• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan Damai Yang Tak Sejuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pesan Damai Yang Tak Sejuk"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pesan Damai Yang Tak Sejuk

Tuesday, March 15, 2016

https://www.itsme.id/pesan-damai-yang-tak-sejuk/

iT's me - Sangatlah menyedihkan melihat bagaimana Al-Qur’an digunakan oleh sebagian para pemimpin Muslim “yang suka menebar peperangan” dengan diambil keluar dari konteksnya serta dengan sumber- sumber di luar Al-Qur’an untuk membuktikan bahwasanya perang diperbolehkan dengan berbagai alasan pembenaran. Para pemuda yang terpengaruh ayat-ayat yang dikutip di luar konteks telah mengalami manipulasi akibat teologi dari sumber-sumber di luar Al-Qur’an yang dibungkus kedok keabsahan.

Sayang sekali kebenaran jauh dari yang dipahami, khususnya oleh orang-orang yang pikirannya telah dimanipulasi oleh teologi yang tidak didukung oleh Al-Qur’an serta oleh polemik-polemik yang merusak pesan Al-Qur’an dengan menggunakan sumber-sumber serta otoritas-otoritas di luar Al-Qur’an saat dirasa menguntungkan mereka.

Dalam hal ini, pendekatan polemik terbukti sangatlah aman karena menggunakan kelemahan-kelemahan sumber-sumber di luar Al-Qur’an dan teologi yang bergantung padanya selama berabad-abad.

Bagaimanapun juga harus dipahami bahwasanya teologi yang bergantung pada sumber-sumber yang diragukan tidak bisa menjadi pembenaran terlepas siapapun yang menggunakannya.

Perang/Berperang Hanya Untuk Membela Diri Serta Melawan Penjajah Dan Penindas Aturan bela diri ini bisa dilihat jelas dalam Surah Al-Baqarah

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Mereka adalah orang-orang yang menindas dan menyerangmu.

Namun berhentilah, bila mereka berhenti. Jangan menyalahi atau melanggar batas. Berperang hanya sampai penindasan hilang dan keadilan menang. Dukunglah perdamaian: Q.S. Al-Anfaal [8] ayat 61.

َﻦﻳِﺪَﺘْﻌُﻤْﻠٱ ُّﺐِﺤُﻳ َﻻ َﻪَّﻠﻠٱ َّﻥِﺇ ْﺍۤﻭُﺪَﺘْﻌَﺗ َﻻَﻭ ْﻢُﻜَﻧﻮُﻠِﺗﺎَﻘُﻳ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ ِﻪَّﻠﻠٱ ِﻞﻴِﺒَﺳ ﻰِﻓ ْﺍﻮُﻠِﺗﺎَﻗَﻭ

ٰﻰَّﺘَﺣ ِﻡﺍَﺮَﺤْﻠٱ ِﺪِﺠْﺴَﻤْﻠٱ َﺪْﻨِﻋ ْﻢُﻫﻮُﻠِﺗﺎَﻘُﺗ َﻻَﻭ ِﻞْﺘَﻘْﻠٱ َﻦِﻣ ُّﺪَﺷَﺃ ُﺔَﻨْﺘِﻔْﻠٱَﻭ ْﻢُﻛﻮُﺟَﺮْﺧَﺃ ُﺚْﻴَﺣ ْﻦِّﻣ ْﻢُﻫﻮُﺟِﺮْﺧَﺃَﻭ ﻢُﻫﻮُﻤُﺘْﻔِﻘَﺛ ُﺚْﻴَﺣ ْﻢُﻫﻮُﻠُﺘْﻘٱَﻭ

َﻦﻳِﺮِﻓﺎَﻜْﻠٱ ُﺀﺁَﺰَﺟ َﻚِﻟٰﺬَﻛ ْﻢُﻫﻮُﻠُﺘْﻘٱَﻓ ْﻢُﻛﻮُﻠَﺗﺎَﻗ ﻥِﺈَﻓ ِﻪﻴِﻓ ْﻢُﻛﻮُﻠِﺗﺎَﻘُﻳ

