• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. PERANCANGAN TAPAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. PERANCANGAN TAPAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Lokasi Proyek Taman Maritim di Surabaya

2.1.1. Penentuan Lokasi Proyek

Lokasi lahan yang dipilih adalah di Pantai Ria Kenjeran mengingat kota Surabaya memiliki obyek dan daya tarik wisata alam yang berwujud pantai.

Taman rekreasi ini dikelola oleh PT. Grating Jaya. Pantai ria Kenjeran memiliki luas sekitar 87 Ha. Namun pada area yang luas ini pemanfaatannya belum maksimal sehingga masih banyak terdapat lahan kosong. Dan juga area ini menurut Rencana Teknik Ruang Kota Unit Distrik Pamurbaya Surabaya difungsikan sebagai tempat usaha dan obyek pariwisata.

Gambar 2.1. Foto Udara Kenjeran Baru Surabaya 2.1.2. Lokasi Terpilih

Lokasi tapak berada di dalam area kompleks Pantai Ria Kenjeran, Jalan

Sukolilo 100, Surabaya. Posisi tapak yang dipilih adalah daerah sebelah utara dari

area Pantai Ria Kenjeran yang berbatasan langsung dengan air laut, dan

mempunyai potensi pemandangan yang bagus, dua arah sekaligus (utara dan

timur) ke arah laut dan Pulau Madura.

(2)

Gambar 2.2. Foto Udara Lokasi Tapak

2.1.2.1.Batas-batas Lahan

• Utara : Selat Madura, rumah penduduk

• Barat : Fasilitas umum, lahan kosong, jalan komplek

• Selatan : Lahan kosong, jalan komplek

• Timur : Selat Madura

2.1.2.2.Ketentuan- Ketentuan yang Berlaku

Lokasi tapak yang terpilih berada dalam Areal Blok 1, area untuk kegiatan wisata. Karena menurut pembagian fungsi Perda Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 7 Tahun 1992, bangunan proyek Taman Maritim masuk dalam kategori Bangunan Rekreasi.

Gambar 2.3. Pembagian Areal Fungsi

Berikut ini adalah ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk areal blok ini,

antara lain:

(3)

• Koefisien Dasar Bangunan (KDB) diarahkan maksimal 40 %

• Koefisien Lantai Bangunan (KLB) diarahkan maksimal 120 %

• Koefisien Ruang Terbuka (KRT) diarahkan minimal 20 %

• Garis Sempadan Bangunan (GSB)

GSB sebelah utara tapak :25 meter GSB sebelah timur tapak :25 meter GSB sebelah selatan tapak :10 meter GSB sebelah barat tapak :6,5 meter

2.1.3. Kriteria Pemilihan Tapak

• Tata Guna Lahan

Berdasarkan RTRWKDT II Surabaya 2005, daerah pantai kenjeran, merupakan daerah untuk pengembangan tempat wisata kota Surabaya, diorientasikan ke wisata bahari.

Gambar 2.4. Rencana Pengembangan Pariwisata

• Pencapaian

Berdasarkan RTRWKDT II Surabaya 2005, dan RTRK Unit Distrik

Pamurbaya Tahun 2000. Terdapat rancana pengembangan jalan di daerah

(4)

Kenjeran, yaitu pembangunan outer ring road (jalan lingkar timur Surabaya), maka pencapaian tapak akan semakin mudah diakses oleh kendaraan bermotor.

Gambar 2.5. Rencana Pembangunan Dan Pelebaran Jalan

• Pengambilan air laut

Tapak berbatasan langsung dengan pantai, sehingga pencapaian ke pantai untuk pengambilan air laut dapat mudah dilaksanakan.

• Kualitas pemandangan

Pemandangan dari tapak mempunyai kualitas cukup bagus pada bagian utara dan timur tapak. Pada bagian Utara terlihat Pulau Madura dan Selat Madura, sedangkan pada arah Timur terlihat Selat Madura saja. Hal ini menjadi potensi yang besar bagi proyek. Pemandangan tersebut dapat dinikmati pada siang maupun pada malam hari.

