran B1 Uji Validitas Soal Ulangan Harian ... 154

Lampiran B2 Pertimbangan Pakar Tentang Angket ... 155

Lampiran B3 Pertimbangan Pakar Tentang Tes Diagnostik ... 156

Lampiran B4 Lembar Observasi Guru ... 157

Lampiran B5 Lembar Aktivitas Siswa ... 158

(19)

xix

Lampiran C1 Hasil Kerja Siswa dan Angket ... 160

Lampiran C2 RPP ... 161

Lampiran C3 Foto-foto ... 162

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki

peran penting dalam pendidikan, karena itu matematika juga menjadi dasar

untuk mata pelajaran lain. Matematika dinilai sebagai mata pelajaran yang

sulit oleh siswa apalagi dengan adanya rumus-rumus yang membuat siswa

semakin menghindari hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Tujuan

diberikannya pelajaran matematika adalah agar siswa dapat menghadapi

keadaan zaman yang selalu berkembang, dengan tindakan yang logis,

rasional, serta kritis. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, tentunya siswa

harus mampu untuk diajak berfikir secara logis dan realistis. Siswa juga

harus bisa berlatih dalam menyelesaikan masalah yang muncul terkait

dengan masalah matematika.

Setiap siswa tentu memiliki penguasaan matematika pada tingkat

tertentu, yang merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk dapat

menggunakanya matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kecakapan

matematika yang diharapkan dapat dicapai dan ditunjukkan oleh siswa pada

hasil belajarnya tersebut, antara lain : menunjukkan pemahaman konsep

(21)

gagasan dan lain sebagainya (Depdiknas, 2003). Siswa tentu memiliki

kemampuan intelektual yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang

lain, kemampuan intelektual siswa seperti mengingat, memahami,

mengabstraksi dan memecahkan masalah. Beberapa hal yang menyangkut

siswa dalam perkembangan terkait dengan lingkungan belajarnya, sehingga

akan memberikan dorongan maupun hambatan dalam diri siswa tersebut

dalam belajarnya.

Konsep dasar matematika yang masih kurang mengakibatkan siswa

melakukan kesalahan ketika mempelajari matematika, khususnya pada

materi bangun ruang sisi datar. Untuk mengetahui kesalahan belajar yang

dilakukan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari kesalahan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal maupun aktivitas siswa selama

mengikuti pelajaran di kelas. Pada kasus ini peran guru sangat dibutuhkan,

dimana guru harus lebih mencermati hasil dari pekerjaan siswa dengan

menganalisis langkah kerja siswa dan dapat menemukan letak kesalahan

yang dilakukan siswa. Setelah menemukan kesalahan yang dilakukan siswa,

guru dapat melakukan alternatif tindakan guna mangatasi kesalahan belajar

siswa. Selain itu juga guru dituntut untuk mengelola proses belajar untuk

meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran matematika.

Berdasarkan observasi dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di

kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, peneliti menemukan bahwa

sebagian siswa melakukan kesalahan dalam belajar. Hal tersebut tampak

(22)

ulangan harian, masih terdapat banyak siswa yang belum mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) dan tugas-tugas yang diberikan guru kepada

siswa mendapatkan nilai yang kurang maksimal. Kebanyakan siswa hanya

menghafal saja tanpa mengetahui maksudnya, sehingga ketika diberikan

soal yang sedikit bervariasi siswa mengalami kesulitan. Penguasaan materi

yang masih kurang juga mengakibatkan siswa cenderung untuk tidak

memperhatikan guru ketika mengajar di kelas. Sebagian besar siswa di kelas

VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta cenderung kurang aktif dan

pendiam dibandingkan dengan kelas lain. Dari beberapa hal itulah yang

mendasari peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIII E SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta.

Pembelajaran remedial dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Salah satu materi di SMP kelas VIII yaitu bangun ruang sisi datar.

Bangun ruang sisi datar adalah sebuah cabang matematika yang

mempelajari tentang bangun ruang yang dibatasi oleh sisi-sisi bidang datar.

Bangun ruang sisi datar sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Penerapan konsep-konsep materi bangun ruang sisi datar sering di gunakan

dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, akan tetapi masih

banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari bangun ruang sisi

datar karena dibutuhkan kemampuan visual maupun kemampuan

memecahkan masalah dalam mempelajari materi tersebut.

Pemahaman tentang rumus yang masih kurang dan sering diabaikan

(23)

rumus dan mengaplikasikan rumus tersebut ke dalam soal. Dari keadaan di

lapangan tersebut, guru sangat perlu untuk mengetahui kesalahan belajar

siswa secara individual dengan cara mendiagnosis. Agar dapat membantu

siswa secara tepat perlu mengidentifikasi terlebih dahulu kesalahan yang

dilakukan siswa dengan tes diagnostik, kemudian menganalisis untuk

mengetahui kelemahan siswa, faktor penyebab kesalahan belajar siswa dan

mencari alternatif pemecahan kesalahan yaitu dengan melakukan

pembelajaran remedial.

Berdasarkan uraian diatas, kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan

faktor penyebab siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi

datar menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Kesalahan-kesalahan tersebut

diharapkan dapat teratasi dengan pembelajaran remedial khususnya pada

materi bangun ruang sisi datar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Mendiagnosis Kesalahan dan Pembelajaran Remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

(24)

1. Masih ada siswa yang melakukan kesalahan dalam memahami materi

bangun ruang sisi datar.

2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan

materi saat pelajaran di kelas.

3. Masih ada siswa yang belum mencapai KKM setelah guru

menyampaikan pelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, penulis merumuskan

masalah dalam bentuk pernyataan sebagai berikut:

1. Apa saja kesalahan siswa saat mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi

datar?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa kelas VIII E SMP

Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melakukan kesalahan dalam mengerjakan

soal-soal bangun ruang sisi datar?

3. Apakah pembelajaran remedial dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan apa saja kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal

(25)

2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada

siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dalam

menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar.