ٌﻢﻴِﺣَّﺭ ٌﺭﻮُﻔَﻏ َﻪَّﻠﻠٱ َّﻥِﺈَﻓ ْﺍْﻮَﻬَﺘﻨٱ ِﻥِﺈَﻓ

َﻦﻴِﻤِﻟﺎَّﻈﻠٱ ﻰَﻠَﻋ َّﻻِﺇ َﻥﺍَﻭْﺪُﻋ َﻼَﻓ ْﺍﻮَﻬَﺘْﻨٱ ِﻥِﺈَﻓ ِﻪَّﻠﻟ ُﻦﻳِّﺪﻠٱ َﻥﻮُﻜَﻳَﻭ ٌﺔَﻨْﺘِﻓ َﻥﻮُﻜَﺗ َﻻ ٰﻰَّﺘَﺣ ْﻢُﻫﻮُﻠِﺗﺎَﻗَﻭ

ْﺍﻮُﻤَﻠْﻌٱَﻭ َﻪَّﻠﻠٱ ْﺍﻮُﻘَّﺘٱَﻭ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ٰﻯَﺪَﺘْﻌٱ ﺎَﻣ ِﻞْﺜِﻤِﺑ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ْﺍﻭُﺪَﺘْﻌٱَﻓ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ٰﻯَﺪَﺘْﻌٱ ِﻦَﻤَﻓ ٌﺹﺎَﺼِﻗ ُﺕﺎَﻣُﺮُﺤْﻠٱَﻭ ِﻡﺍَﺮَﺤْﻠٱ ِﺮْﻬَّﺸﻠٱِﺑ ُﻡﺍَﺮَﺤْﻠٱ ُﺮْﻬَّﺸﻠٱ

َﻦﻴِﻘَّﺘُﻤْﻠٱ َﻊَﻣ َﻪَّﻠﻠٱ َّﻥَﺃ

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu;

dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, namun janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Namun jika mereka memerangi kamu (di

(2)

tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir (yang menindas iman).

Namun kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyanyang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah ataupun penindasan, dan tegaklah keadilan serta ketaatan untuk Tuhan. Namun jika mereka berhenti (dari

memusuhi kamu), maka tidak boleh ada permusuhan, kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al- Baqarah:190-194)

Perhatikan bahwa sifat khusus dari konteks dimana pertempuran atau perang diperintahkan disini mengacu pada Masjidil Haram. Ayat ini tidak diragukan lagi berhubungan dengan kasus khusus terkait konteks. Meskipun demikian, batasan perang hanya sebagai pembelaan diri dan melindungi hak-hak sangat jelas terlihat dari ayat-ayat tersebut.

ٌﺮﻳِﺪَﻘَﻟ ْﻢِﻫِﺮْﺼَﻧ ٰﻰَﻠَﻋ َﻪَّﻠﻠٱ َّﻥِﺇَﻭ ْﺍﻮُﻤِﻠُﻇ ْﻢُﻬَّﻧَﺄِﺑ َﻥﻮُﻠَﺗﺎَﻘُﻳ َﻦﻳِﺬَّﻠِﻟ َﻥِﺫُﺃ

ٌﺕﺍَﻮَﻠَﺻَﻭ ٌﻊَﻴِﺑَﻭ ُﻊِﻣﺍَﻮَﺻ ْﺖَﻣِّﺪُﻬَّﻟ ٍﺾْﻌَﺒِﺑ ْﻢُﻬَﻀْﻌَﺑ َﺱﺎَّﻨﻠٱ ِﻪَّﻠﻠٱ ُﻊْﻓَﺩ َﻻْﻮَﻟَﻭ ُﻪَّﻠﻠٱ ﺎَﻨُّﺑَﺭ ْﺍﻮُﻟﻮُﻘَﻳ ﻥَﺃ َّﻻِﺇ ٍّﻖَﺣ ِﺮْﻴَﻐِﺑ ﻢِﻫِﺭﺎَﻳِﺩ ﻦِﻣ ْﺍﻮُﺟِﺮْﺧُﺃ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ

