• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan.

1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB

Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu inkubasi OD (Optical Density) D75 D92 D110a 0 0,078 0,073 0,099 3 0,291 0,264 0,355 6 0,439 0,412 0,576 9 0,676 0,648 0,775 11,5 0,730 0,709 0,881 13,5 0,755 0,756 0,951 14 0,859 0,861 1,003 16 1,000 1,001 0,833 18 0,941 0,973 0,672

Tabel 1 merupakan data kerapatan sel (OD) dari hasil pengukuran spektrofotometer, untuk memudahkan penentuan fase pertumbuhan akan data tersbut disajikan dalam gambar 2.

(2)

29

Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Isolat D75, D92 dan D110 a pada Medium Pikovskaya.

Berdasarkan hasil pengamatan kurva pertumbuhan 3 isolat bakteri termofilik pada medium Nutrient Broth (NB) menunjukan adanya sedikit perbedaan pola pertumbuhan. Fase lag ketiga isolat yang merupakan fase adaptasi berlangsung selama 3 jam. Fase log (eksponensial) dari ketiga isolat tersebut berbeda yaitu dimulai dari jam ke 3 sampai jam ke 14 untuk isolat D 110 a, dan dari jam ke 3 sampai jam ke16 untuk isolat D75 dan D 92. Syarat suatu bakteri layak untuk ditumbuhkan pada media selektif yaitu jika bakteri tersebut mampu mencapai OD ± 1 sehingga pada fase log (eksponensial) inilah bakteri dapat dipindah ke medium berikutnya dan dijadikan starter bakteri, karena pada fase ini pertumbuhan bakteri mencapai pertumbuhan optimum sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga isolat tersebut layak diujicobakan ke media selektif. 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 0 J A M 3 J A M 6 J A M 9 J A M 1 1 . 5 J A M 1 3 . 5 J A M 1 4 J A M 1 6 J A M 1 8 J A M OP TI CA L D EN SI TY (O D) WAKTU INKUBASI K u r v a Pe r t u mb u h a n I s o l a t D 7 5 , D 9 2 d a n D 1 0 0 a D75 D92 D110a

(3)

30

Organisme prokariotik seperti bakteri, pertumbuhan merupakan pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel. Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid (Kusnandi dkk. 2003: 52). Pada pengukuran kurva pertumbuhan 3 isolat bakteri termofilik menggunakan perhitungan sel langsung dengan alat spektrofotometer yang panjang gelombangnya 600 nm. Penggunaan spektrofotometer ini untuk mengetahui Optical Density (OD) atau kerapatan organisme dalam media NB yang ditandai dengan semakin keruhnya media. Semakin keruh suatu kultur, semakin banyak jumlah selnya.

Pengukuran kurva pertumbuhan ini dilakukan pada dua media yaitu media Nutrient Broth (NB) dan Pikovskaya. Penggunaan media Nutrient Broth ini untuk menentukan nilai Optical Density (OD) kerapatan bakteri dalam media, karena syarat bakteri untuk dijadikan starter yaitu jika Optical Density (OD) mencapai angka 1. Setelah memenuhi syarat, starter tersebut ditumbuhkan ke media Pikovskaya. Pengukuran kurva pertumbuhan pada media Pikovskaya ini bertujuan untuk menentukan fase log (eksponensial) bakteri.

2. Uji aktivitas Enzim Fosfatase

a. Fase eksponensial pada Medium Pikovskaya

Bakteri yang sedang mengalami fase eksponensial pada medium Nutrient Broth diambil 10 % untuk dijadikan starter lalu dimasukan ke medium Pikovskaya cair yang diinkubasi pada waterbath shaker dan

(4)

31

dihitung OD nya tiap 3 jam sekali selama 48 jam untuk menentukan fase eksponensial pada media Pikovskaya. Hasilnya dinyatakan dalam grafik di bawah ini :

Gambar 3. Kurva Pertumbuhan Isolat Bakteri Termofilik Penghasil Enzim Fosfatase pada Medium Pikovskaya.

Berdasarkan hasil pengamatan kurva pertumbuhan isolat bakteri termofilik penghasil enzim fosfatase Gambar 3 menunjukan kesamaaan pola pertumbuhan dari ketiga isolat yang ditumbuhkan pada medium Pikovskaya.

