• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Shougaku Kokugo Jiten (2011 hlm 709) mendefinisikan sokuon ことばを言うときに つまって発音される音 書くときは やっと どっち などのように 小さい っ で書き表す

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kamus Shougaku Kokugo Jiten (2011 hlm 709) mendefinisikan sokuon ことばを言うときに つまって発音される音 書くときは やっと どっち などのように 小さい っ で書き表す"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelafalan adalah salah satu kunci dalam komunikasi lisan. Mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Jepang, pembelajaran pelafalan sangatlah penting mengingat terdapatnya perbedaan pelafalan dan aturan melafalkan dengan bahasa ibu. Pelafalan sendiri tidak terlepas dari bunyi. Bunyi yang terdapat dalam bahasa Jepang antara lain, bunyi vokal (boin), bunyi konsonan (shi’in), dan bunyi semi vokal (hanboin). Kemudian terdapat juga beberapa jenis bunyi lain, yaitu choo’on, hatsuon, dan sokuon. Sokuon adalah bunyi rangkap yang dinyatakan dalam huruf hiragana (っ) atau huruf katakana (ッ) . Contohnya, pada kata がっこう, びっくり, きって, dan lain-lain. sokuon bukan hanya terdapat pada kata-kata asli bahasa Jepang saja, tetapi terdapat pula pada kata-kata serapan atau gairaigo seperti pada kata バッグ, マック, ハ ッジ , dan lain-lain. Dalam bentuk tulisan dalam kajian fonologi, bunyi

sokuon sering dilambangkan dengan tanda [Q], tetapi kadang-kadang

dilambangkan dengan tanda [p], [t], [k], [ts], [tɕ]. Bunyi sokuuon sangat dipengaruhi oleh bunyi-bunyi konsonan yang terdapat setelahnya. Dilihat dari cara-cara pembentukan haku/mora, maka bunyi sokuon dihitung 1 mora dari setiap silabel.

Kamus Shougaku Kokugo Jiten (2011 hlm 709) mendefinisikan sokuon adalah

ことばを言うときに、つまって発音される音。書くときは、 「やっと」「どっち」などのように、小さい「っ」で書き表す

“bunyi yang dilafalkan secara tersendat/tertutup ketika mengucapkan suatu kata. Dilambangkan dengan tsu kecil ketika menulis seperti kata

yatto, docchi, dan yang lainnya.”

Cara melafalkan sokuon Okada (2006 hlm 17) menjelaskan “bunyi yang keluar satu mora yang sama dengan bentuk mulut bunyi konsonan setelahnya.”

(2)

Dari pemaparan diatas diketahui bahwa sokuon adalah bunyi tertutup atau tersendat yang keluar sesuai dengan bunyi konsonan yang ada setelahnya. Kemudian, sokuon juga dihitung menjadi satu mora dari setiap silabelnya.

Bahasa Jepang secara fonologi memiliki kekhasan bunyi tersendiri yang beragam. Silabel bahasa jepang sangat berbeda dengan selabel bahasa Indonesia karena silabel bahasa jepang sebagian besar merupakan selabel terbuka yang selalu diakhiri dengan vokal (Arianingsih, 2011 hlm 12). Silabel dalam bahasa Jepang disebut dengan onsentsu, identik dengan istilah suku kata dalam bahasa Indonesia. Sebagian besar silabel bahasa Jepang dilambangkan dengan huruf kana (hiragana dan katakana). Onsetsu sering dianggap sebagai unit yang sama dengan mora, akan tetapi, kedua istilah tersebut memiliki konsep yang berbeda (Arianingsih, 2011 hlm 13). Menurut Sugifuji (Nishigori, 2006 hlm 1) silabel adalah struktur CVC ( C: konsonan V: vokal) yang digunakan dalam kaidah folologi. Sedangkan mora, adalah bunyi dari pemenggalan setiap 1 huruf kana (ketika diftong adalah 2 huruf). Seperti (切 手) kitte, memiliki 2 silabel dan 3 mora. (ホットドッグ) hottodoggu memiliki 4 silabel dan 6 mora. Dan (スタッフ) sutaffu memiliki 3 silabel dan 4 mora. Kemudian Sugifujii dan Fujisaki (Nishigori, 2006 hlm 2) menambahkan, “Ada tidaknya sokuon itu sangatlah relatif. Dalam sebuah penelitian, ketika melafalkan sokuon banyak yang melafalkannya antara 150 ms sampai 180 ms tergantung dari cepatnya berbicara.”

