BAB II
TEGANGAN TINGGI IMPULS
2.1 TEGANGAN IMPULS
Tegangan Impuls (impulse voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu singkat sekali kemudian disusul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga bentuk tegangan impuls yang mungkin menerpa sistem tenaga listrik yaitu tegangan impuls petir yang disebabkan oleh sambaran petir (lightning), tegangan impuls hubung buka yang disebabkan oleh adanya operasi hubung-buka (switching operation) dan tegangan impuls petir terpotong. [1]
t V
t
V V
t
(a) Impuls petir (b) Impuls hubung-buka (c) Impuls petir terpotong Gambar 2.1 Jenis tegangan impuls
Tegangan impuls didefinisikan sebagai suatu gelombang yang berbentuk eksponensial ganda yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
(2.1)
Dari Persamaan (2.1) dapat dilihat bahwa bentuk gelombang impuls ditentukan oleh konstanta a dan b, sedangkan nilai konstanta a dan b ini ditentukan oleh nilai komponen rangkaian. [2]
Definisi bentuk gelombang impuls [2]:
1. Bentuk dan waktu gelombang impuls dapat diatur dengan mengubah nilai komponen rangkaian generator impuls.
2. Nilai puncak (peak value) merupakan nilai maksimum gelombang impuls.
3. Muka gelombang (wave front) didefinisikan sebagai bagian gelombang yang dimulai dari titik nol sampai titik puncak. Waktu muka (Tf) adalah waktu yang dimulai dari titik nol sampai titik puncak gelombang.
4. Ekor gelombang (wave tail) didefinisikan sebagai bagian gelombang yang dimulai dari titik puncak sampai akhir gelombang. Waktu ekor (Tt) adalah waktu yang dimulai dari titik nol sampai setengah puncak pada ekor gelombang.
Penelitian menunjukkan bahwa pada tegangan impuls yang disebabkan oleh sambaran petir maupun yang disebabkan oleh proses hubung buka, waktu untuk mencapai puncak gelombang dan waktu penurunan tegangan sangat bervariasi sehingga untuk pengujian perlu ditetapkan bentuk standar tegangan impuls. [1]
Suatu tegangan impuls dinyatakan dengan tiga besaran yaitu tegangan puncaknya (Vmaks), waktu muka (Tf), dan waktu ekor (Tt). Menurut IEC waktu muka dan waktu ekor untuk tegangan impuls petir adalah
1,0 0,9
0,3 0,5
A B
0 O’
Tf
Tt V
t
Gambar 2.2 Tegangan impuls petir berdasarkan standar IEC
Waktu muka dan waktu ekor yang dihasilkan generator impuls tidak selalu tepat seperti yang diinginkan. Misalnya, untuk tegangan impuls petir berdasarkan standar IEC, penyimpangan waktu muka (Tf) yang ditolerir adalah ±30%, sedang penyimpangan waktu ekor (Tt) yang ditolerir adalah ±20%. Untuk tegangan impuls hubung buka, penyimpangan waktu muka (Tf) yang ditolerir adalah ±20%, sedang penyimpangan waktu ekor (Tt) yang ditolerir adalah ±60%. Dengan demikian, waktu muka (Tf) dan waktu ekor (Tt) berdasarkan standar IEC dapat dituliskan sebagai berikut [1]:
Tegangan impuls petir:
Tegangan impuls hubung buka:
60%
Standar bentuk gelombang impuls petir yang dipakai oleh beberapa negara ditunjukkan pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Standar bentuk tegangan impuls petir [2]
Standar
Jepang 1 x 40 µs
Jerman dan Inggris 1 x 50 µs
Amerika 1,5 x 40 µs
IEC 1,2 x 50 µs
Nilai toleransi waktu muka dan waktu ekor gelombang untuk standar Jepang adalah 0,5 – 2 μs dan 35 – 50 μs, standar Inggris 0,5 – 1,5 μs dan 40 – 60 μs, sedangkan untuk standar Amerika adalah 1,0 – 2,0 μs dan 30 – 50 μs seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa standar IEC merupakan kompromi antara standar-standar tegangan impuls berbagai negara. [2]
0,5 2,0
1
0,5 1
1,5
1,0 2,0 1,5
1,2
35 40
40 60
30 40
50 Jepang
Inggris
Amerika
IEC
T
fT
t50
50 50
Gambar 2.3 Standar bentuk gelombang tegangan impuls petir
2.2 GENERATOR IMPULS
Generator Impuls adalah alat yang digunakan untuk pengujian tegangan impuls dimana generator impuls inilah yang berperan untuk membangkitkan tegangan tinggi impuls. Terdapat beberapa jenis generator impuls diantaranya generator impuls RLC, generator impuls RC dan generator Marx.