ٌﺰﻳِﺰَﻋ ٌّﻱِﻮَﻘَﻟ َﻪَّﻠﻠٱ َّﻥِﺇ ُﻩُﺮُﺼﻨَﻳ ﻦَﻣ ُﻪَّﻠﻠٱ َّﻥَﺮُﺼﻨَﻴَﻟَﻭ ًﺍﺮﻴِﺜَﻛ ِﻪَّﻠﻠٱ ُﻢﺴٱ ﺎَﻬﻴِﻓ ُﺮَﻛْﺬُﻳ ُﺪِﺟﺎَﺴَﻣَﻭ

“Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh Allah Maha kuasa menolong mereka itu; Yaitu mereka yang diusir dari kampung halaman mereka secara sewenang-wenang, kecuali karena hanya mereka berkata, ‘Tuhan kami ialah Allah’. Dan seandainya Allah tidak menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara dan Gereja-gereja serta Sinagog-sinagog dan masjid-masjid, yang di dalamnya. Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (Q.S. Al-Hajj [22] ayat 39 sampai 40)

Dalam ayat ini, gereja-gereja, sinagog-sinagog, dan masjid-masjid secara setara dan diakui sebagai tempat- tempat peribadahan serta mereka dilindungi oleh Allah sendiri. Arahan untuk menegakkan keadilan bagi kaum tertindas ini diperjelas lebih lanjut.

َﻦﻴِﻄِﺴْﻘُﻤْﻠٱ ُّﺐِﺤُﻳ َﻪَّﻠﻠٱ َّﻥِﺇ ْﻢِﻬْﻴَﻟِﺇ ْﺍۤﻮُﻄِﺴْﻘُﺗَﻭ ْﻢُﻫﻭُّﺮَﺒَﺗ ﻥَﺃ ْﻢُﻛِﺭﺎَﻳِﺩ ﻦِّﻣ ْﻢُﻛﻮُﺟِﺮْﺨُﻳ ْﻢَﻟَﻭ ِﻦﻳِّﺪﻠٱ ﻰِﻓ ْﻢُﻛﻮُﻠِﺗﺎَﻘُﻳ ْﻢَﻟ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ ِﻦَﻋ ُﻪَّﻠﻠٱ ُﻢُﻛﺎَﻬْﻨَﻳ َّﻻ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (Q.S. Al-Mumtahanah [60] ayat 8)

Ayat ini menerangkan dengan sejelas-jelasnya bahwa Al-Qur’an tidak memperkenankan serangan apapun terhadap siapapun yang tidak memerangi kita. Orang-orang yang beriman harus bersikap manusiawi dengan adil dan baik hati terhadap siapapun terlepas apapun agama dan latar belakangnya.

ُﻢُﻜْﻴَﻟِﺇ ْﺍۤﻮُﻘْﻠُﻳَﻭ ْﻢُﻛﻮُﻟِﺰَﺘْﻌَﻳ ْﻢَّﻟ ﻥِﺈَﻓ ﺎَﻬِﻴِﻓ ْﺍﻮُﺴِﻛْﺭُﺃ ِﺔِﻨْﺘِﻔْﻠٱ ﻰَﻟِﺇ ْﺍۤﻭُّﺩُﺭ ﺎَﻣ َّﻞُﻛ ْﻢُﻬَﻣْﻮَﻗ ْﺍﻮُﻨَﻣْﺄَﻳَﻭ ْﻢُﻛﻮُﻨَﻣْﺄَﻳ ﻥَﺃ َﻥﻭُﺪﻳِﺮُﻳ َﻦﻳِﺮَﺧﺁ َﻥﻭُﺪِﺠَﺘَﺳ

ًﺎﻨﻴِﺒُّﻣ ًﺎﻧﺎَﻄْﻠُﺳ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ْﻢُﻜَﻟ ﺎَﻨْﻠَﻌَﺟ ْﻢُﻜِﺌٰـَﻟْﻭُﺃَﻭ ْﻢُﻫﻮُﻤُﺘْﻔِﻘَﺛ ُﺚْﻴَﺣ ْﻢُﻫﻮُﻠُﺘْﻘٱَﻭ ْﻢُﻫﻭُﺬُﺨَﻓ ْﻢُﻬَﻳِﺪْﻳَﺃ ْﺍۤﻮُّﻔُﻜَﻳَﻭ َﻢَﻠَّﺴﻠٱ

“Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang menginginkan agar mereka hidup aman bersamamu dan aman (pula) bersama kaumnya. Setiap kali mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjun ke dalamnya. Karena itu, jika mereka tidak membiarkan kamu dan tidak mau

menawarkan perdamaian kepadamu, serta tidak menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temui, dan merekalah orang yang Kami

2 / 5

(3)

berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk memerangi, menawan, dan membunuh) mereka.” Q.S. An- Nisaa’ [4] ayat 91

Lebih Condong Pada Perdamaian

ُﻢﻴِﻠَﻌْﻠٱ ُﻊﻴِﻤَّﺴﻠٱ َﻮُﻫ ُﻪَّﻧِﺇ ِﻪَّﻠﻠٱ ﻰَﻠَﻋ ْﻞَّﻛَﻮَﺗَﻭ ﺎَﻬَﻟ ْﺢَﻨْﺠٱَﻓ ِﻢْﻠَّﺴﻠِﻟ ْﺍﻮُﺤَﻨَﺟ ﻥِﺇَﻭ

“Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka kamu juga harus condong kepada perdamaian dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Anfaal [8] ayat 61)

Sayangnya, banyak pengutipan terhadap Surah At-Taubah (Bab 9) dan khususnya ayat 9:5 yang

seringkali dilakukan tanpa mengaitkannya sama sekali dengan wacana Surah serta konteks dan audiens spesifisiknya. Jika dibaca sesuai konteks dan dalam latar belakang prinsip membela diri yang benar sesuai Al-Qur’an, cakupan arahan ini pasti akan jelas.

Surah At-Taubah diarahkan pada mereka yang terus menerus berusaha merusak persatuan dan melanggar perjanjian-perjanjian dengan menyerang orang-orang mukmin di zaman Nabi Muhammad saw (QS.9:1).

Lihat juga: QS.8:56-57. Suatu pengumuman dalam jangka waktu empat bulan kemudian dikeluarkan namun bukan terhadap mereka yang tidak melanggar perjanjian apapun (QS.9:4).

Penting untuk memahami Al-Qur’an sebagai suatu keseluruhan yang utuh dan semua ayat-ayat relevannya sebagai tema yang berkelanjutan.

Satu bagian Al-Qur’an sering dijelaskan di bagian lainnya dan lintas acuan dan studi naskah-naskah suci inilah yang membantu upaya kontekstualisasi. Misalnya, banyak Muslim berpendapat bahwasanya seorang muslim tidak sebaiknya berteman dengan orang Kristen dan Yahudi serta menerapkan sentimen- sentimen demikian di zaman modern seperti sekarang ini. Mereka menggunakan ayat berikut sebagai landasannya:

ﻯِﺪْﻬَﻳ َﻻ َﻪَّﻠﻠٱ َّﻥِﺇ ْﻢُﻬْﻨِﻣ ُﻪَّﻧِﺈَﻓ ْﻢُﻜﻨِّﻣ ْﻢُﻬَّﻟَﻮَﺘَﻳ ﻦَﻣَﻭ ٍﺾْﻌَﺑ ُﺀﺂَﻴِﻟْﻭَﺃ ْﻢُﻬُﻀْﻌَﺑ َﺀﺂَﻴِﻟْﻭَﺃ ٰﻯَﺭﺎَﺼَّﻨﻠٱَﻭ َﺩﻮُﻬَﻴْﻠٱ ْﺍﻭُﺬِﺨَّﺘَﺗ َﻻ ْﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ ﺎَﻬُّﻳَﺄۤـَﻳ

َﻦﻴِﻤِﻟﺎَّﻈﻠٱ َﻡْﻮَﻘْﻠٱ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa di antara kamu menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.” Q.S. Al-Maa’idah [5] ayat 51

Bila ayat ini dibaca tanpa memahami konteksnya, audiensnya, maupun tanpa mengacu kepada ayat-ayat lainnya maka seolah-olah larangan ini memang benar adanya dan berlaku sampai kapanpun.

