• Tidak ada hasil yang ditemukan

- Obyek pariwisata bagi wisatawan asing maupun domestik. 9. KETENTUAN POKOK PERENCANAAH DAM PERANCANGAH DI TMII. hasil wawancara dengan Kepala Bagian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "- Obyek pariwisata bagi wisatawan asing maupun domestik. 9. KETENTUAN POKOK PERENCANAAH DAM PERANCANGAH DI TMII. hasil wawancara dengan Kepala Bagian"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

- Sarana menghidupkan dan memasarkan hasil kerajinan rakyat dari seluruh daerah.

- Obyek pariwisata bagi wisatawan asing maupun domestik.

9. KETENTUAN POKOK PERENCANAAH DAM PERANCANGAH DI TMII

Dari hasil wawancara dengan Kepala Bagian Teknlk

TMII, Bapak Ir. Kresna Wiwayana, dapat disimpulkan banwa

pada dasarnya tidak ada ketentuan pokok perencanaan

bangunan di THII yang mengikat. Namum seyogyanya obyek

perencanaan tersebut berlatar belakang tujuan dan sasa-

ran yang sama dengan apa yang telah ada di TMII, yang

secara garis besar fasilitas disana merupakan sarana

edukatif rekreatif kultural, sedangkan ketentuan peran-

cangannya haruslah sesuai dengan peruntukan tapak di

TMII dalam arti tidak menyalahi falsafah dan tujuan dari

TMII serta tidak mengganggu keseimbangan dari bangunan

utama (landmark TMII).

(2)

86

BAB V. KONSEP DASAR PERANCANGAH

1. PEMILIHAN DAN PENENTUAN TAPAK

Berdasarkan ketetuan pokok perencanaan dan peran- cangan di TMII maka site yang dipilih adalah di sebelah Barat dekat pintu masuk (llhat gambar), karena :

- Disekeliiing site terdapat bangunan budaya lainnya, yaitu : Wisma seni dan Museum Indonesia.

- Dekat parkir umum/utama TMII Jakarta sehingga pengun- Jung yang parkir t e r t a r i k untuk masuk ke Museum Musik Indonesia. Disamping itu juga mengurangi kebutuhan fasilitas parKir dalam tapak.

- Dekat Tugu dan Plaza Api Pancasila sebagai Point of Interest.

- Dekat daerah terminal Sky Light, sehingga lokasi dapat dilihat jelas d a r i atas.

(lihat gambar)

2. DASAR PERANCANGAN TAPAE

(lihat gambar)

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

96

2.6. Gubahan Massa.

2.6.1. Pola Massa.

- Terdapat dua macam pola massa, yaltu massa tunggal dan massa majemuk.

Pola massa Museum Musik dipilih. pola massa tunggal dengan pertimbangan

a. Hubungan masing-masing kegiatan dalam museum yang cuk\ip erat dan saling berinteraksi.

b. Kejelasan keberadaan Museum Musik dengan massa tunggal di TM1I.

2.6.2. Bentuk massa.

Bentuk massa Museum Musik Indonesia i n i dipilih bentuk lingkaran, karena :

- Bentuk massa disekltar tapak adalah lingkaran.

Kegiatan pameran yag menuntut perhatian /memusat.

- Bentuk site di sudut jalan besar berbentuk melingkar.

2.7. Tata Ruang Luar

- Penataan Lanscaping untuk memberikan pembatas & penga- rahan yang kuat.

Penataan pohon sebagai

peneduh di taman pada lahan

yang tersisa.

(13)

97

- Penataan pohon sebagai suncreen pada ruangan

f l l J A N G '

3 . DASAR PERANCANGAN BANGUNAN

3. 1. Pendekatan Ide Bentuk & Penampilan Bangunan

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa musiK adalah merupakan sal ah satu bentuk pernyataan perasaan/jiwa manusia dalam bentuk komposisi nada suara, yang dinikmati melalui indera pendengaran bukan pengliJiatan. Karena itu bentuk Museum Husik memgambil bentuk alat musik yang digunakan untuk menghasilkan komposisi nada tersebut.

