• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar belakang

Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) yang pesat pada saat ini menimbulkan dampak yang signifikan untuk kehidupan manusia. Hal ini mendorong terjadinya perubahan pada proses, fungsi, dan kebijakan dalam berbagai sektor kehidupan manusia menjadi berbasis ICT, termasuk sektor pelayanan publik yang dikelola pemerintah. Perubahan pada sektor publik ditandai dengan dikembangkannya electronic-Government atau yang biasa disebut e-Government.

Heeks (1999) dalam Hasibuan dan Santoso (2005) mendefinisikan e-Government sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dengan menggunakan Teknologi Informasi (TI) untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Dari definisi tersebut, dapat dilihat bahwa tujuan utama e-Government adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan. Menurut Heeks (1999), hampir semua lembaga pemerintahan di dunia ini mengalami ketidakefisienan, terutama di negara yang sedang berkembang. Selain itu dalam World Bank (2011) e- Government merupakan penggunaan teknologi informasi oleh institusi-institusi pemerintahan yang mampu meningkatkan hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis, dan dengan sesama pemerintah itu sendiri. Teknologi informasi memberikan banyak manfaat di bidang perbaikan pelayanan pemerintah, meningkatkan interaksi dengan pelaku bisnis dan industri, serta pemberdayaan warga negara melalui informasi atau menjadikan manajemen pemerintahan yang efektif dan efisien. Manfaat yang dihasilkan dapat mengurangi korupsi, meningkatkan transparansi, kenyamanan yang lebih besar, pertumbuhan pendapatan, dan atau pengurangan biaya.

e-Government menawarkan pelayanan publik yang dapat diakses secara 24 jam, kapanpun, dimanapun pengguna berada, dan berorientasi pada kepuasan pengguna. e-Government juga memungkinkan pelayanan publik tidak dilakukan secara face-to-face sehingga pelayanan menjadi lebih efisien.

(2)

Mengetahui keuntungan dari e-Government, pemerintah Indonesia menerbitkan peraturan pada penerapan e-Government yang disebut Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 yang mana garis besarnya berisi tentang:

a. Pengembangan pelayanan yang handal dan dapat dipercaya serta terjangkau oleh masyarakat umum.

b. Merestrukturisasi system manajemen dan proses kerja pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara holistik.

c. Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi.

d. Peningkatan partisipasi dari sector bisnis dan mengembangkan industri ICT.

e. Mengembangkan sumber daya manusia dalam pemerintahan dan meningkatkan komunitas e-literacy.

f. Mengembangkan e-Government dengan pendekatan sistematik yang realistis dan tingkatan yang dapat diukur.

Keputusan Presiden telah dilengkapi dengan garis pedoman untuk pengembangan e-Government diterbitkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi pada tahun 2003. Garis pedoman ini mengatur semua pelaksana pemerintahan termasuk pemerintahan daerah, mengenai:

a. Pengembangan infrastruktur portal pemerintah.

b. Mengelola dokumen elektronik pemerintah.

c. Perencanaan pengembangan e-Government.

d. Pelatihan ICT untuk mendukung implementasi e-Government.

e. Implementasi website e-Government daerah.

Kemudian tahun 2004 Kementrian Komunikasi dan Informasi menerbitkan 6 garis pedoman yang terdiri dari:

a. Standar kualitas dan cakupan pelayanan, serta pengembangan aplikasi e- service.

b. Pelembagaan, wewenang, informasi, dan keterlibatan bisnis dalam pengembangan e-Government.

c. Pengembangan tata kelola yang baik dan manajemen perubahan.

d. Pelakasanaan proyek e-Government dan penganggaran.

e. Standar kompetensi pengelola e-Government.

(3)

f. Blueprint aplikasi e-Government bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Untuk melengkapi peraturan mengenai e-Government, yang mana telah diterbitkan sebelumnya, pada tahun 2006 pemerintah menerbitkan peraturan yang berhubungan pada penggunaan ICT, yang secara tidak langsung memperkuat peraturan pengembangan e-Government. Peraturan pembentukan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas), yang ditetapkan pada Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2006. Detiknas ditugaskan untuk merumuskan peraturan umum dan arah strategis pembangunan nasional, melalui penggunaan ICT.

e-Government dirancang sebagai tempat terjadinya proses interaksi antara pemerintah dengan masyarakat. Carter dan Belanger (2005 dalam Alzahrani dan Goodwin, 2012) menyatakan bahwa salah satu faktor penting untuk menyukseskan pelayanan e-Government adalah penerimaan dan kemauan masyarakat untuk mengapdopsi atau menggunakan layanan e-Government.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat menjadi bagian penting di dalam berfungsinya e-Government. Hal ini disebabkan karena interaksi antara pemerintah dengan masyarakat pada e-Government dapat berjalan dengan baik jika ada partisipasi dari masyarakat di dalam mengadopsi atau memanfaatkan e- Government. Jika tidak ada partispasi dari masyarakat di dalam mengadopsi e- Government, maka e-Government tidak akan berfungsi dan keberadaannya sia-sia.