2.2.1 GENERATOR IMPULS RLC
Prinsip kerja generator impuls RLC ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Generator ini membutuhkan tegangan tinggi DC. Tegangan tinggi DC diperoleh dari penyearah tegangan tinggi DC yang tegangan keluarannya dapat diatur.
Generator dilengkapi juga dengan sela picu F. Sumber tegangan tinggi DC, melalui resistor RP mengisi kapasitor pemuat C. Misalkan tegangan kapasitor pemuat dibuat sebesar Vo. [1]
AT TU
D F
C
RP RS
Ro
L
V Vdc Vo
Gambar 2.4 Rangkaian generator impuls RLC
Jika sela picu dioperasikan, maka sela elektroda F terhubung singkat dalam waktu yang singkat. Melalui sela picu ini, muatan kapasitor C dilepaskan ke rangkaian RS, L, dan RO. Nilai resistor RP dibuat besar untuk menghambat muatan yang datang dari sumber tegangan tinggi DC selama proses pelepasan
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan nilai resistor RP dibuat besar, maka muatan yang datang dari sumber tegangan DC dapat dianggap tidak ada. [1]
Karena itu selama proses pelepasan muatan, tidak ada muatan yang sempat mengisi kapasitor C. Artinya hanya muatan pada kapasitor pemuat C yang dilepaskan ke rangkaian RS, L, dan RO. Dengan demikian, rangkaian ekivalen generator setelah sela picu bekerja dapat dibuat seperti Gambar 2.5. [1]
Persamaan arus pada rangkaian ini adalah [1]
(2.2) Tegangan kapasitor pemuat (V) adalah konstan sehingga turunan Persamaan (2.2) terhadap waktu adalah
(2.3) atau
VO
RS
RO
L C
i
V
Gambar 2.5 Rangkaian ekivalen generator impuls RLC
(2.4)
dengan
(2.5)
Penyelesaian Persamaan (2.4) di atas adalah sebagai berikut
(2.6) dengan
(2.7)
(2.8)
Nilai R, L dan C dapat diatur sedemikian rupa sehingga nilai suku-suku yang di bawah tanda akar menjadi positif. Dengan demikian nilai α1 dan α2
menjadi bilangan nyata dan positif. Hal ini dapat dipenuhi jika
(2.9)
Tegangan keluaran generator sama dengan tegangan pada resistor RO, yaitu
(2.10)
Substitusi Persamaan (2.6) ke dalam Persamaan (2.10) menghasilkan
(2.11) Persamaan (2.11) dapat disederhanakan menjadi
(2.12) dengan
(2.13)
2.2.1.1 Nilai Maksimum dan Efisiensi Tegangan [1]
Nilai waktu untuk mencapai tegangan maksimum diperoleh dengan membuat turunan pertama dari Persamaan (2.11) sama dengan nol (dV/dt = 0), hasilnya adalah
(2.14)
Nilai Tf ini disubstitusikan ke dalam Persamaan (2.11) menghasilkan
(2.15) Definisi efisiensi generator impuls adalah perbandingan harga maksimum tegangan keluaran dengan tegangan pada kapasitor pemuat C, atau
(2.16)
2.2.1.2 Menentukan Nilai R, L, dan C [1]
Dalam merencanakan suatu generator impuls, terlebih dahulu ditentukan spesifikasi tegangan keluarannya, yaitu tegangan puncak (Vmaks), waktu muka gelombang Tf, dan waktu ekor gelombang Tt. Di samping itu, ditentukan juga kapasitasnya (W) dan efisiensi tegangan generator (η) yang diinginkan. Dengan diketahuinya semua spesifikasi di atas, besarnya komponen R, L, dan C dapat ditentukan.