3. Untuk mengetahui apakah pembelajaran remedial akan meningkatkan

hasil belajar siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi

bangun ruang sisi datar.

E. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Materi yang dibahas adalah materi matematika pada pokok bahasan

bangun ruang sisi datar yaitu kubus, balok, limas, dan prisma kelas VIII

E semester genap.

2. Permasalahan yang dibahas dibatasi pada masalah kesalahan siswa

dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar dan faktor penyebab

kesalahan belajar.

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah berguna untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan

mewujudkan kesatuan pandangan dan kesamaan pemikiran. Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Menurut Agus Suprijono (2009:7), hasil belajar merupakan

(26)

adalah hasil belajar merupakan kemampuan kognitif, motorik, dan sikap

dilihat seabagi satu kesatuan.

2. Diagnosis

Menurut Webster dalam Sugihartono dkk. (2007 :149), diagnosis

merupakan proses penentuan hakekat adanya ketidakmampuan

seseorang dengan cara ujian. Diagnosis merupakan sebuah proses untuk

menentukan permasalahan yang dihadapi oleh siswa melalui proses

analisis data dari gejala-gejala yang tampak serta usaha untuk membantu

memecahkan permasalahan tersebut dengan berbagai kemungkinan dan

jalan analisis faktor-faktor yang menjadi faktor penyebab

penghambatnya.

3. Kesalahan

Kesalahan adalah tindakan yang tidak tepat atau menyimpang dari

suatu aturan yang sudah ditentukan. Kesalahan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kesalahan yang dapat dilihat dari pekerjaan tertulis

siswa dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar yang

berupa tes hasil belajar.

4. Pembelajaran Remedial

Menurut Koestoer dan Hadisuparti (1984) pembelajaran remedial

pada dasarnya bagian dari pembelajaran secara keseluruhan, untuk

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam

(27)

artinya ada siswa yang tidak mencapai standar kompetensi yang telah

ditetapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

5. Bangun Ruang Sisi Datar.

Bangun ruang sisi datar adalah sebuah cabang matematika yang

mempelajari tentang bangun ruang yang dibatasi oleh sisi-sisi berupa

bidang datar.Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh

himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan bangun

tersebut. Permukaan bangun itu disebut sisi. Pertemuan antara

garis-garis pada sisi setiap bangun ruang disebut sebagai rusuk. Bangun

ruang terdiri dari beberapa jaring-jaring. Bangun ruang sering disebut

sebagai geometri ruang.

geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara

titik, garis, sudut, bidang dan bangun-bangun ruang.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa, guru, dan bagi

peneliti sendiri.

1. Bagi Siswa

a. Siswa dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam

mengerjakan soal bangun ruang sisi datar.

b. Siswa menjadi lebih teliti dan terampil lagi dalam mengerjakan soal

bangun ruang sisi datar setelah mengetahui letak kesalahan yang

(28)

2. Bagi Guru

a. Guru dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

b. Guru dapat mengetahui faktor-faktor penyebab siswa kelas VIII

yang melakukan kesalahan belajar dalam menyelesaikan soal

bangun ruang sisi datar.

c. Guru dapat melakukan pembelajaran remedial dengan metode yang

tepat untuk mengatasi kesalahan belajar siswa SMP Pangudi Luhur

1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar. Sehingga

diharapkan dari pembelajaran remedial mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa.

3. Bagi Peneliti

a. Dapat menjawab permasalahan mengenai jenis kesalahan dan

faktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan.

b. Dapat memberikan bekal pengetahuan bagi peneliti sebagai calon

(29)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar Matematika 1. Pengertian Belajar

Menurut Sri Rumini dkk. (2006: 59) belajar merupakan sebuah proses

yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku,

yang mana perilaku hasil belajar tersebut relatif menetap, baik perilaku

yang dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati secara

langsung yang terjadi pada individu sebagai hasil sebuah latihan dan

pengalaman sebagai dampak interaksi antara individu dan

lingkungannya.

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (2011:232), definisi belajar

selalu mencakup beberapa poin penting sebagai berikut.

a. Proses belajar selalu membawa perubahan perilaku, baik kognitif,

afektif, maupun psikomotorik.

b. Pada dasarnya yang dimaksud dalam perubahan tersebut pokoknya

adalah pada proses mendapatkan kecakapan atau keterampilan baru.

c. Adanya perubahan tersebut karena dilakukan secara sadar dan penuh

usaha. Maka belajar merupakan proses internalisasi pengetahuan,

penyimpanan informasi atau pengetahuan yang didukung faktor-faktor

(30)

dengan siswa lainya dalam berinteraksi dengan lingkungan sebagai

sumber belajar.

2. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema

yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa

belanda disebut wiskude atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan

penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan dalam

matematika bersifat konsisten.

Pengertian matematika dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya

menurut:

a. Sujono (1988:5) mengemukakan beberapa pengertian matematika.

Diantaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan

yang eksak dan terorganisasi secara sistematik, serta matematika

merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logic dan masalah

yang berhubungan dengan bilangan.

b. Herman Hudoyo (1980:45) mengemukakan bahwa hakekat matematika

berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang diatur menurut urutan

logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak. Selain

itu matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan

(31)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika

merupakan suatu perubahan sikap dan perilaku positif oleh siswa

didalam ilmu yang berdasarkan pada unsur bilangan dan operasinya,

yang bersifat abstrak, terstruktur, dan logis.

B. Hasil Belajar

Menurut Agus Suprijono (2009: 7), hasil belajar merupakan perubahan

perilaku secara keseluruhan. Maksud dari secara keseluruhan adalah hasil

belajar merupakan kemampuan kognitif, motorik, dan sikap dilihat seabagi

satu kesatuan. Kingsley dalam Sudjana (1990: 22) membagi hasil belajar

menjadi tiga macam yaitu keterampiran dan kebiasaan, pengetahuan dan

pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sementara Gagne dalam Sudjana

(1990: 22) membagi hasil belajar menjadi 3 macam yaitu informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampiran motoris.