Bagaimanapun juga jika kita membaca beberapa ayat berikutnya, konteks lengkap yang ditampilkan kemudian menerangkan bahwa prinsip ini hanya berlaku pada mereka yang mencela agama kita.

ﻥِﺇ َﻪَّﻠﻠٱ ْﺍﻮُﻘَّﺘٱَﻭ َﺀﺂَﻴِﻟْﻭَﺃ َﺭﺎَّﻔُﻜْﻠٱَﻭ ْﻢُﻜِﻠْﺒَﻗ ﻦِﻣ َﺏﺎَﺘِﻜْﻠٱ ْﺍﻮُﺗﻭُﺃ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ َﻦِّﻣ ًﺎﺒِﻌَﻟَﻭ ًﺍﻭُﺰُﻫ ْﻢُﻜَﻨﻳِﺩ ْﺍﻭُﺬَﺨَّﺘٱ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ ْﺍﻭُﺬِﺨَّﺘَﺗ َﻻ ْﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ ﺎَﻬُّﻳَﺄۤـَﻳ

َﻦﻴِﻨِﻣْؤُّﻣ ﻢُﺘﻨُﻛ

(4)

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab

sebelumnya dan orang-orang musyrik; dan bertakwalah kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.”(

Q.S. Al-Maa’idah [5] ayat 57)

ٌﻢﻴِﺣَّﺭ ٌﺭﻮُﻔَﻏ ُﻪَّﻠﻠٱَﻭ ٌﺮﻳِﺪَﻗ ُﻪَّﻠﻠٱَﻭ ًﺓَّﺩَﻮَّﻣ ﻢُﻬْﻨِّﻣ ﻢُﺘْﻳَﺩﺎَﻋ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ َﻦْﻴَﺑَﻭ ْﻢُﻜَﻨْﻴَﺑ َﻞَﻌْﺠَﻳ ﻥَﺃ ُﻪَّﻠﻠٱ ﻰَﺴَﻋ

َﻦﻴِﻄِﺴْﻘُﻤْﻠٱ ُّﺐِﺤُﻳ َﻪَّﻠﻠٱ َّﻥِﺇ ْﻢِﻬْﻴَﻟِﺇ ْﺍۤﻮُﻄِﺴْﻘُﺗَﻭ ْﻢُﻫﻭُّﺮَﺒَﺗ ﻥَﺃ ْﻢُﻛِﺭﺎَﻳِﺩ ﻦِّﻣ ْﻢُﻛﻮُﺟِﺮْﺨُﻳ ْﻢَﻟَﻭ ِﻦﻳِّﺪﻠٱ ﻰِﻓ ْﻢُﻛﻮُﻠِﺗﺎَﻘُﻳ ْﻢَﻟ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ ِﻦَﻋ ُﻪَّﻠﻠٱ ُﻢُﻛﺎَﻬْﻨَﻳ َّﻻ

ْﻢُﻬَّﻟَﻮَﺘَﻳ ﻦَﻣَﻭ ْﻢُﻫْﻮَّﻟَﻮَﺗ ﻥَﺃ ْﻢُﻜِﺟﺍَﺮْﺧِﺇ ٰﻰَﻠَﻋ ْﺍﻭُﺮَﻫﺎَﻇَﻭ ْﻢُﻛِﺭﺎَﻳِﺩ ﻦِّﻣ ﻢُﻛﻮُﺟَﺮْﺧَﺃَﻭ ِﻦﻳِّﺪﻠٱ ﻰِﻓ ْﻢُﻛﻮُﻠَﺗﺎَﻗ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ ِﻦَﻋ ُﻪَّﻠﻠٱ ُﻢُﻛﺎَﻬْﻨَﻳ ﺎَﻤَّﻧِﺇ

