• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi sebagai aktivitas keseharian setiap orang merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya, karena melalui komunikasi setiap orang dapat menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya disampaikan dan diterimanya. Menerima dan menyampaikan informasi yang dibentuk sebagai pesan (message) yang dilakukan oleh penerima pesan dan penyampai pesan melalui media komunikasi yang digunakannya, menjadi point penting setiap kali manusia terlibat dalam aktivitas komunikasi yang dilakukan dan dialaminya.

Media komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi untuk menempatkan penerima pesannya adalah khalayak ramai disebutkan sebagai media massa karena komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni suratkabar, majalah, radio, televisi dan film (Rakhmat:2007). Suratkabar, majalah, radio, televisi dan film sebagai media yang digunakan pada komunikasi massa masing-masingnya memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai media komunikasi massa.

Lebih lanjut, masuknya sifat humoristis kepada iklan yang ditayangkan pada banyak Stasiun TV, karena iklan yang mengandung unsur humor akan memiliki banyak hal yang menguntungkan bagi tercapainya tujuan penayangan iklan tersebut.

Menurut Suryani, (2008) iklan yang mengandung homor akan lebih baik dibandingkan dengan iklan tanpa humor karena iklan yang mengandung humor disimpulkan memiliki karakter khusus (1) menarik perhatian (2) tidak

(2)

membahayakan pemahaman (3) tidak lebih efektif dalam meningkatkan persuasi (4) meningkatkan kesukaan konsumen (5) humor yang relevan dengan produknya akan lebih baik dibandingkan yang tidak ada relevansinya dengan produk (6) faktor demografi khalayak seperti gender, etnis, umur, pendidikan mempengaruhi responnya pada iklan humor (7) sifat dari produk mempengaruhi ketepatan dari perlakuan humor (8) humor lebih efektif untuk produk yang sudah ada di pasar daripada produk baru (9) humor lebih tepat untuk produk dengan keterlibatan rendah dan produk yang berorientasi pada perasaan daripada produk dengan keterlibatan tinggi.

Sementara itu, humor sendiri pada dasarnya terdiri dari tiga jenis yakni (1) humor personal, yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar; (2) humor dalam pergaulan, yaitu kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum; (3) humor dalam kesenian, atau seni humor yang dibagi menjadi beberapa bagian antara lainnya humor lakuan, humor grafis, dan humor literatur.

Lebih lanjut, dalam humor terdapat tiga jenis komunikasi yang terjadi antara lain si komedian memang bermaksud melucu dan si penerima menerima sebagai lelucon, si komedian tidak bermaksud melucu namun si penerima menganggap lucu, dan si komedian bermaksud melucu namun si penerima tidak menganggap lucu.

Selanjutnya, humor sebagai suatu unsur hiburan semakin berkembang dari jaman ke jaman. Di mana semakin hari fungsi humor sebagai alat penghibur masyarakat menjadi semakin penting. Hiburan humor sudah menjadi kebutuhan terutama bagi masyarakat perkotaan yang hidupnya penuh dengan tekanan. Hal ini terbukti pula dari nilai jual komedian yang semakin hari semakin tinggi bahkan menyaingi popularitas pemain film dan penyanyi pop. Humor yang dulu dikenal di

(3)

panggung-panggung dalam bentuk kesenian tradisional seperti lenong dan ludruk menjadi semakin populer dengan munculnya beragam stasiun TV. Peran komedian sebagai pengisi acara menjadi semakin besar fungsinya.

Tayangan program hiburan dalam bentuk komedi, tampaknya menjadi pilihan bagi pemirsa TV yang membutuhkan hiburan karena dari berbagai tayangan program hiburan lainnya seperti sinetron dan tayangan acara hiburan lainnya mungkin saja dapat menjenuhkan pemirsa TV. Hal ini karena tayangan program dalam bentuk komedi memiliki tujuan khusus yaitu memberikan hiburan dengan kejenakaan yang tentu sukar untuk didapatkan pemirsa tayangan TV dari tayangan program hiburan lainnya yang ditayangkan oleh berbagai stasiun TV.