Dalam hal ini adalah gong/Kenong, karena alat lnl merupakan alat musik pukul/idiophone; yang mana menurut sejarah musik, alat musik pukul/ldiopnone adalah yang paling tua. Selain itu gong/kenong ini adalan alat musik yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena gong/kenong ini Juga sering dJgunakan dalam acara peresmian tertentu.

Disamping itu gong/kenong tersebut mempunyai bentuk dasar lingkaran yang sesuai dengan bentuk site.

Sedangkan penampilan bangunan museum Husik ini

diusahakan agar dapat. rnemberikan kesan monumental,

antara lain dengan bentuk bangunan museum yang simetris

(14)

98 dan skala bangunan yang besar, selain itu juga diusahakan agar penampilan bangunan dapat mencerminkan fungs.1 ruang yang ada didalamnya, dalam hal ini adalah ruang pamer seni musik yang berorientasi kedalam.

3.2. Sirkulasi Ruang Pamer

Penentuan Sirkulasi Ruang Pamer Huseum Musik ini berdasarkan:

- Seni musik yang dipamerkan bersala dari berbagai daerah, sehingga pengunjung ingin bebas m e m i i m musik mana yang ia sukai.

- Dapat membantu mengarahkan pengunjung agar dapat menikmati pameran tersebut dengan santai dan tidak berdesakan.

- Sirkulasi pengunjung yang memudahkan kontrol keamanan musium.

- Publikasl secara tidak langsung terhadap ruang pamer yang kurang diminati pengunjung.

Berdasarkan hal tersebut maka dipilih :

Sistim sirkulasi yang Delias namun terarah, yaitu pengun- jung yang masuk keruang pamer diharuskan naik dengan menggunakan lift, setelah itu pengunjung dapat bebas ke ruang mana saja dengan menggunakan ramp atau lift. Namun pada waktu pengunjung akan keluar ia harus menggunakan ramp untuk turun dari lantai 2 yang berisl pameran temporer yang dipubiikasikan, untuk selanjutnya keluar.

Dengan adanya 'Guide-Man' maka pengarahan tersebut tidak

akan mengacaukan tetapi justru dapat membantu tercapai-

(15)

99

nya tujuan diatas.

3. 3. Sistim Teknis Bangunan

3. 3. 1. Sistim struktur & bahan bangunan

Sistim Struktur yang digunakan dalam museum musik ini berdasarkan:

- Dapat menunjang penampilan bentuk museum musik.

- Tidak mengganggu fungsi dan kegiatan yang akan dilakukan dldalam bangunan.

- Memenuhi persyaratan keseimbangan, stabil, kaku dan kuat.

Berdasarkan hal tersebut maka dipilih sistim struktur rangka dengan balok induk, balok anak dan pel at lantai.

Sedangkan banan yang dipakai adalah beton prestress pada bangunan utama , karena beton ini berkemampuan bentang besar.

Sedangkan untuk Sky lignt dan atap auditorium menggunakan rangka baja, karena ringan dan berKemampuan bentang )ebar sedangkan penutup atap skylight adalah. kaca fiber dengan ultra violet absortion. Dan dinding luar museum menggunakan GRC yang dicat kuning sesuai dengan warna gong/kenong.

3. 3. 2. Sistim Pengkondisian

1. Si stem Fengkondisian Udara.

Pada Museum Musik Indonesia ini sistem

(16)

100 Penghawaan yang digunakan, ditentukan berdasarkan :

a. Suhu udara yang diijinkan bagi Museum Husik ini antara 20° - 24°.

Bila sutni udara melarnpaui batas tersebut akan mengakibatkan benda koleksi yang terbuat dari bambu dan kayu retak; kertas dan kulit menjadi bergelombang.

(Herman, 1981:30).

b. Kelembaban udara yang diijinkan bagi Museum Musik ini antara 45/ - 60Z.

Bila kelembaban udara melampaui batas tersebut akan mengakibatkan :

- Unsur perekat menjadi ieman kekuatannya.

- Pembusukan pada benda-benda organik.

- Noda-noda pada kertas (Naskah musik).

- Pelarutan unsur garam dan acid.

- Oksidasi pada logam.

- Insect (rayap) berkembang biak dan merusak koleksi organik.