Fase lag dimulai dari jam ke 0 sampai jam ke 6. Fase log (I) merupakan fase terjadinya pertumbuhan yang eksponensial yaitu diantara jam ke 6 sampai jam ke 9 lalu turun kemudian naik lagi fase log (II) pada jam ke 21 sampai ke 24 , turun dan naik lagi pada jam ke 33 sampai jam ke 36. Kurva tesebut mengalami naik turun karena saat sebagian bakteri mengalami kematian, nutrisi dari bakteri yang mati tersebut dipakai oleh

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 ni la i A bs or ba ns i Waktu inkubasi

Pengukuran OD pada Media Pikovskaya

(5)

32

bakteri yang hidup sehingga kurva naik kembali dan mencapai fase eksponensial kembali. untuk menentukan eksponensial yaitu dengan melihat pada jam keberapa kenaikan nilai OD yang tertinggi atau kerapatan selnya paling banyak yang artinya produksi enzim mencapai jumlah maksimal. Grafik tersebut menunjukan bahwa pada jam ke 24, jumlah OD tertinggi, sehingga pada waktu tersebut merupakan waktu inkubasi yang efektif untuk melakukan panen enzim dari kultur bakteri karena dimungkinkan enzim fosfatase sedang diproduksi dengan kecepatan tertinggi dan dalam jumlah yang banyak.

b. Uji aktivitas enzim fosfatase

Aktivitas enzim fosfatase dari isolat bakteri termofilik pada pengaruh suhu inkubasi dan pH untuk isolat D75, D92, D110 a bertujuan mengetahui pH dan suhu optimum selama masa inkubasi 30 menit. Berdasarkan hasil pengujian aktivitas enzim yang diperoleh dari supernatan ketiga isolat diperoleh nilai absorbansinya yaitu

Tabel 2. Nilai Absorbansi Kadar Fosfat Isolat pada Media Pikovkaya Ca3(PO4)2 Isolat Suhu (oC) pH Nilai Absorbansi 45 55 65 D 75 5 0,317 0,232 0,144 7 0,621 0,112 0,737 9 0,584 0,249 0,267 D 92 5 0,316 0,306 0,058 7 0,496 0,351 0,981 9 0,885 0,317 0,214 D 110 a 5 0,379 0,250 0,454 7 0,513 0,442 0,953 9 0,864 0,189 0,172

(6)

33

Setelah mendapatkan nilai absorbansi, langkah selanjutnya yaitu mencari konsentrasi fosfat pada perlakuan dengan membuat kurva standar fosfat terlebih dahulu untuk menentukan persamaan rumusnya. Kurva standar fosfat ini didapatkan dengan memasukan hasil nilai absorbansi fosfat berbagai macam konsentrasi. Nilai absorbansi fosfat tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Nilai Absorbansi Fosfat Berbagai Konsentrasi Konsentrasi fosfat (gr/ml) Nilai absorbansi 0,0 0,0 0,2 0,109 0,4 0,213 0,8 0,436 1,0 0,584

Tabel 3 merupakan nilai absorbansi fosfat terlarut hasil pengukuran kadar fosfat untuk menentukan kurva standar fosfat, data tersebut disajikan dalam gambar berikut ini :

Gambar 4. Grafik Kurva Standar Larutan Fosfat Konsentrasi 1; 2; 3; 4; dan 5 mg/100 mL y = 0,5751x - 0,0076 R² = 0,997 y = 0,5751x - 0,0076 R² = 0,997 -0,100 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600 0,700 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 N ila i A b so rb a n si (O D ) Konsentrasi

(7)

34

Berdasarkan kurva standar fosfat di atas, untuk mengetahui besarnya konsentrasi fosfat yaitu dengan memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan berikut,

Persamaan

Keterangan

x = konsentrasi fosfat hasil hidrolisis kalsium fosfat y = nilai absorbansi enzim perlakuan

setelah nilai absorbansi dimasukkan ke dalam persamaan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut,

Tabel 4. Konsentrasi Fosfat pada Media Pikovskaya Kalsium Fosfat (M) isolat Suhu (oC) pH Konsentrasi (M) 45 55 65 D 75 5 0,566 0,416 0,264 7 1,093 0,209 1,295 9 1,029 0,446 0,477 D 92 5 0,563 0,545 0,113 7 0,876 0,623 1,719 9 1,553 0,564 0,385 D 110 a 5 0,672 0,448 0,803 7 0,906 0,782 1,670 9 1,517 0,342 0,312