Lebih lanjut, pada umumnya kemampuan pelawak dapat dibagi menjadi 3 keahlian utama yaitu kemampuan melawak melalui percakapan ataupun banyolan, kemampuan melawak melalui gerakan, adegan, atau perbuatan meliputi juga tarian, dan kemampuan melawak melalui lagu. Komedian melalui percakapan merupakan tipe humor yang saat ini banyak ditemui. Komedian tipe ini lebih banyak mengisi acara di TV karena untuk melawak dengan cara ini lebih murah dan tidak terlalu capek karena minimnya gerakan. Waktu pengerjaan pun lebih cepat dan dapat disiarkan secara langsung baik itu melalui studio maupun acara lawakan di panggung. Contoh pelawak melalui percakapan adalah kelompok lawak Patrio (Parto, Akri, Eko), Komeng, dan juga lawakan sendiri atau yang lebih dikenal sebagai stand-up comedy.

Stand-up comedy merupakan salah satu program tayangan humor yang

ditayangkan oleh Kompas TV yang diberinama stand-up comedy Indonesia. Program tayangan hiburan seperti “stand up comedy Indonesia” yang ditayangkan oleh Kompas TV dapat memberikan variasi hiburan yang bersifat humor, sekaligus dapat

(4)

menghilangkan kejenuhan dari pemirsa tayangan hiburan lainnya yang tidak mengemas acara hiburan tersebut dengan sifat humor yang muncul dari adanya kejenakaan yang dimunculkan aktor dan aktris “stand up comedy Indonesia”.

Kondisi ini lahir karena munculnya berbagai inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh berbagai stasiun TV termasuk Kompas TV untuk mengemas tayangan yang sekaligus memberikan hiburan dan menampilkan kejenakaan sehingga menghadirkan suasana humoristis bagi pemirsanya.

Kekhasan tayangan program “stand up comedy Indonesia” di Kompas TV, telah mendapatkan tempat dimata pemirsa Kompas TV yang pada gilirannya juga menenmpatkan dirinya sebagai penggemar tayangan program “stand up comedy Indonesia”. Pemirsa Kompas TV yang secara berulang kali berusaha untuk menonton tayangan program “stand up comedy Indonesia” merupakan penggemar komedi, karena tanpa adanya kegemaran untuk menonton komedi tentulah pemirsa tersebut tidak akan menjadi penggemar “stand up comedy Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Semua pemirsa Kompas TV termasuk yang menonton tayangan program

“stand up comedy Indonesia”, tentu saja memberikan penilaian tentang tayangan program tersebut, yang dilakukan setelah menonton tayangan program “stand up comedy Indonesia”. Salah satu bentuk penilaian yang diberikan pemirsa khususnya

penggemar sebagai pemirsa langsung secara berulangkali tayangan program “stand up comedy Indonesia” adalah tanggapan terhadap program tayangan itu sendiri.

Pencermatan terhadap tanggapan penggemar dari tayangan program “stand up comedy Indonesia” memperlihatkan bahwa untuk dapat memberikan tanggapan, dipastikan penggemar tersebut telah menjadi pemirsa tayangan program “stand up

(5)

comedy Indonesia” dan menyukai materi lawakan yang dibawakan oleh para komik

(sebutan bagi pelawak stand up comedy Indonesia).

Bila ditelusuri lebih mendalam, tanggapan penggemar “stand up comedy” di Kompas TV, memang terkait langsung oleh materi humor yang disajikan dalam bentuk tayangan yang disampaikan oleh para komik. Hal ini karena sesuai dengan sifatnya sebagai humor yang cerdas dan jenaka, maka kadangkala materi humor juga akan terdiri dari plesetan serta kejadian-kejadian nyata yang dibentuk menjadi humor oleh aktor “stand up comedy” di Kompas TV. Bagaimana plesetan dan hal-hal yang hangat dalam kehidupan sehari-hari dijadikan objek humor oleh aktornya merupakan materi humor sekaligus materi tayangan yang dinikmati oleh penggemar “stand up comedy” di, Kompas TV, dan sekaligus dapat membentuk tanggapan dari

penggemar “stand up comedy” di Kompas TV.

