PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
48 Badan Penelitian dan Pengembangan serta Diklat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Kementerian Agama RI, tafsir tematik; Hubungan Antaragama (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2008), hal. 10 Teungku Muhammad Hasbi As-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur'anul Majid An-Nur Jilid 1, hal. Tafsir Buya Hamk dalam Tafsir Al-Azhar. Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an DEPAG RI, Tafsir Tematik; Hubungan antaragama.
Konsep toleransi beragama dalam Al-Qur'an (studi banding Tafsir Al-Azhar dan Tafsir An-Nur).
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Dari uraian yang penulis berikan di atas dapat dipahami bahwa tujuan penelitian ini adalah: menganalisis ayat-ayat yang mengandung toleransi dalam kehidupan antar umat beragama dari sudut pandang M. Serta mengkaji pemikiran-pemikiran para komunitas keagamaan. tiga mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat toleransi, sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaan ketiga mufassir pilihan penulis.
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Meskipun skripsi ini lebih banyak membahas tentang toleransi pada masyarakat Bugis, namun terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan penulis ulas yaitu sama-sama membahas tentang toleransi. Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis laksanakan adalah sama-sama membahas tentang pluralisme dan toleransi, walaupun terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan penulis laksanakan yaitu penulis lebih memperhatikan ayat-ayat toleransi menurut M. Pemikiran Skripsi ini serupa dengan penelitian yang akan dilakukan, yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan pemikiran Buya Hamka untuk menjawab permasalahan pluralitas umat beragama yang tidak lepas dari sikap toleransi, walaupun skripsi ini mengacu pada berbeda karya Buya Hamka, sedangkan penelitian yang akan penulis kaji lebih terfokus pada kitab tafsir Buya Hamka.
Skripsi ini membantu penulis dalam memberikan kontribusi terhadap penelitian yang akan penulis lakukan, khususnya dalam kaitannya dengan pemikiran Buya Hamka. Kesamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah sama-sama membahas pemikiran Buya Hamka mengenai persoalan toleransi beragama. Jika skripsi ini membahas persoalan toleransi beragama dari sudut pandang Buya Hamka dan Nurcholis Madjid, maka penelitian yang akan penulis teliti adalah toleransi beragama menurut M.
Kesamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah sama-sama menggunakan tafsir An-Nur dan Al-Azhar, padahal ayat-ayat tersebut diambil dalam penelitian. Selanjutnya perbedaan lainnya adalah penelitian yang akan penulis lakukan melibatkan pemikiran M.
Metodologi Penelitian
- Sistematika Penulisan
DESKRIPSI UMUM TENTANG TOLERANSI
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Toleransi
13 Dini Fitriani, http://diarytolerancedini.blogspot.com/?m=1 (diakses 15 Agustus 2018). terhadap pemeluk agama lain, guna terciptanya suasana kerukunan antarmanusia tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. j) Menyadari bahwa perbedaan merupakan suatu kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, oleh karena itu hendaknya menjadi sebuah mozaik yang dapat memperindah fenomena kehidupan beragama. Pasalnya akan menimbulkan kesimpangsiuran dalam tindakan dan penghormatan terhadap perbedaan keyakinan yang terjadi dalam atau antar agama. f) Perebutan kekuasaan; Setiap agama berebut kekuasaan terhadap anggotanya atau jamaah dan komunitasnya, baik dalam komunitas agama maupun antar komunitas agama untuk meningkatkan kekuasaan. g) penafsiran yang berbeda; setiap kelompok di antara komunitas lintas agama memegang teguh hal-hal yang prinsip. Misalnya saja perbedaan penafsiran terhadap kitab suci dan ajaran agama lain serta sikap fanatik yang saling membela pendapat sekaligus saling menyalahkan. h) Kurangnya kesadaran; Masih kurangnya kesadaran umat beragama dari kalangan tertentu yang meyakini agamanya paling benar, misalnya di kalangan penganut agama.