Kapasitas generator impuls dinyatakan sebagai energi yang tersimpan pada kapasitor pemuat, yaitu
(2.17)
Dari Persamaan (2.17) ini besar kapasitansi pemuat C dapat dihitung.
Persamaan (2.14) menyatakan bahwa waktu muka gelombang tegangan adalah
Diketahui juga bahwa ketika , besar tegangan menjadi setengah dari tegangan maksimum (V = 0,5Vmaks). Jika nilai-nilai ini disubstitusikan ke dalam Persamaan (2.12) diperoleh
(2.18) Dari Persamaan (2.14) dan (2.18) dapat diperoleh nilai dan . Nilai- nilai dan ini ditunjukkan dalam Persamaan (2.7) dan (2.8) yaitu :
Jika nilai kapasitansi C sudah diketahui, kedua persamaan di atas merupakan dua persamaan dengan dua bilangan yang tidak diketahui, yaitu R dan L sehingga nilai R dan L dapat dihitung. Jika nilai η, R, dan disubstitusikan ke dalam Persamaan (2.16) maka akan diperoleh nilai RO. Selanjutnya nilai RS
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.5).
Perhitungan dengan cara di atas memerlukan waktu dan sulit dilaksanakan secara manual. Karena itu perhitungan nilai komponen R, L, dan C dapat dilakukan dengan pendekatan.
Jika Persamaan (2.7) dan (2.8) diperbandingkan, maka dapat dianggap
> . Dalam prakteknya, . Kedua anggapan ini menghasilkan anggapan baru :
sehingga Persamaan (2.18) dapat disederhanakan menjadi
Misalkan , maka persamaan di atas menjadi
(2.19) Nilai pada Persamaan (2.14) dapat ditulis sebagai
(2.20) dengan
(2.21)
Nilai pada Persamaan (20) disubstitusikan ke dalam Persamaan (19) menghasilkan
(2.22)
Merujuk kepada Persamaan (2.22) dapat dicari harga k untuk berbagai nilai ln b, seperti contoh yang diberikan pada Tabel 2.2. Berdasarkan tabel ini dapat dibuat kurva yang menyatakan hubungan antara k dengan ln b seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Persamaan (2.7) dan (2.8) dapat dituliskan sebagai
(2.23)
(2.24)
Tabel 2.2 Hubungan k dengan ln b
k ln b
3 1,1
4 2,234
5 2,733
10 3,922
20 4,896
26,66 5,225
30 5,422
40 5,784
41,66 5,834
50 6,059
60 6,281
10 20 30 40 50 60 0
1 2 3 4 5 6
7 ln b
k
Gambar 2.6 Kurva ln b terhadap k dengan
(2.25)
(2.26)
Persamaan (2.23) dan (2.24) disubstitusikan ke dalam Persamaan (2.21) menghasilkan
(2.27)
Persamaan (2.27) disubstitusikan ke Persamaan (2.20), maka waktu muka gelombang menjadi
(2.28)
Dari persamaan di atas diperoleh nilai δ sebesar
(2.29)
Jika dan diketahui, dari kurva pada Gambar dapat ditentukan . Dengan demikian nilai b dan δ dapat dihitung. Selanjutnya nilai γ dapat dihitung dari Persamaan (2.27) yang menghasilkan
(2.30)
Seterusnya nilai C, γ dan δ disubstitusikan ke dalam Persamaan (2.26) dan diperoleh nilai L.
(2.31)
Setelah nilai L diketahui, nilai R dapat dihitung dengan Persamaan (2.25).
(2.32)
Persamaan (2.16) dapat ditulis dengan mengganti nilai dan seperti yang diberikan pada Persamaan (2.23) dan (2.24).
(2.33)
Selanjutnya Persamaan (2.33) digunakan untuk menghitung nilai dan setelah nilai diketahui, nilai dapat dihitung dengan Persamaan (2.5).
Secara ringkas, tahap-tahap penentuan nilai C, L, , dan adalah sebagai berikut [1]:
1. Menentukan kapasitas (W), tegangan puncak impuls ( ), waktu muka ( ), waktu ekor ( ), dan efisiensi ( ) generator impuls yang direncanakan.
2. Menghitung nilai k
3. Dari Tabel 2.2 atau dengan menggunakan Gambar 2.7 ditentukan nilai untuk nilai k yang dihitung pada langkah kedua di atas.