Keterangan: angka tebal: paling tinggi konsentrasinya. 1. Mencari Massa fosfat (mf) Pada Perlakuan

Untuk mencari massa fosfat pada perlakuan, yaitu dengan memasukkan konsentrasi fosfat pada media Pikovskaya ke dalam rumus berikut : Rumus : M = gr Mr X 1000 P Maka, x = 𝐲+𝟎,𝟎𝟎𝟕𝟔 𝟎,𝟓𝟕𝟓𝟏 gr = 𝐌 𝐱 𝐌𝐫 𝐱 𝐏 𝟏𝟎𝟎𝟎

(8)

35

Keterangan

gr : Massa fosfat (g) M : Konsentrasi fosfat (M) Mr : Berat molekul fosfat = 310 P : Volume pelarut (ml) = 1 ml

Setelah konsentrasi fosfat di masukkan ke dalam rumus di atas, diperoleh hasil sebagai berikut,

Tabel 5. Massa Fosfat pada Media Psikovkaya Kalsium Fosfat (M). isolat Suhu (oC) pH Massa (gr) 45 55 65 D 75 5 0,175 0,129 0,082 7 0,339 0,065 0,402 9 0,319 0,138 0,148 D 92 5 0,174 0,169 0,035 7 0,271 0,193 0,533 9 0,481 0,175 0,119 D 110 a 5 0,208 0,139 0,249 7 0,281 0,243 0,518 9 0,470 0,106 0,097

Keterangan: angka tebal: paling tinggi massanya.

Mencari Aktivitas Enzim

Langkah terakhir agar dapat mengetahui aktivitas enzim yaitu dengan memasukkan massa fosfat, berat molekul fosfat dan massa inkubasi ke dalam rumus di bawah ini

Rumus : AE = 𝐌𝐆 𝐱 𝟏𝟎𝟎𝟎

(9)

36

Keterangan:

AE : Aktivitas enzim (unit/mL filtrat enzim) MP : massa fosfat

BMg : berat molekul fosfat= 310 MI : masa inkubasi = 30 menit

Setelah di masukkan ke dalam rumus, diperoleh aktivitas enzim fosfatase yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 6. Aktivitas Enzim Fosfatase pada Media Psikovkaya Kalsium Fosfat (unit/mL Filtrat Enzim).

Isolat Suhu (oC) pH

Aktivitas Enzim (unit/mL filtrat enzim) 45 55 65 D 75 5 0,019 0,014 0,009 7 0,036 0,007 0,043 9 0,034 0,015 0,016 D 92 5 0,018 0,018 0,004 7 0,029 0,021 0,057 9 0,052 0,019 0,013 D 110 a 5 0,022 0,015 0,027 7 0,030 0,026 0,056 9 0,051 0,011 0,010

Dari tabel di atas lalu dibuat grafik untuk melihat pH dan suhu optimum aktivitas enzim fosfatase

(10)

37

Gambar 5. Grafik Pengaruh Suhu dan pH Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase pada Media Pikovskaya Fosfat

Gambar 5 menunjukan bahwa aktivitas enzim fosfatase optimal pada suhu 65 OC dan pada pH 7, aktivitas enzim menurun ketika suhu diturunkan sampai suhu 45 OC, begitu juga ketika pH diturunkan menjadi 5 dan dinaikkan menjadi 9 maka aktivitas enzim juga menurun.

Enzim merupakan protein globular tiga dimensi yang bertindak sebagai katalis biologi untuk berbagai reaksi biokimia dalam sel. Enzim menaikkan laju reaksi karena dengan adanya enzim, maka reaksi yang berjalan akan mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari reaksi biasanya. Enzim memiliki aktivitas biologis yang sangat tinggi pada substrat, dan tidak akan bekerja pada substrat lain. Hal ini berarti bahwa setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat. Enzim dalam penelitian ini adalah enzim fosfatase, yang

0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 5;45 5;55 5;65 7;45 7;55 7;65 9;45 9;55 9;65 A k tiv ita s E n zim

Kombinasi pH dan Suhu

Pengaruh Kombinasi Suhu dan pH terhadap aktivitas enzim fosfatase

(11)

38

berarti enzim ini bekerja pada substrat yang mengandung fosfat, dan tidak bisa aktif bekerja jika bukan substrat fosfat.