Untuk mengetahui adanya pelaksanaan e-Government di daerah dapat dilihat apakah daerah tersebut memiliki situs web atau tidak. Keberadaan situs web dapat dikatakan sebagai tahap pertama dari implementasi e-Government (Hasibuan, 2005). Di Kabupaten Klaten sudah menerapkan e-Government dengan memiliki situs web yang dapat diakses melalui http://www.klatenkab.go.id/ yang menyediakan fitur-fitur informasi umum dan fasilitas interaktif. Namun informasi yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Klaten menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam mengadopsi atau memanfaatkan e-Government masih rendah, yang terlihat dari sedikitnya feedback atau tanggapan (komentar, saran, atau kritik) dari masyarakat Kabupaten Klaten.

(4)

Berdasarkan penelitian pengembangan e-Government di seluruh dunia (55 negara) yang dirilis Waseda University pada tahun 2012 Indonesia menempati peringkat ke-33 dari 55 negara di dunia sebagai negara penerap sistem e-Government dalam menjalankan sistem pemerintahan berbasis internet. Namun pada tahun 2013 peringkat Indonesia menurun menempati peringkat ke-40 dari 55. Indonesia masih tertinggal dari anggota negara Asean seperti Vietnam peringkat ke-37, Brunei Darussalam peringkat ke-31, Malaysia peringkat ke-24, dan Thailand peringkat ke-20 (http://www.waseda.jp/eng/news12/130326_egov.html). Padahal peluang pengembangan penggunaan e-Government sangat besar, mengingat jumlah pengguna internet menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet pada tahun 2013 mencapai 71,19 juta, meningkat 13 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai sekitar 63 juta pengguna (http://www.apjii.or.id).

Tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengadopsi e-Government tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut perlu diketahui suapaya dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam mengadopsi atau memanfaatkan layanan e- Government, sehingga e-Government yang disediakan pemerintah tidak menjadi sia-sia. Oleh karena itu, maka penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan e-Government tersebut menjadi hal yang penting. Dalam penelitian ini penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan e-Government di Kabupaten Klaten menggunakan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). UTAUT adalah model validasi secara empirik yang mempunyai empat variable utama yang mempengaruhi behavioral intention dan use behavior, variabel tersebut adalah performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating condition, serta variabel moderasi age dan gender (Venkatesh dkk., 2003). Selain empat variabel tersebut dalam penelitian ini ditambahkan dua variabel lagi yaitu privacy dan trust (Alzahrani dan Goodwin, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui hubungan antara variable dalam model UTAUT.

(5)

I.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan diangkat sebagai bahan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antar variabel dalam model UTAUT (privacy, trust, performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating condition, behavioral intention, dan use behavior, serta variabel moderasi gender dan age)?

2. Apa faktor yang mempengaruhi penerimaan atau pemanfaatan pelayanan e- Government oleh end-user masyarakat Kabupaten Klaten?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui hubungan antar variabel dalam model UTAUT (privacy, trust, performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating condition, behavioral intention, dan use behavior, serta variabel moderasi gender dan age).

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penerimaan atau pemanfaatan pelayanan e-Government oleh end-user masyarakat Kabupaten Klaten.

I.4 Batasan Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi variabel

privacy, trust, performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating condition, behavioral intention, dan use behavior.

2. Responden penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Klaten.

I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada pemerintahan Kabupaten Klaten factor- faktor yang mempengaruhi masyarakan dalam menerima/memanfaatkan layanan e-Government.

(6)

2. Menjadi bahan masukan bagi pihak pemerintahan Kabupaten Klaten dalam rangka pengembangan e-Government di masa yang akan datang.

I.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan latar belakang penelitian yang menerangkan mengapa penelitian ini perlu dilakukan, serta dijelaskan juga perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini berisi literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Teori-teori yang digunakan dalam pengerjaan penelitian ini antara lain teori e-Government, UTAUT, structural equation modelling, software AMOS, dan sampling.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan konsep dari peneliti serta sistematika pemecahan masalah. Konsep dari peneliti merupakan alur pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian. Sistematika pemecahan masalah merupakan urutan langkah-langkah peneliti dari awal penelitian hingga kesimpulan penelitian.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini berisi mengenai tahap pengumpulan dan pengolahan data pada penelitian ini. Proses pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data. Tahap pengumpulan dilakukan dengan penyebaran kuisioner penelitian, sedangkan pengolahan data pada penelitian ini terdiri uji reliabilitas dan validitas data penelitian, statistika deskriptif, fit model penelitian, pengujian hubungan antar variabel dan faktor moderasi.

Bab V Analisis

Pada bab ini berisi mengenai analisis hubungan antar variabel dan

(7)

faktor moderasi berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi mengenai penjelasan kesimpulan pada penelitian yang dilakukan dan saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Tinea pedis adalah infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari kaki dan telapak kaki, dengan lesi terdiri dari beberapa tipe, bervariasi dari ringan, kronis

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

Penulisan karya ilmiah tertulis (skripsi) yang berjudul “Analisis Nilai Tambah Dan Prospek Agroindustri Suwar-Suwir di Kabupaten Jember“ ini diajukan sebagai salah satu

[r]

In terms of faculty driven by different motivations be- fore and after receiving tenure, our results indicate that, for pretenured faculty, research productivity is dominated by

The students were reportedly enjoy studying in the Monolingual class and support the use of English–only in their English classes for enhancing learning. In spite of their