Bloom dalam Nana Sudjana (1990: 22-23) menggolongkan hasil belajar

menjadi tiga ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif

Ranah belajar kognitif merupakan ranah belajar yang berkenaan dengan

kemampuan intelektual. Bloom membagi hasil belajar ranah kognitif

menjadi enam aspek yang dikenal dengan nama Taksonomi Bloom.

(32)

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksud meliputi pengetahuan hafalan seperti

rumus, definisi, istilah, nama tokoh, dan nama kota. Selain itu ada

pula pengetahuan factual yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan

fakta.

b. Pemahaman

Pemahaman dalam taksonomi bloom dibedakan menjadi tiga

kategori yaitu tingkat terendah, tingkat kedua, dan tingkat ketiga.

Pada tingkat terendah merupakan pemahaman terjemahan yang

menerjemahkan ke dalam arti sebenarnya. Pemahaman tingkat dua

adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan beberapa

bagian yang diketahui kemudian membedakan yang pokok dan tidak

pokok. Pemahaman tingkat tiga adalah pemahaman ekstrapolasi

yaitu kemampuan untuk melihat dibalik yang terlulis dan membuat

ramalan tentang konsekuensi.

c. Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau

situasi khusus (Sudjana, 1990: 25). Abstraksi yang dimaksud dapat

berupa ide atau teori. Contohnya memecahkan masalah matematika

menggunakan rumus.

d. Analisis

Analisis merupakan usaha untuk memilah suatu integritas

(33)

perlu dikembangkan sehingga seseorang dapat mengaplikasikannya

pada situasi, sehingga menjadi lebih kreatif.

e. Sintesis

Sintesis merupakan penyatuan unsur-unsur untuk membentuk

bagian secara menyeluruh. Berfikir secara sintetis adalah berfikir

secara divergen (Sudjana, 1990: 28). Berfikir divergen berarti

berfikir dengan jawaban yang belum dapat dipastikan jawabannya.

f. Evaluasi

Evaluasi merupakan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu.

Pemberian evalaluasi dilihat dari beberapa segi misalnya tujuan,

gagasan, cara kerja, pemecahan, maupun metode.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan ranah yang berkenaan dengan nilai dan sikap.

Nilai yang dimaksud merupakan nilai sosial sementara sikap merupakan

sikap siswa dalam mengukuti proses pembelajaran. Ranah afektif hasil

belajar dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu (Sudjana, 1990:30)

Attending, Responding, Valuing, Organisasi, dan Karakteristik.

3. Ranah Psikomotor

Hasil belajar ranah psikomotor merupakan keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu. Terdapat enam tingkatan keterampilan

yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual,

kemampuan di bidang fisik, gerakan-gerakan skill dan kemampuan yang

(34)

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku baik berupa kognitif,

motorik, maupun sikap yang diuji dengan menggunakan suatu tes.

C. Pengertian Diagnosis

Menurut Webster dan Sugihartono dkk. (2007:149), diagnosis

merupakan proses penentuan hakekat adanya ketidakmampuan seseorang

dengan cara ujian. Diagnosis merupakan sebuah proses untuk menentukan

permasalahan yang dihadapi oleh siswa melalui proses analisis data dari

gejala-gejala yang tampak serta usaha untuk membantu memecahkan

permasalahan tersebut dengan berbagai kemungkinan dan jalan analisis

faktor-faktor yang menjadi faktor penyebab penghambatnya.

Menurut Thorndike dan Hagen dalam Entang M (1984:530-532),

diagnosis dapat diartikan sebagai:

1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit yang dialami

seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai

gejala-gejalanya;

2. Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan

karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya;

3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas

gejala-gejala atau fakta atas suatu hal.

Berdasarkan pengertian di atas, maka diagnosis merupakan gejala yang

(35)

menjadi penghambat siswa dalam belajar dan alternatif upaya untuk

memecahkan masalah tersebut.

D. Diagnosis Kesulitan Belajar

Menurut Sugihartono dkk. (2007: 150), diagnosis kesulitan belajar dapat

diterjemahkan sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh guru untuk

menentukan masalah atau ketidakmampuan siswa dalam belajar yang

dilakukan dengan cara meneliti berbagai latar belakang faktor penyebabnya

dengan cara menganalis gejala-gejala yang tampak dan dapat di pelajari.

Konsep dasar diagnosis kesulitan belajar adalah dengan melakukan

identifikasi kesulitan belajar pada siswa dalam upaya menentukan sumber

dan faktor penyebabnya. Tujuannya adalah membantu siswa mengatasi

kesulitan belajarnya melalui berbagai alternatif pemecahan atas dasar data

atau informasi yang lengkap dan akurat yang telah terkumpul.

1. Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar

Kegiatan mengidentifikasi bertujan untuk memilih siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar dan mengikuti proses pembelajaran.

Identifikasi kesulitan belajar siswa dapat diketahui dan terlihat dari

beberapa hal, antara lain a) perilaku siswa selama mengikuti proses

(36)

a) Perilaku Siswa

Perilaku siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dapat dilihat

melalui kegiatan observasi dan laporan dari proses pembelajaran yang

diikuti oleh siswa.