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal konsonan rangkap namun tidak dengan bunyi konsonan rangkap. Bagi pembelajar bahasa Jepang muslim tentu tidak asing dengan bunyi rangkap, karena dalam aturan pembacaan Alquran kaidah yang serupa dalam pelaafalan tasydid atau shiddah dalam ilmu tajwid. Seperti contoh pada kata ( ﻡﺎﹽﻣﺤ ) hammam yang berari kamar mandi dan kata ( ﻡﺎﻣﺤ ) yang berarti merpati. Namun, aturan pembacaan yang berbeda seringkali menjadikan pembelajar melakukan kesalahan dalam pelafalannya.

Kesalahan dalam melafalkan sokuon menjadikan suatu kata dalam bahasa Jepang menjadi salah arti atau sama sekali tidak memiliki arti. Sebagai

(3)

salah satu contoh, kata 切ってください(kitte kudasai) yang berarti “potonglah” akan berubah arti jika dilafalkan tanpa sokuon, menjadi 来てください(kite

kudasai) yang berarti “datanglah”. Dalam sebuah penelitian Hidayati, Erma

(2013 hlm 94) menyatakan bahwa “kesalahan pada pelafalan bunyi konsonan rangkap (sokuon) sebanyak 57, 17%. Tingkat kesalahan tersebut melebihi dari 50% dan dapat dikatakan tingkat kesalahan pelafalan sokuon pada mahasiswa tingkat I Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI 2012/2013 adalah tinggi.”

Dari hasil penelitian tersebut penulis mencari media atau alat bantu dalam pembelajaran sokuon yang bisa mengatasi terjadinya kesalahan dalam pelafalan sokuon. Salah satunya adalah web MIC-J KITE KITTE. Web ini merupakan web milik Tokyo Metropolitan University, di dalamnya terdapat pembelajaran sokuon lengkap dengan audiovisual dan latihan dalam bentuk kata maupun kalimat.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian untukmengunakan media dalam pembelajaran sokuon melalui skripsi dengan judul “Pembelajaran Pelafalan Sokuon Menggunakan Media Web MIC-J KITE

KITTE (Penelitian Eksperimen kepada Mahasiswa Tingkat I Jurusan

Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPITahun Akademik 2013/2014”.

B. Rumusan Dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana hasil pembelajaran Pelafalan Bunyi Rangkap (Sakuon) dengan menggunakan web MIC-J KITE KITTE pada mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2013/2014?

b. Bagaimana tanggapan pembelajar terhadap pembelajaran Pelafalan Bunyi Rangkap (Sakuon) dengan menggunakan web MIC-J KITE

KITTE pada mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

2. Batasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas, dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini meneliti hasil pembelajaran Pelafalan Bunyi Rangkap (Sakuon) dengan menggunakan web MIC-J KITE KITTE pada mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2013/2014. Yang dimaksud dengan pembelajaran dalam penelitian ini adalah berupa desain Pembelajaran.

b. Penelitian ini hanya meneliti tanggapan pembelajar terhadap pembelajaran Pelafalan Bunyi Rangkap (Sakuon) dengan menggunakan web MIC-J KITE KITTE pada mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2013/2014.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Penelitian ini hanya meneliti hasil pembelajaran Pelafalan Bunyi Rangkap (Sakuon) dengan menggunakan web MIC-J KITE KITTE pada mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2013/2014.

b. tanggapan pembelajar terhadap pembelajaran Pelafalan Bunyi Rangkap (Sakuon) dengan menggunakan web MIC-J KITE KITTE pada mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2013/2014.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut :

(5)

b. Bagi pendidik, dengan memberikan gambaran bagaimana rancangan pembelajaran pelafalan sokuon dengan media web MIC-J KITE KITTE sehingga dapat dijadikan umpan balik oleh pendidik untuk mencari pemecahan dalam pembelajaran sokuon di kelas.

c. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan pedoman bagi para mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI tentang bunyi konsonan sokuon (sokuon) sehingga diharapkan dapat menghindari kesalahan dalam pelafalan.

D. Tinjuan Pustaka

Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna dari kata-kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefinisikan beberapa istilah dalam penelitian ini, yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran. (Damayanti, 1998 hlm 44)

2. Pelafalan

Pelafalan adalah cara seseorang atau sekelompok orang di suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996 hlm 823)

3. Sokuon

Dalam bahasa Jepang sokuon disebut juga tsumaruon yaitu bunyi tertutup atau bunyi yang tersumbat, dalam bahasa Indonesia dapat disebut konsonan rangkap yaitu pemakaian konsonan yang sama dengan konsonan pada sebuah silabel yang ada pada bagian berikutnya (Sudjianto dan Dahidi, 2004 hlm 42).

(6)

E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Metode Penelitian

Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bias berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila dilihat dari segi metode yang ada, penelitian ini tergolong penelitian eksperimental. “Metode eksperimen adalah metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat melalui pemanipulasian variabel independen

(treatment) dan menguji perubahan yang dilakukan oleh pemanipulasian

tersebut” (Subana dan Sudrajat, 2005 hlm 95). Dalam meningkatkan kemampuan melafalkan sokuon, penulis menggunakan media web MIC-J

KITE KITTE milik Tokyo Metropolitan University.

2. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dari penelitian ini adalah MIC-J yang merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan pelafalan sokuon.

3. Hipotesis

Menurut Abdul Chaer (2007 hlm 28) bahwa hipotesis berarti “tesis” yang “hipo”, atau „kesimpulan yang bertaraf rendah karena kebenarannya sebagai pernyataan ilmiah belum diuji secara empiris dengan data-data empiris. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai parameter yang akan diuji kebenerannya melalui sampel statistik. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

Hipotesis kerja (Hk) : terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran pelafalan sokuon dengan menggunakan media pembelajaran web KITTE KITE MIC-J dan pembelajaran pelafalan

(7)

Hipotesis nol (Ho) : tidak ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran pelafalan sokuon dengan menggunakan media pembelajaran web KITTE KITE MIC-J dan pembelajaran pelafalan

sokuon kelas kontrol tanpa menggunakan media pembelajaran.

4. Populasi Dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2006 hlm 130). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun akademik 2013/2014.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili yang dijadikan sumber data. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun akademik 2013/2014 yang diambil dari tingkat I sebanyak 10 orang. Teknik penyampelan yang digunakan adalah teknik random. Teknik ini digunakan karena karakter populasinya dianggap memiliki karakteristik yang sama, dalam hal ini adalah tingkat pengetahuan pelafalan sokuon yang sama.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Terdapat dua instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini, yaitu :

a. Tes

Tes yang dimaksudkan adalah membaca. Penulis mengumpulkan data sokuon yang terdapat pada buku Onsei wo oshieru, buku ini dipilih karena merupakan buku tuntunan dalam pelafalan huruf bahasa Jepang yang bisa dipelajari oleh pembelajar bahasa Jepang, dan Shokyuu dokkai

(8)

Data sokuon yang telah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan jenis katanya, yaitu yang dari kata asli Bahasa Jepang dan kata serapan. Setelah itu penulis menyeleksinya menjadi 25 buah. Tes dibagi menjadi 2 bagian. Tes bagian pertama yaitu membaca sokuon dalam bentuk kata, sedangkan tes bagian kedua membaca sokuon dalam bentuk kalimat. Tes tersebut akan di lakukan dua kali sebagai prees dan postes.

b. Angket

Penulis memberikan angket kepada responden yang bertujuan untuk mengetahui data kualitatif berupa informasi mengenai lamanya pengalaman belajar bahasa Jepang mahasiswa, tanggapan tentang pembelajaran pelafalan bahasa Jepang, serta tanggapan tentang media pembelajaran sokuon mengunakan web MIC-J KITE KITTE.

6. Teknik Pengolahan Data a. Data Tes

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini akan ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Data yang diperoleh dari pretes dalam bentuk rekaman dengan menggunakan voice recorder;

2) Bunyi sokuon didengarkan dan diiinterpretasikan kemampuannya; 3) Menerapkan pembelajaran sokuon dengan media web MIC-J KITE

KITTE;

4) Mengadakan postes dalam bentuk rekaman dengan menggunakan

voice recorder;

5) Analisis data

a) Menghitung rata-rata nilai untuk mengetahui kemampuan mahasiswa tingkat I;

(9)

b. Data Angket

Data yang diperoleh dari hasil angket akan di analisis dengan cara :

1) Menjumlahkan setiap jawaban angket; 2) Menyusun frekuensi dan persentase jawaban; 3) Membuat tabel frekuensi dan presentase jawaban; 4) Menginterpretasi data dan menyimpulkan.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan Kinerja Karyawannya, PT Dolpin Putra Sejati perlu melakukan Audit SDM secara berkala untuk mengaudit fungsi – fungsi Sumber Daya Manusia yang terdiri

Dengan kata lain, selain membawa pesan, kegiatan penerjemahan juga merupakan kegiatan untuk mengubah bentuk bahasa dengan tujuan agar teks hasil terjemahan bisa

Mengingat efek samping oksitosin intravena sangat tergantung dari dosis dan cara pemberian, maka penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kontraksi uterus dan

Skripsi yang berjudul “Pera Perempuan Pengrajin Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Dengan Memanfaatkan Potensi Sumber daya Alam Lokal” (Studi di Desa Timbang Lawan,

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pola pengasuhan anak terkait dengan sosialisasi agama yang dilakukan oleh keluarga berbeda keyakinan agama di Desa

Berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil komitmen organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, kompetensi sumber daya manusia sebagai bentuk dari kepabilitas organisasi