4. Menghitung nilai
5. Mencari nilai berdasarkan nilai yang telah diketahui.
6. Menghitung nilai
7. Menghitung besarnya kapasitansi kapasitor pemuat C
8. Menghitung nilai L
9. Menghitung nilai R
10. Menghitung nilai
11. Menghitung nilai
2.2.2 GENERATOR IMPULS RC
Rangkaian generator impuls RC diberikan pada Gambar 2.7. Seperti halnya generator impuls RLC, generator ini membutuhkan sumber tegangan tinggi DC yang tegangan keluarannya dapat diatur dan dilengkapi dengan sela picu F. [1]
Sumber tegangan tinggi DC, melalui resistor RP mengisi kapasitor pemuat C1. Dengan pengaturan pada autotrafo, tegangan kapasitor pemuat C1 dapat dibuat sebesar yang dikehendaki, misalnya sebesar Vo. Jika sela picu dioperasikan, sela elektroda F terhubung singkat dalam waktu yang sangat singkat. Kapasitor C1 mengosongkan muatannya dan mengisi kapasitor C2, sehingga tegangan pada C2
naik (tegangan V naik). [1]
AT TU
D F
C1
RP
R2
R1
V
Vo C2
Gambar 2.7 Rangkaian generator impuls RC
Rangkaian ekivalen setelah sela F terhubung singkat ditunjukkan pada Gambar 2.8. [3][4]
C1
R2
R1
VO C2 V(t)
A
B
i(t)
Impedansi ekivalen dilihat dari titik AB adalah [3][4]
Jadi,
Dengan membagi pembilang dan penyebut dengan maka diperoleh
(2.34)
Jika diasumsikan
Persamaan (2.34) dapat ditulis ulang menjadi
(2.35) Jika
(2.36) Nilai waktu untuk mencapai tegangan maksimum diperoleh dengan membuat turunan pertama dari Persamaan (2.36) sama dengan nol (dv/dt = 0).
sehingga diperoleh
(2.37)
Nilai tegangan maksimum adalah
(2.38) Untuk mendapatkan nilai , substitusikan pada Persamaan (2.36) dimana tegangannya setengah dari nilai tegangan maksimum saat .
Jika dimana K merupakan suatu konstanta, maka
(2.39)
atau
Dengan mengalikan pada kedua sisi maka diperoleh
atau
(2.40) Jika Persamaan (2.40) dapat direduksi menjadi
(2.41)
Dengan menggunakan Persamaan (2.39) dan (2.40) maka nilai α dan β dapat diperoleh. Nilai α dan β untuk beberapa bentuk gelombang standar diberikan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Nilai α dan β untuk berbagai bentuk gelombang
Bentuk Gelombang α β
0,5 / 5 4,080 3,992
1 / 5 1,557 1,366
1 / 10 2,040 1,961
1 / 40 2,910 2,892
1 / 50 3,044 3,029
1,2 / 50 2,445 2,431
1,5 / 40 1,776 1,757
Dengan menganggap maka
(2.42)
dan
(2.43)
Nilai tegangan maksimum (Vmaks) pada saat adalah
Efisiensi generator impuls adalah perbandingan nilai tegangan keluaran maksimum dengan tegangan pada kapasitor pemuat C1.
dengan
Ketika , maka suku dan dapat diabaikan sehingga
Jadi
(2.44)
Energi yang ditransformasikan selama proses pelepasan muatan dinyatakan dengan
(2.45)
2.2.3 GENERATOR IMPULS RANGKAIAN MARX
Generator ini merupakan generator impuls RC yang disusun bertingkat untuk memperoleh tegangan keluaran yang lebih tinggi. Pada Gambar 2.9 ditunjukkan rangkaian generator impuls Marx tiga tingkat. Generator ini memiliki tiga kapasitor pemuat sehingga dinamakan generator Marx tiga tingkat. Selain itu, generator ini mempunyai tiga sela picu yang dapat dipicu dalam waktu yang bersamaan. Mula-mula ketiga kapasitor pemuat C1’ dimuati hingga tegangan tiap- tiap kapasitor sama dengan V. Jika sela F dipicu, ketiga kapasitor pemuat ini terhubung seri sehingga tegangan total kapasitor pemuat sama dengan 3V.
