• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didik"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada yang terdidik dengan tujuan untuk memberikan modal keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman menghadapi kehidupan. 1 secara istilah dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didik sebagai bekal mereka untuk menghadapi masa depan. 2 bekal tersebut berguna untuk menghadapi segala situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan individu atau anak didik. 3 Dalam kehidupan, individu akan bertanggung jawab dengan pertumbuhan dirinya dan orang lain dalam perkembangannya dilingkungan sekitar, 4 perkembangan tersebut akan berpengaruh terhadap cita-cita mereka, semakin tinggi cita-cita manusia maka semakin menuntut kepada peningkatan mutu. 5 kemajuan masa depan atau peningkatan mutu anak didik akan di tentukan dengan pendidikan mereka, 6 hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakannya, sebab tidak pernah hal tersebut terpisah dengan kehidupan. 7

1

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1997), h. 1

2

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h. 70.

3

Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008), h. 3.

4

Zainal Aqib, Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2011), h. 38.

5

Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 3.

6

Mu’arif, Wacana Pendidikan Kritis, (Yogyakarta: IRCisoD, 2005), h. 89.

7

Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 1.

(2)

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana dari seorang pendidik kepada terdidik untuk memberikan bekal dalam menjalani hidup sekaligus untuk memperbaiki masa depan anak didik tersebut.

Pendidikan memiliki tiga lingkungan yang disebut sebagai lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan sekolah secara umumnya terjadi kegiatan pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 8 Pembelajaran, dalam prosesnya terjadi transfer ilmu, hal ini bisa dilihat dari pengertian pembelajaran tersebut, pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis. 9

Pelaksanaan pembelajaran atau dikenal dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran merupakan aktivitas untuk mencapai suatu kompetensi dasar, untuk itu perlu ditetapkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan pembelajaran memuat unsur pembuka, kegiatan inti dan penutup melalui proses menanya, mengamati, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua peristiwa

8

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 57.

9

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Refika

Aditama, 2010), h. 3.

(3)

yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar. Hal ini dilakukan agar pembelajaran bisa mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. 10

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu alat yang penting bagi guru, karena semakin jelas tujuan akan lebih mudah memberikan pemahaman atau menetukan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. 11 Tujuan pembelajaran sekaligus kriteria untuk menilai mutu dan efesiensi pembelajaran, 12 Sangat penting untuk memperhatikan bagaimana supaya tujuan pembelajaran bisa terwujud. Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil –hasil pendidikan yang diinginkan. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran, hal itu dikarenakan tujuan adalah sesuatu yang dituju dalam kegiatan pembelajaran. 13 Dalam konteks pendidikan tujuan merupakan persoalan tentang visi dan misi suatu lembaga pendidikan.

Tujuan penting dalam rangka sistem pembelajaran yakni merupakan suatu komponen sistem yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem efektif. Secara khusus, Tercapainya tujuan pembelajaran apabila komponen-komponen dalam pembelajara bisa terpenuhi, karena dalam pembelajaran apabila seorang pendidikan tidak bisa menguasai atau menyampaikan penjelasan dengan baik maka peserta didik tidak akan mampu bisa menangkap apa yang disampaikan oleh

10

Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran Globalisasi, (Malang : UIN MALIKI PRESS, 2011). h. 7.

11

W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, terj. Amirul Hadi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 39.

12

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), h. 108.

13

Muhammad Fathurrohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013: Strategi

Alternatif Pembelajaran di Era Global, (Yogyakarta: Kalimedia, Cet. 1, 2015), h. 32.

(4)

pendidik. 14 Untuk itu maka seorang pendidik perlu alat bantu dalam menunjang pembelajaran alat tersebut bisa berupa media agar siswa bisa lebih mudah menangkap pesan atau inti dari pembelajaran. Media pembelajaran yang berguna untuk mempermudah pemahaman bagi peserta didik atau sebagai peramtara untuk mempermudah pemahaman 15 dalam Al-Quran dasar penggunaan media oleh guru harus memperhatikan keadaan peserta didik, seperti yang terdapat pada surat An- Nahl ayat 44 sebagai berikut:

َ تَ ي ۡمُهَّلَعَلَو ۡمِهۡيَلِإ َلِّزُ ن اَم ِساَّنلِل َِّيَّ بُ تِل َر ۡكِّذلٱ َكۡيَلِإ ٓاَنۡلَزنَأَو ِِۗرُبُّزلٱَو ِتََٰنِّيَ بۡلٱِب َنوُرَّكَف

.