Isolat yang diuji menunjukkan adanya aktivitas enzim fosfatase yang memegang peran penting dalam mineralisasi fosfat organik, menjadi fosfat anorganik. Jadi mekanisme pelarutan fosfat dari bahan yang sukar larut olah aktivitas mikroba pelarut fosfat berkaitan dengan kemampuan mikroba yang bersangkutan dalam menghasilkan enzim fosfatase.

Penelitian ini menguji aktivitas enzim fosfatase dengan cara mengetahui jumlah produk katalisis berupa fosfat anorganik sebagai hasil hidrolisis fosfat Pada percobaan ini menggunakan kurva standar larutan fosfat dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 mg/100 mL.

Peningkatan suhu akan meningkatkan energi kinetik molekul. Peningkatan energi kinetik molekul juga meningkatkan gerakan molekul sehingga frekuensi tumbukan juga meningkat. Kombinasi tumbukan yang lebih sering dan lebih berenergi serta produktif ini akan meningkatkan laju reaksi. Setiap enzim memiliki suhu optimal, yaitu saat laju reaksinya paling cepat. Peningkatan suhu optimal dalam penelitian ini yaitu 65 OC, saat suhu terebut aktivitas enzim juga naik karena memungkinkan terjadinya tumbukan molekul yang paling banyak dan perubahan reaktan menjadi produk yang paling cepat.

(12)

39

Banyak enzim yang sensitif terhadap perubahan pH dan setiap enzim memiliki pH optimum untuk aktivitasnya. pH optimal pada penelitian ini adalah 7. Perubahan pH (asam atau basa) dapat menyebabkan berhentinya aktivitas enzim akibat proses denaturasi pada struktur tiga dimensi enzim. Sebagian besar enzim dapat bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang agak sempit.

Di luar pH optimum tersebut kenaikan pH (basa) atau penurunan pH (asam) menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat dan bahkan bisa kehilangan aktivitas katalitiknya. Hal ini terjadi karena struktur tiga dimensi enzim mulai berubah, sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim akibatnya proses katalis tidak dapat berlangsung secara sempurna.

5 7 9

5 7 9 pH

Gambar 6. Profil aktivitas enzim isolat D75, D92, D110a pada berbagai pH A k t i v i t a s e n z i m

(13)

40

Profil aktivitas pH enzim menggambarkan pH pada saat gugus pemberi atau penerima proton yang penting pada sisi katalitik enzim berada dalam tingkat ionisasi yang diinginkan, pH optimum enzim tidak perlu sama dengan pH lingkungan normalnya, dengan pH yang mungkin sedikit berada di atas atau di bawah pH optimum. Aktivitas katalitik enzim di dalam sel bakteri sebagian diatur oleh perubahan pada pH lingkungan.

Sisi aktif enzim Isolat D75, D92, dan D110a dalam lingkungan asam akan berubah , karena sisi aktif enzim yang sebelumnya

bermuatan negatif oleh karena lingkungan asam (melepas H+)

menjadi bermuatan positif, akibatnya merubah sisi aktif enzim tersebut sehingga substrat tidak bisa menempel maksimal dan aktivitas enzim menjadi turun. Begitu juga ketika enzim berada dilingkungan basa, sisi aktif enzim yang sebelumnya bermuatan negatif akan berubah menjadi bermuatan positif sehingga substrat tidak dapat menempel dan aktivitas enzim menurun.

3. Analisis Data

Untuk uji statistika rancangan faktorial acak lengkap pada percobaan ini menggunakan aplikasi SPSS menu Univariate.

a. Hasil uji Statistik Analysis of Variance (ANOVA) dan uji

DMRT pengaruh suhu dan pH pada isolat D75 terhadap aktivitas enzim fosfatase dengan media Pikovskaya

(14)

41

1) Hasil uji ANOVA pengaruh suhu dan pH pada isolat D75 terhadap aktivitas enzim fosfatase dengan media Pikovskaya.