َﻥﻮُﻤِﻟﺎَّﻈﻠٱ ُﻢُﻫ َﻚِﺌٰـَﻟْﻭُﺄَﻓ

“Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang (dan persahabatan) di antara kamu dengan orang- orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Mahakuasa. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang yang zalim.” (Q.S. Al-Mumtahanah [60] ayat 7- 9)

Kebutuhan Menjunjung Tinggi Perjanjian Perdamaian Lebih Penting Daripada Hubungan Religius Atau Personal Apapun

ٍﺾْﻌَﺑ ُﺀﺂَﻴِﻟْﻭَﺃ ْﻢُﻬُﻀْﻌَﺑ َﻚِﺌٰـَﻟْﻭُﺃ ْﺍۤﻭُﺮَﺼَﻧَّﻭ ْﺍﻭَﻭﺁ َﻦﻳِﺬَّﻠٱَﻭ ِﻪَّﻠﻠٱ ِﻞﻴِﺒَﺳ ﻰِﻓ ْﻢِﻬِﺴُﻔْﻧَﺃَﻭ ْﻢِﻬِﻟﺍَﻮْﻣَﺄِﺑ ْﺍﻭُﺪَﻫﺎَﺟَﻭ ْﺍﻭُﺮَﺟﺎَﻫَﻭ ْﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻠٱ َّﻥِﺇ

ٍﻡْﻮَﻗ ٰﻰَﻠَﻋ َّﻻِﺇ ُﺮْﺼَّﻨﻠٱ ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻌَﻓ ِﻦﻳِّﺪﻠٱ ﻰِﻓ ْﻢُﻛﻭُﺮَﺼﻨَﺘْﺴٱ ِﻥِﺇَﻭ ْﺍﻭُﺮِﺟﺎَﻬُﻳ ٰﻰَّﺘَﺣ ٍءْﻴَﺷ ﻦِّﻣ ﻢِﻬِﺘَﻴٰـﻟَﻭ ﻦِّﻣ ْﻢُﻜَﻟ ﺎَﻣ ْﺍﻭُﺮِﺟﺎَﻬُﻳ ْﻢَﻟَﻭ ْﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻠٱَﻭ

ٌﺮﻴِﺼَﺑ َﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ﺎَﻤِﺑ ُﻪَّﻠﻠٱَﻭ ٌﻕﺎَﺜﻴِّﻣ ْﻢُﻬَﻨْﻴَﺑَﻭ ْﻢُﻜَﻨْﻴَﺑ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sapai mereka berhijrah.

(Tetapi) jika mereka minta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka.

Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Anfaal [8] ayat 72) Kesimpulan

Sebagaimana tercatat dalam ayat-ayat di atas, perang hanya diizinkan dilakukan untuk membela diri dari mereka yang menyerang, memerangi, dan menindas orang-orang beriman.

REFERENSI:

1) Quran.com 2) quransmessage

_______________________________________________

4 / 5

(5)

WWW.ITSME.ID

Referensi

Dokumen terkait

Al-Qaffa> l mengatakan bahwa makna ayat ini adalah sesungguhnya Allah telah menciptakan setiap orang diantara kalian berasal dari satu jiwa kemudian dia menjadikan istri

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya" (Q.S. Kerukunan hidup umat beragama adalah suatu kondisi sosial di mana semua

6 Ini adalah perintah dari Allah Ta’ala kepada orang – orang yg beriman untuk menolong Allah dengan menegakkan ajaran agama-Nya, dan menyeru kepada-Nya, dan memerangi

Didalam ayat ini menerangkan bahwa sesungguhnya pembalasan yang adil dan setimpal terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasulnya dan yang berkeliaran membuat kerusakan

sekiranya kalian ridha terhadap mereka, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak ridha terhadap orang-orang fasik.” Lebih lanjut Ka’ab berkata : “Urusan kami ditunda dari urusan

MEMINTA HARTA BENDA KEPADA KAMU BAGI SERUANKU. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang- orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya" (Q.S. Kerukunan hidup umat beragama adalah suatu kondisi sosial di mana semua

Berdasarkan ayat tersebut Allah melarang mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat, seperti menyuap para hakim agar membantu mengambil sebagian harta orang