Rp Rp Rp
C1' C1' C1'
R1' R1' R1'
R2' R2' R2'
G2
G1 G3
C2
DC
Gambar 2.9 Rangkaian generator impuls Marx tiga tingkat
Dapat dilihat bahwa Gambar 2.9 dapat direduksi menjadi generator impuls satu tingkat seperti Gambar 2.8 dimana [3]
dengan n = jumlah tingkatan generator impuls.
2.3 Pengaruh Induktansi pada Rangkaian Generator Impuls
Rangkaian generator impuls yang sesungguhnya memiliki komponen induktansi sasar yang terhubung seri dengan rangkaian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.10. Nilai induktansi ini biasanya berada dalam orde mikro Henry.
F
C1 R2
R1
C2
L
Gambar 2.10 Rangkaian generator impuls RC dengan induktansi sasar L
Rangkaian ekivalen setelah sela F terhubung singkat ditunjukkan pada Gambar 2.11.
C
1R
2R
1V
OC
2V(t)
A
i(t)
L
Impedansi ekivalen dilihat dari titik AB adalah s 1
C1s 2 1 s 1 C2s
1 2 s 1 C2s 1
C1s
2C2s 1 s 1 C2s 1 2 s C2s 1
1 C1s
1 2C2s 2C2 s2 2 1 2 s C2s 1
1 2 s C2s 1 C1s 1 2C2s 2C2 s2 2 C1s 1 2 s C2s 1
1C2s 2C2s C2 s2 1 1 2C1C2s2 2C1C2 s3 2C1s C1C2s2 1 2 s C1s
(s) 2C1C2 s3 1 2C1C2 C2 s2 1C2 2C1 2C2 s 1 C1C2 s3 C1C2 1 2 s2 C1s
I s 0
s . C1C2 s3 C1C2 1 2 s2 C1s
2C1C2 s3 1 2C1C2 C2 s2 1C2 2C1 2C2 s 1 Jadi,
s I s 2 . 1 C2s
1 2 s 1 C2s I s . 2
1 2 s C2s 1
0 s
2 C1C2 s3 C1C2 1 2 s2 C1s
2C1C2 s3 1 2C1C2 C2 s2 1C2 2C1 2C2 s 1 1 2 s C2s 1
0 s
2C1s C2 s2 C2 1 2 s 1
2C1C2 s3 1 2C1C2 C2 s2 1C2 2C1 2C2 s 1 1 2 s C2s 1
0 2C1 1 2 s C2s 1
2C1C2 s3 1 2C1C2 C2 s2 1C2 2C1 2C2 s 1 1 2 s C2s 1
s 0 2C1
2C1C2 s3 1 2C1C2 C2 s2 1C2 2C1 2C2 s 1
Dengan membagi pembilang dan penyebut dengan 2C1C2 maka diperoleh
s 0 C2
1
s3 1 1
2C1 s2 1
2C1 1 C2
1
C1 s 1
2C1C2
0 C2
1 s3 1 2C1
2C1 s2 1C2 2C1 2C2
2C1C2 s 1
2C1C2
Misalkan a 1 2C1
2C1
b 1C2 2C1 2C2
2C1C2 1
2C1C2 Maka s 0
C2
1
s3 as2 bs
Jika nilai komponen generator impuls petir adalah sebagai berikut:
C1 1 0 n 1 13 10 μ C2 1 n 2 400
Maka
a 13 400 1 0 10 9 10 10
400 1 0 10 9 10 10 1,315 25 10 b 13 1 10 9 400 1 0 10 9 400 1 10 9
400 1 0 10 9 1 10 9 10 10 ,2 1012
1
400 1 0 10 9 1 10 9 10 10 , 101
s 0 C2
1
s3 1,315 25 10 s2 ,2 1012 s , 101
0
1 10 9 10 10
1
s3 1,315 25 10 s2 ,2 1012 s , 101
0
1 10 14 10 12 0,1 22 s 0,014 10
0.0 11 0,0215 s 0, 50 2,399 10
0,0 11 0,0215 s 0, 50 2,399 10 t 0
1 10 2 0,1 22e 0,014 10 t e e 0, 50 2,399 10 t e e 0, 50 2,399 10t dimana
0,0 112 0,02152 0,0 39
tan 1 0,0215
0,0 11 1 5,1520 2 , 2 rad t 0
1 10 2 0,1 22e 0,014 10 t e 0, 50 10 te 2,399 10 t e 0, 50 10 te 2,399 10t
0
1 10 2 0,1 22e 0,014 10 t e 0, 50 10t e 2,399 10 t e 2,399 10t
0