Tabel 7. Hasil Uji ANOVA Pengaruh Suhu dan pH pada Isolat D75 Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase dengan Medium Psikovkaya. Faktor yang diuji Jumlah kuadrat Df Rata- Rata Kuadrat F Hitung Sig Suhu 0,001 2 0,001 355,546* 0,000 pH 0,001 2 0,001 515,647* 0,000 Suhu &pH 0,002 4 0,000 284,610* 0,000 Total 0,017 27

R Squared = 0,996 (Adjusted R Squared = 0,994)

Keterangan : dengan tingkat kepercayaan 95 % (α : 0,005) *) signifikan (F hitung> F tabel)

Tabel 7 menunjukan hasil ANOVA perlakuan variansi suhu dan pH berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzaim fosfatase dengan α : 0,005. Interaksi kedua perlakuan yaitu antara variasi suhu dan pH berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzim fosfatase. Untuk mengetahui letak perbedaan antara kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Mutiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji DMRT pengaruh pH terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 dengan media Pikovskaya dapat diketahui pada tabel 8.

(15)

42

Tabel 8. Hasil Uji DMRT Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase Isolat D75 pada Medium Psikovkaya.

Perlakuan pH

Ulangan Aktivitas enzim

fosfatase

5 9 0,013836a

9 9 0,021693b

7 9 0,028854c

Keterangan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005)

Berdasarkan tabel 8. Hasil uji DMRT pengaruh pH terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95%, hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda masing masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut iketahui pertumbuhan optimum isolat D75 dengan medium Pikovskaya pada perlakuan pH 5, 7,9 terhadap aktivitas enzim Fosfatase pada pH 7.

Hasil uji DMRT pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 dengan medium Pikovskaya dapat diketahui pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji DMRT Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Fosfotase Isolat D 75 pada Medium Psikovkaya.

Perlakuan suhu (OC)

Ulangan Aktivitas enzim

fosfatase

45 9 0,029872c

55 9 0,11891a

65 9 0,22620b

Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005)

(16)

43

Berdasarkan tabel 9. Hasil uji DMRT pengaruh suhu inkubasi terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95% hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda pada masing-masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut diketahui pertumbuhan optimum isolat D75 dengan medium Pikovskaya pada perlakuan suhu 45 OC , 55 OC,65 OC terhadap aktivitas enzim fosfatase pada suhu 45 OC.

2) Hasil uji ANOVA pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D92 dengan medium Pikovskaya dapat diketahui pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji ANOVA Pengaruh Suhu dan pH pada Isolat D92 Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase dengan Medium Psikovkaya Fosfat. Faktor yang diuji Jumlah kuadrat Df Rata- rata kuadrat F. hitung Sig. Suhu 0,001 2 0,000 247,472 0,000 pH 0,002 2 0,001 617,743 0,000 Suhu & pH 0,004 4 0,001 602,649 0,000 Total 0,25 27

Keterangan dengan tingkat kepercayaan 95% (α: 0,005) *) signifikan (F hitung > F tabel)

Hasil uji Anova pada Tabel 10. Terlihat bahwa masing-masing perlakuan suhu dan pH menunjukan berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzim fosfatase dengan α: 0,005. Interaksi kedua perlakuan yaitu antara variasi suhu dan pH berpengaruh

(17)

44

nyala terhadap aktivitas enzim fosfatase. Untuk mengetahui letak perbedaan antara kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Mutiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji DMRT pengaruh pH terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D92 dengan media Pikovskaya dapat diketahui pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Uji DMRT Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase Isolat D92 pada Medium Psikovkaya.

Perlakuan pH Ulangan Aktivitas enzim fosfatase

5 9 0,013565a

7 9 0,035752c

9 9 0,0277798b

Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005)

Berdasarkan Tabel 11. Hasil uji DMRT pengaruh pH terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D92 menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95%, hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda masing masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut iketahui pertumbuhan optimum isolat D75 dengan medium Pikovskaya pada perlakuan pH 5, 7,9 terhadap aktivitas enzim Fosfatase pada pH 7.

Tabel 12. Hasil Uji DMRT Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Fosfotase Isolat D 92 pada Medium Psikovkaya.