Islam yang diyakini lebih memahami agama dan masyarakat Kristen, berpendapat bahwa merekalah yang benar.15 i) Fanatisme yang dangkal, sikap tidak bersahabat antar umat. keagamaan. j) Kaburnya nilai-nilai ajaran agama antara agama yang satu dengan agama yang lain.16. 15 Sudjangi, Profil Kerukunan Umat Beragama, (Badan Penelitian dan Pengembangan Keagamaan; Proyek Peningkatan Kerukunan Umat Beragama), hal. 22 Hidayatu Rahman, https://uad.ac.id/id/berita/islamophobia-di-negeri-majoritas-muslim (diakses 15 Agustus 2018).
Untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama, pemerintah Indonesia menerapkan konsep kerukunan tri umat beragama dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antaragama yang harmonis. 23 Rizqi Apriansyah, http://www.klikberita.co.id/opini/discrimination-dalam-Masyarakat-ini-tips-menghindarinya.html (diakses 16 Agustus 2018).
Toleransi Sepanjang Sejarah Islam
Abdurrahman Arfan, Al-Qur'an dan pluralisme agama; Islam, Agama Antara Keadilan dan Toleransi Sosial, hal. Dalam bidang fikih kita mengenal empat imam madzhab yang sangat populer di lingkungan Ahlussunnah wal Jamaah, yaitu Imam Syafi'i, Imam Hanafi, Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal. Bahkan, Imam Syafiu melontarkan ungkapan yang sangat populer: “Pendapat saya benar, tapi bisa saja salah.
Bahkan para ulama fiqh seperti Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Hambali melahirkan fiqh sebagai paradigma pemahaman hukum Islam. Sikap Imam Malik yang toleran dan menghargai perbedaan juga diikuti oleh muridnya Imam Syafi'i. Kita juga mengetahui dalam sejarah Islam bahwa sikap toleran dan menghargai perbedaan pandangan tidak hanya dicontohkan oleh Imam Malik dan Imam Syafi'i.
Karena ingin menghormati gurunya, Imam Syafi'i tidak membacakan doa Qunut dalam shalat berjamaah. Saat Subuh mereka melaksanakan sholat subuh bersama. Imam Syafi'i meminta gurunya menjadi imam shalat. Ulama yang sering disapa Imam Hanafi ini menginspirasi banyak ulama setelahnya, termasuk Muhammad bin Idris atau Imam Syafi'i yang juga sangat berpengaruh dalam tradisi keilmuan hukum Islam hingga saat ini.
Kemudian setiap ajaran menjadi mazhab tersendiri: produk pemikiran Abu Hanifah disebut mazhab Hanafi, sedangkan produk pemikiran Imam Syafi'i disebut mazhab Syafi'i. Imam Hanafi meninggal sebelum Imam Syafi'i dan saat itulah kisah mengesankan tentang kehebatan pribadi ulama dimulai. Muhammad Hasyim Asy'ari dalam karyanya kitab at-Tibyân menceritakan kisah Imam Syafi'i pernah berziarah ke makam Abu Hanifah.
Berbeza dengan jemaah haji pada umumnya, Imam Syafi'i sanggup tinggal di kawasan kubur sehingga tujuh hari. Selama berada di kawasan makam, Imam Syafi'i membaca Al-Qur'an tanpa henti. Sedangkan dalam mazhab syafi'i, hukum qunut adalah sunnah ab'adh (jika terlupa/tertinggal sunnah kerana keletihan sahwi).
Toleransi di Indonesia
Pada kesempatan tersebut Hamka dapat bertemu dengan Ki Bagus Hadikusumo dan beliau mendapat pelajaran Tafsir Al-Qur'an. Sejak kecil, ia tumbuh dan berkembang dalam keluarga dan suasana yang dikelilingi Al-Qur'an. Quraish Shihab, Keajaiban Al-Qur'an: Ditinjau dari Aspek Linguistik, Masalah Ilmiah dan Pemberitaan Ghaib, (Bandung: Mizan, 2001), hal.
Maka kedatangan al-Quran adalah pemenuhan atau pembenaran kitab sebelumnya.