Menurut Sugihartono dkk. (2007: 165-167), perilaku siswa selama

proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk

mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar antara lain:

1)Kecepatan dalam Menyelesaikan Tugas

Proses pembelajaran tidak lepas dari pemberian tugas pada siswa

untuk dikerjakan sebagai sebagian proses pembelajaran. Tugas

yang diberikan berupa tugas dalam bentuk tugas kelompok, tugas

individu, dan sebagainya selalu ditentukan dan dibatasi oleh waktu

untuk menyelesaikannya. Batas waktu pengumpulan tersebut dapat

dijadikan sebagai indikator bagi guru, siapa saja siswa yang

mengalami kesulitan belajar atau tidak. Siswa yang mengalami

kesulitan belajar akan terlihat dari tingkat keterlambatan dalam

menyelesaikan tugas paling tinggi dan frekuensi keterlambatannya

paling banyak dibandingkan siswa lainya. Namun faktor kualitas

juga diperhatikan, siswa yang cepat belum tentu tidak memiliki

masalah belajar karna harus mempertimbangkan aspek kualitas

(37)

2)Tingkat Kehadiran Mengikuti Proses Pembelajaran

Tingkat kehadiran siswa selama mengikuti proses pembelajaran

secara tertib atau tidak merupakan salah satu indikator bagi guru

untuk menentukan siswa mengalami kesulitan atau tidak. Siswa

yang sering absen, sering membolos, dan sebagainya menunjukkan

bahwa ia mengalami kesulitan belajar.

3)Keaktifan Siswa dalam tugas-tugas

Beberapa mata pelajaran menuntut siswa aktif dan menunjukkan

kemampuan berkomunikasi secara berinteraksi dengan teman satu

kelompok, kemampuan mengemukakan pendapat, bertanya, dan

menerima atau menolak pendapat siswa lain dalam kegiatan diskusi

dan kegitan kelompok lainya. Melalui kegiatan observasi dan

pencatatan aktivitas siswa, guru akan mengetatahui kondisi siswa

dan juga menemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan

belajar. Siswa yang cenderung pasif dapat diidentifikasikan

mengalami kesulitan belajar.

4)Kemampuan Kerjasama dan Penyesuaian Sosial

Mata pelajaran tertentu kadang menuntut siswa untuk bekerja

secara kelompok. Siswa dituntut untuk mampu bekerja sama dalam

kelompok, saling percaya dan saling membantu. Guru harus

mengetahui dan memahami hubungan sosial sehari-hari siswa

(38)

b)Analisis Prestasi Belajar

Untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat

juga dilakukan dengan cara menghimpun dan menganalis hasil belajar

siswa serta menafsirnya. Siswa yang memiliki nilai dibawah norma

sebagai batas lulus maka siswa tersebut diidentifikasi memiliki

kesulitan belajar. Norma yang sering digunakan yaitu:

1) Penilaian Acuan Norma (PAN)

Penilaian jenis ini menggunakan norma kelompok yang berupa

nilai rerata kelas. Siswa yang memiliki nilai dibawah rerata kelas

dapat didefinisikan memiliki kesulitan belajar. Semakin jauh nilai

seorang siswa dibawah rerata kelas maka kesulitan belajar yang

dimilikinya cenderung semakin besar.

2) Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Penilaian jenis ini menggunakan norma berupa skor yang telah

ditetepkan atau ditentukan besaranya terlebih dahulu oleh guru

mata pelajaran. Skor tersebut sering disebut dengan batas tuntas,

atau kriteria ketuntasan minimum (KKM). Skor minimal harus

dicapai oleh siswa sehingga siswa yang nilainya belum mencapai

syarat minimum maka diidentifikasi siswa tersebut mengalami

kesulitan belajar.

Menurut Entang (1984) teknik diagnosis pada umumnya mengikuti

(39)

a. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar

Tahap ini merupakan tahap untuk mengetahui siswa-siswi yang

mengalami kesulitan belajar. Langkah-langkah yang dapat ditempuh

dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah

membandingkan posisi atau kedudukan siswa dalam kelompok atau

kriteria tingkat ketuntasan penguasaan yang diterapkan sebelumnya

yaitu PAP (Penilaian Acuan Patokan) maupun PAN (Penilaian Acuan

Norma) untuk suatu mata pelajaran atau materi tertentu.

Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan

1) Menganalis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang

dibuatnya, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau

kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut.

2) Menganalisis perilaku yang berhubungan dengan proses belajar

melalui observasi, dengan membandingkan perilaku siswa yang

mengalami kesulitan terhadap siswa lainnya yang sekelas.

3) Menganalisis hubungan sosial, dengan mengamati intensitas

interaksi sosial siswa yang mengalami kesulitan dengan

kelompoknya maupun siswa lain.

Kasus kesulitan belajar itu dapat pula di deteksi dari catatan observasi,

ataupun laporan proses kegiatan belajarnya. Di antara catatan proses

belajar itu, ialah: cepat lambatnya menyelesaikan pekerjaan, partisipasi

dan kontribusi dalam pemecahan masalah atau tugas kelompok,

(40)

b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar Siswa

Siswa yang telah diidentifikasi memilki kesulitan belajar, kemudian

dianalisis untuk menemukan letak kesulitan belajar yang dihadapi.

Semakin rendah nilai sebuah mata pelajaran dibandingkan dengan

mata pelajaran lainya dan banyaknya siswa yang tidak menjawab

soal pada pokok bahasan tertentu, siswa tersebut mengalami

permasalahan belajar pada mata pelajaran tersebut dan pada pokok

bahasan tersebut.

Menurut Tidjan Su. (1993:81), untuk menetapkan lokasi kesulitan

belajar pada siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

1) Membuat rata-rata nilai dari masing-masing bidang studi.

2) Membuat grafik kedudukan kasus dalam bidang studi.

3) Menetapkan lokasi kesulitan belajar siswa pada bidang studi

tertentu, dilihat dari nilai siswa dibawah rata-rata.

4) Apabila ditemukan banyak siswa yang mengalami kesulitan

belajar maka prioritasnya adalah siswa yang paling banyak

mengalami kesulitan belajar.