(18)

45

45 9 0,033234c

55 9 0,019239a

65 9 0,02642b

Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005)

Berdasarkan Tabel 12. Hasil uji DMRT pengaruh suhu inkubasi terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D75 menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95% hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda pada masing-masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut diketahui pertumbuhan optimum isolat D92 dengan medium Pikovskaya pada perlakuan suhu 45 OC , 55 OC,65 OC terhadap aktivitas enzim fosfatase pada suhu 45 OC.

3) Hasil uji ANOVA pengaruh suhu dan pH terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D110 dengan medium Pikovskaya dapat diketahui pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil Uji ANOVA Pengaruh Suhu dan pH pada Isolat D110a Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase dengan Medium Psikovkaya Fosfat. Faktor yang diuji Jumlah kuadrat Df Rata- rata kuadrat F. hitung Sig. Suhu 0,001 2 0,001 162,172 0,000 pH 0,001 2 0,001 147,538 0,000 Suhu & pH 0,003 4 0,001 195,345 0,000 Total 0,27 27

Keterangan dengan tingkat kepercayaan 95% (α: 0,005) *) signifikan (F hitung > F tabel)

Hasil uji ANOVA pada Tabel 13. Terlihat bahwa masing-masing perlakuan suhu dan pH menunjukan berpengaruh nyata

(19)

46

terhadap aktivitas enzim fosfatase dengan α: 0,005. Interaksi kedua perlakuan yaitu antara variasi suhu dan pH berpengaruh nyala terhadap aktivitas enzim fosfatase. Untuk mengetahui letak perbedaan antara kelompok perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Mutiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji DMRT pengaruh pH terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D110a dengan media Pikovskaya dapat diketahui pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Uji DMRT Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Fosfatase Isolat D110a pada Medium Psikovkaya.

Perlakuan pH Ulangan Aktivitas enzim fosfatase

5 9 0,021364a

7 9 0,037317c

9 9 0,024114b

Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005)

Berdasarkan Tabel 14. Hasil uji DMRT pengaruh pH terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D110a menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95%, hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda masing masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut diketahui pertumbuhan optimum isolat D110a dengan medium Pikovskaya pada perlakuan pH 5, 7,9 terhadap aktivitas enzim Fosfatase pada pH 7.

Tabel 15. Hasil Uji DMRT Pengaruh suhu Terhadap Aktivitas Fosfotase Isolat D110a pada Medium Psikovkaya.

(20)

47

45 9 0,034386c

55 9 0,017468a

65 9 0,030941b

Kepercayaan : kode huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% (α: 0,005)

Berdasarkan Tabel 15. Hasil uji DMRT pengaruh suhu inkubasi terhadap aktivitas enzim fosfatase isolat D110a menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95% hal tersebut ditunjukan dengan kode subset yang berbeda pada masing-masing aktivitas enzim fosfatase. Pada tabel tersebut diketahui pertumbuhan optimum isolat D110a dengan medium Pikovskaya pada perlakuan suhu 45 OC , 55 OC,65 OC terhadap aktivitas enzim fosfatase pada suhu 45 OC.

Gambar

Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB.
Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Isolat D75, D92 dan D110 a pada Medium Pikovskaya.
Gambar 3. Kurva Pertumbuhan Isolat Bakteri Termofilik Penghasil  Enzim Fosfatase pada Medium Pikovskaya
Tabel 2.  Nilai Absorbansi Kadar Fosfat Isolat pada Media  Pikovkaya Ca 3 (PO 4 ) 2 Isolat              Suhu ( o C)                 pH               Nilai Absorbansi  45  55  65  D 75  5  0,317  0,232  0,144  7  0,621  0,112  0,737  9  0,584  0,249  0,267
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian lebih lanjut menggunakan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dengan taraf 5% untuk mengetahui letak perbedaan pengaruh antar perlakuan dengan menggunakan

Nilai dengan superscript huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05) dengan menggunakan uji Duncan.. Pada Tabel

Berdasarkan uji statistik dengan uji t sampel yang berpasangan (paired sample t-test) dengan Cl 95% untuk melihat perbedaan skor rata-rata kepatuhan terhadap kelengkapan obat

Dari uji Duncan ini juga terlihat bahwa pada konsentrasi dan umur yang sama, kontrol memberi pengaruh berbeda nyata terhadap SHF-LAS dan SNF, akan tetapi antara