• Prospek lahan

Dengan dibangunnya proyek Taman Maritim ini, diharapkan dapat

memacu pengembangan daerah Surabaya Timur. Dan menurut RTRWKDT II

Surabaya 2005, akan direncanakan sebagai salah satu pusat perdagangan tingkat

II, yaitu kawasan Mulyosari. Dengan demikian kawasan tersebut nantinya akan

menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi orang banyak.

(5)

Gambar 2.6. Rencana Struktur Perdagangan Konsep Multinucleus

• Berdasarkan rencana pengembangan

Pemilihan tapak untuk proyek Taman Maritim ini sesuai dengan rencana dari pihak PT. Granting Jaya, selaku pengelola tempat rekreasi Pantai Ria Kenjeran, untuk mengembangakan obyek dan kegiatan wisata, antara lain:

Olahraga motor cross Olahraga Pacuan Kuda Olahraga Menembak

Pusat Penelitian Kehidupan (satwa dan tanaman air/pantai) Dunia air (Sea World)

Lintas pantai dengan perahu Pusat hiburan malam

Restoran air

Taman bermain

Perahu layar

Taman Rekreasi

Gedung olahraga

Restoran

(6)

2.2. Pengaruh Antara Bangunan Proyek Dengan Lingkungan Sekitar

2.2.1. Pengaruh Bangunan Proyek Terhadap Lingkungan Sekitar

Ditinjau dari fungsinya, bangunan ini diharapkan dapat menjadi sarana rekreasi dan hiburan yang baru sehingga daerah kenpark ini dapat hidup kembali mengingat image negatif masyarakat terhadap area kenpark ini.

Ditinjau dari bentuk bangunannya, diharapkan bentukan proyek ini dapat menarik masyarakat untuk datang dan bangunan dapat memberikan kehidupan untuk area Kenjeran.

Dengan adanya bangunan proyek ini, diharapkan juga lahan-lahan kosong yang ada di dalam area Kenpark dan juga bangunan-bangunan yang sudah tidak terurus dan tidak berfungsi dapat ditata ulang dan dihidupkan lagi sebagai area pariwisata yang baik.

2.2.2. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Bangunan Proyek

Dengan adanya potensi pemandangan yang baik, yaitu laut, sehubungan dengan fungsi bangunan yang berorientasi ke dalam, maka pemanfaatan potensi pemandangan dimaksimalkan pada area outdoor. Dimana terdapat kebun binatang kecil, kolam atraksi, dan area bebas, hal tersebut bertujuan agar suasana pantai yang ada tetap masuk ke dalam bangunan measkipun bangunan tersebut berorientasi ke dalam. Dengan posisi laut yang berada di sebelah timur dan utara tapak, maka ruang-ruang outdoor tersebut dikelompokan pada tapak bagian timur dan utara juga, Sedangkan ruang outdoor lainnya berupa lapangan parkir berada di sebelah barat dan selatan.

Dilihat dari posisi bangunan yang berada di daerah paling ujung area

kenpark, mendukung fungsi bangunan dimana merupakan tempat rekreasi pasif,

yang menginginkan tingkat kebisingan dan kepadatan yang rendah dari luar. Hal

ini menjadikan bangunan terkesan menyendiri, meskipun tidak kalau dilihat

fungsinya sebagai tempat hiburan yang harus menyatu dengan yang lainnya, hal

ini sesuai dengan kondisi yang sesuai dengan bangunan proyek ini.

(7)

2.3. Pencapaian Tapak

Kondisi jalan pencapaian sekarang ini cukup memadai. Pencapaian utama ke tapak dari arah barat, melalui Jalan Kenjeran, dengan lebar 35 M, kemudian Jalan Sukolilo, dengan lebar 6-8 M. Dengan kondisi jalan tersebut, sudah cukup memudahkan pencapaian dari kota ke tapak. Sedangkan dari arah selatan, jalan Tempurejo, masih belum memadai, lebar jalan sekitar 5 M, sempit.