(Herman, 19ti 1:29).

c. Benda-benda koleksi sebaiknya dihindarkan dari debu dan kotoran yang masuk melalui lubang pembukaan, sehingga mempermudah perawatan.

d. Pengunjung membutunkan vidara yang nyaman dldalam mengamatl benda koleksi.

Berdasarkan ketentuan & pertimbangan di atas,

maka :

(17)

101

. K Seltiruh ruang yang menampung benda koleksi (ruang pamer, gudang pameran, zona teknis) dikondisikan dengan penghawaan buatan (AC &

dehumidifier, silikagel pada t l a p vitrin).

x Ruang-ruang pendukung (auditorium,

perpustakaan) dikondisikan dengan penghawaan buatan untuk kenyamanan pengunjung.

* Ruang-ruang administrasi juga dikondisikan dengan penghawaan buatan untuk kenyamanan staff dalam bekerja.

x Ruang-ruang yang e r a t hubungannya dengan luar (lobby, cafetaria) dikondisikan dengan penghawaan alam,

Karena jumlah luasan ruang yang dikondisikan dengan penghawaan buatan cukup besar, maka sistiin AC yang digunakan adalah :

x Chilled Water System dengan AHU pada tlap

lantai, karena akan memperkecil ducting dan mempermudah pemeliharaan.

Sistim ini digunakan pada ruang pamer dan gudang pameran.

x Sedangkan unt\ik zona pengelola dan zona

pendukung digunakan fan coll pada tiap ruang

agar dapat dimatikan setiap saat, karena

waktu penggunaan yang berbeda.

(18)

POMPA

2. Sistem Pencaliayaan

Penentuan sistem pencanayaan ini berdasarkan pertimbangan :

- Intensitas untuk benda d a r i kayu, foto, gambar, naskah max 150 lux.

Untuk benda dari batu dan besi max 300 lux.

(u da'nsy ah, ).

- Sinar Ultra Violet tidak diperkenankan bagi benda koleksi.

- Dibutuhkan penerangan yang merata.

Berdasarkan hal tersebut ditentukan :

H MenggunaKan pencahayaan alam yang sudah

dibiaskan (tidak langsung), antara lain :

Memasukkan cahaya dari dinding atas dengan

kaca buram/ryban.

(19)

103

Selain i t u Juga dengan cara memasukkan cahaya dari Atrium yang menggunakan sky light dengan penyaring ultra violet.

SKY LIGHT

H Menggunakan pencahayaan buatan untuk membantu memberi penerangan yang merata dan untuk mengatasi pencahayaan pada waktu mendung atau sore hari.

x Menggunakan pencahayaan buatan setempat untuk membantu memberikan kualitas ruang yang lebih baik.

3. Sistem Distribusi L i s t r i k Dasar pertimbangan :

- Biaya yang digunakan untuk mendatangkan sumber listrik yang lebih murah.

- Tidak menimbulkan kebisingan bagi ruang lain.

- Selalu ada (tidak pernah padam).

Berdasarkan hal tersebut maka digunakan l i s t r i k PLN sebagai penyuplai utama dan generator sebagai penyuplai listrik cadangan bila l i s t r i k PLN padam.

Cara bekerjanya adalah : Generator dihubungan

dengan saklar otomatis AYTS (Automaic Throw

Over Switch) yang bekerja otomatis pada saat

(20)

104

Kecepatan 1 sampai 20 detik begitu listrik pa darn.

PLN

GARDU INDUK CAWANG

\ )

GENERATOR

GARDU INOUK TMII

\ }

/

GARDU IN DUK PEMBAGl

AUTOMATIC OVER

THROW SWITCH

\ GARDU

/

PANEL UTAM A PANEL DISTRIBUSI

B E B A N LISTRIK

3. 3. 3. Sistem Utilitas

1. Distribusi Air Bersih.

Penentuan distribusi air bersih berdasarKan : - Instalasi air bersih dibututiKan hanya pada

toilet umum pada tiap lantai dengan jumlah yang relatif Kecil.

- Bentuk penampilan gedung yang tidak memungkinkan menampung tandon di atas.

Berdasarkan hal tersebut ditentukan :

Distribusi air bersih disuplai langsung dari

PDAM yang tersedla di TMII dan menggunakan

tandon bawah dengan sistem Up Feet.