2. Mengenali Penyebab Kesulitan Belajar

Proses mengenali kesulitan belajar siswa penting dilakukan untuk

mengidentifikasi letak kesulitan belajar pada siswa, faktor penyebab

kesulitan serta alternatif pemecahan yang akan diberikan. Pengenalan

(41)

a. Teknik Non Tes

Teknik non tes dalam mengenali siswa yang mengalami kesulitan

belajar merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui kondisi

kesulitan belajar pada siswa. Dalam pelaksanaanya, siswa tidak

diperlakukan secara khusus dalam kondisi tertentu sebagaimana

dalam teknik tes, tetapi dibiarkan sebagaimana adanya. Teknik ini

bermacam-macam meliputi observasi, angket, dan dokumentasi.

1)Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara sistematis dan sengaja dilakukan dengan

menggunakan alat indera terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang

berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jenis observasi dilihat dari pelaksanaanya, tingkat keterlibatan

observer, dan sistematika pelaksanaannya.

a. Obervasi Menurut Cara Pelaksanaanya

Observasi terbagi dalam jenis observasi berencana dan

observasi insidental. Observasi berencana merupakan

kegiatan observasi yang akan dilakukan telah dipersiapkan

secara matang dan sistematis, baik waktu, alat, maupun

aspek-aspek lainnya terkait komponen-komponen yang akan

diobservasi. Observasi insidental merupakan jenis observasi

yang dilakukan sesuai kebutuhan dan tanpa perencanaan yang

(42)

b. Observasi Menurut Keterlibatan Observer

Observasi berdasarkan keterlibatan observer dalam proses

observasi dibedakan menjadi observasi partisipan dan

observasi non-partisipan. Observasi partisipan merupakan

kegiatan observasi yang dilakukan dengan cara observer

ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Observasi non-partisipan merupakan kegiatan observasi yang

dilakukan dengan cara observer tidak ikut serta dalam

kegiatan yang dilakukan.

c. Observasi Menurut Keterlibatan Observer

Observasi menurut sistematika pelaksanaannya terbagi

menjadi observasi sistematik dan observasi non-sistematik.

Observasi sistematik merupakan jenis observasi yang

dilakukan dengan cara menggunakan kerangka yang memuat

faktor-faktor yang telah diatur kategori aspek-aspek yang

akan di observasi. Observasi non-sistematik merupakan jenis

observasi ketika faktor-faktor yang akan di observasi belum

memiliki sistematika.

2)Teknik Angket

Angket merupakan jenis pengumpulan data yang berupa daftar

pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab dan dikerjakan

oleh responden secara tertulis. Angket bersifat menggali informasi

(43)

dan menjawab pernyanyaan atau pernyataan yang ada di angket

sesuai dengan petunjuk pengerjaanya.

3)Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara

mengutip, mengopi, atau mengambil gambar dari sumber catatan

yang sudah terdokumantasikan. Teknik dokumentasi dalam

mengidentifikasi kesulitan belajar digunakan dalam bentuk

dokumentasi rapor, daftar hadir, kondisi keluarga, tempat belajar,

latar belakang pendidikan siswa, dan sebagainya.

b. Teknis Tes

Menurut Sumadi Suryabrata dalam Sugihartono dkk. (2007: 163), tes

merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan harus

diajalankan. Teknik ini menggunakan berbagai macam bentuk

instrumen berupa alat tes. Dalam penentuan kesulitan belajar siswa

dengan menggunakan teknik tes maka dapat menggunakan tes hasil

belajar dan tes psikologi.

1) Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar merupakan jenis tes yang diberikan kepada

siswa oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan materi

pelajaran yang telah disampaikan selama proses pembelajaran

dalam bentuk ulangan, ujian, ataupun dalam bentuk kegiatan

evaluasi lainnya (Sugihartono dkk., 2007: 163). Pelaksanaan tes

(44)

alat tes yang digunakan. Hasil tes menggambarkan siswa yang

memiliki kesulitan belajar, biasanya diidentifikasi dari capaian

nilai yang rendah dibandingkan dengan siswa lainya.

2) Tes Psikologi

Menurut Sugihartono dkk. (2007 : 164), tes psikologi merupakan

teknik pengumpulan data siswa yang bersifat potensial, yaitu

tentang kemampuan yang belum tampak atau belum berkembang

tapi dimiliki siswa, contohnya dalam bentuk intelegensia, bakat,

minat, kepribadian, sikap, dan sebagainya. Tes psikologi ini

hanya boleh dilakukan oleh orang yang berkompeten, yaitu

psikolog yang bersertifikat tes.

E. Kategori Kesalahan

Diagnosis kesulitan belajar merupakan suatu proses upaya untuk

memahami faktor-faktor dan latar belakang kesulitan–kesulitan belajar siswa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar. Dari data dan informasi

yang dihimpun, peneliti menemukan bahwa siswa yang mengalami

kesulitan belajar mendapatkan hasil belajar yang rendah, juga melakukan

kesalahan-kesalahan dalam memahami materi dan dalam mengerjakan

soal-soal terutama pada materi bangun ruang sisi datar.

Salah satu cara melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa adalah

dengan menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika

(45)

membantu siswa berkesulitan belajar, guru perlu mengenal berbagai

kesalahan umum yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan

tugas-tugasnya.

Menurut Hadar dkk. (1987) mengklarifikasi jenis kesalahan sebagai berikut:

1. Kesalahan data

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan

dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang

dikutip oleh siswa. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu:

a. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks sebenarnya

b. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain

c. Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal

d. Mengabaikan syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang

tidak sesuai atau salah menyalin soal.

2. Kesalahan menginterpretasikan Bahasa

Jenis kesalahan ini berkaitan dengan ketidaktepatan menerjemahkan

suatu pernyataan matematika yang dideskripsikan dalam suatu bahasa

ke bahasa yang lain.

3. Kesalahan menarik kesimpulan

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan dalam menarik kesimpulan

dari suatu informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya.

4. Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep

Kategori kesalahan jenis ini merupakan penyimpangan dari prinsip,

(46)

5. Penyelesaian tidak diperiksa kembali

Kesalahan ini terjadi jika langkah penyelesaian yang digunakan sudah

benar akan tetapi hasil akhir penyelesaian tidak menjawab soal dengan

tepat. Dalam jenis kesalahan ini siswa sudah tepat setiap langkahnya

dalam menyelesaikan soal, namun jawabnya salah.

6. Kesalahan teknis

Kesalahan teknik meliputi sebagai berikut:

a. Kesalahan perhitungan

b. Kesalahan dalam mengutip data dari tabel atau gambar

c. Kesalahan dalam manipulasi simbol-simbol aljabar dasar.

Dalam jenis kesalahan ini siswa salah mengubah satuan dan salah

mengutip data yang diketahui.

F. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan

Faktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan pada saat

menyelesaikan masalah matematika dapat berupa faktor kognitif dan faktor

non kognitif.

1. Faktor kognitif

Menurut Suwarsono (1982) faktor kognitif adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa dalam memproses

atau mencerna materi matematika ke dalam pikiran. Faktor kognitif

(47)

siswa menyelesaikan permasalahan matematika yang berasal dari

kurangnya kemampuan intelektual siswa dalam memproses

pengetahuan matematika yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

permasalahan matematika misalnya kurangnya pengetahuan siswa

mengenai teori atau konsep matematika yang digunakan, kesulitan

memahami soal, kurang terampil menggunakan atau menerapkan materi

yang sebelumnya yang telah dipelajari, kurang terampil

menghubungkan konsep-konsep matematika untuk menyelesaikan soal

dan lain sebagainya.

2. Faktor non-kognitif

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada saat menyelesaikan

suatu permasalahan matematika pada umumnya disebabkan karena

siswa mengalami kesulitan belajar. Menurut Burton dalam M. Entang

1984: 13-14), terdapat beberapa faktor-faktor penyebab kesulitan

belajar siswa.

a. Faktor yang berasal dari diri siswa antara lain: (1) kelemahan secara

fisik seperti suatu pusat susunan syaraf yang tidak berkembang atau

penyakit menahun, (2) kelemahan secara mental yang sukar diatasi

oleh individu yang bersangkutan dan juga pendidikan seperti

kelemahan mental (kurang minat, kebimbangan, kurang usaha,

aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat, kelelahan dan

sebagainya), (3) kelemahan-kelemahan emosional seperti

(48)

orang-orang situasi dan tuntutan orang tua dan lingkungan serta rasa

pobia, (4) kelemahan disebabkan oleh karena kebiasaan dan

sikap-sikap yang salah seperti banyak melakukan aktivitas yang

bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan sekolah, malas belajar,

kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian,

kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab, sering bolos

atau tidak mengikuti pelajaran dan gugup, (5) tidak memiliki

keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan

seperti tidak mampu membaca, berhitung, kurang menguasai

pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang yang sedang diikutinya

secara sekuensial, memiliki kebiasaan dan cara bekerja yang salah.

b. Faktor yang terletak diluar diri siswa (situasi sekolah dan

masyarakat) seperti kurikulum yang seragam, bahan dan baku yang

tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan

perbedaan-perbedaan individu, ketidaksesuaian standart administrative (sistem

pengajaran, peneilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman

belajar mengajar), terlalu berat beban belajar (siswa) dan mengajar

(guru), terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak

menuntut kegiatan di luar dan sebaginya, terlalu sering pindah

sekolah atau program, tinggal kelas dan sebaginya, kelemahan dari

sistem belajar mengajar pada tingkat pendidikan (dasar asal)

sebelumnya, kelemahan kondisi rumah tangga (pendidikan, status

(49)

social psikologis dan sebagainya, terlalu banyak kegiatan diluar jam

pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan

ekstrakurikuler dan kekurangan makan (gizi).

Faktor penyebab kesalahan siswa menyelesaikan permasalahan

matematika yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kognitif,

yaitu penyebab kesalahan dari proses berfikir dan kemampuan intelektual

siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

G. Pembelajaran Remedial

Menurut Koestoer dan Hadisuparti (1984) pembelajaran remedial pada

dasarnya bagian dari pembelajaran secara keseluruhan, untuk mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaanya, tidak semua

siswa mencapai ketuntasan dalam belajar, artinya ada siswa yang tidak

mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan

pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

1. Karakteristik Pembelajaran Remedial

Untuk memberikan kesempatan agar siswa yang “terlambat” mencapai ketuntasan menguasai materi pelajaran, diadakan pembelajaran, yaitu

pembelajaran remedial. Pada dasarnya pembelajaran berbeda dengan

proses belajar mengajar biasa, oleh karena itu pembelajaran remedial

(50)

a. Tujuan

Pembelajaran biasa diarahkan pada penguasaan (mastery) bahan

tuntas sehingga baik tujuan instruksional maupun tujuan pengiring

(nurturant-effect) tercapai secara maksimal. Sedangkan

pembelajaran remedial lebih diarahkan pada peningkatan

penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya siswa

bersangkutan dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang

mungkin diterimanya.

b. Strategi

Strategi proses belajar-mengajar pembelajaran remedial sifatnya

sangat individu dan lebih ditekankan kepada keragaman mahasiswa

baik yang berhubungan dengan kemampuan umum siswa,

kemampuan khusus, penguasaan bahan sebelumnya dan sebagainya,

yang dapat dipandang sebagai satu cara, penyampaian harus

bervariasi. Langkah-langkahnya dianjurkan dari yang mudah

diarahkan kepada yang sukar secara sistematis, sehingga sesudah

pengajaran remedial selesai diharapkan parallel dengan siswa yang

lain di kelasnya, usaha modifikasi terhadap proses belajar mengajar

yang biasa.

c. Bahan

Bahan untuk pembelajaran remedial biasannya dikembangkan

dengan penggalan yang lebih kecil-kecil dari bahan yang

(51)

yang memerlukan pembelajaran remedial ini dapat menyerap bahan

tersebut dengan kesukaran minimal mungkin.