1 10 2 0,1 22e 0,014 10 t 2 e 0, 50 10 t e 2,399 10t e 2,399 10t
2
0
1 10 2 0,1 22e 0,014 10t 2 e 0, 50 10t os 2,399 10 t (t) 0
1 10 2 0,1 22e 0,014 10 t 0,1 e 0, 50 10t os 2,399 10 t 2 , 2 Jika 100 k maka
(t) 100
1 10 2 0,1 22e 0,014 10t 0,1 e 0, 50 10 t os 2,399 10 t 2 , 2 k (t) 555,5 0,1 22e 0,014 10 t 0,1 e 0, 50 10 t os 2,399 10 t 2 , 2 k
Jika t dinyatakan dalam mikrosekon (µs) maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi
(t) 555,5 0,1 22e 0,014t 0,1 e 0, 50 t os 2,399 t 2 , 2 k
Bentuk gelombang dari persamaan di atas ditunjukkan pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Bentuk gelombang impuls petir dengan induktansi sasar L
Adanya induktansi sasar dapat mengakibatkan osilasi pada muka dan ekor gelombang impuls. Osilasi pada muka gelombang dapat diredam dengan memperbesar nilai resistansi seri.[5] Secara umum bentuk gelombang tegangan impuls petir dengan adanya induktansi sasar ditunjukkan oleh Persamaan 2.46.
(2.46)
2.4 Pengaruh Beban pada Generator Impuls
Generator impuls sering digunakan untuk menguji peralatan yang bersifat induktif seperti trafo daya dan reaktor. Rangkaian generator impuls dengan beban
membangkitkan tegangan impuls dengan waktu muka yang sesuai standar, tetapi untuk mendapatkan waktu ekor gelombang yang sesuai standar akan sangat sulit.
F
C1 R2
R1
C2 L
Gambar 2.13 Rangkaian generator impuls RC dengan beban induktif L
Rangkaian ekivalen setelah sela F terhubung singkat ditunjukkan pada Gambar 2.14.
C
1R
2R
1V
OC
2V(t)
A
B
i(t) L
Gambar 2.14 Rangkaian ekivalen generator impuls RC dengan beban induktif L
Impedansi ekivalen (Z1) yang dibentuk oleh C2 dan L adalah
1
1 C2s s
1
C2s s s C2s2 1
Impedansi ekivalen (Z2) yang dibentuk oleh R1 dan Z1 adalah
2 1 1 s
C2s2 1 1
s 1 C2s2 1 C2s2 1
2 1 C2s2 s 1 1 C2s2
Impedansi ekivalen (Z3) yang dibentuk oleh R2 dan Z2 adalah
3 2
1 C2s2 s 1 1 C2s2 2 1 C2s2 s 1
1 C2s2
2 1 C2s2 s 1
2 1 C2s2 1 C2s2 s 1
3 2 1 C2s2 s 1 1 2 C2s2 s 1 2
Impedansi ekivalen (Z4) yang dibentuk oleh C1 dan Z3 adalah
4 1 C1s 3 1
C1s
2 1 C2s2 s 1 1 2 C2s2 s 1 2
1 2 C2s2 s 1 2 2 1 C2s2 s 1 C1s C1s 1 2 C2s2 s 1 2
4 1 2C1C2 s3 s2 1 2 C2 2C1 1 2C1 s 1 2 C1s 1 2 C2s2 s 1 2
i s 0 s
C1s 1 2 C2s2 s 1 2
1 2C1C2 s3 1 2 C2 2C1 s2 1 2C1 s 1 2 s 2
2 2 1 i s
s 2
2 1 C2s2 s 1 1 C2s2
s
C2s2 1 i s
s 2 1 C2s2
2 1 C2s2 1 C2s2 s 1 s
C2s2 1 i s
Dengan memasukkan nilai i(s) yang telah dihitung sebelumnya ke dalam persamaan di atas maka diperoleh
(s) 0 2 sC1
1 2C1C2 s3 1 2 C2 2C1 s2 1 2C1 s 1 2
0 2 sC1