Demikian dalam permasalahan penerepan media pembelajaran, guru harus memperhatikan perkembangan jiwa peserta didik karena hal inilah yang menjadi sasaran penerapan media pembelajaran. Tanpa memperhatikan serta memahami perkembangan jiwa anak atau tingkat daya pikir anak didik, maka akan sulit dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan sukses. 16

Media pembelajaran jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang mampu membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah dapat diartikan sebagai media. 17 Secara

14

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 85.

15

Muhammad Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin: Copyperdana, 2008), h. 2.

16

M. Ramli, “Media Pembelajaran dalam Perspektif Al-Quran dan Al-Hadits”, Itihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, Vol. 13, No. 23, 2015, h. 133.

17

H. Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Intermasa, 2002),

h. 11.

(5)

lebih khususnya media dalam pembelajaran adalah sebagai alat-alat grafis, photografis, dan elektronik untuk menangkap dan memproses kembali informasi secara visual atau verbal. 18 Menurut Heinich dan kawan-kawan dalam buku Azhar Arsyad mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, Televisi, film, foto, radio, dan bahan-bahan cetak adalah media yang bisa menyampaikan informasi. Apabila media membawa pesan-pesan pembelajaran atau bertujuan secara intruksional maka bisa disebut media tersebut sebagai media pembelajaran. 19

Secara umumnya Media pembelajaran terbagi menjadi empat yaitu: media cetak (Printed) antara lain buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, dan leaflet.

Media dengar (audio) seperti kaset, radio, dan piringan hitam. Media pandang dengar (audio Visual) antara lain video dan film. Media interaktif (Interactive Teaching material) seperti Power point. 20

Media pembelajaran memang perlu untuk menunjang pembelajaran agar bisa tercapai sesuai apa yang kita inginkan, media dalam pembelajaran bisa digunkan untuk menangani masalah kejenuhan peserta didik, proses pembelajaran yang berlangsung disekolah selama ini dirasa kurang menyenangkan dan membosankan bagi anak didik, sehingga tujaun pembelajaran untuk mengasah kemampuan dan mempebaharui perilaku dari peserta didik tidak tercapai.

18

Arief S. Sadiman, ddk., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2010), h. 14.

19

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 3.

20

Rudi Susialana dan Cepu Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pemanfaatan dan

Penilaian., (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 9.

(6)

Permasalahan ini banyak melilit kebanyakan sekolah, sekolah terus memberikan teori tanpa memperhatikan aspek psikologis dari anak. Hal tersebut membuat banyak anak yang tidak mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik.

Akibatnya bukan prestasi yang didapat, melainkan justru kemunduran dan ketidakpahaman para peserta didik di sekolah. 21 masalah jenuh sering muncul dalam pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah di sekolah, dianggap peserta didik sebagai pembelajaran yang membosankan, untuk mengatasi hal itu maka guru harus bisa menggunakan media untuk bisa mengatasi kejenuhan peserta didik.

Kegunaan dari media pembelajaran untuk mengatasai rasa jenuh siswa.

Haruslah media pembelajaran membuat siswa tidak jenuh minimal ada sesuatu agar peserta didik bisa memfokuskan perhatian mereka pada media tersebut. Oleh karena itu maka seorang guru harus bisa membuat media yang bisa digunakan disetiap sekolah sekaligus tidak membuat peserta didik jenuh. 22 Maka dari itu media pembelajaran peta konsep bisa digunakan untuk memfokuskan perhatian pada peta konsep yang kita buat. media pembelajaran peta konsep adalah media yang bisa dengan mudah membangun pemahaman peserta didik karena mereka sudah bisa melihat apa pokok pembahasan dari pembelajaran. Konsep atau pokok bahasan berupa gabungan beberapa konsep yang menghubungkan pengetahuan individu dengan topik pembelajaran, peta konsep dihasilkan dengan mengidentifikasi konsep-konsep yang relevan dengan pembelajaran, media

21

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Membangun Komunitas Belajar di Sekolah, (Yogyakarta:

DIVA Press, 2014), h. 19.

22

Ibid., h. 32.

(7)

pembelajaran ini sangat berperan pada bagian kognitif peserta didik dan juga media pembelajaran sangat diperlukan sebagai hal yang urgen dalam pembelajarn, maka harus terus bisa dibuat untuk menunjang permbelajaran guna pencapaian tujuan pembelajaran. 23

MAN 2 Model Banjarmasin adalah salah satu sekolah madrsah unggulan di Banjarmasin sebagai salah satu sekolah madrasah unggulan maka pembelajarannya juga harus berjalan dengan maksimal. Untuk membuat pembelajaran berjalan secara maksimal maka para guru akan melakukan berbagai strategi, metode dan media guna mencapai tujuan pembelajaran.