Dengan demikian, dapat diartikan pembelajaran remedial sebagai

upaya pendidik dalam membantu siswa mendapatkan kesulitan

dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternative

kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi

kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan. Upaya

tersebut hendaknya memperhatikan kebutuhan siswa yang

bervariasi dan mengalami kesulitan.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Remedial

Langkah-langkah dalam pembelajaran remedial menurut

Thomas dalam Entang, M (1984) ada tiga yakni:

a. Penelaah status (status assessment)

Tahap ini merupakan tahap identifikasi hakekat dan luasnya

dari kesulitan belajar yang dialami dan dihadapi siswa. Dalam

tahap ini berguna untuk menentukan siswa-siswa mana yang

diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Cara yang digunakan

untuk mengetahui bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan

belajar adalah dengan melakukan test atau pengamatan hasil.

Siswa yang dikatagorikan sebegai siswa yang mengalami

kesulitan belajar adalah siswa yang nilainya kurang dari standar

(52)

b. Perkiraan sebab (cause estimation)

Tahap ini merupakan tahap perkiraan alasan atau sebab yang

mendasari pola hasil belajar yang diperlihatkan oleh siswa yang

bersangkutan seperti terungkap pada tahap. Penentuan letak atau

jenis kesulitan belajar siswa secara lebih spesifik dan perkiraan

tentang sebab kesulitan belajar tersebut. Pada tahap ini

digunakan tes diagnsotik. Tes diagnostik adalah tes yang

digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa

sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk

memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan

sesuai dengan kelemahan atau masalah yang dialami siswa.

Fungsi daripada tes diagnostik ini adalah untuk mengidentifikasi

masalah atau kesulitan yang dialami siswa, merencanakan tindak

lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau

kesulitan yang telah teridentifikasi. Karakteristik tes dignostik

adalah untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena format

dan respon yang dijaring harus memiliki fungsi diagnostik, dan

dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber

kesalahan atau kesulitan. Tes diagnostik memiliki karakteristik,

yaitu:

1) Dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena

itu format dan respon yang dijaring harus didesain memiliki

(53)

2) Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber

kesalahan dan kesulitan yang mungkin menjadi penyebab

munculnya masalah (penyakit) siswa.

3) Menggunakan soal-soal bentuk supply respone (bentuk

uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap

informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga

menggunakan bentuk selected respond (misalnya bentuk

pilihan ganda) harus disertakan penjelasan mengapa memilih

jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban

tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau

masalahnya.

4) Disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan

kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi.

c. Pemecahan kesulitan dan penilaiannya (treatment and treatment

evaluation)

Tahap ini merupakan tahap untuk berusaha menghilangkan

sebab dari kesulitan yang dihadapi siswa. Apabila sebab itu tidak

dapat disembuhkan, hal ini menjadi tahap untuk memberikan

bantuan kepada siswa dalam belajar yang sesuai dengan

sebabnya. Pembelajaran remedial untuk memecahkan atau

mengatasi kesulitan belajar siswa, sekaligus perilaku terhadap

(54)

H. Tinjauan Materi Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun ruang dimana sisi ruang

dibatasi oleh bidang datar (Husein Tampomas : 2007). Bangun ruang sisi

datar terdiri dari kubus, balok, prisma dan limas.

1. Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi

dan semua rusuknya sama panjang. (Zakaria, 1998)

a. Unsur-unsur Kubus 1) Sisi

Sisi kubus adalah suatu bidang persegi yang membatasi bangun

ruang kubus. Dari gambar terlihat kubus mempunyai 6 sisi yang

semuanya berbentuk persegi, yaitu � (sisi bawah),

(sisi atas), (sisi depan), � (sisi belakang), dan �

(sisi kanan). (Sukino, 2006)

2) Rusuk

Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua

bidang sisi pada sebuah kubus. Perhatikan Gambar 1.0 kubus

memiliki12rusuk, yaitu , , �, � , , , , , , , , � � . (Sukino,2006).

(55)

3) Titik Sudut

Titik sudut kubus adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus

yang berdekatan. Dari Gambar 2.1 terlihat kubus �.

memiliki 8 buah titik sudut, yaitu titik , , , �, , , , dan .

(Sukino, 2006)

4) Diagonal Bidang

Perhatikan kubus �. pada gambar. Pada kubus

tersebut terdapat garis yang menghubungkan dua titik sudut

yang saling berhadapan dalam satu sisi atau bidang. Ruas garis

tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang. Jadi, diagonal

bidang kubus adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut

yang berhadapan pada sisi kubus. Sehingga kubus memiliki

diagonal bidang sebanyak 12 buah. (Sukino, 2006)

Untuk menenukan panjang diagonal kubus perhatikan gambar

berikut:

Gambar 2.2 Diagonal Kubus Bidang

(56)

Panjang diagonal yang dicari adalah panjang AF misalkan saja

panjang AB dan BF adalah r, sehingga dalam mencari AF

menggunakan theorema phytagoras yaitu sebagai berikut:

= +

= √ 2+ 2

= √ 2+ 2

= √ 2

= √

Sehingga panjang diagonal bidang kubus dengan rusuk r adalah √

5) Diagonal Ruang

Perhatikan kubus �. pada gambar 2.4. Pada kubus

tersebut, terdapat ruas garis yang menghubungkan dua titik

sudut saling berhadapan dalam satu ruang. Ruas garis tersebut

disebut diagonal ruang. Jadi, diagonal ruang kubus adalah ruas

(57)

saling berhadapan. Kubus memiliki diagonal ruang sebanyak 4

buah. (Sukino, 2006)

Untuk menentukan panjang diagonal ruang, perhatikan gambar

berikut:

Panjang diagonal ruang yang dicari adalah , misalkan �

adalah maka � yang merupakan diagonal bidang adalah √

sehingga untuk mencari menggunakan theorema pytagoras,

yaitu,

= � + �

= √ �2+ � 2

= √ 2+ 2

= √ 2

= √

(58)

6) Bidang Diagonal

Perhatikan kubus �. pada gambar 2.5. Pada gambar

tersebut terlihat dua buah diagonal bidang pada kubus �. yaitu dan . Ternyata, diagonal bidang

dan beserta dua rusuk kubus yang sejajar, yaitu dan

membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus bidang

pada kubus �. Bidang disebut sebagai bidang

diagonal. Jadi, bidang diagonal adalah bidang di dalam kubus

yang dibuat melalui dua buah rusuk yang saling sejajar tetapi

tidak terletak pada satu sisi. (Sukino, 2006)

Kubus memiliki bidang diagonal sebanyak 6 buah.