1 2C1C2 s3 1C2 2C1 2C2 s2 1 2C1 s 1 2 Dengan membagi pembilang dan penyebut dengan 1 2C1C2 maka diperoleh
(s) 0
1C2
s s3 1
2C1 1 1C2
1
1C1 s2 1
C2
1
1 2C1C2 s 1 2
1 2C1C2
Misalkan a 1
2C1 1
1C2 1
1C1 b 1
C2
1
1 2C1C2 1 2
1 2C1C2 Maka
s 0
1C2
s
s3 as2 bs
Jika nilai komponen generator impuls petir adalah sebagai berikut:
C1 1 0 n 1 13 10 μ C2 1 n 2 400
Maka
a 1
400 1 0 10 9
1 13 1 10 9
1
13 1 0 10 9 4, 0 10
b 1
1 10 9 10 10 3
1
13 400 1 0 10 9 1 10 9 ,233 1010
13 400
13 400 1 0 10 9 1 10 9 10 10 3 2, 5 1015 Dengan memasukkan nilai a,b dan c maka diperoleh s 0
1C2
s
s3 4, 0 10 s2 ,233 1010 s 2, 5 1015
0
13 1 10 9
s
s3 4, 0 10 s2 ,233 1010 s 2, 5 1015
(s) 0 109
234 10 0,2110 s 4, 549 10
0,1055 0,0342 s 0,00 5 0,0229 10
0,1055 0,0342 s 0,00 5 0,0229 10 t 0
234 0,2110e 4, 549 10 t e e 0,00 5 0,0229 10 t e e 0,00 5 0,0229 10t dimana
0,10552 0,03422 0,1109
tan 1 0,0342
0,1055 1 ,9 0 0,3135 rad
t 0 103
234 0,2110e 4, 549 10 t e 0,00 5 10te 0,0229 10 t e 0,00 5 10te 0,0229 10 t 0 103
234 0,2110e 4, 549 10t e 0,00 5 10 t e 0,0229 10 t e 0,0229 10t
0 103
234 0,2110e 4, 549 10t 2 e 0,00 5 10t e 0,0229 10t e 0,0229 10t
2
0 103
234 0,2110e 4, 549 10t 2 e 0,00 5 10 t os 0,0229 10 t (t) 0 103
234 0,2110e 4, 549 10t 0,221 e 0,00 5 10t os 0,0229 10 t 0,3135
(t) 100 103
234 0,2110e 4, 549 10 t 0,221 e 0,00 5 10 t os 0,0229 10 t 0,3135 k (t) 42 ,35 0,2110e 4, 549 10 t 0,221 e 0,00 5 10t os 0,0229 10 t 0,3135 k
Jika t dinyatakan dalam mikrosekon (µs) maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi
(t) 42 ,35 0,2110e 4, 549t 0,221 e 0,00 5t os 0,0229t 0,3135 k
Bentuk gelombang dari persamaan di atas ditunjukkan pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Bentuk gelombang impuls petir dengan beban induktif L
Kehadiran beban induktif akan menyebabkan waktu ekor yang lebih singkat daripada batas toleransi.[5] Secara umum bentuk gelombang tegangan impuls petir dengan adanya beban induktif ditunjukkan oleh Persamaan 2.47.
(2.47)
Pada generator impuls RC masalah ini dapat diatasi dengan menghubungkan induktansi yang dipasang paralel dengan resistor R1 (Gambar
2.16). Nilai induktansi ini harus lebih kecil daripada nilai induktansi beban (LP <
LB). [5]
F
C1 R2
R1
C2
LP
LB
Gambar 2.16 Rangkaian pengujian untuk beban induktif
Pada kasus tertentu diperlukan sebuah resistor yang terhubung paralel dengan objek uji (Rangkaian Glaninger). Ini ditunjukkan pada Gambar 2.17. [5]
F
C1 R2
R1
C2
LP
LB
RP
Gambar 2.17 Rangkaian Glaninger untuk pengujian beban induktif