(21)

105

2. Sistetn Pembuangan Air Kotor dan Kotoran.

Karena Jumlan air Kotor dan kotoran pada museum musik ini relatif sedikit, maka sistem yang digunakan adalan secara Konvenslonal.

AIR KOTOR KOTORAN

SUMUR P E R E S A P K H SEPTIC TANK]

3. Sistem Pembuangan Air Ilujan.

Dengan mempertlmbangkan bentuk Museum Musik ini maka sistem pembuangan air hujan yang dipakai adalah : air hujan yang Jatuh pada atap atau selasar ditampung pada talang horizontal untuk selanjutnya ke talang vertikal, bak kontrol dan disaiurkan ke

saluran kompleks TMII.

TALAN& HORIZONTAL -f- TALANG VERTIKAL BAK KONTROL 4|SALURAN KOMPLEKS T M I I

4. Sistem Pembuangan Air Limban.

Air Jlmbah yang dirnaksud dlslnl adalah slsa air dari laboratorium.

Karena air limbah yang dihasilkan relatif sedikit maka sistem yang digunakan adalan dengan cara dinetra]isasikan dengan zat-zat kimla.

5. Sistem Pembuangan Sampan.

Sampan pada Museum Musik ini relatif sedikit,

(22)

106

karena itu sistem yang digunakan adalah konvensional yaltu dengan mengumpulkan pada bak sampah kemudian diangkut oleh truk sampah.

3. 3. 4. Sistem Transportasi Vertikal

1. Sistem Transportasi Pengunjung.

Penentuan sistiem ini dengan pertimbangan bahwa Museum Huslk ini Juga merupakan sarana rekreasi di TMII yang menuntut suasana santai dan tidak melelahkan pengunjung, selain itu museum ini juga terbuka untuk umum, termasuk yang cacat, karena itu sistem transportasi yang dipakai adalah dengan lift untuk membawa pengunjung ke atas dan ramp untuk membawa pengunjung turun.

2. Sistem Transportasi Barang koleksi.

Dengan pertimbangan agar koleksi tidak mudah.

rusak karena bergoyang pada saat diangkut, maka digunakan lilt service dengan dimensi yang cukup besar.

Sedangkan mesin lift diletakkan dibawah (basement) karena bentuk Museum Musik yang tidak memungklnkan mesin tersebut terletak di atas.

3. 3. 5. Sistem Keamanan

1. Sistem pencegaJian kebakaran meliputi:

- Pengontrolan terhadap proses penjalaran api

melalui atrium.

(23)

107

- Penggunaan material yang lebih tahan api pada ruang pameran.

- Sarana evakuasi dalam bangunan, yaitu berupa tangga kebakaran dan ramp pada atrium.

- Sistem pendeteksian dengan deteksi asap (smoke detektor), karena ruangan menggunakan penghawaan buatan.

2. Sistem Pemadam Kebakaran meliputi : - Sistem stand pipe.

Dtietakkan disekitar gedung dengan JaraK yang sesuai dengan kemampuan daya semprotnya.

- Fire Extinguisher Portable Unit.

Alat inl mudah dibawa. Diletakkan didalam bangunan dengan Jarak 25m.

- Dry Chemical.

Sistem ini dipergunakan pada ruang pamer, laboratorium, gudang pameran.

Untuk melingdungi benda-benda koleksi dari kebakaran,

3. sistem Penangkal Fetlr

- Sistem Penangkal petir yang digunakan adalah

sistem Franklin, dengan pertimbangan bahwa

bentuk bangunan museum Musik ini mendekati

bent\ik dome yang beratap membusur.

(24)

108 4. Sistem Pengamanan dari ganggnan manusia

Misalnya: pencurian, vandalisme (mencoret- coret), kelalaian pengunjung , dan Iain-lain.

Hal tersebut diatasi dengan :

- Penempatan sejumlah satuan pengaman yang bekerja siang-malam (bergantian).

- Pemasangan pagar transparan dengan ketlnggian tertentu disekeliling site.