Untuk menentukan luas bidang diagonal perhatikan gambar

berikut:

Gambar 2.6 Bidang Diagonal Kubus

(59)

Untuk mencari luas bidang diagonal yaitu dengan mengalihkan

antara panjang diagonal bidang yaitu √ dan rusuk

. Sehingga Luas bidang Diagonal = × =

√ ×

b. Jaring-jaring Kubus

Jaring-jaring bangun ruang adalah suatu pola gambar dimensi dua

yang dapat digunakan untuk membentuk suatu bangun ruang.

Jaring-jaring kubus adalah rangkaian sisi-sisi kubus yang jika

dibentangkan akan membentuk sebuah bidang datar. (Sukino, 2006)

Dengan demikian tidak semua rangkaian 6 persegi merupakan

jaring-jaring kubus, atau kubus yang diiris pada beberapa bagian

rusuknya kemudian direbahkan sehingga terjadi bangun datar.

Berikut adalah contoh gambar jaring-jaring kubus, yaitu:

c. Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh sisi kubus

(60)

gambar berikut yang menunjukkan kubus dengan panjang rusuk =

beserta jaring-jaringnya. (Sukino, 2006)

Karena kubus memiliki enam buah bidang dan tiap bidang berbentuk

persegi, maka:

Luas permukaan kubus = × �� �� ��� = × ×

= 2

Untuk kubus dengan panjang rusuk-rusuknya , maka:

Luas Permukaan Kubus = × 2

d. Volume Kubus

Volume adalah isi dari bangun-bangun ruang. Volume diukur dalam

satuan kubik. Untuk memahami volume kubus, perhatikan gambar

di bawah ini. (Sukino, 2006)

Gambar 2.10 Kubus Satuan

(a) (b) (c)

(61)

Gambar 1.9 menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran

berbeda. Kubus pada gambar 1.9 (a) merupakan kubus satuan.

Untuk membuat kubus satuan pada gambar 1.9, diperlukan × × = 8 kubus satuan, sedangkan untuk membuat kubus pada

gambar 1.9 (c), diperlukan × × = kubus satuan. Dengan

demikian, volume atau isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara

mengalihkan panjang rusuk kubus tersebut sebanyak tiga kali.

Sehingga volume kubus = panjang kubus x panjang rusuk x panjang

rusuk = × × = . Jadi volume kubus dapat dinyatakan

sebagai berikut:

Volume Kubus = (dengan merupakan panjang rusuk kubus ).

2. Balok

Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi

panjang yang sepasang-sepasang kongruen atau prisma segiempat

beraturan yang bidang alasnya berbentuk persegi panjang. (Zakaria,

1988).

(62)

a. Unsur-unsur Balok 1) Sisi

Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Terlihat

dari gambar balok �. mempunyai 6 buah sisi yang

semuanya berbentuk persegi panjang. Keenam sisi tersebut

adalah � (sisi bawah), (sisi atas), (sisi depan), � (sisi belakang), dan � (sisi kanan). Sebuah balok

memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan yang sama bentuk

dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut adalah dengan

� , � dengan , dan dengan � .

(Sukino, 2006).

2) Rusuk

Rusuk balok adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua

sisi balok. Sama seperti dengan kubus, balok �.

memiliki 12 rusuk, Perhatikan kembali gambar. Rusuk- rusuk

balok ABCD, EFGH, yaitu , , �, � , , , , ,

, , , dan � . (Sukino,2006).

3) Titik Sudut

Titik sudut balok adalah titik potong antara dua rusuk. Dari

Gambar 2.11, terlihat balok � ∙ memiliki 8 buah titik

(63)

4) Diagonal Bidang

Perhatikan gambar 2.12. Ruas garis yang melintang antara

dua titik sudut yang saling berhadapan pada satu bidang, yaitu

titik sudut dan titik sudut , dinamakan diagonal bidang balok �. . Jadi, diagonal bidang adalah garis yang

menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi

balok. Balok memiliki diagonal bidang sebanyak 12 buah.

(Sukino, 2006)

5) Diagonal Ruang

Ruas garis yang menghubungkan dua tittk sudut dan

pada balok �. seperti pada gambar 2.13 disebut

diagonal ruang balok tersebut. Jadi, diagonal ruang balok

terbentuk dari ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut Gambar 2.12 Diagonal Bidang Balok

Referensi

Dokumen terkait

This training was aimed to: 1) add an insight to the parents in order to integrate the characteristic of entrepreneur in the child education in family, 2) develop

[r]

Selain itu, dengan adanya penelitian terhadap cara mengajar teori guru bidang otomotif antara yang bersertifikasi dan belum bersertifikasi memberikan dampak yaitu

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

[r]

("Persentase Rumah Tangga berdasarkan Jenis Lantai terluas","Percentage of Households by Province and Floor Main

Pengujian yang dilakukan adalah memastikan bahwa pada saat power PLN di site down sehingga mengakibatkan router wifi yang dimonitor dalam keadaan off, setelah

Properti komersial terbaik untuk lahan di Jalan Raya Meruyung Kota Depok dipilih dari hasil analisis Highest and Best Use (HBU).. Alternatif properti terbaik