Mencapai tujuan pembelajaran tidak akan mudah, termasuk dalam pembelajaran sejarah sehingga untuk membuat para siswa bisa semangat belajar dan memahami pembelajaran, maka diadakan pembelajaran menggunakan media peta konsep untuk membuat peserta didik pada saat pembelajaran sejarah bisa dengan mudah melihat dan memahami pembelajaran juga selain itu akan membuat peserta didik lebih bisa mengembangkan kognitif mereka lewat media peta konsep.

Sekolah ini sebagai salah satu madrasah unggulan membuat saya tertarik bagaimana pelaksanaan pembelajaran SKI dengan menggunakan peta konsep, dan bagaimana respons peserta didik pada pembelajaran media peta konsep.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian dengan judul: “Pembelajaran SKI Menggunakan Media Peta

23

Qomariatul Kibtia, dkk., “Pengaruh Model Circuit Learning Dipadu dengan Media Peta

Konsep terhadap Prestasi Belajar Kimia Materi Struktur Atom pada Siswa Kelas X SMAN 1

Kediri Tahun Ajaran 2016/2017” Jurnal Ilmiah Pendidikan Indonesia, Vol. 1, No. 2, Desember

2019, h. 133.

(8)

Konsep dalam Mengatasi Jenuh Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin”.

B. Definisi Operasional

Memudahkan pemahaman tentang judul di atas maka penulis perlu menegaskan akan judul diatas yaitu:

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 24 Sedangkan SKI kepanjangan dari (Sejarah Kebudayaan Islam) SKI merupakan suatu mata pelajaran yang ada pada tingkatan MI, MTS, dan MA. Mata pelajaran ini membahas tentang sejarah kebudayaan Islam mulai dari zaman nabi Muhammad SAW sampai Islam ke Indonesia.

Media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. 25

Peta konsep adalah media yang bisa dengan mudah membangun pemahaman peserta didik karena mereka sudah bisa melihat apa pokok pembahasan dari pembelajaran. Konsep atau pokok bahasan berupa gabungan beberapa konsep yang menghubungkan pengetahuan individu dengan topik pembelajaran, peta konsep dihasilkan dengan mengidentifikasi konsep-konsep

24

Oemar Hamalik, Kurikulum..., h. 57.

25

H. Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran..., h. 11.

(9)

yang relevan dengan pembelajaran. Bentuk dari peta konsep bisa berupa bagan atau gambar yang menjelaskan suatu hal berisi konsep yang diwakili dengan kata kunci yang berhubunngan antara satu kata kunci dengan kata kunci lainnya menggunakan garis atau tanda hubung. Jadi, media pembelajaran peta konsep adalah suatu media pembelajaran yang mnggunakan bagan atau gambar dengan kata kunci dan dihubungkan dengan garis atau tanda baca. 26

MAN 2 Model Banjarmasin merupakan salah satu sekolah madrsah unggulan di Banjarmasin yang menjadi fokus dalam penelitian dari penulis ini yaitu, meneliti bagaimana peranan media peta konsep dalam mengatasi bosan siswa di MAN 2 Model Banjarmasin.

Berdasarkan keterangan di atas maka yang dimaksud penulis dengan pembelajaran SKI menggunakan media peta konsep untuk mengatasi bosan siswa adalah proses pembelajaran menggunakan media perta konsep untuk mengatasi bosan siswa yang mencakup pembuatan media peta konsep, penggunaaan media peta konsep, dan cara mengatasi bosan siswa menggunakan media peta konsep yang berlangsung di MAN 2 Model Banjarmsin.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah pokok di atas, maka sub fokus penelitian yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran SKI di MAN 2 Model Banjarmasin

26

Qomariatul Kibtia, dkk., “Pengaruh Model Circuit..., h. 133.

(10)

2. Penggunaan Media Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI di MAN 2 Model Banjarmasin

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Mengetahui pelaksannan pembelajaran SKI di MAN 2 Model Banjarmasin.