- Penempatan beberapa tenaga yang berfungsi sebagai satuan pengaman sekaligus sebagai

"Guide man" yang akan menjelaskan syarat dan cara menggunakan barang yanng diperagakan.

- Penggunaan kaca dan lantal pembatas urituk pengamanan dari jangkauan pengunjung.

- Pemasangan alarm khusus pada tiap-tiap benda peraga/vitrin yang terprogram untuk memberitahukan adanya tindakan kasar/pengrusakan.

- Penggunaan CCTV (Closed Circuit Television) untuk memantau seiurun areal bangunan sehingga satuan pengaman dapat melakukan tindakan atas suatu kejadian yang mencurigakan,

Prinsip kerjanya yaitu kamera-kamera monitor dikontrol dari r\iang keamanan.

3. 3. 6. Sistem AKustik

Dibutunkan pada ruang pamer, Auditorium &

Perpstakaan.

(25)

109 1. Sumber suara dari luar bangunan diatasl

dengan:

- Menjauhkan ruang tersebut dari sumber kebisingan mlsalnya: mesin generator, AC dan lain-lain.

- Heredam sumber kebisingan tersebut dengan dinding ganda.

2. Sumber suara dari dalam ruang, diatasi berdasarkan pertimbangan :

>

- Kebisingan yang bersumber dari suara pengunjung yang berbieara, berjalan, batuk, dan lain lain.

- Kwalitas ruang yang dituntut didalam menyajikan seni musik sehingga pengunjung dapat menikmati keindanan musik tersebut.

Dengan demikian maka cara mengatasinya adalah dengan :

- Menggunakan bahan akustik/ bahan penyerap suara, misalnya: karpet untuk menyerap suara orang berjalan.

- Memanfaatkan elemen-elemen ruang sebagai penyerap suara yang tidak diinginkan dan memantulkan s\iara musik yanng disajikan untuk mendapatkan RT (Reverberation Time) yang balk.

3. 3. 7. Si stem Komunikasi

1. Komunikasi Intern, meliputi:

- Microphone dengan speaker yang tersebar dan

(26)

110

dikontrol meialui ruang kemanan untuk pengumuman dan panggilan pada ruang pamer.

ANTENA A M / F M

1 pP F AMP

WIRE MIC INTERC OM

EMERGENSI/

KONTROL PANEL

MONITOR PANEL

POWER AMPLIFIER

EMERGENSI POWER SUPPLY

SPEAKER SELEKTOR

<

UNCTION

'LOUD - SPEAKER CEILING

LOUD SPEAKER E M E R G E N S I

CALL

-

- Komunikasi antar pengelola, staff, Keamanan menggunakan PABX System.

2. Komunikasi extern, digunakan:

Unit telephone yang tergabung dalam PABX

System dan dioperasikan oleh operator.

Referensi

Dokumen terkait

ulama madhhab yang berkaitan dengan transaksi jual beli mata uang yang penyelesaiannya dilakukan paling lambat dalam jangka waktu dua hari.. Dalam fiqih, jumhur

(Satu milyar seratus delapan puluh enam juta empat ratus tiga puluh enam ribu sembilan ratus rupiah).. Cadangan Pemenang -

Keempat, skripsi dengan judul “Konsep Pendidikan Moral Perspektif Kitab Washoya Al-Abaa Lil Abna Karya Muhammad Syakir Al-Iskandari”.20 Nur Afidatul Lailiyah mahasiswa

Dalam penelitian ini terdapat Stigma masyarakat Desa Pegantenan tentang Perawatan Kehamilan Berbasis Budaya Madura peneliti memperoleh 1 tema yaitu Pengalaman Ibu terkait apa

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Risma putri wulandari (2009), Eko Setiawan (2013), dan Prasetyo Aji (2012) dimana variabel

Hal ini menggambarkan penyebaran didukung oleh arus air ke selatan dari Selat Makassar dan tipe B berkembang baik pada populasi Sumbawa sedangkan tipe restriksi C ( Nla IV)

Pada penelitian ini diambil prediksi kebutuhan menara untuk jaringan 2G dan 3G dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan akses data dan suara bagi pelanggan seluler

Here, we show that in an appropriate phase space representation one may remove the quantum potential from the dynamical equation of a particle in the linear and the harmonic