Berdasarkan ulasan terdahulu, terlihat bahwa tanggapan penggemar “stand up comedy” di Kompas TV berkaitan langsung dengan materi tayangan atau lawakan

dari tayangan program “stand up comedy” di Kompas TV. Dengan dasar seperti itu, maka permasalahan yang akan didalami lebih lanjut adalah bagaimana tanggapan penggemar komedi terhadap program “stand up comedy” di Kompas TV.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diulas terdahulu, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan penggemar komedi terhadap konten program “stand up comedy” di Kompas TV ? (materi lawakan, presenter, comic, dan komentator) 2. Apakah terdapat perbedaan tanggapan penggemar komedi terhadap

program“stand up comedy” di Kompas TV berdasarkan jenis kelamin dan usia.

(6)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penlitian

Dengan melihat rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui konten program lawakan terhadap tanggapan penggemar komedi

“stand up comedy” di Kompas TV. (materi lawakan, presenter, comic, dan komentator)

2. Mengetahui perbedaan tanggapan penggemar komedi terhadap program“stand up comedy” di Kompas TV berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Manfaat penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis masing-masingnya sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pendalaman teoritis dalam bidang komunikasi massa sebagai salah satu bagian dan konteks dari komunikasi pada umumnya. Dengan demikian penelitian ini merupakan pembelajaran penelitian komunikasi massa sehingga mahasiswa komunikasi menjadi terampil dalam melakukan penelitian komunikasi terutama komunikasi massa, dan selanjutnya penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian komunikasi massa selanjutnya.

2. Bagi praktisi pertelevisian dapat dijadiakan bahan masukan informasi serta pertimbangan ide-ide kreatif dalam mengemas suatu program, agar program tersebut mampu bersaing dan bertahan ditengah maraknya persaingan dibidang industri petelevisian.

3. Bagi khalayak umum, hasil analisis ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca agar lebih kritis dalam memaknai pesan yang disampaikan media termasuk media televisi sebagai media audio visual.

(7)

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, materi dibagi menjadi 5 bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa komponen antara lain latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tetang teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, defini dan operasional konsep yang akan digunakan untuk penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metodelogi penelitian yang akan digunakan yaitu pendekatan penelitian, Sifat dan jenis penelitian, metode strategi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta keabsahan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisikan latar belakang program, deskripsi hasil penelitian, hasill uji, hasil uji Univariat dan Bivariat serta intepretasi penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan hasil dari simpulan dan saran dari penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Pada rekap triwulan ditampilkan data transaksi penerimaan dan pengeluaran barang sesuai dengan tahun yang dipilih pada filter laporan.. Informasi yang ada pada laporan ini detai

Perairan laut NKRI yang memiliki Dokumen RTRLN *) *) *) BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Program Penyelenggaraa n Informasi Geospasial Pemetaan Tata Ruang dan Atlas

Adapun judul dalam penelitian Akibat Hukum Pailit Pada Perusahaan Asuransi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati volume kendaraan di dua lokasi di Surabaya pada durasi dua jam sibuk, yaitu mulai jam 6.20 sampai jam 8.20 kemudian mengkonversikan emisi

Adapun tujuan dari penelitian saya ini adalah untuk menentukan hubungan koagulopati dan kadar serum laktat sebagai indikator angka kesakitan dan angka kematian pada kasus

kolom. 2.) Atribut, merupakan kolom yang terdapat pada sebuah relasi. 3.) Kardinalitas, merupakan jumlah baris dalam relasi. 4.) Kunci kandidat atau candidate key, adalah

Peraturan Daerah (Qanun) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2003 Nomor