Gambar 2.7. Keadaan Fungsi Jalan Tahun 2000

Berdasarkan RTRWKDT II Surabaya 2005, dan RTRK Unit Distrik

Pamurbaya Tahun 2000. Terdapat rancana pengembangan jalan di daerah

Kenjeran, yaitu pembangunan outer ring road (jalan lingkar timur Surabaya),

maka pencapaian tapak akan semakin mudah diakses oleh kendaraan bermotor.

(8)

Gambar 2.8. Rencana Pembangunan Dan Pelebaran Jalan

Direncanakan juga pembangunan lima simpang susun; yaitu Simpang Susun Waru, Simpang Susun Tambak Oso, Simpang Susun Kedung Baruk, Simpang Susun Surabaya-Madura, Simpang Susun Kenjeran. Sedangkan Simpang Susun Kenjeran sendiri tepat di sebelah selatan area tapak

Gambar 2.9. Rencana Jangka Panjang Area THP Kenjeran

2.4. Sirkulasi Dalam Tapak

2.4.1. Pendaerahan

Konsep awal perancangan secara keseluruhan menentukan adanya area

untuk pengunjung dan area untuk para staf dan karyawan pekerja. Maka secara

(9)

garis besar ada dua pendaerahan utama pada tapak, yaitu pendaerahan untuk umum atau pengunjung kemudian pendaerahan untuk para pekerja.

A C

arah kendaraan utama

B

Gambar 2.10. Pendaerahan Pengguna Bangunan

Karena posisi tapak berada di sebelah utara area kenpark, maka pendaerahan untuk pekerja ditempatkan pada bagian utara-barat, termasuk area open space A, hal tersebut dikarenakan daerah tersebut berbatasan dengan perumahan penduduk, tidak memiliki pemandangan, dan berada dalam posisi yang paling ujung dan tertutupi oleh bangunan fasilitas umum di sebelah barat tapak.

Sedangkan untuk pendaerahan pengunjung ditempatkan di bagian timur- selatan tapak, termasuk area open space B (untuk parkir dan entrance) dan C (untuk area bebas outdoor, dikarenakan area tersebut, B terbuka, terlihat langsung dari pintu masuk kenpark atau arah kendaraan utama, juga merupakan arah jalan pejalan kaki utama, dan area C, memiliki potensi pemandangan yang bagus, laut, sehingga dipergunakan sebagai penunjang fasilitas bangunan untuk diimati pengunjung.

2.4.2. Jalur Pengunjung

Bangunan proyek ini memiliki main entrance pada lantai 2, sehingga

sebelum masuk ke dalam bangunan, para pengunjung dibawa naik ke lantai 2.

(10)

Maka secara keseluruhan jalur pengunjunguntuk masuk ke tapak bangunan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu jalur pengunjung yang menggunakan kendaraan dan jalur pengunjung yang berjalan kaki. Kedua jenis tersebut mempunyai posisi yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya pertimbangan-pertimbagan yang mengharuskan hal tersebut terjadi.

2.4.2.1. Jalur Kendaraan

Pintu masuk utama ke dalam tapak merupakan jalur kendaraan bermotor bagi pengunjung. Diletakkan di bagian barat tapak, dan pintu keluarnya berada pada bagian selatan tapak. Parkir kendaraan berada di samping jalur kendaraan tersebut, baik mobil maupun sepeda motor, letaknya bersebelahan, kemudian naik ke lantai 2 dengan menaiki tangga yang ada sekitar area tersebut.

pintu masuk utama

parkir mobil

parkir sepeda motor

pintu keluar utama

Gambar 2.11. Jalur Kendaraan Pengunjung Beberapa hal yang mendasari peletakan jalur tersebut adalah:

• Di sebelah barat tapak terdapat salah satu pintu gerbang masuk ke area

kenpark, sehingga pintu masuk ke tapak dihadapkan searah dengan pintu

gerbang tersebut dengan tujuan agar pengunjung dapat melihat dengan jelas

ketika memasuki area kenpark.