2. Mengetahui Penggunaan Media Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI di MAN 2 Model Banjarmasin.

E. Alasan Memilih Judul

Alasan penulis memilih judul Pembelajaran SKI Menggunakan Media Peta Konsep dalam Mengatasi Jenuh Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin sebagai berikut:

1. Pengaruh pembelajaran SKI yang membuat jenuh.

2. Maraknya penggunaan media pembelajaran untuk bisa membuat peserta didik lebih aktif dan memahami pembelajaran.

3. Membuat pembelajaran SKI bisa disenangi peserta didik dengan

menggunakan media pembelajaran.

(11)

F. Signifikasi Penelitian 1. Secara Teoritis

a. Memberikan tambahan pengetahuan kepada penulis dan pembaca tentang penggunaan media Peta Konsep dalam pembelajaran SKI untuk mengatasi jenuh peserta didik.

b. Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang implementasi media Peta Konsep dalam Pembelajaran SKI.

2. Secara Praktis

a. Memberikan wawasan pengetahuan kepada guru mata pelajaran SKI bagaimanan penggunaan media Peta Konsep di MAN 2 Model Banjarmasin.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam fokus penelitian tentang penggunaan media Peta Konsep dalam pembelajaran SKI.

G. Penelitian Terdahulu

Hasil tinjaun penulis tentang media pembelajaran pada mata pelajaran SKI sudah banyak yang meneliti, hanya saja dengan cara pandang dan tempat penelitian berbeda. Di antara salah satunya yang menjadi kajian pustaka bagi penulis adalah:

Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi

Pendidikan Agama Islam, saudara Bukri Zam Zam 2018 dengan judul

(12)

Penggunaan Media LCD dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Banjarmasin.

Skripsi saudara Bukri Zam Zam tersebut membahas tentang penggunaan media LCD pada pembelajaran SKI yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Pada hasil penelitiannya memang terlihat bisa menggunakan media LCD dalam pembelajaran SKI.

Sedangkan dalam penelitian yang penulis angkat adalah berjudul Pembelajaran SKI Menggunakan Media Peta Konsep dalam Mengatasi Jenuh Peserta Didik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. Ada kesamaan dalam penelitian karena yang diteliti tentang pembelajaran SKI dan penggunaan media dalam mata pelajaran SKI akan tetapi, bedanya saudara Bukri Zam Zam menggunakan media LCD dan meneliti tentang penggunaan media peta konsep dalam mata pelajaran SKI untuk menghilangkan jenuh siswa.

H. Sistematika Penulisan

Bab I adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, definisi operasional, fokus penelitian, tujuan penelitian, alasan memilih judul, signifikasi penelitian, penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang landasan teori yang meliputi: pengertian media

pembelajaran, Macam-macam media pembelajaran, Manfaat media pembelajaran,

Cara menentukan media pembelajaran, Media pembelajaran peta konsep,

Pengertian peta konsep, Manfaat peta konsep, Cara membuat peta konsep,

Macam-macam peta konsep, dan Peta konsep pembelajaran SKI.

(13)

Bab III berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian yang meliputi:

subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan prosedur penelitian.

Bab IV berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi: gambaran singkat lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data.

Bab V berisi tentang penutup yang meliputi: simpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Dari 20 pengujian aplikasi menuju tempat wisata yang tersebar di Kabupaten Kutai Kartanegara yang sudah dilakukan dan dapat dilihat pada Tabel 4.3 didapatkan perbedaan hasil

Hal ini akan menjadi krusial apabila perekonomian sedang dalam kondisi yang tidak baik dan terjadi penarikan dana oleh deposan secara besar-besaran sedangkan disisi

LKPD berbasis Eclipse Crossword semakin sempurna dilengkapi dengan fitur “Kamu Harus Tahu” yang berisi informasi-informasi menarik seputar topic yang sedang

Dengan hasil di atas, ditindaklanjuti dengan meneruskan tujuan penelitian yakni menganalisis pengaruh stimulasi vibrasi dan tekanan overburden pada sifat fisik

Paige NM, et al melakukan systematic review mengenai efek samping dari terapi spinal manipulation terhadap pasien LBP akut, terdapat beberapa efek samping yang

Usulan solusi permasalahan yang ada pada saat ini merupakan suatu hal yang harus dipecahkan dalam penelitian kali ini untuk memberikan kontribusinya di Perguruan Tinggi Raharja

Waktu respon dari mobile robot cukup singkat, karena mobile robot langsung bergerak ketika nilai sensor accelerometer dikirimkan, perbedaan waktu yang terjadi

Regulasi hormonal terhadap pertumbuhan ranggah berkaitan erat dengan aktivitas reproduksi selama satu siklus ranggah, meliputi: periode ranggah keras (RK), lepas ranggah atau casting