BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
TelkomMetra didirikan pada tanggal 28 Mei 1997 dengan nama PT Multimedia Nusantara. TelkomMetra yang pada awalnya menjalankan bisnis penyelenggaraan TV berbayar (Pay TV), kini telah bertransformasi menjadi penyedia layanan Information, Media, dan Edutainment (IME) yang terkemuka di Indonesia. Sebagai strategic investment holding company, TelkomMetra yang 99,99% sahamnya dimiliki PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM), terus mengembangkan layanan solusi berbasis ekosistem melalui sinergi ekosistem di jajaran TelkomMetra Group dan TELKOM Group, serta melalui kemitraan strategis. TelkomMetra mempertahankan komitmennya untuk menjaga pertumbuhan bisnisnya secara organik (nurture) maupun anorganik (capture).
Hingga Mei 2015, TelkomMetra mengelola 25 portofolio produk melalui 1 Strategic Business Unit (SBU), 13 Anak Perusahaan dan 2 Perusahaan Parenting.
Perkembangan infrastruktur teknologi informasi berbasis digital semakin
pesat dan telah merambah keberbagai sektor, hal ini seiring dengan meningkatnya
kebutuhan akan kemudahan bertukar informasi dan bertransaksi. Perkembangan
dan kebutuhan teknologi informasi telah menciptakan peluang pasar yang sangat
luas. Permintaan jumlah koneksi pita lebar (broadband) yang handal dan mudah
Strategic Business Unit Metrasat menawarkan layanan solusi akhir dalam bidang jaringan komunikasi data berbasis satelit (Satellite Data Access Services) dengan kualitas pelayanan yang cepat, responsif, fleksibel dan berkualitas.
Gambar 1.1 Very Small Aparture Terminal (VSAT) Sumber: Data Internal Metrasat (2015)
Bisnis satelit di Indonesia saat ini masih memberikan keuntungan yang
sangat besar. Dimana di Asia, Coumpound Annual Growth Rate untuk bisnis satelit
itu mencapai 11,9% dari tahun 2008 sampai 2016. Sedangkan di Indonesia sejak
tahun 2008, bisnis satelit diperkirakan mencapai Rp 8.576 triliun pada tahun 2014
atau tumbuh 10% sampai 15% setiap tahunnya. Angka itu berasal dari sewa
kebutuhan transponder, penyewaan Very Small Aperture Terminal (VSAT), DTH,
dan backbone/backhaul operator semakin meningkat seiring dengan naiknya
jumlah pengguna Internet broadband serta layanan pay TV. Penggunaan
transponder masih akan didominasi oleh penggunaan tipe C-band (terutama untuk
keperluan korporasi), dan penggunaan tipe Ku band untuk keperluan broadband
dan DTH seperti Pay TV dan FTA.
Gambar 1.2 Satellite Market Size (2008-2018) Bisnis Satelit Indonesia Sumber: Data Internal Metrasat (2013)
Berdasarkan catatan, pemanfaatan transponder satelit di Indonesia meningkat dengan pesat dimana sejumlah sektor perbankan, militer, instansi pemerintah, pertambangan, perkebunan dan industri lainnya memakai jasa komunikasi melalui satelit. Bertumbuhnya industri diikuti oleh permintaan akan komunikasi sehingga banyak tumbuh provider yang baru, tercatat lebih dari 20 perusahaan yang bergerak dibidang komunikasi via satelit.
Metrasat dengan market share sebesar 15,91% adalah terbesar kedua setelah
Telkom 31,17%. Posisi Telkom dalam industri hilir komunikasi satelit hanya
sebagai agregator dan marketer, pengelolaan bisnis diserahkan kepada anak
perusahaan seperti CSM, Patrakom, Metrasat dan SC Media. Dari 31,17% market
share Telkom lebih dari 50% dikelola oleh Metrasat. Ini menjadikan Metrasat
sebagai market leader dari industri komunikasi via satelit.