(11)

• Jalur lalu lintas utama dari pintu gerbang ke area kenpark yang lain, sebelah selatan tapak, berada tepat di sebelah barat tapak. Sehinnga pengunjung yang berkendaraan datang dari arah selatan dapat masuk ke dalam tapak dengan melewati jalur utama tersebut tanpa harus mencari alternatif jalan lainnya.

• Bagian tapak yang berhubungan dengan daratan adalah bagian barat dan selatan, timur dan laut berbatasan dengan lautan, jadi pencapaian darat hanya dapat dilalui melalui bagian tersebut. Bagian selatan bersebrangan dengan fasilitas umum lainnya sehingga banyak pejalan kaki, maka pintu masuk kendaraan diletakkan di bagian barat tapak.

2.4.2.2. Jalur Pejalan Kaki

Jalur pejalan kaki untuk masuk ke dalam tapak dibagi menjadi tiga bagian. dua dari tiga jalur tersebut berada si bagian selatan tapak, hal tersebut dikarenakan adanya banyak fasilitas umum yang ada di sebelah selatan tapak, (tapak proyek berada paling utara), sehingga banyak pengunjung yang datang dari arah selatan dengan berjalan kaki.

• Jalur pejalan kaki yang utama berada pada bagian A, pengunjung yang datang dari arah selatan masuk melalui jalur ini kemudian langsung dinaikan melalui jembatan melewati jalur kendaraaan dan langsung menuju pintu masuk utama bangunan.

• Jalur pejalan kaki B, pengunjung yang datang dari luar dibawa melewati bawah bangunan terlebih dahulu, dengan melewati taman-taman, kemudian dibawa naik ke lantai 2 melalui tangga yang ada di dekat parkiran.

• Jalur pejalan kaki C, datang dari arah barat, sama dengan arah kendaraan.

Jalur ini memiliki prosentase jumlah pengguna yang lebih kecil dari kedua

jalur lainnya. Untuk naik ke lantai 2, pengunjung diarahkan dengan melalui

ramp yang tersambung dengan jembatan yang ada.

(12)

C

A

B

Gambar 2.12. Jalur Pejalan Kaki

2.4.3. Jalur Servis

Jalur servis ini adalah jalur untuk para pekerja, baik staf kantor maupun karyawan, juga digunakan sebagai area loading dock. Pintu masuk dan keluarnya letaknya bersebelahan, berada pada bagian barat laut tapak. Hal tersebut dikarenakan area tersebut tidak memiliki potensi sebagai tempat fasilitas hiburan, seperti pemandangan, dan letak yang besampingan dengan rumah penduduk.

Gambar 2.13. Jalur Service

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menjadi salah satu tolak ukur efektif tidakya penghimpunan dana tersebut, meskipun terjadi peningkatan pada penghimpunan dana zakat namun kenyataanya

Prosiding Seminar Nasional Agroforestri 2013 121 Kami membandingkan empat skenario penanaman yang digambarkan pada Gambar 4: Karet monokultur (kontrol), penanaman karet

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa hasil pengukuran Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari Kementerian

dengan adanya penerapan ice breaking pada saat proses pembelajaran terlihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas V SDN 1 Pringkuku antara lain, siswa senang

Bentuk tubuh kerbau Surti besar dan baik, kaki agak pendek, tanduk termasuk menengah dan berbentuk bulan sabit, dan kulit berwarna antara hitam atau coklat, Terdapat warna

Sedangkan metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan pada taraf 99% tingkat kontrol diri antara sebelum mendapatkan perlakuan CBT

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lampu LED pada bagan menghasilkan 12 organisma tangkapan dengan bobot total seberat 167.1 kg, lebih banyak dari lampu CFL